Anda di halaman 1dari 11

TUGAS MAKALAH

“DEFINISI AKUNTANSI SYARIAH”

MATA KULIAH AKUNTANSI SYARIAH

DOSEN PENGAMPU : Sulvariany Tamburaka, S.E., M.Si

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 5

1. ABDUL RAHMAN UMAR (B1C121210)

2. ADINDA MAHARANI L (B1C121211)

3. AGISKA RAMADHANI (B1C121213)

4. AHMAD KHOLIL FAIZUN FAQI (B1C121214)

5. ALIADIN (B1C121215)

6. ALIM RAMADHANI ISFANDY (B1C121216)

7. ANDI ASTRID ANANDA PUTRI (B1C121217)

8. ANDIKA PUTRI CAHYANI (B1C121218)

9. ANGGI PUTRI RAMASARI (B1C121219)

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS HALUOLEO

2023
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami panjatkan
puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya
kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.

Adapun makalah ini telah kami usahakan semaksimal mungkin dan tentunya dengan bantuan
berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami tidak lupa
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam
pembuatan makalah ini.

Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa ada kekurangan baik dari
segi penyusun bahasanya maupun segi lainnya. Oleh karena itu dengan lapang dada dan tangan
terbuka kami membuka selebar-lebarnya bagi pembaca yang ingin memberi saran dan kritik
kepada kami sehingga kami dapat memperbaiki makalah ini. Kami berharap semoga makalah ini
dapat memberikan pengetahuan dan manfaat terhadap pembaca.

Kendari, 11 September 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................................ii
DAFTAR ISI..................................................................................................................................iii
BAB 1..............................................................................................................................................1
PENDAHULUAN...........................................................................................................................1
A. Latar Belakang..................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.............................................................................................................1
C. Tujuan Makalah................................................................................................................2
BAB 2..............................................................................................................................................3
PEMBAHASAN..............................................................................................................................3
A. Pengertian Akuntansi Syariah...........................................................................................3
B. Perkembangan Transaksi Syariah.....................................................................................4
C. Perbedaan Akuntansi Syariah dan Akuntansi Konvensional............................................6
BAB 3............................................................................................................................................11
PENUTUP.....................................................................................................................................11
A. Kesimpulan.....................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................12

iii
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Setelah munculnya Islam di jazirah Arab di bawah kepemimpinan Nabi SAW, dan
pembentukan Negara Islam di Madinah, mulailah perhatian Rasulullah untuk membersihkan
muamalah maaliah (keuangan) dari unsur-unsur riba dan dari segala bentuk penipuan,
pembodohan, perjudian, pemerasan, dan monopoli. Bahkan Rasulullah lebih menekankan
pada pencatatan keuangan. Nabi mengajarkan secara khusus beberapa sahabat untuk
menangani profesi ini dan mereka diberi nama khusus yaitu hafazhatul amwal (pengawas
keuangan). Pada zaman Nabi Muhammad SAW, cikal bakal Akuntansi dimulai dari fungsi
pemerintahan untuk mencapai tujuan dengan penunjukan orang yang kompeten.

Banyak negara yang mulai menerapkan ekonomi syariah karena dianggap sebagai obat
dari penyakit yang terjadi pada sistem perekonomian saat ini. Banyak orang berpikir bahwa
ekonomi Islam merupakan sesuatu yang baru muncul beberapa dekade lalu sebagai solusi
ekonomi sosialis yang tidak populer dan ekonomi kapitalis yang penuh dengan ketidakadilan.
Padahal ekonomi Islam sudah dimulai dikembangkan berabad-abad sebelum aliran ekonomi
klasik. Jadi oleh karena itu ekonomi Islam hadir sebagai jawaban untuk menyelesaikan krisis
ekonomi dunia yang telah berlangsung hingga saat ini.

Demikian pula dengan konstruksi akuntansi konvensional menjadi akuntansi syariah


yang lahir dari nilai-nilai budaya masyarakat dan ajaran syariah Islam yang diamalkan di
dalam kehidupan sosial-ekonomi. Akuntansi syariah bisa terlihat sebagai konstruksi sosial
masyarakat Islam guna menerapkan ekonomi Islam di dalam aktivitas ekonomi. Akuntansi
syariah adalah sub-sistem dari sistem ekonomi dan keuangan Islam, digunakan sebagai
instrumen pendukung penerapan nilai-nilai Islam dalam bidang akuntansi, fungsi utamanya
merupakan alat manajemen untuk memberikan informasi kepada pihak internal dan eksternal
organisasi. Begitu pula dengan Indonesia, Akuntansi Syariah selalu mengalami
perkembangan erat kaitannya dengan perkembangan Islam itu sendiri di Indonesia. Ekonomi
Islam baru muncul dan berkembang sejak tahun 1991, dan lembaga keuangan asuransi
syariah pada tahun 1994. Baru beberapa tahun kemudian yakni tahun 2000 sudah banyak
Perguruan tinggi di Indonesia membuka jurusan atau program Kajian ekonomi Islam, seperti
JEI (Jurusan Ekonomi Islam).
B. Rumusan Masalah

