Aplikasi teori ekonomi (ekonomi mikro dan ekonomi makro) dan alat analisis
pengambilan keputusan (ekonomi matematik dan ekonometrika) untuk pengambilan
keputusan suatu organisasi ekonomi mencapai tujuan-tujuannya seefisien mungkin.
1. Tujuan Pembelajaran
Mengajarkan dan memberikan kepada mahasiswa agar mampu mengaplikasikan teori
ekonomi (ekonomi mikro dan ekonomi makro) dan alat analisis pengambilan keputusan
(ekonomi matematik dan ekonometrika) untuk pengambilan keputusan suatu organisasi
ekonomi mencapai tujuan-tujuannya seefisien mungkin.
.
2. Materi Pembelajaran
No. Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan
1. Pengantar 1.1. Ruang lingkup ekonomi manajerial
1.2. Teori perusahaan
1.3. Macam dan kegunaan keuntungan
1.4. Soal-soal latihan
9. Struktur Pasar dan Penrentuan Harga 9.1. Struktur pasar dan tingkat persaingan
9.2. Pasar persaingan sempurna
9.3. Pasar monopoli
9.4. Monopolistic competition
9.5. Soal-soal latihan
10. Oligopoly and Strategic Behavior 10.1. Model oligopoly
10.2. Strategic behavior and game theory
10.3. Soal-soal latihan
11. Penentuan Harga 11.1. Penentuan harga untuk multiple product
11.2. Price discrimination
11.3. Masalah Damping
11.4. Soal-soal latihan
12. Analisis Risiko 12.1 Risiko dan ketidakpastian dalam
pengambilan keputusan manajerial
12.2. Risiko dan pengambilan keputusan
12.3. Ketidakpastian dan pengambilan keputusan
12.4. Soal-soal latihan
2. Outcome Pembelajaran
Mahasiswa mampu mengaplikasikan teori ekonomi (ekonomi mikro dan ekonomi makro)
dan alat analisis pengambilan keputusan (ekonomi matematik dan ekonometrika) untuk
pengambilan keputusan suatu organisasi ekonomi mencapai tujuan-tujuannya seefisien
mungkin.
Ujian Sisipan
9. Struktur Pasar dan 9.1. Strukpasar dan tingkat persaingan Ceramah,
Penrentuan Harga 9.2. Pasar persaingan sempurna Diskusi dan
9.3. Pasar monopoli Praktikum
9.4. Monopolistic competition
9.5. Soal-soal latihan
10. Oligopoly and Strategic 10.1. Model oligopoly Ceramah,
Behavior 10.2. Strategic behavior and game theory Diskusi dan
10.3. Soal-soal latihan Praktikum
11. Penentuan Harga 11.1. Penentuan harga untuk multiple Ceramah,
product Diskusi dan
11.2. Price discrimination Praktikum
Penilaian atau evaluasi hasil pembelajaran didasarkan pada penilaian dari 3 komponen,
yaitu praktikum (latihan soal-soal), ujian sisipan, ujian akhir.
A. Ruang Lingkup
Ekonomi manajerial adalah aplikasi teori ekonomi (ekonomi mikro dan ekonomi
makro) dan alat analisis pengambilan keputusan (ekonomi matematik dan ekonometrika)
untuk menguji bagaimana suatu organisasi mencapai tujuan-tujuannya seefisien mungkin.
Pengertian ini dapat dijelaskan dengan gambar 1.1.
Sebagai contoh, teori ekonomi mengatakan bahwa jumlah barang yang diminta
(Q) adalah fungsi dari harga barang (P), pendapatan konsumen (Y), harga barang
substitusi (Ps), dan harga barang komplementer (Pc). Bila diasumsikan selera tetap maka
permintaan dapat dimodelkan sebagai berikut:
Fungsi perusahaan adalah membeli sumberdaya atau input yang berupa jasa
tenaga kerja, modal, bahan baku guna dirubah menjadi barang dan jasa untuk dijual.
Pemilik sumberdaya menggunakan pendapatan yang diterimamnya dari menjual jasa dan
sumberdaya lainnya kepada perusahaan untuk membeli barang dan jasa yang dihasilkan
oleh perusahaan. Ini merupakan aliran tertutup aktivitas perekonomian secara
keseluruhan. Dalam hal ini perusahaan menyediakan kesempatan kerja dan membayar
pajak kepada pemerintah. Oleh pemerintah pajak dikembalikan lagi kepada masyarakat
dalam bentuk pertahanan nasional, pendidikan, dan sebagainya.
1 2 n
PV = + + ... +
(1 + r )1 (1 + r ) 2 (1 + r ) n
n
t
=
t =1 (1 + r ) t
n
TRt − TC t
PV =
t =1 (1 + r ) t
Dalam era globalisasi banyak barang-barang konsumsi, bahan baku, barang modal
yang dimpor dan diekspor karena batas antar negara semakin tipis. Demikian pula banyak
modal, teknologi, tenaga kerja trampil yang mengalir secara internasional. Keadaan ini
menyebabkan usaha domestik menghadapi persaingan yang semakin ketat. Dengan
demikian tidak realistis mempelajari ekonomi menejerial tanpa mempelajari keadaan
internasional yang terus berubah.
Keuntungan dapat berbeda antar perusahaan dalam industri yang sama atau antar
perusahaan dalam industri yang berbeda. Bebeberapa teori keuntungan menjelaskan
munculnya perbedaan-perbedaan tersebut;
a. Risk-bearing theories of profit menjelaskan bahwa usaha yang risikonya lebih besar
menuntut penerimaan yang lebih besar. Misal penerimaan saham lebih besar dari
obligasi karena memegang saham resikonya lebih besar dari memegang obligasi.
b. Frictional theory of profit menjelaskan bahwa dalam equilibrium jangka panjang
pasar persaingan sempurna hanya memberikan penerimaan normal kepada
perusahaan. Namun, dari waktu ke waktu suatu perusahaan dapat memperoleh
keuntungan dan dapat pula mengalami kerugian.
c. Monopoly theory of profit menjelaskan kekuatan monopoli dapat menentukan harga
jual dengan jalan mengatur produksi. Dari waktu ke waktu dan bahkan dalam jangka
panjang monopolis dapat memperoleh keuntungan lebih.
d. Innovation theory of profit menjelaskan keuntungan merupakan hasil introduksi
inovasi yang berhasil. Bila selanjutnya banyak perusahaan lain yang meniru inovasi
tersebut maka keuntungan akan berkurang.
D. Soal-soal Latihan
1. Carilah Present Value (PV) dari penerimaan sebesar 100 yang akan diterima
setahun yang akan datang bila discount rate 5, 8, 10, 15, 20, dan 25 persen.
Berapa PV bila penerimaan sebesar itu diterima dua tahun yang akan datang.
5. Seorang perempuan bekerja pada suatu perusahaan foto kopi dengan gaji 25.000
per tahun. Orang tersebut memutuskan untuk membuka usaha foto kopi sendiri.
Penerimaan tahun pertama diperkirakan sebesar 120.000 dan pengeluarannya
sebagai berikut.
Macam Jumlah
Gaji tenaga luar 45000
Bahan 15000
Sewa 10000
Listrik 1000
Bunga pinjaman 10000
Carilah (i) biaya eksplisit, (ii) biaya implisit, (iii) keuntungan bisnis, (iv)
keuntungan ekonomi, (v) normal return on investment.
Hubungan antara variabel ekonomi satu dan lainnya dapat dinyatakan dengan
persamaan, tabel atau grafik. Bila hubungan ekonomi sederhana tabel dan grafik mungkin
sudah cukup tetapi bila hubungannya kompleks maka persamaan lebih cocok.
Hubungan antara penerimaan total (TR) dengan jumlah barang yang dijual (Q)
yang dinyatakan dengan persamaan:
TR = PQ − PQ 2
TR = 100Q – 10Q2
Melalui persamaan tersebut, dibuat tabel hubungan antara harga dan output yang dijual,
dapat dilihat pada tabel 2.1. sedangkan dalam bentuk grafik dapat dilihat gambar 2.1:
300
250
200
Gambar 2.1.
TR
150
100
50
0
0 1 2 3 4 5 6 7
Q
Tabel 2.Hubungan antara input, biaya total, biaya rerata, dan biaya marginal
Q TC AC MC
0 20 - -
1 140 140 120
2 160 80 20
3 180 60 20
4 240 60 60
5 480 96 240
600 300
500 250
AC dan MC
200
400
150
TC
300
100
200
50
100 0
0 1 2 3 4 5 6
0
0 1 2 3 4 5 6 Q
Q
AC MC
TC
AC adalah biaya rata-rata per unit output = . Secara grafis adalah slope dari garis
Q
yang ditarik dari titik O ke TC. Contoh, bila output Q1 maka secara grafis AC pada
tingkat output tersebut adalah slope dari garis OB yang besarnya sama dengan Q1B/OQ1
atau a1/OQ1=bo (gambar 2.3).
TC dTC
MC adalah tambahan biaya per unit tambahan output = = . Secara grafis
Q dQ
adalah slope pada TC. Contoh, bila output Qo maka secara grafis MC adalah slope dari
garis d yang besarnya sama dengan b2 (gambar 2.3.)
Bila output Q2 maka AC sama dengan MC sama dengan slope dari garis OC sama dengan
Q2C/OQ2 atau ao/OQ2=b1 (gambar 2.3).
