Anda di halaman 1dari 3

Analisis akuntansi yaitu proses evaluasi sejauh mana akuntansi perusahaan

mencerminkan realitas ekonomi, dilakukan dengan mempelajari transaksi dan peristiwa


perusahaan, menilai dampak kebijakan akuntansi terhadap laporan keuangan,
menyesuaikan laporan tersebut agar lebih mencerminkan keadaan ekonomi yang
mendasarinya dan membuatnya lebih sesuai untuk kepentingan analisis.
Analisis akuntansi merupakan proses yang digunakan analis untuk mengidentifikasi
dan menilai distorsi akuntansi dalam laporan keuangan perusahaan. Analisis akuntansi
merupakan persyaratan penting bagi analisis laporan keuangan yang efektif. Hal ini
disebabkan kesimpulan yang akan dibuat tergantung pada kualitas informasi akuntansi yang
digunakan sebagai bahan analisis.
Walaupun prinsip akuntansi diatur dengan Standar Akuntansi Keuangan,
kompleksitas transaksi dan peristiwa bisnis tidak memungkinkan penerapan aturan
akuntansi yang seragam untuk seluruh perusahaan sepanjang waktu. Terlebih lagi,
sebagian besar standar akuntansi muncul sebagai bagian dari proses politik untuk
memenuhi kepentingan berbagai pihak yang seringkali memiliki benturan kepentingan.
Pihak-pihak ini meliputi pengguna laporan seperti investor, kreditur, dan analis;
pembuat laporan seperti perusahaan, persekutuan dan perusahaan perserorangan;
pembuat kebijakan seperti Securities and Exchange Commissions (SEC) dan Financial
Accounting Standard Board (FASB); dan pihak-pihak lainnya seperti auditor, penasihat
hukum, dan pendidik.
Dengan demikian, standar akuntansi seringkali tidak dapat memenuhi kepentingan
satu pihak tertentu. Faktor lain yang berpotensi mengurangi keandalan laporan keuangan
adalah kesalahan estimasi akuntansi karena informasi yang tidak lengkap atau tidak tepat.
Kebutuhan akan analisis akuntansi disebabkan dua alasan penting. Pertama,
akuntansi akrual memperbaiki akuntansi kas dengan mencerminkan aktivitas usaha pada
waktu yang lebih tepat. Namun akuntansi akrual menyebabkan distorsi akuntansi yang perlu
diidentifikasi dan disesuaikan sehingga informasi akuntansi dapat mencerminkan aktivitas
usaha dengan lebih baik. Kedua, laporan keuangan dibuat untuk berbagai jenis pemakai
dan kebutuhan informasi. Hal ini berarti informasi akuntansi biasanya membutuhkan
penyesuaian untuk memenuhi tujuan analisis dari pemakai tertentu.

MASALAH PERBANDINGAN DAN DISTORSI AKUNTANSI

Keterbatasan informasi akuntansi mempengaruhi kegunaan laporan keuangan dan


menimbulkan setidaknya dua masalah dalam analisis. Pertama, ketidakseragaman
akuntansi menyebabkan masalah perbandingan (comparability problem). Masalah ini
muncul jika perusahaan yang berbeda menerapkan akuntansi yang berbeda untuk transaksi
atau peristiwa yang sama. Masalah ini juga muncul jika perusahaan mengubah
akuntansinya, yang berakibat pada timbulnya kesulitan perbandingan. Kedua, pilihan dan
ketidaktepatan dalam akuntansi dapat mendistorsi informasi laporan keuangan.
Distorsi akuntansi (accounting distortion) merupakan penyimpangan informasi
akuntansi dari ekonomi yang mendasarinya. Sumber distorsi akuntasi muncul dalam empat
bentuk:
1. Accounting Standards
a. Proses penyusunan standar dipengaruhi oleh unsur polik (tarik menarik
kepentingan)
b. Asumsi dalam prinsip akuntansi
c. Konservatism
2. Estimation Errors – estimasi harus dilakukan dalam akuntansi berbasis akrual,
padahal estimasi sangat subyektif
3. Reliability vs Relevance – penekanan pada satu aspek dapat mengorbankan aspek
yang lain.
4. Earnings Management – window dressing laporan keuangan untuk tujuan khusus
perusahaan atau manajemen.

Empat jenis sumber distorsi akuntansi ini menciptakan risiko akuntansi dalam
analisis laporan keuangan yaitu ketidakpastian dalam analisis laporan keuangan karena
distorsi akuntansi. Sasaran utama analisis akuntansi adalah mengevaluasi dan mengurangi
risiko akuntansi serta meningkatkan muatan ekonomis laporan keuangan, termasuk
komparabilitasnya. Untuk mencapai sasaran ini diperlukan penyajian ulang dan
pengklasifikasian ulang laporan keuangan untuk meningkatkan muatan ekonomi dan
komparabilitasnya.
Analisis akuntansi meliputi evaluasi Quality of Earnings (QOE) perusahaan atau
secara lebih luas kualitas akuntansinya. Evaluasi Quality of Earnings (QOE) memerlukan
analisis faktor-faktor seperti bisnis perusahaan, kebijakan akuntansinya, kuantitas dan
kualitas informasi yang diungkapkan, kinerja dan reputasi manajemen, serta kesempatan
dan insentif untuk melakukan earnings management. Analisis akuntansi juga mencakup
evaluasi atas daya tahan laba (earnings persistence) yang kadang kala disebut sustainable
earning power.
Analisis akuntansi paling sering tidak dipahami, tidak dihargai, dan tidak
diaplikasikan secara efektif dalam analisis bisnis. Sebagian alasannya mungkin karena
analisis akuntansi memerlukan pengetahuan akuntansi. Analis yang tidak memiliki
pengetahuan akuntansi memiliki tren untuk mengabaikan analisis akuntansi dan mengambil
laporan keuangan apa adanya. Tindakan ini mengandung bahaya karena analisis akuntansi
krusial untuk analisis bisnis yang sukses.

Anda mungkin juga menyukai