Ringkasan Audit
Ringkasan Audit
Saat ini IAPI merupakan anggota Internasional Federation of Accountants (IFAC) , organisasi
profesi akuntan dunia yang merepresentasikan lebih 2,5 jt akuntan yang bernaung dalam
167 asosiasi profesi akuntan yang terbesar di 127 negara. Sebagai anggota IFAC, IAPI
memiliki komitmen untuk melaksanakan semua standar internasional yang ditetapkan demi
kualitas tinggi dan penguatan profesi akuntan di Indonesia.
1. Standar Auditing
2. Standar Atestasi
3. Standar Jasa Akuntansi dan Riview
4. Pedoman Audit Industri Khusus
Sejalan dengan datangnya era globalisasi,dan sejalan pula dengan komitmen
sebagai anggota IFAC, setelah mealui proses yang panjang IAPI berketetapan
untuk mengimplementasikan Internasiaonal Standard of Auditing (ISA) yang
diterbitkan oleh The Internasional Auditing and Assurance Standard Board
(IAASB) sebagai satandar audit yang baru. Terhitung mulai tanggal 1 Januari
2013, Indonesia secara resmi mengadopsi ISA.
OTORITAS ISQC
ISQC berlaku bagi semua KAP akuntan profesiaonal dalam kaitanya dengan
audit dan review laporan keuangan, dan penugasan asurans dan jasa lain
yang berhubungan. Sifat dan luas kebijakan dan prosedur yang
dikembangkan oleh seorang individu KAP agar sesuai dengan ISQC akan
tergantung pada berbagi faktor, seperti besarnya karakteristik operasi KAP,
dan apakah KAP tersebut merupakan bagian dari jaringan kantor akuntan.
TUJUAN
KETENTUAN
Ketika auditor memodifikasi opini atas laporan keuangan, auditor harus harus
sebagai tambahan terhadap unsur tertentu yang diharuskan. Auditor harus
menempatkan paragraf tersebut persis sebelum paragraf opini dalam laporan
auditor dan menggunakan judul “ Basis untuk Opini Wajar dengan Pengecualian”, “
Basis untuk Opini Tidak Wajar”, “Basis untuk Opini Tidak Menyatakan Pendapat” ,
sesuai dengan kondisinya.
Jika terdapat suatu kesalahan penyajian material dalam laporan keuangan yang
berkaitan dengan dengan jumlah tertentu dalam laporan keuangan (termasuk
pengungkapan kuantitatif), maka auditor harus mencantumkan suatu penjelasan
dan kuantitatif tentang dampak keuangan yang diakibatkan oleh kesalahan
penyajian tersebut dalam paragraf basis untuk modifikasi, kecuali tidak praktis.
Jika terdapat suatu kesalahan penyajian material dalam laporan keuangan yang
berkaitan dengan dengan pengungkapan kuanlitatif (naratif),maka auditor harus
mencantumkan suatu penjelasan tentang bagaimana terjadi kesalahan penyajian
dalam pengungkapan tersebut dalam paragraf basis untuk modifikasi.
Jika terdapat suatu kesalahan penyajian material,dalam laporan keuangan yang
berkaitan dengan tidak diungkapkannya informasi yang seharusnya diungkapkan,
maka auditor harus
1. Mendiskusikan informasi yang tidak diungkapkan tsbt dengan pihak yang
bertanggungjawab
2. Menjelaskan dalam paragraf basis untuk modifikasi tentang sifat informasi
yang dihilangkan
3. Kecuali dilarang oleh undang-undang
Jika modifikasi dihasilkan dari ketidakmampuan untuk memperoleh bukti audit yang
cukup dan tepat, maka auditor harus mencantumkan alasan ketidakmampuan
dalam paragraf basis untuk modifikasi.
Ketika auditor telah menyatakan suatu opini tidak wajar atau tidak menyatakan
pendapat atas laporan keuangan, auditor harus menjelaskan dalam paragraf basis
untuk modifikasi alasan untuk setiap hal lain yang disadari yang memerlukan
modifikasi terhadap opini dan pengaruh yang diakibatkan.
Paragraf Opini
Ketika auditor memodifikasi opini audit harus menggunakan judul “Opini wajar
dengan pengecualian” atau “ Opini tidak menyatakan pendapat “ sesuai dengan
paragraf opini
Ketika auditor menyatakan suatu opini wajar dengan pengecualian karena terdapat
kesalahan penyajian material dalam laporan keuangan, auditor harus menyatakan
dalam paragraf opini bahwa, menurut opini auditor, kecuali dampak hal-hal yang
dijelaskan dalam paragraf Basis untuk Opini Wajar dengan Pengecualian
a) Laporan keuangan menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material
dan sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku
b) Laporan keuangan telah disusun, dalam semua hal yang material dan sesuai
dengan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku, ketika melaporkan
sesuai dengan kerangka kepatuhan
Ketika auditor menyatakan suatu opini tidak wajar, auditor harus menyatakan
dalam paragraf opini bahwa menurut opini auditor, karena signifikansi hal-hal yang
dijelaskan dalam paragraf Basis untuk Opini Tidak Wajar
a) Laporan keuangan tidak menyajikan secara wajar sesuai dengan kerangka
pelaporan keuangan yang berlaku
b) Laporan keuangan tidak disusun, dalam semua hal yang material dan sesuai
dengan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku, ketika melaporkan
sesuai dengan kerangka kepatuhan
Ketika auditor tidak menyatakan pendapat karena tidak mampuannya untuk
memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat, auditor harus menyatakan dalam
paragraf opini bahwa :
a) Karena signifikansi hal-hal yang dijelaskan dalam paragraf Basis untuk Opini
Tidak Menyatakan Pendapat, auditor tidak memperoleh bukti audit yang
cukup dan tepat untuk menyediakan suatu basis bagi opini audit,
b) Auditor tidak menyatakan opini atas laporan keuangan
Ketika auditor berharap untuk memodifikasi opininya dalam laporan auditor, auditor harus
berkomunikasi dengan pihak yang bertanggungjawab atas tata kelola tentang kondisi yang
menuntun pada modifikasi yang diharapkan tersebut dan usulan susunan kata-kata atas
modifikasi tersebut.
Standar Audit (SA 230-Para A.23) mewajibkan KAP untuk menetapkan standar kebijakan
dan prosedur yang mengatur masa penyimpanan dokumen audit. Batas waktu
penyimpanan pada umumnya tidak boleh kurang dari lima tahun sejak tanggal yang lebih
akhir sejak tanggal yang lebih akhir dari :
Kebijakan kertas kerja atau file audit pada perusahaan privat minimum selama lima tahun.
ISI DAN PENGORGANISASIAN
Bentuk, isi, dan luas dokumentasi audit bergantung pada faktor-faktor berikut ini :
Program audit
Analisis
Memorandum isu
Ikhtisar hal-hal signifikan
Surat konfirmasi dan signifikansi representasi
Daftar uji
Korespondensi (termasuk email) tentang hal-hal signifikasi
ARSIP PERMANEN
Arsip permanen berisi historis dan data yang bersifat berkelanjutan. File-file ini merupakan
sumber informasi tentang berbagai hal dalam audit yang berlaku dari tahun ke tahun. Arsip
permanen biasanya meliputi hal berikut :
Materialitas
Sebagaimana ditetapkan dalam standar audit (SA 320.A1) “..... materialitas dan risiko
audit perlu dipertimbangkan sepanjang pelaksanaan audit, khususnya pada saat:
Total sampel