LK Remaja
LK Remaja
DISUSUN OLEH :
S
21390
LAPORAN KASUS
Disusun Oleh:
Nama : S
NPM : 21390
Disetujui:
Pembimbing Lapangan
Tanggal :
Di :
( )
NIP.
Pembimbing Akademik
Tanggal :
Di :
( )
NIP.
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 TUJUAN
a. Mengetahui pengertian dari dismenorea
b. Mengetahui klasifikasi dismenorea
c. Mengetahui penyebab dismenorea
d. Mengetahui jenis nyeri dismenorea
e. Mengetahui penanganan dismenorea
f. Mengetahui jika dismenorea tidak ditangani
g. Mengetahui alat ukur untuk dismenorea
h. Mengetahui pengertian dari kompres hangat
i. Mengetahui manfaat dari kompres hangat
j. Mengetahui tujuan dari kompres hangat
k. Mengetahui cara pemberian kompres hangat
BAB II
TINJAUAN TEORI
B. Klasifikasi Dismenorea
1) Dismenorea Primer, yaitu nyeri menstruasi tanpa kelainan organ reproduksi
(tanpa kelainan ginekologik). Dismenorea primer merupakan nyeri haid
yang berlangsung sejak menarche serta tidak ada kelainan pada alat
kandungan. Faktor penyebab nyeri ini tidak diketahui dengan pasti.
Sebaliknya dismenorea sekunder merupakan nyeri haid yang terjadi karena
kelainan ginegologik misalnya: endometriosis (sebagian besar), fibroids,
adenomyosis (Proverawati & Misaroh, 2009, p.85-86). Dismenorea Primer
dialami pada remaja bukan karena penyakit, semakin dewasa wanita akan
semakin berkurang rasa nyeri yang dirasakan, dan dapat berkurang pada
perempuan yang sudah melahirkan (Sinaga Ernawati, 2017,
p.59).Dismenorea primer merupakan nyeri haid tanpa ditemukan keadaan
patologi pada panggul (Prawirohardjo, 2018, p.182). Dismenorea primer
terjadi sesudah 12 bulan atau lebih pasca menarce, nyeri dapat disertai mual,
muntah, sakit kepala, dan diare (Judha Muhamad, 2012, p.48). Dismenore
primer bukan merupakan ancaman kehidupan nyata,tetapi dapat
mempengaruhi kualitas hidup wanita. Ini dapat menyebabkanmasalah
psikologis pada beberapa wanita yang menyebabkan kesepianmerekadan
partisipasi tidak aktif dalam berbagai kegiatan sosial (Mansoureh et al.,
2015 dalam Ouda et al., 2017).
2) Dismenorea Sekunder, yaitu nyeri menstruasi muncul saat berumur lebih
dari 20 tahun yang berhubungan dengan kelainan berasal dari panggul dan
organ didalamnya. Nyeri menstruasi ini terjadi karena kelainan ginekologik,
misalnya endometriosis (sebagian besar), fibroids, adenomyosis
(Proverawati & Misaroh, 2009, p.84-86).Dismenorea sekunder merupakan
nyeri yang semakin bertambahnya usia akan bertambah sakit karena
disebabkan oleh penyakit, biasanya dimulai sebelum menstruasi, makin
lama akan semakin terasa sakit selama menstruasi, dan baru hilang setelah
menstruasi selesai (Sinaga Ernawati, 2017, p.59-60).Dismenorea sekunder
merupakan nyeri haid yang berhubungan dengan berbagai keadaan patologis
di organ genetalia, misalnya endrometriosis, adenomiosis, mioma, stenosis
serviks, penyakit radang panggul, perlekatan panggul, atau irritable bowel
syndrome(Prawirohardjo, 2018, p.182). Dismenorea sekunder adalah yang
berhubungan dengan kelainan kongenital atau organik di pelvis yang terjadi
pada masa remaja. Desminorea yang tidak dapat dikaitkan dengan suatu
gangguan tertentu biasanya dimulai sebelum usia 20 tahun, jarang terjadi di
tahun-tahun pertama setelah menarche (Judha Muhamad, 2012, p. 49-50).
