Anda di halaman 1dari 18

Laporan Pendahuluan

Praktikum Elektronika II
Modul Praktikum
DIGITAL ICs: : COUNTERS
Nama :Dhafin Zaidan Y
NPM : 1906347924
Rekan Kerja : kitman arianto
Kelompok :6
Hari : Rabu (B)
Tanggal : 04 Oktober 2023
Modul ke :4

Laboratorium Elektronika – Departemen Fisika


Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Indonesia
2022
2

MODUL 4
DIGITAL ICs: : COUNTERS

TUJUAN
1. Untuk memeriksa rangkaian penghitungan biner.
2. Mengamati pengoperasian Ring counter.
TEORI DASAR
Gambar Counter adalah rangkaian yang menghasilkan satu set kombinasi
keluaran unik dalam kaitannya dengan jumlah pulsa masukan yang diterapkan.
Jumlah keluaran unik dari suatu pencacah dikenal sebagai nya modulus, modulo, atau
nomor mod.
IC 7476
IC 7476 adalah flip-flop JK dual master-slave dengan keluaran yang jelas,
telah ditetapkan, dan saling melengkapi. IC ini mengandung dua flip-flop JK dengan
pulsa positif independen yang memicunya. Data dari input J dan K diproses oleh flip-
flop setelah pulsa jam lengkap. Ketika CLK rendah, bagian slave terisolasi dari
master. Pada transisi positif CLK, data dari J dan input K ditransfer ke master. Saat
CLK tinggi, input J dan K dinonaktifkan. Pada transisi negatif CLK, data dari master
dipindahkan ke slave. Keadaan logika input J dan K tidak boleh berubah saat CLK
tinggi. Data ditransfer ke output saat terjadi perubahan pada tepi turun pulsa jam.
Tingkat logika rendah pada preset atau input yang jelas akan mengatur ulang atau
mereset tingkat logika input lainnya.
Penghitung Biner
Gambar 4.2 menunjukkan penghitung biner atau penghitung riak. Flip-flop JK
digunakan karena fleksibilitasnya. Semua input J dan K terhubung ke input
ENABLE. Ketika ENABLE dalam keadaan OFF (rendah), semua input JK ditarik ke
rendah, sehingga flip-flop berada dalam kondisi 'tidak ada perubahan'. Begitu
ENABLE diatur ke ON (tinggi), input JK dipaksa menjadi tinggi, dan setiap flip-flop
diatur ke kondisi 'toggle'.

Universitas Indonesia 2023


3

Setiap flip-flop akan mengubah keadaannya saat terjadi transisi positif ke


negatif pada input CLK-nya. Menerapkan sinyal gelombang persegi ke input clock
FF0 dan mengatur ENABLE tinggi memungkinkan FF0 terus-menerus beralih setiap
kali pulsa clock diterapkan.
Flip-flop FF1 di-clock dari keluaran Q FF0, sehingga keluarannya memiliki
frekuensi yang setengah dari FF0 atau seperempat frekuensi CLK input. Selanjutnya,
FF2 dijalankan oleh FF1 dan keluarannya satu delapan dari CLK, dan keluaran FF3
adalah ringkasan satu enam belas dari keluaran penghitung biner. Gambar 4.3 adalah
diagram waktu yang merangkum keluaran penghitung biner. Perhatikan bahwa
keluaran setiap flip-flop beralih saat transisi rendah diterapkan pada input clock-nya.
Flip-flop FF0 adalah bit yang paling tidak signifikan dalam urutan
penghitungan, diikuti dalam bobot numerik oleh FF1, FF2, dan akhirnya FF3.
Dengan memberi nilai 1 pada keluaran tinggi dan 0 pada keluaran tingkat rendah, kita
dapat membuat tabel kebenaran (Gambar 4.4). Perhatikan bahwa keluaran berubah
secara berurutan saat jumlah siklus clock (penghitungan) bertambah. Ada 16
kombinasi keluaran berbeda atau keadaan yang dihasilkan oleh penghitung ini, yang
kembali ke semua 0 pada penghitungan keenam belas. Ini membuatnya menjadi
penghitung biner mod 16 ripple up.

