Anda di halaman 1dari 40

OPTIMALISASI PELAYANAN PEMANDUAN KAPAL DI

ALUR SAMPIT DENGAN HYBRID PILOTAGE SERVICES


MENUJU ZERO WAITING TIME FOR PILOT & ZERO
ACCIDENT

KERTAS KERJA PERORANGAN

DIAJUKAN UNTUK MELENGKAPI PERSYARATAN


PELATIHAN PANDU TINGKAT I

DI SUSUN OLEH :
AWAL MUDZAKIR
NIP 359/TK.I/XI/2022

PELATIHAN PANDU
DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
JAKARTA, 2022

i
SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : AWAL MUDZAKIR


NIP : 359/TK.I/XI/2022
Unit Kerja : PELINDO, REGIONAL III SAMPIT
Judul : OPTIMALISASI PELAYANAN
PEMANDUAN KAPAL DI ALUR SAMPIT DENGAN HYBRID PILOTAGE
SERVICES MENUJU ZERO WAITING TIME FOR PILOT & ZERO
ACCIDENT

Dengan ini menyatakan bahwa Kertas Kerja Perorangan ini adalah benar
hasil tulisan saya sendiri atas dasar pengetahuan dan data yang sebenarnya
selama mengikuti Pelatihan Pandu Tingkat I Angkatan XI Tahun 2022.

Demikian Surat Pernyataan ini, kiranya dapat digunakan sebagaimana


mestinya.

BOGOR, 07 OKTOBER 2022


PESERTA PELATIHAN PANDU TK. I
ANGKATAN. XI TAHUN 2022

AWAL MUDZAKIR
NIP 359/TK.I/XI/2022

ii
PENGESAHAN

Kertas Kerja Perorangan ini telah dibahas dalam Seminar Laporan Akhir
Peserta Pelatihan Pandu Tingkat I Angkatan XI Tahun 2022 untuk
memenuhi persyaratan Pelatihan Pandu Tingkat I.

JAKARTA, … OKTOBER 2022


KETUA PENYELENGGARA
PELATIHAN PANDU TK. I ANGK. XI
TAHUN 2022

YOHSUA P. S. I. ANTHONIE
Pembina (IV/a)
NIP. 19680916 200212 1 001

iii
LEMBAR PENILAIAN

Kertas Kerja Perorangan ini telah diseminarkan pada hari Jum’at, tanggal
07 Oktober 2022 oleh Tim Penguji :

1. Penguji I : ………….……………… (………….………….)

2. Penguji II : …………………………. (………….………….)

3. Penguji III : …………………………. (…………..…………)

dan telah diperbaiki sesuai dengan hasil seminar.

BOGOR, 07 OKTOBER 2022


PENYAJI

AWAL MUDZAKIR
NIP 359/TK.I/XI/2022

iv
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi robbil alamin, Puji syukur kehadirat Allah Subehanallahu Wata’ala Tuhan
Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan penulisan kertas kerja perorangan ini yang berjudul:

“OPTIMALISASI PELAYANAN PEMANDUAN KAPAL DI ALUR SAMPIT DENGAN


HYBRID PILOTAGE SERVICES MENUJU ZERO WAITING TIME FOR PILOT &
ZERO ACCIDENT”

Penulisan Kertas Kerja Perorangan ini guna memenuhi persyaratan untuk


mendapatkan sertifikat Pandu Tingkat I.

Dalam penyusunan kertas kerja ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dan
dorongan yang sangat berharga dari berbagai pihak, baik secara moril maupun
spiritual. Untuk itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih dan
penghargaan yang sebesar-besarnya kepada:

1. Direktur Kepelabuhanan
2. Kasubdit Pemanduan dan Penundaan Kapal
3. Kepala Seksi Perairan dan Pelayanan Pandu
4. Kepala Seksi SDM Pemanduan dan Penundaan Kapal, Sarana Bantu dan
Prasarana Pemanduan
5. Pimpinan dan segenap Jajaran PT. Pendidikan Maritim dan Logistik Indonesia
selaku Pelaksana Pelatihan Pandu Tingkat I Angkatan XI Tahun 2022.
6. Bpk/Ibu Para Pengajar Pelatihan Pandu Tingkat I Angkatan XI Tahun 2022

7. Manajemen PT Pelabuhan Indonesia (Persero)Regional 3

8. Semua rekan rekan peserta Pandu Tingkat I Angk XI Tahun 2022 yang telah
memberikan bantuan hingga terselesaikan KKP ini.

9. Ibu, istri dan anak-anak kami yang telah memberI dukungan serta doa.

v
Penulis sepenuhnya menyadari bahwa dalam penulisan kertas kerjaperorangan masih
terdapat kekurangan disana sini dan jauh dari sempurna, untuk itu penulis dengan
senang hati menerima masukan, saran dan kritikan yang sifatnya membangun untuk
perbaikan kertas kerja perorangan ini.

Akhir kata, penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu penulisan kertas kerja ini dengan harapan kertas kerja perorangan ini dapat
bermanfaat kepada pembaca.