C. Penyebab Dismenorea
1) Dismenorea Primer
Dismenorea primer disebabkan oleh zat kimia alami yang diproduksi
oleh sel-sel lapisan dinding rahim yang disebut prostaglandin. Prostaglandin
akan merangsang otot otot halus dinding rahim berkontraksi. Makin tinggi
kadar prostaglandin, kontraksi akan makin kuat, sehingga rasa nyeri yang
dirasakan juga makin kuat. Biasanya, pada hari pertama menstruasi kadar
prostaglandin sangat tinggi. Pada hari kedua dan selanjutnya, lapisan
dinding rahim akan mulai terlepas, dan kadar prostaglandin akan menurun.
Rasa sakit dan nyeri haid pun akan berkurang seiring dengan makin
menurunnya kadar prostaglandin (Sinaga Ernawati, 2017, p.60).
Penyebab dismenorea primer belum diketahui Proverawati & Misaroh
(2009) namun beberapa faktor diketahui secara pasti (idiopatik), namun
menurut beberapa faktor diantaranya yaitu :
a) Faktor Psikis, gadis dan ibu-ibu yang emosinya tidak stabil lebih mudah
mengalami nyeri mesntruasi.
b) Faktor Endokrin, timbul nyeri menstruasi diduga karena kontraksi rahim
(uterus) yang berlebihan.
c) Faktor Prostaglandin, nyeri menstruasi terjadi karena peningkatan
produksi prostaglandin oleh dinding rahim anggapan ini mendasari
pengobatan dengan antiprostaglandin untuk meredakan menstruasi.
Selain teori yang disebutkan ada beberapa teori lain yang diduga
sebagai faktor penyebab yaitu faktor hormonal, faktor alergi, faktor genetik,
faktor emosional, dan lain-lain.
2) Dismenorea sekunder
Penyebab dismenorea sekunder adalah endometriosis dan fibroids
(myoma) (Proverawati & Misaroh, 2009, p.88). Dismenorea sekunder
umumnya disebabkan oleh kelainan atau gangguan pada sistem reproduksi,
misalnya fibroid uterus, radang panggul, endometriosis atau kehamilan
ektopik. Dismenorea sekunder dapat diatasi hanya dengan mengobati atau
menangani penyakit atau kelainan yang menyebabkannya (Sinaga Ernawati,
2017, p.61-63).
a. Fibroid adalah pertumbuhan jaringan di luar, didalam, atau pada dinding
rahim. Banyak kasus fibroid yang tidak menimbulkan gejala, artinya
perempuan yang memiliki fibroid tidak merasakan gangguan atau rasa
sakit yang nyata. Gejala fibroid bisa muncul atau tidak bergantung pada
lokasi, ukuran dan jumlah fibroid. Fibroid yang terdapat pada dinding
rahim dapat menyebabkan rasa sakit dan nyeri yang parah. Fibroid yang
menimbulkan gejala biasanya ditandai dengan perdarahan menstruasi
yang berat, durasi atau periode menstruasi lebih dari satu minggu, sakit
atau pegal pada panggul, dan sering berkemih.
b. Endometriosis adalah suatu kelainan di mana jaringan dari lapisan dalam
dinding rahim atau endometrium tumbuh di luar rongga rahim. Lokasi
endometriosis yang paling sering adalah pada organ-organ di dalam
rongga panggul (pelvis), seperti indung telur (ovarium), dan lapisan yang
melapisi rongga abdomen (peritoneum), atau pada tuba fallopii dan
disamping rongga rahim. Jaringan tersebut juga mengalami proses
penebalan dan luruh, sama dengan endometrium normal yang terdapat di
dalam rongga rahim. Tetapi karena terletak di luar rahim, darah tersebut
akhirnya mengendap dan tidak bisa keluar. Perdarahan ini menimbulkan
rasa sakit dan nyeri, terutama di sekitar masa menstruasi. Endapan
perdarahan tersebut juga akan mengiritasi jaringan di sekitarnya, dan
lama-kelamaan jaringan parut atau bekas iritasi pun terbentuk. Rasa sakit
luar biasa saat menstruasi yang menjadi gejala utama penyakit ini dapat
dikurangi dengan obat pereda sakit atau terapi hormon. Penanganan
dengan operasi juga bisa dilakukan untuk mengangkat jaringan
endometriosis, terutama untuk penderita yang berencana untuk memiliki
anak.
c. Adenomiosis adalah suatu keadaan dimana jaringan endometrium
tumbuh di dalam dinding otot rahim. Biasanya terjadi di akhir masa usia
subur dan pada wanita yang telah melahirkan.
d. Kehamilan ektopik adalah kehamilan yang berkembang di luar rahim,
biasanya di dalam tuba falopii. Situasi ini membahayakan nyawa karena
dapat menyebabkan pecahnya tuba falopii jika kehamilan berkembang.
