Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

Tantangan Pancasila di Era Konflik Sosial

Disusun Oleh :

Raya Fitriya

Siti Ainun

Amanda Pasya

Dealova Sianturi

Kelas XII TEI

SMK NEGERI 2 TEBING TINGGI

TAHUN AJARAN 2023/2024


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat serta karunia-Nya sehingga
makalah kelompok yang berjudul " Tantangan Pancasila di Era Konflik Sosial" dapat selesai.

Makalah kelompok ini dibuat dengan tujuan memenuhi tugas dari Ibu Helen pada mata
pelajaran Pendidikan Pancasila. Selain itu, penyusunan makalah ini bertujuan menambah
wawasan kepada pembaca tentang tantangan Pancasila di era konflik sosial.

Kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada Ibu Helen selaku guru mata pelajaran
Pendidikan Pancasila. Berkat tugas yang diberikan ini, dapat menambah wawasan kami
berkaitan dengan topik yang diberikan.

Kami juga mengucapkan terima kasih yang sebesarnya kepada semua pihak yang membantu
dalam proses penyusunan makalah ini.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan masih melakukan banyak
kesalahan. Oleh karena itu, kami memohon maaf atas kesalahan dan ketidaksempurnaan yang
pembaca temukan dalam makalah ini.

Kami juga mengharap adanya kritik serta saran dari pembaca apabila menemukan kesalahan
dalam makalah ini.

Akhirnya, semoga makalah yang sudah kami susun bersama-sama bisa bermanfaat bagi dunia
pendidikan.

Tebing Tinggi, Oktober 2023

Tim Penyusun

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ 1

DAFTAR ISI ........................................................................................................... 2

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 3

1. Latar Belakang ........................................................................................... 3

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 4

1. Pancasila Sebagai Dasar Negara .............................................................. 4


2. Makna Panasila Sebagai Dasar Negara ................................................... 5
3. Konflik Sosial ............................................................................................. 5
4. Faktor Penyebab Terjadinya Konflik ...................................................... 6
5. Pancasila Sebagai Solusi Penyelesaian Konflik ....................................... 7

BAB III PENUTUP ................................................................................................ 9

1. Kesimpulan ................................................................................................. 9

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 10

2
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Pancasila sejatinya sudah menjadi sistem negara yang final dan tidak boleh dipertanyakan
lagi mengenai kecocokan dengan kondisi negara Indonesia, dikarenakan Pancasila sudah
dirumuskan sedemikian rupa untuk pas dengan kemajemukan masyarakat Indonesia. Seperti
diungkapkan oleh KH. Marzuki Mustamar dalam sebuah ceramah bahwa Pancasila ibaratkan
sebuah air putih yang mampu untuk diminum oleh orang sehat maupun orang sakit, berbeda
dengan berbagai minuman lain seperti kopi, teh, susu, dan variasi lainnya yang diibaratkan
sebagai ideologi-ideologi lain yang belum tentu bisa diminum (diterima) oleh masyarakat
lain.

Menerima dan menerapkan Pancasila sebagai idelogi dan falsafah hidup bangsa dalam
kehidupan keseharian sebagai upaya juru damai dan menetralisir konflik sesungguhnya tidak
semudah dalam teori. Pengalaman masa lampau yang pernah salah dalam menafsirkan
Pancasila hanya untuk digunakan sebagai sebuah doktrin justru malah menimbulkan konflik
lebih lanjut.

Dimasa kini semua pihak harus mengingat jika Pancasila adalah sebuah ideologi terbuka
yang mana nilai mutlak yang tak boleh diganggu gugat adalah Pancasila dalam nilai dasar
sedangkan Pancasila dalam nilai praksis (penerapan keseharian) haruslah lebih luwes dan
mampu dimaknai terbuka oleh semua pihak supaya tidak berpotensi disalahgunakan untuk
memeperteguh kekuasaan semata yang kemudian semakin memperbesar api konflik di negeri
ini.

Konflik merupakan sebuah keniscayaan dalam perjalanan kehidupan setiap bangsa, karena
disisi positifnya konflik bisa memperkuat kesatuan sebuah bangsa, namun juga memiliki sisi
negatif ketika tidak mampu ditangani. Salah satu solusi damai dan penyelesaian konflik
khususnya yang berkaitan dengan konflik sosial di negeri ini adalah penerimaan secara
multak Pancasila sebagai sistem nilai dasar final, namun penerimaan final tersebut hanya
pada tataran nilai dasar dan nilai instrumental, sedangkan pada tataran praksis haruslah selalu
luwes dan bebas ditafsirkan oleh seluruh warga negara Indonesia.