1. Apa definisi Akuntansi Syariah?


2. Bagaimana sejarah perkembangan Akuntansi Syariah?
3. Apa saja kah yang menjadi perbedaan antara Akuntansi Syariah dan Akuntansi
Konvensional?
B. Tujuan Makalah

1. Untuk mengetahui apa definisi Akuntansi Syariah.


2. Untuk mengetahui sejarah perkembangan Akuntansi Syariah.
3. Untuk mengetahui apa yang menjadi perbedaan antara Akuntansi Syariah dan Akuntansi
Konvensional.

C.

2
BAB 2

PEMBAHASAN

A. Definisi Akuntansi Syariah

Secara etimologis syariah memiliki banyak arti, salah satunya ketetapan oleh Allah SWT
bagi hamba-hamba-Nya. Syariah juga bisa dimaknai jalan menuju sumber air atau jalan yang
harus diikuti, yaitu jalan menuju sumber kehidupan yang hakiki. Masyarakat Arab terapkan
istilah ini terutama pada jalan menuju ke palung air diperbaiki dan ditandai dengan jelas
terlihat oleh mata. Jadi dapat dipahami apa yang menjadi fokus kajian syariah yaitu pada
masalah dengan aturan Allah dan Rasul-Nya atau masalah hukum. Aturan atau hukum ini
mengatur manusia dalam hubungannya dengan Tuhan (hablun minallah) dan dalam
berhubungan satu sama lain (hablun minannas). Kedua hubungan Manusia inilah yang
menjadi ruang lingkup syariat Islam. Hubungan itu Yang pertama kemudian disebut ibadah,
dan yang kedua disebut silaturahmi muamalah.

Akuntansi Syariah adalah suatu kegiatan mencatat, mengidentifikasi, mengklasifikasi, dan


pelaporan dengan pengambilan keputusan ekonomi berdasarkan prinsip akad-akad syariah
yaitu tidak mengandung zhulum (kezaliman), riba, maysir (judi), gharar (penipuan), barang
yang haram, dan membahayakan. Jadi, akuntansi syariah dapat diartikan sebagai proses
akuntansi atas transaksi-transaksi sesuai aturan yang ditetapkan oleh Allah SWT. Informasi
disediakan oleh akuntansi syariah untuk pengguna laporan yang lebih luas, bukan hanya data
keuangan tetapi juga mencakup kegiatan perusahaan yang berjalan sesuai dengan syariah
serta memiliki tujuan sosial yang tidak dapat dihindari dalam Islam, misalnya ada kewajiban
membayar zakat.

1. Prinsip-Prinsip Dasar Akuntansi Syariah


a. Pertanggungjawaban (Accountability)

Prinsip Pertanggungjawaban (accountability) merupakan konsep yang tidak asing


lagi yang berkaitan dengan konsep amanah. Implikasi dalam bisnis dan akuntansi adalah
bahwa individu yang terlibat dalam praktik bisnis harus selalu melakukan
pertanggungjawaban apa yang diamanatkan dan diperbuat kepada pihak terkait.

b. Prinsip Keadilan

Prinsip keadilan tidak hanya merupakan nilai yang sangat penting dalam etika
kehidupan social dan bisnis, tetapi juga merupakan nilai yang secara inheren melekat
dalam fitra manusia. Berarti manusia memiliki kapasitas dan energy untuk berbuat adil
dalam setiap aspek kehidupan.

3
c. Prinsip Kebenaran

Prinsip ini sebenarnya tidak dapat dipisahkan dari prinsip keadilan. Sebagai
misalnya dalam akuntansi kita selalu dihadapkan pada masalah pengakuan dan
pengukuran laporan. Kegiatan ini akan terlaksana dengan baik jika dilandasi oleh pada
nilai kebenaran. Kebenaran ini akan mampu menciptakan nilai keadilan dalam mengakui,
mengukur dan melaporkan transaksi dalam perekonomian.