B. Analisis Optimasi
Unconstrained Optimization
Persamaan 1 Variable
TR = 100Q − 10Q 2
dTR
= 100 − 20Q
dQ
dTR
=0
dQ
= f ( X , Y ) = 80 X − 2 X 2 − XY − 3Y 2 + 100Y
= 80 − 4 X − Y = 0
X
= − X − 6Y + 100 = 0
Y
X = 16,52
Y = 13,92
Constrained Optimization
Metoda Substitusi
= 80 X − 2 X 2 − XY − 3Y 2 + 100Y
X + Y = 12
X=12-Y
d
= −8Y + 56 = 0 Y = 7; X = 12-7 = 5
dY
= 80 X − 2 X 2 − XY − 3Y 2 + 100Y
L = 80 X − 2 X 2 − XY − 3Y 2 + 100Y + ( X + Y − 12)
L
= 80 − 4 X − Y + = 0
X
L
= − X − 6Y + 100 + = 0
Y
L
= X + Y − 12 = 0
X = 5; Y = 7; = -53
= −53 artinya bila kendala berkurang 1 unit atau kapasistas output bertambah 1 unit
maka keuntungan akan bertambah 53.
Sehingga hubungan antara TR, TC, dan π dapat digambarkan sebagai berikut:
Dalam dua dekade terakhir banyak alat manajemen baru yang diintroduksi
sehingga banyak perubahan besar dalam pengeloalaan perusahaan. Alat manajemen baru
yang penting adalah (i) benchmarking, (ii) total quality management, (iii) reengineering,
dan (iv) learning organization.
Benchmarking
Reengineering
Learning Organization
Dasar learning organization adalah adanya nilai yang diperoleh dari belajar
secara terus menerus dan adanya keunggulan kompetitif yang diperoleh dari belajar
secara terus menerus. Learning organization meliputi (i) membangun model mental baru
agar bersedia melakukan perubahan, (ii) mencapai kemampuan personal (personal
mastery) melalui belajar dan mendengar dari pihak lain, (iii) mengembangkan cara
berfikir atau saling pengertian tentang bagaimana perusahaan berjalan, (iv)
mengembangkan share vision atau strategi perusahaan yang melibatkan semua pihak, dan
(v) mendorong terjadinya team learning atau mengupayakan agar semua pihak bersedia
bekerja dan belajar bersama untuk merealisasikan share vision dan strategi perusahaan.
Contoh learing organization adalah adanya penugasan belajar pada karyawan,
penugasan maggang, maupun workshop. Tuuannya adalah selain membangun mental
perubahan karena adanya aktivitas tersebut, juga bisa memberikan angin segar untuk
perusahaan dalam meningkatkan kualitasnya.
1. Dari fungsi penerimaan total TR = 9Q − Q2 (i) tentukan TR, AR, dan MR untuk Q
=0 sampai dengan Q=6, (ii) gambarkan TR, AR, dan MR yang diperoleh dari
jawaban soal 1a dalam satu gambar, (iii) carilah hubungan antara kurva TR, AR
dan MR.
2. Dari penerimaan total (TR) dan biaya total (TC) berikut tentukan (i) output yang
memaksimumkan TR, dan (ii) output yang memaksimumkan keuntungan.
TR = 22Q − 0,5Q 2
1
TC = Q 3 − 8,5Q 2 + 50Q + 90
3
3. Dari fungsi biaya berikut tentukan tingkat output yang meminimumkan biaya.
AC = 200 − 24Q + Q 2
MC = 200 − 48Q + 3Q 2
4. Dari fungsi keuntungan dua output (X dan Y) berikut carilah (i) kombinasi output
yang memaksimumkan keuntungan, dan (ii) berapa nilai keuntungan.
= 144 X − 3 X 2 − XY − 2Y 2 + 120Y − 35
5. Dari fungsi biaya rata-rata (AC) dua output (X dan Y) berikut carilah (i)
kombinasi output yang meminimumkan AC, (ii) bila jumlah kedua output
tersebut terbatas sebanyak 6 unit carilah kombinasi X dan Y yang
meminimumkan AC, dan (iii) kerjakan hal yang sama seperti pertanyaan (ii)
untuk jumlah output 5 dan 7.
AC = X 2 + 2Y 2 − 2 XY − 2 X − 6Y + 20
Qdx = f ( Px , I , Py , T )
Qdx = jumlah barang X yang diminta oleh individu per unit waktu
Px = harga barang X per unit
I = pendapatan konsumen
Py = harga barang terkait (substitusi atau komplementer)
T = selera konsumen
Hubungan antara harga, jumlah barang yang diminta, pendapatan, dan selera dapat dilihat
sebagai berikut:
Px → Qdx
I → Qdx barang normal
Py → Qdx barang substitusi
Py → Qdx barang komplementer
T → Qdx
Hal ini menggambarkan jika harga barang X turun dari Po ke P1 maka jumlah
barang X diminta naik dari Qo ke Q1. Hal ini karena individu menggunakan barang X
yang menjadi lebih murah harganya sebagai pengganti barang lain yang lebih mahal
harganya, disebut efek substitusi. Di samping itu dengan pendapatan yang sama individu
dapat membeli barang X dalam jumlah yang lebih banyak, disebut efek pendapatan.
Dengan demikian bila harga barang X turun kemudian jumlah barang X yang diminta
naik maka hal ini terjadi karena efek substitusi dan efek pendapatan.
QDx = F ( Px , N , I , Py , T )
Permintaan pasar adalah penjumlahan horisontal dari permintaan individual. Hal ini
berlaku bila konsumsi antara individu satu dengan individu lainnya independen. Ada
kalanya orang mengkonsumsi barang karena orang lain membelinya. Ini dikenal sebagai
bandwagon effect atau efek ikut-ikutan dan menyebabkan kurva permintaan lebih landai.
Sebaliknya orang mengurangi konsumsi sementara orang lain mengkonsumsi lebih
banyak. Ini disebut sebagai snob effect dan menyebabkan kurva permintaan menjadi lebih
tajam.
Permintaan di pasar bagi barang atau jasa yang dihasilkan perusahaan sehingga
menentukan hidup matinya perusahaan. Permintaan yang dihadapi oleh perusahaan
tergantung pada besarnya pasar atau permintaan industri, bentuk organisasi industri, dan
jumlah perusahaan dalam industri.
Bila suatu perusahaan adalah satu-satunya penghasil barang dan barang yang
dihasilkan tidak ada barang substitusinya maka perusahaan tersebut adalah perusahaan
yang menghadapi permintaan industri atau permintaan pasar. Bentuk organisasi pasar ini
dikenal sebagai monopoli. Dalam kenyataannya monopoli jarang terjadi. Bila ada
monopoli biasanya karena pengaturan oleh pemerintah misalnya listrik, telepon, BBM
dan sebagainya. Sebagai lawannya adalah persaingan sempurna yang ciri-cirinya adalah
perusahaan dalam jumlah banyak menghasilkan barang yang homogen dan setiap
perusahaan terlalu kecil untuk mempengaruhi harga pasar sehingga setiap perusahaan
adalah price taker atau secara grafis menghadapi permintaan yang horisontal. Bentuk
organisasi pasar ini juga jarang dijumpai.
Bentuk organisasi pasar yang banyak dijumpai dalam kenyataan adalah diantara
monopoli dan persaingan sempurna yaitu oligopoli dan monopolistic competation.
Oligopli dicirikan dengan adanya beberapa perusahaan dalam industri atau pasar,
menghasilkan barang homogen atau standar (semen, baja, kimia) atau heterogen (rokok,
mobil, soft drink). Ciri yang paling menonjol dari oligopoli adalah adanya ketergatungan
antar perusahaan dalam industri. Karena dalam industri hanya terdapat beberapa
perusahaan maka penentuan harga dan promosi yang dilakukan oleh setiap perusahaan
akan sangat berpengaruh terhadap perusahaan lain.
Permintaan yang dihadapi oleh perusahaan akan menentukan macam dan jumlah
input atau sumberdaya yang harus dibeli atau disewa oleh perusahaan untuk memenuhi
permintaan. Karena permintaan input atau sumberdaya tergantung pada permintaan
barang dan jasa maka permintaan input perusahaan disebut sebagai derived demand atau
permintaan turunan. Semakin besar permintaan barang dan jasa yang dihadapi perusahaan
akan semakin besar pula permintaan input atau sumberdaya yang diperlukan untuk
menghasilkan barang dan jasa tersebut. Permintaan peralatan dan bahan baku yang dapat
disimpan mudah berubah bila dibandingkan dengan permintaan bahan baku yang mudah
rusak.
Elastisitas Titik
Q / Q Q P
EP = =
P / P P Q
Dari kurva permintaan pada gambar 7. dapat dicari elastisitas titik pada titik-titik yang
ada pada kurva tersebut.
Q P − 100 5
Pada titik B, elastisitas harga produk dapat dihitung E P = = = −5 ,
P Q 1 100
artinya bila harga naik 1% maka jumlah barang diminta akan turun 5%. Dengan cara
yang sama dapat dicari elastisitas harga di C Ep=-2, di D Ep=-1, di E Ep=-1/2, di G Ep=-
1/5. Dari angka-angka tersebut dapat dikemukakan bahwa di atas titik tengah (D) E P >1
atau permintaan dikatakan elastis, di D E P =1 atau permintaan unit elastis, dan di bawah
titik tengah D E P < 1 atau permintaan dikatakan inelastis. Dengan calculus elastisitas
harga dari permintaan dapat dituliskan sebagai berikut.