3
BAB II

PEMBAHASAN

1. Pancasila Sebagai Dasar Negara

Pancasila adalah dasar negara, ideologi bangsa dan falsafah serta pandangan hidup bangsa,
yang di dalamnya terkandung nilai dasar, nilai instrumental dan nilai praksis. Selain itu
Pancasila sebagai ideologi terbuka setidaknya memiliki dua dimensi nilai-nilai, yaitu nilai-
nilai ideal dan aktual. Pancasila yang memiliki semboyan ke-Bhinneka Tunggal Ika-an,
dengan pluralisme dan multikulturalisme yang harus disatukan oleh “rasa bersama” dalam
idiom nation-state berikut semangat nasionalisme yang menyertainya.

Pancasila yang sejak dahulu diciptakan sebagai dasar negara dan sudah sejak nenek moyang
kita digunakan sebagai pandangan hidup sudah seharusnya dijadikan pedoman bagi bangsa
Indonesia dalam kehidupan bernegara, berbangsa dan bermasyarakat. Demikian juga bagi
generasi muda, Pancasila yang mulai kehilangan pamornya di kalangan generasi muda
diharapkan akan muncul kembali kejayaannya jika generasi muda mulai sadar dan
memahami fungsi Pancasila serta melaksanakan dalam kehidupan sehari-hari.

Pancasila sejak masa Orde Baru runtuh sampai sekarang ini dianggap sebelah mata oleh
masyarakat. Hal ini disebabkan karena penyimpangan yang dilakukan oleh pemerintah dan
telah melanggar nilai-nilai dari Pancasila. Penyimpangan terbesar dan yang paling sulit untuk
dibasmi adalah masalah KKN (Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme), masalah yang seolah-olah
sudah menjadi penyakit mendarah daging di Indonesia ini. KKN dilakukan karena kurang
adanya 6 rasa nasionalisme dalam bangsa Indonesia tersebut, dan tidak mengamalkan
Pancasila dengan baik dan benar.

Bangsa yang baik juga harus dapat memisahkan antara kepentingan pribadi dan golongan,
dengan kepentingan bersama yakni kepentingan bersama harus didahulukan. Tetapi dalam
keseharian, sikap mengutamakan kepentingan bersama sangat susah dan hampir dikatakan
mustahil untuk dihapuskan karena masalah pribadi, hubungan pertemanan, relasi, dan
hubungan darah merupakan hubungan yang erat dan bahkan dapat mengalahkan rasa
nasionalisme terhadap bangsa Indonesia.

4
2. Makna Pancasila Sebagai Dasar Negara

Pancasila sebagai dasar (filsafah) Negara mengandung makna bahwa nilai-nilai yang
tekandung dalam Pancasila menjadi dasar atau pedoman bagi penyelenggaraan berenegara.
Nilai-nilai Pancasila pada dasarnya adalah nilai-nilai filsafati yang sifatnya mendasar. Nilai
dasar Pancasila bersifat abstrak, normative dan nilai itu menjadi motivator kegiatan dalam
penyelenggaraan bernegara.

Pancasila sebagai dasar Negara berarti nilai-nilai Pancasila menjadi pedoman normative bagi
penyelenggaraan bernegara. Konsekuensi dari rumusan demikian berarti seluruh pelaksanaan
dan penyelenggaraan pemerintahan Negara Indonesia termasuk peraturan perundang-
undangan merupakan pencerminan dari nilai-nilai pancasila.

Penyelenggaraan bernegara mengacu dan memiliki tolak ukur yaitu tidak boleh menympang
dari nilai-nilai ketuhanan, niali kemanusiaan, milai persatuan, nilai kerakyatan, dan nilai
keadilan.

Di era sekarang, mengembalikan atau menegaskan kembali kedudukan Pancasila sebagai


dasar (filsah) Negara Indonesia merupakan suatu tuntutan penting oleh karena telah banyak
terjadi kesalahan penafsiran atas pancasila di masa lalu. Pengalaman sebelumnya
menunjukkan adanya tafsir tunggal dan monolitik atas Pancasila. Oknum Negara telah
menjadikan pancasila bukan sebagai system norma dan koridor bagaimana sebuah bangsa
dijalankan dan diarahkan, tetapi pancasilah telah direduksi sebagi alat kekuasaan untuk
mengendalikan semua elemen bangsa dengan dogmatisme ideologi.

3. Konflik Sosial

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) konflik adalah percekcokan, perselisihan,
dan pertentangan. Konflik sosial adalah pertentangan antar anggota masyarakat yang bersifat
menyeluruh dalam kehidupan.

Konflik berasal dari kata kerja latin "configere". Artinya saling memukul. Secara sosiologi,
konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih. Di mana salah satu
pihak berusaha yang ingin menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya. Konflik
sering kali berubah menjadi kekerasan terutama ada upaya-upaya dengan pengelolaan konflik
tidak dilaksanakan dengan sungguh-sungguh oleh pihak yang berkaitan.