B. Perkembangan Transaksi Syariah

Akuntansi syariah pertama kali di terapkan Perbankan Islam pertama kali muncul di
Mesir tanpa menggunakan embel-embel Islam, karena adanya kekhawatiran rezim yang
berkuasa saat itu akan melihatnya sebagai gerakan fundamentalis. Perintisnya adalah Ahmad
El Najjar. Sistem pertama yang dikembangkan adalah mengambil bentuk sebuah bank
simpanan yang berbasis profit sharing (pembagian laba / bagi hasil) pada tahun 1963.

Kemudian pada tahun ’70-an, telah berdiri setidaknya 9 bank yang tidak memungut
usaha-usaha perdagangan dan industri secara langsung dalam bentuk partnership dan
membagi keuntungan yang didapat dengan para penabung. Baru kemudian berdiri Islamic
Development Bank pada tahun 1974 disponsori oleh negara-negara yang tergabung dalam
Organisasi Konferensi Islam, yang menyediakan jasa finansial berbasis fee dan profit sharing
untuk negara-negara anggotanya dan secara eksplisit menyatakan diri berdasar pada syariah
Islam. Kemudian setelah itu, secara berturut-turut berdirilah sejumlah bank berbasis Islam
antara lain berdiri Dubai Islamic Bank (1975), Faisal Islamic Bank of Sudan (1977), Faisal
Islamic Bank of Egypt (1977) serta Bahrain Islamic Bank (1979) Phillipine Amanah Bank
(1973) berdasarkan dekrit presiden, dan Muslim Pilgrims Savings Corporation (1983).

Akuntansi pertama kali dikenal di Indonesia sekitar tahun 1960an, sementara akuntansi
konvensional yang kita pahami dari berbagai literature menyebutkan bahwa akuntansi
pertama kali berkembang di Italia dan dikembangkan oleh Lucas Pacioli (1494).

Perkembangan akuntansi syariah beberapa tahun terakhir sangat meningkat ini di tandai
dengan seringnya kita menemukan seminar, workshop, diskusi dan berbagai pelatihan yang
membahas berbagai kegiatan ekonomi dan akuntansi Islam perkembangan akuntansi syariah
masih sangat terbatas jumlahnya. Demikian pula dengan sejarah perkembangan akuntansi
syariah di Indonesia. Kekurang tertarikan banyak orang terkait masalah, mulai dari
perbankan, asuransi, pegadaian, sampai pada bidang pendidikan semua berlabel syariah.
Namun dokumen tertulis yang menyiratkan dan mencermikan proses perjuangan ini, baik
sebagai bagian dari kehidupan penelitian maupun sebagai sebuah ilmu pengetahuan
menjadikan sejarah akuntansi syariah masih sangat minim di temukan.

Pendirian Bank Muamalat Indonesia (BMI) merupakan landasan awal diterapkannya


ajaran Islam menjadi pedoman bermuamalah. Pendirian ini dimulai dengan serangkaian

4
proses perjuangan sekelompok masyarakat dan para pemikir Islam dalam upaya mengajak
masyarakat Indonesia bermuamalah yang sesuai dengan ajaran agama. Kelompok ini
diprakarsai oleh beberapa orang tokoh Islam, Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI),
serta Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang pada waktu itu, sekitar tahun 1990-1991.

Berdirinya bank syariah tentunya membutuhkan seperangkat aturan yang tidak


terpisahkan, antara lain, yaitu peraturan perbankan, kebutuhan pengawasan, auditing,
kebutuhan pemahaman terhadap produk-produk syariah dan Iain-Iain. Dengan demikian
banyak peneliti yang meyakini bahwa kemunculan kebutuhan, pengembangan teori dan
praktik akuntansi syariah adalah karena berdirinya bank syariah. Pendirian bank syariah
adalah merupakan salah satu bentuk implementasi ekonomi Islam.

Dengan demikian, berdasarkan data dokumen, dapat diinterpretasikan bahwa keberadaan


sejarah pemikiran tentang akuntansi syariah adalah setelah adanya standar akuntansi
perbankan syariah, setelah terbentuknya pemahaman yang lebih konkrit tentang apa dan
bagaimana akuntansi syariah, dan terbentuknya lembaga-lembaga yang berkonsentrasi pada
akuntansi syariah.

Sektor syariah yang sedang berkembang adalah transaksi investasi syariah dan sektor
keuangan non-bank Transaksi ini terus mengalami peningkatan, diantaranya:

1. Obligasi Syariah

Obligasi syariah berbeda dengan obligasi konvensional. Semenjak ada konvergensi


pendapat bahwa bunga adalah riba, maka instrumen-instrumen yang punya komponen bunga
(interest-bearing instruments) ini keluar dari daftar investasi halal. Karena itu, dimunculkan
alternatif yang dinamakan obligasi syariah. Sebenarnya obligasi yang tidak dibenarkan itu
adalah obligasi yang bersifat utang dengan kewajiban membayar bunga (sistem riba).

