Anda di halaman 1dari 3

D.

KONTINJENSI DAN KOMITMEN


Kontijensi
Kontijensi (contigencies) merupakan keuntungan dan kerugian potensial yang penyelesaian
bergantungan pada satu atau lebih peristiwa di masa depan. Kerugian kontinjensi yang
disebut kewajiban kontojensi/bersyarat (contigent liability) merupakan klaim potensial atas
sumber daya perusahaan. Kerugian ini harus memenuhi dua kondisi yaitu:
1 Besar kemungkinan bahwa aset akan turun nilainya atau kewajiban akan timbul.
2. Jumlah kerugian harus sapat diestimasikan dengan memadai.
 Analisis Kewajiban Kontinjen
Kewajiban kontinjen yang dilaporkan seperti garansi jasa dan jaminan merupakan estimasi.
Keakuratan analisis kita atas kewajiban bergantung pada keakuratan estimasi tersebut. Kita
juga harus menganalisis pengungkapan atas seluruh kerugian (keuntungan) kontinjensi.
Analisis kita harus mengakui bahwa perusahaan terkadang kurang nengestimasi atau tidak
mengakui kewajiban tersebut.

Komitmen
Komitmen (commitments) merupakan klaim potensial atas sumber daya perusahaan
berdasarkan kinerja dimasa depan sesuai kontrak. Komitmen tidak diakui dalam laporan
keuangan karena peristiwa seperti penandatanganan kontrak atau penerbitan pesanan
pembelian bukan merupakan transaksi yang lengkap. Semua komitmen memerlukan
pengungkapan faktor-faktor penting atas kewajiban komitmen, termasuk jumlah, kondisi dan
waktu.

E. PENDANAAN DI LUAR NERACA


Pendanaan di luar neraca (off-balance-sheet financing) adalah tidak tercatatnya kewajiban
pendanaan tertentu. Pendanaan di luar neraca diterapkan untuk lebih mencerminkan
kewajiban, diciptakan transaksi baru yang inovatif untuk menggantikannya.
 Contoh Pendanaan Di Luar Neraca
Purchase agreements dan through-put agreement di mana perusahaan sepakat untuk membeli
barang sejumlah tertentu melalui fasilitas pemrosesan, atau take-or-pay arrangement di mana
perusahaan memberikan jaminan untuk membayar sejumlah tertentu barang, diperlukan atau
tidak. Variasi dari rancangan ini melibatkan penciptaan entitas terpisah dan kemudian
menyediakan pendanaan tidak lebih dari 50% kepemilikan. Perusahaan menempatkan
transaksi ini sebagai investasi dalam ekuitas dan tidak mengonsolidasikannya dalam laporan
keuangan perusahaan.
 Entitas Bertujuan Khusus
Entitas bertujuan khusus atau EBK (special purpose entities–SPE), yang sekarang menjadi
tidak terkenal setelah bangkrutnya Enron, telah menjadi mekanisme pendanaan yang sah
selama lebih dari dua dekade dan menjadi bagian tak terpisahkan dari keuangan saat ini.
Konsep SPE adalah:
1. SPE dibentuk oleh perusahaan sponsor dan kapitalisasi dengan investasi ekuitas, beberapa
diantaranya harus berasal dari pihak ketiga yang independen.
2. SPE meningkatkan investasi ekuitas ini dengan meminjam dari pasar kredit dan membeli
aset dari atau untuk perusahaan sponsor.
3. Arus kas dari aset digunakan untuk memabayar uatang dan menyediakan oenegembalian
bagi investor ekuitas.

Sebuah SPE sepakat untuk mendanai dan membangun kantor tersebut dan menyewakannya
kepada perusahaan melalui operating lease, disebut synthetic lease.
Terdapat dua alasan untuk kepopuleran SPE:
1. SPE dapat menyediakan alternatif pendanaan berbiaya rendah daripada meminjam
langsung dari pasar kredit.
2. Dalam GAAP sekarang, selama SPE distrukturkan dengan benar, SPE diperlakukan
sebagai entitas terpisah, tidak dikonsolidasikan dengan perusahaan sponsor.

FASB kini mengklasifikasikan jenis perusahaan ini sebagai perusahaan dengan berbagai
kepentingan (variable interest entitie–VIE) jika total ekuitas yang dipertaruhkan tidak mampu
membiayai operasinya atau jika VIE kurang salah satu dari kondisi berikut:
1. Kemampuan mengambil keputusan
2. Kewajiban untuk menyerap kerugian
3. Hak untuk menerima tingkat pengembalian.

Kasus capital one. Capital One menggunakan SPE untuk membeli sebagian portofolio
pinjaman konsumennya. SPE selanjutnya mendanai pembelian tersebut dengan menerbitkan
obligasi yang dijamin dengan piutang bersangkutan. Capital one merupakan contoh
perusahaan yang menggunakan SPE untuk tujuan keuangan yang sah dan pengungkapan
penuh.
Kasus eBay, Inc. eBay membangun fasilitas kantor yang entitasnya terpisah yaitu eBay Realty
Trust yang menyewakannya kepada eBay. Struktur transaksi (disebut synthetic lease) ini
unik, di mana eBay mengakuinya sebagai operating lease untuk tujuan pelaporan keuangan,
tetapi menjadi pemilik properti untuk tujuan pajak federal, sehingga bunga sewa dan
penyusutan properti dapat dikurangi. Synthetic lease ini menjadi populer karena
kemungkinan pendanaan di luar neraca dan pada saat yang sama mendapatkan manfaat pajak
atas kepemilikan properti.

Kasus Dell. Dell menyediakan pendanaan untuk membeli komputer dalam bentuk pinjaman
sewa (lease)–Dell Financial Services/DFS dengan CIT, sebuah perusahaan keuangan
konsumen, dengan cara menyediakan pendanaan dan membagi profitnya dengan Dell.sebagai
akibat dari perjanjian joint venture meskipun memiliki 70% kepentingan ekonomi dan
konsekuensinya, Dell tidak membuat laporan keuangan konsolidasi. Entitas ini kemudian
dinilai merupakan VIE di bawah aturan FIN 46, sehingga Dell harus mengonsolidasi DFS ke
dalam laporan keuangan.

Kasus Enron. Enron menunjukkan penyalahgunaan SPE. Menurut CFO Enron, pertumbuhan
perusahaan yang tinggi tidak dapat dipertahankan melalui penerbitan saham biasa karena
dilusi jangka pendek dan juga karena perusahaan tidak dapat meningkatkan financial
leverage melalui perbitan utan karena hal tersebut dapat merugikan peringkat utang
perusahaan. Sebagai hasilnya, perusahaan berusaha menuupi utang dalam jumlah besar dan
melaporkan laba yang jauh lebih tinggi dari seharusnya melaluia penggunaan SPE.

Anda mungkin juga menyukai