BOGOR, 2022
PESERTA PELATIHAN PANDU TINGKAT I
ANGKATAN. XI TAHUN 2022

AWAL MUDZAKIR
NIP 359/TK.I/XI/2022

vi
DAFTAR ISI

HALAMAN
HALAMAN JUDUL .............................................................................. i
SURAT PERNYATAAN ........................................................................ ii
PENGESAHAN .................................................................................... iii
LEMBAR PENILAIAN ......................................................................... iv
KATA PENGANTAR ............................................................................ v
DAFTAR ISI ......................................................................................... vIi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................... 1
B. Rumusan Masalah..............................................3
C. Metode Penulisan ............................................ 5
D. Sistematika Penulisan ....................................... 6
BAB II FAKTA DAN PERMASALAHAN
A. Fakta................................................................. 7
B. Permasalahan ................................................. 12
BAB III PEMBAHASAN
A. Dasar Hukum .................................................. 13
B. Analisis Masalah .............................................. 14
C. Pemecahan Masalah ...................................... 16
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ..................................................... 31
B. Saran .............................................................. 32
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................... 33

vii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Sebagai negara kepulauan, peranan angkutan laut menjadi sangat penting


sebagai tulang punggung ekonomi nasional. Pelabuhan sebagai mata
rantai transportasi, secara langsung menunjang pembangunan dan
pengembangan industri, pertanian, perkebunan serta perdagangan dalam
arti umum. Di Indonesia pelabuhan pelabuhan umum terutama yang
bersifat komersial dikelola oleh PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia
(PELINDO) yang khusus didirikan untuk mengelola pelabuhan tersebut.
Menurut wilayahnya pelabuhan tersebut terbagi menjadi REGIONAL I, II,
III dan IV.

Letak perairan Indonesia yang sangat strategis baik sebagai pintu lalu
lintas Internasional maupun kegiatan lalu lintas antar pulau. Hal ini
dikarenakan perairan Indonesia yang terletak diantara dua samudera dan
dua benua, sehingga perairan di Indonesia menjadi lalu-lintas kapal-kapal
yang sangat ramai, baik itu kapal berbendera asing maupun kapal
berbendera Indonesia. dan dipengaruhi oleh fakta, bahwa negara
Indonesia sebagai negara kepulauan, dimana dalam melakukan
perdagangan antar pulau banyak menggunakan kapal laut sebagai alat
transportasinya. Dan untuk menunjang kegiatan bongkar muat kapal maka
didirikanlah pelabuhan sebagai tempat untuk sandar kapal maupununtuk
tempat berlabuh jangkar.

Pelabuhan sebagai salah satu terminal point bagi kegiatan ekonomi

1
merupakan titik strategis dalam menunjang pembangunan
nasional,karena pelabuhan dapat berfungsi sebagai pintu gerbang untuk
mencapai pemerataan pembangunan dan logistik diseluruh wilayah tanah
air Indonesia. Guna mendukung kegiatan di wilayah pelabuhan maka
dibutuhkan sarana dan prasarana yang memadai. Hal ini bertujuan untuk
menjaga kelancaran dan ketertiban serta keamanan kapal-kapal yang
melakukan kegiatan di wilayah pelabuhan.

Pelabuhan Sampit merupakan pelabuhan utama di Kabupaten Kota


Waringin Timur, Kalimantan Tengah. Pelabuhan Sampit merupakan pintu
gerbang transportasi laut keluar maupun masuk logistik serta penumpang
di Kota Waringin Timur khususnya dan Kalimantan Tengah pada
umumnya.

Pada tanggal 17 September 1998, manajemen PT. Pelabuhan Indonesia


Regional III telah memperoleh akreditasi internasional berupa sertifikat
ISO 9002 dan KEMA Registered Quality Netherland, yang berarti PT.
Pelabuhan Indonesia Regional III sudah siap dalam menghadapi
persaingan di pasar global. Saat ini para pengelola pelabuhan telah
mencanangkan pelayanan bertaraf internasional, dimaksudkan dalam
rangka mengantisipasi pesatnya pertumbuhan perdagangan dan
meningkatnya arus kunjungan kapal di Pelabuhan Sampit serta menjaga
mutu pelayanan pelabuhan yang kompetitif guna meraih kepuasan
pelanggan yang merupakan budaya perusahaan (Costumer Focus, Care
dan Integrity).

Perkembangan dunia pelayaran serta ilmu pengetahuan dan ilmu teknologi


yangsangat pesat dan mendasar sehingga dapat mempengaruhi teknologi
peralatan navigasi serta sistem pelayanan kapal mulai kapal tiba , masuk
alur dan sandar didermaga.

2
Pelayanan kapal dari sisi pemanduan juga terus mengikuti perkembangan,
digitalisasi pelayanan Pemanduan dan billing atau VASA (Vessel
Administration System And Automation) serta penggunaan alat bantu
navigasi berupa peta elektronik PILOTPRO yang terpasang pada PPU
(Portable Pilot Unit) lengkap beserta koneksi AIS receiver PILOTECH.