5
Karena konflik selalu menjadi bagian hidup manusia yang bersosial dan berpolitik serta
menjadi pendorong dalam dinamika dan perubahan sosial politik. Dalam kamus umum
bahasa Indonesia yang disusun Poerwadarminta (1976), konflik berati pertentangan atau
percekcokan. Pertentangan sendiri bisa muncul ke dalam bentuk pertentangan ide maupun
fisik antara dua belah pihak berseberangan.

4. Faktor penyebab terjadinya konflik

Ada sejumlah faktor yang bisa menyebabkan terjadinya konflik sosial dalam kehidupan
masyarakat. Berikut faktor-faktor penyebabnya:

1. Perbedaan antar perorangan, Dikutip situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan


(Kemendikbud), perbedaan tersebut dapat berupa perbedaan perasaan, pendirian, atau
pendapat.
2. Perbedaan kebudayaan, Setiap daerah memiliki kebudayaan yang berbeda-beda,
seperti perilaku atau tata sikap. Konflik bisa terjadi karena kelainan tata sikap dan
perilaku sosialnya. Jika tidak ada titik temu atau kesepakatan akan konflik akan
meluas. Perbedaan kebudayaan identik dengan daerah yang berbeda. Tidak menutup
kemungkinan mereka yang berasal dari daerah yang sama memiliki kebudayaan yang
berbeda karena kebudayaan lingkungan keluarga yang membesarkannya tidaklah
sama. Adanya perbedaan latar belakang kebudayaan bisa membentuk pribadi-pribadi
yang berbeda. Pemikiran dan pendirian yang berbeda akhirnya akan menghasilkan
perbedaan individu yang dapat memicu konflik bahkan kekerasaan sosial.
3. Perbedaan kepentingan, Adanya perbedaan kepentingan bisa menjadi munculnya
konflik sosial. Karena kepentingan itu sifatnya esensial bagi kelangsungan hidup itu
sendiri. Ketika individu berhasil memenuhi kepentingannya, maka akan merasakan
kepuasan. Sebaliknya ketika mengalami kegagalan dalam memenuhi kepentingannya
maka akan menimbulkan masalah baik bagi dirinya maupun lingkungannya.
4. Perubahan sosial, yang terlalu cepat Konflik sosial bisa terjadi dampak dari revolusi
atau perubahan sosial yang terlalu cepat di masyarakat. Konflik adalah salah satu
penyebab perubahan sosial yang cepat di atas. Bila kasus revolusi dijadikan acuan,
konflik adalah faktor penggerak revolusi.

6
5. Pancasila Sebagai Solusi Penyelesaian Konflik

Pancasila sebagai dasar negara mengandung arti bahwa Pancasila dipergunakan sebagai dasar
(fundamen) untuk mengatur pemerintah negara atau sebagai dasar untuk mengatur
penyelengaraan negara. Dengan demikian Pancasila merupakan kaidah negara yang
fundamental, yang berarti hukum dasar baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis dan
semua peraturan perundang-undangan yang berlaku dalam negara Republik Indonesia harus
bersumber dan berada di bawah pokok kaidah negara yang fundamental.

Pancasila sebagai dasar negara berarti Pancasila menjadi dasar atau pedoman dalam
penyelenggaraan negara. Seandainya negara adalah sebuah bangunan, maka Pancasila
sebagai fondasi yang nantinya akan dijadikan tempat berpijak bangunan-bangunan
berikutnya. Dengan demikian, Pancasila dijadikan dasar dan tonggak dalam pembuatan
segala peraturan perundang-undangan negara serta berbagai peraturan lainnya yang mengatur
di berbagai bidang kehidupan baik politik, ekonomi, sosial, budaya, pendidikan, maupun
pertahanan dan keamanan.

Kedudukan Pancasila sebagai dasar Negara menempatkan Pancasila sebagai sumber hukum
yang paling utama bagi segala perundang-undangan yang akan dibuat dan digali. Hal ini
ditegaskan dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-undangan bahwa Pancasila merupakan sumber dari segala sumber hukum negara.
Penempatan Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum negara adalah sesuai
dengan Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Pancasila ditempatkan sebagai dasar dan ideologi negara serta sekaligus dasar filosofis
bangsa dan negara sehingga setiap materi muatan peraturan perundang-undangan tidak boleh
bertentangan dengan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila.