Q P
EP =
P Q
Misal a1=-1,606; Q = 8,064; dan P=7 maka EP=-1,606(7/8,064)=-1,39. Artinya bila harga
naik 1% maka jumlah barang diminta akan turun sebesar 1,39%.
Elastisitas Busur
Elastisitas busur mengukur elastisitas harga dari permintaan di antara 2 titik pada
kurva permintaan. Bila rumus elastisitas titik digunakan untuk mengukur elastisitas harga
di antara 2 titik hasilnya berbeda untuk harga naik dan harga turun. Misal pada gambar
3.4. bila elastisitas harga diukur dari C ke D dan dari D ke C hasilnya berbeda.
Dari C ke D
Q P 100 4
EP = = = −2
P Q − 1 200
Dari D ke C
Q P 100 3
EP = = = −1
P Q − 1 300
Untuk menghindari perbedaan ini digunakan rata-rata harga dan jumlah dalam
perhitungan elastisitas harga.
Q ( P2 + P1 ) / 2 Q2 − Q1 P2 + P1
EP = =
P (Q1 + Q2 ) / 2 P2 − P1 Q2 + Q1
Dengan menggunakan rumus ini hasil perhitungan elastisitas harga dari C ke D sama
dengan dari D ke C.
Dari C ke D
Q2 − Q1 P2 + P1 300 − 200 3 + 4 7
EP = = = = −1,4
P2 − P1 Q2 + Q1 3 − 4 300 + 200 − 5
Dari D ke C
Hubungan penting antara elastisitas harga, penerimaan totol (TR) dan penerimaan
marginal (MR). TR sama dengan harga (P) kali jumlah (Q). MR adalah perubahan TR per
unit perubahan Q.
TR = PxQ
TR
MR =
Q
Bila harga turun maka TR naik bila permintaan elastis, TR tetap bila permintaan unit
elastis dan TR turun bila permintaan inelastis. Tabel 3.1. berikut menunjukkan hubungan
antara EP, TR, dan MR.
Secara matematis hubungan antara EP, TR, dan MR dapat dirumuskan sebagai berikut.
d ( PQ) dP dP Q 1
MR = = P+Q = P1 + = P1 +
dQ dQ dQ P EP
Semakin lama periode waktu yang tersedia bagi konsumen untuk menyesuaikan
diri dengan perubahan harga akan semakin elastis permintaan terhadap barang tersebut.
Hal ini karena konsumen memerlukan waktu untuk mempelajari adanya barang substitusi
dan menyesuaikan pembelian terhadap perubahan harga. Contoh respon permintaan
bensin terhadap kenaikan harga pada tahun 1974 sangat kecil. Namun setelah
ditemukannya teknologi yang dapat menghemat dan menggantikan bensin kenaikan harga
bensin dampaknya terhadap pengurangan penggunaan bensin menjadi besar. Di samping
itu, permintaan barang semakin inelastis bila samakin banyak kegunaan dari barang
Elastisitas Titik
Q / Q Q I
EI = =
I / I I Q
Q I
EI =
I Q
Contoh, a3=947; I = 1,76; Q=10.312 elastisitas pendapatan dari permintaan dapat dihitung
sebagai berikut.
1,76
E I = 947 = 0,16
10.312
Artinya bila pendapatan konsumen naik 1% maka jumlah barang diminta akan naik
sebesar 0,16%.
Seperti pada elastisitas harga, hasil perhitungan elastisitas titik akan berbeda
tergantung apakah pendapatan konsumen naik atau turun. Untuk menghindari perbedaan
hasil hitungan maka digunakan elastisitas busur yang dirumuskan sebagai berikut.
Q ( I 2 + I 1 ) / 2 Q2 − Q1 I 2+ I 1
EI = =
I (Q2 + Q1 ) / 2 I 2 − I 1 Q2 + Q1
Hampir untuk semua barang, kenaikan pendapatan akan diikuti dengan kenaikan
jumlah barang diminta atau secara matematis Q / I positif dan EI juga positif. Barang
yang respon permintaannya positif terhadap perubahan pendapatan disebut sebagai
barang normal. Pangan, pakaian, perumahan, kesehatan, pendidikan dan rekreasi
semuanya termasuk barang normal. Barang normal masih dapat dibedakan menjadi
barang kebutuhan pokok dan barang mewah. Barang kebutuhan pokok mempunyai EI<1
sedangkan barang mewah EI>1. Hanya sebagian kecil barang yang respon permintaannya
terhadap perubahan pendapatan negatif atau Q / I negatif atau EI<0. Barang-barang
yang mempunyai sifat semacam ini disebut sebagai barang inferior.
Permintaan suatu barang juga tergantung pada harga barang lain yang terkait yaitu
barang substitusi dan barang komplementer. Misal, harga teh naik maka permintaan akan
kopi akan naik karena konsumen menggantikan teh dengan kopi. Contoh lain, bila harga
gula naik maka permintaan kopi akan turun karena gula dan kopi mempunyai hubungan
komplementer. Respon permintaan barang X terhadap perubahan harga barang Y diukur
dengan elastisitas harga silang yang didifinisikan sebagai persentase perubahan jumlah
barang X yang diminta dibagi persentase perubahan harga barang Y. Seperti halnya
rumus elastisitas sebelumnya, elastisitas harga silang dapat berupa elastisitas titik dan
elastisitas busur.
Elastisitas Titik
Q X / Q X Q X PY
E XY = =
PY / PY PY Q X
Dengan calculus elastisitas harga silang dari permintaan dapat dirumuskan sebagai
berikut.
Q X PY
E XY =
PY Q X
PY
E XY = a 4
QX
Contoh a4 = 479; PY = 2,94; Q = 10.312 elastisitas harga silang dari pendapatan dapat
dihitung sebagai berikut.
2,94
E XY = 479 = 0,14
10.312
Artinya bila harga barang Y naik 1% maka jumlah barang X yang diminta akan naik
sebesar 0,14%.
Karena hasil perhitungan elastisitas berbeda bila harga naik dan harga turun maka
dihitung elastisitas busur yang dirumuskan sebagai berikut.
Q X ( PY 2 + PY 1 ) / 2 Q2 − Q X 1 PY 2 + PY 1
E XY = =
PY (Q X 2 + Q X 1 ) / 2 PY 2 − PY 1 Q X 2 + Q X 1
Bila EXY positif maka hubungan barang X dan Y substitusi karena kenaikan PY
diikuti dengan kenaikan QX atau barang X menggantikan barang Y. Misalnya, teh-kopi,
kopi-coklat, Coca Cola – Pepsi dan sebagainya. Bila elastisitas harga silang dari kopi-teh
lebih besar dari pada kopi-kakao berarti teh merupakan barang substitusi kopi yang lebih
baik dari pada kakao. Bila EXY negatif maka hubungan antara barang X dan barang Y
komplementer karena kenaikan PY diikuti dengan penurunan QX atau barang X dan Y
harus dikonsumsi secara bersama. Contoh, kopi-gula, kopi-cream, mobil-bensin adalah
barang-barang yang mempunyai hubungan komplementer.
Elastisitas permintaan terhadap variabel yang tidak dikuasai oleh perusahaan juga
penting agar perusahaan mampu merespon kebijakan kompetitornya secara efektif. Misal
elastisitas harga silang dari permintaan terhadap harga barang yang diproduksi
kompetitor sangat tinggi. Menghadapi situasi ini maka perusahaan harus bereaksi cepat
bila kompetitornya menurunkan harga, apabila hal ini tidak dilakukan maka kerugian
yang akan diderita akan sangat besar. Sebaliknya perusahaan harus berpikir dua kali
untuk memulai perang harga dalam arti menurunkan harga bila kedaannya seperti itu.
Bila elastisitas pendapatan dari permintaan rendah maka perusahaan tidak banyak
mendapat manfaat dari adanya kenaikan pendapatan konsumen. Untuk itu lebih baik bagi
perusahaan untuk mengarah pada perbaikan kualitas produk atau beralih ke produk baru
yang alastisitas pendapatannya lebih elastis.
P P
Qx ' = Qx + Qx x
I
E P + Qx E I + Qx y E xy + Qx Ps E xs + Qx
A
E A
I P P A
Px y s
G. Soal-soal Latihan
1. Berikut adalah hasil analisis regresi dari fungsi permintaan mobil merek C.
Qx = jumlah penjualan
Px = harga barang merek x
I = pendapatan konsumen
Py = harga barang yang sama merek y
Pm = harga barang komplementer
A = pengeluaran advertensi
A. Masalah Identifikasi
Kurva permintaan umumnya diestimasi dari data pasar yaitu data jumlah
pembelian dan harga dari waktu ke waktu (time series data) atau data jumlah pembelian
dan harga di berbagai unit konsumsi atau pasar pada waktu yang sama (cross sectional
data). Namun menghubungkan observasi harga-jumlah dalam gambar tidak
menghasilkan kurva permintaan. Alasannya karena setiap observasi harga-jumlah
dihasilkan oleh perpotongan kurva permintaan dan penawaran yang berbeda.
Dari waktu ke waktu atau antar individu atau pasar permintaan bergeser karena
perubahan selera, pendapatan konsumen, harga barang terkait (shifter), dan sebagainya.
Demikian pula dari waktu ke waktu atau antar individu atau pasar penawaran bergeser
karena perubahan teknologi, harga faktor, iklim (season), dan sebagainya. Perpotongan
kurva permintaan dan penawaran yang berbeda menghasilkan observasi harga-jumlah
yang berbeda pula. Bila kurva permintaan dan penawaran tidak bergeser atau berubah
maka harga barang tetap. Dengan demikan menghubungkan observasi harga-jumlah tidak
menghasilkan kurva permintaan.
