Bab 1-3 PENGARUH SUPERVISI AKADEMIK KEPALA MADRASAH TERHADAP KINERJA
Bab 1-3 PENGARUH SUPERVISI AKADEMIK KEPALA MADRASAH TERHADAP KINERJA
SKRIPSI
Oleh:
SIWIRDANI
NIM: 01170909
SUMATERA UTARA
2021
PENGARUH SUPERVISI AKADEMIK KEPALA
MADRASAH TERHADAP KINERJA
GURU MTS AL WASHLIYAH
KEDAI SIANAM
TP. 2020-2021
ABSTRAKSI
SIWIRDANI
NIM: 01170909
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh guru di MTs
Alwashliyah Kedai Sianam yang berjumlah 25 orang. Teknik pengumpulan data
yang digunakan adalah angket dan dokumentasi. Data yang terkumpul dianalisis
dengan menggunakan kuantitatif persentase dan analisis regresi sederhana.
Setelah data dianalisa terdapat pengaruh yang signifikan antara supervisi
akademik kepala sekolah terhadap kinerja guru di MTs Alwashliyah Kedai
Sianam, dengan nilai korelasi sebesar 0,787. Hal ini dibuktikan dengan uji
korelasi dengan nilai r hitung 0,787 lebih besar dari r tabel pada taraf signifikan 5%
yaitu 0,2586 (0,787 > 0,2586).
Dan hasil perhitungan koefisien determinasi (R Square) sebesar 0,620. Hal ini
menunjukkan bahwa pengaruh supervisi akademik kepala sekolah terhadap
kinerja guru adalah sebesar 62%. Sedangkan sisanya 38% (100%-62%)
dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini. Jadi,
semakin tinggi supervisi akademik kepala sekolah maka semakin tinggi pula
kinerja guru di MTs Alwashliyah Kedai Sianam.
ABSTRACTION
SIWIRDANI
NIM: 01170909
This research is a type of correlation research that seeks to determine the effect of
two variables, namely Principal Academic Supervision (X) and Teacher
Performance (Y) at MTs Alwashliyah Kedai Sianam. This study aims to
determine the Effect of Principal Academic Supervision on Teacher Performance.
The population used in this study were all teachers at MTs Alwashliyah Kedai
Sianam, totaling 25 people. Data collection techniques used are questionnaires
and documentation. The collected data were analyzed using quantitative
percentages and simple regression analysis. After the data was analyzed, there was
a significant influence between the principal's academic supervision on teacher
performance at MTs Alwashliyah Kedai Sianam, with a correlation value of
0.787.
This is evidenced by the correlation test with the value of r count 0.787 greater
than r table at a significant level of 5%, namely 0.2586 (0.787 > 0.2586).
And the results of the calculation of the coefficient of determination (R Square) is
0.620. This shows that the influence of the principal's academic supervision on
teacher performance is 62%. While the remaining 38% (100% -62%) is influenced
by other variables not included in this study. So, the higher the principal's
academic supervision, the higher the performance of teachers at MTs Alwashliyah
Kedai Sianam.
Puji syukur kepada Allah Swt berkat rahmat, hidayah, dan karunia-Nya
kepada kita semua sehingga kami dapat menyelesaikan proposal skripsi dengan
judul “PENGARUH SUPERVISI AKADEMIK KEPALA MADRASAH
TERHADAP KINERJA GURU MTS AL WASHLIYAH KEDAI SIANAM TP.
2020-2021”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan
program Strata-1 di Jurusan Manajemen Pendidikan Islam,SekolahTingg iIlmu
Tarbiyah Batu Bara.
Penulis menyadari dalam penyusunan proposal skripsi ini tidak akan
selesai tanpa bantuan dari berbagai pihak. Karena itu pada kesempatanini ingin
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Orang tua, saudara-saudara kami, atas doa, bimbingan, serta kasih sayang
yang selalu tercurah selama ini.
2. Bapak Syufri Basrah, M. AP selaku ketua yayasan STIT Batu Bara yang
selalu memberikan motivasi.
3. Bapak Muhammad Masrin Banurea M. Pd, I Ketua STIT Batu Bara.
4. Ibuk Muzdalifah, S. Pd, I, M. Psi selaku ketua Jurusan Program Studi
Manajemen Pendidikan Islam (MPI) STIT Batu Bara.
5. Rafika Ulfa, M.Pd, dan Ibu Nuriyanti Sihombing, M.Pd selaku Dosen
Pembimbing I dan Pembimbing II, atasbimbingan, saran, danmotivasi
yang diberikan.
