Anda di halaman 1dari 6

Mikroteknik 2(14):1-5

Revisi
Mikrometri
Wan Nisriani Luthfy , Muhammad Rasyid Azkia1, Anni Nurliani2
1*

1
: Program Studi Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, ULM.
2
: Departemen Anatomi dan Fisiologi, Laboratotium Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengatahuan Alam, ULM
*
E-mail: 1711013120007@mhs.ulm.ac.id
Abstrak
Mikroskop cahaya merupakan mikroskop yang paling sederhana dan populer digunakan. Prinsip
penggunaan mikroskop ini memerlukan cahaya agar bayangan spesimen dapat terlihat dengan jelas.
Pengukuran yang lebih teliti dapat dilakukan dengan bantuan alat pengukur khusus mikroskop yaitu
mikrometer. Mikrometer merupakan kaca berskala dengan satuan mikron (μm). Mikrometer terbagi
menjadi 2 jenis, yaitu mikrometer okuler dan objektif. Mikrometer okuler dipasang di bawah lensa
okuler mikroskop. Sedangkan mikrometer objektif berbentuk slide yang ditempatkan di meja preparat
mikroskop. Tujuan dari praktikum ini adalah mengukur panjang/lebar sel atau bagian sel. Alat yang
digunakan dalam percobaan ini yaitu mikroskop, mikrometer okuler, dan mikrometer objektif. Bahan
yang digunakan dalam percobaan ini yaitu preparat yang akan diukur. Prosedur praktikum ini di awali
pada tahap persiapan yaitu mempersiapkan mikroskop yang diberi mikrometer okuler. Lalu,
menyiapkan mikrometer objek serta preparat yang akan diukur. Langkah selanjutnya yaitu mencari
nilai skala okuler mikrometer dan kemudian dilanjutkan dengan mengukur panjang/lebar sel atau
bagian sel. Berdasarkan percobaan yang dilakukan pada praktikum ini, sebelum melakukan
pengukuran preparat, perlu dilakukan kalibrasi skala okuler terlebih dahulu. Kalibrasi skala okuler
yang dilakukan pada praktikum ini dengan perbesaran 4x didapatkan skala okuler sebesar 0,25 μm.
Sedangkan, kalibrasi skala okuler pada perbesaran 10x didapatkan skala okuler sebesar 0,1 μm.
Pengukuran preparat dilakukan setelah nilai skala okulernya diketahui, kemudian pengukuran preparat
dapat dilakukan pada mikroskop dengan menempatkan bayangan skala okuler mikrometer pada
bayangan preparat hingga arah bayangan skala itu sesuai dengan arah panjang/lebar sel atau bagian sel
yang diukur dan selanjutnya mengalikan jumlah skala dengan nilai skala sehingga mendapatkan
panjang/lebar sel atau bagian sel pada preparat yang dicari.
Kata kunci : Mikrometri, mikroskop, okuler, objektif

PENDAHULUAN
Proses kerja mikrometer mikroskop yaitu dengan memasang mikrometer okuler di atas
lensa okuler mikroskop. Kemudian dilanjutkan dengan memasang mikrometer objektif di bawah
lensa objektif yakni di meja benda mikroskop. Langkah berikutnya mencari bayangan skala
mikrometer objektif dan mikrometer okuler yang paling jelas. Kalibrasi dilakukan dengan
mensejajarkan kedua bayangan skala, yakni skala mikrometer okuler dan skala mikrometer
objektif dengan memutar bagian atas lensa okuler (Rahayu et al., 2016).
Mikroskop yang digunakan pada praktikum ini yaitu mikroskop cahaya. Mikroskop
cahaya biasa digunakan di dalam laboratorium, adapun ciri-ciri mikroskop cahaya yaitu : (a)
mikroskop cahaya biasanya digunakan untuk mengamati morfologi objek yang dilihat. (b)
Mikroskop ini menggunakan cahaya sebagai sumber penerangan. Oleh karena itu diperlukan
lensa untuk memperbesar bayangan benda. (c) Preparat (sediaan) harus tembus cahaya supaya
dapat diamati dengan jelas. Oleh karena itu, preparat harus diiris setipis mungkin dengan
ketebalan tidak lebih dari 50 mikron. Biasanya menggunakan medium air yang diteteskan ke atas
gelas benda. (d) Objek diamati dalam keadaan hidup atau mati. (e) Pengamat dapat mengamati
Mikroteknik 2(14):1-5