Perhatikan titik – titik yang terletak pada kurva permintaan dan penawaran yang
berbeda. Perbedaan kurva permintaan ini karena perubahan selera, pendapatan konsumen,
harga barang terkait dari waktu ke waktu (time series data) atau antar individu atau pasar
(cross sectional data). Dengan demikian menghub ungkan titik E1, E2, E3, dan E4 tidak
menghasilkan kurva permintaan.
Consumer Clinics
Market Experiments
70
60
Hasil Penjualan
50
40
30
20
10
0
0 5 10 15 20
Pengeluaran Advertensi
Series1
Model regresi sederhana: Y t = a + b X t + et
Nilai Y yang diharapakan: Yt = a + b X t
Kesalahan atau residual: et = Yt − Y t = Yt − a − b X t
n n n
Jumlah kesalahan kuadrat: e
t =1
t
2
= (Yt − Y t ) 2 = (Yt − a − b X t ) 2
t =1 t =1
Metoda OLS mencari a dan b yang meminimumkan jumlah kesalahan kuadrat.
n _ _
( X t − X )(Yt − Y )
Parameter b = t =1
n _
( X t − X )2
t =1
_ _
Parameter a = Y − b X
n _ _
(X t − X )(Yt − Y )
106
b= t =1
n _
= = 3,533
(X
30
t − X )2
t =1
_ _
a = Y − b X = 50 − 3,533(12) = 7,60
Sehingga persamaan regresi: Y = 7,60 + 3,53 X t
S =
(Yt − Yt ) 2 =
e t
2
_ _
( n − k ) ( X t − X ) ( n − k ) ( X
b 2
t − X )2
Dari tabel 4.3. dapat dihitung kesalahan standar parameter b sebagai berikut.
65,4830
S = = 0,52
b (10 − 2)(30)
b 3,53
t-hitung: t = = = 6,79
S 0,52
b
= 120 = 500
_ _ = 65,4830 = 30
X = 12 Y = 50
Koefisien diterminasi (R2) menjelaskan berapa persen variasi variabel tergantung (Y)
dapat dijelaskan oleh variabel bebas (X).
_
R =
exp lained var iationin Y
2
=
(Y − Y )
t
2
(Y − Y )
total var iationin Y 2
t
373,84
R2 = = 0,85
440
Artinya 85 persen variasi jumlah penjualan dapat dijelaskan oleh pengeluaran advertensi
sedang selebihnya (15%) dijelaskan oleh variabel lain di luar model.
Siapkan data dalam file DIF (Data Interchange Format) seperti pada tabel 7.
Dependent Variable: Y
Method: Least Squares
Date: 04/23/13 Time: 14:42
Sample: 2001 2010
Included observations: 10
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 7.600000 6.332324 1.200191 0.2644
X 3.533333 0.522281 6.765192 0.0001
R-squared 0.851212 Mean dependent var 50.00000
Adjusted R-squared 0.832614 S.D. dependent var 6.992059
S.E. of regression 2.860653 Akaike info criterion 5.116833
Sum squared resid 65.46667 Schwarz criterion 5.177350
Log likelihood -23.58417 F-statistic 45.76782
Durbin-Watson stat 1.621113 Prob(F-statistic) 0.000143
Y=7,6+3.533333X+e
TYPE COMMAND
file 11 a:jual.dif
TYPE COMMAND
read(11) x y/dif
TYPE COMMAND
ols y x/max rstat
Gambar 4.2.
Model ini menggunakan berbagai jenis variabel, bisa variabel kuantitatif dan kualitatif.
Regresi berganda ini berguna untuk mengitung pengaruh variabel bebas yang jumlahnya
lebih dari satu dan bersifat serentak berpengaruh.Model regresi berganda, dapat dilihat
pada :
Y = a + b1 X 1 + b2 X 2 + ... + bk X k + e
Contoh perhitungan menggunakan regresi berganda adalah melihat penjualan, yang
dipengaruhi oleh iklan dan quality control.
Dependent Variable: Y
Method: Least Squares
Date: 04/23/13 Time: 15:07
Sample: 2001 2010
Included observations: 10
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 17.94366 5.919136 3.031467 0.0191
X1 1.873239 0.703339 2.663350 0.0323
X2 1.915493 0.681006 2.812742 0.0260
R-squared 0.930154 Mean dependent var 50.00000
Adjusted R-squared 0.910198 S.D. dependent var 6.992059
S.E. of regression 2.095314 Akaike info criterion 4.560609
Sum squared resid 30.73239 Schwarz criterion 4.651385
Log likelihood -19.80305 F-statistic 46.60999
Durbin-Watson stat 1.541053 Prob(F-statistic) 0.000090
t-hitung untuk koefisien X1t (pengeluaran advertensi) dan X2t (quality control) lebih besar
dari t-tabel (n-k; α=5%) sebesar 1,943. Dengan demikian pengeluaran advertensi dan
qulity control berpengaruh nyata terhadap penjualan. Semakin besar pengeluaran
advertensi dan semakin tinggi quality control maka penjualan semakin tinggi.
_ 2
n −1
R = 1 − (1 − R 2 )( )
n−k
Analysis of Variance
R 2 /( k − 1)
F=
(1 − R 2 ) /( n − k )
Jadi secara bersama-sama pengeluaran advertensi dan qulity control berpengaruh sangat
nyata terhadap penjualan.
Estimasi titik: Y = 17,944 + 1,915(12) + 1,873(5) = 50,289
Estimasi interval: untuk 95% confidence interval dan kesalahan standar regresi (SE)
sebesar 2,09531 hasilnya sebagai berikut.
50,289 2( SE )
50,289 (2)(2,095)
50,289 4,190
TYPE COMMAND
file 11 a:jual2.dif
TYPE COMMAND
sample 2 11
TYPE COMMAND
ols y x1 x2/max rstat
Multikolinearitas
Masalah ini muncul karena adanya korelasi yang kuat ( r 0,80) antar variabel
bebas. Bila masalah ini muncul maka estimator yang dihasilkan OLS bias. Untuk
mengatasi masalah ini yang perlu dilakukan (i) menambah sampel, (ii) menggunakan a
priori information, misal hasil penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa b2=2b1, (iii)
merubah hubungan fungsi, dan mengeluarkan variabel yang korelasinya kuat.
TYPE COMMAND
file 11 a:jual2.dif
TYPE COMMAND
read(11) x1 x2 y/dif
TYPE COMMAND
sample 2 11
TYPE COMMAND
stat y x1 x2/pcor
Y 1.0000
X1 0.92261 1.0000
X2 0.92702 0.83915 1.0000
Y X1 X2
Heteroskedastisitas
Asumsi OLS antara lain variance pada setiap observasi konstan. Bila asumsi ini
tidak terpenuhi maka timbul masalah heteroskedastisitas. Gambar 4.3. menunjukkan data
yang mempunyai masalah heteroskedastisitas. Umumnya masalah ini terjadi pada cross
sectional data. Bila masalah ini muncul maka OLS akan menghasilkan estimator yang
tidak konsisten dan tidak efisien tetapi tidak bias. Estimator konsisten artinya kenaikan
jumlah sampel akan menyebabkan variance menurun. Estimator efisien artinya variance
terkecil. Masalah ini bisa terjadi pada fungsi konsumsi di mana pendapatan konsumen
merupakan salah satu faktornya. Konsumen yang berpendapatan tinggi umumnya
konsumsinya lebih bervariasi dari pada konsumen yang berpendapatan rendah. Bila hal
ini terjadi ada kemungkinan terjadi heteroskedastisitas.
Contoh perhitungan uji regresi linear dengan menggunakan 2 variabel, yaitu hubungan
antara konsumsi yang dipengaruhi oleh tingkat pendapatan dan harga barang, dalam
kurun waktu tertentu
Tabel 10. Tabel hubungan antara konsumsi, pendapatan, dan harga barang
Y X1 X2
99,2 96,7 101
99 98,1 100,1
100 100 100
111,6 104,9 90,6
122,2 104,9 86,5
117,6 109,5 89,7
121,1 110,8 90,6
136 112,3 82,8
154,2 109,3 70,1
TYPE COMMAND
file 11 a:jual3.dif
TYPE COMMAND
read(11) y x1 x2/dif
TYPE COMMAND
sample 2 18
TYPE COMMAND
ols y x1 x2/max rstat
diagnos/het
HETEROSKEDASTICITY TESTS
CHI-SQUARE D.F. P-VALUE
TEST STATISTIC
E**2 ON
YHAT: 2.324 1 0.12739
E**2 ON
YHAT**2: 2.457 1 0.11699
E**2 ON
LOG(YHAT**2): 2.161 1 0.14159
E**2 ON
X (B-P-G) TEST:
BASED ON R2: 4.770 2 0.09209
BASED ON SSR: 2.384 2 0.30365
E**2 ON LAG(E**2) ARCH TEST: 0.971 1 0.32439
LOG(E**2) ON X (HARVEY) TEST: 5.559 2 0.06207
ABS(E) ON X (GLEJSER) TEST: 4.436 2 0.10882
TYPE COMMAND
het y x1 x2
ASYMPTOTIC
VARIABLE ESTIMATED STANDARD T-RATIO PARTIAL STANDARDIZED ELASTICITY
NAME COEFFICIENT ERROR -------- P-VALUE CORR. COEFFICIENT AT MEANS
MEAN EQUATION:
X1 0.87321 0.2269 3.849 0.000 0.730 0.1955 0.6666
X2 -1.3379 0.6978E-01 -19.17 0.000-0.983 -0.9641 -0.7563
CONSTANT 146.24 24.01 6.090 0.000 0.861 0.0000 1.0894
VARIANCE EQUATION:
ALPHA_ 0.37621E-01 0.6461E-02 5.823 0.000 0.85
(e t − et −1 ) 2
d= t =2
n
(e )
t =1
t
2
Adanya autokorelasi adalah hubungan antar waktu atau time seris, sehingga perlu adanya
sampel yang heterogen dan tidak hanya berada dalam satu variabel. Contoh adanya
autokorelasi adalah hubungan antara konsumsi dan waktu
TYPE COMMAND
file 11 a:jual4.dif
TYPE COMMAND
read(11) y x/dif
TYPE COMMAND
sample 2 16
TYPE COMMAND
ols y x/max rstat
TYPE COMMAND
auto y x
D. Soal-soal Latihan
1. Dari data jumlah barang X diminta (Qx), harga barang X (Px), dan pendapatan
konsumen (Y) kerjakan hal-hal berikut (i) estimasi regresi Qx terhadap Px dan Y,
(ii) lakukan uji F dan simpulkan hasil ujinya, (iii) lakukan uji t dan simpulkan
hasil ujinya, (iv) carilah R2 dan R2 adjusted dan apa artinya.
