Anda di halaman 1dari 59

PENGARUH SUPERVISI AKADEMIK KEPALA

MADRASAH TERHADAP KINERJA


GURU MTS AL WASHLIYAH
KEDAI SIANAM
TP. 2020-2021

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai

Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

Pendidikan (S.Pd) Disusun

Oleh:

SIWIRDANI
NIM: 01170909

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH BATU BARA

SUMATERA UTARA

2021
PENGARUH SUPERVISI AKADEMIK KEPALA
MADRASAH TERHADAP KINERJA
GURU MTS AL WASHLIYAH
KEDAI SIANAM
TP. 2020-2021

ABSTRAKSI

SIWIRDANI
NIM: 01170909

Penelitian ini termasuk jenis penelitian korelasi yang berusaha mengetahui


pengaruh dua variabel yaitu Supervisi Akademik Kepala Sekolah (X) dan Kinerja
Guru (Y) di MTs Alwashliyah Kedai Sianam. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui Pengaruh Supervisi Akademik Kepala Sekolah terhadap Kinerja
Guru.

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh guru di MTs
Alwashliyah Kedai Sianam yang berjumlah 25 orang. Teknik pengumpulan data
yang digunakan adalah angket dan dokumentasi. Data yang terkumpul dianalisis
dengan menggunakan kuantitatif persentase dan analisis regresi sederhana.
Setelah data dianalisa terdapat pengaruh yang signifikan antara supervisi
akademik kepala sekolah terhadap kinerja guru di MTs Alwashliyah Kedai
Sianam, dengan nilai korelasi sebesar 0,787. Hal ini dibuktikan dengan uji
korelasi dengan nilai r hitung 0,787 lebih besar dari r tabel pada taraf signifikan 5%
yaitu 0,2586 (0,787 > 0,2586).

Dan hasil perhitungan koefisien determinasi (R Square) sebesar 0,620. Hal ini
menunjukkan bahwa pengaruh supervisi akademik kepala sekolah terhadap
kinerja guru adalah sebesar 62%. Sedangkan sisanya 38% (100%-62%)
dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini. Jadi,
semakin tinggi supervisi akademik kepala sekolah maka semakin tinggi pula
kinerja guru di MTs Alwashliyah Kedai Sianam.

Kata kunci: Pengaruh, Supervisi Akademik Kepala Sekolah, Kinerja Guru


THE INFLUENCE OF THE HEAD OF MADRASAH ACADEMIC
SUPERVISION ON PERFORMANCE
MTS TEACHER AL WASHLIYAH
SIANAM SHOP
TP. 2020-2021

ABSTRACTION

SIWIRDANI
NIM: 01170909

This research is a type of correlation research that seeks to determine the effect of
two variables, namely Principal Academic Supervision (X) and Teacher
Performance (Y) at MTs Alwashliyah Kedai Sianam. This study aims to
determine the Effect of Principal Academic Supervision on Teacher Performance.

The population used in this study were all teachers at MTs Alwashliyah Kedai
Sianam, totaling 25 people. Data collection techniques used are questionnaires
and documentation. The collected data were analyzed using quantitative
percentages and simple regression analysis. After the data was analyzed, there was
a significant influence between the principal's academic supervision on teacher
performance at MTs Alwashliyah Kedai Sianam, with a correlation value of
0.787.
This is evidenced by the correlation test with the value of r count 0.787 greater
than r table at a significant level of 5%, namely 0.2586 (0.787 > 0.2586).
And the results of the calculation of the coefficient of determination (R Square) is
0.620. This shows that the influence of the principal's academic supervision on
teacher performance is 62%. While the remaining 38% (100% -62%) is influenced
by other variables not included in this study. So, the higher the principal's
academic supervision, the higher the performance of teachers at MTs Alwashliyah
Kedai Sianam.

Keywords: Influence, Principal Academic Supervision, Teacher Performance


KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah Swt berkat rahmat, hidayah, dan karunia-Nya
kepada kita semua sehingga kami dapat menyelesaikan proposal skripsi dengan
judul “PENGARUH SUPERVISI AKADEMIK KEPALA MADRASAH
TERHADAP KINERJA GURU MTS AL WASHLIYAH KEDAI SIANAM TP.
2020-2021”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan
program Strata-1 di Jurusan Manajemen Pendidikan Islam,SekolahTingg iIlmu
Tarbiyah Batu Bara.
Penulis menyadari dalam penyusunan proposal skripsi ini tidak akan
selesai tanpa bantuan dari berbagai pihak. Karena itu pada kesempatanini ingin
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Orang tua, saudara-saudara kami, atas doa, bimbingan, serta kasih sayang
yang selalu tercurah selama ini.
2. Bapak Syufri Basrah, M. AP selaku ketua yayasan STIT Batu Bara yang
selalu memberikan motivasi.
3. Bapak Muhammad Masrin Banurea M. Pd, I Ketua STIT Batu Bara.
4. Ibuk Muzdalifah, S. Pd, I, M. Psi selaku ketua Jurusan Program Studi
Manajemen Pendidikan Islam (MPI) STIT Batu Bara.
5. Rafika Ulfa, M.Pd, dan Ibu Nuriyanti Sihombing, M.Pd selaku Dosen
Pembimbing I dan Pembimbing II, atasbimbingan, saran, danmotivasi
yang diberikan.
6. Segenap Dosen STIT Batu Bara.

Penulis menyadari Ada kelemahan dan kekurangan dalam penyusunan


proposal skripsi ini. Proposal skripsi ini tidak luput dari berbagai kekurangan.
Penulis mengharapkan saran dan kritik demi kesempurnaan dan perbaikannya
serta bisa dikembangkan lagi lebih lanjut.Amin.
Batu Bara, Juli 2021
Hormat Saya

SIWIRDANI

i
ii

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.............................................................................................i
Daftar Isi......................................................................................................iii
Daftar Tabel.................................................................................................v
Daftar Gambar...........................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.................................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................3
C. Tujuan Penelitian.............................................................................3
D. Manfaat Penelitian...........................................................................4
E. Batasan Istilah..................................................................................4
F. Sistematika Penulisan......................................................................5
BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA PIKIR, HIPOTESIS
A. Landasan Teori..............................................................................6
1. Kompetensi Pedagogik Guru.......................................................6
2. Pengertian Belajar.......................................................................21
3. Tujuan Belajar.............................................................................26
4. Hasil Belajar................................................................................27
5. Faktor yang mempengaruhi hasil belajar....................................29
6. Pelajaran Matematika..................................................................31
7. Materi Bilangan Bulat ..............................................................33
8. Keterkaiatan Kompetensi Pedagogik dengan hasil belajar ........34
B. Kerangka Berfikir..........................................................................35
C. Penelitian yang Relevan.................................................................36
D. Hipotesis Penelitian.......................................................................38
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian .............................................................................39
B. Lokasi dan Waktu Penelitian.........................................................39
C. Populasi dan Sampel......................................................................39
D. Defenisi Operasional......................................................................40
E. Instrumen Pengumpulan Data........................................................41

iii
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Uji Validitas dan Reabilitas Instrumen 42
B. Deskripsi Hasil Penelitian Tentang Gaya Kepemimpinan
Kepala MAN Kota Makassar45
C. Deskripsi Hasil Penelitian Tentang Gaya Kedisiplinan
Guru MAN 53
D. Analisis Hubungan Gaya Kepemimpinan Kepala
E. Sekolah dengan Kedisiplinan Guru
MAN Kota Makassar.....................................................................59
F. E. Pembahasan........................................................................................
.......................................................................................................62Hasil
Penelitian ......................................................................................62
G. B. Pembahasan ..............................................................................89
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan...............................................................................95
B. Saran..........................................................................................95
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL

Tabel : 1 Kisi-kisi Instrumen Penelitian Kompetensi Pedagogik..............44

Tabel : 2 Kisi – kisi Instrumen Hasil Belajar Matematika........................44


DAFTAR GAMBAR

2.1 Kerangka Berfikir .................................................................................35


1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pendidikan merupakan kebutuhan manusia. Ada banyak cara yang dapat

ditempuh untuk memperoleh pendidikan, salah satunya melalui pendidikan

formal. Pentingnya pendidikan formal dirasakan ketika orang tua tidak mampu

lagi memberikan pendidikan secara efektif kepada anaknya.Secara umum

pengertian pendidikan adalah proses perubahan atau pendewasaan manusia,

berawal dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak biasa menjadi biasa, dari tidak

paham menjadi paham dan sebagainya. Pendidikan itu bisa didapatkan dan

dilakukan dimana saja, bisa di lingkungan sekolah,masyarakat dan keluarga.

Berdasarkan UUD 1945 Pasal 31 ayat 1 bahwa setiap warga negara berhak

mendapatkan pendidikan1.Pendidikan merupakan kebutuhan dan hak setiap warga

negara.Pendidikan berfungsi untuk mengembangkan kemampuan yang

membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta

didik agar menjadi manusia beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha

Esa.berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga

negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Dalam Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang

Sistem Pendidikan Nasional disebutkan bahwa pendidikan nasional bertujuan

mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan

bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
1
Undang-Undang RI Tahun 1945 Tentang Hak setiap warga negara memperoleh
pendidikan

1
2

kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis dan bertanggung

jawab dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.2

Guru adalah pilar pendidikan. Keberhasilan pendidikan di suatu negara

sangat dipengaruhi peran strategis para guru.Maka dari itu, seiring

berkembangnya zaman, kompetensi guru harus terus ditingkatkan.Guru memiliki

beban tugas yang sangat berat, tidak hanya bertanggung jawab kepada para anak

didiknya, tapi juga pada negara. Guru bahkan memiliki peran sentral dalam upaya

mewujudkan tujuan pendidikan nasional.Oleh sebab itu guru yang berkompeten

dibutuhkan untuk mencapai keberhasilan pendidikan.

Guru mempunyai peranan penting dalam dunia pendidikan, maka guru

harus memiliki kinerja yang baik. Kinerja adalah tingkat keberhasilan seseorang

atau kelompok orang dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya serta

kemampuan untuk mencapai tujuan dan standar yang telah ditetapkan.3

Kinerja guru merupakan faktor penting dalam usaha untuk memberikan

pelayanan terbaik dan menciptakan out put/lulusan yang memiliki inteligensi

tinggi, berakhlak mulia serta mampu berdayaguna di dalam kehidupan

masyarakat. Oleh sebab itu, segala hal yang mempengaruhi kinerja guru harus

diperhatikan secara serius. Kinerja guru berkaitan dengan kualitas perilaku yang

berorientasi pada tugas dan pekerjaan. Hal ini dapat terlihat dari rasa tanggung

2
Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 Sistem Pendidikan Nasional,
3
Leniwati dan Yasir Arafat, Implementasi Supervisi Akademik Kepala Sekolah untuk
Meningkatkan Kinerja Guru, Jurnal Administrasi Pendidikan. Vol. 2 No. 1, Januari-Juni 2017. h.
106
3

jawab moral yang diterima. Semua itu akan terlihat dari kepatuhan dan loyalitas

dalam menjalankan tugas keguruan di dalam maupun diluar kelas.4

Secara umum, kinerja guru dapat diartikan sebagai unjuk kerja/hasil kerja

yang dapat dilihat secara kualitas dan kuantitas, dicapai oleh seorang guru dalam

melaksanakan tugas dan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.3

Namun pada kenyataannya di lapangan, masih ada guru yang kurang

profesional dalam melaksanakan tugas keprofesiannya, hal ini bisa disebabkan

oleh beberapa faktor, salah satu diantaranya dikarenakan guru kurang mampu

melaksanakan pembelajaran secara efektif dan efisien sehingga berdampak pada

kurang maksimalnya proses pembelajaran yang berlangsung di sekolah.

