Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Dalam kehidupan sehari-hari, tentunya kita pernah mendengar tentang
barang- barang umum. Berbicara tentang barang umum, maka akan terlintas
dalam pikiran kita tentang benda-benda atau tempat-tempat yang dengan
sengaja di rancang atau di buat oleh Pemerintah untuk rakyatnya.
Aktifitas pemerintah dapat memiliki eksternalitas yang penting. Seluruh
warga negara akan merasakan manfaat atas berbagai barang yang dibeli oleh
pemerintah Contohnya, penyedian pertahanan umum. Seluruh masyarakat
mendapatkan manfaat dari hal itu , apakah mereka membayar pajak atau
tidak.
Dalam hal barang swasta, barang- barang tersebut dapat dihasilkan oleh
perusahaan swasta, tetapi dapat juga dihasilkan perusahaan negara, misalnya
jasa kereta api dan jasa penerbangan. Barang publik juga dapat dihasilkan
oleh perusahaan swasta dan perusahaan negara.
Jadi yang dimaksud dengan barang publik adalah barang yang disediakan
oleh pemerintah merupakan barang milik pemerintah yang dibiayai anggaran
belanja negara tanpa melihat siapa yang melaksanakan pekerjaannya ekonom
(mulai dari P. Samuelson) telah mencoba untuk membuat definisi yang lebih
spesifik dan teknis pada istilah barang publik definisi tersebut adalah untuk
membedakan antara barang yang secara alami merupakan barang publik
dengan barang yang cocok untuk pasar komersial. Definisi barang publik
yang paling umum menekankan pada dua atribut yang kelihatannya menjadi
karakteristik dari banyak barang yang diproduksi pemerintah : non eksklusif
dan non rivalitas.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud barang publik?
2. Apa yang dimaksud sumber daya milik bersama?
3. Apa yang dimaksud eksternalitas dan ketidaefesienan pasar?
4. Bagaimana solusi swasta untuk eksternalitas?
5. Bagaiama kebijakan publik mengatasi eksternalitas?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui tentang barang publik.
2. Untuk mengetahui sumber daya milik bersama.
3. Untuk mengetahui eksternalitas dan ketidaefesienan pasar.
4. Untuk mengetahui solusi swasta untuk eksternalitas.
5. Untuk mengetahui kebijakan publik mengatas eksternalitas.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Barang Publik

Dalam ekonomi, barang publik adalah barang yang dimanfaatkan oleh

masyarakat yang mengandung dua sifat pokok, yaitu non-rival dan non-

excludable. Non-rival artinya penggunaan satu konsumen terhadap suatu

barang tidak akan mengurangi kesempatan konsumen lain untuk juga

mengkonsumsi barang tersebut.Teori Barang Publik Barang publik adalah

barang yang dibeli pemerintah dari masyarakat. Kegiatan pemerintah

juga mempunyai dampak eksternalitas yang dianggap bermanfaat.

Manfaatyang ditimbulkan barang publik harus dirasakan oleh

masyarakat. Contoh, penyediaan fasilitas rumah sakit, akan membawa

manfaat bagi masyarakat, baik bagi mereka yang membayar pajak ataupun

tidak. (Jun Surjati, 2018)

Barang publik adalah barang yang apabila dikonsumsi oleh individu

tertentu tidakakan mengurangi konsumsi orang lain akan barang tersebut.

Barang publik memiliki sifatnon-rival dan non-eksklusif. Barang publik

hampir sama dengan barang kolektif. Bedanya,barang publik adalah untuk

masyarakat secara umum (keseluruhan), sementara barangkolektif

dimiliki oleh satu bagian dari masyarakat (satu komunitas yang lebih kecil)

danhanya berhak digunakan secara umum oleh komunitas tersebut. (Ritonga,

2021)

Barang publik memiliki dua sifat atau dua aspek yang terkait dengan

penggunaannya,yaitu:
 Non-rivalry. Berarti bahwa penggunaan satu konsumen terhadap suatu

barag tidak akan mengurangi kesempatan konsumen lain untuk

juga mengkonsumsi barang tersebut.Setiap orang dapat

mengambil manfaaat dari barang tersebut tanpa mempengaruhi

manfaat yang diperoleh orang lain. Contoh, dalam kondisi

normal, apabila kita menikmati udara bersih dan sinar matahari, orang-

orang di sekitar kita pun tetap dapat mengambil manfaat yang sama.