6. Segenap Dosen STIT Batu Bara.
SIWIRDANI
i
ii
ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.............................................................................................i
Daftar Isi......................................................................................................iii
Daftar Tabel.................................................................................................v
Daftar Gambar...........................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.................................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................3
C. Tujuan Penelitian.............................................................................3
D. Manfaat Penelitian...........................................................................4
E. Batasan Istilah..................................................................................4
F. Sistematika Penulisan......................................................................5
BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA PIKIR, HIPOTESIS
A. Landasan Teori..............................................................................6
1. Kompetensi Pedagogik Guru.......................................................6
2. Pengertian Belajar.......................................................................21
3. Tujuan Belajar.............................................................................26
4. Hasil Belajar................................................................................27
5. Faktor yang mempengaruhi hasil belajar....................................29
6. Pelajaran Matematika..................................................................31
7. Materi Bilangan Bulat ..............................................................33
8. Keterkaiatan Kompetensi Pedagogik dengan hasil belajar ........34
B. Kerangka Berfikir..........................................................................35
C. Penelitian yang Relevan.................................................................36
D. Hipotesis Penelitian.......................................................................38
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian .............................................................................39
B. Lokasi dan Waktu Penelitian.........................................................39
C. Populasi dan Sampel......................................................................39
D. Defenisi Operasional......................................................................40
E. Instrumen Pengumpulan Data........................................................41
iii
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Uji Validitas dan Reabilitas Instrumen 42
B. Deskripsi Hasil Penelitian Tentang Gaya Kepemimpinan
Kepala MAN Kota Makassar45
C. Deskripsi Hasil Penelitian Tentang Gaya Kedisiplinan
Guru MAN 53
D. Analisis Hubungan Gaya Kepemimpinan Kepala
E. Sekolah dengan Kedisiplinan Guru
MAN Kota Makassar.....................................................................59
F. E. Pembahasan........................................................................................
.......................................................................................................62Hasil
Penelitian ......................................................................................62
G. B. Pembahasan ..............................................................................89
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan...............................................................................95
B. Saran..........................................................................................95
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
BAB I
PENDAHULUAN
formal. Pentingnya pendidikan formal dirasakan ketika orang tua tidak mampu
berawal dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak biasa menjadi biasa, dari tidak
paham menjadi paham dan sebagainya. Pendidikan itu bisa didapatkan dan
Berdasarkan UUD 1945 Pasal 31 ayat 1 bahwa setiap warga negara berhak
didik agar menjadi manusia beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa.berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
1
Undang-Undang RI Tahun 1945 Tentang Hak setiap warga negara memperoleh
pendidikan
1
2
kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis dan bertanggung
beban tugas yang sangat berat, tidak hanya bertanggung jawab kepada para anak
didiknya, tapi juga pada negara. Guru bahkan memiliki peran sentral dalam upaya
harus memiliki kinerja yang baik. Kinerja adalah tingkat keberhasilan seseorang
atau kelompok orang dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya serta
masyarakat. Oleh sebab itu, segala hal yang mempengaruhi kinerja guru harus
diperhatikan secara serius. Kinerja guru berkaitan dengan kualitas perilaku yang
berorientasi pada tugas dan pekerjaan. Hal ini dapat terlihat dari rasa tanggung
2
Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 Sistem Pendidikan Nasional,
3
Leniwati dan Yasir Arafat, Implementasi Supervisi Akademik Kepala Sekolah untuk
Meningkatkan Kinerja Guru, Jurnal Administrasi Pendidikan. Vol. 2 No. 1, Januari-Juni 2017. h.
106
3
jawab moral yang diterima. Semua itu akan terlihat dari kepatuhan dan loyalitas
Secara umum, kinerja guru dapat diartikan sebagai unjuk kerja/hasil kerja
yang dapat dilihat secara kualitas dan kuantitas, dicapai oleh seorang guru dalam
oleh beberapa faktor, salah satu diantaranya dikarenakan guru kurang mampu
kepala sekolah sehingga akan membantu guru dalam melaksanakan tugas dan
yang dilakukan lebih fokus membantu kecakapan guru dalam proses pembelajaran
di sekolah. Esensi supervisi akademik sama sekali bukan menilai unjuk kerja guru
siklus perencanaan yang sistematis, pengamatan yang cermat, dan umpan balik
yang objektif dan segera. Dengan cara itu guru dapat menggunakan balikan
4
Putri Yuni Astuti, Pengaruh Kepemimpinan, Iklim Kerja dan Beban Kerja terhadap
Kinerja Guru pada Sekolah Menengah Pertama Negeri 3 Dumai. Jom Fekon, Vol. 4 No. 1,
Febuari 2017, h. 109
4
kalah pentingnya adalah adanya tindak lanjut dari hasil supervisi tersebut.
