Anda di halaman 1dari 6

Mikroteknik 2(21):1-6

Pembuatan Preparat Segar Untuk Pengamatan Stomata


Wan Nisriani Luthfy1*, Auliya Reni Hadisa1, Anni Nurliani2
1
: Program Studi Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, ULM.
2
: Departemen Anatomi dan Fisiologi, Laboratorium Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, ULM
*
E-mail: 2011013220012@mhs.ulm.ac.id
Abstrak
Stomata dapat ditemukan pada kedua permukaan daun (daun amfistomatik) seperti pada daun
Bogenvil atau pada salah satu permukaan saja, umumnya di permukaan bawah (daun
hipostomatik). Letak stomata dapat tersebar merata di seluruh permukaan daun (seperti pada
daun dikotil) atau dapat sejajar dengan sumbu panjang dari daun (seperti pada monokotil dan
konifer). Tujuan dari percobaan kali ini yaitu untuk mengenal tahap-tahap pembuatan, alat dan
bahan untuk praktikum teknik pembuatan preparat segar untuk pengamatan stomata.
Pengamatan stomata pada percobaan ini menggunakan teknik replika dengan memanfaatkan
kutek dan isolasi. Alat yang digunakan yaitu : gunting, kaca objek dan mikroskop dan bahan
yang digunakan yaitu : daun pepaya, daun bougenville, daun rumput gajah dan daun pisang.
Gunting untuk memotong isolasi dan daun, kaca objek sebagai wadah untuk menaruh isolasi
untuk diamati dibawah mikroskop, dan mikroskop berfungsi untuk mengamati struktur
stomata pada daun. Adapun fungsi bahan yang digunakan yaitu daun (sebagai objek yang akan
diamati yaitu bagian stomata). Kutek bening berfungsi untuk mencetak stomata daun. Isolasi
berfungsi sebagai alat perantara agar stomata dapat menempel dan kemudian dapat diamati
dibawah mikroskop. Berdasarkan hasil pengamatan, stomata daun yang dicetak menggunakan
teknik replika terlihat dibawah mikroskop. Namun struktur detail stomata tidak terlihat jelas.
Kata kunci : Dikotil, monokotil, replika, stomata.

PENDAHULUAN
Percobaan pada praktikum kali ini yaitu pembuatan preparat segar untuk pengamatan
stomata. Preparat segar adalah preparat yang dibuat secara langsung tanpa pengawetan sehingga
hanya dapat digunakan untuk satu kali pemakaian (Sadiman & Ningsih., 2019). Pengamatan
stomata pada percobaan ini menggunakan teknik replika dengan memanfaatkan kutek dan
isolasi. Teknik replika menggunakan cat kuku transparan sebagai agen pencetak. Kelebihan dari
metode ini diantaranya bahan yang dibutuhkan mudah diperoleh dan murah, proses mencetak
juga relatif cepat, dan skill yang dibutuhkan belum terlalu tinggi. Menggunakan metode replika
dikarenakan metode tersebut dianggap cukup efektif, karena bentuk stomata yang tercetak akan
terlihat jelas celah stomata dan sel penjaga ( Muthi’ah & Ayun., 2022).
Stomata merupakan derivat epidermis yang dijumpai pada semua jenis daun. Hal ini
berkaitan dengan fungsinya sebagai jalur pertukaran gas pada tubuh tumbuhan dan sebagai
mekanisme pengaturan transpirasi. Stomata dapat ditemukan pada kedua permukaan daun (daun
amfistomatik) seperti pada daun Bogenvil atau pada salah satu permukaan saja, umumnya di
permukaan bawah (daun hipostomatik) seperti pada daun Begonia atau pada daun yang terapung
stomata diketahui berada di bagian atas (daun epistomatik) seperti pada daun Nelumbo nucifera.
Letak stomata dapat tersebar merata di seluruh permukaan daun (seperti pada daun dikotil) atau
dapat sejajar dengan sumbu panjang dari daun (seperti pada monokotil dan konifer) (Arif, 2021).
Mikroteknik 2(21):1-6

