Anda di halaman 1dari 7

TUGAS

RINGKASAN PEMUKIMAN KUNO

Disusun Oleh:

M. Rahmat Dani. S

I1C120050

Dosen Pengampu:

Nugrahadi Mahanani, S.S., M.A.

PROGRAM STUDI ARKEOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

JURUSAN SEJARAH SENI DAN ARKEOLOGI

UNIVERSITAS JAMBI

2022
A. Studi Permukiman Kuna Di Indonesia Melalui Pendekatan Multidisiplin (Djoko
Dwiyanto)
Pada awalnya para peneliti arkeologi hanya menjadikan kegiatan arkeologi
hanya sebagai hobi saja, di mana mereka hanya melihat dan memberikan perhatian
terhadap benda-benda yang memiliki nilai seni atau bisa dikatakan juga bahwa tidak
semua benda kuno dijadikan sebagai bahan penelitian mereka. Namun dengan
semakin berkembangnya jaman para ahli arkeologi mulai memperhatikan tinggalan
benda-benda yang awalnya tidak dianggap memiliki nilai seni. Dengan perkembangan
ini yang awalnya hanya melihat benda-benda kuno tersebut dalam sudut pandang seni
atau keindahannya saja, namun kini para ahli juga mulai mencari hubungan antar
benda yang dapat mencerminkan berbagai aspek kehidupan manusia masa lampau.
Dengan mulainya kesadaran akan aspek hubungan antar benda dan kehidupan
manusia di masa lampau membuat objek penelitian yang awalnya hanya fokus ke
benda-benda yang memiliki nilai seni saja menjadi lebih banyak dan beragam,
sehingga hal ini memunculkan banyak model klasifikasi terhadap benda-benda buatan
manusia atau artefak berdasarkan fungsinya. Selain artefak ada juga ekofak atau
tinggalan lingkungan fisik maupun non fisik. dan juga pada perkembangannya objek
penelitian lainnya yaitu permukiman kuno. Dimanah objek penelitian ini dapat
mengandalkan aspek-aspek penelitian arkeologi yang melibatkan bermacam-macam
cabang ilmu .
Penggunaan berbagai cabang ilmu pengetahuan dalam melakukan penelitian
arkeologi terhadap objek permukiman ini disebabkan karena suatu situs permukiman
menjadi tempat manusia hidup atau tinggal dan melakukan berbagai macam aktivitas
sehari-hati mereka. Di mana dengan fungsional dari suatu permukiman menjadikan
berbagai macamnya indikator-indikator suatu situs permukiman berupa bekas jalan
dan bangunan, hingga perabotan rumah tangga dan juga sisa-sisa pemanfaatan
lingkungan alam mereka atau dapat disebut juga sebagai sampah rumah tangga pada
masa nya.
Pada tulisan yang dibuat oleh bapak Djoko ini penulis bertujuan untuk
melihat perkembangan studi terhadap permukiman kuno di Indonesia, di mana
perkembangan dari studi ini mengakibatkan semakin banyak juga kemungkinan atau
cara lain dalam melakukan suatu penelitian terhadap studi permukiman tersebut.
Dalam melakukan penelitian tersebut dapat dilakukan dengan mengandalkan bantuan
dari ilmu lain atau studi lain dalam melakukan penelitian permukiman tersebut. Dapat
dikatakan juga penggunaan multidisipliner dalam studi permukiman dilakukan karena
selalu adanya perubahan yang disebabkan oleh perkembangan politik, ekonomi,
maupun lingkungan, sehingga diperlukan bantuan dari studi lain seperti, studi tentang
bangunan atau rumah secara individu, studi tentang situsnya atau komunitasnya dan
studi terhadap distribusi situs pemukiman. Atau dapat dikata bahwa diperlukan studi
pola permukiman mikro dan makro dalam penelitian perubahan dari pola permukiman
di Indonesia.
Dari yang dapat saya tangkap dari hasil membaca saya terhadap tulisan bapak
Djoko ini bahwa, studi pemukiman kuno tidak hanya mempelajari atau meneliti dari
segi bangunan saja, melainkan mempelajari setiap kemungkinan hubungan antar pola
permukiman kuno dengan kehidupan manusianya dalam aspek, sosial, ekonomi,
politik, pemanfaatan lingkungan mau itu lokasi permukiman maupun pemanfaatan
hewan dan tumbuhan sebagai kebutuhan kehidupan sehari-hari. Dengan banyaknya
kemungkinan hubungan dari suatu pola permukiman membuat studi permukiman ini
tidak bisa hanya dilakukan dengan bantuan satu ilmu saja seperti arkeologi saja.
Melainkan dibutuhkannya bantuan ilmu lain mau itu ilmu sosial, ekonomi, maupun
ilmu alam juga. Di mana setiap ilmu ini akan digabung ke dalam studi mikro maupun
makro sesuai dengan Batasan atau tujuan dari dilakukannya penelitian terhadap pola
permukiman tersebut
B. Arkeologi Pemukiman: Asal-Mula dan Perkembangannya (Heddy Shri Ahimsa-Putra)
 Sejarah atau asal mula perkembangan Arkeologi Permukiman dalam arkeologi
Sejarah perkembangan dan asal muasal terciptanya Arkeologi permukiman ini
dijelaskan berkembang pertama kali di Amerika Serikat. Terdapat beberapa nama
ahli yang memperkenalkan pola permukiman sebagai salah satu studi yang dapat
mencari relasi antar pola pemukiman dengan kehidupan manusia di masa lampau.
Salah satu peneliti ini adalah seorang antropologi Amerika L.H.Morgan, sebagai
seorang antropologi yang sudah membahas terlebih dahulu persoalan keterkaitan
antara pemukiman dengan kehidupan sosial masyarakat yang bertempat tinggal di
pemukiman tersebut. Dapat dikatakan pada awalnya Morgan memperkenalkan
