(Langkah 6) - RCA - DR - Rita - 2023
(Langkah 6) - RCA - DR - Rita - 2023
1
Rita Sekarsari No Pekerjaan
No Pendidikan 1 Ketua Sub Komite Peningkatan Mutu
1 AKPER DEPKES RI 1985 RSJPDHK 2016 – Saat ini
2 S1 PSIK UI 1993 2 Anggota IRB RSJHK 2001 – saat ini
3 S2 Monas Uni Melbourne 2001 3 Koordinator Program Diklat RSJPDHK
4 Pengakuan Ns Sp KV 2011 2012 - 2016
5 S3 FIK UI 2013, Doktor Keperawatan 4 Ketua Komite Keperawatan RSJPDHK
6 Fellow ISQua, 2020 2001 - 2007 - 2012
7 S2 Magister Hukum/Bid Kesehatan, UNPAS 2021 5 Manajer Instalasi Rawat Inap 2001- 2007
No Organisasi 6 Ka Ru ICU RSJPDHK 1993 - 2001
1 Ketua Bidang Pelayanan PP PPNI 2000 - 2010
7 Supervisor Keperawatan RSJPDHK
2 Ketua II PP PPNI 2010 - 2015 1993 - 2009
3 President INKAVIN 2006 - 2011 - 2016
8 Koordinator DIKLAT POST BASIC
4 Ketua Kolegium Keperawatan Spesialis Kardiovaskular 2010 - 1993 - 2001
2015 - 2020
5 Pengurus MTKI 2011 - 2016 -
9 Ka Prodi Keperawatan UMT 2002 - 2017
6 Pengurus ARSPI 2011 - 2013 - 2015 10 Dekan FIKes UMT 2016 sd 2022 ( Feb )
7 Pengurus PERSI 2015 – Saat ini ( Divisi IKPRS)
8 Surveior/Pembimbing/ Konsilor KARS 2010- saat ini Kontak :
Tim Fungsional KARS 2017 – saat ini
9 Penguji Pusat Jabatan Fungsional Perawat 2017- Saat ini
ritaakbar@yahoo.com
10 Pengurus LDP PERSI 2021 – Saat ini Ph: 08151626004 2
Objektif
• Dasar Pemikiran dan Regulasi
• RCA : Penyebab, Faktor-Faktor,
Model, Tipe
• Langkah Langkah RCA
3
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 11 Tahun 2017 Tentang Keselamatan Pasien
Pasal 18
• Setiap Insiden harus dilaporkan secara internal kepada tim Keselamatan Pasien
dalam waktu paling lambat 2x24 (dua kali dua puluh empat) jam dengan
menggunakan format laporan sebagaimana tercantum pada Formulir 1.
• Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diverifikasi oleh tim
keselamatan pasien untuk memastikan kebenaran adanya Insiden.
• Setelah melakukan verifikasi laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (2),
tim keselamatan pasien melakukan investigasi dalam bentuk wawancara dan
pemeriksaan dokumen. (4) Berdasarkan hasil investigasi sebagaimana
dimaksud pada ayat (3), tim keselamatan pasien menentukan derajat insiden
(grading) dan melakukan Root Cause Analysis (RCA) dengan metode baku
untuk menemukan akar masalah. 4
KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR
HK.01.07/MENKES/1128/2022 TENTANG STANDAR AKREDITASI RUMAH SAKIT
the most common solution types were training (20%), process change (19.6%) and policy
reinforcement (15.2%). We found that multiple event types were repeated in the study period,
despite repeated RCAs.
This study found that the most commonly proposed solutions were weaker actions, which were
less likely to decrease event recurrence. These findings support recent attempts to improve the
RCA process and to develop guidance for the creation of effective and sustainable solutions to be
used by RCA teams.
9
Our current approach to root cause analysis: is it
contributing to our failure to improve patient safety?
Diskusi:
Tujuan RCA ada dua:
Pertama, proses menentukan faktor-faktor yang berkontribusi, dengan fokus pada bahaya laten dalam
sistem, yang berkontribusi terhadap terjadinya peristiwa tersebut.
Kedua adalah mengembangkan solusi atau usulan perubahan yang begitu diterapkan, akan menghilangkan
atau mengurangi bahaya dan oleh karena itu mengurangi kemungkinan kejadian serupa dapat terjadi di
masa depan.