Universitas Indonesia 2023


4

Counting Down
Mengganti input clock setiap flip-flop ke keluaran Q menyebabkan urutan
penghitungan dimulai dari 1111, pada siklus clock pertama setelah melepas input
reset, hingga mencapai 0000. Flip-flop masih beralih saat terjadi transisi positif ke
negatif, tetapi perubahan ini sekarang terjadi ketika keluaran Q flip-flop sebelumnya
(yang merupakan kebalikannya dari Q) beralih dari rendah ke tinggi

Universitas Indonesia 2023


5

bar 3.2(a) adalah kait NOR, atau flip-flop RS. Seperti yang ditunjukkan pada
tabel 3.1, R yang rendah dan S yang rendah menghasilkan keadaan tidak aktif; dalam
keadaan ini, sirkuit menyimpan atau mengingat. R yang rendah dan S yang tinggi
mewakili status yang disetel, sedangkan R yang tinggi dan S yang rendah
menunjukkan status reset. Akhirnya, R yang tinggi dan S yang tinggi menghasilkan
kondisi yang tidak valid, dimana keluarannya tidak pasti; oleh karena itu, kita harus
menghindari R = 1 dan S = 1 saat menggunakan kait NOR.

Universitas Indonesia 2023


6

Ring counters
Gambar 4.5 mengilustrasikan penghitung cincin. Ini dibangun dengan
menghubungkan keluaran Q dan Ǭ dari satu flip-flop ke input J dan K dari flip-flop
berikutnya. Untuk melengkapi cincin, keluaran dari flip-flop terakhir dihubungkan ke
input dari flip-flop pertama. Penghitung ini memiliki karakteristik bahwa satu dan
hanya satu flip-flop yang diatur (Q=1) pada setiap saat. Untuk memulai penghitung,
FF0 diatur dan yang lainnya direset (perhatikan penerapan input awal ke input preset
FF0 dan input reset FF1 hingga FF3). Karena keluaran dari setiap flip-flop terhubung
ke input unit berikutnya, FF1 menerima input set sementara yang lain menerima input
reset. Akibatnya, pada siklus clock pertama FF1 diatur sementara yang lain direset.
Kondisi set telah beralih dari FF0 ke FF1. Saat siklus clock datang, kondisi set ini
terus berpindah di sekitar cincin. Proses ini diilustrasikan dalam diagram waktu pada
gambar 4.6. Tabel kebenaran tidak diperlukan untuk rangkaian ini karena sifat
eksklusif dari flip-flop tunggal yang diatur pada setiap siklus clock (penghitungan).
Seperti yang dapat dilihat dari diagram waktu, ada empat keadaan keluaran yang unik
untuk penghitung ini, sehingga menjadikannya penghitung cincin mod 4

Universitas Indonesia 2023


7

Johnson Counter
Angka modulo dari penghitung cincin dapat digandakan dengan menukar
keluaran Q dan Ǭ dari flip-flop terakhir sehingga keluaran Q sekarang masuk ke input
J FF0 dan keluaran Ǭ ke input K. Ini adalah konfigurasi untuk Penghitung Johnson
(gambar 4.7) yang dimulai dari 0000. Perhatikan bahwa kondisi ini memberikan input
reset ke FF1 dan mengirimkan kondisi input set ke FF0. Pada input clock pertama,
FF0 diatur sementara yang lain tetap direset. Sekarang, input set diterapkan pada FF0
dan FF1. Pada input clock berikutnya, FF0 dan FF1 diatur sementara FF2 dan FF3
direset. Proses ini berlanjut hingga keempat flip-flop diatur seperti yang diilustrasikan
pada gambar 4.8. Setelah keempatnya diatur, keluaran FF3 kemudian mengirimkan
input reset ke FF0. Pada clock berikutnya, proses ini dibalikkan hingga penghitung
sekali lagi memiliki semua keluaran reset. Perhatikan dari diagram waktu bahwa

