Anda di halaman 1dari 2

Komparabilitas

Komprabilitas dibutuhkan terutama pada waktu analisis akan membandingkan


minimal dua buah laporan keuangan. Komprabilitas berangkat dari beberapa kondisi:

 Analisis laporan keuangan sering kali dilakukan antarwaktu


 Analisis laporan keuangan sering kali dilakukan antar-perusahaan
 Perbandingan beberapa perusahaan dalam satu kelompok industri akan lebih fair
apabila laporan keuangan disusun dengan metode yang sama.

Manajemen kadang-kadang dihadapkan pada pilihan metode pencatatan yang


berbeda. Contohnya adalah metode penentuan nilai persediaan. Perusahaan dapat memilih
satu di antara tiga metode secara umum yang tersedia, yaitu:

 FIFO (first in first out)


 LIFO (last in first out)
 Rata-rata

Contohnya di usaha manufaktur, perusahaan A memilih FIFO dan perusahaan B


memilih metode LIFO. Pada waktu perputaran persediaan dua perusahaan tersebut
diperbandingkan, kualitas data persediaanya sebenarnya tidak sama. Perbandingan data
persediaan, tidak dapat dilakukan begitu saja. Ingat bahwa kedua perusahaan menggunakan
metode yang berbeda. Komprabilitas tidak terjadi.

Analisis bisa terpaksa menutup mata terhadap perbedaan tersebut apabila porsi
persediaan tidak dominan di industry tersebut. Bisa juga terjadi, memang tidak tersedia data
untuk melakukan konversi dengan mudah. Di Amerika, tersedia data tentang LIFO reserve
untuk mengubah data persediaan LIFO menjadi FIFO. Di Indonesia hal seperti ini tidak
ditemui. Sebagai catatan, dengan berlakunya IFRS di Indonesia, pilihan atas metode LIFO
menjadi hilang.

Analisis bisa saja mengabaikan masalah komprabilitas. Hal tersebut karena beberapa alasan,
antara lain:

 Data untuk melakukan konversi tidak tersedia


 Nilai pos yang terpengaruhi tidak terlalu besar
 Analisis memang tidak peduli terhadap hal tersebut

Estimasi

Pada beberapa kejadian manajemen turut memengaruhi beberapa kondisi pos


keuangan. Beberapa contoh yang bisa diambil, antara lain:

 Penentuan umur aset akan memengaruhi besarnya biaya penyusutan


 Penentuan cadangan piutang ragu-ragu akan menentukan nilai piutang di neraca dan
biaya di laba-rugi

Pada beberapa kondisi, hal tersebut dapat diatasi, misalnya perhitungan EBITDA
(earning before interest, tax, depreciation and amortization). Dengan perhitungan EBITDA
(penyusutan ditambahkan terhadap EBIT), pembaca laporan keuangan dapat memperoleh
angka arus kas, yaitu EBITDA, yang tidak terpengaruh dengan umur aset. Pembaca dapat
membacanya di bagian arus kas. Sementara itu menyangkut estimasi cadangan piutang ragu-
ragu, terpaksa analisis menerimanya. Analisis bisa saja meragukan besarnya pencadangan
yang dilakukan oleh manajemen. Akan tetapi, keraguan tersebut harus berdasar pada
argumentasi bahwa analisis mengetahui dengan baik kondisi perusahaan dengan industrinya.
Kalau analisis tidak mengetahuinya, judgement yang dibuat oleh analisis sendiri juga
meragukan.

Anda mungkin juga menyukai