Penanganannya harus dilakukan dengan cara operasi atau melalui obat-
obatan.
E. Penanganan Dismenorea
Penanganan nyeri haid (dismenorea) ada 2 yaitu secara farmakologi dan
nonfarmakologi. Penanganan secara farmakologi dengan cara pemberian obat
antiinflamasi nonsteroid (NSAID) misalnya melosikam, asam mefenamat atau
dapat juga dengan pil kontrasepsi kombinasi (Prawirohardjo, 2016 p.183).
Penanganan secara farmakologi yaitu pereda nyeri golongan non steroid Anti
Inflamasi (NSAI), misalnya parasetamol atau asetamonofen (Sumagesic,
Panadol, dll), asam mefenamat (Ponstelax, Nichostan, dll), ibuprofen (Ribunal,
Ostarin, dll), metamizol atau metampiron (Pyronal, Novalgin, dll) dan obat
hormonal lainnya (Proverawati & Misaroh 2009, p.90).
Sebaliknya penanganan dengan cara non farmakologi yaitu dengan
mengompres hangat, nafas dalam, terapi musik (Laila, 2011). Menurut Salbiah
(2012) Nyeri haid bisa dengan pengobatan tradisional seperti meminum
rebusan kunyit, rebusan kencur, air asam jawa, air kelapa hijau dan rebusan
daun pepaya (folium Papaya). Non farmakologis antara lain kompres hangat,
olahraga, dan relaksasi. Terapi suplemen banyak dipelajari, termasuk
pemberian vitamin E, B1, B6, minyak ikan, atau kelompok mikronutrien
seperti magnesium, dan seng untuk mengatasi nyeri haid (Barassi G., 2018
dikutip dalam Mundarti et al., 2020). Terapi nonfarmakologi yang dapat di
gunakan untuk mengurangi nyeri desminore yaitu seperti pemijatan dengan
akupressure, akupunture, dan terapi bekam. Terapi ramuan herbal dapat di
lakukan dengan cara aerobik, kompres panas atau dingin, tidur cukup,
relaksasi, dan yoga (Proverawati & Maisaroh, 2009, p.82,89). Pengobatan non
farmakologi lainnya dapat dilakukan dengan relaksasi, kompres air hangat,
olahraga teratur, menonton televisi dan membaca atau dengan mengkonsumsi
minuman herbal yaitu rebusan daun pepaya yang berfungsi sebagai analgesik/
Anti Inflamasi (Warisno, 2011 dikutip dalam Rahmawati E. et al., 2016).
Dismenorea primer dapat diperingan gejalanya dengan obat penghilang
nyeri/anti-inflamasi seperti ibuprofen, ketoprofen, naproxen, dan obat obat
analgesik-antiinflamasi lainnya. Obat-obat analgesik ini akan mengurangi
produksi prostaglandin. Berolah raga dan banyak bergerak akan memperlancar
aliran darah dan tubuh akan terangsang untuk memproduksi endorfin yang
bekerja mengurangi rasa sakit dan menimbulkan rasa gembira. Kompres
dengan botol air panas dan mandi air hangat juga dapat mengurangi rasa sakit.
Jika suka, cobalah diurut atau dipijat dengan tekanan ringan, jangan terlalu
keras, untuk membantu menghilangkan rasa pegal pada otot otot tubuh Anda.
Berbaring pada satu sisi tubuh Anda, lalu tarik lutut sampai ke batas dada,
lakukan beberapa kali. Ini akan membantu meringankan rasa sakit dan pegal
pada punggung. Makan makanan bergizi dan hindari konsumsi garam dan
kafein (Sinaga Ernawati, 2017, p.63). Terapi ramuan herbal dapat di percaya
dapat di gunakan untuk mengurangi rasa nyeri yaitu kayu manis, kedelai,
cengkeh, kunyit, jahe,dan herbal cina (Proverawati dan Maisaroh, 2009 dikutip
dalam Rosmiyati, 2018).
Upaya penanganan dismenorea menurut (Sarwono, 1999 dikutip dalam
Judha Muhamad, 2012) adalah :
a) Penjelasan dan nasihat
Perlu dijelaskan kepada penderita bahwa dismenorea adalah gangguan
yang tidak berbahaya untuk kesehatan. Hendaknya diadakan penjelasan dan
diskusi mengenai cara hidup, pekerjaan, kegiatan dan lingkungan penderita.