Universitas Indonesia 2023


8

sekarang ada delapan kondisi keluaran yang berbeda, sehingga penghitung ini adalah
Penghitung Johnson dengan modulo 8

BCD Seven Segment


Dalam skema pengkodean Binary Coded Decimal (BCD), setiap angka
desimal (0-9) direpresentasikan oleh pola biner yang setara (biasanya berupa 4 bit).
Sementara itu, tampilan tujuh segmen adalah perangkat elektronik yang terdiri dari
tujuh dioda pemancar cahaya (LED) yang disusun dalam pola tertentu, yang
digunakan untuk menampilkan angka heksadesimal.
Secara umum, ada dua jenis umum dari tujuh segmen BCD. Pertama adalah
Tipe Katoda Umum, di mana semua katoda dari ketujuh LED terhubung bersama ke
ground atau -Vcc, dan LED menampilkan digit saat sinyal HIGH diberikan ke anoda
individu. Yang kedua adalah Tipe Anoda Umum, di mana semua anoda dari ketujuh

Universitas Indonesia 2023


9

LED terhubung ke baterai atau +Vcc, dan LED menampilkan digit saat sinyal LOW
diberikan ke katoda individu.
Proses pengkodean data BCD menjadi tampilan angka desimal dilakukan
secara terpisah untuk setiap segmen (segmen a hingga g). Langkah pertama dalam
membangun tujuh segmen BCD adalah menentukan persamaan yang mewakili fungsi
dekoder untuk setiap segmen, dan setelah itu sirkuit dekoder dapat dibuat untuk
setiap segmen menggunakan rangkaian digital dari gerbang logika dasar.

ALAT DAN BAHAN

1. Sumber Daya: +5 V
2. Multimeter, Generator Sinyal, Osiloskop
3. Resistor
4. IC: 7476
5. Tampilan LED
6. Saklar, LED

PROSEDUR PERCOBAAN
A. Binary UP Counter
1. Membangun penghitung biner naik sesuai dengan gambar 4.9! (Catatan:
dalam simulasi, gunakan IC yang mirip dengan IC 7476)
2. Menutup S1 dan S2! Terapkan gelombang persegi 5 Hz 5 V pada input
CLK! Apa keadaan penghitung pada saat ini?
3. Membuka S2! Jelaskan mengapa keluaran tidak berubah!
4. Membuka S1! Apa urutan hitungan dari penghitung ini? Apakah
penghitung ini menghitung naik atau turun?
5. Menutup S1 dan S2! Pindahkan input clock dari setiap flip-flop kecuali
FF0 dari keluaran Q ke keluaran Ǭ. Hati-hati untuk tetap menjaga resistor
220 Ω dan LED terhubung ke keluaran Q!
6. Membuka S1 dan S2! Apakah penghitung menghitung naik atau turun?
Berapa angka modulo untuk penghitung ini?
7. Menggunakan osiloskop untuk eksperimen ini.

Universitas Indonesia 2023


10

B. Binary Down Counter


1. Membuat penghitung biner dari gambar tersebut 4.10! (Catatan: dalam
simulasi, gunakan IC mirip dengan IC 7476)
2. menutup S1 dan S2! Terapkan persegi 5 Hz 5 V lambaikan tangan ke
input CLK! Bagaimana keadaannya konter saat ini?
3. Membuka S2! Jelaskan mengapa outputnya tidak mengubah!
4. Membuka S1! Berapakah urutan penghitungannya menangkal? Apakah itu
dihitung naik atau turun?
5. Menutup S1 dan S2! Pindahkan input jam dari setiap flip-flop kecuali FF0
dari output Q ke keluaran Ǭ. Hati-hati meninggalkan 220 Ω resistor dan
LED terhubung ke Qkeluaran!
6. Membuka S1 dan S2! Apakah penghitung menghitung atau turun? Berapa
nomor modulo untuk ini menangkal?
Universitas Indonesia 2023
11