Tahun Qx Px Y
2002 72 10 2.000
2003 81 9 2.100
2004 90 10 2.210
2005 99 9 2.305
2006 108 8 2.407
2007 126 7 2.500
2008 117 7 2.610
2. Dengan data yang sama pada soal no. 1, estimasi persamaan regresi berikut dan
lakukan uji F dan t serta carilah R2 dan R2 adjusted.
ln Y = o + 1 ln X 1 + 2 ln X 2 +
3. Berikut adalah elastisitas harga dan elastisitas pendapatan dari lima macam
barang publik. Apakah hukum permintaan berlaku untuk kelima barang publik
tersebut. Termasuk barang apa masing-masing barang publik tersebut.
Macam Barang Elastisitas Harga Elastisitas
Pendapatan
Pengendalian polusi -0,99 0,77
Perguruan Tinggi -0,87 0,92
Sekolah Dasar -1,16 1,14
Taman& tempat rekreasi -1,02 1,06
Konstruksi & pemeliharaan jalan raya -1,09 0,99
4. Berikut adalah hasil analisis regresi dari permintaan akan pelayanan transportasi
bis lokal di suatu tempat.
A. Peramalan Kualitatif
Survei dan jajak pendapat sering berguna untuk menyusun peramalan jangka
pendek bila data kuantitatif tidak tersedia. Tehnik kualitatif ini juga berguna untuk
melengkapi peramalan kuantitatif guna mengantisipasi perubahan selera konsumen dan
bisnis yang diharapkan di masa yang akan datang. Tehnik ini juga berguna untuk
meramalkan permintaan terhadap produk baru yang akan diintroduksi oleh perusahaan.
Tehnik Survei
Jajak Pendapat
Executive polling. Perusahaan dapat melakukan jajak pendapat kepada top management
mulai dari bagian penjualan, produksi, keuangan, dan personil tentang penjualan untuk
beberapa waktu yang akan datang. Untuk menghindari subyektivitas yang dipakai
pendapat rata-rata dan untuk menghindari efek ikut-ikutan polling dilakukan secara
terpisah.
Sales force polling. Merupakan peramalan penjualan perusahaan di setiap wilayah dan
setiap produk berdasarkan pendapat bagian penjualan di lapangan. Orang-orang di bagian
ini sangat dekat dengan pasar sehingga pendapat mereka tentang penjualan di masa
mendatang merupakan informasi yang sangat berguna bagi top management.
Bila data deret berkala diplotkan maka akan tampak bahwa data tersebut
berfluktuasi dari waktu ke waktu. Variasi data ini dapat disebabkan secular trends,
cyclical fluctuations, seasonal variation, dan irragular atau random influences.
a. Secular trend adalah kenaikan atau penurunan data deret berkala dalam jangka
panjang. Misal, penjualan cenderung meningkat dari tahun ke tahun karena
kenaikan jumlah penduduk, kenaikan pengeluaran per kapita dan sebagainya.
b. Cyclical fluctuation adalah kenaikan atau penurunan data deret berkala yang
berulang dalam beberapa tahun. Misal industri pembangunan perumahan
mengalami siklus setiap 15 sampai dengan 20 tahun.
c. Seasonal variation adalah fluktuasi data yang bersifat reguler dalam setahun misal
karena musim, kebiasaan sosial dan sebagainya.
d. Irregular or random influences adalah variasi data deret berkala karena perang,
bencana alam, pemogokan, dan kejadian-kejadian lain yang spesifik.
Pada gambar 12 dan 13 dapat dilihat berbagai hasil analisis simulasi, dengan
mempergunakan data time series. Kelemahan dari penggunaan analisis ini karena datanya
homogenitas dari data yang dipergunakan, sehingga menimbulkan adanya auto atau
hetero korelasi. Sehingga untuk menangulanginya dipergunakan data yang random
dengan berbagai waktu.
Trend Projection
Model-1: S t = S o + bt
Contoh dari perhitungan ini, adalah memperkirakan bagaimana permintaan beras pada
masa yang akan datang dengan jumlah penduduk yang akan bertambah. Prakiraan ini
dibuat untuk memprediksi apakah penawaran atau hasil produksi saat ini mampu
mencukupi kebutuhan atau harus memerlukan satu tindakan, misalnya impor. Hal ini
dapat dilihat pada tabel berikut:
Hasil OLS
St
Hasil peramalan So
t
S17 = 11,90 + 0,394(17) = 18,60 periode 2017-1
Model-2: S t = S o (1 + g ) t
g = persentase pertumbuhan
ln So =2,49 So = 12,06
Seasonal Variation
Seasonal variation adalah salah satu model peramalan yang membandingkan data
sebelum dan sesudahnya atau data ramalan dan aktual. Perhitungan ini dipergunakan
biasanya untuk menghitung ketersediaan pangan, pada saat-saat tertentu, misal hari raya,
paceklik, atau saat perang. Rumusan dari perhitungan ini menggunakan:
Contoh dari perhitungan ini adalah St =11,09 +0,39t, yang dapat dilihat pada tabel
berikut:
Metode Variabel Dummy digunakan untuk menghitung beberapa variabel yang tidak
termasuk dalam variabel terikat atau bebas, tetapi mempengaruhi baik langsung atau
tidak langsung. Variabel ini memang tidak masuk dalam perhitungan, tetapi terkadang
berpengaruh, contoh cuaca, prilaku, suhu, hama dan penyakit
Variabel dummy digambarkan dalam rumus:
Contoh perhitungan adalah pengaruh penjualan dari tahun 2017 – 2020 dengan
pembagian waktu triwulan untuk melihat perkembangan penjualan padi dengan dummy
waktu
Dari perhitungan tersebut dapat dilihat bahwa pada priode ke 2017 trimester 1, 2, dan 3
juga di 2018 di trimester 4 diperoleh keuntungan maksimal, dimana variabel penganggu
(dummy) tidak berpengaruh secara significan
C. Smoothing Techniques
Moving Average
78,3534 62,4800
13 - 21,33 20,6
RMSE =
(A t − Ft ) 2
n
78,3534
MA(3): RMSE = =2,95
9
62,48
MA(5): RMSE = = 2,99
7
dari perhitungan dengan menggunakan moving area, dapat diperoleh bahwa rerata
penerimaan dari penjualan dan produksi sebesar 2,99 diawal trimester 5 dan 2,95 diawal
trimester 3, sehingga jika kita akan memproduksi dipilih pada trimester 3 yang
memberikan pendapatan maksimal.
