Anda di halaman 1dari 15

Foco.

indonesia
Soal No.1

Seorang perempuan, umur 26 Tahun, G1P0A0, berada dalam proses persalinan di


TPMB. Hasil pemeriksaan, KU baik, TD 120/80 mmHg, P 20x/menit, N 80x/menit,
DJJ 148x/menit, his 3x/10’/40”, VT 8 cm, ketuban (-) pecah spontan warna putih
keruh, teraba kepala UUK depan, Hodge II serta teraba bagian berdenyut disamping
bagian terendah janin.

Apakah diagnosa yang tepat pada kasus tersebut …


a.Panggul sempit
b.Fetal distress
c.Tali pusat menumbung
d.Tali pusat terkemuka
e.Persalinan normal
Foco.indonesia
Pembahasan No.1

Kunci Jawaban :
C. Tali pusat menumbung

Pembahasan:
Tali pusat menumbung adalah suatu keadaan dimana tali pusat janin berada
disamping atau lebih rendah dari bagian terbawah janin yang dapat didiagnosa
jika ketuban sudah pecah. Keadaan ini dapat terjadi jika ibu panggul sempit,
malpresentasi, plasenta letak rendah dan polihidramnion.

Referensi :
Marmi. 2011 . Asuhan kebidanan Patologi . Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Foco.indonesia
Soal No.2

Seorang perempuan, umur 30 Tahun, P1A0, berada dalam proses persalinan kala IV di TPMB.
Hasil pemeriksaan,KU ibu baik, TD 100/60 mmHg, P 24x/menit, N 100x/menit, plasenta lahir
lengkap, kontraksi uterus kuat, TFU 2 jari bawah pusat, kandung kemih kosong, perdarahan
aktif, BB bayi 4000 gram, dalam keadaan baik dan terdapat laserasi pada mukosa vagina,
vulva bagian depan, kulit dan otot perineum, hingga spinter ani eksterna.

Tindakan apakah yang selanjutnya dilakukan bidan pada kasus tersebut …


a. Lakukan penjahitan
b.Pasang tampon
c. Pemberian uterus tonika
d.Persiapkan Rujukan
e. Masase uterus
Foco.indonesia
Pembahasan No.2

Kunci Jawaban :
D. Persiapkan Rujukan

Pembahasan :
Robekan derajat III, keadaan patologis menyebabkan perdarahan
post partum yang memerlukan penanganan khusus dokter
spesialis kandungan
Referensi :
Prawirohardjo, dkk. 2007. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka.
Foco.indonesia
Soal No.3

Seorang perempuan, umur 35 Tahun, PIVA0, post partum 2 jam yang lalu secara spontan di
TPMB. Hasil pemeriksaan ibu mengeluarkan darah 600 cc, mengeluh pusing, badan terlalu
lemah, jantung berdebar debar, keringat dingin, Hasil pemeriksaan, TD 90/60 mmHg, P
20x/menit, N 100, kontraksi uterus tidak ada dan teraba lembek

Apakah diagnosa potensial apabila tidak ditangani secara tepat pada kasus diatas …
a. Syock neurogenic
b.Syock hipovolemik
c. Syock septik
d.Syock anafilaktik
e. Syock kardiogenik
Foco.indonesia
Pembahasan No.3

Kunci Jawaban :
B. Syock Hipovolemik

Pembahasan:
Syok hipovolemik adalah ketidakmampuan jantung memasok darah yang cukup ke
tubuh akibat adanya kekurangan volume darah. Kekurangan darah ini umumnya
dipicu oleh pendarahan luar (akibat cedera atau luka benda tajam), dan pendarahan
dalam (akibat infeksi pada saluran pencernaan).
Penanganan yang tepat pada kasus syock adalah perbaiki keadaan umum
ibu dengan peamasanagan infus serta okseigan

Referensi :
Ilmu kebidanan. Edisi ke-4. Jakarta: Bina Pustaka. Sarwono Prawirohardjo; 2008.
Foco.indonesia
Soal No.4

Seorang perempuan, umur 35 Tahun, G4P3A0, hamil 34 Minggu,datang ke TPMB


diantar oleh suami, dengan keluhan keluar bercak darah dari jalan lahir tidak
disertai dengan rasa nyeri, ibu merasa khawatir akan kandungannya. Hasil
pemeriksaan,KU ibu baik TD 110/80 mmHg, P 20x/menit, N 84x/menit,

Bagaimanakah sikap bidan pada kasus diatas …


a.Pemeriksaan laboratorium
b.Vaginal Toucher
c.Pemeriksaan inspekulo
d.Rectum taucher
e.Rujuk
Foco.indonesia
Pembahasan No.4