RCA dalam asuhan kesehatan sering berfokus pada upaya untuk memperbaiki individu daripada perbaikan
sistem, sementara keselamatan di bidang teknik menunjukkan kepada kita bahwa intervensi tingkat sistem
lebih efektif
Pendidikan atau perubahan kebijakan, secara inheren lebih lemah daripada yang melibatkan desain ulang
produk atau proses
Perubahan berbasis sistem terbukti paling efektif dalam mengurangi insiden keselamatan di industri lain;
Namun, ini belum menjadi standar praktik dalam keselamatan pasien dalam asuhan kesehatan.
10
What Is Root Cause Analysis?
Root Cause Analysis
The Joint Commission designates events as sentinel because they require an immediate
investigation and response. RCA is a powerful tool used to improve systems, mitigate
harm, and prevent recurrence of adverse events without directing individual blame
Root Cause Analysis (RCA) adalah proses yang didefinisikan untuk mengeksplorasi semua
faktor yang mungkin terkait dengan suatu insiden dengan menanyakan apa yang terjadi,
mengapa itu terjadi dan apa yang dapat dilakukan untuk mencegahnya supaya tidak
terjadi lagi.
Root Cause Analysis (RCA) is a method or methodology that is used to investigate an incident in
order to assist in the identification of health system failures that may not be immediately apparent
at initial review.
Root Cause Analysis (RCA) adalah metode atau metodologi yang digunakan untuk menyelidiki
suatu insiden untuk membantu dalam identifikasi kegagalan sistem kesehatan yang mungkin tidak
segera terlihat pada review awal. (Government of South Australia, 2020 ) 11
• The RCA is a process for identifying the basic causal factor(s) underlying system failures and is a widely
understood methodology used in many industries.
• RCA adalah proses untuk mengidentifikasi faktor penyebab dasar yang mendasari kegagalan
sistem dan merupakan metodologi yang dipahami secara luas yang digunakan di banyak industri.
• RCAs are required for any sentinel event, serious safety event, or for any patient safety event that poses a
substantial, direct, and high probability that a serious safety event would have occurred but did not occur
due to intervention or chance.
• RCA diperlukan untuk setiap kejadian sentinel, kejadian keselamatan serius, atau kejadian
keselamatan pasien yang menimbulkan kemungkinan besar, langsung, dan tinggi bahwa kejadian
keselamatan serius akan terjadi tetapi tidak terjadi karena intervensi atau kebetulan.
• An RCA is interdisciplinary in nature, identifies system vulnerabilities of risks and their potential
contributions to the adverse event or close call, and identifies changes that can be made in systems to
improve performance and reduce the risk of event recurrence
• RCA bersifat interdisipliner, mengidentifikasi kerentanan sistem dari risiko dan potensi
kontribusinya terhadap kejadian tidak diinginkan atau close call, dan mengidentifikasi perubahan
yang dapat dilakukan dalam sistem untuk meningkatkan kinerja dan mengurangi risiko terulangnya
kejadian.
Guide to Performing a Root Cause Analysis (Revision 02/05/2021)
Published by VHA National Center for Patient Safety (NCPS) 12
Dengan demikian .......
• RCA fokus pada problem solving dalam sistem
bukan pada individu
• RCA di disain untuk menjawab 3 pertanyaan
✓ Apa yang terjadi ?
✓ Mengapa hal itu terjadi ?
✓ Apa yang dapat dilakukan untuk mencegah
hal tersebut terulang lagi ?
13
INSIDEN ? Blunt End
Resources and
Constrains
stress
assumptions
forgetfulness
fatiques
distraction
haste
Sharp End
Patient
14
Factors Contributing to Patient Safety Incidents
17
18
19
ORGANISATIONAL INCIDENT MODEL
20
Mencari Penyebab Dalam Sistem
MANUSIA
Penyebab dapat dijumpai pada
“interfaces “ antara:
• Manusua
• Prosedur
• Peralatan
PROSEDUR PERALATAN
The Err is Human “Building Safer Health System”
IOM 2000 tidak dapat diterima bagi pasien untuk
dirugikan oleh sistem pelayanan kesehatan yang
seharusnya menawarkan penyembuhan dan
kenyamanan-sistem yang menjanjikan, "Pertama,
Jangan Membahayakan.“
21
Based on the model proposed by Rasmussen there
are three main types of human error:
2. Slip error: forgetfulness or 3. Mistake: you do the
• Lapse error: memory lapse involuntary wrong things
mistake
✓ It is a run-time error caused ✓ The error is not committed during the
by an oversight practical execution of the action plan, in
✓ It is a runtime error that concerns
✓ The action has a result fact the actions are carried out as
the level of skill
different from the one planned, but there are other problems
✓ The actions are executed in a that lead to error.