pendidikan suatu sekolah. Kepala sekolah tidak saja berperan sebagai pemimpin
pembelajaran, tetapi lebih dari itu kepala sekolah merupakan pemimpin dari
pembinaan karir, koordinasi dan evaluasi. Hal tersebut di atas diperkuat oleh
telah mencantumkan 5 kompetensi yang harus dimiliki oleh kepala sekolah yaitu
menjadi pokok kajian dalam penelitian ini adalah supervisi yang meliputi: 1)
kinerja guru, 3) Feed back dan tindak lanjut supervisi kepala sekolah dalam
Kedai Sianam pada bulan Desember 2018, dapat dilihat bahwa sekolah yang ada
tersebut mempunyai potensi yang sangat besar untuk menjadi sebuah lembaga
pendidikan yang dapat diakui kredibilitasnya dan tumbuh menjadi salah satu
sekolah unggulan. Hal ini dapat terlihat dari peran serta kepala sekolah dalam
terhadap peserta didik oleh guru. Salah satu cara untuk mencapai hal tersebut
menyalahkan guru, tetapi sebaliknya justru harus mampu membuat suasana kerja
yang membuat para guru tertarik dan betah dalam melakukan pekerjaannya.
Pelaksanaan supervisi biasanya dilaksanakan hanya dua kali dalam satu semester,
1) Masih ada guru yang kurang menguasai metode dan strategi mengajar.
4) Masih ada guru yang belum mampu memanfaatkan kemajuan ITC dalam
Akademik Terhadap Kinerja Guru MTS Alwashliyah Kedai Sianam TP. 2020-
2021”.
B. Rumusan Masalah
Sianam ?
2020-2021?
7
C. Tujuan Penelitian
yang jelas dan analisa yang mendalam tentang Pengaruh Supervisi Akademik
Sedangkan tujuan penelitian ini secara khusus adalah untuk mengetahui apakah
Alwashliyah Kedai Sianam TP. 2020-2021. Adapun tujuan penelitian ini adalah :
2020-2021?
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoretis
Supervisi Akedemik.
Kinerja Guru.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Siswa
c. Bagi Guru
Sebagai bahan masukan bagi guru yang mengajar di lembaga ini, dalam
d. Bagi Sekolah
Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan bagi sekolah
e. Bagi Peneliti
Masukan pemikiran bagi penelitian lebih lanjut terutama bagi peneliti yang
E. Batasan Istilah
penelitian ini lebih terfokus, maka penelitian yang dilakukan dibatasi hanya
F. Sistematika Penulisan
Dalam bab ini berisi penjelasan tentang apa yang diteliti, untuk apa
BAB II : Berisi tentang kerangka teori terkait dengan tema skripsi yaitu
motivasi belajar,.
analisis data.
10
BAB IV : Berisi tentang paparan data dan temuan hasil penelitian yang
temuan penelitian.
BAB II
A. Landasan Teori
mengadakan perbaikan. Supervisi berasal dari kata “super” artinya lebih atau atas,
dan “vision” artinya melihat atau meninjau. Secara estimologis supervisi artinya
melihat atau meninjau yang dilakukan oleh atasan terhadap pelaksanaan kegiatan
bawahannya.6
pembelajaran.7
mensupervisi pekerjaan yang dilakukan oleh guru dan staf. Salah satu bagian
6
Nur’ani Jumadiah, Oktazil Nurdia, Rahmi, dan Rhoni, Implementasi Supervisi Akademik
Kepala Mis Batusangkar. Jurnal Administrasi Pendidikan. Vol. 1 No. 2, Juli- Desember 2016. h.
14
7
Dadang Suhardan, Supervisi Profesional, (Bandung: Alfabeta,2010), h. 47
12
siklus perencanaan yang sistematis, pengamatan yang cermat, dan umpan balik
yang objektif dan segera. Dengan cara itu guru dapat menggunakan balikan
supervisi klinis. Paling tidak ada delapan ciri utama supervisi klinis, yaitu:
pembinaan.
terjadi sana kolegial. Dengan kondisi itu diharapkan guru dapat megutarakan
guru untuk menyepakati aspek mana yang menjadi fokus perhatian supervisi,
digunakan, atau memakai instrumen yang telah ada, termasuk bagaimana cara
bersama.
