Anda di halaman 1dari 4

KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL PEMASYARAKATAN
Jalan Veteran Nomor 11 Jakarta Pusat
Telepon (021) 3857611 Faksimili (021) 3857612
Laman : www.ditjenpas.go.id
Email : asesmendanklasifikasisubditadm@gmail.com

Nomor : PAS.3-PK.02.02-707 10 Agustus 2023


Sifat : Penting
Lampiran : 1 (satu) berkas
Hal : Penyampaian Pelaporan Hasil Asesmen bagi
Narapidana pada Lapas/Rutan di seluruh
Indonesia

Yth.Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia


C.q. Kepala Divisi Pemasyarakatan Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan
Hak Asasi Manusia
di –
Seluruh Indonesia

Memperhatikan masing-masing:
1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2022 tentang Pemasyarakatan;
2. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 12 Tahun 2013 tentang Assesment
Risiko dan Assesment Kebutuhan Bagi Narapidana dan Klien Pemasyarakatan;
3. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 35 Tahun 2018 tentang Revitalisasi
Penyelenggaraan Pemasyarakatan;
4. Keputusan Direktur Jenderal Pemasyarakatan Nomor PAS-58.OT.02.02 Tahun 2019 tentang
Instrumen Screening Penempatan Narapidana (ISPN);
5. Keputusan Direktur Jenderal Pemasyarakatan Nomor PAS-251.PK.01.02.02 Tahun 2019
tentang Instrumen penilaian Kebutuhan Pembinaan Narapidana Risiko Tinggi Kategori Teroris;
6. Keputusan Direktur Jenderal Pemasyarakatan Nomor PAS-31.OT.02.02 Tahun 2021 tentang
Instrumen Asesmen Risiko Residivisme Indonesia dan Instrumen Asesmen Kebutuhan
Kriminogenik bagi Narapidana dan Klien Pemasyarakatan Versi 02 Tahun 2021; dan
7. Surat Direktur Jenderal Pemasyarakatan Nomor PAS-PK.02.02-1862 Tahun 2022 tentang
Pemberitahuan Penggunaan Instrumen Asesmen Guna Penurunan Tingkat Risiko Dalam
Pemberian Hak Bersyarat bagi Narapidana.
bersama ini dengan hormat kami sampaikan hal-hal sebagai berikut :
A. Pelaksanaan Asesmen Narapidana
1. Bahwa dalam rangka pemenuhan Laporan Hasil Asesmen yang dilakukan di Seluruh Unit
Pelaksana Teknis Pemasyarakatan sesuai dengan Undang-undang Nomor 22 Tahun 2022
tentang Pemasyarakatan agar dapat melakukan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Memerintahkan seluruh Kepala Lapas dan Rutan melalui Asesor Pemasyarakatan
untuk melakukan asesmen Instrumen Screening Penempatan Narapidana (ISPN),
Instrumen penilaian Kebutuhan Pembinaan Narapidana Risiko Tinggi Kategori Teroris,
Asesmen Risiko Residivisme Indonesia dan Instrumen Assesmen Kebutuhan
Kriminogenik bagi narapidana (maksimal 7 (tujuh) hari setelah incracht/memiliki
kekuatan hukum tetap di Lapas/Rutan;
b. Dalam melaksanakan Asesmen bagi narapidana, Asesor Pemasyarakatan
berpedoman dengan :
1) Surat Direktur Jenderal Pemasyarakatan tentang Instrumen Screening
Penempatan Narapidana (ISPN);
2) Surat Direktur Jenderal Pemasyarakatan tentang Instrumen penilaian Kebutuhan
Pembinaan Narapidana Risiko Tinggi Kategori Teroris;
3) Surat Direktur Jenderal Pemasyarakatan tentang Instrumen Assesmen Risiko
Residivisme Indonesia dan Instrumen Assesmen Kebutuhan Kriminogenik bagi
Narapidana dan Klien Pemasyarakatan; dan
4) Surat Direktur Jenderal Pemasyarakatan tentang Pemberitahuan
Penggunaan Instrumen Asesmen Guna Penurunan Tingkat Risiko dalam
Pemberian Hak Bersyarat bagi Narapidana;
c. Bagi Lapas/Rutan yang belum memiliki Asesor Pemasyarakatan yang telah ditetapkan
melalui Surat Keputusan Direktur Jenderal Pemasyarakatan agar dapat berkoordinasi
dengan Kepala Bapas pada wilayahnya untuk meminta bantuan pelaksanaan asesmen
oleh asesor pada Bapas.
2. Sebagai tindak lanjut pada angka (1) sebagaimana tersebut di atas, Kepala Kantor Wilayah
melaporkan kepada Direktur Jenderal Pemasyarakatan terkait hasil dan pelaksanaan
mengenai:
a. Asesmen dilaksanakan bagi Narapidana yang telah Incracht/ memiliki kekutan hukum
tetap dan dilakukan asesmen lanjutan dalam kurun waktu 6 (enam) bulan atau dalam
keadaan tertentu ketika dibutuhkan asesmen; dan
b. Laporan data narapidana yang telah dilakukan Asesmen dilaksanakan setiap
bulan, paling lambat tanggal 5.
B. Pemenuhan Sumber Daya Manusia
Dalam rangka optimalisasi tugas dan fungsi serta mengatasi permasalahan kekurangan
Sumber Daya Manusia pelaksana asesmen, agar Kepala Kantor Wilayah melakukan langkah-
langkah sebagai berikut:
a. Memerintahkan Kepala Bapas serta JFT Peneliti Kemasyarakatan yang telah ditunjuk
dan diberikan Surat Keputusan Direktur Jenderal Pemasyarakatan sebagai
Supervisor untuk melakukan Transfer Knowledge terkait penggunaan Instrumen
Screening Penempatan Narapidana (ISPN) , Instrumen Asesmen Risiko Residivisme
Indonesia dan Instrumen Asesmen Kebutuhan Kriminogenik bagi Narapidana dan Klien
Pemasyarakatan, dan Instrumen Asesmen Guna Penurunan Tingkat Risiko Dalam
Pemberian Hak Bersyarat bagi Narapidana kepada JFU Penelaah Status Warga Binaan
Pemasyarakatan di Lapas dan Rutan yang telah ditunjuk menjadi Asesor melalui Surat
Keputusan Direktur Jenderal Pemasyarakatan.
b. Memberikan pembekalan dan penguatan tugas dan fungsi JFU Penelaah Status
Warga Binaan Pemasyarakatan berdasarkan Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi
Manusia Nomor M.HH-98.KP.04.01 Tahun 2018 tentang Jabatan Pelaksana Pegawai
Negeri Sipil di Lingkungan Unit Pelaksana Teknis Pemasyarakatan Kementerian Hukum
dan Hak asasi Manusia bahwa salah tugas dan fungsi JFU Penelaah Status Warga Binaan
Pemasyarakatan adalah melakukan asesmen kepada Warga Binaan Pemasyarakatan.
c. Memerintahkan Kepala Lapas/Rutan yang belum memiliki Asesor Pemasyarakatan, untuk
mengusulkan pengangkatan asesor kepada Direktur Jenderal Pemasyarakatan Cq Direktur
Pembinaan Narapidana dan Latihan Kerja Produksi melalui Kepala Kantor Wilayah Hukum
dan HAM di wilayah masing-masing.
.
C. Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan
a. Memerintahkan kepada Kepala Divisi Pemasyarakatan melakukan evaluasi kinerja
Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) dan Rumah Tahanan Negara (Rutan) terhadap
Pelaksanaan Laporan Hasil Asesmen bagi Narapidana di Lapas/Rutan di seluruh
Indonesia;
b. Memerintahkan kepada Kepala Lapas dan Rutan untuk melaksanakan dan melaporkan
kegiatan pelaksanaan Asesmen bagi Narapidana secara tepat waktu;
c. Dalam rangka monitoring dan evaluasi pelaksanaan Asesmen yang dilakukan di Seluruh
Unit Pelaksana Teknis Pemasyarakatan terkait pelaksanaan Asesmen Risiko bagi
Narapidana, maka diperlukan pelaporan pelaksanaan Asesmen pada seluruh
Lapas/Rutan pada wilayah Indonesia yang telah dilakukan (format laporan sesuai tata
naskah dinas) dapat dikirimkan melalui WhatsApp 089678210359 email:
asesmendanklasifikasisubditadm@gmail.com.