Untuk meningkatkan kinerja guru maka perlu dilakukan supervisi oleh

kepala sekolah sehingga akan membantu guru dalam melaksanakan tugas dan

fungsinya di sekolah, salah satunya yaitu supervisi akademik. Supervisi akademik

yang dilakukan lebih fokus membantu kecakapan guru dalam proses pembelajaran

di sekolah. Esensi supervisi akademik sama sekali bukan menilai unjuk kerja guru

dalam mengelola proses pembelajaran semata, melainkan membantu guru dalam

mengembangkan kemampuan profesionalismenya.

Supervisi akademik adalah bantuan profesional kepada guru, melalui

siklus perencanaan yang sistematis, pengamatan yang cermat, dan umpan balik

yang objektif dan segera. Dengan cara itu guru dapat menggunakan balikan

tersebut untuk memperhatikan kinerjanya.4

4
Putri Yuni Astuti, Pengaruh Kepemimpinan, Iklim Kerja dan Beban Kerja terhadap
Kinerja Guru pada Sekolah Menengah Pertama Negeri 3 Dumai. Jom Fekon, Vol. 4 No. 1,
Febuari 2017, h. 109
4

Supervisi akademik merupakan bagian dari supervisi pendidikan yaitu

merupakan segala upaya yang dilakukan secara bekesinambungan untuk

membantu guru dan kepala sekolah untuk mengembangkan kemampuan serta

kinerja guru dalam mengelola pembelajaran.5

Supervisi akademik yang dilakukan oleh kepala sekolah akan mengena

pada sasarannya jika dilaksanakan sesuai prosedur, artinya ada perencanaa,

pelaksanaanya menimbang kaidah-kaidah yang ada, dievaluasi, dan yang tidak

kalah pentingnya adalah adanya tindak lanjut dari hasil supervisi tersebut.

Kepala sekolah memiliki peranan yang strategis untuk meningkatkan mutu

pendidikan suatu sekolah. Kepala sekolah tidak saja berperan sebagai pemimpin

pembelajaran, tetapi lebih dari itu kepala sekolah merupakan pemimpin dari

semua fungsi-fungsi kepemimpinan dalam suatu sekolah seperti perencanaan,

pembinaan karir, koordinasi dan evaluasi. Hal tersebut di atas diperkuat oleh

Permendiknas no.13 tahun 2007 mengenai standar kepala sekolah/madrasah yang

telah mencantumkan 5 kompetensi yang harus dimiliki oleh kepala sekolah yaitu

kompetensi kepribadian kompetensi manajerial, kompetensi kewirausahaan,

kompetensi supervisi dan kompetensi sosial. Rambu-rambu penilaian kinerja

kepala sekolah Dirjen Dikdasmen tahun 2000 yaitu: 1) Kemampuan menyusun

program supervisi pengajaran, 2) Kemampuan melaksanakan program supervisi

pengajaran, 3) Kemampuan memanfaatkan hasil supervisi. Oleh karena itu, yang

menjadi pokok kajian dalam penelitian ini adalah supervisi yang meliputi: 1)

Unsur-unsur yang disupervisi oleh kepala sekolah terhadap guru dalam


5
Slameto, Penerapan Supervisi Kunjungan Kelas untuk Meningkatkan Kinerja Guru
Sekolah Dasar Negeri, Jurnal Administrasi Pendidikan. Vol. 2 No. 1, Januari-Juni 2015. h. 100
5

meningkatkan kinerjaguru, 2) Strategi supervisi yang tepat bagi peningkatan

kinerja guru, 3) Feed back dan tindak lanjut supervisi kepala sekolah dalam

rangka peningkatan kinerjaguru.

Berdasarkan observasi awal yang dilakukan peneliti di MTs Alwashlilyah

Kedai Sianam pada bulan Desember 2018, dapat dilihat bahwa sekolah yang ada

tersebut mempunyai potensi yang sangat besar untuk menjadi sebuah lembaga

pendidikan yang dapat diakui kredibilitasnya dan tumbuh menjadi salah satu

sekolah unggulan. Hal ini dapat terlihat dari peran serta kepala sekolah dalam

peningkatan kinerja guru, letak sekolah yang strategis sehingga tercipta

lingkungan belajar yang tertib dan nyaman, serta pemantauan berkelanjutan

terhadap peserta didik oleh guru. Salah satu cara untuk mencapai hal tersebut

yaitu apabila sekolah mempunyai pemimpin yang mampu membawa perubahan

terhadap kinerja sekolah.

Disamping itu, kepala sekolah harus memiliki kemampuan unjuk kerja

profesional, menghindarkan diri dari sifat dengki dan kebencian,

menumbuhkembangkan antusiasme kerja para guru, menghindarkan diri dari suka

menyalahkan guru, tetapi sebaliknya justru harus mampu membuat suasana kerja

yang membuat para guru tertarik dan betah dalam melakukan pekerjaannya.

Pelaksanaan supervisi biasanya dilaksanakan hanya dua kali dalam satu semester,

pertama dlaksanakan pada awal semester untuk melakukan supervisi terhadap

guru berkaitan dengan administrasi pembelajaran. Supervisi yang kedua

dilaksanakan ditengah semester sebelum semester berakhir untuk check and

recheck kinerja guru dan untuk refleksi kinerja kepala sekolah.


6

Namun, berdasarkan pengamatan awal (studi pendahuluan), peneliti

menemukan gejala-gejala sebagai berikut:

1) Masih ada guru yang kurang menguasai metode dan strategi mengajar.

2) Masih ada guru yang kurang mampu dalam mengelola kelas.

3) Masih ada guru yang memanipulasi kinerja.

4) Masih ada guru yang belum mampu memanfaatkan kemajuan ITC dalam

kegiatan proses belajar mengajar.

Berdasarkan gejala-gejala di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul: Pengaruh Supervisi Akademik Kepala Sekolah terhadap

Kinerja Guru di MTs AlWashliyah Kedai Sianam.

Berdasarkan uraian di atas dapat dikatakan kompetensi pedagogik

merupakan kompetensi guru dalam menguasai materi pembelajaran dan

memberikan pengalaman belajar dalam prosespembelajaran. Hal inilah yang

menjadi dasar penulis mengadakan penelitian yang berjudul "Pengaruh Supervisi

Akademik Terhadap Kinerja Guru MTS Alwashliyah Kedai Sianam TP. 2020-

2021”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan Latar Belakang Masalah di atas, maka rumusan masalah pada

penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana gambaran Supervisi Akademik di MTs Al Washliyah Kedai

Sianam ?

2. Bagaimana gambaran Kinerja Guru MTS Alwashliyah Kedai Sianam TP.

2020-2021?
7

3. Apakah Supervisi Akademik Memiliki Pengaruh Terhadap Kinerja Guru

MTS Alwashliyah Kedai Sianam TP. 2020-2021?

C. Tujuan Penelitian

Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran

yang jelas dan analisa yang mendalam tentang Pengaruh Supervisi Akademik

Terhadap Kinerja Guru MTS Alwashliyah Kedai Sianam TP. 2020-2021.

Sedangkan tujuan penelitian ini secara khusus adalah untuk mengetahui apakah

Supervisi Akademik memiliki pengaruh terhadap Kinerja Guru MTS

Alwashliyah Kedai Sianam TP. 2020-2021. Adapun tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui Bagaimana gambaran Supervisi Akademik di MTs Al

Washliyah Kedai Sianam ?

2. Bagaimana gambaran Kinerja Guru MTS Alwashliyah Kedai Sianam TP.

2020-2021?

3. Apakah Supervisi Akademik Memiliki Pengaruh Terhadap Kinerja Guru

MTS Alwashliyah Kedai Sianam TP. 2020-2021?

D. Manfaat Penelitian

Dilaksanakannya penelitian ini diharapkan dapat memberikan dua manfaat

sekaligus, baik secara teoretis maupun praktis sebagai berikut:

1. Manfaat Teoretis

a. Menambah pengetahuan bagi guru tentang Kompetensi Pedagogik

Supervisi Akedemik.

b. Memberikan masukan bagi siswa tentang Kompetensi Pedagogik Guru

mempunyai hubugan positif bagi hasil belajar Matematika.


8

c. Bagi Praktisi pendidikan, dapat dijadikan sebagai bahan rujukan untuk

mengetahui seberapa besar Pengaruh Supervisi Akademik Terhadap

Kinerja Guru.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Siswa

Menambah semangat belajar siswa kelas VII MTs. Alwashliyah khususnya

pada mata pelajaran matematika

c. Bagi Guru

Sebagai bahan masukan bagi guru yang mengajar di lembaga ini, dalam

perbaikan dan peningkatan kinerja, serta peningkatan ilmu pengetahuannya

Meningkatkan kinerja guru di MTs. Alwashliyah Kedai Sianam.

d. Bagi Sekolah

Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan bagi sekolah

dalam usaha peningkatan kompetensi guru dengan sebaik mungkin serta

meningkatkan kinerja guru yang mengajar

e. Bagi Peneliti

Masukan pemikiran bagi penelitian lebih lanjut terutama bagi peneliti yang

menekuni Pengaruh Supervisi Akademik Terhadap Kinerja Guru.

E. Batasan Istilah

Untuk menghindari kesimpangsiuran dalam pembahasan dan agar

penelitian ini lebih terfokus, maka penelitian yang dilakukan dibatasi hanya

mencakup aspek-aspek yang berhubungan dalam penelitian ini, yaitu tentang

objek penelitian ini peneliti hanya membatasi pada Suupervisi Akademik di


9

Madarasah Tsanawiyah di Yayasan Al Washliyah Kedai Sianam.Supervisi

Akademik sebagai variabel X dan Kinerja Guru sebagai Variabel Y.

F. Sistematika Penulisan

Penulisan proposal skripsi penelitian ini disusun dengan sistematika

pembahasan sebagai berikut , yaitu :

BAB I : Berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah,

tujuan dan kegunaan, batasan istilah, dan sistematika Penelitian.

Dalam bab ini berisi penjelasan tentang apa yang diteliti, untuk apa

dan mengapa penelititian itu perlu dilakukan, kemudian juga

sebagai pijakan dan langkah awal untuk pembahasan selanjutnya.