e) Jika ada ucapan atau prilaku guru yang dirasa menggangu proses
Pada tahap ini observasi didiskusikan secara terbuka antara kepala sekolah dengan
guru. Beberapa hal yang perlu dilakukan kepala sekolah dalam pertemuan balikan,
antara lain:
d) Kepala sekolah menunjukkan data hasil observasi yang telah dianalisis dan
kemudian menganalisisnya.
secara terbuka tentang hasil observasi tersebut. Dalam diskusi harus dihindari
kekurangannya.
memperbaiki kekurangannya.9
dapat meminta bantuan wakil kepala sekolah atau guru senior untuk membantu
melaksanakan supervisi. Dengan demikian, jika bidang studi guru terlalu jauh,
dan kepala sekolah terlalu sulit untuk memahami, kepala sekolah dapat meminta
bantuan guru senior yang memiliki latar belakang bidang studi yang sama dengan
9
Ibid. ,,,., h. 250
16
sekolah terhadap guru. Layanan yang dilakukan berupa bantuan kepala sekolah
Merujuk pada pengertian supervisi akademik tersebut, dapat kita ketahui bahwa
tujuan supervisi akademik ditekankan pada perbaikan kualitas kinerja guru dalam
kemampuannya agar menjadi guru yang lebih baik dan profesional dalam
disebutkan dapat kita pahami pelaksanaan supervisi akademik meliputi tiga tugas
layanan dan bantuan untuk meningkatkan kualitas mengajar guru dikelas yang
jelas bahwa tujuan supervisi ialah memberikan layanan dan bantuan untuk
10
Syaiful Sagala, Supervisi Pembelajaran: dalam Profesi Pendidikan, (Bandung:
Alfabeta, 2010), ,h. 105
11
Ibid, h. 106
17
yang baik.12
sebagaiberikut:
meningkatkan situasi belajar mengajar. Sehubungan hal tersebut di atas, maka piet
mengajar guru-guru.14
penyelenggaraan sekolah.
secara teratur dan terus-menerus, membuat dan mengguankan alat bantu mengajar
mencoba gagasan positif yang berasal dari rekan guru lainnya, tidak mudah putus
asa, memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi dalam melaksanakan tugas,
memiliki rasa percaya diri, dan mau bekerja sama diantara rekan sesama guru.
tugas supervisi lainnya yang tidak secara langsung berkaitan dengan perbaikan
15
Ibid., h. 51
20
b) Untuk memperoleh data perlu diterapkan alat perekam data seperti angket,
makna menjunjung tinggi harga diri dan martabat guru, bukan berdasarkan atasan
dan bawahan.
4) Prinsip konstruktif dan kreatif Setiap guru akan merasa termotivasi dalam
16
Ibid., h. 19
21
Agar dapat melaksanakan tugasnya dengan baik, kepala sekolah harus memiliki
berbeda satu dan lainnya, sehingga dalam memberikan bimbingan harus sesuai
Supervisi tidak dapat dilakukan dengan gaya yang monoton atau satu
model. Kepala sekolah harus selalu kreatif dalam membimbing guru sehinga
dalam pelaksanaanya.17
tepat dalam melaksanakan supervisi. Ada sejumlah langkah supervisi yang dapat
17
Herawati , Murniati, dan Yusrizal. Pelaksanaan Supervisi Akademik Kepala Sekolah
Pada Smp 1 Lhoknga Kecamatan Lhoknga Kabupaten Aceh Besar. Jurnal Administrasi
Pendidikan. Vol. 3 No. 2, Mei 2015, h. 195
18
Abdul kadim masaong, Supervisi Pembelajaran Dan Pengembangan Kapasitas Guru,
(Bandung: Alfabeta, 2012), h. 59
23
adalah:
mana guru sedang mengajar. Kunjungan kelas merupakan salah satu teknik yang
kunjungan kelas yaitu menentukan waktu kunjungan, bersifat individual, tidak ada
pertemuan awal, waktu supervisi cukup singkat, yang disupervisi adalah kasus-
2) Pembicaraan Individual
seorang guru secara individual.16 Bisa melalui segi-segi positif kegiatan guru,
yang sama. Yang dimaksud dengan rapat supervisi tersebut adalah rapat yang
Tindak lanjut dari hasil kegiatan supervisi akademik merupakan akhir dari
pelatihan atau penataran lebih lanjut. Pemanfaatan hasil umpan balik supervisi
1) Pembinaan
khusus, yang perlu perbaikan dengan segera dari hasil analisis supervisi.
sifatnya umum yang perlu perbaikan dan perhatian setelah memperoleh hasil
analisis supervisi.