 Non-excludable. Berarti bahwa apabila suatu barang publik tersedia,

tidak ada yang dapa tmenghalangi siapapun untuk memperoleh manfaat

dari barang tersebut. Dalam konteks pasar, maka baik mereka yang

membayar maupun tidak membayar dapat menikmati barang tersebut.

Contoh, masyarakat membayar pajak kemudian diantaranya digunakan

untuk membiayai penyelenggaraan jasa kepolisian, dapat menggunakan

jasa kepolisian tersebut tidak hanya terbatas pada yang membayar

pajak saja. Mereka yang tidak membayar pun dapat mengambil manfaat

atas jasa tersebut. Singkatnya, tidak ada yang dapat dikecualikan

(excludable) dalam mengambil manfaat atas barang publik.

B. Sumber Daya Milik Bersama

Common resources atau sumber daya bersama adalah sumber daya yang

merupakan saingan ( rival ) tetapi tidak dikecualikan ( non-excludable ).

Sumber daya tersebut tersedia secara gratis bagi siapa saja yang ingin

menggunakannya ( non-excludable) . Itu juga merupakan barang saingan

(rival) , yang berarti penggunaan sumber daya bersama oleh satu orang

mengurangi penggunaan orang lain. Contohnya adalah air, sistem irigasi, ikan

di laut, padang rumput, stok ikan, hutan, atau atmosfer.


Tidak seperti barang publik , kekhawatiran utama dengan sumber daya

bersama adalah jika terlalu sering digunakan, itu akan menyebabkan masalah

seperti kemacetan atau berkurangnya pihak lain. Misalnya, jika terlalu banyak

kelompok peternak yang menggunakan rumput padang, itu akan mengurangi

kegunaannya bagi peternak yang lain. Dalam contoh lain, ketika ikan laut

diambil dari udara tanpa batasan apa pun, stok ikan kemungkinan besar akan

berkurang drastis untuk nelayan selanjutnya.

C. Pengertian Eksternalitas Dan Ketidaefesienan Pasar

Eksternalitas merupakan efek samping suatu tindakan pelaku ekonomi

terhadap pelaku ekonomi lain yang merupakan pengaruh-pengaruh

sampingan terjadi apabila perusahaan-perusahaan atau orang-orang

membebankan biaya atau manfaat atas orang lain diluar tempat

berlangsungnya pasar.

Eksternalitas dibagi menjadi dua tipe yaitu eksternalitas positif dan

eksternalitas negatif.

 Eksternalitas Negatif

Eksternalitas negatif (biaya eksternal) adalah biaya terhadap pihak

ketiga selain pembeli dan penjual pada suatu macam barang yang tidak

direfleksikan dalam harga pasar. Ketika terjadi eksternalitas yang negatif,

harga barang atau jasa tidak menggambarkan biaya sosial tambahan

(marginal social cost) secara sempurna pada sumber daya yang

dialokasikan dalam produksi. Baik pembeli maupun penjual barang tidak

memperhatikan biaya- biaya ini pada pihak ketiga.

 Eksternalitas Positif

Eksternalitas positif adalah keuntungan terhadap pihak ketiga selain


penjual atau pembeli barang atau jasa yang tidak direfleksikan dalam

harga. Ketika terjadi eksternalitas positif, maka harga tidak sama dengan

keuntungan sosial tambahan (marginal social benefit) dari barang dan jasa

yang ada.

Menurut Harwick dan Olewifer(1998) mengatakan bahwa terdapat dua

penggambaran eksternalitas, yakni :

a) Eksternalitas Privat dan

b) Eksternalitas Public.

 Jenis-Jenis Ekternalaitas

Ekternalitas di bagi atas dua jenis yaitu ;

 Technical externality, yaitu tindakan konsumsi/ produksi

mempengaruhi tindakan konsumsi/ produksi orang lain tanpa

kompensasi.