studi pola permukiman ini pada runut ilmu antropologi saja. Namun pada tahun
1881 L.H.Morgan melakukan studi pola pemukiman dalam rana arkeologi pada
karyanya yang berjudul House and The House Life The American Abori-gines.
Selain Morgan dan salah satu nama lain yang juga memperkenalkan studi
pemukiman ini pertama kali dalam penelitiannya. C. Mindeleff. sang peneliti ini
membahas bagaimana pertumbuhan pemukiman kuno di Kawasan Southwest
(Barat daya) di Amerika Serikat.
Namun dari hasil karya kedua peneliti terdahulu ini masih belum membuat
banyak para ahli lain tahu akan keberadaan studi pola pemukiman. Hingga
seorang ahli antropologi dari Columbia university Bernama, Julian Steward yang
mempublikasikan dua penelitiannya tentang organisasi sosial masyarakat Indian
di daerah Southwest, Amerika serikat pada tahun 1937 dan 1938. Di mana kedua
proyek yang di buat oleh Julian ini membahas bagaimana pemanfaatan data suatu
pola-pola pemukiman pada tingkat komunitas dan Kawasan dalam mengungkap
berbagai proses perkembangannya. Dari kedua hasil karya Julian inilah, studi
pola pemukiman mulai dilirik dan dijadikan sebagai pedoman oleh para ahli
arkeologi Amerika dalam memetakan situs-situs arkeologis dan merekonstruksi
proses sosial yang pernah terjadi dimasa lalu.
Dari hal ini berkembanglah dua konsep yang penting dalam penelitian arkeologi
pemukiman, yaitu konsep pertama, site type adalah konsep yang menunjukkan
pada jenis situs yang ditentukan atas dasar kegiatan-kegiatan tertentu yang
dilakukan di dalamnya, dan fungsi pra-sejarahnya. Kedua, settlement
configuration, merupakan konsep kedua yang merupakan distribusi dari
perbedaan antar situs dengan hubungan saling menghargai antar sesama dan
hubungan dengan lingkungan.
Dari perkembangan studi pola pemukiman dalam arkeologi juga dibahas bahwa
kini terdapat tiga macam variasi dalam studi arkeologi tentang pola permukiman,
yakni: studi yang memusatkan perhatian terhadap struktur individu suatu
pemukiman, studi yang memberikan perhatian pada pemukiman lokal, dan studi
yang mengarahkan perhatian pada pola-pola pemukiman di sebuah Kawasan.
C. Beberapa Paradigma Diakronis Dalam Arkeologi Pemukiman (Heddy Shri Ahimsa-
Putra)
Perkembangan minat akan penelitian di bidang kajian pola pemukiman pada
waktu ke waktu membuat kemungkinan semakin banyaknya masalah-masalah yang
akan dirumuskan yang akan semakin bervariasi, sehingga kebutuhan akan adanya
kerangka-kerangka teori baru untuk memecahkan masalah-masalah yang timbul
membuat harus terus berkembangnya teori maupun paradigma dalam arkeologi
pemukiman ini.
Sang penulis bapak Heddy membuat karya baru yang merupakan lanjutan dari
tulisannya terdahulu yang di mana tulisan beliau terdahulu membahas beberapa
paradigma sinkronis yang merupakan paradigma yang lebih memfokuskan
penelitiannya terhadap struktur-fungsional antara elemen dalam model sistemnya.
Dengan semakin banyaknya ahli arkeologi yang berminat terhadap kajian pola
pemukiman membuat paradigma-paradigma sinkronis beliau dianggap beberapa ahli
kurang memuaskan. Dari hal inilah beliau membuat beberapa paradigma pemukiman
baru yaitu paradigma diakronis. Di mana paradigma diakronis akan menghasilkan
uraian tentang perubahan yang telah terjadi dalam masyarakat yang di teliti,
prosesnya, serta berbagai macam dampaknya terhadap aspek-aspek sosial-budaya.
Paradigma diakronis yang berkembang di dalam studi pola pemukiman ada beberapa
diantara-Nya, yaitu;
 Paradigma Biokultural
Merupakan pendekatan yang biasanya digunakan untuk mengetahu hal-hal yang
berkaitan dengan kondisi biologis suatu komunitas, misalnya tingkat Kesehatan
masyarakat, jenis penyakit yang diderita masyarakat, jenis makanan yang mereka
konsumsi, pengaruh perubahan lingkungan terhadap lokasi tinggal masyarakat,
dan sebagainya.
 Paradigma Demografi
Merupakan salah satu paradigma yang melihat situasi kependudukan sebagai
salah satu faktor yang dapat mempengaruhi pola pemukiman penduduk. Dapat
saya paham in bahwa pendekatan demografi dalam pola pemukiman iyalah
bagaimana cara para penduduk masa lampau dalam memanfaatkan lahan atau
lingkungan sekitar mereka dalam beraktivitas. Bagaimana mereka berpikir
bagaimana baik buruknya suatu lahan pemukiman untuk ditinggali.
 Paradigma ekonomi
Merupakan pendekatan yang beranggapan bahwa pola-pola pemukiman selalu
mempunyai kaitan erat dengan berbagai kegiatan ekonomi. Dimanah dengan
menggunakan pendekatan ini dapat menunjukkan adanya perubahan struktural
pada pola tempat tinggal masyarakatnya. Dimanah jika suatu wilah memiliki
sesuatu sistem ekonomi pasti akan ada pembagian wilayah yang memiliki ciri
khas mereka sendiri sesuai dengan kegunaan mereka pada masa lampau dalam
hal perekonomian.
Ketiga paradigma ini diyakini oleh bapak heddy dapat diterapkan dalam ilmu
arkeologi di Indonesia dalam melakukan kegiatan penelitian arkeologi
pemukiman.