BAB II : Berisi tentang kerangka teori terkait dengan tema skripsi yaitu

mengenai pengertian Kompetensi pedagogik guru, karakteristik

kompetensi Pedagogik, kompetensi Pedagogik, keterkaitan antara

kompetensi Pedagogik dengan hasil belajar. indikator kompetensi

Pedagogik,pengertian hasil belajar, hal-hal yang mempengaruhi

motivasi belajar,.

BAB III : Memuat secara rinci metode penelitian penelitian yang

digunakan peneliti beserta justifikasi/alasannya, Lokasi dan

waktu penelitian, jenis penelitian, Populasi dan Sampel,

subyekDefenisi Operasional. teknik pengumpulan data, teknik

analisis data.
10

BAB IV : Berisi tentang paparan data dan temuan hasil penelitian yang

meliputi :Deskripsi data variabel x, dan y. pembahasan penelitian,

temuan penelitian.

BAB V : Bab terakhir berisi kesimpulan, saran-saran atau rekomendasi.

Kesimpulan menyajikan secara ringkas seluruh penemuan

penelitian yang ada hubungannya dengan masalah penelitian.


11

BAB II

LANDASAN TEORI, KERANGKA PIKIR, HIPOTESIS

A. Landasan Teori

1. Supervisi Akademik Kepala Sekolah

a. Pengertian Supervisi Akademik

Secara bahasa supervisi berarti mengamati, mengawasi, atau membimbing

kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh orang lain dengan maksud untuk

mengadakan perbaikan. Supervisi berasal dari kata “super” artinya lebih atau atas,

dan “vision” artinya melihat atau meninjau. Secara estimologis supervisi artinya

melihat atau meninjau yang dilakukan oleh atasan terhadap pelaksanaan kegiatan

bawahannya.6

Supervisi akademik yaitu yang menitik beratkan pengamatan supervisor

pada masalah-masalah akademik, yaitu hal-hal yang langsung berada dalam

lingkungan kegiatan pembelajaran pada waktu siswa sedang dalam proses

pembelajaran.7

Salah satu tugas kepala sekolah adalah sebagai supervisor, yaitu

mensupervisi pekerjaan yang dilakukan oleh guru dan staf. Salah satu bagian

pokok dalam supervisi tersebut adalah mensupervisi guru dalam melaksanakan

kegiatan pembelajaran; dan memang kegiatan utama sekolah adalah

menyelenggarakan pembelajaran. Jadi, wajar jika tugas kepala sekolah dalam

6
Nur’ani Jumadiah, Oktazil Nurdia, Rahmi, dan Rhoni, Implementasi Supervisi Akademik
Kepala Mis Batusangkar. Jurnal Administrasi Pendidikan. Vol. 1 No. 2, Juli- Desember 2016. h.
14

7
Dadang Suhardan, Supervisi Profesional, (Bandung: Alfabeta,2010), h. 47
12

mensupervisi guru mengajar sangat penting. Supervisi semacam ini biasanya

disebut supervisi akademik.

Supervisi akademik adalah bantuan profesional kepada guru, melalui

siklus perencanaan yang sistematis, pengamatan yang cermat, dan umpan balik

yang objektif dan segera. Dengan cara itu guru dapat menggunakan balikan

tersebut untuk memperhatikan kinerjanya.

Menurut Mulyasa salah satu supervisi akademik yang populer adalah

supervisi klinis. Paling tidak ada delapan ciri utama supervisi klinis, yaitu:

1) Supervisi diberikan berupa bantuan (bukan perintah), sehingga

inisiatif tetap berada di tangan tenaga kependidikan.

2) Aspek yang disupervisi berdasarkan usul guru, yang dikaji bersama

kepala sekolah sebagai supervisor untuk dijadikan kesepakatan.

3) Instrumen dan metode observasi dikembangkan bersama oleh guru

dan kepala sekolah.

4) Mendiskusikan dan menafsirkan hasil pengamatan dengan

mendahulukan interpretasi guru.

5) Supervisi dilakukan dalam suasana terbuka secara tatap muka, dan

supervisor lebih banyak mendengarkan serta menjawab pertanyaan

guru dari pada memberi saran dan pengarahan.

6) Supervisi klinis sedikitnya memiliki tiga tahap, yaitu pertemuan awal,

pengamatan, dan umpan balik.


13

7) Adanya penguatan dan umpan balik kepala sekolah sebagai supervisor

terhadap perubahan perilaku guru yang positif sebagai hasil

pembinaan.

8) Supervisi dilakukan secara berkelanjutan untuk meningkatkan suatu

keadaan dan memecahkan suatu masalah.8

Terdapat tiga tahap dalam melakukan supervisi akademik, yaitu:

1. Tahap pertemuan awal.

Langkah yang perlu dilakukan pada tahap ini adalah:

b) Kepala sekolah menciptakan suasana yang akrab dengan guru, sehingga

terjadi sana kolegial. Dengan kondisi itu diharapkan guru dapat megutarakan

pendapatnya secara terbuka.

c) Kepala sekolah dengan guru membahas rencana pembelajaran yang dibuat

guru untuk menyepakati aspek mana yang menjadi fokus perhatian supervisi,

serta menyempurnakan rencana pembelajan.

d) Kepala sekolah bersama guru menyusun instrumen observasi yang akan

digunakan, atau memakai instrumen yang telah ada, termasuk bagaimana cara

menggunakan dan menyimpulkannya.

2. Tahap observasi kelas.

Pada tahap ini guru mengajar dikelas, di laboratorium atau di lapangan,

dengan menerapkan keterampilan yang disepakati bersama. Kepala sekolah

melakukan observasi dengan menggunakan instrumen yang telah disepakati.


8
Ibid., h. 251
14

beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam obseravsi yaitu:

a) Kepala sekolah menempati tempat yang telah disepakati

bersama.

b) Catatan observasi harus rinci dan lengkap.

c) Observasi harus terfokus pada aspek yang telah disepakati.

d) Dalam hal tertentu, kepala sekolah perlu membuat komentar yang

sifatnya terpisah dengan hasil observasi.

e) Jika ada ucapan atau prilaku guru yang dirasa menggangu proses

pembelajaran, kepala sekolah perlu mencatatnya.

3. Tahap pertemuan umpan balik.

Pada tahap ini observasi didiskusikan secara terbuka antara kepala sekolah dengan

guru. Beberapa hal yang perlu dilakukan kepala sekolah dalam pertemuan balikan,

antara lain:

a) Kepala sekolah memberikan penguatan terhadap penampilan guru, agar

tercipta suasan yang akrap dan terbuka.

b) Kepala sekolah mengajak guru menelaah tujuan pembelajaran kemudian

aspek pembelajaran yang menjadi fokus perhatian dalam supervisi.

c) Menanyakan perasaan guru tentang jalannya pelajaran.

Sebaiknya pertanyaan diawali dari aspek yang dianggab berhasil, baru

dilanjutkan dengan aspek dianggap kurang berhasil. Kepala sekolah jangan

memberikan penilaian dan biarkan guru menyampaikan pendapatnya.


15

d) Kepala sekolah menunjukkan data hasil observasi yang telah dianalisis dan

diinterprestasikan. Beri kesempatan guru untuk mencermati data tersebut

kemudian menganalisisnya.

e) Kepala sekolah menanyakan kepada guru bagaimana pendapatnya terhadap

data hasil observasi dan analisisnya. Dilanjutkan dengan mendiskusikan

secara terbuka tentang hasil observasi tersebut. Dalam diskusi harus dihindari

kesan “menyalahkan”. Usahakan agar guru menemukan sendiri

kekurangannya.

f) Secara bersama menentukan rencana pembelajaran berikutnya, termasuk

kepala sekolah memberikan dorongan moral bahwa guru mampu

memperbaiki kekurangannya.9

Pada prinsipnya setiap guru harus disupervisi secara periodik dalam

melaksanakan pembelajaran. Jika jumlah guru cukup banyak, kepala sekolah

dapat meminta bantuan wakil kepala sekolah atau guru senior untuk membantu

melaksanakan supervisi. Dengan demikian, jika bidang studi guru terlalu jauh,

dan kepala sekolah terlalu sulit untuk memahami, kepala sekolah dapat meminta

bantuan guru senior yang memiliki latar belakang bidang studi yang sama dengan

guru yang ingin disupervisi.

9
Ibid. ,,,., h. 250
16

b. Tujuan dan Fungsi Supervisi Akademik

Supervisi akademik merupakan layanan bantuan yang dilakukan kepala

sekolah terhadap guru. Layanan yang dilakukan berupa bantuan kepala sekolah

mengatasi permasalahan yang dihadapi guru dalam meningkatkan kinerjanya.

Merujuk pada pengertian supervisi akademik tersebut, dapat kita ketahui bahwa

tujuan supervisi akademik ditekankan pada perbaikan kualitas kinerja guru dalam

proses belajar mengajar dengan meningkatkan kualitas guru sebagai pengajar.

Tujuan supervisi adalah untuk membantu guru meningkatkan

kemampuannya agar menjadi guru yang lebih baik dan profesional dalam

melaksanakan pengajaran.10 Berdasarkan pada tujuan supervisi akademik

disebutkan dapat kita pahami pelaksanaan supervisi akademik meliputi tiga tugas

utama guru dalam melaksanakan pembelajaran, yaitu merencanakan

pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, dan mengevaluasi hasil pembelajaran.

Piet A. Sahertian menjelaskan bahwa tujuan supervisi ialah memberikan

layanan dan bantuan untuk meningkatkan kualitas mengajar guru dikelas yang

pada gilirannya untuk meningkatkan kualitas belajar siswa. 11 Dengan demikian

jelas bahwa tujuan supervisi ialah memberikan layanan dan bantuan untuk

meningkatkan kualitas belajar siswa, bukan saja memperbaiki kemampuan

mengajar tapi juga mengembangkan potensi kualitas guru.

10
Syaiful Sagala, Supervisi Pembelajaran: dalam Profesi Pendidikan, (Bandung:
Alfabeta, 2010), ,h. 105
11
Ibid, h. 106
17

Tujuan utama supervisi akademik adalah untuk meningkatkan kemampuan

profesional guru dan meningkatkan kualitas pembelajaran melalui pembelajaran

yang baik.12

Adapun fungsi supervisi akademik yang dipaparkan beberapa ahli

sebagaiberikut:

1) Sagala menjelaskan fungsi supervisi akademik atau supervisi pengajaran

adalah memberikan pelayanan supervisi pengajaran kepada guru

untukmenumbuhkan proses belajar mengajar yang berkualitas

baik,menyenangkan, inovatif dan dapat menjaga keseimbangan

pelaksanaantugas staf mengajar.

2) Imron menyatakan fungsi supervisi akademik adalah layanan bantuanatau

bimbingan profesioal untuk menumbuhkaniklim bagi perbaikan proses dan

hasil belajar melalui serangkaian upaya supervisi terhadap guru-guru.

