Anda di halaman 1dari 5

DIAGRAM TRAPESIUM USIA

Posisi saat ini

Usia 38 tahun

PENSIUN Usia
KULIAH REGULER 60
 Peristiwa (-)
Usia 19-22 TAHUN
Saat usia 9, tidak punya buku pendamping

SMA Usia 16-18


 Peristiwa (+)
SMP Usia 13-15 - Usia 10-12: mengikuti berbagai lomba di
SD
- Usia 13-15: aktif PMR dan Pramuka,
mengikuti berbagai lomba SMP
SD Usia 7-12 tahun
 Selisih :
TK Usia 5-7 tahun 38- 9 = 29
38- 10= 28
Tugas 1.

1. Peristiwa positif dan negative dari diagram trapesium usia yang saya buat:

a. Peristiwa Negatif

Sebenarnya , dalam rekaman ingatan saya, tidak pernah ada peristiwa negatif yang berarti
dalam kehidupan saya. Namun, yang saya ingat adalah pengalaman waktu kelas 4 SD terkait
dengan kepemilikan buku paket pembelajaran. Orang tua saya seorang PNS, tapi gaji PNS
saat itu sangat tidak seimbang dengan segala macam kebutuhan yang diperlukan. Maka
dari itu, setiap ada penawaran buku di sekolah, saya memilih untuk tidak ikut membeli
tanpa bertanya dahulu kepada orang tua. Setiap ada PR, saya harus ke rumah teman saya,
yang rumahnya tidak begitu jauh, untuk ikut mengerjakan PR meminjam bukunya. Namu,
hal tersebut tidak membuat saya merasa berkecil hati. Walau tidak mempunyai buku
pelajaran, saya masih tetap menjadi peringkat satu di kelas.

b. Peristiwa Positif

Sejak kelas 3 SD saya sudah diajak berlatih Macapat oleh Guru saya. Kebetulan ibu saya juga
bisa melatih macapat. Sehingga, dalam setiap perlombaan Macapat, saya selalu bisa
mewakili Kabupaten Wonogri ke tingkat Karesidenan maupun Provinsi.

Kelas 4-6 SD, lomba macapat masih terus menjadi bagian dari tiap perlombaan. Namun,
sudah bertambah dengan lomba –lomba yang lain yang bersifat akademik. Misalnya: Lomba
Cerdas Cermat Dokter Kecil, Cerdas Cermat P4, Cerdas Cermat Mata pelajaran, Lomba Siswa
teladan, dsb. Semua lomba tersebut, selalu melebihi tingkat Kabupaten

Saat saya memasuki usia SMP, prestasi masih terus saya ukir. Saat kelas 1 SMP, saya
menjuarai Lomba menyanyi tunggal tingkat KAresidenan Surakarta, dan prestasi menyanyi
yang lain. Pada tahun selanjutnya di kelas 2 SMP, saya diminta untuk mengikuti lomba Karya
Tulis Ilmiah dengan Topik Narkoba, saya mendapatkan juara 3 tingkat Kabupaten. Selain itu
waktu SMP juga masih menjadi wakil kecamatan untuk mengikuti lomba Siswa Teladan,
mendapat juara 2.

Namun hal yang paling mengesankan buat saya adalah kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler
yang saya ikuti, yaitu Pramuka. Dari pramuka, saya mendapatkan banyak pelajaran dan
bekal yang sangat berarti sampai sekarang. dari kegiatan Pramuka saya juga mempunyai
pengalaman perlombaan yang mengesankan, bertemu dengan teman-teman pramuka dari
berbagai tempat.

Kemudian setelah lulus SMP, saya melanjutkan SMA di kota Solo, tepatnya di SMAN 2
Surakarta. Banyak jugateman-teman yang juga berasal dari luar Solo, dan pasti mereka juga
memiliki nilai-nilai yang bagus, karena bisa diterima sekolah disana. Prestasi saya waktu
SMA, tidak saya sebut menurun walau hanya mendapat peringkat di 5 atau 10 besar, setelah
sebelumnya selalu mendapat juara 1. Namun, saya menyadari itu adalh sebuah kompetisi
yang saya tahu teman-teman saya adalah juga yang terbaik dari daerah asalnya.

Di SMA , saya mengikuti kegiatan Paskibraka dan Paduan Suara. Banyak sekali pengalaman
latihan bersama dengan anggota PAskibraka se Kota Surakarta, dan lomba-lomba Paduan
Suara. Saya juga menjadi Sekretaris OSIS di SMAN 2 Surakarta.

Hingga akhirnya waktu Perguruan Tinggi, saya tidak banyak mengikuti kegiatan. Namun, sya
pernah mengikuti lomba Festival Song Se -Jateng DIY yang diadakan oleh UKM Seni Suara,
dan mendapat juara 3. Ada juga prestasi lain yang saya dapatkan waktunsaya semester 6.
Pada waktu itu, saya sedang melaksanakan kegiatan OJT di sebuah kantor Dinas Pariwisata
Kabupaten Wonogiri. Saat itu akan digelar lomba Duta Wisata 2006. Saya, yang belum
pernah mengikuti ajang pemilihan seperti itu merasa penasaran dan mencoba untuk ikut.
Ternyata saya masuk di jajaran nominasi finalis. Setelah pengumuman hasil sidang juri, saya
dinyatakan sebagai Runner Up Duta WIsata Wonogir Tahun 2006.