Faktor lingkungan yang dapat memengaruhi ukuran, jumlah dan tipe penyebaran stomata
diantaranya yaitu intensitas cahaya, suhu udara dan pH tanah. Berdasarkan referensi, stomata
terdapat pada permukaan dan dibawah daun, namun stomata lebih banyak beragam pada
permukaan atas kotiledon yang terkena sinar matahari daripada permukaan ventral (bawah daun)
(Khan & Zaki, 2019). Stomata pada berbagai jenis tanaman menyatakan bahwa beberapa
tanaman menunjukkan stomata ada di kedua permukaan daunnya, misalnya bougenville, kubis,
aralia, bunga pukul empat, jarak pagar, dan cocor bebek. Letak stomata pada daun dikotil
umumnya tersebar, sedangkan pada monokotil terletak berderet-deret sejajar sesuai dengan
susunan epidermisnya misalnya alang-alang (Dewi & Purwaningsih, 2018). Tujuan dari
percobaan kali ini yaitu untuk mengenal tahap-tahap pembuatan, alat dan bahan untuk praktikum
teknik pembuatan preparat segar untuk pengamatan stomata.

METODE
- Alat dan bahan
Alat yang digunakan pada percobaan ini antara lain : gunting, kaca objek dan mikroskop.
Adapun bahan yang digunakan pada percobaan ini antara lain : daun pepaya, daun bougenville,
daun rumput gajah dan daun pisang, kutek bening dan isolasi.
- Prosedur praktikum
Pertama-tama cuci daun menggunakan air mengalir lalu diamkan daun hingga kering.
Olesi seluruh permukaan daun menggunakan kutek bening dan tunggu hingga kutek mengering.
Potong isolasi 1x1 cm dan tempelkan ke permukaan daun. Tunggu beberapa saat kemudian cabut
isolasi dan tempelkan ke permukaan kaca objek. Lakukan pengamatan dibawah mikroskop.

HASIL
Gambar hasil dari pengamatan morfologi stomata daun pada permukaan daun atas dan daun
bawah dapat dilihat pada Tabel 1 berikut

Tabel 1. Hasil Pengamatan Stomata Daun


Epidermis Daun Atas Epidermis Daun Bawah Referensi

stomata

stomata
stomata

Da
Daun Rumput Gajah un Rumput Gajah (He & Liang, 2018)
(Perbesaran 40x) (Perbesaran 40x)
Mikroteknik 2(21):1-6

stomata

Daun Bougenvile Daun Bougenvile (Chew, 2010)


(Perbesaran 40x) (Perbesaran 40x)

stomata stomata

stomata

Daun Pepaya Daun Pepaya (Mishra et al., 2018)


(Perbesaran 40x) (Perbesaran 40x)

DISKUSI
Prinsip kerja pada percobaan ini yaitu memanfaatkan isolasi sebagai alat perantara untuk
mengamati struktur stomata pada daun. Saat isolasi ditempelkan dipermukaan daun, stomata
yang ada pada daun akan tertempel pada isolasi. Pengamatan stomata pada percobaan ini disebut
juga dengan teknik replika yaitu memanfaatkan kutek dan isolasi. Teknik replika menggunakan
cat kuku transparan sebagai agen pencetak. Pada percobaan kali ini disebut dengan preparat
segar karena objek yang akan diamati langsung dibuat sebagai preparat (preparat masih dalam
keadaan baru dan masih segar), maka dari itu disebut dengan preparat segar. Prosedur kerja
percobaan ini, pertama-tama cuci daun dengan air mengalir, hal ini dilakukan agar daun bersih
dan pada saat dibuat menjadi preparat daun tidak dalam keadaan kotor, yang mana nanti akan
berpengaruh terhadap pengamatan. Setelah dicuci, daun dikeringkan menggunakan tissu.
Tujuannya agar pada saat diolesi dengan kutek, kutek dapat menempel dengan sempurna
dipermukaan daun. Kemudian setelah kering daun diolesi menggunakan kutek bening, fungsi
dari kutek ini adalah untuk mencetak stomata pada saat ditempelkan dengan isolasi dan dapat
diamati dibawah mikroskop. Langkah selanjutnya yaitu tempelkan isolasi ke permukaan daun,
tekan dengan lembut kemudian tarik isolasi dari daun. Hal ini bertujuan agar stomata yang
tercetak pada kutek bening dapat tertempel pada isolasi agar nanti bisa diamati pada mikroskop.
Langkah terakhir yaitu tempelkan isolasi ke kaca objek dan amati dibawah mikroskop.
Berdasarkan percobaan kali ini menggunakan daun rumput gajah, bougenvile, pisang dan
daun pepaya. Pisang, pepaya dan rumput gajah termasuk ke dalam tumbuhan monokotil
sedangkan bougenvile termasuk kedalam tumbuhan dikotil. Tipe stomata pada tumbuhan dikotil
dan monokotil berbeda. Stomata pada berbagai jenis tanaman menyatakan bahwa beberapa
Mikroteknik 2(21):1-6