Bertolak dari kondisi lalu-lintas kapal, kondisi alam di Sampit dan tuntutan
pelayanan yang prima maka pemanfaatan teknologi menjadi salah satu
solusi, dan pada kesempatan ini kami menuangkan buah pemikiran dalam
makalah ini dengan maksud dan tujuan mengajak para pembaca lebih
mengetahui dan memahami akan pelayanan jasa pemanduan di perairan
wajib pandu Sampit. Maka dari itu penulis mengemukakan tulisan
berjudul:

"OPTIMALISASI PELAYANAN PEMANDUAN KAPAL DI ALUR


SAMPIT DENGAN HYBRID PILOTAGE SERVICES MENUJU ZERO
WAITING TIME FOR PILOT & ZERO ACCIDENT ".

Dengan harapan dapat mengungkapkan beberapa faktor yang yang dapat


menjadi acuan bagi dunia pemanduan kapal dalam menghadapi era digital
sehingga pemanduan kapal dapat berjalan dengan aman dan selamat
umumnyadi lingkungan PT. Pelabuhan Indonesia Regional III dan
khususnya di wilayah Sampit, Kota waringin Timur, Kalimantan Tengah.

B. RUMUSAN MASALAH

Mengingat jumlah kunjungan kapal yang keluar masuk Sampit meningkat


setiap tahunnya, maka tentu akan diikuti oleh permasalahan yang sangat
komplek, dikarenakan sangat kompleknya permasalahan yang ada, maka
pada kesempatan ini penulis akan membatasi hanya pada ruang lingkup
permasalahan yang akan di bahas yaitu peningkatan layanan pemanduan
kapal keluar atau masuk Sampit dengan meminimalkan Waiting Time for

3
Pilot serta upaya–upaya apa yang dilakukan untuk memaksimalkan
penggunaan teknologi dalam pemanduan guna menjamin keselamatan
pelayaran bagi kapal–kapal yang berlayar di alur perairan wajib pandu
Sampit.

Perlu diketahui bahwa pelabuhan Sampit merupakan pelabuhan sungai


dimana kapal harus melalui alur sungai untuk menuju demaga, dan alur
sungai hanya mempunyai LWS (low water spring) 2.4 Meter yang
menyebabkan pemanduan masuk dan keluar alur Sampit sangat
tergantung air pasang. Dalam rumusan masalah ini, penulis membatasi
pada usaha memenuhi semua permintaan pemanduan kapal di alur
pelayaran Sampit dengan tepat waktu memanfaatkan teknologi dan
sumber daya pandu yang tersedia.

Secara garis besar masalah yang kami hadapi adalah ,

1. Keterlambatan pelayanan yang berakibat terganggunya rantai


bisnis dan berdampak ekonomi baik dari sisi pengusaha atau
masyarakat.

2. Keamanan atau safety, dikarenakan terlambat dalam pelayanan


akan berakibat kapal terlambat bergerak keluar atau masuk alur
Sampit yang tentunya akan memperbesar resiko kapal kandas
karena air sudah mulai surut.

Kombinasi cara pelayanan pemanduan dengan mengoptimalkan


pemanfaatan teknologi menjadi cara atau jawaban dalam memberikan
pelayanan secara tepat waktu dengan tetap memprioritaskan safety.
Kombinasi lebih dari satu cara pemenduan itulah yang kami sebut Hybrid
Pilotage Services.

4
C. METODE PENULISAN

Data-data yang diambil dalam penulisan kertas kerja ini didapat dari teori
dan pengalaman bekerja penulis di pelabuhan Sampit yaitu dengan
menggunakan 2 (dua) metode pendekatan antara lain :

1. Metode Observasi :

Metode obeservasi atau teknik pengumpulan data berupa pengamatan,


adalah dengan cara terjun langsung ke lapangan dan mengamati secara
langsung permasalahan permasalahan yang ada, yang berhubungan
dengan penulisan kertas kerja ini.

2. Studi Pustaka :

Metode pengumpulan data dengan cara mengambil data/ informasi yang


bersumber dari dokumentasi, peraturan perundang-undangan, buku-buku
bacaan yang berkaitan dengan pembahasan dalam kertas kerja ini.

D. SISTEMATIKA PENULISAN

Dalam penulisan kertas kerja ini, penulis membagi menjadi beberapa bab
untuk mempermudah bagi pembaca dalam memahami dan mengkaji
masalah ini agar lebih jelas, maka penulis memberikan sistematika
sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini menguraikan latar belakang, rumusan masalah, menjelaskan


metode penulisan, dan sistematika penulisan dalam kertas kerja ini.

5
BAB II : FAKTA DAN PERMASALAHAN

Dalam kertas kerja ini, penulis fakta-fakta dan permasalahan, antara lain :

Menguraikan fakta-fakta yang ada dilapangan, permasalahan yang


muncul dari fakta tersebut.

BAB III: PEMBAHASAN

Dasar Hukum
Sumber dan dasar hukum yang berkaitan dengan bahasan dan lingkup
pembahasan tulisan ini.

Analisa Permasalahan, Analisa masalah lebih kami fokuskan


permasalahan yang kami hadapi untuk mencari solusi.

Pemecahan masalah dimana penulis berusaha memberikan menyajikan


solusi terhadap masalah yang terjadi.

BAB IV: PENUTUP DAN SARAN

Bab ini merupakan penutup yang berisikan kesimpulan serta saran-saran


yang diharapkan dapat membantu dalam memberikan sumbangsih
pemikiran dalam pemecahan masalah.