expected due to the memory different way than planned, the
✓ The error is not directly ✓ The actions have been carried out
person should know how to successfully, but all the plan prepared
observable perform the task but it doesn’t and by the person is wrong.
✓ The action plan designed by executes it incorrectly. ✓ For this type of error we can have:
the person is correct but one ✓ The error is directly observable. rule-based mistakes: errors due to the
or more of the actions In this case, the action plan choice of the wrong rule due to an
scheduled are skipped and designed by the person is correct erroneous perception of the situation,
have not been performed. but one or more of the actions or omissions in the application of a rule;
envisaged were conducted knowledge-based mistakes: mistakes
We can add a fourth type of error to incorrectly. due to lack of knowledge or incorrect
these three types: the violation. application. 22
Rasmussen Model : Skill, Rules, Knowledge ( SRK)
1. Tingkat pertama Kinerja 2. Tingkat kedua adalah Kinerja 3. Tingkat ketiga adalah Kinerja
berdasarkan Pengetahuan berdasarkan Aturan. berbasis Ketrampilan
• Kesalahan umumnya dilakukan oleh • Mempelajari aturan umum (SPO • Ketika sudah lebih ahli dalam
orang yang baru dalam tugasnya. / uraian tugas), kapan harus tugas, maka pekerjaan dapat
• Mereka harus berpikir apa yang akan melakukannya dan bagaimana dilakukan secara otomatis
dilakukan dan mengapa. cara beralih tugas, karena sudah karena telah melakukannya
• Secara sadar, begitu banyak pikiran melewati pelatihan. berkali- kali, mis. Perawat dalam
yang masuk saat melakukan tugas, • Bagaimana melakukan melakukan infus, dokter ahli
(dibutuhkan konsentrasi). Tingkat ini pekerjaan sesuai aturan, bedah yang telah melakukan
tidak dapat melakukan 2 hal diperlukan beberapa pemikiran operasi berkali-kali,
sekaligus. sadar, tetapi perlahan-lahan • Begitu juga saat harus
• Kesalahan pada tingkat ini sangat akan menjadi lebih ahli. melakukan beberapa tugas
besar • Kesalahan masih mungkin sekaligus, mis. Memberikan obat
• Penyelesaian paling baik : lebih terjadi pada tingkat ini, tetapi sambil berbicara dengan pasien.
banyak Pelatihan, Pengawasan dan cenderung dapat diselesaikan • Kesalahan yang dibuat pada level
Pengalaman (best solved with more adanya Pathway / Algoritme / ini berhubungan dengan slips
training, supervision and experience) Alur / Protokol, dll dan lapses 23
24
sengaja sakit adakah SOP peer group
25
*Deliberate Harm Test *Incapacity Test *Foresight Test
• Test ini membantu • Jika insiden tidak disengaja, • Jika tidak ada kesengajaan dan
mengidentifikasi apakah maka Test ini membantu ketidakmampuan, maka test ini
insiden tersebut disengaja mengidentifikasi bagaimana menilai apakah staf telah melakukan
atau tidak. tingkat kesehatan staf pada saat tindakan sesuai protokol / SOP.
• Pada umumnya kegiatan terjadinya insiden.
• Sebagian besar insiden yang terjadi
yang dilakukan staf sudah • Apakah staf sadar akan kondisi
sesuai dengan apa yang kesehatannya, dikarenakan penyimpangan protokol
diinginkan tetapi • Apakah staf sadar akan dampak / SOP.
outcomenya berbeda. dari kondisi kesehatannya. • Test ini merupakan tantangan bagi
pengambil keputusan untuk menilai
*Substitution Test atau mengambil kesimpulan sesuai
• Jika protokol / SOP tidak ada atau terbukti tidak efektif, maka fakta yang ada.
uji ini membantu menilai bagaimana peer menghadapi situasi • Test ini memberikan pertanyaan bagi
tersebut. James Reason: ”Jika seseorang berada diposisi yang
manajer untuk mempertimbangkan
sama pada saat insiden tersebut, maka tanyakan apakah
apakah insiden timbul karena:
mereka juga melakukan/berperilaku sama”.