7. Mengunakan osiloskop untuk percobaan ini.

C. Ring Counter
1. Membuat penghitung cincin dari gambar 4.13! (Catatan: dalam simulasi,
gunakan IC mirip dengan IC 7476)
2. Menerapkan gelombang persegi 5 Hz 5 V ke CLK memasukkan!
3. Menutup S1! Bagaimana keadaan keluarannya konter?
4. Membuka S1! Gambarlah diagram waktu untuk enam siklus jam! Untuk
apa nomor modulo penghitung ini? Apa yang akan terjadi pada
pengoperasian rangkaian jika reset FF0 terhubung ke input awal sebagai
gantinya presetnya? Lakukan tes ini dan verifikasi menjawab!
5. Menutup S1! Ganti koneksi Q dan Ǭ dari FF3! Pertahankan resistor dan
LED 220 Ω terhubung ke keluaran Q! Hapus +5 V untuk mengatur ulang
FF0! Pindahkan input awal ke preset FF0 ke input resetnya dan

Universitas Indonesia 2023


12

sambungkan preset ke +5 V+! Apakah yang keadaan keluaran


penghitung?
6. Membuka S1! Gambarlah diagram waktu untuk 10 siklus jam! Apa nama
dan modulonya nomor loket ini?
7. Menggunakan osiloskop untuk percobaan ini

Universitas Indonesia 2023


13

REFERENSI
1. Modul 3-Praktikum Elektronika II: DIGITAL ICs: FLIP-FLOPS, Department
Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Indonesia
2. Malvino, A., & Bates, D. J. (2008). Electronic Principles. McGraw-Hill
Education.
3. Grob's Basic Electronics: Fundamentals of DC and AC Circuits with Simulations
CD 1st Edition by Mitchel Schultz Scienscope SDN BHD. (t.thn.). D1750-02-08
Manual – Chapter 7: Environmental Measurements. Selangor Darul Ehsan.
4. Dahl, Ø. N. (2022, October 21). How transistors work (BJT and MOSFET) - the
simple explanation. Build Electronic Circuits. Retrieved March 20, 2023, from
https://www.build-electronic-circuits.com/how-transistors-work/
5. Admin. (2022, May 27). Transistor - basics, working principle, definition,
applications. BYJUS. Retrieved March 20, 2023, from
https://byjus.com/physics/transistor-working/
6. Administrator. (2023, March 13). Different configurations of transistors.
Electronics Hub. Retrieved March 20, 2023, from
https://www.electronicshub.org/different-configurations-of-transistors/
7. Build Electronic Circuits. Retrieved March 20, 2023, from https://www.build-
electronic-circuits.com/how-transistors-work/
8. Gray, P. R., Hurst, P. J., Lewis, S. H., & Meyer, R. G. (2009). Analysis and
Design of Analog Integrated Circuits (5th ed.). Wiley.

Universitas Indonesia 2023


14

LAMPIRAN DATA SIMULASI


A. Binary Up Counter
Simulasi Hasil
INPUT OUTPUT
ENABLE PR CLR CLK Q3 Q2 Q1 Q0
0 0 0 0 0
1 0 0 0 1
2 0 0 1 0
3 0 0 1 1
4 0 1 0 0
5 0 1 0 1
6 0 1 1 0
7 0 1 1 1
8 1 0 0 0
9 1 0 0 1
10 1 0 1 0
11 1 0 1 1
12 1 1 0 0
13 1 1 0 1
14 1 1 1 0
15 1 1 1 1