3) Fahthurrohman dan Suryana menjelaskan fungsi supervisi akademik sebagai

salah satu upaya yang paling berpengaruh langsung dalam peningkatan

kualitas pendidikan, selain itu supervisi akademik juga merupakan strategi

supervisi kinerja guru dalam peningkatan mutu profesional guru yang

langsung akan mempengaruhi kualitas pendidikan.13

Beberapa pendapat ahli berkenaan dengan fungsi supervisi akademik dapat

disimpulkan bahwa fungsi supervisi akademik merupakan layanan untuk

membantu atau membimbing agar guru dapat meningkatkan kualitas mutu

pembelajaran yang dilaksanakan guru di dalam kelas.


12
Ali Imron, Supervisi Pembelajaran Tingkat Satuan Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara,
2011), h. 12
13
18

Fungsi utama supervisi pendidikan ditujukan pada perbaikan dengan

meningkatkan situasi belajar mengajar. Sehubungan hal tersebut di atas, maka piet

A. Sahertian memberikan 8 fungsi supervisi sebagai berikut:

1) Mengkoordinir semua usaha sekolah.

2) Memperlengkap kepemimpinan sekolah.

3) Memperluas pengalaman guru-guru.

4) Menstimulasi usaha-usaha yang kreatif.

5) Memberi faslitas dan penilaian yang terus-menerus.

6) Menganalisis situasi belajar-mengajar.

7) Memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada setiap anggota staf.

8) Memberikan wawasan yang lebih luas dan terintegerasi dalam

merumuskan tujuan-tujuan pendidikan dan meningkatkan kemampuan

mengajar guru-guru.14

Dalam penyelenggaraan sekolah terdapat lima fungsi utama dari supervisi,

yaitu 1) fungsi administrasi umum; 2) fungsi mengajar; 3) fungsi supervisi; 4)

fungsi manajemen; dan 5) pelayanan khusus. Masing-masing fungsi tersebut

mempunyai tugas sendiri-sendiri, namun tetap berada dalam kerangka

penyelenggaraan sekolah.

Sehubungan dengan hal itu, Depdiknas merumuskan tugas-tugas supervisi

yaitu; 1) meningkatkan kemampuan guru mengelola kegiatan nelajar mengajar,

seperti kemampuan menjabarkan GBPP/kurikulum kedalam kegiatan semesteran,

menyusun perencanaan/persiapan mengajar, melaksanakan kegiatan belajar-


14
Piet A. Sahertian, Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan dalam Rangka
Pengembangan Sumber Daya Manusia. (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h. 21
19

mengajar dengan baik, menilai perkembangan anak, memberikan umpan balik

secara teratur dan terus-menerus, membuat dan mengguankan alat bantu mengajar

sederhana, menggunakan atau memanfaatkan lingkungan sebagai sumber dan

media pengajaran, melayani dan membimbing siswa yang mengalami kesulitan

belajar, mengatur dan menggunakan waktu secara efisien untuk penyelesaian

program pembelajaran; dan 2) memperbaiki dan meningkatkan sikap profesional

guru yang berkaitan dengan kemampuan mengelola KBM, seperti: terbuka

terhadap adanya pembahruan, mau menghargai pendapat orang lain, mau

mencoba gagasan positif yang berasal dari rekan guru lainnya, tidak mudah putus

asa, memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi dalam melaksanakan tugas,

memiliki rasa percaya diri, dan mau bekerja sama diantara rekan sesama guru.

Tugas-tugas supervisi di atas tampaknya lebih diarahkan pada upaya

meningkatkan kemampuan profesional guru. Disamping itu, terdapat pula tugas-

tugas supervisi lainnya yang tidak secara langsung berkaitan dengan perbaikan

pengajran atau peningkatan kemampuan profesional guru, tetapi dapat mendukung

terselenggarakannya KMB secara lebih optimal. Tugas-tugas dimaksud antara lain

1) meningkatkan kemampuan guru dalam menyusun rencana dan persiapan

mengajar; 2) meningkatkan kemampuan guru mengelola alat-alat kelengkapan

kelas; dan 3) meningkatkan kemampuan guru dalam menyusun dan mengelola

laporan hasil kemajuan belajar siswa.15

c. Prinsip-prinsip Supervisi Akademik

15
Ibid., h. 51
20

Kepala sekolah sebagai supervisor dalam melaksanakan tugasnya harus

memperhatikan prinsip-prinsip supervisi agar dalam pelaksanaan supervisi dapat

berjalan dengan baik dan lancar.

1) Prinsip Ilmiah. Prinsip ilmiah mengandung ciri-ciri sebagai berikut:

a) Kegiatan supervisi dilaksanakan berdasarkan data obyektif yang diperoleh

dalam kenyataan pelaksanaan proses belajar mengajar.

b) Untuk memperoleh data perlu diterapkan alat perekam data seperti angket,

observasi, percakapan pribadi, dan seterusnya.

c) Setiap kegiatan supervise dilaksanakan secarasistematis terencana.

2) Prinsip Demokratis Servis dan bantuan yang diberikan kepada guru

berdasarkan hubungan kemanusian yang akrab dan kehangatan sehingga guru-

guru merasa aman untuk mengembangkan tugasnya. Demokratis mengandung

makna menjunjung tinggi harga diri dan martabat guru, bukan berdasarkan atasan

dan bawahan.

3) Prinsip Kerjasama Mengembangkan usaha bersama atau menurut istilah

supervisi “ sharing of idea, sharing of experience ” memberi support mendorong,

menstimulasi guru, sehingga mereka merasa tumbuh bersama.

4) Prinsip konstruktif dan kreatif Setiap guru akan merasa termotivasi dalam

mengembangkan potensi kreativitas kalau supervisi mampu menciptakan suasana

kerja yang menyenangkan, bukan melalui cara-cara menakutkan.16

d. Perencanaan Supervisi Akademik

16
Ibid., h. 19
21

Salah satu tugas kepala sekolah adalah merencanakan supervisi akademik.

Agar dapat melaksanakan tugasnya dengan baik, kepala sekolah harus memiliki

kompetensi dalam membuat perencanaan supervisi akademik.

Perencanaan program supervisi merupakan penyusunan dokumen

perencanaan pemantauan serangkaian kegiatan membantu guru mengembangkan

kemempuannya mengelola proses pembelajaran untuk mencapai tujuan

pembelajaran. Dalam perencanaan program supervisi, terdapat karakteristik

perencanaan supervisi antara lain:

1) Supervisi tidak ada rencana yang standar

Guru sebagai obyek supervisi memiliki kemampuan dan karakteristik yang

berbeda satu dan lainnya, sehingga dalam memberikan bimbingan harus sesuai

dengan karakteristik guru.

2) Perencanaan harus kreatif

Supervisi tidak dapat dilakukan dengan gaya yang monoton atau satu

model. Kepala sekolah harus selalu kreatif dalam membimbing guru sehinga

masalah yang dialami para guru bisa teratasi.

3) Perencanaan harus komprehensif

Pembelajaran merupakan satu kesatuan sistem dengan komponen seperti

guru,alat,metode,fasilitas, murid dan lain-lain. Semuanya itu berkesinambungan

guna mencaai tujuan pembelajaran. Supervisi harus komprehensif, artinya

tahapan-tahapan supervisi harus mengacu pada tujuan kurikulum,tujuan sekolah

kemudian tujuan nasional.

4) Perencanaan harus kooperatif


22

Pelaksanaan supervisi memerlukan bantuan orang lain, sehingga dalam

perencanaan pun diperlukan bantuan dari orang-orang yang berkaitan langsung

dalam pelaksanaanya.17

5) Perencanaan harus fleksibel

Rencana supervisi harus mamberikan kebebasan untuk melaksanakan

sesuatu sesuai dengan keadaan dan inovasi yang terjadi.32

Kepala sekolah perlu menguasai perencanaan supervisi akademik sehingga

ia perlu menguasai kompetensi perencanaan supervisi akademik dengan baik.

Terdapat sejumlah prinsip yang perlu diperhatikan dalam perencanaan supervisi

akademik, yaitu menyangkut:

1) Objektifitas (data apa adanya)

2) Tanggung jawab, berkesinambungan

3) Didasarkan pada Standar Nasional Pendidikan (SNP)

4) Serta didasarkan pada kebutuhan dan kondisi sekolah33

6) Pelaksanaan Supervisi Akademik18

Melaksanakan supervisi akademik dalam rangka perbaikan pembelajaran

menjadi tugas kepala sekolah. Untuk dapat melaksanakan supervisi akademik

secara efektif, kepala sekolah harus memiliki langkah-langkah supervisi yang

tepat dalam melaksanakan supervisi. Ada sejumlah langkah supervisi yang dapat

17
Herawati , Murniati, dan Yusrizal. Pelaksanaan Supervisi Akademik Kepala Sekolah
Pada Smp 1 Lhoknga Kecamatan Lhoknga Kabupaten Aceh Besar. Jurnal Administrasi
Pendidikan. Vol. 3 No. 2, Mei 2015, h. 195

18
Abdul kadim masaong, Supervisi Pembelajaran Dan Pengembangan Kapasitas Guru,
(Bandung: Alfabeta, 2012), h. 59
23

dipilih dan dipraktekkan oleh kepala sekolah sebagai supervisor, diantaranya

adalah:

1) Kunjungan atau Observasi Kelas

Yang dimaksud di sini ialah kunjungan yang dilakukan ke dalam kelas di

mana guru sedang mengajar. Kunjungan kelas merupakan salah satu teknik yang

digunakan oleh kepala madrasah untuk mengamati kegiatan pembelajaran secara

langsung. Teknik ini sangat bermanfaat untuk mendapatkan informasi tentang

berbagai hal yang berkaitan dengan profesionalisme guru, seperti penggunaan

metode, media dan untuk mengetahui kemampuan peserta didik dalam

menangkap materi yang diajarkan oleh guru sedangkan ciri-ciri supervisi

kunjungan kelas yaitu menentukan waktu kunjungan, bersifat individual, tidak ada

pertemuan awal, waktu supervisi cukup singkat, yang disupervisi adalah kasus-

kasus, kunjungan bisa dilakukan sebelum/ sesudah pembelajaran.

2) Pembicaraan Individual

Teknik perseorangan (individual) yaitu teknik yang dilaksanakan untuk

seorang guru secara individual.16 Bisa melalui segi-segi positif kegiatan guru,

mendorong guru mengatasi kelemahan mengajar, mengurangi keraguan guru

dalam menghadapi masalah.

