(Langkah 7) - FMEA - Dr. Amelia M
(Langkah 7) - FMEA - Dr. Amelia M
(FMEA)
Langkah Output
7. Uji coba dan analisis proses baru Laporan hasil uji coba dan analisis
Pemeriksaan
Asesmen awal Konsultasi Persiapan Masuk kamar Operasi
laboratorium
Triase
Dokter melakukan
anamnesis dan
pemeriksaan fisik Konsultasi
Pemeriksaan dokter Pengambilan
MULAI bedah sampel darah
radiologi
Dokter melakukan
Triase
anamnesis dan
MULAI pemeriksaan fisik Konsultasi Pengambilan Pemeriksaan
dokter sampel darah
Admisi Ners melakukan radiologi
bedah
anamnesis dan
pemeriksaan fisik
Pemberian
SELESAI Transfer ke
antibiotik Pemasangan Booking OK
General Consent
OK iv line dan Biaya
profilaksis
Langkah 3. Menentukan modus
kegagalan dan dampak/efek
Tim mengisi tabel berikut sesuai dengan langkah-
Langkah dalam proses
Langkah 3 Menentukan modus kegagalan
dan dampak/efek
o Mode Kegagalan [Apa yang bisa salah?]: Buat daftar apa pun yang
bisa salah selama langkah tersebut dalam proses.
o Penyebab Kegagalan [Mengapa kegagalan terjadi?]: Buat daftar semua
kemungkinan penyebab untuk setiap mode kegagalan yang telah
anda identifikasi.
o Efek Kegagalan [Apa konsekuensi dari kegagalan?]: Buat daftar semua
kemungkinan konsekuensi yang merugikan untuk setiap mode
kegagalan yang diidentifikasi
o Tentukan : tingkat keparahan (severity), frekuensi kejadian
(occurrence) dan kemungkinan pencegahan kegagalan (dectetibility)
dan lakukan skoring atau membuat skala.
• Tim dapat bebas menetapkan skala yang dipilih: 1-5 atau 1-10
• Setelah ditetapkan maka harus diputuskan definisi dari masing-masing
skor tersebut.
Contoh Definisi Skala Effect dan
Occurence
Contoh Skala Detectability
Langkah 3 Menentukan modus
kegagalan dan dampak/efek
SEVERITY
• Identifikasi tingkat keparahan (severity yang
mungkin terjadi)
• Tentukan tingkat keparahan dengan
menggunakan skala (skoring)
• Tingkat Keparahan (1-10): Pada skala 1-10,
dengan 10 kemungkinan terbesar,
bagaimana kemungkinan bahwa mode
kegagalan, jika terjadi, akan menyebabkan
kerusakan parah?
Langkah 3 Menentukan modus
kegagalan dan dampak/efek
OCCURRENCE
Identifikasi tingkat kemungkinan terjadi/Likehood occurrence →
seberapa besar kemungkinan kegagalan tersebut terjadi.
o Untuk melakukan pemeringkatan frekuensi kegagalan,
terlebih dahulu identifikasi penyebab kegagalan tersebut
o Tentukan Kemungkinan Terjadi / Likelihood of Occurrence
(1–10): Pada skala 1-10, dengan 10 menjadi yang paling
mungkin, seberapa besar kemungkinan mode penyebab
potensial kegagalan tersebut akan terjadi?
Langkah 3 Menentukan modus
kegagalan dan dampak/efek
DETECTIBILITY
• Identifikasi tingkat kemungkinan kegagalan tersebut
terdeteksi Sebelum mengenai/mencederai pasien
• Tentukan mekanisme kontrol atau pengendalian
yang tersedia saat ini.
• Kemungkinan Deteksi (1-10): Pada skala 1-10,
dengan 10 kemungkinan besar TIDAK akan
terdeteksi, seberapa besar kemungkinan kegagalan
TIDAK akan terdeteksi jika terjadi?