Demikian kami sampaikan untuk dipedomani dan dilaksanakan sebaik-baiknya, atas


perhatiannya diucapkan terima kasih.

Direktur Pembinaan Narapidana dan


Latihan Kerja Produksi

Erwedi Supriyatno
NIP. 19690823 199203 1 001

Tembusan :
1. Direktur Jenderal Pemasyarakatan;
2. Sekretaris Jenderal Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia RI;
3. Inspektur Jenderal Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia RI;
4. Sekretaris Direktorat Jenderal Pemasyarakatan;
5. Direktur Bimbingan Kemasyarakatan dan Pengentasan Anak.
Data Narapidana yang Sudah Dilakukan
Asesmen
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA
KANTOR WILAYAH …………………………….………………………………………
Jalan ………………………………………………………………………………………………
Laman : …………………………………………………………………….…………………….

DATA NARAPIDANA YANG SUDAH DILAKUKAN ASESMEN


BULAN ……….. TAHUN …………

JUMLAH NARAPIDANA YANG SUDAH


ISI HUNIAN HASIL ASESMEN PENURUNAN TINGKAT RISIKO
NO NAMA DIASESMEN
KETERANGAN
. UPT
ASESMEN ASESMEN SUPER
TAHANAN NARAPIDANA ISPN TOTAL MINIMUM MEDIUM MAXIMUM TOTAL
RISIKO KEBUTUHAN MAXIMUM
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

JUMLAH

Keterangan:
1. Kolom 1 diisi nomor urut.
2. Kolom 2 diisi nama Lapas/Rutan. ………, …….. 2023
3. Kolom 3 diisi Isi Hunian Tahanan pada Lapas/Rutan. Kepala,
4. Kolom 4 diisi Isi Hunian Narapidana pada Lapas/Rutan.
5. Kolom 5 diisi jumlah narapidana yang sudah di assessment ISPN.
6. Kolom 6 diisi jumlah narapidana yang sudah di assessment Asesmen Risiko.
7. Kolom 7 diisi jumlah narapidana yang sudah di assessment Asesmen Kebutuhan.
8. Kolom 8 diisi jumlah narapidana yang telah di assessment (jumlah kolom 5,6 dan 7)
9. Kolom 9 diisi jumlah narapidana yang sudah di Asemen Hasil Minimum.
10. Kolom 10 diisi jumlah narapidana yang sudah di Asemen Hasil Medium.
11. Kolom 11 diisi jumlah narapidana yang sudah di Asemen Hasil Maximum.
Nama…………..
12. Kolom 12 diisi jumlah narapidana yang sudah di Asemen Hasil Super Maximum. NIP……………………….
13. Kolom 13 diisi jumlah hasil Assesment (jumlah kolom 9,10, 11 dan 12).
14. Kolom 14 diisi catatan yang dianggap perlu.

Anda mungkin juga menyukai