Exponential Smoothing
Ft +1 = wAt + (1 − w) Ft
Contoh perhitungan :
w = 0,3 : F2 = 0,3(20) + (1 − 0,3)21 = 20,7
87,19
w=0,3: RMSE = =2,70
12
101,5
w=0,5: RMSE = =2,91
12
Dari perhitungan dengan menggunakan smooting teqnique, dapat diperoleh jika semakin
rendah nilai reratanya maka semakin banyak pendapatan yang diperoleh
n
(1) Mean Error (ME) = e
i =1
i / n = 2 / 10 = 0,2
n
(2) Mean Absolute Error (MAE) = e
i =1
i / n = 36 / 10 = 3,6
n
(3) Sum of Squared Error (SSE) = e
i =1
i
2
= 160
n
(4) Mean Squared Error (MSE) = e
i =1
i
2
/ n = 160 / 10 = 16
n
160
(5) Standard Deviation of Error (SDE) = e
i =1
i
2
/(n − 1) =
9
= 4,22
n
− 13,85
(6) Mean Percentage Error (MPE) = PE
i =1
i /n=
10
= −1,385%
n
93,84
(7) Mean Absolute Percentage Error (MAPE) =
i =1
│ PEi │ / n =
10
= 9,384%
Xi Fi X i − Fi X i − Fi X i− Fi
i ( ) 100 │ │100
Xi Xi
1 22 24 -2 -9,09 9,09
2 23 28 -5 -21,74 21,74
3 39 32 7 17,95 17,95
4 37 36 1 2,70 2,70
5 38 40 -2 -5,26 5,26
6 47 44 3 6,38 6,38
7 43 48 -5 -11,63 11,63
8 49 52 -3 -6,12 6,12
9 61 56 5 8,20 8,20
10 63 60 3 4,76 4,76
Jumlah 2 -13,85 93,84
n =1
( FPE
i =1
i +1 − APE i +1 ) 2 /( n − 1)
(8) Statistik U dari Theil (U) = n =1
( APE
i =1
i +1 ) 2 /( n − 1)
Fi +1 − X i
FPE i = (perubahan relatif yang diramalkan)
Xi
X i +1 − X i
APE i = (perubahan relatif yang sebenarnya)
Xi
(e t − et −1 ) 2
DW = t =2
n
e
t =1
t
2
0,276
DW = = 0,569
0,463
Hasil WINQSB
Actual Forecast by Forecast CFE MAD MSE MAPE (%) Tracking R-sqaure
Month Data 3-MA Error Signal
1 20
2 22
3 23
4 24 21.66667 2.333334 2.333334 2.333334 5.444448 9.722225 1 1
5 18 23 -5 -2.66667 3.666667 15.22222 18.75 -0.72727 0.246914
6 23 21.66667 1.333334 -1.33333 2.888889 10.74074 14.43237 -0.46154 8.60E-02
7 19 21.66667 -2.66667 -4 2.833333 9.833333 14.33305 -1.41176 0.205128
8 17 20 -3 -7 2.866667 9.666666 14.99585 -2.44186 0.369415
9 22 19.66667 2.333334 -4.66666 2.777778 8.962963 14.26422 -1.68 0.271754
10 23 19.33333 3.666666 -1 2.904762 9.603174 14.50391 -0.34426 0.235434
11 18 20.66667 -2.66667 -3.66666 2.875 9.291666 14.54277 -1.27536 0.234568
12 23 21 2 -1.66666 2.777778 8.703703 13.89309 -0.6 0.189677
13 21.33333
CFE -1.66666
MAD 2.777778
MSE 8.703703
MAPE 13.89309
Trk.Signal -0.6
R-sqaure 0.189677
m=3
CFE 1.176825
MAD 2.65587
MSE 7.757393
MAPE 13.15692
Trk.Signal 0.443103
D. Barometric Method
Permintaan: Q = ao + a1 P + a2Y + a3 N + a4 Ps + a5 Pc + a6 A + e
Ct = a1 + b1GNPt + u1t
I t = a2 + b2 t −1 +u 2t structural form
GNPt = Ct + I t + Gt
C = pengeluaran konsumsi
GNP = gross national product
I = Investasi
= keuntungan
G = pengeluaran pemerintah
u = stochastic disturbances
t = tahun
C , I , GNP disebut sebagai variabel endogenus yaitu variabel yang besarnya ditentukan
di dalam model. G adalah variabel eksogenus yaitu variabel yang besarnya ditentukan
oleh kekuatan di luar model.
GNPt = a1 + b1GNPt + I t + Gt
GNPt (1 − b1 ) = a1 + a2 + b2 t −1 + Gt
a1 + a2 b2 t −1 G
GNPt = + + t reduced form
1 − b1 1 − b1 1 1 − b1
1. Berikut adalah data harga triwulan dari suatu barang. Estimasi trend linear dan
gunakan untuk meramalkan harga pada semua triwulun dalam tahun 2021.
Estimasi trend log linear dan gunakan untuk meramalkan harga pada semua
triwulan dalam tahun 2018.
Tahun Triwulan t Harga (Pt)
2018 1 1 600,4
2 2 652,8
3 3 671,1
4 4 654,8
2019 1 5 610,8
2 6 679,5
3 7 681,2
4 8 667,6
2020 1 9 640,8
2 10 686,5
3 11 691,1
4 12 676,5
2021 1 13 639,3
2 14 681,0
3 15 685,5
4 16 677,7
Pt = a + bt
Triwulan-1 1990: P17 = a + b(17)
ln Pt = a + bt
Triwulan-1 1990: ln Pt = a + b(17)
4. Berikut adalah indeks penjualan dan tiga time series data pada periode yang sama.
Tentukan (i) coincident indicator, (ii) leading indicator, (iii) lagging indicator.
Bila pada tahun 2012 diperkirakan X=1.646, P=20, dan C=0,4 ramalkan
permintaan sepatu pada tahun tersebut.
Bila jumlah satu input tetap sedangkan satu input lain berubah akan didapat
hubungan input output yang disebut sebagai produksi total (TP). Misal modal tetap
sedangkan tenaga kerja berubah akan didapat produksi total seperti pada tabel 6.1. Dari
produksi total dapat diturunkan produksi marginal (MP) dan produksi rata-rata (AP). MP
adalah perubahan produksi per unit perubahan input sedangkan AP adalah produksi per
unit input. Berikut MP dan AP untuk tenaga kerja (MPL dan APL)
TP
MPL =
L
TP
APL =
L
Respon produksi terhadap perubahan input diukur dengan elastisitas produksi yang
didifinisikan sebagai persentase perubahan produksi dibagi persentase perubahan input.
%TP
EL =
%L
Penggunaan tenaga kerja yang optimal terjadi bila tambahan penerimaan karena
tambahan satu unit tenaga kerja (MRPL) sama dengan tambahan biaya karena tambahan
satu unit tenaga kerja (MRCL).
Tambahan biaya karena tambahan satu unit tenaga kerja dikenal sebagai marginal
resource cost of labor (MRCL) yang dirumuskan sebagai berikut.
TC
MRC L =
L
Tabel 21. Hubungan Tenaga kerja dan Modal
Tenaga Kerja MPL MR=P MRPL MRCL=w
2,5 4 10 40 20
3,0 3 10 30 20
3,5 2 10 20 20
4.0 1 10 10 20
4,5 0 10 0 20
Isoquant
Isoquant adalah kombinasi input (modal dan tenaga kerja) yang menghasilkan produksi
yang sama. Misal produksi sebesar 12 dapat dihasilkan oleh kombinasi (K=5 L=1); (K=4
L=1); (K=1 L=3); dan (K=1 L=6). Demikian pula produksi sebesar 28; 36; dan 40 dapat
dihasilkan oleh berbagai kombinasi modal dan tenaga kerja.
6 10 24 31 36 40 39
5 12 28 36 40 42 40
4 12 28 36 40 40 36
3 10 23 33 36 36 33
2 7 18 28 30 30 28
(modal)
1 3 8 12 14 14 12
K 1 2 3 4 5 6
L (tenaga kerja)
Gambar 6.3.
Marginal Rate of Technical Substitution (MRTS) dari tenaga kerja untuk modal secara
grafis adalah slope pada isoquant. Sepanjang kurva isoquant output tetap, sehingga
tambahan output karena tambahan tenaga kerja akan sama dengan pengurangan output
karena pengurangan modal.
Q = f ( L, K )
Q Q
dQ = .dL + .dK total differential
L K
dK Q / L MPL
= ( −) = ( −) = MRTS
dL Q / K MPK
Isocost
Isocost adalah kombinasi input yang biayanya sama. Bila input hanya meliputi tenaga
kerja dan modal maka biaya total dapat dirumuskan sebagai berikut,
C = wL + rK
dimana w = upah dan r = biaya modal. Isocost selanjutnya dapat dirumuskan sebagai
berikut.
C w
K= − L
r r
Secara matematis kombinasi input optimal terjadi pada waktu MRTS sama dengan rasio
harga tenaga kerja dengan harga modal.
w
MRTS =
r
MPL w
=
MPK r
Returns to Scale
Return to scale menunjukkan tingkat kenaikan produksi bila semua input meningkat
dengan tingkat kenaikan yang sama.
Q = f ( L, K )
Q = f (hL, hK )
= h → constant return to scale, bila semua input naik 1% maka output naik 1%
h → increasing return to scale, bila semua input naik 1% maka output naik >1%
h → decreasing return to scale, bila semua input naik 1% maka output naik<1%
Cobb-Douglas: Q = AK a Lb
ln Q = ln A + a ln K + b ln L
1. Bila dua perusahaan menghadapi upah dan sewa mesin yang sama tetapi
mengeluarkan biaya yang berbeda untuk tenaga kerja dan mesin bagaimana
isocost line dari kedua perusahaan tersebut.
3. Tabel berikut menyatakan hubungan antara jumlah tenaga kerja dalam HOK
dengan produksi dalam unit barang. Bila harga output per unit 10 dan sewa tenaga
kerja 40 per HOK tentukan berapa tenaga kerja harus disewa.
Tenaga Produksi
Kerja (Unit
(HOK) Barang)
0 0
1 12
2 22
3 30
4 36
5 40
6 42
4. Dari fungsi produksi pada tabel di bawah gambarkan isoquant untuk output
sebesar 8 unit, 12 unit, dan 16 unit.
6 4 8 14 16 13 11
5 6 12 16 18 15 14
4 7 13 16 20 18 16
3 8 12 14 16 16 14
2 4 7 12 13 12 8
1 1 3 8 7 6 5
Mod 0 1 2 3 4 5 6
al
Tenaga Kerja
A. Macam Biaya
Biaya dibedakan menjadi biaya eksplisit dan biaya implisit. Biaya eksplisit adalah
pengeluaran aktual perusahaan untuk menggunakan, menyewa, atau membeli input yang
diperlukan dalam aktivitas produksi. Biaya ini meliputi upah tenaga kerja; sewa modal,
peralatan, dan gedung; dan harga pembelian bahan baku dan barang setengah jadi.