3) Rapat Guru (Rapat Supervisi)

Rapat supervisi bisa diselenggarakan bila guru-guru memiliki masalah

yang sama. Yang dimaksud dengan rapat supervisi tersebut adalah rapat yang

diselenggarakan oleh supervisor untuk membahas masalah-masalah yang


24

menyangkut usaha perbaikan dan peningkatan mutu pendidikan pada umumnya

dan mutu pengajaran pada kuhusunya.

e. Tindak Lanjut Supervisi Akademik

Tindak lanjut dari hasil kegiatan supervisi akademik merupakan akhir dari

pelaksanaan kegiatan supervisi. Pada kegiatan tindak lanjut terjadi perubahan

perilaku yang positif seorang guru yang disupervisi. Hasil supervisi

ditindaklanjuti agar memberi dampak yang nyata untuk meningkatkan

profesionalisme guru.36 Tindak lanjut tersebut berupa penguatan dan

penghargaan; teguran yang bersifat mendidik; dan kesempatan untuk mengikuti

pelatihan atau penataran lebih lanjut. Pemanfaatan hasil umpan balik supervisi

akademik menyangkut dua kegiatan penting,yaitu berkenaan dengan pembinaan

dan pemantapan instrumen supervisi.

1) Pembinaan

Kegiatan pembinaan dapat berupa pembinaan langsung maupun

pembinaan tidak langsung.

a) Pembinaan langsung, pembinaan ini dilakukan terhadap hal-hal yang sifatnya

khusus, yang perlu perbaikan dengan segera dari hasil analisis supervisi.

b) Pembinaan tidak langsung. Pembinaan ini dilakukan terhadap hal-hal yang

sifatnya umum yang perlu perbaikan dan perhatian setelah memperoleh hasil

analisis supervisi.
25

2) Pemantapan instrumen

Kegiatan untuk memantapkan instrumen supervisi akademik dapat

dilakukan dengan cara diskusi kelompok oleh para supervisor tentang instrumen

supervisi akademik maupun instrumen supervisi non akademik. Dalam

memantapkan instrumen supervisi, dikelompokkan menjadi :

a) Persiapan guru untuk mengajar seperti: silabus, RPP, program tahunan,

program semester, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil

pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran.

b) Instrumen supervisi kegiatan belajar mengajar yang terdiri dari: lembar

pengamatan dan suplemen observasi (keterampilan mengajar, karakteristik

mata pelajaran, pendekatan klinis, dan sebagainya)

c) Komponen dan kelengkapan instrumen, baik instrumen supervisi akademik

maupun instrumen supervisi non akademik.

d) Penggandaan instrumen dan informasi kepada guru bidang studi binaan atau

kepada pegawai sekolah lainnya untuk instrumen non akademik.19

Cara-cara melaksanakan tindak lanjut hasil supervisi akademik sebagai

berikut.

1) Mengkaji rangkuman hasil penilaian;

2) Apabila ternyata tujuan supervisi akademik dan standar-standar pemelajaran

belum tercapai, maka sebaiknya dilakukan penilaian ulang terhadap

pengetahuan, keterampilan dan sikap guru yang menjadi tujuan pembinaan;

19
Eva Gusseventini, Implementasi Supervisi Akademik Kepala Sekolah Di Sma Negeri I
Kota Lubuklinggau, Jurnal Administrasi Pendidikan. Vol. 11 No. 4, Juli 2017, h. 346
26

3) Apabila ternyata memang tujuannya belum tercapai maka mulailah

merancang kembali program supervisi akademik guru untuk masa berikutnya;

4) Membuat rencana aksi supervisi akademik berikutnya;

5) Terdapat lima langkah pembinaan kemampuan guru melalui supervisi

akademik, yaitu: menciptakan hubungan –hubungan yang harmonis, analisis

kebutuhan, mengembangkan strategi dan media, menilai, dan revisi.20

b. Pengertian Kinerja
Kinerja merupakan perilaku nyata yang ditampilkan setiap orang sebagai
prestasi kerja yang dihasilkan oleh pegawai sesuai dengan perannya dalam
instansi. Kinerja karyawan merupakan suatu hal yang snagat penting dalam upaya
perusahan untuk mencapai tujuan.21
Kinerja guru adalah hasil kerja guru yang terefleksi dalam mendesain
program pembelajaran atau menyusun perencanaan pembelajaran, pelaksanaan
pembelajaran, hubungan antar pribadi, dan dalam mengevaluasi hasil belajar. 22
Kinerja guru selalu menjadi pusat perhatian, karena guru merupakan faktor
penentu dalam meningkatkan prestasi belajar dan berperan dalam meningkatkan
kualitas pendidikan. Guru pada prinsipnya memiliki potensi yang cukup tinggi
untuk berkreasi guna meningkatkan kinerjanya. Namun potensi yang dimiliki guru
untuk berkreasi sebagai upaya meningkatkan kinerjanya tidak selalu berkembang
secara wajar dan lancar disebabkan adanya pengaruh dari berbagai faktor baik
yang muncul dalam pribadi guru itu sendiri maupun yang terdapat di luar pribadi
guru.

20
Donni Juni Prinansa, Manajemen Supervisi & Kepemimpinan Kepala Sekolah ,
(Bandung: Alfabeta, 2014) h. 122
21
Sunarsih, Denok. Panduan Meningkatkan Kinerja dan Kepuasan Guru.(Tangerang:
Desanta Muliavisitama. 2020)
22
Sadariyah Tri Utami, Pengaruh Iklim Sekolah Terhadap Kinerja Guru Di MTs Se-
Kecamatan Kemranjen, Banyumas, Skripsi (Purwokerto: IAIN Purwokerto, 2016), h. 2
27

Allah Swt. Menjelaskan dalam Surah Al-Ahqaf [46] : 19


     
    
Artinya :“ Dan bagi masing-masing mereka derajat menurut apa yang telah
mereka kerjakan dan agar Allah mencukupkan bagi mereka (balasan) pekerjaan-
pekerjaan mereka sedang mereka tiada dirugikan”.23

Dalam ayat tersebut bahwasanya Allah Swt. pasti akan membalas setiap
amal perbuatan manusia berdasarkan apa yang telah mereka kerjakan. Artinya,
jika seseorang melaksanakan pekerjaan dengan baik dan menunjukan kinerja yang
baik pula bagi organisasinya maka ia akan mendapat hasil yang baik pula dari
kerjaannya dan akan memberikan keuntungan bagi organisasinya.
Supriyadi dalam Euis Haryani, mengemukakan bahwa Guru yang
profesional merupakan guru yang mempunyai kinerja yang baik dan harus dapat
menjalankan fungsi pengajaran sebagai ciri pokok sebagai seorang guru. Kinerja
guru menjadi penentu keberhasilan siswa untuk mengikuti pengajaran dan
pencapaian tujuan pendidikan. Hal ini menunjukkan, guru merupakan kunci
dalam meningkatkan mutu dalam pendidikan dan berada pada titik sentral dari
setiap usaha pendidikan yang diarahkan pada perubahan-perubahan kuantitatif . 24
yaitu perubahan tidak hanya memiliki nilai, namun juga dapat dirasakan
perubahannya dalam kehidupan di sekolah. dengan kata lain bahwa guru yang
professional menjadi penentu keberhasilan siswa.
Istilah kinerja dimaksudkan sebagai terjemahan dari istilah “performance”.
Kinerja bukan merupakan karakteristik seseorang seperti bakat atau kemampuan,
tetapi perwujudan dari bakat atau kemampuan itu sendiri. Pendapat tersebut
menunjukkan bahwa kinerja merupakan perwujudan dari kemampuan dalam
bentuk karya nyata. Kinerja dalam kaitannya dengan jabatan diartikan sebagai
hasil yang dicapai yang berkaitan dengan fungsi jabatan dalam periode waktu
tertentu. Prestasi kerja (performance) diartikan sebagai suatu pencapaian

23
Alquran Alkarim, Surah Al Ahqaf [46] : 19 (Surabaya: Halim Publishing), h. 427
24
Euis Haryani, Pengaruh Iklim Organisasi Sekolah dan Kepempinan Kepala Seklah
terhadap Manajemen Pembelajaran untuk Mewujudkan Kinerja Guru, Jurnal Pendidikan
Universitas Garut (Garut: Universitas Garut, 2017,), h. 77
28

persyaratan pekerjaan tertentu yang akhirnya secara langsung dapat tercermin dari
output yang dihasilkan baik kuantitas maupun mutunya. Kinerja dapat pula
diartikan prestasi kerja atau pelaksanaan kerja atau hasil untuk kerja.
Menurut Smith dalam Abdul Madjid25 performance atau kinerja adalah “….
Output derive from processes, human or therwise”, jadi dikatakannya bahwa
kinerja merupakan hasil atau keluaran dari suatu proses. Bernardin dan Russel
memberikan definisi tentang performance sebagai berikut : “Performance is
defined as the record of autcomes produced on a specified job function or activity
during a specified time period “ prestasi adalah catatan tentang hasil-hasil yang
diperoleh dari fungsi fungsi pekerjaan tertentu atau kegiatan tertentu selama kurun
waktu tertentu”.
Sementara itu, Mathis dan Jackson dalam Abdul Madjid 26 mendefinisikan
bahwa kinerja pada dasarnya adalah apa yang dilakukan dan tidak dilakukan
karyawan. Kinerja karyawan adalah yang mempengaruhi seberapa banyak mereka
memberikan kontribusi kepada organisasi yang antara lain termasuk
a. Kuantitas keluaran
b. Kualitas keluaran
c. Jangka waktu keluaran
d. Kehadiran di tempat kerja
e. Sikap kooperatif.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kinerja
guru merupakan hasil kerja yang dapat dicapai guru dalam suatu organisasi
(sekolah), sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab yang diberikan sekolah
dalam upaya mencapai visi, misi, dan tujuan sekolah bersangkutan secara legal,
tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral maupun etika. Kinerja guru
nampak dari tanggung jawabnya dalam menjalankan amanah, profesi yang
diembannya, serta moral yang dimilikinya. Singkatnya kinerja guru merupakan
hasil kerja guru yang diwujudkan dalam bentuk pengetahuan, keterampilan, nilai

25
Abdul Madjid, Pengembangan Kinerja Guru, Melalui Kompetensi, Komitmen dan
Motivasi Kerja, (Yogyakarta: Samudera Biru, 2016), 11
26
Abdul Madjid, Pengembangan Kinerja.. h, 11
29

dan sikap guru dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, yang ditunjukkan dalam
penampilan, perbuatan, dan prestasi kerjanya.
Kinerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam
melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas
kecakapan, pengalaman dan kesungguhan serta waktu. Berdasarkan Permeneg
PAN dan RB Nomor 16 Tahun 2009, Kinerja Guru meliputi perencanaan
pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran dan penilaian pembelajaran27
Prinsip-prinsip profesi guru sebagaimana tertuang dalam Undang-Undang
RI Nomor 14 Tahun 2005 dalam Siwi Sucianti tentang Guru dan Dosen Pasal 7
Ayat 1 adalah sebagai berikut :28
a. Memiliki bakat, minat, panggilan jiwa dan idealisme.
b. Memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan, keimanan,
ketaqwaan dan akhlaq mulia.
c. Memiliki kualifikasi akademik dan latar belakang pendidikan sesuai dengan
bidang tugas.
d. Memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas.
e. Memiliki tanggung jawab atas pelaksanaan tugas keprofesionalan.
f. Memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai dengan prestasi kerja.
g. Memiliki kesempatan untuk mengembangkan keprofesionalan secara
bekelanjutan dengan belajar sepanjang hayat.
h. Memiliki jaminan perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas
keprofesionalan.
i. Memiliki organisasi profesi yang mempunyai kewenangan mengatur hal-hal
yang berkaitan dengan tugas keprofesionalan guru.
1. Jenis-Jenis Kinerja
Dalam suatu organisasi dikenal tiga jenis kinerja yang dapat
dibedakan,yaitu sebagai berikut:29