25
2) Pemantapan instrumen
dilakukan dengan cara diskusi kelompok oleh para supervisor tentang instrumen
d) Penggandaan instrumen dan informasi kepada guru bidang studi binaan atau
berikut.
19
Eva Gusseventini, Implementasi Supervisi Akademik Kepala Sekolah Di Sma Negeri I
Kota Lubuklinggau, Jurnal Administrasi Pendidikan. Vol. 11 No. 4, Juli 2017, h. 346
26
b. Pengertian Kinerja
Kinerja merupakan perilaku nyata yang ditampilkan setiap orang sebagai
prestasi kerja yang dihasilkan oleh pegawai sesuai dengan perannya dalam
instansi. Kinerja karyawan merupakan suatu hal yang snagat penting dalam upaya
perusahan untuk mencapai tujuan.21
Kinerja guru adalah hasil kerja guru yang terefleksi dalam mendesain
program pembelajaran atau menyusun perencanaan pembelajaran, pelaksanaan
pembelajaran, hubungan antar pribadi, dan dalam mengevaluasi hasil belajar. 22
Kinerja guru selalu menjadi pusat perhatian, karena guru merupakan faktor
penentu dalam meningkatkan prestasi belajar dan berperan dalam meningkatkan
kualitas pendidikan. Guru pada prinsipnya memiliki potensi yang cukup tinggi
untuk berkreasi guna meningkatkan kinerjanya. Namun potensi yang dimiliki guru
untuk berkreasi sebagai upaya meningkatkan kinerjanya tidak selalu berkembang
secara wajar dan lancar disebabkan adanya pengaruh dari berbagai faktor baik
yang muncul dalam pribadi guru itu sendiri maupun yang terdapat di luar pribadi
guru.
20
Donni Juni Prinansa, Manajemen Supervisi & Kepemimpinan Kepala Sekolah ,
(Bandung: Alfabeta, 2014) h. 122
21
Sunarsih, Denok. Panduan Meningkatkan Kinerja dan Kepuasan Guru.(Tangerang:
Desanta Muliavisitama. 2020)
22
Sadariyah Tri Utami, Pengaruh Iklim Sekolah Terhadap Kinerja Guru Di MTs Se-
Kecamatan Kemranjen, Banyumas, Skripsi (Purwokerto: IAIN Purwokerto, 2016), h. 2
27
Dalam ayat tersebut bahwasanya Allah Swt. pasti akan membalas setiap
amal perbuatan manusia berdasarkan apa yang telah mereka kerjakan. Artinya,
jika seseorang melaksanakan pekerjaan dengan baik dan menunjukan kinerja yang
baik pula bagi organisasinya maka ia akan mendapat hasil yang baik pula dari
kerjaannya dan akan memberikan keuntungan bagi organisasinya.
Supriyadi dalam Euis Haryani, mengemukakan bahwa Guru yang
profesional merupakan guru yang mempunyai kinerja yang baik dan harus dapat
menjalankan fungsi pengajaran sebagai ciri pokok sebagai seorang guru. Kinerja
guru menjadi penentu keberhasilan siswa untuk mengikuti pengajaran dan
pencapaian tujuan pendidikan. Hal ini menunjukkan, guru merupakan kunci
dalam meningkatkan mutu dalam pendidikan dan berada pada titik sentral dari
setiap usaha pendidikan yang diarahkan pada perubahan-perubahan kuantitatif . 24
yaitu perubahan tidak hanya memiliki nilai, namun juga dapat dirasakan
perubahannya dalam kehidupan di sekolah. dengan kata lain bahwa guru yang
professional menjadi penentu keberhasilan siswa.
Istilah kinerja dimaksudkan sebagai terjemahan dari istilah “performance”.
Kinerja bukan merupakan karakteristik seseorang seperti bakat atau kemampuan,
tetapi perwujudan dari bakat atau kemampuan itu sendiri. Pendapat tersebut
menunjukkan bahwa kinerja merupakan perwujudan dari kemampuan dalam
bentuk karya nyata. Kinerja dalam kaitannya dengan jabatan diartikan sebagai
hasil yang dicapai yang berkaitan dengan fungsi jabatan dalam periode waktu
tertentu. Prestasi kerja (performance) diartikan sebagai suatu pencapaian
23
Alquran Alkarim, Surah Al Ahqaf [46] : 19 (Surabaya: Halim Publishing), h. 427
24
Euis Haryani, Pengaruh Iklim Organisasi Sekolah dan Kepempinan Kepala Seklah
terhadap Manajemen Pembelajaran untuk Mewujudkan Kinerja Guru, Jurnal Pendidikan
Universitas Garut (Garut: Universitas Garut, 2017,), h. 77
28
persyaratan pekerjaan tertentu yang akhirnya secara langsung dapat tercermin dari
output yang dihasilkan baik kuantitas maupun mutunya. Kinerja dapat pula
diartikan prestasi kerja atau pelaksanaan kerja atau hasil untuk kerja.