Biaya implisit adalah nilai input yang dimiliki dan digunakan oleh perusahaan dalam
aktivitas produksi. Meskipun perusahaan tidak mengeluarkan biaya untuk menggunakan
input semacam ini, input ini bukan barang bebas karena perusahaan dapat menjual atau
menyewakan kepada perusahaan lain.
Nilai sewa atau jual dari input ini menggambarkan biaya produksi perusahaan dari
memiliki dan menggunakan input tersebut. Termasuk dalam biaya implisit adalah gaji
tertinggi yang dapat diterima oleh entrepreneur bila bekerja di tempat lain; penerimaan
tertinggi atas modal bila perusahaan menanamkan modal ini di tempat lain; dan sewa
tertinggi atas lahan dan bangunan bila disewakan ke pihak lain.
Secara ekonomi kedua macam biaya ini perlu diperhitungkan yakni dalam mengukur
biaya produksi perusahaan harus memasukkan alternative atau opportunity costs semua
input, baik yang dibeli maupun dimiliki. Biaya ekonomi (economic costs) perlu
dibedakan dari biaya akuntansi (accounting costs). Biaya akuntansi adalah pengeluaran
aktual perusahaan atau biaya eksplisit untuk membeli atau menyewa input. Accounting
costs atau historical costs penting untuk laporan keuangan perusahaan dan hal-hal yang
berkaitan dengan pajak. Economic costs diperlukan untuk pengambilan keputusan
manajemen perusahaan.
Salah satu contoh adalah inventory valuation. Misal perusahaan membeli bahan baku
senilai $100 namun kemudian harga bahan baku ini turun menjadi $60. Ekonom akan
menilai harga bahan baku pada harga yang berlaku (current value atau replacement
value). Kesalahan penilaian dapat mengakibatkan kesalahan dalam pengambilan
keputusan manajemen. Misal perusahaan akan mengalami kerugian bila memproduksi
pada harga bahan baku $100 dan perusahaan akan mengalami keuntungan bila
memproduksi pada harga bahan baku $60. Fakta bahwa harga bahan baku $100 menjadi
tidak relevan untuk pengambilan keputusan produksi sekarang karena sekarang bahan
baku dapat diperoleh pada harga $60. Penurunan harga bahan baku sebesar $40
Contoh lain adalah pengukuran biaya penyusutan (depreciation cost). Misal perusahaan
membeli mesin baru senilai $1000. Umur mesin diperkirakan 10 tahun dan akuntan
menggunakan straight-line depreciation method (berarti penyusutan $100 per tahun),
sehingga nilai akuntansi pada akhir tahun ke-10 sama dengan nol. Katakanlah pada akhir
tahun ke-10 mesin masih dapat digunakan sehingga masih dapat dijual pada harga $120.
Berdasarkan perhitungan akuntan biaya penggunaan mesin nol tetapi berdasarkan
perhitungan ekonom biaya penggunaan mesin $120. Dengan demikian nilai mesin nol
pada akhir tahun ke-10 merupakan penilaian yang salah dari sisi ekonomi sehingga dapat
menimbulkan kesalahan dalam pengambilan keputusan.
Dalam membahas biaya produksi perlu pula dibedakan antara marginal cost dan
incremental cost. Marginal cost adalah perubahan biaya akibat perubahan 1 unit output.
Misal, untuk memproduksi 10 unit output diperlukan biaya total $140 dan untuk
memproduksi 11 unit output diperlukan biaya total $150. Dari data ini maka marginal
cost pada output 11 unit adalah $10. Incremental cost merupakan konsep yang lebih luas,
yaitu perubahan biaya total karena implementasi dari keputusan manajemen tertentu
misal introduksi new product line, advertensi, dan sebagainya.
Jangka pendek adalah waktu dimana sebagian input perusahaan dalam keadaan tetap.
Pengeluaran untuk input tetap per periode waktu disebut sebagai biaya tetap total (TFC).
Termasuk ke dalam TFC adalah bunga atas modal pinjaman, pengeluaran sewa untuk
mesin dan peralatan yang disewa (biaya penyusutan atas mesin dan peralatan milik
sendiri), gaji untuk manajemen. Biaya variabel total (TVC) adalah pengeluaran untuk
input variabel. Termasuk ke dalam biaya variabel adalah pembayaran untuk bahan baku,
bahan bakar, upah tenaga kerja, dan sebagainya. Biaya total (TC) adalah penjumlahan
TFC dan TVC.
TC = TFC + TVC
TC = biaya total
TFC = biaya tetap total
TVC = biaya variabel total
TVC
AVC =
Q
TC
ATC = = AFC + AVC
Q
TC TVC
MC = =
Q Q
TVC wL w w
AVC = = = =
Q Q Q / L APL
TVC ( wL ) w(L) w w
MC = = = = =
Q Q Q Q / L MPL
Pada fungsi biaya jangka panjang semua biaya adalah biaya variabel atau tidak ada biaya
tetap. Jangka waktu panjang atau pendek tergantung macam industri. Misal industri jasa
yang tidak memerlukan investasi terlalu mahal jangka panjang mungkin hanya akan
memakan waktu beberapa bulan. Sebaliknya untuk industri konstruksi yang memerlukan
investasi besar jangka panjang akan memakan waktu beberapa tahun.
Kurva biaya total jangka panjang (LTC) diturunkan dari expansion path yaitu kurva yang
menggambarkan biaya total minimum jangka panjang pada berbagai tingkat output.
Kurva biaya rata-rata (LAC) dan biaya marginal (LMC) jangka panjang diturunkan dari
kurva LTC.
LTC
LMC =
Q
Gambar 20 menunjukkan hubungan antara expansion path, LTC, LAC, dan LMC. Misal
harga tenaga kerja 10 per unit dan sewa modal juga 10 per unit. Untuk menghasilkan 1
unit output dengan biaya termurah diperlukan tenaga kerja sebanyak 4 unit dan modal 4
unit (gambar 20. atas). Dengan harga tenaga kerja dan modal diatas dapat dihitung LTC
untuk output sebanyak 1 unit sebesar (4L)(10)+(4K)(10)=80 (gambar 20. tengah). Biaya
rata-rata jangka panjang (LAC) untuk output sebesar 1 unit dapat dihitung sebagai
80/1=80 (gambar 7.2. bawah). Biaya marginal jangka panjang (LMC) bila output naik
dari 0 ke 1 unit dapat dihitung sebagai 80/1=80 (gambar 20. bawah).
Gambar 21. menunjukkan perusahaan yang perluasannya hanya dapat dilakukan sampai
dengan 4 skala (SAC-1 s/d SAC-4). Dengan skala-1 (SAC 1) biaya rata-rata terkecil
untuk memproduksi 1 unit output adalah 80. Output sebesar 1,5 unit dapat dihasilkan oleh
SAC-1 atau SAC-2 dengan biaya yang sama yaitu sebesar 70. Output sebesar 2 unit akan
lebih murah bila dihasilkan oleh skala-2 dari pada skala-1. Gambar 21. menunjukkan
perusahaan yang perluasaannya lebih bebas sehingga menghasilkan kurva LAC yang
smooth.
Economies of scale atau skala ekonomi berhubungan dengan keadaan di mana output
secara proporsional tumbuh lebih cepat dari penggunaan input. Misalnya, input
meningkat dua kalinya output meningkat lebih dari dua kali. Kurva LAC yang menurun
menunjukkan bahwa peningkatan skala usaha diikuti dengan biaya per unit yang lebih
kecil. Keadaan ini disebut sebagai increasing return to scale. Sebaliknya kurva LAC
yang meningkat menunjukkan bahwa peningkatan skala usaha diikuti dengan biaya per
unit yang lebih besar. Keadaan ini disebut sebagai decreasing return to scale.
Increasing returns to scale atau decreasing cost terjadi karena alasan teknologi dan
finansial. Di tingkat teknologi, economies of scale terjadi karena bila skala operasi
meningkat maka spesialisasi tenaga kerja dapat dilakukan sehingga selanjutnya mesin
yang lebih spesifik dan lebih produktif dapat digunakan. Alasan finansial, dengan skala
yang lebih besar perusahaan akan memperoleh potongan harga dalam pembelian bahan
baku, mendapat potongan bunga bila meminjam ke bank, biaya yang lebih murah untuk
advertensi dan promosi.
Decreasing returns to scale terjadi karena bila skala operasi meningkat maka menjadi
sulit mengelola perusahaan secara efektif dan mengkoordinasikan berbagai operasi dan
bagian-bagian perusahaan dengan baik. Akibatnya biaya-biaya meningkat lebih cepat dari
kenaikan skala operasi. Dalam keadaan seperti ini tidak dijamin bahwa arahan dan
perintah-perintah top management dijalankan dengan baik oleh bawahannya. Dengan
demikian efisiensi menurun dan biaya per unit meningkat.
Beberapa industri mempunyai LAC yang terus menurun bila perusahaan meningkatkan
outputnya, dalam arti satu perusahaan dapat memenuhi permintaan pasar secara lebih
efisien dari pada dua perusahaan atau lebih (gambar 7.5.). Kasus ini sering disebut
sebagai natural monopolies. Misalnya, perusahaan listrik, transportasi umum, dan
sebagainya. Biasanya pemerintah membolehkan perusahaan ini beroperasi dengan
pengaturan-pengaturan tertentu.