*Tidak adanya protokol / SOP ?
• Uji ini juga memberikan gambaran kurangnya pelatihan,
*SOP sudah out of date ?
pengalaman atau supervisi dan membantu menilai apakah
*SOP tidak dijalankan sesuai petunjuk ?
individu / staf dilengkapi dengan peralatan yang tepat untuk
menghadapi situasi. *SOP diabaikan ? 26
27
Bands Risiko
Bands Risiko adalah derajat risiko menentukan Investigasi
yang akan dilakukan
Investasi Sederhana
7 hari – 2 minggu
Investasi Lengkap
(RCA)
45 hari
28
ANALISIS MATRIKS GRADING RISIKO
Penilaian matriks risiko adalah suatu metode analisa
kualitatif untuk menentukan derajat risiko suatu insiden
berdasarkan Dampak dan Probalitasnya.
a. Dampak (Consequences) Penilaian dampak / akibat
suatu insiden adalah seberapa berat akibat yang dialami
pasien mulai dari tidak ada cedera sampai meninggal
( tabel 1).
34
18 Maret pk 17.00
Hsl review
dokumen • Pasien dirawat sebagai pasien elektif untuk tindakan operasi revisi total lutut kanan.
Pasien masuk terlalu sore untuk diperiksa oleh dokter konsultan bedah dalam rondenya,
(biasanya ronde selesai pada pk 16.30).
• SOP ruang OK menyatakan bahwa “dokter bedah harus melihat dan memeriksa semua
pasien dan dokumen terkait sebelum melakukan operasi, termasuk memberi tanda (mark
site) pada lokasi yang akan dibedah. Dia dapat mendelegasikannya kepada asistennya”.
• Pedoman tersebut tidak merinci kapan pemeriksaan tsb harus dilakukan. Dokter Bedah
mengatakan bahwa kebiasaannya menemui pasien prabedah adalah di ruangan saat ia
ronde sehari sebelum operasi. Ia juga biasanya mengecek sendiri lokasi yang akan
dibedah, tetapi pada kasus ini pasien masuk RS terlalu sore. Dokter bedah mengatakan
bahwa ketidaktersediaan tempat tidur sering mengakibatkan pasien masuk RS terlalu
sore, sehingga mengakibatkan pasien kadang-kadang tidak ditemuinya pra-bedah. Dokter
Interview bedah memang melakukan ronde tidak pada waktu yang sama setiap harinya.
Arjaty/IMRK/RCA2019
PENYEBAB INSIDEN
1. Immediate Cause / Proximate cause (Penyebab Langsung)
• The first “why” is to identify the proximate causes of the event.
They involve factors lying closest to the origin of an event .
• The event (s) that occurred,including any condition (s) that existed
immediatly before the undesired outcome, directly resulted in its
occurrence and, if eliminated or modified, would have prevented the
undesired outcome. Also known as the direct cause (s)
• Examples of undesired outcomes : failure, anomaly, schedule delay, broken
equipment, product defect, problem, close call, mishap, etc
2. Underlying Cause --→Root Cause (Akar Masalah)
One of multiple factors (events, conditions or organizational factors) that
contributed to or created the proximate cause and subsequent undesired
outcome and, if eliminated, or modified would have prevented the
undesired outcome. Typically multiple root cause contribute to an undesired
outcome.