6
BAB II
FAKTA DAN PERMASALAHAN

A. FAKTA
Beberapa fakta akan kami sajikan berkaitan dengan ruang lingkup
bahasan kami.
1. Jumlah pandu di Sampit ada 13 orang, efektif bertugas setiap hari 8
orang atau 9 pandu.

NO NAMA / HP CALL SIGN ANT / ANK PANDU


1 AWAL MUDZAKIR 62 ANT II / 38
0813-4808-6883
2 HERRO TRISHARJANTHO 63 ANT II / 40
0878-8170-3939
3 SETYONO 64 ANT I / 40
0852-2655-5222
4 SUBEHAN 65 ANT II / 41
0812-7176-8192
5 FRYSON 66 ANT I / 41
0813-5516-4886
6 ISWANTO 67 ANT I / 41
0813-3535-3635
7 MUSA TAMBUNAN 68 ANT 1 / 41
0878-9447-7786
8 CAHYO WIDHI SULISTYANTO 69 ANT I / 41
0822-2972-8884
9 FATHURAHMAN ARIEF 70 ANT I / 41
0821-4083-3896
10 BRAHMA PERMANA 71 ANT III / 37
0812-3012-1225
11 AGUS BUDI RAHARJO 72 ANT I / 35
0813-4953-6415
12 AGUNG SUPENA 73 ANT I / 43
0812-9841-4176
13 DIDIET DWI CAHYO 74 ANT I / 45
0821-2435-5943

7
2. Semua Pandu di Sampit telah dilengkapi PPU (personal pilot unit)
yang sudah terinstal aplikasi PILOTPRO dari TRANSAS beserta
semua kelengkapannya sebagai alat bantu bernavigasi.

1.Unit PPU,
2.Konektor Pilot Plug,
3.PILOTECH (eksternal
GPS & transmiter data

3. Perairan Wajib Pandu Sampit dari teluk Sampit 03°10.00’ S


menyusur sungai sampai lintang 02°32.00’ S sejauh 42.3 NM
sesuai KM No.33 tahun 1999 tentang penyempurnaan lampiran
KM.22 tahun 1990.
4. LWS alur pelayaran Sampit ditetapkan 2.4 M berdasarkan batimetry
Januari 2015 dan dituangkan dalam Prosedur Tetap Pemanduan
Kapal di Pelabuhan Sampit PU.630/53/17/KSOP.SPT-17
5. Ada 3 rekomendasi alur Sampit dari 3 sumber yang berbeda.
5.1 Rekomendasi berdasar, Batimetry alur pelayaran pelabuhan
sampit, Januari 2015, LWS 2.4 Meter.
5.2 Rekomendasi leading ligh pada peta 158 TELUK SAMPIT,
Hidros AL. LWS 1.8 Meter.
5.2 Rekomendasi KM. 142 tahun 2020. LWS 1.3 Meter.
Eksisting yang digunakan saat ini adalah alur berdasar batimetry
2015 dengan LWS 2,4 meter.

8
Rekom
leading light
peta 158

Alur eksisting
berdasar
batimetry 2015 Rekom KM. 142
tahun 2020

6. Minimnya Sarana Bantu Navigasi Pelayaran di sepanjang Alur


pelayaran Sampit.
7. Ada 2 critical point di alur eksisting Sampit yaitu
8. Alur luar muara pada lintang 03°04.00’ S s/d 03°02.00’ S dengan
LWS 2.4 Meter, lebar alur 60 Meter.
9. Seberang timur Pos AL 02°52.77’ S / 113°00.00’ E dengan LWS 2.4
meter leber alur 80 meter.
Jarak 2 kritikal point tersebut 12 NM.

9
Critical area 2

Critical area 1

10. Di pelabuhan Sampit ada beberapa dermaga yang dilayani antara


lain :
10.1 MTP Bagendang – PELINDO
10.2 Dermaga Curah cair Bagendang – PELINDO
10.3 Dermaga Sukajadi – Musi Mas
10.4 Dermaga LPG – Putra Usaha Energi
10.5 Dermaga WILMAR – WILMAR

10
10.6 Dermaga Pemda – Pemda KOTIM
10.7 Dermaga umum Sampit – PELINDO
10.8 Dermaga Pertamina - PERTAMINA

11. Tidak semua Kapal-kapal yang masuk di perairan wajib pandu


Sampit mengikuti perkembangan teknologi digital, seperti
memperbaharui alat-alat navigasi seperti ECDIS, PILOT PLUG,
terutama kapal-kapal near coastal.

12. Beberapa kapal lokal yang tidak mempunyai AIS atau adanya
pembiaran AIS yang rusak atau tidak berfungsi diatas kapal.

13. Waktu aman untuk pemanduan berkisar 4 s/d 6 jam setiap harinya
untuk keluar masuk alur Sampit, yaitu 2 atau 3 jam menjelang
pasang tertinggi dan 2 atau 3 jam setelah pasang tertinggi.

14. SDM Operator radio yang minim pengetahuan kenautikaan hanya


sebatas menerima laporan, mencatat, mengawasi dan melaporkan
pergerakan kapal serta koordinasi pandu naik atau turun.

