Laporan Kasus SVKS B1
Laporan Kasus SVKS B1
Disusun Oleh:
Abdalia Zubara Siregar 210131092
CJ Randas Senggado 210131143
Rio Wahyudi Panggabean 210131247
Siti Maghfirah 210131173
Ziqka Afriza Zuzafmi 210131252
MEDAN
2022
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur tidak henti-hentinya penulis panjatkan atas kehadirat Allah
SWT karena berkat anugerah-Nya lah penulis dapat menyelesaikan penulisan
berupa laporan kasus yang berjudul “Sindrom Vena Kava Superior”. Tujuan
penulisan laporan kasus ini adalah untuk melengkapi persyaratan Kepaniteraan
Klinik Program Pendidikan Profesi Dokter di Departemen Ilmu Kesehatan
Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Universitas Sumatera Utara.
Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada dr.
Syamsul Bihar, M.Ked(Paru), Sp.P(K), selaku dosen pembimbing yang telah
meluangkan waktunya dalam membimbing penyusunan laporan kasus ini.
Penulis menyadari bahwa penulisan laporan kasus ini masih jauh dari kata
sempurna, baik dari isi, susunan, maupun bahasanya. Untuk itu, penulis
mengharapkan saran dan kritik dari pembaca sebagai masukan dalam penulisan
laporan kasus berikutnya. Semoga laporan kasus ini bermanfaat. Akhir kata, penulis
mengucapkan terima kasih.
Penulis
LAPORAN KASUS
ANAMNESIS PRIBADI
Nama : Tn. AS Pekerjaan: Petani
Umur : 40 Tahun Suku : Batak
Jenis Kelamin : Laki-laki Agama : Kristen
Status Pernikahan : Sudah Menikah Tanggal Masuk : 30 Juni 2022
Alamat : Dusun Gang Pasir, Kab. Langkat
ANAMNESIS PENYAKIT
Keluhan Utama : Sesak Napas
Keluhan Tambahan : Batuk berdahak, Nyeri dada dan Suara serak
Telaah :
• Sesak napas dijumpai sejak 4 bulan ini dan memberat sejak 1 bulan ini..
Sesak napas berhubungan dengan aktivitas Riwayat sesak napas tidak
dijumpai. Sesak napas tidak berhubungan dengan cuaca dan posisi. Napas
berbunyi tidak dijumpai. Riwayat napas berbunyi tidak dijumpai.
• Batuk dijumpai sejak 4 bulan ini disertai dahak yang sulit dikeluarkan.
Warna dahak putih kental.
• Batuk darah tidak dijumpai. Riwayat batuk darah tidak dijumpai.
• Nyeri dada dijumpai sejak 4 bulan ini dan memberat sejak 1 bulan ini, nyeri
dada menjalar hingga ke tangan dan punggung. Riwayat nyeri dada tidak
dijumpai.
• Demam dijumpai, adanya riwayat demam 3 bulan lalu bersifat hilang timbul
dan turun dengan obat penurun panas.
• Penurunan nafsu makan disertai penurunan berat badan dijumpai sejak 3
bulan ini sebanyak 5 kg.
• Suara serak dijumpai sejak 1 bulan ini juga sulit menelan.
• Riwayat wajah dan leher bengkak dijumpai sejak 1 bulan ini. Bengkak juga
terjadi pada tangan dan kaki pasien.
• Nyeri perut tidak dijumpai. Mual-mual dan muntah tidak dijumpai.
• Gangguan penciuman dan pengecapan tidak dijumpai.
• Riwayat merokok dijumpai sejak umur 18 tahun sebanyak 1 bungkus per
hari, dan baru berhenti merokok sejak 4 bulan yang lalu.
• Pasien bekerja sebagai petani kebun karet dan sering menyemprot pestisida
tanpa memakai masker
• Riwayat OAT dan inhaler tidak dijumpai.