TYPE OF CAUSE
Immediate / Proximate / Direct Cause :
• Faktor Pasien
• Faktor Individu yang terlibat (petugas / dokter)
• Faktor tugas
• Faktor Lingkungan kerja
• Alat
Underlying Cause ---→ ROOT CAUSE
• Faktor Manajemen
• Faktor Institusi / Organisasi
• Faktor eksternal
Arjaty/IMRK/RCA2019
TIPE ROOT CAUSE
Root Cause Types Detail Root Cause
Faktor komunikasi • Gangguan komunikasi antara dan di antara tim, staf, dan PPA
• Komunikasi selama serah terima, transisi perawatan
• Bahasa atau literasi
• Ketersediaan informasi
• Salah tafsir informasi
• Penyajian informasi
• Lain -lain ….. Sebutkan
Faktor lingkungan • Kebisingan, pencahayaan, kondisi lantai, dan sebagainya
• Ketersediaan ruang, desain, lokasi, penyimpanan
• Pemeliharaan, tata graha
• Lain -lain ….. Sebutkan
Faktor teknologi informasi peralatan / perangkat / persediaan / • Masalah atau ketersediaan peralatan, perangkat, atau persediaan
pelayanan kesehatan • Masalah teknologi informasi kesehatan seperti masalah tampilan/antarmuka (termasuk tampilan informasi), interoperabilitas sistem
• Ketersediaan informasi
• Ketersediaan malfungsi informasi, pemilihan yang salah, miskoneksi
• Petunjuk pelabelan tidak ada
• Alarm dibungkam, dinonaktifkan, diganti
• Lain -lain ….. Sebutkan
Faktor tugas / proses • Kurangnya redundansi proses, interupsi, atau kurangnya dukungan keputusan
• Kurangnya pemulihan kesalahan
• Alur kerja tidak efisien atau rumit
• Lain -lain ….. Sebutkan
Faktor kinerja staf • Kelelahan, kurangnya perhatian, gangguan, atau beban kerja
• Defisit atau kompetensi pengetahuan staf
• Tindakan kriminal atau sengaja tidak aman
• Lain -lain ….. Sebutkan
Faktor tim • Berbicara, perilaku mengganggu, kurangnya model mental bersama
• Kurangnya pemberdayaan
• Kegagalan untuk melibatkan pasien
• Lain -lain ….. Sebutkan
Faktor manajemen / pengawasan / tenaga kerja • Perilaku yang mengganggu atau mengintimidasi
• Pelatihan staf
• Aturan/kebijakan/prosedur yang sesuai atau kekurangannya
• Kegagalan untuk menyediakan staf yang sesuai atau memperbaiki masalah yang diketahui
• Kegagalan untuk memberikan informasi yang diperlukan
• Lain -lain ….. Sebutkan
Budaya organisasi / kepemimpinan • Kegagalan tingkat organisasi untuk memperbaiki masalah yang diketahui dan/atau memberikan dukungan sumber daya, termasuk staf
Arjaty/IMRK/RCA2018
• Iklim tempat kerja/budaya kelembagaan
• Komitmen kepemimpinan terhadap keselamatan pasien
Seorang Pasien wanita, 80 thn, ditemukan telah meninggal di lantai
disebelah tempat tidurnya. Kejadian kira2 pkl 02.00- 03.30
Sist Sistem di
Sarana / Prasarana SOP Training
Monitoring Farmasi
Ketenagaan
Root Cause
IDENTIFY ROOT CAUSES
➢ Awali dengan mengumpulkan data penyebab langsung.
➢ Gali data lebih kepada sistem daripada fokus pada human error
PENGUMPULAN DATA
Penyebab langsung ?
ANALISA MASALAH DENGAN “5W” Akar masalah ?
Faktor Kontributor ?
46
Identifikasi insiden untuk di Investigasi :
Alasan Insiden harus di Investigasi secara lengkap :
✓ Masalah serius, membahayakan pasien dan atau rumah
sakit
✓ Masalah potensial untuk pembelajaran PPA/Unit
47
2. Tetapkan Tim Investigasi