Kadang juga perlu psikoterapi.
b) Pemberian obat analgesik
Jika rasa nyerinya berat, diperlukan istirahat di tempat tidur dan
kompres panas pada perut bawah untuk mengurangi penderitaan. Obat
analgesic yang sering diberikan adalah preparat kombinasi aspirin, fenasetin
dan kafein. Obat-obat paten yang beredar di pasaran ialah novalgin, ponstan
dan acet-aminophen.
c) Terapi hormonal
Tujuan terapi hormonal adalah menekan ovulasi. Tindakan ini bersifat
sementara dengan maksud untuk membuktikan bahwa gangguan benar-
benar dismenorea primer atau untuk memungkinkan penderita melaksankan
pekerjaan penting pada waktu haid tanpa gangguan. Tujuan ini dapat dicapai
dengan pemberian salah satu jenis pil kombinasi kontrasepsi.
d) Terapi Alternative
Dilakukan dengan kompres handuk panas atau botol air panas pada
perut atau punggung bawah mandi air hangat juga bisa membantu.
Perempuan mencapai keringat dengan olahraga, tidak hanya mengurangi
setres dan orgasme dapat membantu mengurangi tegangan oada otot-otot
pelvis sehingga membawa kekenduran dan rasa nyaman.
Posisi yoga dipercaya dapat menghilangkan kram menstruasi. Salah satunya
merupakan peregangan kucing, yang meliputi berada pada posisi merangkak
kemudian secara perlahan menaikan panggung anda keatas setinggi-
tingginya.
B. Manfaat
Manfaat kompres hangat menurut Fauziyah (2013) yaitu :
1. Melebarkan pembuluh darah dan memperbaiki peredaran dijaringan
tersebut.
2. Pada otot, panas memiliki efek menurunkan ketegangan
3. Meningkatkan sel darah putih secara total dan fenomena reaksi peradangan
serta adanya dilatasi pembuluh darah yang mengakibatkan peningkatan
sirkulasi darah serta peningkatan kapiler
C. Tujuan
Tujuan pemberian kompres hangat menurut Poltekkes Kemenkes Maluku
(2011) yaitu :
a. Menurunkan suhu tubuh
b. Memperlancar sirkulasi darah
c. Mengurangi rasa sakit atau mengurangi nyeri
d. Memperlancar pengeluaran getah radang/ cairan eksudat
e. Memberi rasa hangat dan nyaman
2) Tahap kerja
a) Cuci tangan
b) Jelaskan pada klien mengenai prosedur yang akan dilakukan
c) Memasukan air ke dalam botol atau masukan kain, lalu diperas
d) Tempatkan botol atau kain di daerah yang terasa nyeri
e) Angkat botol atau kain setelah 15 menit, dan lakukan kompres ulang jika
nyeri belum teratasi
f) Kaji perubahan yang terjadi selama kompres dilakukan
BAB III
KASUS
DATA SUBJEKTIF
A. Identitas/Biodata Remaja
Nama : Nn.N Nama Panggilan : Nikmatul
TTL : 06-03-2009 Umur : 13 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan Suku/Bangsa : Jawa
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Pelajar/Mahasiswa
Alamat : ………Kab. Lampung Timur
No telp : 0812xxxxx
2. Pola eliminasi
Pola BAB :Teratur
Pola BAK : 5 Kali/hari
3. Pola istirahat dan tidur
Istirahat siang : Tidak, Berapa Lama : - Jam
Tidur Malam : 7 Jam sehari
4. Pola personal hygiene
Mandi : 2x / hari
Sikat gigi : 3x / hari
Keramas : 3x / minggu
Ganti pembalut saat haid :2-3x / hari
Ganti pakaian dalam :2x / hari
5. Pola latihan dan aktivitas Sebutkan aktivitas di rumah yang rutin
dikerjakan setiap hari :
Apakah melakukan olahraga rutin ? Tidak
Sebutkan jenis olahraga yang dilakukan rutin ?