Adapun yang dimkasud Pancasila sebagai pegangan hidup, pedoman hidup, petunjuk hidup
dan jalan hidup (way of life). Sebagai pandangan hidup bangsa, Pancasila berfungsi sebagai
pedoman atau petunjuk dalam kehidupan sehari-ahari. Ini berati, Pancasila sebagai
pandangan hidup merupakan petunjuk arah semua kegiatan atau aktivitas hidup dan
kehidupan di segala bidang

Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa merupakan kristalisasi nilai-nilai yang hidup
dalam masyarakat Indonesia. Sebagai pandangan hidup bangsa, Pancasila selalu dijunjung
tinggi oleh setiap warga masyarakat, karena pandangan hidup Pancasila berakar pada budaya

7
dan pandangan hidup masyarakat Indonesia. Pandangan hidup yang ada dalam masyarakat
Indonesia menjelma menjadi pandangan hidup bangsa yang dirintis sejak jaman Sriwijaya
hingga Sumpah Pemuda 1928. Kemudian diangkat dan dirumuskan oleh para pendiri negara
ini serta disepakati dan ditentukan sebagai dasar negara Republik Indonesia. Dalam
pengertian yang demikian, maka Pancasila selain sebagai pandangan hidup negara, sekaligus
juga sebagai ideologi negara.

Sebagai pandangan hidup bangsa, di dalam Pancasila terkandung konsep dasar kehidupan
yang dicita-citakan serta dasar pikiran terdalam dan gagasan mengenai wujud kehidupan
yang dianggap baik. Oleh karena itulah Pancasila harus menjadi pemersatu bangsa yang tidak
boleh mematikan keanekaragaman yang ada sebagai Bhinneka Tunggal Ika. Dengan
demikian Pancasila merupakan cita-cita moral bangsa yang memberikan pedoman dan
kekuatan rohaniah bagi tingkah laku hidup sehari-hari dalam menjalankan kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Dengan Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa
maka segala daya upaya bangsa Indonesia dalam membangun dirinya akan terarah sesuai
garis pedoman dari pandangan hidup bangsa Indonesia.

Berdasar uraian di atas, manfaat dijadikannya pancasila sebagai pandangan hidup bangsa
antara lain:

1. Mengatasi berbagai konflik atau ketegangan sosial, artinya ideologi dapat


meminimalkan berbagai perbedaan yang ada dalam masyarakat dengan simbol-
simbol atau semboyan tertentu.;
2. Menjadi sumber motivasi, artinya ideologi dapat memberi motivasi kepada seseorang,
kelompok orang atau masyarakat untuk mewujudkan cita-citanya, gagasan dan ide-
idenya dalam kehidupan nyata., dan
3. Menjadi sumber semangat dalam mendorong individu dan kelompok untuk berusaha
mewujudkan nilai-nilai yang terkadung di dalam ideologi itu sendiri serta untuk
menjawab dan menghadapi perkembangan global dan menjadi sumber insiparsi bagi
perjungan selanjutnya.

8
BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan

 Pancasila sebagai dasar negara mengandung arti bahwa Pancasila dipergunakan


sebagai dasar (fundamen) untuk mengatur pemerintah negara atau sebagai dasar untuk
mengatur penyelengaraan negara
 Kedudukan Pancasila sebagai dasar Negara menempatkan Pancasila sebagai sumber
hukum yang paling utama bagi segala perundang-undangan yang akan dibuat dan
digali. Hal ini ditegaskan dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan bahwa Pancasila merupakan sumber
dari segala sumber hukum negara.
 Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa merupakan kristalisasi nilai-nilai yang
hidup dalam masyarakat Indonesia.
 Manfaat dijadikannya pancasila sebagai pandangan hidup bangsa antara lain:
1. Mengatasi berbagai konflik atau ketegangan sosial
2. Menjadi sumber motivasi
3. Menjadi sumber semangat dalam mendorong individu dan kelompok untuk
berusaha mewujudkan nilai-nilai yang terkadung di dalam ideologi itu sendiri
serta untuk menjawab dan menghadapi perkembangan global dan menjadi
sumber insiparsi bagi perjungan selanjutnya.

9
DAFTAR PUSTAKA

Sunarto., Maya Shafira., & Mashuril Anwar. (2020). Penanggulangan Konflik Sosial
Berbasis Pancasila. Bandar Lampung: Pustaka Media.

Sari, A. M. (2023). Apa Arti Pancasila Bagi Bangsa Indonesia?. (diakses 17 Oktober 2023).
https://fahum.umsu.ac.id/apa-arti-pancasila-bagi-bangsa-indonesia/.

Regiani, Ega. & Dewi, D. A. (2021). Pudarnya Nilai-Nilai Pancasila Dalam Kehidupan
Masyarakat di Era Globalisasi. Jurnal Kewarganegaraan, 5, 30-38.

Bpbd. Konflik Sosial. (diakses 17 Oktober 2023). https://bpbd.ntbprov.go.id/pages/konflik-


sosial

Purbalingga. SMP Negeri 3 Purbalingga. (2023). Kedudukan dan Fungsi Pancasila Sebagai
Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa.
http://www.smpn3purbalingga.sch.id/2021/07/kedudukan-dan-fungsi-pancasila-
sebagai.html

10

Anda mungkin juga menyukai