• Riwayat TB paru tidak dijumpai
• Riwayat Asma tidak dijumpai.
• Riwayat Infeksi COVID 19 tidak dijumpai
• Riwayat PPOK tidak dijumpai
• Riwayat penyakit keluarga tidak dijumpai
• Pasien merupakan rujukan dari RS bidadari dengan diagnosis efusi pericard
massif dan direncakan untuk tapping cairan di RSUP HAM.
KEADAAN GIZI
Berat Badan : 55 Kg Body Mass Indeks : 20,20 kg/m2
Tinggi Badan: 165 Cm Kesan: (Underweight/Normoweight/Overweight/Obese)
STATUS LOKALISATA
KEPALA
Wajah : Pembengkakan / facial plethora (√) Anhidrosis (-) Deformitas (-)
Mata : Konjungtiva Anemis (-) sklera ikterik (-) miosis (-) ptosis (-)enophtalmus (-)
Telinga : dalam batas normal
Hidung: Deviasi Septum (-) Konka Hipertropi (-) Mukosa (tenang/livide/hiperemis) Polip (-)
napas cuping hidung (-)
Mulut : Sianosis Sentral(-) Oral Candidasis (-) Oral Higiene (-)TonsilHipertropi (-)
LEHER
TVJ: R+2 cmH2O,
Pembesaran KGB : dijumpai pada regio colli dan supraclavikula kanan
Pembesaran tiroid : Tidak Dijumpai
TORAKS
Inspeksi
Statis : Bentuk dinding toraks simetris, venektasi (+), vena kolateral (-), scar (-)
Dinamis : Simetris Fusiformis, Ketinggalan bernapas (-)
Palpasi
Pembesaran KGB :Tidak Dijumpai
Posisi Trakea :Medial
Ekspansi dada :Asimetris
Emfisema Subkutis :Tidak Dijumpai
Apeks Kordis : Dijumpai 1 cm linea mid Clavikularis sinistra
Succutio hipokrates : Tidak dilakukan pemeriksaan
Tactile fremitus : Lapangan Paru Atas : kanan > kiri
Lapangan Paru Tengah : kanan > kiri
Lapangan Paru Bawah : kanan > kiri
Perkusi
Kanan Kiri
Lapangan Paru Atas Sonor Redup
Lapangan Paru Tengah Sonor Redup
Lapangan Paru Bawah Sonor Redup
Auskultasi
Kanan Kiri
Lapangan Paru Atas Vesikuler Vesikuler melemah
Lapangan Paru Tengah Vesikuler Vesikuler melemah
Lapangan Paru Bawah Vesikuler Vesikuler melemah
ABDOMEN
Hepar / lien / Renal : Tidak Teraba
Ascites : Tidak Ditemukan
EKSTREMITAS
Ekstremitas Superior : Sianosis (-) Clubbing Finger (-/-) Nicotine Staining (-)
Edema (√) :Unilateral/bilateral
Ekstremitas Inferior : Sianosis (-) Clubbing Finger (-/-) Eritema Nodusum (-)
Edema (√) : Unilateral/bilateral
Pemeriksaan laboratorium RSU Putri Bidadari 27 juni 2022
APTT
Pasien 23,7 detik
Kontrol 38,5 detik
PT
Pasien 15,5 detik
Kontrol 14,80 detik
Kesan PT memanjang
Kesan :
kardiomegali
Pneumonia
Tanggal: 5 Juli 2022 di RSUP Adam Tanggal: 7 juli 2022 di RSUP Adam Malik
Malik (post Tapping Pericard)
