Anda di halaman 1dari 11

ACTIVITY-BASED COSTING

Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas dari mata kuliah “ Akuntansi
Manajemen” yang diampu oleh :

Dini Sri Wahyuni, S.Pd, M.E

Disusun Oleh :

Riza Zamzami 202103014

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH MANGGALA

BANDUNG

2023
KATA PENGANTAR

Puji serta syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan
anugerah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul Activity-
Based Costing.
Tujuan dari penyusunan makalah ini untuk memenuhi salah satu tugas
mata kuliah “Akuntansi Manajemen” dari Ibu Dini Sri Wahyuni, S.Pd. M.E
selaku dosen pada mata kuliah tersebut.
Kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu Dini
Sri Wahyuni, S.Pd. M.E untuk tugas yang telah diberikan, supaya dengan
diberikan tugas ini dapat menambah pengetahuan serta wawasan terkait bidang
yang ditekuni penulis. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada semua
pihak yang telah membantu dalam proses penyusunan makalahini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna, maka
kritikdan saran yang membangun sangat penulis harapkan.

Bandung, Oktober 2023

Penulis

i
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Usaha yang dapat ditempuh oleh perusahaan adalah dengan
mengendalikan faktor-faktor dalam perusahaan, seperti mengurangi atau
mengendalikan biaya, tanpa harus mengurangi kualitas dan kuantitas produk
yang telah ditetapkan. Pengendalian biaya akan lebih efektif bila biaya-biaya
diklasifikasikan dan dialokasikan dengan tepat. Perhitungan harga pokok
produksi merupakan salah satu faktor yang penting sebagai dasar untuk
menetapkan harga jual, sebagai alat untuk mengukur efisiensi pelaksanaan
proses produksi serta sebagai dasar untuk pengambilan keputusan bagi
manajemen perusahaan.1
Menjaga kelangsungan hidup perusahaan maka visi mempertahankan
dan meningkatkan prestasi dan prestise sangat dibutuhkan. Untuk itu setiap
perusahaan akan berorientasi pada peningkatan perolehan laba yang optimal
sebagai visi pengembangan usahanya. Iklim kompetitif mengharuskan
perusahaan untuk mampu bersaing. Untuk dapat bersaing dalam pasar bebas,
maka manajemen perusahaan harus mampu mengelola seluruh potensi yang
ada pada perusahaan secara efektif dan efisien.
Harga pokok mempunyai peranan yang sangat penting dalam
menentukan harga jual produk. Penetapan biaya yang lebih tepat akan
menghasilkan harga pokok produksi/jasa yang lebih akurat. Oleh karena itu,
perusahaan harus benar-benar serius menangani harga pokok produksinya.
Dalam perhitungan biaya produk untuk menentukan harga pokok produksi/
jasa masih banyak perusahaan yang menggunakan sistem tradisional.2

1
Rebecca Dkk, 2014. Penerapan Metode Activity Based Costing Dalam Penentuan Harga Pokok
Produksi Pada Perusahaan Roti Lidya Manado. Jurnal EMBA: Vol. 2 No.2 Hal. 1121
2
Suratinoyo, Ayu, 2013. Penerapan Sistem Abc Untuk Penentuan Harga Pokok Produksi Pada
Bangun Wenang Beverage, Jurnal EMBA Vol.1 No.3, Hal. 659

1
2

B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian dari sistem Activity-Based Costing
2. Bagaimana Cara Penerapan sistem Activity-Based Costing
3. Apa manfaat menggunakan sistem Activity-Based Costing
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian dari sistem Activity-Based Costing
2. Mengetahui bagaimana cara penerapan sistem Activity-Based Costing
3. Mengetahui manfaat menggunakan sistem Activity-Based Costing
BAB II
ACTIVITY-BASED COAST