15. Stasiun radio pandu sudah dilengkapi Radar, 2 unit VHF, AIS
Receiver berbasis VHF & AIS Receiver berbasis webb.

16. Motor pandu kecepatan maksimum 25 knot dilengkapi RADAR,


GPS dengan elektronik chart, AIS transmiter & receiver dengan
PILOt PLUG.

17. Rata-rata Realisasi pelayanan 900 pergerakan perbulan di


pelabuhan Sampit dengan jumlah call rata-rata 300 kapal.

11
B. PERMASALAHAN

1. Panjang alur 42.3 NM membuat pemanduan akan memakan waktu


4 – 7 jam dan pada kondisi khusus mencapai 11 jam.

2. 4 sampai 6 jam disetiap hari waktu yang aman untuk pemanduan


keluar & masuk alur merupakan waktu yang sangat sempit dengan
jumlah kapal keluar atau masuk alur sampit yang rata-rata perhari
22 kapal termasuk tugboat/tongkang.

3. Pemanduan elektronik belum disahkan di Indonesia.

4. Keterbatasan peralatan navigasi kapal dalam menunjang


pemanduan elektronik.

5. Pelayanan pemanduan secara fisik sering terjadi keterlambatan


(WTP / waiting time for pilot) terutama untuk kapal-kapal non
prioritas, misalnya kapal kargo, tugboat/tongkang dikarenakan
permintaan pemanduan keluar atau masuk hampir dalam waktu
yang bersamaan yaitu pada saat air pasang. Bahkan keterlambatan
pelayanan tersebut akan meningkatkan resiko kapal kandas di alur
karena kapal terlambat bergerak.

12
BAB III
PEMBAHASAN

A. DASAR HUKUM

Dasar hukum yang digunakan untuk menganalisa masalah dan penyebab


masalah dalam upaya meningkatkan pelayanan jasa pemanduan terhadap
kapal-kapal di pelabuhan Sampit perlu mengetahui dasar-dasar hukum
dalam penulisan ini.

Adapun dasar hukum dalam membahas permasalahan-permasalahan


dalam kertas kerja ini, antara lain :

1. UU No.17 Tahun 2008 Tentang Pelayaran.

2. Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2009 tentang


kepelabuhanan.

3. Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2010 Tentang


Kenavigasian.

4. Keputusan Menteri No. 21 dan 22 Tahun 1990 Tentang


Penetapan Kelas Perairan Wajib Pandu.

5. Peraturan Menteri Perhubungan nomor PM 93 Tahun 2014


tentang Sarana Bantu dan Prasarana Pemanduan Kapal.

6. Peraturan Menteri Perhubungan No. 57 Tahun 2015 Tentang


Pemanduan.

7. Peraturan Menteri Perhubungan No. 7 Tahun 2019 tentang


pemasangan dan pengaktifan system identifikasi otomastis bagi

13
kapal yang berlayar di wilayah perairan Indonesia ( Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 978).

8. Peraturan Menteri Perhubungan No. PM 58 Tahun 2019 tentang


perubahan atas Peraturan Menteri Perhubungan NO. PM 7
Tahun 2019 tentang pemasangan dan pengaktifan system
identifikasi otomastis bagi kapal yang berlayar di wilayah
perairan Indonesia ( Berita Negara Republik IndonesiaTahun
2019 Nomor 978).

9. Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Laut NO.


KP.176/DJPL/2020 Tentang Standar Operasional Prosedur
Pengenaan Sangsi Atas Pelanggaran Kewajiban Pemasangan
dan Pengaktifan Sistem Identifikasi Otomatis Bagi Kapal
Berbendera Indonesia.

10. Keputusan Kepala Kantor Kesyahbandaran Dan Otoritas


Pelabuhan Kelas III Sampit Nomor PU.630/53/17/KSOP.SPT-
17. Tentang Prosedur Tetap Pemanduan Kapal di Pelabuhan
Sampit

B. ANALISIS MASALAH

Dalam analisis masalah ini kami akan menjabarkan apa yang kami
maksud dengan HYBRID PILOTAGE SERVICES , ZERO WAITING TIME
FOR PILOT dan ZERO ACCIDENT yang menjadi judul sebagai pokok
pikiran.

HYBRID PILOTAGE SERVICES, adalah pelayanan pemanduan yang


dilakukan dengan dua atau lebih metode pelayanan pemanduan.

ZERO WAITING TIME FOR PILOT, adalah target “nol” dari waiting time
for pilot dengan kata lain pandu datang tepat waktu tanpa keterlambatan.

14
WAITING TIME FOR PILOT (WTP), adalah waktu tunggu kapal terhadap
kedatangan pandu, dimana waktu pelayanan kapal tersebut ditetapkan
oleh planner pelayanan kapal.

ZERO ACCIDENT, adalah tidak ada kecelakaan, dikarenakan alur


pelayaran Sampit dangkal dengan LWS 2.4 M maka sangat rawan kapal
kandas jika salah memperhitungkan pasang surut. Jika terjadi
keterlambatan dalam pelayanan kapal sehingga air kembali surut maka
sangat rawan kapal akan kandas.