Pemeriksaan EKG
IX. DIAGNOSIS.
Diagnosis banding
1. SVKS
2. Tumor paru kiri
3. Efusi pleura kiri
4. TB Paru
Diagnosis Akhir:
Diagnosis Utama : SVKS + Tumor mediastinum anterior superior sinistra suggestif limfoma
+ efusi perikard
X. PENATALAKSANAAN
Non medikamentosa
- Tirah baring
- O2 NC 2 lpm
- Diet makanan biasa
Medikamentosa
- IVFD NaCl 0,9% 10 gtt/i
- Inj. Furosemide 40 mg/12 jam (jika TD > 100 mmHg)
- Inj. Ranitidine 50 mg/12 jam
- Inj. Metilprednisolon 62,5 mg/12 jam
- Inj. Ketorolac 30 mg/8 jam
- Nebul Ventolin 2,5 mg/8 jam
- NAC 3x200mg
- Kodein 3x20 mg
XI. FOLLOW UP
VAS : 0
SpO2 : 98% NK
4 Juli Sesak nafas (-) Sensorium : SVKS + Tumor Inj.
2022 Compos Mentis mediastinum Metilprednisolon
anterior 62,5 mg/12 jam
TD : 120/80 superior sinistra
mmHg + efusi perikard Inj. Ketorolac 30
masif mg/8 jam
Suhu : 36,5 ° C NAC 3x200 mg
RR : 22x/i ; HR : Telah dilakukan
92x/i tapping pericard
oleh bagian
VAS : 0 kardiologi dengan
volume tapping 180
SpO2 : 98% NK cc. Total cairan
tapping 1760 cc
5 Juli Sesak nafas (-) Sensorium : SVKS + Tumor Inj.
2022 Compos Mentis mediastinum Metilprednisolon
anterior 62,5 mg/12 jam
TD : 100/80 superior sinistra
mmHg + efusi perikard Inj. Ketorolac 30
masif mg/8 jam
Suhu : 36,5 ° C NAC 3x200 mg
RR : 20x/i ; HR :
92x/i
VAS : 0
SpO2 : 98% NK
PEMBAHASAN
Tatalaksana Lainnya:
• Surgical bypass
• Stenting
SUPERIOR VENA KAVA SYNDROME
DEFINISI
Sindrom vena kava superior adalah kumpulan tanda dan gejala klinis yang
dihasilkan dari obstruksi sebagian atau total aliran darah melalui vena kava
superior. Obstruksi paling sering disebabkan oleh pembentukan trombus atau
infiltrasi tumor pada dinding pembuluh darah.
ETIOLOGI
Saat ini, sebagian besar sindrom vena kava superior adalah hasil dari keganasan
mediastinum, yang utama di antaranya adalah karsinoma bronkogenik sel
kecil. Keganasan kedua yang paling sering dikaitkan adalah limfoma non-
Hodgkins, diikuti oleh tumor metastatik. Selain itu, penyebab sindrom vena cava
superior jinak atau tidak ganas sekarang terdiri dari setidaknya 40%
kasus. Pembentukan trombus iatrogenik atau stenosis SVC adalah etiologi yang
berkembang karena kabel alat pacu jantung dan kateter intravaskular semipermanen
yang digunakan untuk hemodialisis, antibiotik jangka panjang, atau kemoterapi.