✓ Expert untuk melakukan investigasi insiden serius
✓ Tim sebaiknya terdiri dari 5 – 9 orang, multidisiplin
✓ Punya komitmen thd waktu investigasi
✓ Tim Ideal untuk investigasi insiden sentinel, td :
- Orang Expert dlm investigasi insiden dan analisis
- Eksternal Expert
- Senior Manajemen (Direktur Medis, Dir Keperawatan)
- Senior Clinical Expertise (Direktur Medis, Konsultan
senior)
- Seseorang yang mengenal unit, tapi bukan yg terlibat
langsung dalam insiden
48
3. Kumpulkan Data
✓ Observasi langsung
Kunjungan langsung untuk mengetahui keadaan, posisi, hal-hal yang
berhubungan dengan insiden (Foto, gambar, video, gambaran layout
dimana orang dan alat, lakukan rekonstruksi)
✓ Dokumentasi
Untuk mengetahui apa yang terjadi sesuai data, observasi dan
inspeksi
✓ Wawancara
Untuk mengetahui kejadian secara langsung untuk pengecekan pada
hasil observasi dan data dokumentasi (tape, notes)
49
Dokumentasi
Tujuan pengumpulan informasi pada tahap ini :
➢ Mengamankan informasi untuk memastikan dapat
digunakan selama investigasi dan jika kasus
disidangkan dipengadilan
➢ Identifikasi kebijakan dan prosedur yang relevan
➢ Menggambarkan insiden scr akurat
➢ Mengorganisasi informasi
➢ Memberi petunjuk pd Tim Investigasi
50
Dokumentasi
Semua bukti yg berhubungan dg insiden sebaiknya dikumpulkan
sesegera mungkin, tdd :
1. Semua catatan medis
2. Hasil pemeriksaan yg berhubungan dan penunjang diagnosis
3. Dokumentasi dan formulir mengenai insiden
4. Kebijakan dan prosedur
5. Integrated care pathway yg berhubungan
6. Pernyataan2 dan observasi
7. Lakukan wawancara dg siapa saja yg terlibat insiden
8. Bukti fisik, contoh: tata ruang bangsal, dll
9. Daftar staf yg terlibat
10. Informasi mengenai kondisi yg dapat mempengaruhi insiden
(pergantian jaga, ada tidaknya staf yg terlatih, dll)
51
4. Petakan Informasi Kronologi Insiden
Memetakan informasi kronologi akan lebih mudah jika
dipetakan dalam suatu bagan, antara lain :
➢ Kronologi Narasi
Kronologi insiden sangat berguna pada laporan akhir
insiden
➢ Tabular Timeline
Sama dengan Timeline tetapi lebih detail
menginformasikan Good Practice, CMP/SDP
➢ Time Person Grids
Memungkinkan untuk melacak gerak/kehadiran orang
sebelum dan sesudah insiden
52
Tabular Timeline
➢ Timeline berisi 3 data dasar : Tanggal, waktu, cerita
kejadian asal dan dilengkapi 3 data lain yaitu : informasi
tambahan, praktik yang baik (good practice) dan masalah/
CMP/ SDP
53
Waktu 31-1-2002 j.14.00 4-2-2002 j.08.00 8-3-2002 J.14.00
54
Waktu 1 8 - 3 - 2 0 0 2 j.15.00 1 8 - 3 - 2 0 0 2 j. 1 7 . 0 0 1 8 - 3 - 2 0 0 2 j. 1 9 . 1 5
Kejadian Pa s i e n tiba di R S u ntu k Pa s i e n d irawat Pa s i e n dilihat ole h
d irawat u ntu k op e ras i elektif kon s u ltan a n a ste s i di
r u a n ga n
Informasi Tambahan Pe ra w a t s e d a n g s ibuk Pa s i e n m a s u k terlalu Pa s i e n m e n o l a k u ntu k
ka re n a a d a ke a d a a n s o re s e h i n g ga tdk a n a ste s i regional.
d a u rat. Pa s i e n tidak d ip e iks a ole h Pe n ilaian a n a ste s i
dilihat kon s u ltan b e d a h dicatat di log b o o k .
Ke m u d i a n d ip in d ah kan
d icatatan a n a ste s i s a a t
hari
op e ras i.