Universitas Indonesia 2023


15

B. Binary Down Counter


Simulasi Hasil
INPUT OUTPUT
ENABLE PR CLR CLK Q3 Q2 Q1 Q0
15 1 1 1 1
14 1 1 1 0
13 1 1 0 1
12 1 1 0 0
11 1 0 1 1
10 1 0 1 0
9 1 0 0 1
8 1 0 0 0
7 0 1 1 1
6 0 1 1 0
5 0 1 0 1
4 0 1 0 0
3 0 0 1 1
2 0 0 1 0
1 0 0 0 `1
0 0 0 0 0

Universitas Indonesia 2023


16

C. Ring Counter
Simulasi Hasil

INPUT OUTPUT
START CLK Q3 Q2 Q1 Q0
1 1 1 1 1
2 1 1 1 0
3 1 1 0 1
4 1 1 0 0
5 1 0 1 1
6 1 0 1 0
7 1 0 0 1
8 1 0 0 0
9 0 1 1 1
10 0 1 1 0
11 0 1 0 1
12 0 1 0 0
13 0 0 1 1
14 0 0 1 0
15 0 0 0 `1
16 0 0 0 0

Universitas Indonesia 2023


17

PERTANYAAN DAN JAWABAN

2. Jelaskan perbedaan keluaran antara counter naik biner atau counter naik
berantai (ripple up counter) dengan counter ring (ring counter):
Dalam counter naik biner atau counter naik berantai, keluaran berubah secara
berurutan dalam bentuk biner. Misalnya, dalam counter naik biner 3 bit, keluaran
akan melalui urutan 000, 001, 010, 011, 100, 101, 110, 111, dan mengulang.
Keluaran mengikuti urutan hitungan biner alami.
Dalam counter ring, hanya satu keluaran yang berubah pada setiap waktu. Keluaran
aktif berpindah dari satu tahap ke tahap berikutnya dengan setiap denyut jam, yang
menciptakan pola berputar. Ini berbeda dengan counter naik biner di mana beberapa
keluaran berubah secara bersamaan untuk menggambarkan hitungan biner.

3. Bagaimana counter Johnson berbeda dari counter ring:


Counter Johnson adalah jenis khusus dari counter ring. Perbedaan utama antara
counter Johnson dan counter ring standar adalah dalam counter Johnson, urutan
keadaan adalah sedemikian rupa sehingga hanya satu bit yang berubah pada setiap
waktu, dan polanya bersifat komplementer. Misalnya, jika terdapat empat tahap
dalam counter Johnson, urutannya bisa menjadi 0001, 0010, 0100, dan 1000. Hal ini
menghasilkan pola transisi yang lebih seimbang dan berguna dalam aplikasi seperti
pembagian frekuensi atau pembangkitan kode yang unik.

Universitas Indonesia 2023


18

Dalam counter ring standar, urutan keadaan apa pun dapat digunakan, dan beberapa
bit bisa berubah secara bersamaan saat tahap aktif berputar. Dalam counter Johnson,
hanya satu bit yang berubah setiap siklus clock, dan polanya bersifat sendiri-
komplementer.

4. Sebutkan keuntungan untuk setiap jenis counter yang digunakan dalam


eksperimen ini:
 Counter Naik Biner (Binary Up Counter):
o Keuntungan: Urutan hitungan yang mudah dipahami yang mengikuti
progresi biner alami.
o Cocok untuk aplikasi di mana urutan hitungan biner sederhana
dibutuhkan.
 Counter Turun Biner (Binary Down Counter):
o Keuntungan: Menghitung turun dalam urutan biner, berguna untuk
aplikasi yang memerlukan penghitungan turun dari nilai tertentu.
o Dapat digunakan dalam aplikasi seperti timer dan hitungan mundur.
 Counter Ring (Ring Counter):
o Keuntungan: Dapat menciptakan urutan berputar yang dapat
digunakan untuk tugas seperti menghasilkan sinyal kontrol dalam
rangkaian logika berurutan digital
o Berguna untuk menghasilkan urutan keadaan di mana hanya satu tahap
yang aktif pada setiap waktu, sering digunakan dalam rangkaian logika
berurutan digital.

Universitas Indonesia 2023

Anda mungkin juga menyukai