27
Permenpan dan RB Nomor 6 Tahun 2009
28
Siwi Sucianti, Pengaruh Iklim h. 3
29
Moeheriono, Pengukuran Kinerja Berbasis Kompetensi, (Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2012), 98
30

a. Kinerja operasional (operation performance). Kinerja ini berkaitan


dengan efektivitas penggunaan setiap sumber daya yang digunakan oleh
perusahaan, seperti modal, bahan banku, teknologi, dan lain sebagainya,
yaitu seberapa penggunaan tersebut secara maksimal untuk mencapai
benefit keuntungan atau mencapai visi dan misinya.
b. Kinerja administratif (administrative performance). Kineja ini berkaitan
dengan kinerja administrasi organisasi, termasuk di dalamnya struktur
administratif yang mengatur hubungan otoritas wewenang dan tanggung
jawab dari orang yang menduduki jabatan. Selain itu, berkaitan dengan
kinerja mekanisme aliran informasi antar unit kerja dalam organisasi.
c. Kinerja strategik (strategic performance). Kinerja ini berkaitan atas
kinerja perusahaan, dievaluasi ketepatan perusahaan dalam memilih
lingkungannya dan kemampuan adaptasi perusahaan, khususnya secara
strategi perusahaan dalam menjalankan visi dan misinya.
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja
Kinerja merupakan sesuatu yang kompleks dan dipengaruhi banyak faktor,
baik internal maupun eksternal. Sutermeister mengatakan bahwa kinerja
dipengaruhi oleh “kemampuan (ability) dan Pengembangan Kinerja Guru Melalui
Kompetensi, Komitmen dan Motivasi Kerja (motivation)”. Selanjutnya dikatakan
bahwa kemampuan dipengaruhi oleh pengetahuan (knowledge) dan keterampilan
(skill). Pengetahuan dipengaruhi oleh pendidikan, pengalaman, latihan dan minat.

Keterampilan dipengaruhi oleh pembawaan (bakat) dan kepribadian.


Motivasi dipengaruhi oleh interaksi faktor-faktor dari:

a. Lingkungan fisik pekerjaan,


b. Lingkungan sosial pekerjaan yang terdiri dari
1) Kepemimpinan,
2) Organisasi formal atau lingkungan organisiasi yang mencakup struktur
organisasi, iklim kepemimpinan, efisiensi organisasi dan manajemen.
31

Sedikit berbeda dengan pandangan di atas, Timpe dalam Suprapto dalam


Abdul Madjid30 mengemukakan bahwa kinerja merupakan akumulasi dari tiga
faktor yang saling berkaitan, yaitu;
a) Keterampilan,
b) Upaya dan
c) Sifat sifat eksternal”.
Keterampilan yang dibawa seseorang ke tempat pekerjaan dapat berupa
pengetahuan, kemampuan, kecakapan interpersonal dan kecakapan teknis. Upaya
dapat berupa motivasi yang diperlihatkan seseorang untuk menyelesaikan
pekerjaan. Kondisi eksternal dapat berupa fasilitas dan lingkungan kerja yang
mendukung produktivitas kinerja seseorang. Berkaitan dengan kinerja guru,
Georgia Departement of Education telah mengembangkan teacher performance
assessment instrument yang kemudian dimodifikasi oleh Kemendiknas menjadi
Alat Penilaian Kemampuan Guru (APKG).
Alat penilaian ini menyoroti tiga aspek utama kemampuan guru
sebagaimana yang dinyatakan Rusman dalam Abdul Madjid31, yaitu :

1. Rencana Pelaksanaan Program (RPP),


2. Prosedur pembelajaran (classroom procedure) Pengembangan Kinerja Guru
Melalui Kompetensi, Komitmen dan Motivasi Kerja dan hubungan antar
pribadi (interpersonal skill) dan
3. Penilaian pembelajaran”

Apabila dikaitkan dengan kinerja guru, wujud perilaku yang dimaksud


adalah kegiatan guru dalam proses pembelajaran, yaitu bagaimana seorang guru
merencanakan pembelajaran, melaksanakan kegiatan pembelajaran dan menilai
hasil belajar. Berkaitan dengan ini, Mitchell dalam Uno dan Lamatenggo dalam
Abdul Madjid32 merinci cakupan wilayah kinerja atas lima faktor dominan, yaitu
“kualitas kerja, kecepatan/ketepatan, inisiatif, kemampuan, dan komunikasi”.

30
Abdul Madjid, Pengembangan Kinerja.. h. 12
31
Ibid.. h. 13
32
Ibid,
32

Berdasarkan kajian di atas dapat disimpulkan bahwa kinerja guru


ditentukan oleh faktor internal dan eksternal. Secara internal kinerja guru
ditentukan oleh;

1. Kemampuan dan keterampilan yang dimiliki oleh guru itu sendiri, yaitu
terkait pengetahuan dan keterampilan mengajar yang diperoleh guru yang
bersangkutan selama menempuh pendidikan atau yang dikenal dengan
istilah pre service education,
2. Motivasi kinerja, yaitu terkait dengan motivasi yang dimiliki oleh masing-
masing guru saat memilih profesi sebagai guru.

Motivasi itu tentu saja tidak bisa dilepaskan dari faktor lingkungan dimana
guru itu bekerja, baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial sekolah dimana
guru itu bekerja, misalnya struktur sekolah yang dikembangkan, budaya sekolah,
kepemimpinan kepala sekolah dan bahkan iklim sekolah juga ikut menentukan
kinerja seorang guru perlu dirumuskan untuk dijadikan acuan dalam mengadakan
perbandingan terhadap apa yang dicapai dengan apa yang diharapkan, atau
kualitas kinerja adalah wujud perilaku atau kegiatan yang dilaksanakan dan sesuai
dengan harapan dan kebutuhan atau tujuan yang hendak dicapai secara efektif dan
efesien. Untuk mencapai hal tersebut, seringkali kinerja guru dihadapkan pada
berbagai hambatan/kendala sehingga pada akhirnya dapat menimbulkan bentuk
kinerja yang kurang efektif. Dengan kata lain standar kinerja dapat dijadikan
patokan dalam mengadakan pertanggung jawaban terhadap apa yang telah
dilaksanakan. Menurut Invancevich dalam Abdul Madjid 33patokan tersebut
meliputi:

1. Hasil, mengacu pada ukuran output utama organisasi sekolah


2. Efisiensi, mengacu pada penggunaan sumber daya langka oleh organisasi
sekolah.
3. Kepuasan, mengacu pada keberhasilan organisasi sekolah dalam memenuhi
kebutuhan semua pihak yang terlibat dalam organisasi sekolah tersebut.

33
Ibid, h. 14
33

4. Keadaptasian, mengacu kepada ukuran tanggapan organisasi sekolah


terhadap perubahan yang terjadi.

Sehubungan dengan standar kinerja guru, Sahertian dalam Rusman dalam


Abdul Majdjid34 menyimpulkan bahwa standar kinerja guru itu berhubungan
dengan kualitas Pengembangan Kinerja Guru Melalui Kompetensi, Komitmen
dan Motivasi Kerja guru dalam menjalankan tugasnya seperti:

1. Bekerja dengan siswa secara individual;


2. Persiapan dan perencanaan pembelajaran;
3. Pendayagunaan media pembelajaran;
4. Melibatkan siswa dalam berbagai pengalaman belajar; dan
5. Kepemimpinan yang aktif dari guru.

Kinerja guru (teacher performance) berkaitan dengan kompetensi guru,


artinya untuk memiliki kinerja yang baik guru harus didukung oleh kompetensi
yang baik pula. Tanpa memiliki kompetensi yang baik seorang guru tidak akan
mungkin dapat memiliki kinerja yang baik.

Ada sepuluh kompetensi dasar yang harus dikuasai oleh seorang guru,
meliputi :35
1. Menguasai bahan/materi pembelajaran;
2. Mengelola program pembelajaran;
3. Mengelola kelas;
4. Menggunakan media dan sumber belajar;
5. Menguasai landasan pendidikan;
6. Mengelola interaksi pembelajaran;
7. Menilai prestasi belajar siswa;
8. Mengenal fungsi dan layanan bimbingan dan penyuluhan;
9. Mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah; dan
10. Memahami dan menafsirkan hasil penelitan guna keperluan pembelajaran.

34
Ibid,.. h. 15
35
Kunandar, Guru Profesional,…h. 52
34

Walaupun demikian, seorang guru yang memiliki kompetensi yang baik,


belum tentu memiliki kinerja yang baik, karena kinerja guru tidak semata
diperoleh melalui kemampuan kompetensi, tetapi kinerja guru juga berkaitan
dengan kemampuan memotivasi diri untuk menunaikan tugas dengan baik dan
memotivasi diri untuk terus berkembang. Oleh karena itu, kinerja guru merupakan
perwujudan dari kompetensi guru, kemampuan diri dan motivasi untuk
mengerjakan tugas dengan baik serta memacu diri secara terus menerus untuk
berkembang. Allah Swt. Berfirman dalam Alquran Surah An-Nahl [16]: 97

        


     
    
Artinya :“Barang siapa mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan
dalam keadaan beriman, maka pasti akan Kami berikan kepadanya kehidupan
yang baik dan akan Kami beri balasan dengan pahala yang lebih baik dari
apa yang telah mereka kerjakan”36

Dari ayat di atas dijelaskan bahwa Islam mendorong umatnya untuk


memberikan semangat dan motivasi bagi pegawai dalam menjalankan tugas
mereka. Kinerja dan upaya mereka harus diakui, dan mereka harus dimuliakan
jika memang bekerja dengan baik. Pegawai yang menunjukan kinerja baik, bisa
diberi bonus guna menghargai dan memuliakan prestasi yang telah dicapainya.
Oleh sebab itu dalam suatu organisasi pimpinan tidak boleh memposisikan sama
antara orang yang berbuat baik dan berbuat jelek, karena hal itu akan mendorong
orang yang berbuat baik untuk senang menambah kebaikan dan sebagai
pembelajaran bagi orang yang berbuat jelek.