Menurut Smith dalam Abdul Madjid25 performance atau kinerja adalah “….
Output derive from processes, human or therwise”, jadi dikatakannya bahwa
kinerja merupakan hasil atau keluaran dari suatu proses. Bernardin dan Russel
memberikan definisi tentang performance sebagai berikut : “Performance is
defined as the record of autcomes produced on a specified job function or activity
during a specified time period “ prestasi adalah catatan tentang hasil-hasil yang
diperoleh dari fungsi fungsi pekerjaan tertentu atau kegiatan tertentu selama kurun
waktu tertentu”.
Sementara itu, Mathis dan Jackson dalam Abdul Madjid 26 mendefinisikan
bahwa kinerja pada dasarnya adalah apa yang dilakukan dan tidak dilakukan
karyawan. Kinerja karyawan adalah yang mempengaruhi seberapa banyak mereka
memberikan kontribusi kepada organisasi yang antara lain termasuk
a. Kuantitas keluaran
b. Kualitas keluaran
c. Jangka waktu keluaran
d. Kehadiran di tempat kerja
e. Sikap kooperatif.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kinerja
guru merupakan hasil kerja yang dapat dicapai guru dalam suatu organisasi
(sekolah), sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab yang diberikan sekolah
dalam upaya mencapai visi, misi, dan tujuan sekolah bersangkutan secara legal,
tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral maupun etika. Kinerja guru
nampak dari tanggung jawabnya dalam menjalankan amanah, profesi yang
diembannya, serta moral yang dimilikinya. Singkatnya kinerja guru merupakan
hasil kerja guru yang diwujudkan dalam bentuk pengetahuan, keterampilan, nilai
25
Abdul Madjid, Pengembangan Kinerja Guru, Melalui Kompetensi, Komitmen dan
Motivasi Kerja, (Yogyakarta: Samudera Biru, 2016), 11
26
Abdul Madjid, Pengembangan Kinerja.. h, 11
29
dan sikap guru dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, yang ditunjukkan dalam
penampilan, perbuatan, dan prestasi kerjanya.
Kinerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam
melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas
kecakapan, pengalaman dan kesungguhan serta waktu. Berdasarkan Permeneg
PAN dan RB Nomor 16 Tahun 2009, Kinerja Guru meliputi perencanaan
pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran dan penilaian pembelajaran27
Prinsip-prinsip profesi guru sebagaimana tertuang dalam Undang-Undang
RI Nomor 14 Tahun 2005 dalam Siwi Sucianti tentang Guru dan Dosen Pasal 7
Ayat 1 adalah sebagai berikut :28
a. Memiliki bakat, minat, panggilan jiwa dan idealisme.
b. Memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan, keimanan,
ketaqwaan dan akhlaq mulia.
c. Memiliki kualifikasi akademik dan latar belakang pendidikan sesuai dengan
bidang tugas.
d. Memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas.
e. Memiliki tanggung jawab atas pelaksanaan tugas keprofesionalan.
f. Memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai dengan prestasi kerja.
g. Memiliki kesempatan untuk mengembangkan keprofesionalan secara
bekelanjutan dengan belajar sepanjang hayat.
h. Memiliki jaminan perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas
keprofesionalan.
i. Memiliki organisasi profesi yang mempunyai kewenangan mengatur hal-hal
yang berkaitan dengan tugas keprofesionalan guru.
1. Jenis-Jenis Kinerja
Dalam suatu organisasi dikenal tiga jenis kinerja yang dapat
dibedakan,yaitu sebagai berikut:29
27
Permenpan dan RB Nomor 6 Tahun 2009
28
Siwi Sucianti, Pengaruh Iklim h. 3
29
Moeheriono, Pengukuran Kinerja Berbasis Kompetensi, (Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2012), 98
30
30
Abdul Madjid, Pengembangan Kinerja.. h. 12
31
Ibid.. h. 13
32
Ibid,
32
1. Kemampuan dan keterampilan yang dimiliki oleh guru itu sendiri, yaitu
terkait pengetahuan dan keterampilan mengajar yang diperoleh guru yang
bersangkutan selama menempuh pendidikan atau yang dikenal dengan
istilah pre service education,
2. Motivasi kinerja, yaitu terkait dengan motivasi yang dimiliki oleh masing-
masing guru saat memilih profesi sebagai guru.