Analisa masalah tentang target pelayanan tepat waktu dengan berbagai


macam tantangan yang ada yaitu alur cukup panjang 42,3 NM, lama
pelayanan tiap kapal rata-rata 4 sampai 7 jam, waktu aman untuk keluar
masuk alur berkisar 4 sampai 6 jam tiap hari, jumlah kapal rata-rata 22
pergerakan perhari, jumlah pandu 13 orang dengan efektif yang bertugas
8 orang perhari.

Jika semua pelayanan pemanduan dilakukan sepenuhnya secara fisik on


board maka akan dibutuhkan kurang lebih 20 Pandu yang tentunya sangat
membebani PELINDO, maka dengan segala daya upaya kami melakukan
pemanduan dengan lebih dari satu cara pemanduan yang kami sebut
“HYBRID PILOTAGE SERVICES”, pemanduan secara virtual kami
lakukan dengan tahapan :

1. Memilah prioritas kapal berdasar PROTAP.

2. Coaching tertulis dilakukan PADIS (pandu dinas) yang mengatur plot


kerja dan mengkoordinasikan pergerakan kapal atau bisa dilakukan
oleh pandu yang ditunjuk untuk memandu kapal yang bersangkutan.

3. Pemanduan kapal secara virtual berbasis AIS dilakukan oleh pandu


yang ditunjuk untuk memandu kapal tersebut dengan dibantu

15
operator radio stasiun pandu dan oleh pandu yang berada diatas
kapal lain yang bergerak disekitar kapal tersebut.

4. Virtual boarding berbasis AIS menggunakan menu Virtual Boarding


pada aplikasi PILOT PRO yang ada pada PPU (personal pilot unit).
Dilakukan oleh pandu yang ditunjuk untuk memandu atau dibantu
pandu lain yang berada dikapal yang bergerak disekitar kapal
tersebut.

5. Pemanduan secara fisik langsung oleh pandu yang ditunjuk


memandu kapal tersebut.

Urutan tersebut diatas bisa kita balik berdasar kebutuhan dan kondisi yang
ada pada saat itu.

Dengan campuran metode pelayanan pemanduan tersebut kami tetap


bisa memberikan pelayan secara on time sesuai waktu penetapan
pelayanan menuju ZERO WAITING TIME FOR PILOT & ZERO ACCIDENT

Cara atau metode ini telah beberapa kali kami paparkan dan kami
simulasikan kepada Kepala Syahbandar dan Otoritas Pelabuhan kelas III
Sampit, yang terakhir kami sampaikan dalam acara sosialisasi rancangan
perubahan PROTAP Pemanduan alur pelayaran Sampit pada tanggal 22
Juni 2022.

Kelancaran suplay logistik di Sampit sangat berdampak pada ekonomi


masyarakat secara langsung, misalnya terjadi keterlambatan pengiriman
bahan sembako, sayuran, BBM dan LPG maka harga dipasaran akan naik
tajam dan menimbulkan keresahan masyarakat. Dampak ekonomi ini juga
menjadi salah satu pertimbangan pelayanan yang prima dan tepat waktu
dalam pemanduan kapal-kapal keluar atau masuk Sampit.

16
C. PEMECAHAN MASALAH

Dalam bahasan pemecahan masalah akan kami detilkan langkah-langkah


ri’il yang yang telah kami sampaikan secara garis besar dalam analisis
masalah.

1. Memilah prioritas kapal berdasar PROTAP yang berlaku yaitu :

1.1 Kapal penumpang.


1.2 Kapal yang membawa 9 (sembilan) bahan pokok.
1.3 Kapal Pengangkut BBM.
1.4 Kapal pengangkut petikemas.
1.5 Kapal pengangkut hewan/ternak/kargo.
1.6 Kapal Negara RI.
1.7 Kapal perang negara sahabat.
1.8 Kapal operasional rumah Sakit.
1.9 Tugboat/tongkang

Dalam memilah kapal kami pertimbangkan juga kondisi draft kapal dan
familiar seorang nahkoda kapal terhadap alur Sampit.
2. Coaching secara tertulis dan verbal ke nahkoda kapal bersangkutan.
Coaching ini dilakukan PADIS (pandu dinas) yang mengatur plot kerja
dan mengkoordinasikan pergerakan kapal atau bisa dilakukan oleh
pandu yang ditunjuk untuk memandu kapal yang bersangkutan.
Coaching tertulis ini kami susun secara sistematis yang
menggambarkan kondisi pelabuhan Sampit dan alur Sampit dengan
termasuk rekomendasi way point beserta area-area yang harus
mendapat perhatian khusus. Coaching kami susun dalam dua bahasa
yaitu bahasa Indonesia dan bahasa inggris, Berikut kami tampilkan
coaching tertulis kami dalam bahasa inggris.

17
18
19
20
21
22
3. Pemanduan kapal secara virtual berbasis AIS dilakukan oleh pandu
yang ditunjuk untuk memandu kapal tersebut dengan dibantu operator
radio stasiun pandu dan oleh pandu yang berada diatas kapal lain yang
bergerak disekitar kapal tersebut. Pemanduan kapal secara virtual
dapat dilakukan sekaligus terhadap beberapa kapal dalan satu PPU.