 Pecunary externality, yaitu tindakan/ produksi yang lebih

menekankan pada unsur harga dalam perekonomian yaitu kendala

anggaran.

 Jenis-jenis eksternalitas menurut jhon f.due dan ann fredlaender yaitu:

 Eksternalitas konsumsi, terjadi apabila kemakmuran dari suatu

orang di pengaruhi oleh pola-pola konsumsi orang lain.

 Ekternalitas produksi, terjadi apabila keluaran atau (output) suatu

perusahaan juga bersifat sebagai masukan (input) bagi fungsi

produksi perusahaan lain.

 Ekternalitas keuangan, timbul karena adnya ketergantungan dari

hubungan-hubungan produksi yang terdapat di setiap

perekonomian.
 Ekternalitas teknologi, terjadi apabila produsen dari suatu kegiatan

tertentu tidak dapat membuat semua keuntungan menjadi

kenyataan atau tidak di paksakan untuk memikul semua biaya yang

di timbulkan akibat dari kegiatanya yang diderita oleh

Perusahaan-perusahaan lain atau anggota-anggota masyarakat,

sehingga timbul keuntungan atau kerugian ekternal.

 Kebijakan Untuk Mengatasi Eksternalitas

 Solusi dalam mengatasi polusi

 Tradeobel Emmisions permit

 Juga dilakukan Proverty Right

 Dibangunya sarana dan prasarana.

 Ketidakefisienan Dalam Suatu Pasar

Ketidakefisienan dalam suatu pasar. Pasar yang gagal adalah pasar yang

tidak efisien. Ketidakefisienan dalam suatu pasar berarti terdapat

pengelolaan sumber daya atau distribusi yang tidak optimum dari aktivitas

pasar tersebut. Tentu, secara nyata, tidak terdapat pasar yang efisien secara

sempurna, ketidakefisienan dalam aplikasinya ditinjau berdasarkan

seberapa besar pengaruhnya terhadap suatu aktivitas pasar tersebut. Dalam

sudut pandang ekonomi, terdapat berbagai konsep tentang ketidakefisienan

yang dapat diterapkan diberbagai kasus, diantaranya: ketidakefisienan

Pareto, ketidakefisienan produksi, ketidakefisienan faktor "X",

ketidakefisienan alokasi, ketidakefisienan dinamis dan ketidakefisienan

sosial.

 Ketidakefisienan Pareto berkaitan dengan suatu konsep efisiensi yang

dicetuskan oleh Vilfredo Pareto seorang ahli ekonomi Italia.

Ketidakefisienan Pareto terjadi jika aktivitas ekonomi tidak berada di


bawah pada kurva kemungkinan produksi. Atau dapat dikatakan,

ketidakefisienan Pareto terjadi saat suatu aktivitas produksi gagal

menghasilkan jumlah output optimum berupa barang dan jasa karena tidak

mengeksploitasi sumber daya dengan maksimum.

 Pendekatan kegagalan pasar menggunakan konsep efisiensi Pareto

mengabaikan kegagalan pasar yang diakibatkan faktor ekologi seperti:

aktivitas produksi yang menggunakan sumber daya tidak terbarukan secara

berlebih, perubahan ekosistem, atau berkaitan dengan kemampuan biosfer

untuk menyerap limbah dari aktivitas produksi yang terjadi.

 Ketidakefisienan Produksi

Dalam suatu produksi terdapat istilah yang dinamakan biaya produksi.

Biaya produksi adalah biaya yang dikeluarkan oleh suatu produsen saat

memproduksi suatu barang atau jasa. Pada suatu aktivitas pasar, biaya

produksi memiliki besaran yang bervariasi, bergantung pada metode,

material, atau upah buruh yang digunakan pada produksi tersebut.

Ketidakefisienan produksi terjadi saat produsen tidak menghasilkan suatu

produk dengan biaya produksi per unit produk yang minimum.

Ketidakefisienan ini sangat mungkin terjadi dalam pasar yang memiliki

sedikit kompetisi ; terdapat praktik monopoli atau oligopoli dalam pasar

tersebut.