Tetapi ka d a n g tidak
d ip in d ah kan
Good Practice
55
Waktu 18-3-2002 j.20.00 19-3-2002 j. 07.30 19-3-2002 j. 07.35
Kejadian Pasien diperiksa oleh Staff perawat mengambil Penanggung jawab tiba di
konsultan anastesi formulir infomed consent ruang operasi membantu
Dokter anastesi
Informasi Tambahan Pasien menunjukkan lutut Tidak ada pedoman yang
kanan yang akan jelas bahwa harus ada
dioperasi kepada dialog antar ahli bedah
Dr.Anastesi & perawat OK, anastesi & Tim lain
kemudian memindahkan
kaus kaki kompresi
sehingga daerah yg
ditandai tertutup
Good Practice
59
Cara Melengkapi Time Person Grid
➢ Buat table yg berisi beberapa baris dan kolom
➢ Dari table tsb, kolom sebelah kiri berisi daftar
staf yg terlibat
➢ Kolom berikutnya berisi perjalanan waktu (jam,
menit) pada baris atasnya
➢ Kemudian pada baris dibawah waktu berisi
keterangan tempat atau kegiatan staf yg terlibat
60
Time Person Grid
Staf Anggota 11.38 11.45 11.50 11.55 12.00
Anestesiologist Dg pasien di Dg pasien di ruang Dg pasien di ruang Dg pasien di ruang Dg pasien di ruang
ruang anestesi anestesi anestesi anestesi anestesi
Surgen Di OK Di OK Di R. Penyimpanan Di OK Di OK
65
Five (5) WHY
➢ Fokus pada pendalaman RCA, sehingga investigator dapat
mencari penyebab insiden lebih mendalam
1. Cedera jatuh
2. Jatuh Lantai licin
3. Lantai licin Pipa bocor
4. Pipa bocor Karet penghubung
rusak
5. Karet Tidak
penghubung dimaintanance
Arjaty/IMRK/RCA2018
rusak
68
Contoh: Form Five (5) WHY
Masalah Konsultan tidak memeriksa pasien di ruang
perawatan pre operasi
Mengapa Konsultan tidak Karena dokter konsultan tidak dihubungi oleh
memeriksa pasien ? perawat
Mengapa perawat tidak Karena perawat sibuk
menghubungi Konsultan ?
Mengapa sibuk Karena sedang menangani 2 pasien gawat yang
lain, ada yg acute lung oedem, dan ada cardiac
arrest
Mengapa tdk ada perawat KarenaTenaga perawat hanya 3 orang dan
lain dalam tim itu ? beban kerja tinggi, masalah ini sudah sering
terjadi
Mengapa hanya 3 orang Karena efisiensi, sesuai kebijakan pimpinan RS
69
Analisis Perubahan
➢ Digunakan untuk menganalisa proses yg tidak bekerja sesuai
rencana (apa dan mengapa berubah?)
71
Form Analisis Perubahan
PROSEDUR SEHARUSNYA PROSEDUR SAAT INSIDEN APAKAH ADA BUKTI APAKAH PERUBAHAN
PERUBAHAN DALAM MENYEBABKAN
PROSES MASALAH ATAU
SEBAGAI AKIBAT ?
SpB harus mengetahui SpB tahu kondisi pasien,
kondisi pasien bahwa kedua lutut Tidak -
bermasalah
Tandai bagian yang Tandai tungkai bawah Ya Masalah
akan dioperasi kanan, dan tertutup kaus
kaki hingga tidak terlihat.
Dan ini tidak dievaluasi
ulang oleh dokter bedah
Kolom Dokumentasi Tidak diisi ya Masalah
anestesi dan rencana
operasiharus diisi
sebelum operasi 72
Analisis Penghalang/Barrier Analysis
▪ Penghalang atau control adalah untuk mencegah
terjadinya bahaya
73
Analisis Fish Bone/Faktor Kontribusi
Fishbone diagram akan mengidentifikasi berbagai sebab potensial
dari satu efek atau masalah, dan menganalisis masalah tersebut
melalui sesi brainstorming. Masalah akan dipecah menjadi sejumlah
kategori yang berkaitan, mencakup manusia, material, mesin,
prosedur, kebijakan, dan sebagainya. Setiap kategori mempunyai
sebab-sebab yang perlu diuraikan melalui sesi brainstorming
Fish Bone :
a) Membantu mengidentifikasi akar penyebab dari suatu masalah,
b) Membantu membangkitkan ide-ide untuk solusi suatu masalah,
c) Membantu dalam penyelidikan atau pencarian fakta lebih lanjut,
d) Mengidentifikasi tindakan (bagaimana) untuk menciptakan hasil yang
diinginkan,
e) Membahas issue secara lengkap dan rapi,
f) Menghasilkan pemikiran baru setiap masalah 74
75
Faktor Kontributor, Komponen, Sub Komponen
56
Faktor Kontributor, Komponen, Sub Komponen
57
MATRIX INSTRUMEN ANALISIS INFORMASI
INSTRUMENT KAPAN DIGUNAKAN DESKRIPSI KEUNTUNGAN KERUGIAN
Analisis Jika system, prosedur & Metode untuk Dapat digunakan Menimbulkan pertanyaan
perubahan peralatan yg awalnya membandingka pd insiden yg tentang prosedur yg normal
(Change berjalan baik, terjadi n proses yg sederhana atau proses pd pasien shg
Analysis) perubahan / error terjadi dg maupun yg memerlukan penelitian yg
proses yg kompleks lebih mendalam
seharusnya
Nilainya terbatas seluruh
akar masalah mungkin tdk
dapat diketahui
Analisis Dapat digunakan scr Analisis kritis Dapat Dapat menyebabkan stress
Penghalang prospektif & Retrospektif pengawasan mengidentifikasi bagi staf
(Barrier untuk mengidentifikasi untuk control tambahan
Analysis) penghalang mengidentifikasi yg dapat Memerlukan proses agar
gagalnya mencegah familier
Untuk mengidentifikasi pertahanan insiden
penghalang & kegagalan
peralatan serta prosedur Pendekatan
atau masalah administrasi sistimetik 78
MATRIX INSTRUMEN ANALISIS INFORMASI
INSTRUMENT KAPAN DIGUNAKAN DESKRIPSI KEUNTUNGAN KERUGIAN
80
After Root Cause Analysis What next ?