Pemanduan ini dapat dilakukan dari beberapa tempat :

3.1 Stasiun radio kepanduan:


Di stasiun radio kepanduan selain perlengkapan yang diwajibkan
dalam prasarana pemanduan kami tambah dengan beberapa alat
yang dapat menunjang pemanduan secara virtual

Splitter & booster, berfungsi sebagai


pembagi dan penguat transmisi &
receiver frekwensi VHF AIS.

QUARK-ELEC, ACTIVE AIS/VHF


antena splitter.

AIS receiver dengan koneksi bluetooth,


receiver yang dapat terkoneksi dengan
beberapa PPU sekaligus di mana
memungkinkan beberapa orang melakukan
pengamatan maupun pemanduan virtual
secara bersamaan.

QUARK-ELEC, QK-AO26 Wireless AIS + GPS


reciver.

23
3.2 Motor pandu

Kami memodifikasi AIS yang telah ada pada motor pandu dengan
membuat koneksi USB supaya bisa terkoneksi dengan perangkat
PILOTECH, dimana PILOTECH berfungsi mentransfer data yang
diterima AIS receiver untuk dipancarkan dengan koneksi bluetooth
ke beberapa PPU sekaligus.

CABIN MOTOR PANDU


MOTOR PANDU

pil

PILOTECH
pil
AIS ‘A’ MOTOR PANDU

3.3 Kapal lain

Pemanduan secara virtual dapat dilakukan dari anjungan kapal lain


yang ada disekitar kapal yang masih dalam jangkauan AIS.

24
Beberapa perlengkapan yang dibutuhkan untuk melakukan
pemanduan virtual dari kapal lain.

3.3.1 PPU (personal pilot unit)

PPU berisi elektronik chart yang bisa


dikoneksi ke AIS sebagai alat bantu
bernavigasi.

3.3.2 PILOTECH
PILOTECH jika terkoneksi ke AIS kapal
akan berfungsi sebagai router data AIS
kapal ke PPU atau gadget lain dengan
koneksi bluetooth.
Tanpa koneksi ke AIS kapal maka
PILOTECH bisa difungsikan sebagai
eksternal GPS.
3.3.3 CABLE CONNECTOR PILOT PLUG

KabeL koneksi untuk menghubungkan


AIS PLUG/PILOT PLUG ke PILOTECH

Jika diatas kapal tidak terdapat konektor AIS PLUG atau PILOT
PLUG maka kita harus menyediakan portable AIS Receiver.

25
3.3.4 KSN-55 AIS RECEIVER

KSN-55
KKSN-55C

KSN-55 berfungsi sebagai portable AIS Receiver yang yang bisa


berfungsi secara mandiri dan dapat memancarkan data AIS yang
diterima dari kapal sekitar ke PPU dengan koneksi bluetooth.

4. Virtual boarding menggunakan menu Virtual Boarding pada aplikasi


PILOT PRO yang ada pada PPU (personal pilot Unit). Dilakukan oleh
pandu yang ditunjuk untuk memandu atau dibantu pandu lain yang
berada dikapal yang bergerak disekitar kapal tersebut. Virtual boarding
hanya bisa dilakukan satu kapal dalam satu PPU.

Cara pemanduan dengan virtual boarding lebih realistis seolah-olah kita


berada diatas kapal dan langsung mengendalikan kapal tersebut,

Pada gambar sebelah kiri, kita


simulasikan virtual boarding. Kondisi
saat ini pandu berada di kapal A
dengan lingkaran merah dan target
yang akan dipandu dengan virtual
boarding adalah kapal B dengan
lingkaran kuning.

26
Pada sosok target AIS kapal B kita
click maka akan muncul beberapa
menu dan kita pilih menu “Enable
Virtual Boarding”

Setelah click menu “Enable Virtual


Boarding” maka tampilan informasi
pada aplikasi akan berubah. Target
kapal B akan menjadi “own ship” dan
secara ri’il time semua informasi
pergerakan kapal. Speed, COG ,
koordinat GPS serta vector. Kita juga
bisa mengetahui CPA & TCPA
dengan kapal lain dan dimana posisi
titik menyusul maupun mendahului di
peta.

5. Pemanduan fisik langsung oleh pandu yang ditunjuk memandu kapal


tersebut.