langsung melalui lensa okuler sehingga pengamat dapat mengetahui bentuk, warna, dan gerakan
objek. (f) Bayangan dapat diperbesar hingga mencapai 100x, 400x, dan 1.000x . Ukuran sel yang
sesungguhnya jauh lebih kecil daripada yang tampak di mikroskop. Oleh karena itu, diperlukan
pengetahuan tentang mikrometri untuk mengetahui ukuran sel yang sebenarnya. Mikrometri
merupakan pengukuran preparat dibawah mikroskop untuk mengetahui ukuran (tebal atau
panjang) sel atau bagian sel yang diamati (Badriyah, 2016).
Menurut I’tishom (2019) mengatakan bahwa untuk mengukur objek yaitu pertama-tama
mengkalibrasi mikrometrer terlebih dahulu, dengan menggunakan yang telah dikalibrasi kita
dapat menentukan ukuran dari objek yang sedang kita amati. Mikrometri yang terletak di lensa
okuler berwujud seperti garis-garis pada penggaris. Angka pada mikrometri okuler tidak
menentukan jarak yang sesungguhnya pada objek yang kita amati. Sebelum digunakan,
mikrometri perlu dikalibrasi dengan benda yang telah diketahui ukurannya, seperti mikrometri
panggung atau kamar hitung improved bauer. Dengan menggunakan perbesaran tertentu,
fokuskan garis-garis pada mikrometer panggung atau kamar hitung. Tumpukan garis pada objek
dengan garis-garis pada mikrometri okuler. Dengan demikian, pada perbesaran tersebut dapat
mengetahui bahwa satu garis pada mikrometri okuler mewakili ukuran tertentu (nilai konversi).
Setelah mikrometer dikalibrasi, pasang preparat yang akan diamati, fokuskan. Kemudian
konversikan hasilnya sehingga menjadi ukuran yang sebenarnya.
Skala okuler tidak berubah walaupun pembesaran diubah. Sedangkan skala objektif akan
berubah ukurannya apabila pembesaran diubah. Kalibrasi perlu dilakukan agar skala okuler
memiliki nilai dari perbandingan skala objektif dengan skala okuler pada setiap pembesaran.
Mikrometer okuler dapat dikalibrasi dengan standar kalibrasi sehingga memiliki ketelitian yang
lebih akurat untuk mengukur preparat. Prinsipnya kalibrasi dilakukan dengan menghimpitkan
skala mikrometer objektif dan okuler pada pembesaran yang diinginkan. Saat kalibrasi, dicari
garis yang berimpit dan disimpulkan kedua mikrometer menjadi 1 garis. Kemudian, dilihat di
skala berapa kedua jenis mikrometer tersebut berimpit kembali. Berdasarkan hasil tersebut,
diketahui 1 satuan panjang di skala mikrometer okuler itu berdasarkan berapa jumlah skala kecil
mikrometer objektif yang berada di antara garis yang berhimpit tadi. Tujuan dari praktikum ini
adalah mengukur panjang/lebar sel atau bagian sel (Rudyatmi, 2014). Tujuan dari praktikum ini
yaitu untuk mengukur panjang atau lebar sel dan bagian sel.

METODE
- Alat
Alat yang digunakan yaitu mikroskop, mikrometri objektif dan mikrometri okuler
- Prosedur Praktikum
A. Tahap Persiapan
Prosedur praktikum ini di awali pada tahap persiapan yaitu mempersiapkan mikroskop
yang diberi mikrometer okuler. Lalu, menyiapkan mikrometer objek serta preparat yang akan
diukur.
B. Mencari nilai skala okuler mikrometer
Setelah persiapan dilakukan, langkah selanjutnya yaitu mencari nilai skala okuler
mikrometer atau disebut dengan kalibrasi skala okuler yang dilakukan dengan menempelkan
mata di atas lensa okuler untuk melihat apakah bayangan skala-skala okuler mikrometer sudah
jelas. Berikutnya, menempatkan objek mikrometer di bawah objek serta mencari bayangan yang
jelas dari skala-skala objek mikrometer bersamaan dengan bayangan skala-skala okuler
Mikroteknik 2(14):1-5