Motivasi itu tentu saja tidak bisa dilepaskan dari faktor lingkungan dimana
guru itu bekerja, baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial sekolah dimana
guru itu bekerja, misalnya struktur sekolah yang dikembangkan, budaya sekolah,
kepemimpinan kepala sekolah dan bahkan iklim sekolah juga ikut menentukan
kinerja seorang guru perlu dirumuskan untuk dijadikan acuan dalam mengadakan
perbandingan terhadap apa yang dicapai dengan apa yang diharapkan, atau
kualitas kinerja adalah wujud perilaku atau kegiatan yang dilaksanakan dan sesuai
dengan harapan dan kebutuhan atau tujuan yang hendak dicapai secara efektif dan
efesien. Untuk mencapai hal tersebut, seringkali kinerja guru dihadapkan pada
berbagai hambatan/kendala sehingga pada akhirnya dapat menimbulkan bentuk
kinerja yang kurang efektif. Dengan kata lain standar kinerja dapat dijadikan
patokan dalam mengadakan pertanggung jawaban terhadap apa yang telah
dilaksanakan. Menurut Invancevich dalam Abdul Madjid 33patokan tersebut
meliputi:
33
Ibid, h. 14
33
Ada sepuluh kompetensi dasar yang harus dikuasai oleh seorang guru,
meliputi :35
1. Menguasai bahan/materi pembelajaran;
2. Mengelola program pembelajaran;
3. Mengelola kelas;
4. Menggunakan media dan sumber belajar;
5. Menguasai landasan pendidikan;
6. Mengelola interaksi pembelajaran;
7. Menilai prestasi belajar siswa;
8. Mengenal fungsi dan layanan bimbingan dan penyuluhan;
9. Mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah; dan
10. Memahami dan menafsirkan hasil penelitan guna keperluan pembelajaran.
34
Ibid,.. h. 15
35
Kunandar, Guru Profesional,…h. 52
34
Esensi dari kinerja guru ini tidak lain merupakan kemampuan guru dalam
menunjukkan kecakapan dan kompetensi yang dimilikinya dalam dunia kerja
yang digelutinya, dalam hal ini proses pembelajaran di sekolah khususnya dan
dunia pendidikan pada umumnya. Kinerja guru merupakan faktor yang dominan
dalam menentukan kualitas pembelajaran. Artinya kalau guru yang terlibat dalam
36
Alquran Al Karim, Surah An-Nahl [16]:96, (Surabaya: halim Publishing), h. 471
35
1. Kompetensi Pedagogik,
2. Kepribadian,
3. Sosial,
4. Profesional.37
B. Kerangka Pikir
sekolah angat dibutuhkan bagi kinerja seorang guru untuk dapat menjalankan
sebagai berikut :
pembelajaran termasuk dalam kategori “baik” dengan rerata nilai sebesar 2,56.
termasuk dalam kategori “baik” dengan rerata nilai sebesar 2,40. Pelaksanaan
2. Puji Astutuik, tahun 2011, Hubungan antara Supervisi Kepala Sekolah dan
Motivasi Kerja Guru di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Kuala Cenaku
kecamatan Kuala Cenaku kapabupen Indrigiri Hulu, mahasiswa Uiniversitas
Sultan Syarif Kasim Riau, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Jurusan
Kependidikan Islam, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat
hubungan yang signifikan antara supervisi kepala sekolah dengan motivasi
kerja guru di SMP Negeri 1 Kuala Cenaku kecamatan Kuala Cenaku
38
Upik Puspita Dewi dkk, Hubungan Pelaksanaan Supervisi Kepala Sekolah Dengan
Kinerja Guru Sekolah Dasar Negeri, Atrikel Penelitian, h.2, diakses Pada Tanggal 27Februari
2019 Pukul 20.30 WIB
39
D. Hipotesis
masalah yang diselidiki. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah
1. Ha :
2. Ho :
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
berdasarkan data yang empiris. Dalam penelitian ini penulis melakukan konsep-
konsep atau teori yang didapati dari literatur-literatur yang berhubungan dengan
masalah ini yang kemudian teori tersebut dianalisis dengan menggunakan metode
berfikir deduktif atau induktif, kemudian data yang didapati dilapangan akan
didukung oleh bukti-bukti yang empiris atau tidak. Apakah bukti-bukti yang
akan ditolak.
Bara Peneliti memilih lokasi ini dikarenakan jarak lokasi peneliti dengan rumah
peneliti dekat, dan karena terdapat hubungan emosional yang merupakan MTs.