tanaman menunjukkan stomata ada di kedua permukaan daunnya, misalnya bougenville, kubis,
aralia, bunga pukul empat, jarak pagar, dan cocor bebek. Letak stomata pada daun dikotil
umumnya tersebar, sedangkan pada monokotil terletak berderet-deret sejajar sesuai dengan
susunan epidermisnya misalnya alang-alang (Dewi & Purwaningsih, 2018). Pada monokotil, sel
penutup kelompok poaceae memiliki struktur yang khusus dan seragam.Tumbuhan poaceae yang
memiliki tulang daun sejajar biasanya memiliki stomata tersusun berderet dan sejajar. Bila
diamati dari permukaan daun, sel penutup nampak ramping di tengah dan menggelembung di
ujung.Inti memanjang di sepanjang sel penutup, membulat diujungnya dan membentuk benang
di tengah.Dua sel tetangga terdapat masing- masing di samping sebuah sel penutup.Stomata pada
poaceae dapat ditemukan di sisi atas maupun sisi bawah daun. Parasitik adalah tipe yang ketiga
dengan karakter setiap sel penutup diiringi sebuah sel tetangga atau lebih dengan sumbu panjang
sel tetangga itu sejajar sumbu sel penutup celah (Sari & Harlita). Stomata pada daun papaya
diklasifikasikan ke dalam tipe Hemiparacytic. Tipe stomata pada pisang yang diperoleh pada
percobaan ini tergolong dalam tipe anomcytic. Stomata di sebagian besar pisang tersusun secara
teratur dan ditemukan di bagian adaxial dan abaxial daun. Tipe anomositik memiliki dua sel
penjaga berbentuk ginjal, dan jumlah sel anak bervariasi 4 sampai 6 (Ridwan et al, 2022).
Faktor keberhasilan meliputi : praktikan teliti dan rapi pada saat pembuatan preparat segar, daun
yang digunakan masih segar, tidak rusak dan bersih dari kotoran, menggunakan kutek yang
bening agar stomata dapat tetap terlihat pada saat dibawah mikroskop, tidak ada permukaan daun
yang tidak terolesi oleh kutek (agar pada saat ditempelkan isolasi, stomata dapat ikut tercetak
dengan baik), tidak menggunakan kutek berlebihan yang akan membuat stomata sulit untuk
diamati pada mikroskop, menempelkan isolasi dengan baik dan benar agar stomata dapat
tertempel dengan sempurna pada isolasi, pastikan isolasi menempel dengan baik pada kaca
objek. Keberhasilan penarikan isolasi juga dipengaruhi oleh ketebalan daun (Muthi’ah & Ayun.,
2022). Selain faktor keberhasilan, adapun faktor kegagalan yang dapat terjadi antara lain :
praktikan tidak teliti dan rapi pada saat pembuatan preparat, praktikan melewatkan step yang
sudah ditentukan pada peraturan, objek yang digunakan tidak dicuci bersih sehingga masih ada
kotoran, hal ini akan mempengaruhi hasil pengamatan, daun sudah kering ataupun tidak segar,
pada saat mengolesi daun dengan kutek, ada bagian daun yang tidak terolesi dengan baik
sehingga pada saat ditempelkan ke isolasi stomata pada daun sulit untuk diamati karena tidak
tertempel sempurna pada saat di isolasi, isolasi yang digunakan tidak menempel sempurna pada
permukaan daun (stomata yang ada pada daun tidak tertempel pada isolasi, pada akhirnya saat
diamati dibawah mikroskop, stomata tidak terlihat), isolasi tidak menempel dengan sempurna
pada kaca objek (hal ini sangat mempengaruhi hasil pengamatan), sampel daun terlalu tipis
sehingga menyulitkan proses penarikan isolasi bening yang sudah direkatkan ke daun,
permukaan daun yang licin dan mengkilat, permukaan daun yang licin dan mengkilat,
permukaan daun yang licin dan mengkilat, dan jarak pucak tulang daun dengan helaian daun
yang agak berjauhan (Harlita & Sari, 2018).
Mikroteknik 2(21):1-6