A. Pengertian Activity-Based Costing System

Activity based costing (ABC) system merupakan salah satu metode


untuk menentukan harga pokok produksi. Beberapa pengertian Activity based
costing (ABC) system seperti yang dinyatakan oleh: Horngen, dkk (2008),
activity based costing adalah menghitung biaya disetiap aktivitas dan
membebankan biaya ke obyek biaya baik barang atau jasa berdasarkan
aktivitas yang dibutuhkan untuk menghasilkan produk dan jasa. Sedangkan
menurut Rudianto (2013), activity based costing adalah pendekatan penentuan
biaya produk yang membebankan biaya ke produk maupun jasa berdasarkan
aktivitas sumber daya yang dikonsumsi. Sedangkan Siregar dkk (2014)
mengemukakan bahwa activity based costing merupakan metode penentuan
biaya produk yang pembebanan biaya overhead pabrik berdasarkan pada
aktivitas-aktivitas yang dilakukan dalam proses produksi.

Dari beberapa definisi diatas maka activity based costing merupakan


metode perhitungan yang menerapkan konsep biaya berdasarkan aktivitas
untuk menghasilkan haga pokok produk yang lebih akurat. Metode ini
membantu perusahaan mengurangi distorsi yang disebabkan oleh sistem
penentuan harga pokok tradisional, sehingga dengan ABC dapat diperoleh
biaya produk yang lebih akurat. ABC memfokuskan pada biaya yang melekat
pada produk berdasarkan aktivitas untuk memproduksi, mendistribusikan atau
menunjang produk yang bersangkutan.3

3
Hariyani, 2018. Akuntasi Manajemen teori dan aplikasi, (Aditya Media Publishing : Yogyakarta)
Cet. 1 Hal. 59-60
4

B. Klasifikasi Aktivitas
Simamora (2013:122), menyatakan bahwa sistem ABC membagi aktivitas ke
dalam 4 tingkatan, yaitu:
1. Aktivitas tingkat unit (Unit-Level Activities)
Aktivitas ini dilakukan setiap kali sebuah unit produk dibuat.Jenis
aktivitas ini muncul akibat jumlah volume produksi yang melalui sebuah
fasilitas produksi. Aktivitas – aktivitas tenaga kerja langsung dan mesin
merupakan contoh aktivitas tingkat unit. Biaya aktivitas ini berfluktuasi
menurut jumlah unit atau satuan produk yang dihasilkan. Dengan
demikian, jumlah biaya aktivitas tingkat unit akan meningkat setiap kali
sebuah dibuat dan akan menurun setiap kali volume produksi dikurangi.
2. Aktivitas tingkat kelompok unit (Batch-Level Activities)
Aktivitas tingkat kelompok unit adalah aktivitas yang berhubungan
dengan produksi kelompok/gugus produk. Tipe aktivitas ini mencakup
tugas –tugas seperti penempatan pesanan pembelian, penyiapan
perlengkapan produksi, pengiriman produk kepada pelanggan, dan
penerimaan bahan baku. Biaya pada tingkat gugus dihasilkan menurut
jumlah gugus produk yang diolah ketimbang berdasarkan jumlah unit
yang diproduksi, jumlah unit yang dijual atau ukuran volume lainnya.
3. Aktivitas pendukung produk/jasa (Product/Service-Sustaining Activities)
Aktivitas ini mendukung produksi produk/jasa spesifik dan biasanya
dikerjakan tanpa memperhatikan berapa batch atau unit yang diproduksi
atau dijual.Aktivitas ini dilakukan karena dibutuhkan untuk menopang
produksi setiap jenis produk/jasa yang berlainan.Sebagai contoh
merancang produk atau mengiklankan produk.
4. Aktivitas pendukung fasilitas (Facility-Sustaining Activities)
Aktivitas ini tidak dapat dihubungkan secara langsung dengan produk/jasa
yang dihasilkan tetapi untuk mendukung organisasi secara keseluruhan.
Pengelompokan untuk level ini sulit dicari hubungan sebab akibatnya
dengan produk/jasa yang dihasilkan tetapi dibutuhkan untuk kelancaran
5

kegiatan perusahaan yang berhubungan dengan proses produksi


4
barang/jasa. Contoh : biaya keamanan dan biaya kebersihan.