KESIMPULAN

Kesimpulan saya dari ketiga bahan bacaan yang berkaitan dengan arkeologi pemukiman ini
adalah menurut saya studi pola pemukiman ini sangat lah menarik. Dikarenakan dari sejarah
perkembangan saja dimana dari pendapat berbagai ahli antropogi yang membahas tentang
hubungan social dan kebudayaan antara pola bangunan pemukiman dengan kehidupan
masyarakat masa lampau membuat studi ini sangat menarik. Dimana mereka bisa membuat
para arkeolog yang dulunya hanya berfokus kepada periodesasi dan bentuk seni dari suatu
temuan situs arkeologi menjadi lebih berkembang dan memberikan banyak pengaruh dalam
para pemikiran para arkeologi terhadap suatu temuan.

Studi pola pemukiman sendiri dalam arkeologi menurut saya merupakan salah satu
perkembangan yang sangat membantu dalam ilmu arkeologi. Dimana perkembangan dari
studi pola pemukiman ini membawa suatu pendekatan baru dalam arkeologi, dimana dikenal
dengan pendekatan Kawasan. Studi pola pemukiman arkeologi merupakan studi yang
bertujuan untuk melihat kehidupan manusia purba, dilihat dari pola pemukimannya dan
bagaimana mereka memanfaatkan lingkungan alam mereka. Dari pola pemukiman ini lah
nanti akan dicari bukan hanya sekedar satu bangunan indivudu saja tetapi juga akan dicari
cangkupan yang lebih luas dimana dari studi pola pemukiman ini akan diketahui bagaimana
keadaan social-budaya dari suatu peradaban, bagaimana mereka menentukan dan
mendapatkan keuntungan dari kondisi landscap mereka, bagaimana mereka memanfaatkan
lingkungan alam mereka dalam kehidupan sehari-hari mereka, mulai dari kebutuhan pangan,
sandang, hingga perekonomian mereka.

Lalu pada studi pola pemukiman ini dalam penerapannya pada arkeologi terutama
penerapannya di Indonesia menghasilkan berbagai macam paradigma salah satunya yaitu
paradigma diakronis. Paradigma diakronis sendiri merupakan, suatu paradigma yang akan
menghasilkan uraian tentang perubahan yang telah terjadi dalam masyarakat yang di teliti,
prosesnya, serta berbagai macam dampaknya terhadap aspek-aspek sosial-budaya pada suatu
masyarakat. Dimana paradigma-paradigma yang sekiranya bisa diaplikasikan pada penelitian
arkeologi dalam perspektif diakronis adalah, aparadigma Blokultural, paradigma Demografis,
dan juga paradigma ekonomi. Dari semua paradigma ini dapat saya lihat bahwa penelitian
pemukiman arkeologi juga mengandalkan ilmu bantu atau studi lain dalam menjawab
hubungan antara pola pemukiman dengan kehidupan masyarakat pada masa lampau.

Anda mungkin juga menyukai