Batu Bara mudah dijangkau oleh peneliti, dan lokasinya yang strategis.Adapun
waktu pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2020 sampai
ini sering juga disebut dengan universe. Anggota populasi dapat berupa benda
hidup maupun benda mati, dan manusia, dimana sifat-sifat yang ada padanya
generalisasi yang terdiri atas obyek/ subyek yang mempunyai kualitas dan
Sampel merupakan sebagian dari populasi yang diambil sebagai sumber data
Hal ini dilakukan dengan alasan bahwa populasi kurang dari 100 orang, yaitu
hanya berjumlah 35 orang saja, maka seluruh populasi dijadikan sampel. Jadi
jumlah sampel yang diambil yaitu 35 guru dari total guru yang berjumlah 35
keseluruhan populasi yang dijadikan sampel atau dikenal dengan istilah total
39
Syahrum dan Salim, Metodologi Penelitian Kuantitatif (Bandung: Cipta Pustaka
Media, 2012), h.113.
40
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan. (Bandung: Alfabeta 2015), h. 117 . .
43
sampling. Dalam suatu populasi yang terbatas besarnya serta dapat diperoleh
daftar anggota-anggotanya.
Dalam pengambilan sampel mewakili seluruh populasi, hal ini sesuai dengan
apabila subyeknya kurang dari 100, maka lebih baik diambil semua. Sehingga
penelitian”.41
Dalam penelitian ini, yang menjadi sampel adalah seluruh guru di . MTs.
Batu Bara
D. Defenisi Operasional
akan di amati. Dalam penelitian ini ada 3 variabel yang harus didefenisikan secara
operasional, yaitu :
guru. Supervise akademik ini menjadi salah satu kompetensi yang harus
2. Variabel (Y), yaitu kinerja guru. kinerja guru adalah aktivitas guru dalam
Adapun instrument atau alat maupun cara yang digunakan dalam memperoleh
1. Wawancara
akan dilakukan kepada pihak yang terkait, diantaranya ialah Kepala MTs.
Batu Bara tenaga pendidik yang mengajar di MTs. Alwashliyah Al Washliyah Kedai
Sianam Kecamatan Lima Puluh Kabupaten Batu Bara. dan wawancara dilakukan
2. Observasi
Kecamatan Lima Puluh Kabupaten Batu Bara Selama menjadi observer, peneliti
mencatat setiap gejala yang terjadi selama proses belajar mengajar didalam kelas.
3. Angket
42
S. Nasution, Metode Research (Jakarta: Bumi Aksara, 2012), h. 113.
45
Angket adalah suatu daftar pertanyaan atau pernyataan tentang topik tertentu
yang diberikan kepada subjek, baik secara individual atau kelompok untk
memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau
peneliti tahu dengan pasti variable yang akan di ukur dan tahu apa yang bisa
diharapkan dari responden, selain itu kuesioner juga cocok digunakan bila jumlah
responden cukup besar dan tersebar di wilayah yang luas.55 Responden adalah
orang yang memberikan jawaban atas pertanyaan yang dimuat dalam angket.
Kepela Sekolah terhadap Kinerja Guru adalah dengan menggunakan skala likert,
43
Wina Sanjaya, Penelitian Pendidikan: Jenis, Metode dan Prosedur, Jakarta: Prenada
Media Group,2013, h.255
46
1. Uji Validitas
untuk mengukur apa yang diharapkan. Oleh karena itu, ada kesamaan
antara data yang dihasilkan dengan data pada objek yang diteliti. Hasil
dari pengujian tersebut akan diperoleh instrumen data yang valid dan
Apabila r hitung lebih besar dari r tabel maka instrumen tersebut valid,
tetapi sebaliknya apabila r hitung lebih kecil dari r tabel maka instrumen
2. Uji Reliabilitas
3. Uji Normalitas
47
perbedaan yang signifikan dengan data normal baku, berarti data tersebut
tidak normal. Lebih lanjut, jika signifikansi di atas 0,05 maka berarti
tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara data yang akan diuji
dengan data normal baku, artinya data yang kita uji normal.
Keterangan:
N = Jumlah Frekuensi/Individu60
akademik kepala sekolah terhadap kinerja guru, maka data yang telah terkumpul
a = ∑y – b.
∑x N
b = N ∑ XY
- ∑X .
∑Y
N.∑X2 –
(∑X)2
Y = a + bX
49
hak di prediksikan
50
Dengan kata lain model regresi dapat dipakai untuk meramalkan peningkatan
kinerja guru.