27
DIAGRAM KONEKSI PERALATAN UNTUK PEMANDUAN VIRTUAL DAN
VIRTUAL BOARDING DI STASIUN RADIO PANDU

GPS
VHF antena

DC 12-24 V PPU

VHF VHF RADIO

USB

AIS
PC / LAPTOP

AIS RECEIVER
Antena Splitter AM /
FM

DC 5 V

NMEA Device,
AM / FM RADIO CChart Plotter, Wind & dll

DIAGRAM KONEKSI PERALATAN UNTUK PEMANDUAN VIRTUAL DAN


VIRTUAL BOARDING DI MOTOR PANDU

GPS
DC 12-24 V
VHF antena

GPS Motor Pandu


PANDU

Type C Bluetooth

PILOTECH
DC 12-24 V PPU
AIS Motor Pandu

28
DIAGRAM KONEKSI PERALATAN UNTUK PEMANDUAN VIRTUAL DAN
VIRTUAL BOARDING DARI ANJUNGAN KAPAL LAIN

GPS
DC 12-24 V
VHF antena

GPS KAPAL

AIS PLUG Bluetooth

PILOTECH
PPU
DC 12-24 V
AIS KAPAL

POWER
POWER
ECDIS GYRO
COMPAS

POWER
RADAR SCANNER

RADAR

29
Untuk memberikan gambaran lebih jelas skenario ri’il yang terjadi maka
bisa kami uraikan sebagai berikut :

03°04.00 S POS AL
OB 4 NM Lebar 60 M 12 NM LWS 2.4 M
LWS 2.4 M Letter S

3.8 NM
13.5 NM 9 NM Pulau
SAMPIT Bagendang Hanaut

Pandu 60 mendapat SPK untuk memandu KM.DERAJAT dari Bagendang


ke OB pada tanggal 10-01-2022 jam 20.00 dan dilanjutkan memandu MT.
CITRA BAHARI NUSANTARA ditanggal yang sama pada jam 21.00.

Secara prioritas KM. DERAJAT kita prioritaskan karena rutin membawa


kontainer sembako dari Surabaya ke Sampit dan MT. CITRA BAHARI
NUSANTARA bermuatan etanol untuk industri dan rencana tiba langsung
sandar.

Sebelum pandu 60 on board di KM. DERAJAT, pandu 60 melakukan


coaching ke MT. CITRA BAHARI NUSANTARA untuk persiapan bergerak
Jam 21.00. Jam 20.00 pandu 60 on board di KM. DERAJAT dan kapal
mulai bergerak keluar menuju OB. Jam 21.00 Pandu 60 mulai memantau
dan memandu pergerakan MT. CITRA BAHARI NUSANTARA dengan
deteksi AIS dari anjungan KM. DERAJAT. Pada jam 24.00 KM. DERAJAT
selesai dipandu dan pandu 60 menyusul MT. CITRA BAHARI
NUSANTARA dengan motor pandu dimana pandu 60 masih tetap bisa

30
memandu secara virtual melalui koneksi AIS dimotor pandu. Setelah tiba
dan boarding pandu 60 akan memandu secara langsung sampai kapal
tiba dan sandar.

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Dari paparan kami diatas kami bisa menyimpulkan bahwa teknologi akan
menjadi salah satu jawaban dalam pelayanan pemanduan menuju zero
waiting time for pilot & zero accident.

Dengan persaingan yang makin ketat dari BUP selain PELINDO maka kita
harus mengedepankan pelayanan prima, efektif, efisien dan tepat waktu.
Disamping itu kita juga harus berpikir agar kita selaku badan usaha tetap
mendapat profit guna mengembangkan usaha secara berkelanjutan dan
mempunyai daya saing.

Dengan pemanfaatan teknologi secara tepat dan terukur serta


pengawasan serta kerja tim yang baik maka akan tercipta pelayanan yang
prima.

Pemakaian PPU dengan segala kelengkapannya untuk menunjang


pemanduan secara fisik langsung maupun virtual, juga berdampak
merangsang pihak crew kapal untuk melengkapi diri dengan perangkat
serupa sebagai penunjang bernavigasi dikapal dan lebih memperhatikan

31
pemeliharaan perangkat perangkat navigasi diatas kapal. Dampak lain
yang kami amati, para nahkoda kapal akan lebih cepat menyerap
informasi yang kita sampaikan berkaitan kondisi alur Sampit sehingga bisa
meminimalisir bahaya bernavigasi yang mungkin timbul.

Pelayanan pemanduan dengan penggabungan metode secara fisik


langsung dan virtual boarding sangat efektif diterapkan untuk Pelayanan
pemanduan di alur Sampit dimana ini bisa kami buktikan dari record
aplikasi pemanduan kami yaitu Vasa. ( lampiran )

B. SARAN-SARAN

Saran kami kepada kawan- kawan seprofesi pandu maupun pihak terkait
supaya bisa menggunakan suatu teknologi sebagai salah satu solusi alat
bantu dan penunjang dalam bekerja dan bernavigasi pada khususnya.

Penerapan teknologi tentunya harus melalui beberapa tahapan, pemilihan


teknologi yang tepat, simulasi dengan beberapa skenario, percobaan
dengan pengawasan ketat, evaluasi dan dari evaluasi tersebut bisa kita
putuskan pemakaian suatu metode dengan formula yang tepat sesuai
kebutuhan dan kondisi area pemanduan, setelah itu baru kita bahas ke
pengawas pemanduan serta dilanjutkan ke sosialisasi ke semua pihak
terutama pengguna jasa.

32
DAFTAR PUSTAKA

1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran.

2. Peraturan Menteri Nomor 93 Tahun 2014 tentang Sarana Bantu


dan Prasarana Pemanduan Kapal

3. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 57 Tahun 2015 tentang


Pemanduan dan Penundaan Kapal.

4. Keputusan Kepala Kantor Kesyahbandaran Dan Otoritas


Pelabuhan Kelas III Sampit Nomor PU.630/53/17/KSOP.SPT-17.
Tentang Prosedur Tetap Pemanduan Kapal di Pelabuhan Sampit’

5. Manual instruction PILOT PRO by TRANSAS

6. Manual instruction PILOTECH by TRANSAS

7. Manual instruction QUARK-ELEC , QK-AO26 Wireless AIS + GPS


reciver.

33

Anda mungkin juga menyukai