CONTOH: PROSES FMEA
CONTOH: PROSES FMEA
Menghitung RPN
• Nomor Profil Risiko / Risk Priority Number
(RPN): Untuk setiap mode kegagalan,
kalikan ketiga skor yang diidentifikasi oleh
tim (yaitu, kemungkinan terjadinya x
kemungkinan deteksi x keparahan). Skor
serendah mungkin adalah 1 dan 1.000
tertinggi.
• Untuk menghitung RPN untuk keseluruhan
proses, cukup tambahkan semua RPN
individu untuk setiap mode kegagalan.
Langkah 4. Prioritisasi Modus Kegagalan
JCI
Menetapkan prioritas
• Setelah melakukan perhitungan RPN maka tim dapat
menetapkan prioritas menggunakan “nilai cut-off”
• Cut-off dapat ditetapkan apabila tidak memiliki banyak
waktu dan sumber daya untuk melakukan perubaha
desain proses
• Misal: jika ditetapkan cut off RPN pada nilai 100, maka
seluruh proses yang memiliki nilai kurang dari 100 tidak
menjadi fokus perubahan
• Catatan: tetap perhatikan proses yg memiliki dampak
berat walau RPN nya tdk mencapai nilai cut-off
Langkah 5. Identifikasi Akar Masalah
dari Modus Kegagalan
• Untuk dapat mengidentifikasi akar masalah dari
modus kegagalan maka dapat dilakukan Root
Cause Analysis (RCA)
• RCA yang efektif akan berfokus pada sistem
dan proses bukan pada performa individual,
berkembang dari penyebab klinis menjadi
penyebab umum dalam organisasi, mencari ke
akar dengan mengajukan pertanyaan mengapa
beberapa kali
Mengajukan pertanyaan..
1. Tim mengajukan pertanyaan: Apa yang
terjadi?
→Modus kegagalan
2. Tim mengajukan pertanyaan: Mengapa
kegagalan terjadi?
→Proximate cause, penyebab spesifik,
masih superfisial
3. Tim mengajukan pertanyaan “mengapa”
lebih lanjut
Mencari akar masalah
• Dalam melacak akar masalah dari suatu proximate
cause, tim dapat melakukan kategorisasi
berdasarkan”
a. Leadership (budaya KP, komunikasi, Manajemen
mutu)
b. Manajemen peralatan
c. Lingkungan
d. Sumber daya manusia
• RCA bersifat sistemik dan jauh dari proximate
cause.
• Tim melakukan melakukan investigasi dengan
melakukan wawancara, survey, konsultasi dg expert,
mengecek SOP, dsb
Diagram Fish bone
Langkah 6. Redesain Proses
• Strategi redesain:
a. Mencegah kegagalan di masa yad
(menurunkan occurance)
b. Mencegah kegagalan mencapai pasien
(meningkatkan kemampuan deteksi)
c. Melindungi pasien dari kegagalan yang terjadi
(menurunkan severitas dari dampak)
Contoh Tindakan Untuk Menurunkan
Tingkat Keparahan (Severity)
1. Alat pelindung diri: masker, sarung tangan,
face shields
2. Fail-safe operation, emergency shut-off
3. Sprinkler system pada kebakaran
4. Memposisikan pasien
5. Peringatan dan tanda bahaya
6. Sistem back-up
7. Edukasi pasien dan keluarga
8. Dll
PROSES METODE
RISIKO TINGGI REDESIGN
• Variable input ● Decreasing variability
• Complex ● Simplify
• Nonstandarized ● Standardizing
• Tightly Coupled ● Loosen coupling of process
• Dependent on ● Use technology
human ● Optimise Redundancy
intervention
● Built in fail safe mechanism
• Time constraints ● Documentation
• Hierarchical ● Establishing a culture of
culture teamwork
3
9
JCI
STRONG ACTION
WEAKER
Langkah 7.
Analisis dan Uji Coba Proses
Proses
Redesign
Bandingkan :
Failure Failure
Effect Causes Effect Causes
Mode Mode