Esensi dari kinerja guru ini tidak lain merupakan kemampuan guru dalam
menunjukkan kecakapan dan kompetensi yang dimilikinya dalam dunia kerja
yang digelutinya, dalam hal ini proses pembelajaran di sekolah khususnya dan
dunia pendidikan pada umumnya. Kinerja guru merupakan faktor yang dominan
dalam menentukan kualitas pembelajaran. Artinya kalau guru yang terlibat dalam

36
Alquran Al Karim, Surah An-Nahl [16]:96, (Surabaya: halim Publishing), h. 471
35

kegiatan pembelajaran mempunyai kinerja yang bagus, akan mampu


meningkatkan kualitas didalam pembelajaran sekolah, dengan salah satu cara
memotivasi siswa untuk lebih giat belajar, untuk memotivasi belajar siswa
dipengaruhi oleh kinerja guru dalam kelas.

Berdasarkan Peraturan Manteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia


Nomor 16 tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi
Guru, kinerja guru yang harus dimiliki seorang guru yaitu:

1. Kompetensi Pedagogik,
2. Kepribadian,
3. Sosial,
4. Profesional.37

Kompetensi pedagogik ini berkaitan pada saat guru mengadakan proses


belajar mengajar dikelas. Mulai dari membuat skenario pembelajaran, memilih
metode, media, juga alat evaluasi bagi anak didiknya. Karena bagaimanapun
dalam proses belajar mengajar sebagian besar hasil belajar peserta didik
ditentukan oleh peranan guru. Guru yang cerdas dan kreatif akan mampu
menciptakan suasana belajar yang efektif dan efisien sehingga pembelajaran tidak
berjalan sia-sia, bahkan mampu meningkatkan kualitas pembelajaran.

Sedangkan kompetensi kepribadian merupakan kemampuan seseorang


yang diwujudkan dalam kepribadian yang mantap dan berwibawa, stabil, dewasa
dan berakhlak mulia serta mampu sebagai teladan bagi peserta didik. Kompetensi
profesional merupakan kemampuan seseorang yang berkaitan dengan penguasaan
materi pembelajaran secara luas dan mendalam, sehingga yang bersangkutan
mampu membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan
dalam Standar Nasional Pendidikan. Sedangkan kompetensi sosial adalah
kemampuan seseorang untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan
peserta didik, antar sesama pendidik, tenaga pendidikan, orang tua/wali peserta
didik serta masyarakat sekitar.
37
Peraturan Manteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 tahun 2007
tentang Standar Kualifikasi Akademik
36

B. Kerangka Pikir

Konsep operasional ini merupakan konsep yang digunakan untuk


memberikan batasan-batasan terhadap kerangka teoritis, hal ini bertujuan agar
tidak terjadi kesalahpahaman dalam memahami tulisan ini. Penelitian ini
berkenaan dengan pengaruh supervisi akademik terhadap kinerja guru dan dapat
di lihat dari indikator sebagai berikut :

Tabel Konsep Operasional Variabel dan Indikator

No. Variabel Dimensi Indikator


1 Supervisi Perencanaan 1. Program Perencanaan
Akademik Supervisi Supervisi Akademik
Kepala Sekolah Akademik 2. Instrumen Supervisi
Akademik
3. Jadwal Supervisi
Akademik

Pelaksanaan 1. Penerapan Prinsip-


Supervisi prinsip supervise
Akademik akademik
2. Pendekatan Supervisi
Akademik
3. Teknik supervise
akademik

Tindak Lanjut 1. Pembinaan


Supervisi 2. Hasil
Akademik supervisi
akademik
2 Kinerja Guru Perencanaa 1. Pengembangan Silabus
Pembelajaran 2. Rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP)

Pelaksanaan 1. Pengelolaan kelas


Kegiatan 2. Penggunaan media dan
Pembelajaran sumber belajar
3. Penggunaan metode
pembelajaran
37

Evaluasi/Penilaian 1. Model evaluasi


pembelajaran 2. Alat-alat evaluasi
3. Pengolahan
4. Penggunaan hasil
evaluasi

Dari table di atas maka diketahui bahwa supervise akademik kepala

sekolah angat dibutuhkan bagi kinerja seorang guru untuk dapat menjalankan

aktivitasnya sebagai seorang guru dalam melaksanakan pembelajaran di kelas.

Dengan demikian, peneliti akan meneliti pengaruh yang signifikan antara

Kompetensi Pedagogik Supervisi Akedemik terhadap kinerja guru MTs.

Alwashliyah di Yayasan Al Washliyah Kedai Sianam Kecamatan Lima Puluh

Kabupaten Batu Bara.

Dimana pengaruh antara variabel bebas dan variabel terikat adalah :

X (Variabel Bebas ) : Supervisi akademik

Y (variabel terikat ) : kinerja guru


38

C. Penelitian yang Relevan


Adapun Penelitian yang relevan tentang Metode Reward dan Punishment

dalam meningkatkan hasil belajar sangat banyak, beberapa diantaranya adalah

sebagai berikut :

1. Edi Supriono38, tahun 2014, Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah terhadap

Kinerja Guru di SD Sekecamatan Sewon Bantul Yogyakarta, mahasiswa

Universitas Negeri Yogyakarta, Fakultas Ilmu Pendidikan, Jurusan

Administrasi Pendidikan, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Pelaksanaan

supervisi kepala sekolah di SD Negeri Se-kecamatan Sewon yang mencakup

perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran dan evaluasi

pembelajaran termasuk dalam kategori “baik” dengan rerata nilai sebesar 2,56.

Kinerja guru SD Se-Kecamatan Sewon yang mencakup penyusunan silabus

dan RPP, membuka pembelajaran, proses pembelajaran, penutupan

pembelajaran, evaluasi hasil proses belajar, dan evaluasi pembelajaran (KBM)

termasuk dalam kategori “baik” dengan rerata nilai sebesar 2,40. Pelaksanaan

supervisi kepala sekolah memberikan sumbangan efektif sebesar 79%

terhadap kinerja guru SD Negeri se-Kecamatan Sewon.

2. Puji Astutuik, tahun 2011, Hubungan antara Supervisi Kepala Sekolah dan
Motivasi Kerja Guru di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Kuala Cenaku
kecamatan Kuala Cenaku kapabupen Indrigiri Hulu, mahasiswa Uiniversitas
Sultan Syarif Kasim Riau, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Jurusan
Kependidikan Islam, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat
hubungan yang signifikan antara supervisi kepala sekolah dengan motivasi
kerja guru di SMP Negeri 1 Kuala Cenaku kecamatan Kuala Cenaku
38
Upik Puspita Dewi dkk, Hubungan Pelaksanaan Supervisi Kepala Sekolah Dengan
Kinerja Guru Sekolah Dasar Negeri, Atrikel Penelitian, h.2, diakses Pada Tanggal 27Februari
2019 Pukul 20.30 WIB
39

kabupaten Indragiri Hulu. Hasil analisis menghasilkan koefisien korelasi


sebesar 0,509. Skor ini mengandung arti bahwa hubungan antara supervisi
kepala sekolah dan motivasi kerja guru sangat kuat. Dengan ungkapan lain
dapat dikatakan bahwa semakin baik. Supervisi kepala sekolah, maka
semakintinggi motivasi kerja guru. Berdasarkan hasil analisis tersebut, penulis
menyarankan agar kepala sekolah lebih intensif meningkatkan motivasi kerja
guru dalam melaksanakan proses pembelajaran di sekolah melalui
pelaksanaan supervisi yang baik.
3. Hadi Fatkhurokhim, tahun 2010, Pengaruh Pelaksanaan Supervisi Pendidikan
oleh Kepala Sekolah terhadap Kinerja Guru di Sekolah Dasar se-Kecamatan
Tasikmadu Kabupaten Karanganyar, mahasiswa Universitas Negeri
Yogyakarta, Fakultas Ilmu Pendidikan, Jurusan Pendidikan Sekolah Dasar,
hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pelaksanaan supervisi pendidikan
oleh kepala sekolah tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja
guru di sekolah dasar se- Kecamatan Tasikmadu, dibuktikan dengan nilai sig.
(2-tailed) sebesar 0,406 yang lebih besar dari nilai sig. 0,05. Serta nilai
koefisien korelasi sebesar 0,063 yang menandakan pelaksanaan supervisi
pendidikan oleh kepala sekolah pengaruhnya sangat lemah terhadap kinerja
guru.

D. Hipotesis

Hipotesis merupakan suatu jawaban atau dugaan sementara terhadap suatu

masalah yang diselidiki. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah

1. Ha :

a. Diduga terdapat Pengaruh yang signifikan antara Supervisi Akedemik

terhadap guru MTs. Alwashliyah Kedai Sianam Kecamatan Lima Puluh

Kabupaten Batu Bara.


40

2. Ho :

a. Diduga terdapat Pengaruh yang signifikan antara Supervisi Akedemik

terhadap guru MTs. Alwashliyah Kedai Sianam Kecamatan Lima Puluh

Kabupaten Batu Bara.


41

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Metode Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif, yaitu suatu

pendekatan yang dimulai dengan berfikir deduktif untuk memaparkan hipotesis

kemudian melakukan kajian lapangan.Kesimpulan atau hipotesis tersebut ditarik

berdasarkan data yang empiris. Dalam penelitian ini penulis melakukan konsep-

konsep atau teori yang didapati dari literatur-literatur yang berhubungan dengan

masalah ini yang kemudian teori tersebut dianalisis dengan menggunakan metode

berfikir deduktif atau induktif, kemudian data yang didapati dilapangan akan

dianalisis berdasarkan rumus statistik. Kemudian teori-teori tersebut sudah

didukung oleh bukti-bukti yang empiris atau tidak. Apakah bukti-bukti yang

didapati dilapangan mendukung, jika tidak mendukung maka hipotesis tersebut

akan ditolak.

B. Lokasi dan Waktu penelitian

Adapun yang menjadi tempat pelaksanaan penelitian ini adalah MTs.

Alwashliyah Alwashliyah Kedai Sianam Kecamatan Lima Puluh Kabupaten Batu

Bara Peneliti memilih lokasi ini dikarenakan jarak lokasi peneliti dengan rumah

peneliti dekat, dan karena terdapat hubungan emosional yang merupakan MTs.

Alwashliyah Al Washliyah Kedai Sianam Kecamatan Lima Puluh Kabupaten

Batu Bara mudah dijangkau oleh peneliti, dan lokasinya yang strategis.Adapun

waktu pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2020 sampai

dengan bulan Juni 2021.


42

C. Populasi dan Sampel

1. Dalam Penelitian dengan Metode Kuantitatif menggunakan Populasi dan

sampel. Populasi adalah keseluruhan objek yang akan/ingin diteliti. Populasi

ini sering juga disebut dengan universe. Anggota populasi dapat berupa benda

hidup maupun benda mati, dan manusia, dimana sifat-sifat yang ada padanya

dapat diukur dan diamati.39Hal tersebut sejalan dengan yang disampaikan

oleh Sugiyono yang menyebutkan bahwa populasi adalah wilayah

generalisasi yang terdiri atas obyek/ subyek yang mempunyai kualitas dan

karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan

kemudian ditarik kesimpulannya.40 Populasi dalam penelitian ini adalah

seluruh guru di MTs Alwashlilyah Kedai Sianam yang berjumlah 58 orang.