Penyebab Ganas Sindrom SVC (70%) Penyebab Jinak Sindrom SVC (∼30%)
Kanker paru-paru non-sel kecil (∼50%) Kateter vena sentral, alat pacu jantung, defibrilator,
kateter hemodialisis (25-30%)
Kanker paru-paru sel kecil (∼25%) Penyebab jinak lainnya termasuk fibrosis radiasi,
infeksi (sifilis dan tuberkulosis — penyebab paling
Limfoma (∼10%) umum 50 tahun yang lalu), fibrosis mediastinum
Kanker lain termasuk thymoma, neoplasma sel idiopatik, tiroid retrosternal, aneurisma aorta,
germinal primer, mesothelioma, dan tumor padat tumor jinak, hematoma mediastinum, sarkoidosis,
dengan metastasis kelenjar getah bening dan penyebab iatrogenik (∼1–5%)
mediastinum (misalnya, kanker payudara)
(∼15%)
PATOFISIOLOGI
Sindrom vena kava superior adalah bagian dari sistem vena bertekanan rendah
yang mengandung dinding tipis yang rentan terhadap kerusakan oleh berbagai
mekanisme patologis. Mekanisme ini dapat dibagi menjadi tiga kategori yaitu
anatomi pembuluh darah yang terganggu, gangguan aliran vena, dan penurunan
integritas dinding pembuluh darah. Mekanisme ini sering terjadi pada pasien
dengan sindrom vena kava superior. Kompresi ekstrinsik dan obstruksi vena kava
superior oleh massa di mediastinum adalah penyebab paling umum dari sindrom
vena kava superior. Hal ini sering dikaitkan dengan keganasan. Namun, ada
berbagai massa nonmaligna serta pelebaran aorta di atasnya yang dapat
menyebabkan kompresi. Proporsi yang berkembang dari sindrom vena kava
superior sekarang dikaitkan dengan pembentukan trombus vena oklusif yang
mengganggu aliran vena kembali ke jantung. Meningkatnya penggunaan perangkat
intravaskular seperti kateter dan alat pacu jantung dan implan cardioverter-
defibrillator (ICD) telah memainkan peran utama dalam terjadinya sindrom
superior vena kava superior. Peradangan dinding vena, fibrosis, dan akhirnya
trombus menyebabkan stenosis pembuluh itu sendiri.
• Pembengkakan wajah/leher
• Distensi vena leher
• Batuk
• Dyspnea
• Ortopnea
• Pembengkakan ekstremitas atas
• Distensi vena kolateral dada
• Suffusion konjungtiva
Gejala lain yang kurang umum dari sindrom, diantaranya:
• Stridor
• Suara serak
• Nyeri dada
• Disfagia
• Efusi pleura
• Facial plethora
• Sakit kepala
• Mual
• Syncope
• Perubahan penglihatan
• Perubahan status mental
• Edema tubuh bagian atas
• Sianosis
• Papilledema
• Koma
PEMERIKSAAN PENUNJANG
DIAGNOSIS BANDING
• Tamponade Jantung
• Mediastinitis
• Aneurisma Aorta Toraks
• Tuberkulosis
TATALAKSANA
Pendekatan pengobatan pada pasien dengan sindrom vena kava superior harus
multidisiplin dimana dapat melibatkan onkologi, pulmonologi, radiologi, bedah,
spesialis vaskular dan endovaskular. Pilihan pengobatan dapat mencakup
kemoterapi dengan atau tanpa RT, bypass bedah, atau ET seperti angioplasti ,
pemasangan stent, dan pengangkatan trombus berbasis kateter.
Tindakan pengobatan konservatif yang dapat dilakukan, diantaranya:
• Manuver sederhana yaitu elevasi kepala pasien dengan tujuan menurunkan
tekanan vena.
• Oksigen tambahan
Tatalaksana lainnya:
• Surgical bypass
• Stenting
DAFTAR PUSTAKA
Seligson MT, Surowiec SM. Superior Vena Cava Syndrome. In: StatPearls
[Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing, 2022 Jan. Available
from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK441981/
Nickloes TA, Superior Vena Cana Syndromen(SVCS). Medscape. Available from:
https://emedicine.medscape.com/article/460865?
Frysh P, Beckerman J. Superior Vena Cava Syndrome. WebMD. Available from:
https://www.webmd.com/a-to-z-guides/superior-vena-cava-syndrome
Azizi, Abdul Hussain; Shafi, Irfan; Shah, Neal; Rosenfield, Kenneth; Schainfeld,
Robert; Sista, Akhilesh; Bashir, Riyaz (2020). Superior Vena Cava
Syndrome. JACC: Cardiovascular Interventions, 13(24), 2896–
2910. doi:10.1016/j.jcin.2020.08.038