C. Cost Driver (Pemicu Biaya)


Cost driver merupakan faktor yang menyebabkan biaya aktivitas berubah.
Beberapa pertimbangan yang diperlukan untuk memilih cost driver menurut
Supriyono (2002) adalah sebagai berikut:
1. Biaya pengukuran Sistem ABC terdapat cost driver yang dapat dipilih
untuk digunakan. Cost driver yang dipilih sebaiknya memiliki data atau
informasi yang tersedia, untuk meminimalkan biaya pengukuran.
2. Pengukuran tidak langsung dan korelasi. Adanya struktur informasi
sebelumnya dapat digunakan dengan cara lain untuk meminimalkan biaya
dalam memperoleh kuantitas cost driver.5

D. Tahap-tahap Penerapan Activity Based Costing


Terdapat dua prosedur dalam melakukan sistem ABC menurut
Supriyono (2002) adalah sebagai berikut:
1. Prosedur Tahap Pertama
Tahap pertama ini terdiri dari lima langkah yaitu:
a) Penggolongan berbagai aktivitas yaitu mengklasifikasikan berbagai
aktivitas ke dalam beberapa kelompok yang mempunyai suatu
interpretasi fisik yang mudah dan jelas serta cocok dengan segmen-
segmen proses produksi yang dikelola.
b) Pengasosiasian berbagai biaya dengan berbagai aktivitas, yaitu
menghubungkan berbagai biaya dengan setiap kelompok aktivitas
berdasarkan pelacakan langsung dan driver-driver sumber.

4
Rebecca Dkk, 2014. Penerapan Metode Activity Based Costing Dalam Penentuan Harga Pokok
Produksi Pada Perusahaan Roti Lidya Manado. Jurnal EMBA: Vol. 2 No.2 Hal. 1122-1123
5
Hariyani, 2018. Akuntasi Manajemen teori dan aplikasi, (Aditya Media Publishing : Yogyakarta)
Cet. 1 Hal. 61-62
6

c) Menentukan cost driver yang tepat untuk setiap biaya yang dikonsumsi
produk. cost driver digunakan untuk membebankan biaya pada
aktivitas atau produk.
d) Menentukan kelompok-kelompok biaya yang homogen (homogeneous
cost pool). Homogeneous cost pool adalah sekumpulan biaya
overhead pabrik yang terhubungkan secara logis dengan tugas-tugas
yang dilaksanakan dan berbagai macam biaya tersebut dapat
diterangkan oleh cost driver tunggal.
e) Menentukan tarif kelompok (pool rate), yaitu tarif biaya overhead
pabrik perunit cost driver yang dihitung untuk suatu kelompok
aktivitas. Tarif kelompok dihitung dengan rumus total biaya overhead
pabrik untuk kelompok aktivitas tertentu dibagi dengan dasar
pengukur aktivitas kelompok tersebut.
2. Prosedur Tahap Kedua
Tahap kedua untuk menentukan harga pokok produksi yaitu biaya untuk
setiap kelompok biaya overhead pabrik dilacak ke berbagai jenis produk,
yaitu dengan tarif kelompok yang dikonsumsi oleh setiap produk. Ukuran
ini merupakan penyederhanaan dari kuantitas cost driver yang digunakan
oleh setiap produk.6
E. Manfaat Activity Based Costing
Kamarudin (2013:18), menyatakan bahwa manfaat sistem biaya Activity
based Costing (ABC) bagi pihak manajemen perusahaan adalah:
1. Suatu pengkajian sistem biaya ABC dapat meyakinkan pihak manajemen
bahwa mereka harus mengambil sejumlah langkah untuk menjadi lebih
kompetitif. Sebagai hasilnya, mereka dapat berusaha untuk meningkatkan
mutu sambil secara simultan fokus pada pengurangan biaya yang
memungkinan. Analisis biaya ini dapat menyoroti bagaimana mahalnya