Sampel merupakan sebagian dari populasi yang diambil sebagai sumber data

yang mewakili seluruh populasi. Besar jumlah sampel yang diinginkan

menurut sugiyono tergantung pada tingkat ketelitian atau kesalahan yang

diinginkan. Penulis mengambil sampel dengan menggunakan total sampling.

Hal ini dilakukan dengan alasan bahwa populasi kurang dari 100 orang, yaitu

hanya berjumlah 35 orang saja, maka seluruh populasi dijadikan sampel. Jadi

jumlah sampel yang diambil yaitu 35 guru dari total guru yang berjumlah 35

orang di MTs Alwashlilyah Kedai Sianam.

2. Sampel adalah unit-unit yang memiliki populasi dapat mewakili populasi,

keseluruhan populasi yang dijadikan sampel atau dikenal dengan istilah total

39
Syahrum dan Salim, Metodologi Penelitian Kuantitatif (Bandung: Cipta Pustaka
Media, 2012), h.113.
40
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan. (Bandung: Alfabeta 2015), h. 117 . .
43

sampling. Dalam suatu populasi yang terbatas besarnya serta dapat diperoleh

daftar anggota-anggotanya.

Dalam pengambilan sampel mewakili seluruh populasi, hal ini sesuai dengan

pendapat Arikunto adalah sebagai berikut: “Untuk sekedar ancer-ancer, maka

apabila subyeknya kurang dari 100, maka lebih baik diambil semua. Sehingga

merupakan penelitian populasi, selanjutnya apabila subyeknya lebih dari 100,

maka dapat diambil antara 10%-15% atau 20%-25%.Adapun untuk

pengambilan sampel dilakukan degan random sampling (undian).Sehingga

setiap siswa memperoleh kesempatan yang sama untuk menjadi sampel

penelitian”.41

Dalam penelitian ini, yang menjadi sampel adalah seluruh guru di . MTs.

Alwashliyah Al Washliyah Kedai Sianam Kecamatan Lima Puluh Kabupaten

Batu Bara

D. Defenisi Operasional

Defenisi Operasional adalah defenisi yang didasarkan atas sifat-sifat yang

akan di amati. Dalam penelitian ini ada 3 variabel yang harus didefenisikan secara

operasional, yaitu :

1. Variabel Bebas (X), yaitu Supervisi akademik. Supervisi akademik pada

dasarnya adalah kemampuan kepala sekolah dalam mengelola, memanage

guru. Supervise akademik ini menjadi salah satu kompetensi yang harus

dimiliki dan dikuasai oleh guru.

2. Variabel (Y), yaitu kinerja guru. kinerja guru adalah aktivitas guru dalam

proses pembelajaran di sekolah.


41
Syahrum dan Salim, Metodologi …, h.107.
44

E. Instrumen Pengumpulan Data

Untuk mengumpulkan data dari sampel penelitian diperlukan alat yang

disebut dengan instrument.instrument adalah alat-alat yang digunakan dalam

penelitian terutama berkaitan dengan proses pengumpulan data.

Adapun instrument atau alat maupun cara yang digunakan dalam memperoleh

data pada penelitian ini antara lain melalui :

1. Wawancara

Wawancara adalah suatu bentuk komunikasi verbal semacam percakapan

yang bertujuan memperoleh informasi.42 Kegiatan ini mengadakan tanya jawab

secara langsung kepada seseorang yang berkaitan dengan penelitian untuk

mendapatkan informasi secara lengkap tentang data yang diperlukan. Wawancara

akan dilakukan kepada pihak yang terkait, diantaranya ialah Kepala MTs.

Alwashliyah Al Washliyah Kedai Sianam Kecamatan Lima Puluh Kabupaten

Batu Bara tenaga pendidik yang mengajar di MTs. Alwashliyah Al Washliyah Kedai

Sianam Kecamatan Lima Puluh Kabupaten Batu Bara. dan wawancara dilakukan

kepada peserta didik terkait proses pembelajaran.

2. Observasi

Dalam hal ini peneliti mengadakan peninjauan dan pengamatan secara

langsung tentang kinerja guru di MTs. Alwashliyah Al Washliyah Kedai Sianam

Kecamatan Lima Puluh Kabupaten Batu Bara Selama menjadi observer, peneliti

mencatat setiap gejala yang terjadi selama proses belajar mengajar didalam kelas.

3. Angket

42
S. Nasution, Metode Research (Jakarta: Bumi Aksara, 2012), h. 113.
45

Angket adalah suatu daftar pertanyaan atau pernyataan tentang topik tertentu

yang diberikan kepada subjek, baik secara individual atau kelompok untk

mendapatkan informasi tertentu.

Angket (Kuesioner) sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk

memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau

hal-hal yang ia ketahui. Kuesioner dipakai untuk menyebut metode maupun

instrument. Jadi dalam menggunakan metode angket atau kuesioner instrument

yang dipakai adalah angket/kuesioner.43

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk

dijawabnya. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila

peneliti tahu dengan pasti variable yang akan di ukur dan tahu apa yang bisa

diharapkan dari responden, selain itu kuesioner juga cocok digunakan bila jumlah

responden cukup besar dan tersebar di wilayah yang luas.55 Responden adalah

orang yang memberikan jawaban atas pertanyaan yang dimuat dalam angket.

Mereka diharapkan mengetahui dirinya sendiri, mampu dan bersedia memberikan

informasi serta dapat menafsirkan pertanyaan yang dibuat oleh peneliti.

Angket yang digunakan untuk mengetahui Pengaruh Supervisi Akademik

Kepela Sekolah terhadap Kinerja Guru adalah dengan menggunakan skala likert,

maka setiap pertanyaan atau pernyataan disediakan empat alternatif jawaban.

Setiap alternatif jawaban diberi bobot atau skor sebagai berikut:

43
Wina Sanjaya, Penelitian Pendidikan: Jenis, Metode dan Prosedur, Jakarta: Prenada
Media Group,2013, h.255
46

Tabel Skor Jawaban Alternatif pada Angket

Pernyataan Positif Pernyataan Negatif


Alternatif Bobot Alternatif Bobot
SL 4 SS 1
SR 3 S 2
K 2 KS 3
TP 1 TS 4

A. Uji Coba Instrumen

1. Uji Validitas

Validitas adalah tingkat dimana satu instrumen ukur digunakan

untuk mengukur apa yang diharapkan. Oleh karena itu, ada kesamaan

antara data yang dihasilkan dengan data pada objek yang diteliti. Hasil

dari pengujian tersebut akan diperoleh instrumen data yang valid dan

yang tidak valid, dengan membandingkan r hitung dengan r tabel.

Apabila r hitung lebih besar dari r tabel maka instrumen tersebut valid,

tetapi sebaliknya apabila r hitung lebih kecil dari r tabel maka instrumen

tersebut tidak valid dan tidak dipergunakan dalam penelitian.57

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas mengacu pada konsistensi skor atau jawaban dari

pelaksanaan satu instrumen ke instrumen lain dan apabila dilakukan

pengukuran berkali-kali terhadap suatu unit akan menghasilkan output

yang sama.58 Reliabilitas suatu variabel dikatakan cukup baik jika

memiliki nilai Cronbach Alpha lebih besar dari 0,50.

3. Uji Normalitas
47

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah variabel memiliki

distribusi normal atau tidak. Dalam penelitian ini digunakan uji

Kolmogorof-Smirnof digunakan untuk menguji apakah variabel berasal

dari distribusi yang sama.. Hasil dari penelitian itu dikatakan

berdistribusi normal dengan melihat tabel Kolmogorof-Smirnof jika

signifikansi di bawah 0,05 berarti data yang akan diuji mempunyai

perbedaan yang signifikan dengan data normal baku, berarti data tersebut

tidak normal. Lebih lanjut, jika signifikansi di atas 0,05 maka berarti

tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara data yang akan diuji

dengan data normal baku, artinya data yang kita uji normal.

B. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data menggunakan analisis data kuantitatif. Data

kuantitatif dapat di analisis dengan statistik deskriptif atau statistik inferensial

menggunakan rumus-rumus matematika terapan (statistik).

Data yang telah diperoleh terlebih dahulu dicari persentase jawabannya

pada item pertanyaan masing-masing variabel dengan rumus:

Keterangan:

P = Angka Persentase F = Frekuensi

N = Jumlah Frekuensi/Individu60

Data yang telah dipersentasekan kemudian direkapitulasi dan diberi

kategori sebagai berikut : 44


44
Riduan, Skala Pengukuran Variabel-variabel Pendidikan, Cet Ke-8, (Bandung:
Alfabeta, 2011), h.15
48

Tabel III Nilai Kategori Kinerja Guru


No Persentase Kategori
1 81 % - 100 % Sangat Baik/Sangat Tinggi
2 61 % - 80 % Baik/ Tinggi
3 41 % - 60 % Cukup Baik/Sedang
4 21 % - 40 % Kurang Baik/Rendah
5 0 % - 20 % Tidak Baik/Sangat Rendah

Tabel Interpretasi Koefisien Korelasi

No Interval Koefisien Tingkat Hubungan


1 0,00 – 0,199 Sangat Rendah
2 0,20 – 0,399 Rendah
3 0,40 – 0,599 Sedang
4 0,60 – 0,799 Kuat
5 0,80 – 1,000 Sangat Kuat

Untuk mengetahui apakah pengaruh positif yang signifikan supervisi

akademik kepala sekolah terhadap kinerja guru, maka data yang telah terkumpul

akan di analisis dengan regresi linier sederhana.

Adapun rumus yang digunakan adalah:

a = ∑y – b.

∑x N

b = N ∑ XY

- ∑X .

∑Y

N.∑X2 –

(∑X)2

Y = a + bX
49

Y = Subjek Variabel terikat yang di proyeksikan

X = Variabel bebas yang mempunyai nilai tertentu untu

hak di prediksikan
50

a = Nilai Konstanta harga Y, Jika X = 0

b = Nilai arah sebagai penentu prediksi yang menunjukkan nilai peningkatan

atau penurunan variabel Y.

∑XY = Jumlah hasil perkalian antara skor X dan Skor Y

∑X = Jumlah seluruh skor X

∑Y = Jumlah seluruh skor Y

Dengan kata lain model regresi dapat dipakai untuk meramalkan peningkatan

kinerja guru.

Membandingkan ro (r observasi) dari hasil perhitungan dengan rt (r

tabel) dengan ketentuan sebagai berikut :

a. Jika ro ≥ rt maka Ha diterima Ho ditolak

b. Jika ro ≤ rt maka Ho diterima Ha ditolak

Untuk menganalisis data penulis menggunakan bantuan perangkat

komputer melalui program SPSS (Statistical Program Society Science) versi

20.0 for windows.

Anda mungkin juga menyukai