Setelah melakukan RCA, mengapa insiden masih terjadi ?
Apa yang harus di lakukan ?
• Pastikan ada Follow up terhadap Tindakan setiap Root cause untuk mengukur
efektivitas.
• Setelah Action Plan perlu dibuat ukuran outcome untuk menentukan efektifitas
suatu tindakan.
• Untuk keseluruhan proses RCA, lebih baik memiliki ukuran proses dan ukuran
outcome
• Untuk memastikan bahwa tindakan diimplementasikan :
• tetapkan individu sebagai PIC setiap tindakan, bukan komite.
• tetapkan jangka waktu penyelesaian tindakan.
• PIC akan melakukan pengukuran efektifitas RCA
• Komite mutu akan mengkaji efektifitas RCA.
• Program RCA ditinjau setiap tahun oleh Direktur dan Dewas untuk efektivitas dan
Arjaty/IMRK/RCA2018
perbaikan berkelanjutan.
Pengukuran Efektifitas RCA
1. Ukuran proses : 2. Ukuran outcome :
• Untuk mengkonfirmasi • Untuk menentukan apakah
rencana aksi (Tindakan) telah rencana aksi (Tindakan) yang
dilaksanakan mis. telah dilaksanakan efektif.
• Check list, • Adalah pernyataan metrik yang
• penggunaan alat menentukan efektivitas suatu
komunikasi, tindakan, dapat diukur
• pelatihan telah menentukan kerangka waktu.
diimplementasikan Efektivitas dapat diukur secara
• penerapan pengkajian dan berbeda.
intervensi pasien tentang • Mis, Angka pasien jatuh turun
7/19/2023
risiko jatuh. 15% setelah dilakukan Tindakan.88
Contoh mengukur efektivitas RCA
● Contoh mengukur efektifitas RCA
• Prosentase review RCA dengan tindakan yang diterapkan
• Prosentase review RCA dengan setidaknya satu “tindakan yang Stronger” atau
“tindakan intermediate”
Arjaty/IMRK/RCA2018
Tidak semua Ukuran outcome dinyatakan dalam format “dapat
diukur”. Mis :
• Jika suatu tindakan memerlukan pemasangan pegangan tangan
pada Terapi Fisik. Ukuran outcomenya mungkin fakta sederhana
bahwa pegangan tangan telah dipasang dan sedang digunakan.
• Pernyataan Ukuran Outcome, menggunakan kata "semua"
menyiratkan 100 %.
7/19/2023 91
arjaty/SP2KPRS
DIFFERENCES FMEA & RCA
FMEA RCA
• Proactive
• Specific Process
• Reactive
• Specific Event
• Diagram process flow
• Diagram chronological steps
• “What could occur?”
• “What occurred?”
• Focusing on a processes potential • Focus on an event’s system
system failures failures
• Prevents failures from
• Prevents failures before they occur reoccurring
Arjaty/IMRK/RCA2018
KEY
TAKE HOME MESSAGE
Rekomendasi &
Insiden
Action Plan
Investigasi Sederhana :
•Penyebab langsung
•Penyebab melatarbelakangi
Arjaty/IMRK/RCA2018
KEY TAKE HOME MESSAGES
Masalah
Analisa
(CMP /
SDP)
POA
Peta
Data
Insiden Tim
Arjaty/IMRK/RCA2018