6
Hariyani, 2018. Akuntasi Manajemen teori dan aplikasi, (Aditya Media Publishing : Yogyakarta)
Cet. 1 Hal. 62
7

proses manufacturing, hal ini pada gilirannya dapat memacu aktivitas untuk
mengorganisasi proses, memperbaiki mutu, dan mengurangi biaya.
2. Pihak manajemen akan berada dalam suatu posisi untuk melakukan
penawaran kompetitif yang lebih wajar.
3. Sistem biaya ABC dapat membantu dalam pengambilan keputusan
(management decision making) membuat – membeli yang manajemen
harus lakukan, disamping itu dengan penentuan biaya yang lebih akurat
maka keputusan yang akan diambil oleh pihak manajemen akan lebih baik
dan tepat. Hal ini didasarkan bahwa dengan akurasi perhitungan biaya
produk yang menjadi sangat penting dalam iklim kompetisi dewasa ini.
4. Mendukung perbaikan yang berkesinambungan (continous improvement),
melalui analisa aktivitas, sistem ABC memungkinkan tindakan eleminasi
atau perbaikan terhadap aktivitas yang tidak bernilai tambah atau kurang
efisien. Hal ini berkaitan erat dengan masalah produktivitas perusahaan.
5. Memudahkan penentuan biaya – biaya yang kurang relevan (cost
reduction), pada sistem tradisional, banyak biaya – biaya yang kurang
relevan yang tersembunyi. Sistem ABC yang transparan menyebabkan
sumber – sumber biaya tersebut dapat diketahui dan dieliminasi. Dengan
analisis biaya yang diperbaiki, pihak manajemen dapat melakukan analisis
yang lebih akurat mengenai volume produksi yang diperlukan untuk
mencapai impas (breakeven) atas produk yang bervolume rendah.7

7
Rebecca Dkk, 2014. Penerapan Metode Activity Based Costing Dalam Penentuan Harga Pokok
Produksi Pada Perusahaan Roti Lidya Manado. Jurnal EMBA: Vol. 2 No.2 Hal. 1123-1124
BAB III
KESIMPULAN

A. Kesimpulan
Perhitungan harga pokok produksi sebaiknya perusahaan menggunakan
metode ABC, hal ini dikarenanakan metode ABC telah mampu
mengalokasikan biaya aktivitas ke setiap unit produk secara tepat berdasarkan
konsumsi masing-masing aktivitas, sedangkan metode yang digunakan
perusahaan pembebanan biaya overhead pada masing-masing produk pada
perusahaan, biaya overhead pada masing-masing produk dibebankan hanya
pada satu cost driver saja. Akibatnya cenderung terjadi distorsi pada
pembebanan biaya overhead.
Perbedaan yang terjadi antara HPP dengan menggunakan sistem
tradisional dengan ABC disebabkan karena pembebanan biaya overhead
pabrik pada masing-masing produk. Pada sistem tradisional biaya pada
masing- masing produk hanya dibebankan pada satu cost driver saja,
akibatnya cenderung terjadi distorsi pada pembebanan biaya overhead pabrik.
Pada metode ABC, biaya overhead pabrik pada masing-masing produk
dibebankan pada banyak cost driver, sehingga ABC mampu mengalokasikan
biaya aktivitas ke setiap jenis produk secara tepat berdasarkan konsumsi
masing-masing aktivitas.

8
DAFTAR PUSTAKA

Rebecca Dkk, 2014. Penerapan Metode Activity Based Costing Dalam Penentuan
Harga Pokok Produksi Pada Perusahaan Roti Lidya Manado. Jurnal EMBA:
Vol. 2 No.2

Suratinoyo, Ayu, 2013. Penerapan Sistem Abc Untuk Penentuan Harga Pokok
Produksi Pada Bangun Wenang Beverage, Jurnal EMBA Vol.1 No.3

Hariyani, 2018. Akuntasi Manajemen teori dan aplikasi, (Aditya Media Publishing :
Yogyakarta) Cet. 1

Anda mungkin juga menyukai