DATA OBJEKTIF
PEMERIKSAN FISIK
1. Kesadaran umum : Baik
2. Tanda-tanda Vital
Respirasi : 20x/menit
Suhu : 36,6°C
Nadi : 80x/menit
3. BB sekarang : 38 Kg
TB : 150Cm
Lila : 23.0 cm
IMT : 16,9
4. Muka Terlihat Pucat : Tidak
5. Conjungtiva Pucat : Tidak
6. Telapak Tangan terlihat Pucat : Tidak
7. Payudara (Bila ada Keluhan) : Tidak ada benjolan
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan Laboratorium : Tidak diperiksa
ANALISA DATA
Diagnosa kebidanan : Nn.N Umur 13 tahun dengan gangguan reproduksi
disminorea
Kebutuhan : Kompres hangat
Masalah : Nyeri perut bagian bawah
PLANNING
1. Beritahu pasien tentang hasil pemeriksaan bahwakondisi pasien
dalamkeadaanbaik
Respirasi : 20x/menit
Nadi : 80 x/menit
Suhu : 36,6°C
Evaluasi : Pasien sudahmengetahuihasilpemeriksaanbahwakondisi pasien
dalamkeadaanbaik
2. Menganjurkan pasien agar tetap menkonsumsi sayur-sayuran, buah-
buahan, ikan dan makanan bergizi lainnya serta menjaga pola makan
pasien.
Evaluasi : Pasien mengerti dan bersedia mengikuti anjuran
3. Menganjurkan dan mengingatkan kepada pasien untuk beristirahat cukup,
mengurangi dan menghindari stress, olahraga teratur, dan hidup sehat.
Evaluasi : Pasien mengerti dan bersedia
4. Anjurkan klien untuk melakukan kompres hangat dengan suhu air hangat
sekitar 40oC pada bagian bawah perut.
Evaluasi : pasien mengerti dan bersedia untuk melakukan kompres hangat
5. Memberitahu pasien untuk tidak meminum obat-obatan anti nyeri dan
lebih baik segera datang kepetugas kesehatan terdekat atau kembali kesini
apabila nyeri menstruasi dirasakannya lagi
Evaluasi : Pasien mengerti dan akan mengikuti anjuran dan saran yang
diberikan
CATATAN PERKEMBANGAN
A: Nn.NUmur 13
tahundengangangguanreproduksiDisminore
a
P:
- Menganjurkan kembali Nn.N untuk
istirahat yang cukup
- Menganjurkan untuk menjaga
kebersihan daerah genetalia dan
ganti pembalut jika terasa penuh
maupun basah.
- Menganjurkan untuk makan teratur
dan bergizi 4 sehat 5 sempurna
E:
- Nn.N bersedia untuk istirahat yang
cukup
- Nn.N bersedia untuk menjaga
kebersihan daerah genetalia dan
bersedia mengganti pembalut jika
terasa penuh maupun basah.
- Nn.N bersedia makan-makanan
bergizi dengan 4 sehat 5 sempurna
nasi, sayur, lauk, buah, dan susu.
- Dismenorea Nn.N sudah teratasi.
BAB IV
PEMBAHASAN
3.1 KESIMPULAN
Dismenorea merupakan nyeri saat haid, yang biasanya mengalami rasa
kram yang terpusat di abdomen bawah (Prawirohardjo, 2018, p.182). Nyeri
mesntruasi atau dismenorea (dysmenorrhoea), yakni nyeri menstruasi yang
mengharuskan wanita untuk istirahat atau berakibat pada menurunnya kinerja
serta berkurangnya aktivitas sehari-hari (bahkan, kadang bisa membuat
ngelimpruk tidak berdaya) nyeri pada daerah panggul akibat menstruasi dan
produksi zat prostaglandin (Proverawati & Misaroh, 2009, p.82-83).
Dismenorea primer dialami pada remaja bukan karena penyakit, semakin
dewasa wanita akan semakin berkurang rasa nyeri yang dirasakan, dan dapat
berkurang pada perempuan yang sudah melahirkan (Sinaga Ernawati, 2017,
p.59).Dismenorea primer merupakan nyeri haid tanpa ditemukan keadaan
patologi pada panggul (Prawirohardjo, 2018, p.182). Dismenorea primer terjadi
sesudah 12 bulan atau lebih pasca menarce, nyeri dapat disertai mual, muntah,
sakit kepala, dan diare (Judha Muhamad, 2012, p.48).
DAFTAR PUSTAKA
Nama Mahasiswa :S
Tempat Praktek : UPTD Puskesmas………..
Periode : 03-22 Januari 2022
REFERENSI :
Ouda, K., Latif, S., & Nabil, T. (2017). A study of the effect of heat application
on relieving dysmenorrheal pain among young females. African Journal of
Nursing and Midwifery, 5(6), 727-735.
LEMBAR BIMBINGAN
NAMA :S
NPM : 21390
LAHAN : UPTD Puskesmas ……….