KESIMPULAN
Prinsip kerja pada percobaan ini yaitu memanfaatkan isolasi sebagai alat perantara untuk
mengamati struktur stomata pada daun. Metode ini disebut dengan teknik replika. Teknik replika
menggunakan cat kuku transparan sebagai agen pencetak. Kelebihan dari metode ini diantaranya
bahan yang dibutuhkan mudah diperoleh dan murah, proses mencetak juga relatif cepat, dan skill
yang dibutuhkan belum terlalu tinggi. Menggunakan metode replika dikarenakan metode
tersebut dianggap cukup efektif, karena bentuk stomata yang tercetak akan terlihat jelas celah
stomata dan sel penjaga. Alat yang digunakan yaitu : gunting, kaca objek dan mikroskop dan
bahan yang digunakan yaitu : daun pepaya, daun bougenville, daun rumput gajah dan daun
pisang. Gunting untuk memotong isolasi dan daun, kaca objek sebagai wadah untuk menaruh
isolasi untuk diamati dibawah mikroskop, dan mikroskop berfungsi untuk mengamati struktur
stomata pada daun. Adapun fungsi bahan yang digunakan yaitu daun (sebagai objek yang akan
diamati yaitu bagian stomata). Kutek bening berfungsi untuk mencetak stomata daun. Isolasi
berfungsi sebagai alat perantara agar stomata dapat menempel dan kemudian dapat diamati
dibawah mikroskop. Prosedur kerja pada percobaan ini yaitu : pertama-tama cuci daun
menggunakan air mengalir lalu diamkan daun hingga kering. Olesi seluruh permukaan daun
menggunakan kutek bening dan tunggu hingga kutek mengering. Potong isolasi 1x1 cm dan
tempelkan ke permukaan daun. Tunggu beberapa saat kemudian cabut isolasi dan tempelkan ke
permukaan kaca objek. Lakukan pengamatan dibawah mikroskop.
Mikroteknik 2(21):1-6

DAFTAR PUSTAKA
Arif, A. (2021). Anatomi dan Fisiologi Hewan. Penerbit Media Sains Indonesia, Bandung.
Chew, S. (2010). Anatomical features of Bougainvillea (Nyctaginaceae). SURG Journal, 4(1),
72-78.
Dewi, S. N., & Purwaningsih, C. E. (2018). Jumlah stomata daun sawi sendok (Brassica rapa L.)
dengan pemberian air siraman yang berbeda. Biospektrum Jurnal Biologi, 1(1),
50-67.
He, J., & Liang, Y. K. (2018). Stomata. eLS, USA.
Khan, D., & Zaki, M. J. (2019). The Stomatal Types in Sesbania bispinosa ( JACQ .) W.F.
Wight Seedlings. Int. J. Biol. Biotech, 16(4), 1047–1061.
Mishra, M. K., Mishra, M., Kumari, S., Shirke, P., Srivastava, A., & Saxena, S. (2018). Studies
on anatomical behaviour of PaLCuV infected papaya (Carica papaya L.). Journal of
Applied Horticulture, 20(3): 219-224.
Muthi'ah, S. N. (2022). Identifikasi Dan Karakterisasi Tipe Stomata Pada Hibiscus Rosa-
Sinensis, Tamarindus Indica, Dan Mangifera Indica Dengan Teknik Replika. Indigenous
Biologi: Jurnal Pendidikan dan Sains Biologi, 5(1), 9-14.
Ridwan., L.O.A.F, Hasidu., H, Rumakefing. (2022). Identifikasi Tipe Stomata Pada Bebarapa
Jenis Tumbuhan Dikotil Dan Monokotil. Jurnal Sains dan Pendidikan Biologi, 1(1), 1-6.
Sabani, M., Daningsih, E., & Marlina, (2018). Analisis Ukuran Dan Tipe Stomata Tanaman Di
Kota Pontianak. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Khatulistiwa, 7(5), 1-4.
Sadiman & Ningsih, T. (2019). Explore Ilmu Pengetahuan Alam. Penerbit Duta, Bogor.
Sari, D. P., & Harlita, H. Preparasi Hands Free Section dengan Teknik Replika untuk Identifikasi
Stomata. In Proceeding Biology Education Conference: Biology, Science, Enviromental,
and Learning. 15(1), pp. 660-664.

Anda mungkin juga menyukai