D. Learning Curve
Perusahaan mendapatkan pengalaman dalam memproduksi barang dan jasa dari waktu ke
waktu. Learning curve digambarkan oleh biaya produksi rata-rata yang menurun bila
produksi total kumulatif meningkat dari waktu ke waktu
Contoh
log C = 3 − 0,3 log Q
log C = 3 − 0,3 log 100
log C = 3 − 0,3(2) = 2,4
C=251,19
Jadi biaya rata-rata output yang ke 100 adalah 251,19.
Kecepatan penurunan learning curve dapat sangat berbeda antara perusahaan satu dengan
perusahaan lainnya. Penerunan learning curve semakin besar (i) semakin kecil perputaran
tenaga kerja, (ii) semakin sedikit gangguan produksi, (iii) semakin besar kemampuan
perusahaan mentransfer pengetahuan dari produksi lain yang serupa. Biaya rata-rata
biasanya turun 20-30% untuk setiap kenaikan output dua kali lipat.
Cost-Volume-Profit Analysis
TR = ( P)(Q)
TC = TFC + ( AVC )Q
TR = TC
( P)(QB ) = TFC + ( AVC )(QB ) dimana Q B =breakeven output
( P)(QB ) − ( AVC )(QB ) = TFC
(QB )( P − AVC ) = TFC
TFC
QB =
P − AVC
Contoh
$200
QB = = 40
$10 − $5
Kalau perusahaan bertujuan mencapai target keuntungan tertentu, output untuk mencapai
target tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut.
TFC + T
QT =
P − AVC
Contoh
Operating Leverage
Operating leverage adalah rasio antara biaya tetap terhadap biaya variable. Semakin
tinggi rasio ini maka perusahaan dikatakan semakin highly leveraged. Bila perusahaan
semakin automated atau highly liveraged (misal ada substitusi biaya tetap untuk biaya
variable) maka biaya tetap naik dan biaya variable turun, selanjutnya breakeven output
naik. Gambar 28 menunjukkan biaya tetap naik dari $200 menjadi $300 sedangkan biaya
variable turun dari $5 menjadi $3,33 maka breakeven output naik dari 40 (B) menjadi 45
(B’). Gambar 28 juga menunjukkan bahwa semakin besar rasio biaya tetap total terhadap
biaya variable total maka keuntungan perusahaan akan semakin sensitive terhadap
perubahan output atau penjualan. Kenaikan output dari 60 menjadi 70 menaikkan
keuntungan dari CD (100) menjadi FG (150) untuk TC dan menjadi EG (166,67) untuk
TC’.
Sensitivitas dari keuntungan terhadap perubahan output atau penjualan dapat diukur
dengan degree of operating leverage (DOL).
% / Q
DOL = = = .
%Q Q / Q Q
Contoh
F. Soal-soal Latihan
1. A bekerja pada suatu perusahaan jasa dengan gaji $60.000 per tahun. Ia
merencanakan untuk berhenti bekerja pada perusahaan tersebut dan membuka
usaha sendiri. Untuk membuka usahanya diperlukan kantor yang sewanya
$10.000 per tahun, sekretaris yang gajinya $ 20.000 per tahun, sewa peralatan
kantor sebesar $15.000 per tahun, dan biaya alat tulis, listrik dan telpon sebesar
$5.000 per tahun. A memperkirakan penerimaan per tahun $100.000 dan A
indifferent antara bekerja pada perusahaan di atas dengan membuka usaha sendiri.
Berapa (a) explicit costs, (b) implicit costs, (c) economic costs, (d) apakah A akan
membuka usahanya.
2. Dari data berikut tentukan (a) total fixed cost dan total variable cost, (b) dari
jawaban (a) tentukan average fixed cost, average variable cost, average total cost,
dan marginal cost, (c) gambarkan kurva-kurvanya.
Q 0 1 2 3 4 5
TC $30 50 60 81 118 180
3. Dua perusahaan yang termasuk kedalam industri yang sama menjual pruduknya
sebesar $10 per unit. Perusahaan-1 mempunyai TFC1=$100 dan AVC1=$6
sedangkan perusahaan-2 mempunyai TFC2=$300 dan AVC2=$3,33. (a) Tentukan
4. Hasil regresi total variable cost suatu barang (TVC) terhadap output (Q) dan upah
(W) dengan menggunakan data bulanan selama dua tahun adalah sebagai berikut.
_
TVC = 0,14 + 0,80Q + 0,036W R 2 = 0,92 DW = 1,9
t: (2,8) (3,8) (3,3)
(a) Bila W=$10 carilah fungsi AVC dan MC, (b) bagaimana bentuk kurva AVC
dan MC, (c) apakah model TVC ini benar.
Perusahaan ini menjual barang produksinya senilai $60 per unit. Suatu studi
engineering menunjukkan bahwa dengan menggunakan teknologi baru long-run
total cost function sebagai berikut.
TC = 50 + 20Q + 2w + 3r
dimana w=upah dan r=rental price of capital. (a) carilah fungsi AVC dan MC dan
output dimana kedua kurva ini berpotongan, (b) breakeven output dan output
dimana keuntungan terbesar, (c) long-run average cost dan long-run marginal cost
dengan teknologi baru bila w=$20 dan r=$10.
A. Profit Maximization
Input Jumlah input yang diperlukan per unit output Jumlah input tersedia
per periode waktu
Product X Product Y
A 1 1 7
B 0,5 1 5
C 0 0,5 2
= $30Q X + $40QY
1Q X + 1QY 7
0,5Q X + 1QY 5
0,5Q y 2
Q X , QY 0 Non-negative constraint
Penyelesaian Grafis
1Q X + 1QY 7
0,5Q X + 1QY 5
QX = 4
QY = 3
Penyelesaian Simplex
30 40
1 1 <= 7
0.5 1 <= 5
0.5 <= 2
0 0
M M
Continuous Continuous
|-----------------------------------------------------------------|
| Summarized Results for MAX Page : 1 |
|-----------------------------------------------------------------|
|Variables| |Opportunity|Variables| |Opportunity|
|No. Names| Solution | Cost |No. Names| Solution | Cost |
|---------+----------+-----------+---------+----------+-----------|
|1 Qx |+4.0000000| 0 |4 S2 | 0|+20.000000 |
|2 Qy |+3.0000000| 0 |5 S3 |+.50000000| 0 |
|3 S1 | 0|+20.000000 | | | |
|-----------------------------------------------------------------|
| Maximum value of the OBJ = 240 Iters. = 3 |
|-----------------------------------------------------------------|
|------------------------------------------------------------------------------|
| Sensitivity Analysis for OBJ Coefficients Page : 1 |
|------------------------------------------------------------------------------|
|C(j) |Min. C(j) | Original |Max. C(j) |C(j) |Min. C(j) | Original |Max. C(j) |
|-----+----------+----------+----------+-----+----------+----------+-----------|
|C(1) |+20.000000|+30.000000|+40.000000|C(2) |+30.000000|+40.000000|+60.000000 |
|------------------------------------------------------------------------------|
|------------------------------------------------------------------------------|
| Sensitivity Analysis for RHS Page : 1 |
|------------------------------------------------------------------------------|
|B(i) |Min. B(i) | Original |Max. B(i) |B(i) |Min. B(i) | Original |Max. B(i) |
|-----+----------+----------+----------+-----+----------+----------+-----------|
|B(1) |+6.0000000|+7.0000000|+10.000000|B(3) |+1.5000000|+2.0000000|+ Infinity |
|B(2) |+3.5000000|+5.0000000|+5.5000000| | | | |
|------------------------------------------------------------------------------|
Penyelesaian Grafis
|-----------------------------------------------------------------|
| Summarized Results for MIN Page : 1 |
|-----------------------------------------------------------------|
|Variables| |Opportunity|Variables| |Opportunity|
|No. Names| Solution | Cost |No. Names| Solution | Cost |
|---------+----------+-----------+---------+----------+-----------|
|1 Qx |+6.0000000| 0 |5 S2 | 0|+1.0000000 |
|2 Qy |+4.0000000| 0 |6 A2 | 0|-1.0000000 |
|3 S1 | 0|+1.0000000 |7 S3 |+2.0000000| 0 |
|4 A1 | 0|-1.0000000 |8 A3 | 0| 0 |
|-----------------------------------------------------------------|
| Minimum value of the OBJ = 24 Iters. = 3 |
|-----------------------------------------------------------------|
|------------------------------------------------------------------------------|
| Sensitivity Analysis for OBJ Coefficients Page : 1 |
|------------------------------------------------------------------------------|
|C(j) |Min. C(j) | Original |Max. C(j) |C(j) |Min. C(j) | Original |Max. C(j) |
|-----+----------+----------+----------+-----+----------+----------+-----------|
|C(1) |+1.5000000|+2.0000000|+3.0000000|C(2) |+2.0000000|+3.0000000|+4.0000000 |
|------------------------------------------------------------------------------|
|------------------------------------------------------------------------------|
| Sensitivity Analysis for RHS Page : 1 |
|------------------------------------------------------------------------------|
|B(i) |Min. B(i) | Original |Max. B(i) |B(i) |Min. B(i) | Original |Max. B(i) |
|-----+----------+----------+----------+-----+----------+----------+-----------|
|B(1) |+10.000000|+14.000000|+18.000000|B(3) |- Infinity|+6.0000000|+8.0000000 |
|B(2) |+8.6666670|+10.000000|+14.000000| | | | |
|------------------------------------------------------------------------------|
Primal Problem
Dual Problem
V A = 20
V B = 20
VC = 0
C = 7(20) + 5(20) + 2(0) = 240
Primal Problem
Dual Problem
VP = 1
VM = 1
VV = 0
= 14(1) + 10(1) + 6(0) = 24