Saya lulus kuliah dengan peringkat amat baik pada tahun 2007 dan langsung mengajar di
sebuah SD. Setahun kemudian saya juga ditawari untuk megajar di sebuah SMK. Namun,
karena sekoalh kecil, saya hanya mengajar disekolah tersebut selama 2,5 tahun dan
bergeser ke sekolah tempat saya mengajar saat ini mulai dari tahun 2010 hingga sekarang.
Banyak tugas tambahan yang saya emban selama mengajar disini, salah satunya adalah
menjadi pembina Pramuka. Selama 10 tahun menjadi pembina pramuka, saya sudah banyak
mengantarkan anak didik saya meraih prestasi dan pengalaman di bidang kepramukaan.

2. Yang terlibat dari masing-masing peristwa tersebut:

a. Yang terlibat dalam peristiwa negatif yaitu diri saya sendiri, karena memutuskan
sendiri untuk tidak ikut membeli buku dan takut meminta orang tua karena kasihan.

b. Yang terlibat dalam peristiwa positif yaitu diri sendiri, orang tua yang selalu
mendukung, Pembina lomba saat SD dan SMP, Pembina lomba, pelatih, dan pembina
Pramuka saat SMP, Pelatih lomba dan kegiatan saat SMA, Teman – teman yang positif, dan
senantiasa memberikan bimbingan, motivasi, dan semangat kepada saya.
3. Dampak emosi yang saya rasakan:

a. Dampak emosi peristiwa negative yang saya rasakan adalah sedih

b. Dampak emosi peristiwa positif yang saya rasakan adalah senang dan bangga bisa
mendapatkan pengalaman baru, menoreh prestasi, membanggakan orangtua, banyak ilmu
yang saya dapatkan dari bimbingan bapak guru, dan rasa persaudaraan bersama teman –
teman.

4. Momen yang terjadi di masa sekolah masih dapat saya rasakan dan masih dapat
memengaruhi diri saya:

Peristiwa positif dan negatif yang saya alami di masa lalu masih dapat saya rasakan dan
memengaruhi diri saya di masa sekarang, utamanya jiwa Pramuka. Sejak menjadi guru
sampai sekarang ini, peristiwa negative dan positif yang pernah saya alami, membuat saya
menempatkan diri sebagai seorang guru, orangtua dan teman di sekolah untuk siswa. Saya
membuka komunikasi bersama siswa, saya merasa bahwa kami disini bersama siswa,
orangtua siswa, guru-guru, tendik dan lingkungan masyarakat adalah tim yang ada dalam
suatu ekosistem. Dan saya pun berusaha memfasilitasi bakat siswa supaya dapat mereka
kembangkan dan bermanfaat bagi kehidupannya kedepannya.

5. Pelajaran hidup yang saya peroleh dari kegiatan trapesium usia dan roda emosi,
terkait peran saya sebagai guru terhadap peserta didik saya:

Pelajaran hidup yang saya peroleh dari kegiatan trapesium usia dan roda emosi adalah
sebagai seorang guru harus lebih banyak mendengar, peduli serta adanya rasa empati
dalam memberikan pelayanan kepada siswa, sesuai dengan kebutuhannya. Dengan belajar
dari pengalaman hidup terdahulu, mengambil hikmahnya sebagai pembelajaran yang
bermakna. Pengalaman adalah guru terbaik. Pengalaman membentuk kedewasaan emosi
seseorang dalam menata hidupnya.

6. Nilai-nilai yang saya yakini sebagai seorang Guru:

Sebagai seorang guru mempunyai peran untuk selalu menuntun murid menjadi manusia
seutuhnya. Dalam Pembelajaran guru harus memperhatikan karakteristik murid, bakat, serta
minat belajar anak. Dengan pembelajaran yang menuntun siswa untuk mengembangkan
diri secara utuh, serta memperhatikan bakat serta minat anak, akan menjadika pembelajaran
yang bermakna bagi murid.
Tugas 2.

1. Nilai-nilai dalam diri saya yang membantu saya menggerakkan murid, rekan guru,
dan komunitas sekolah saya:

a. Mandiri, tidak bergantung pada orang lain

b. Reflektif (meminta umpan balik dari murid dan guru, merefleksi diri, mengevaluasi, dan
melakukan perbaikan).

c. Kolaboratif (mampu dan mau bekerja sama dengan siapapun, dimanapun dan
kapanpun).

d. Inovatif (memiliki ide-ide baru yang diterapkan dalam pembelajaran yang bermakna).

e. Berpihak pada murid (semua tindakan dan keputusan yang diambil untuk kemajuan
murid)

2. Peran yang selama ini saya mainkan dalam menggerakkan murid, rekan guru, dan
komunitas sekolah saya

Peran yang saya mainkan dalam menggerakkan murid adalah selalu memberikan motvasi
pada mereka untuk jangan pernah diam. Anak harus terus bergerak, harus menghasilkan
sesuatu apapun itu. Hasilnya, murid saya menghasilkan produk dari apa yang mereka sukai.
Mewujudkan kepemimpinan murid dengan melakukan pembiasaan-pembiasaan baik serta
selalu memotivasi agar siswa tetap dalam koridor rel yang benar dengan mengedepankan
sosio kultural dan karakter bangsa. Berpihak pada murid, yang paling utama bagi seorang
guru dalam melakukan pembelajaran yaitu berpihak murid, meningkatkan bakat minat serta
potensi murid. Sementara untuk menggerakkan rekan guru yang lain adalah dengan
memberikan informasi dan motivasi untuk mengikuti pelatihan-pelatihan yang mendukung
tugas seorang guru.

Anda mungkin juga menyukai