 Ketidakefisienan "X"

Ketidakefisienan X awalnya merupakan konsep yang hanya

berkaitan dengan ketidakefisienan pada suatu manajemen, namun secara

luas dapat dikaitkan dengan aktivitas pasar.[9] Ketidakefisienan ini

terjadi jika suatu perusahaan tidak memberikan insentif terhadap suatu

aktivitas produksi saat kuantitas produk yang dihasilkan maksimum dari


bahan yang digunakan. Tidak adanya insentif dari manajemen membuat

lesunya produksi dan meningkatkan harga produksi rata-rata sehingga

membuat pasar tidak berjalan dengan efisien. Ketidakefisienan X berbeda

dengan ketidakefisienan produksi karena ketidakefisienan X berkaitan

dengan insentif yang diberikan manajemen, sementara ketidakefisienan

produksi bergantung terhadap metode dan proses.

 Ketidakefisienan alokasi

Efektivitas dari suatu pendistribusian barang dan jasa dapat

mempengaruhi effisiensi dari suatu produksi. Ketika konsumen

mendapatkan barang atau jasa yang spesifikasinya sesuai dengan

kebutuhan mereka maka dapat dikatakan pasar tersebut efisien secara

alokasi. Pada keadaan ini harga yang dibayarkan konsumen selalu sesuai

dengan biaya marjinal produksi.

Alasannya karena biaya yang dibayarkan konsumen untuk setiap

produk selalu berbanding lurus dengan kepuasan marjinal yang mereka

dapatkan. Efisiensi alokasi dapat ditemukan pada pasar persaingan

sempurna, karena produsen pada pasar ini dianggap tidak memiliki

kekuatan secara ekonomi untuk menaikan harga barang secara sewenang-

wenang. Agar bertahan maka produsen harus memproduksi dan

mendistribusikan barang yang paling dibutuhkan oleh masyarakat untuk

menutupi biaya marjinal. Sebaliknya monopoli dalam suatu pasar dapat

membuat pasar tersebut tidak efisien secara alokasi, praktik monopoli

memiliki kekuatan pasar untuk menaikan harga produk tanpa harus

menyesuaikan sifat produk, sehingga mengurangi kepuasan konsumen.


 Ketidakefisienan dinamis

Ketidakefisienan dinamis terjadi saat produsen tidak memiliki

insentif terhadap kemajuan teknologi. Ini berkaitan dengan kurangnya

inovasi yang berujung pada peningkatan biaya produksi, penurunan daya

saing dan kualitas produk, serta kurangnya pilihan yang ditawarkan

terhadap konsumen. Terdapat dua cara dimana suatu produsen dapat

melakukan inovasi terhadap produknya.

Metode produksi yang baru, seperti mengaplikasikan suatu teknologi

baru pada proses produksi yang ada.

Produk baru, dimana produsen membuat suatu produk baru berkaitan

dengan perkembangan pasar dan kebutuhan konsumen.

Pasar yang efisien secara dinamis umumnya menawarkan pilihan dan

kualitas lebih dari suatu produk terhadap konsumen. Ini dikarenakan

inovasi, penelitian dan pengembangan dari suatu aktivitas produksi

tidak hanya berdampak pada efisiensi proses atau penurunan biaya

produksi, namun juga berdampak pada naiknya kualitas barang dan jasa

yang ditawarkan pada konsumen.

 Ketidakefisienan sosial

Ketidakefisienan sosial berkaitan erat dengan eksternalitas negatif

dalam ekonomi. Ketidakefisienan sosial terjadi saat mekanisme harga

pasar tidak memberi perhatian terhadap keseluruhan biaya dan manfaat

yang berkaitan dengan aktivitas ekonomi. Misalkan, suatu mekanisme

harga pasar hanya memberi perhatian terhadap biaya dan keuntungan

privat yang muncul secara langsung dari aktivitas ekonomi seperti

produksi dan konsumsi.


D. Solusi Swasta Untuk Eksternalitas

 Jenis-Jenis Solusi Swasta.

 Nilai Moral dan Sanksi Sosial

Kaidah emas mengajarkan kita “Memperlakukan orang lain

sebagaimana kita ingin mereka memperlakukan kita”. Perintah

moral ini menyuruh kita untuk memperhitungkan pengaruh

tindakan kita bagi orang lain. Dalam istilah ekonomi,perintah ini

meminta kita untuk mengeksternalisasi eksternalitas.