mikrometer. Kemudian, membuat kedua bayangan skala tersebut sejajar dengan memutar okuler
dalam tabungnya serta memastikan titik-titik 0 dari kedua skala tersebut diletakkan tinggi dalam
menggerakkan objek mikrometer. Selanjutnya, mencari bayangan garis skala kedua mikrometri
tersebut yang berimpit (sama tinggi) dan menghitung jumlah bagian skala pada masing-masing
mikrometer dengan menghitung dari titik 0 sampai skala yang berimpit tadi. Setelah itu, dihitung
skala okuler mikrometernya.
C. Mengukur panjang/lebar sel atau bagian sel
Langkah selanjutnya yaitu mengukur panjang/lebar sel atau bagian sel. Pertama,
mengambil mikrometer objek dan menggantinya dengan preparat. Berikutnya, mencari bayangan
preparat kombinasi objektif, okuler, serta panjang tubus sama dengan waktu mencari skala
okuler mikrometer. Kemudian, menempatkan bayangan skala okuler mikrometer pada bayangan
preparat sedemikian hingga arah bayangan skala itu sesuai dengan arah panjang/lebar sel atau
bagian sel yang diukur. Lalu, mengalikan jumlah skala dengan nilai skala sehingga mendapatkan
panjang/lebar sel atau bagian sel yang dicari.

DISKUSI
Mikrometri merupakan cara pengukuran preparat di bawah mikroskop dengan skala 0,01
mm (10 µm). Prinsip kerja mikrometri yaitu menempatkan bayangan skala mikrometer okuler
sedemikian hingga bayangan skala ini sesuai dengan panjang/lebar preparat atau bagian preparat
yang akan dihitung dan mengalikan jumlah skala panjang/lebar bayangan preparat dengan nilai
skala. Skala pengukuran pada mikroskop ditentukan melalui teknik kalibrasi dengan bantuan
mikrometer objektif dan mikrometer okuler sebelum melakukan pengamatan. Nilai skala yang
terdapat pada mikrometer okuler ditera dengan bantuan mikrometer objektif. Nilai skala ini tidak
sama antara mikroskop yang satu dengan mikroskop yang lain. Oleh karena itu, setelah menera
nilai skala mikrometer okuler dengan mikroskop tertentu, maka untuk selanjutnya harus tetap
memakai mikroskop tersebut untuk tiap kali kegiatan pengamatan (Wijaya et al., 2016).
Kalibrasi skala okuler sangat penting dilakukan sebelum proses pengukuran preparat. Skala
okuler tidak berubah ukurannya walaupun pembesaran diubah sedangkan skala objektif akan
berubah ukurannya apabila pembesarannya diubah. Oleh karena itu perlu dilakukan kalibrasi
agar skala okuler memiliki nilai dari perbandingan skala objektif dengan skala okuler di setiap
pembesaran. Langkah pertama dalam kalibrasi skala okuler diawali dengan persiapan mikroskop,
kemudian sediakan kaca objektif di skala angka. Setelah itu ubah ke perbesaran 4x dan
difokuskan, kemudian kaca objektif digeser hingga terlihat di ujungnya angka 0. Langkah
selanjutnya yaitu memasang lensa okuler, kemudian diratakan, digeser serta diputar hingga
mencapai 0 dan berhimpitan dengan skala objektif. Kemudian dihitung cari yang sejajar. Cara
mensejajarkan kedua bayangan skala, yakni skala mikrometer okuler dan skala mikrometer
objektif yaitu dengan memutar bagian atas lensa okuler (Rahayu et al., 2016).
Langkah perhitungan nilai kalibrasi skala okuler yaitu dengan mencari dahulu nilai
mikrometer objektif dan mikrometer okuler, setelah nilai-nilai tersebut diketahui kemudian nilai
mikrometer objektif dibagi dengan nilai mikrometer okuler dan dikali 10, seperti pada rumus
berikut:

nilai mikrometer objektif


Skalaokuler= x 10
nilai mikrometer okuler
Mikroteknik 2(14):1-5

1
Skalaokuler ( p erbesaran 4 x )= x 10=0 ,25 μm
40

0 ,5
Skalaokuler ( perbesaran 10 x )= x 10=0 , 1 μm
50

0,1
Skalaokuler ( perbesaran 40 x )= x 10=0 , 025 μm
40

Perhitungan pada perbesaran 4x, didapatkan nilai mikrometer objektif yaitu 1 dan nilai
mikrometer okulernya 40, setelah dimasukkan ke dalam rumus didapatkan nilai kalibrasi skala
okulernya adalah 0,25 μm. Perhitungan pada perbesaran 10x, didapatkan nilai mikrometer
objektif yaitu 5 dan nilai mikrometer okulernya 50, setelah dimasukkan ke dalam rumus
didapatkan nilai kalibrasi skala okulernya adalah 0,1μm (Harijati et al., 2017).
Langkah pertama dalam pengukuran objek pada preparat setelah diketahui nilai skala
okulernya diawali dengan mengambil mikrometer objek dan menggantinya dengan preparat.
Berikutnya, mencari bayangan preparat kombinasi objektif, okuler, serta panjang tubus sama
dengan waktu mencari skala okuler mikrometer. Kemudian, menempatkan bayangan skala
okuler mikrometer pada bayangan preparat sedemikian hingga arah bayangan skala itu sesuai
dengan arah panjang/lebar sel atau bagian sel yang diukur. Langkah selanjutnya yaitu
mengalikan jumlah skala dengan nilai skala sehingga mendapatkan panjang/lebar sel atau bagian
sel yang dicari (Samiyarsih et al., 2020).

KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan yang dilakukan pada praktikum ini, sebelum melakukan
pengukuran preparat, perlu dilakukan kalibrasi skala okuler terlebih dahulu. Kalibrasi skala
okuler yang dilakukan pada praktikum ini dengan perbesaran 4x didapatkan skala okuler sebesar
0,25 μm. Sedangkan, kalibrasi skala okuler pada perbesaran 10x didapatkan skala okuler sebesar
0,1 μm. Pengukuran preparat dilakukan setelah nilai skala okulernya diketahui, kemudian
pengukuran preparat dapat dilakukan pada mikroskop dengan menempatkan bayangan skala
okuler mikrometer pada bayangan preparat hingga arah bayangan skala itu sesuai dengan arah
panjang/lebar sel atau bagian sel yang diukur dan selanjutnya mengalikan jumlah skala dengan
nilai skala sehingga mendapatkan panjang/lebar sel atau bagian sel pada preparat yang dicari.
Mikroteknik 2(14):1-5

DAFTAR PUSTAKA
Badriyah, B. (2016). Ensiklopedia Rumus Biologi SMA Kelas 1,2,3. Pustaka Ilmu Semesta,
Malang.
Harijati, N., Setijono, S., Serafinah, I., & Aris, S. (2017). Mikroteknik Dasar. Malang: UB Press.
I’tishom, R & Agustinus. (2019). Buku Ajar Praktikum Modul Biologi Kedokteran. UM
Surabaya Publishing, Surabaya.
Rahayu, N. L. S. S., Suwiti, N. K., & Suastika, P. (2016). Struktur histologi dan histomorfometri
granulosit pada sapi bali pasca pemberian mineral. Buletin Vet Udayana, 8(2),
151-158.
Rudyatmi, E. (2014). Bahan Ajar Mikroteknik. Semarang: Jurusan Biologi FMIPA UNNES.
Samiyarsih, S., Anisa, R., Nurtjahjo, D.S., & Nur, F. (2020). Profil Mikromorfologi Kecipir
(Psophocarpus tetragonolobus (L.) DC) Mutan Akibat Iradiasi Sinar Gamma Cobalt-60.
Plantropica: Journal of Agricultural Science, 5(2), 95-106.
Wijaya, I., Siti, Z., & Heru, K. (2016). Anatomi Daun Galur-Galur Harapan Kedelai (Glycine
Max L. Merill) Tahan Cpmmv (Cowpea Mild Mottle Virus) Sebagai Sumber Belajar.
Jurnal Pendidikan, 1(3), 463-467.
Mikroteknik 2(14):1-5

Anda mungkin juga menyukai