Kunci Jawaban :
E. Rujuk

Pembahasan:
Pada kasus diatas didiagnosa plasenta previa, dimana plasenta
berimplantasi disegmen bawah Rahim, tanpa ada rasanya nyeri pada
kehamilan trimester akhir. Faktor resiko ibu hamil usia >35 tahun,
multigravida, Riwayat abortus

Referensi :
Chalik, T.M.A. (2008). Ilmu Kebidanan Patologi dan Fisiologi Persalinan. Jakarta : EGC.
Foco.indonesia
Soal No.5

Seorang perempuan, umur 35 Tahun, G1P0A0, hamil 9 Minggu, datang ke TPMB


mengeluh kenceng kenceng dan teratur disertai pengeluaran darah lendir dan
penglihatan kabur dan nyeri ulu hati. Hasil pemeriksaaan : odema pada kaki dan
mata, TD 160/110 mmhg, VT 2 cm, ketuban utuh, kepala hodge II+

Apakah pemeriksaan fisik yang dilakukan untuk menunjang pemberian terapi


pada kasus tersebut …
a.Foto thorax
b.USG
c.Protein Urine
d.Reflek Patela
e.Fungsi ginjal
Foco.indonesia
Pembahasan No.5

Jawaban :
A. Reflek patella

Pembahasan :
pada kasus preeklampsi-eklapmsi diberikan MgSO4 yang dengan syarat : reflek
patella (+), pernafasan 16-20x/mnt, urine 0,5 ml/kgbb/jam serta tersedia antidotum
(magnesium sulfat)

Referensi :
Wiknjasatro H, Ilmu kebidanan, 2009, edisi ketiga
Foco.indonesia
Soal No.6

Disebuah desa, ada seseorang bidan yang sudah membuka praktik. Suatu hari
datang seorang klien dengan usia kehamilan 38 Minggu dengan keluhan perutnya
terasa kencang sejak 5 jam lalu. Setelah dilakukan VT. Di dapat kan sudah
pembukaan 3 cm dan letak janin dalam keadaan letak sungsang. Oleh karena itu
bidan menyarankan untuk agar dirujuk ke Rs untuk dilakukan SC .

Tindakan bidan tersebut sesuai dengan…


a. Ketentuan IBI
b. Kode etik kebidanan dan kewajiban bidan
c. Peraturan UU
d. Kewajiban bidan
e. Hak bidan
Foco.indonesia
Pembahasan No.6

Jawaban :
B. Kode etik bidan dan kewajiban bidan

Pembahasan :
Setiap bidan berhak memberikan pertolongan dan mempunyai
kewenangan dalam mengambil keputusan dalam tugasnya termasuk
keputusan mengadakan konsultasi atau rujukan.

Referensi :
PP IBI. 2004. Etika dan Kode Etik Kebidanan. Jakarta: Pengurus Pusat Ikatan Bidan
Indonesia.
Foco.indonesia
Soal No.7

Seorang perempuan umur 38 tahun, melahirkan secara spontan pervaginam di


rumah sakit, bayi yang dilahirkan kembar, merintih lemah, ektermitas kebiruan
dengan BB 2000 gr dan 1500 gram. Bidan akan melakukan tindakan membersihkan
jalan nafas, tetapi pihak keluarga menolak, kemudian bidan tersebut tetap
melakukan membersihkan jalan nafas

Apakah jenis pengambilan keputusan bidan tersebut….


a. Teologi
b. Eudemonisme
c. Hedonisme
d. Deontologi
e. Utilitarisme
Foco.indonesia
Pembahasan No.7

Jawaban : D. Deontologi
Pembahasan
1. Teori Utilitarisme: Ketika keputusan diambil, memaksimalkan kesenangan, meminimalkan
ketidaksenangan.
2. Teori Deontology : Menurut Immanuel Kant: sesuatu dikatakan baik bila bertindak baik.
3. Teori Hedonisme: Menurut Aristippos , sesuai kodratnya, setiap manusia mencari
kesenangan dan menghindari ketidaksenangan.
4. Teori Eudemonisme: Menurut Filsuf Yunani Aristoteles, bahwa dalam setiap kegiatannya
manusia mengejar suatu tujuan, ingin mencapai sesuatu yang baik bagi kita.

Referensi :
Karlina Novi, dkk. 2015. “Etikolegal Dalam Praktik Kebidanan “. In Media. Bogor
Foco.indonesia

“Sebuah sungai membelah batu, bukan karena kekuatannya


tetapi karena kegigihannya.“

Anda mungkin juga menyukai