 Kegiatan Amal untuk Eksternalitas

Biasanya bertujuan untuk melindungi lingkungan, untuk

kepentinganpendidikan yang memberikan eksternalitas positif bagi

masyarakat.

 Pengendalian Kepentingan Pribadi Pihak Lain

Solusi ini terkadang berbentuk gabungan yang saling menghasilkan

eksternalitas positif. Menginternalisasi eksternalitas merupakan

salah satu alasan sebagian perusahaan bergerak dalam sejumlah

ragam usaha.

 Kontrak bagi Pihak-Pihak Berkepentingan

Kontrak ini dapat mengatasi persoalan ketidakefisienan yang

ditimbulkan olehekternalitas serta menguntungkan kedua pihak.

 Teorema Coase

Teorema Coase (Coase theorem) merupakan suatu pendapat jika

pihak-pihak swasta dapat melakukan tawar-menawar mengenai

alokasi sumber-sumber daya tanpa harus mengeluarkan biaya, mereka

dapat menyelesaikan eksternalitas mereka dengan sendirinya. Untuk

melihat cara kerja theorema Coase, pertama dengan memikirkan


dahulu hasil yang efisien secara sosial, bandingkan manfaat yang

diperoleh dari 2 alternatif solusi. Jika manfaat lebih besar dari

biaya maka lebih efisien untuk mempertahankan, namun jika

biaya lebih lebih besar dari manfaat maka singkirkan.

Menurut teorema Coase, tentang pasar swasta dapat mencapai

hasil efisien sendirinya yaitu dengan cara menawarkan sesuatu

yang disepakati oleh kedua belah pihak.Dalam teori ini

distribusi hak awal tidak berpengaruh pada kemampuan pasar untuk

mencapai hasil efisien.

 Mengapa Solusi Swasta Tidak Selalu Bekerja dengan Baik

Teorema Coase hanya berlaku apabila pihak-pihak berkepentingan

mencapai dan melaksanakan suatu kesepakatan. Namun, pada

kenyataannya perundingan tidak selalu berhasil, bahkan jika

perjanjian saling menguntungkan memungkinkan untuk dibuat. Sebab

gagalnya pemecahan persoalan eksternalitas diantaranya

 Biaya Transaksi yaitu biaya yang ditimbulkan berbagai

pihak dalam proses menyepakati dan melaksanakan suatu

perundingan.

 Seringnya muncul peperangan dan unjuk rasa menunjukan

bahwa kesepakatan sulit dicapai dan kegagalan mencapai

kesepakatan bisa menjadi mahal.

 Banyaknya jumlah pihak yang berkepentingan karena

mengkoordinasikan setiap pihak membutuhkan biaya yang mahal.

Apabila peraturan swasta tidak berhasil, pemerintah terkadang

dapat berperan.Pemerintah merupakan lembaga yang dirancang

untuk tindakan kolektif.


E. Kebijakan Publik Mengatasi Eksternalitas

Kebijakan Publik Mengenai Eksternalitas

 Peraturan.

Pemerintah dapat mengatasi eksternalitas dengan memastikan bahwa

perilakutertentu wajib dilaksanakan atau dilarang. Misalnya

banyaknya kasus polusi pemerintah menerapkan kebijakan perintah

dan kendali yang melarang tindakan ini,tetapi situasinya tidak

sesederhana itu. Misalnya hampir semua jenis transportasi

menghasilkan produk sampingan polusi yang tidak dikehendaki,

pemerintah pun tidak melarang semua jenis transportasi. Oleh karena

itu, masyarakat tdak berupaya untuk menghapuskan polusi secara

sekaligus, tetapi harus menimbang segal abiaya dan manfaat

untuk memutuskan jenis dan jumlah polusi yang diperbolehkan.

Peraturan lingkungan hidup banyak bentuknya. Terkadang EPA

menetapkan tingkat polusi maksimal yang boleh dihasilkan oleh pabrik.