2. Pasar Modal Syariah

Pada tanggal 18 April 2001, untuk pertama kali Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama
Indonesia (DSN-MUI) mengeluarkan fatwa yang berkaitan langsung dengan pasar modal,
yaitu Fatwa Nomor 20/DSN-MUI/IV/2001 tentang Pedoman Pelaksanan Investasi Untuk
Reksa Dana Syariah. Selanjutnya, instrumen investasi syariah di pasar modal terus
bertambah dengan kehadiran Obligasi Syariah PT. Indosat Tbk pada awal September 2002.
Instrumen ini merupakan Obligasi Syariah pertama dan akad yang digunakan adalah akad
mudharabah.

3. Dana Pensiun Syariah

Salah satu yang menjadi dasar asuransi syariah adalah adanya perintah untuk saling
tolong dalam hal kebaikan dan ketakwaan (ref QS 5:2). Selain refensi tersebut terdapat ayat-
ayat Al Qur’an yang ditafsirkan berkaitan dengan kegiatan asuransi.

5
4. Pendanaan Proyek Syariak

Konsep syariah ini intinya pembagian sama rata baik keuntungan maupun kerugian
dalam setiap program ataupun proyek yang bersifat jangka pendek maupun jangka panjang.

5. Real Estat Syariah

Hak untuk memiliki sebidang tanah dan memanfaatkan apa saja yang ada didalamnya,
Real estet yang dimaksud di sini merupakan pemberian kredit kepada nasabah, Transaksi ini
banyak di gunakan masyarakat khususnya di indonesia karna tidak mengunakan sistem
bunga namun sisitem bagi hasil yang diterapkan di perbankan syariah.

C. Perbedaan Akuntansi Syariah dan Akuntansi Konvensional

Pada akuntansi syariah, kegiatan ekonomi harus berlandaskan pada kaidah dan syariah
Islam yang terintegrasi dalam kehidupan masyarakat muslim secara umum. Sedangkan
akuntansi konvensional memiliki dasar kerja pada logika manusia yang bisa berubah
tergantung kebutuhan dan kultur masyarakat setempat

Akuntansi syariah dan akuntansi konvensional merupakan sifat yang akuntansi diakui
oleh masyarakat ekonomi pada umumnya. Keduanya adalah sesuatu yang tidak terlepas dari
permasalahan ekonomi dan informasi keuangan perusahaan atau sejenisnya.

Kriteria Akuntansi Syariah Akuntansi Konvesional


Dasar hukum Hukum etika yang bersumber Hukum bisnis modern
Alqur’an dan sunnah
Dasar tindakan Keberadaan hukum Allah − Rasionalisme
Keagamaan ekonomis−sekuler
Tujuan Keuntungn yang wajar Maksimalisasi keuntungan
Orientasi Kemasyarakatan Individual atau kepada
pemilik
Tahapan operasional Dibatasi dan tunduk ketentuan Tidak dibatasi kecuali
syariah pertimbangan
ekonomis

6
BAB 3

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa Akuntansi Syariah adalah
suatu kegiatan mencatat, mengidentifikasi, mengklasifikasi, dan pelaporan dengan
pengambilan keputusan ekonomi berdasarkan prinsip akad-akad syariah yaitu tidak
mengandung zhulum (kezaliman), riba, maysir (judi), gharar (penipuan), barang yang haram,
dan membahayakan.

Oleh karena Akuntansi syariah adalah akuntansi yang benar orientasi sosial. Artinya
akuntansi bukan sekedar alat penerjemahan bukan merupakan fenomena ekonomi yang
berupa tindakan moneter tetapi juga sebagai metode untuk menjelaskan bagaimana fenomena
ekonomi beroperasi di masyarakat Islam. Akuntansi syariah mencakup permasalahan yang
biasanya tidak terpikirkan dengan akuntansi konvensional. Perilaku manusia akan dinilai
pada hari kiamat. Akuntansi harus dianggap sebagai salah satu hisab yaitu menganjurkan
yang baik dan melarang apa yang tidak baik.

7
DAFTAR PUSTAKA

Nurhayati, Sri dan Wasilah. (2023). Akuntansi syariah di Indonesia (Edisi 5). Jakarta Selatan:
Salemba Empat.
Harahap, Ahmad Taufiq. (2017). Perkembangan Akuntansi Syariah Di Indonesia. urnal Warta
Edisi : 53. ISSN : 1829 – 7463.

Anda mungkin juga menyukai