Pada lain waktu, EPA mewajibkan perusahaan menerapkan teknologi

tertentu guna mengurangi emisi. Pada semua kasus, untuk merancang

peraturan yang baik, pemerintah perlu mengetahui perincian industri

spesifik dan teknologi alternatif yang dapat diterapkan oleh industri

tersebut.

 Pajak Pigovian dan Subsidi.

Pajak Pigovian (Pigovian taxes) merupakan pajak yang diberlakukan

untuk memperbaiki dampak-dampak dari suatu eksternalitas

negatif. Ekonom pada umumnya lebih memilih pajak Pigovian dari

pada peraturan sebagai cara mengatasi polusi karena pajak semacam itu

dapat menurunkan polusi dengan biaya yang lebih kecil bagi


masyarakat. Peraturan dapat menentukan tingkat polusi yang

diperbolehkan, sedangkan pajak memberikan insentif ekonomi kepada

pemili pabrik untuk mengurangi polusi. Semakin besar tarif pajaknya

maka semakin besar pulapenurunan tingkat polusi karena jika

pajak yang dikenakan cukup tinggi, pabrik-pabrik akan

menghentikan usahanya sehingga menurunkan tingkat polusi hingga

nol.

Pajak Pigovian tidak sama seperti pajak lainnya yang kebanyakan

mendistorsiinsentif dan menjauhkan alokasi sumber daya dari optimum

sosial. Pajak Pigovian memperbaiki insentif akibat eksternalitas

sehingga mendekatkan alokasi sumber dayapada optimum sosial.

Dengan demikian, pajak Pigovian bukan hanya meningkatkan

pendapatan pemerintah, melainkan juga meningkatkan efisiensi

ekonomi.

 Izin Polusi Yang Dapat Diperdagangkan.

Semua pemindahan hak menghasilkan polusi secara sukarela

dari satu perusahaan ke perusahaan lain dan EPA memperbolehkan

maka EPA pada dasarnya telah menciptakan sumber daya langka yang

baru: izin polusi. Pasar untuk izin ini punakan berkembang dan pasar

itu akan diatur oleh kekuatan penawaran dan permintaan.Perusahaan

yang dapat menurunkan polusi hanya dengan biaya tinggi akan bersedia

untuk membayar berapa pun harga izin polusi.


BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Barang publik adalah barang yang apabila dikonsumsi individu
tertentu tidak akan mengurangi konsumsi orang lain akan barang tersebut,
bersifat non-rival dan non-eksklusif. Macam barang publik menurut
penggunaannya, yaitu non-rivalry dan non-exludable. Barang publik
yang penting yaitu pertahanan nasional, penelitian ilmupengetahuan
dan pengentasan kemiskinan. & alam penyediaan barang publik
tercipta adanya free riders adalah orang yang ikut menikmati barang publik
tanpa mengeluarkan kontribusi tertentu, sementara ada pihak lain yang
berkontribusi untuk mengadakan barang publik tersebut.
Common resources atau sumber daya bersama adalah sumber daya yang
merupakan saingan ( rival ) tetapi tidak dikecualikan ( non-excludable ).
Sumber daya tersebut tersedia secara gratis bagi siapa saja yang ingin
menggunakannya ( non-excludable).
Eksternalitas merupakan efek samping suatu tindakan pelaku ekonomi
terhadap pelaku ekonomi lain yang merupakan pengaruh-pengaruh
sampingan terjadi apabila perusahaan-perusahaan atau orang-orang
membebankan biaya atau manfaat atas orang lain diluar tempat
berlangsungnya pasar.
B. SARAN
Kami sebagai penulis menyadari bahwa makalah ini belum sempurna, oleh
karena itu di harapkan pembaca dapat mencari referensi lain agar dapat
mendapat ilmu pengetahuan dan wawasan yang luas.
DAFTAR PUSTAKA

Noor, Henry Faizal. 2015. Ekonomi Publik. Edisi Kedua, Indeks: Jakarta

Mangkoesoebroto, Guritno.2010. Ekonomi Publik. Edisi Ketig, BPFE:


Yogyakata

Najiyahnan. 2015. Eksternalitas Dan Barang Publik.

Anda mungkin juga menyukai