Anda di halaman 1dari 7

TUGAS INDIVIDU

TUGAS 1

KASUS PEMICU:

Mini bus bermuatan 5 penumpang bertabrakan dengan kendaraan lain yang bermuatan 5
penumpang. Anda merupakan Triage Officer saat ini lakukan triage untuk pasien-pasien
tersebut merah, kuning, hijau, dan hitam dengan mengikuti kriteria START.

Tentukan TRIASE korban-korban tersebut ?

No Gambar Kasus
1 Wanita 50 tahun dengan open fraktur dan perdarahan pada kaki
sebelah kanan
➢ Pernafasan : 18 x/mnt
➢ Nadi : 98 x/mnt
➢ Kesadaran : Sadar

Triase: Kuning
2 Pengemudi 45 tahun, terlempar keluar dari mobil. Jelas
terlihat adanya cedera daerah kepala dengan banyak disertai
perdarahan pada telinga dan hidung
➢ Pernafasan : Tidak ada
➢ Nadi : Tidak teraba
➢ Kesadaran : Tidak sadar

Triase: Hitam
3 Laki-laki umur 40 tahun, mengeluh nyeri pada dada dan sesak
napas, terdapat luka memar didaerah pada dada sebelah kiri.
➢ Nafas : 44 x/mnt
➢ Nadi : 130 x/mnt (lemah)
➢ Kesadaran : gelisah

Triase: Merah
4 Anak laki-laki 3 tahun, berada dijok belakang mobil.
➢ Nafas : 8x/ mnt
➢ Nadi : Teraba lemah
➢ Kesadaran : Tidak sadar

Triase: Merah
5 Laki-laki 51 tahun, terdapat, Luka memar disekitar perut
kanan atas, tergeletak di TKP.
➢ Pernafasan : 28 x/mnt
➢ Nadi : 120 x/mnt (teraba lemah )
➢ Kesadaran : Sadar
Triase: Kuning
1|P ag e
6 Anak perempuan 8 bln Menangis, terdapat luka robek pada
dahi
➢ Pernafasan : 30 x/mnt
➢ Nadi : 110 x/mnt
➢ Kesadaran : Sadar

Triase: Hijau
7 Wanita 40 tahun, mengeluh nyeri di pergelangan tangan
Kiri, tampak perubahan bentuk yang jelas.
➢ Pernafasan : 18 x/mnt
➢ Nadi radialis pada tangan kiri : tidak teraba
➢ Kesadaran : Sadar

Triase: Kuning
8 Wanita 22 tahun, tidak sadar. Dengan perdarahan pada telinga
dan hidung
➢ Pernafasan : Tidak ada
➢ Nadi : Tidak teraba
➢ Kesadaran : Tidak sadar

Triase: Hitam
9 Laki-laki 35 tahun, mengeluh nyeri di sekitar leher, berbaring
dilokasi kejadian di TKP.
➢ Pernafasan : 20 x/mnt
➢ Nadi : 95 x/mnt
➢ Kesadaran : Sadar

Triase: Hijau
10 Laki-laki 60 tahun, mengeluh nyeri pada dada dan sesak napas
➢ Pernafasan : 40 x/mnt
➢ Nadi : 120 x/mnt
➢ Kesadaran : Sadar

Triase: Merah

2|P ag e
TUGAS 2:
Berikan analisis perbandingan 2 jenis TRIASE (penerapan kekurangan, kelebihan dan
kemungkinan diaplikasikan di wilayah Anda)

1. Emergency Severity Index (ESI)


a. Kelebihan
• Algoritma triase gawat darurat lima tingkat yang lebih akurat, mudah dipahami
dan mudah diaplikasikan
• Dapat mengidentifikasi pasien dengan kondisi kritis dan sensitif waktu dengan
cepat
• Memprioritaskan perawatan untuk korban yang lebih kritis dibandingkan
korban dengan kondisi stabil
• Kemampuan untuk mempertimbangkan kebutuhan tenaga pada level 3, 4, dan
5

b. Kekurangan
• Korban hanya dikategorikan berdasarkan kondisi keparahan tanpa
mempertimbangkan faktor lainnya seperti riwayat medis yang diderita ataupun
usia korban
• Keputusan triase harus cepat, tepat dan akurat sehingga dibutuhkan
pengalaman serta pelatihan untuk para tim agar akurat dalam penggunaan
triase.

c. Aplikasi di wilayah
• Triase ini dapat digunakan jika sudah dilakukan pelatihan tim triase di wilayah
tersebut
• Dapat digunakan pada kasus dengan jumlah korban yang banyak
• Triase ini sangat cocok digunakan di IGD Rumah Sakit ataupun pada
kecelakaan dengan korban yang banyak

2. Australian Triage Scale (ATS)


a. Kelebihan
• Dapat memprioritaskan pasien berdasarkan tingkat keparahan kondisi mereka
• Dirancang untuk digunakan di rumah sakit berbasis layanan darurat di seluruh
Australia dan Selandia Baru
• Kategori ATS ditentukan oleh prediktor fisiologis (jalan napas, pernapasan,
sirkulasi, dan kecacatan) dan waktu tunggu maksimum untuk pengobatan (1:
segera, 2:10 menit, 3:30 menit, 4:60 menit, dan 5:120 menit)

b. Kekurangan
• Kurangnya pemahaman tentang metode triase karena pelatihan yang masih
kurang
• Perlu dimodifikasi secara berkala, seperti skala triase lainnya. Disarankan agar
kriteria level 5 direvisi untuk memastikan praktik yang aman di UGD.

c. Aplikasi di wilayah

3|P ag e
• Dapat diaplikasikan sebagai salah satu sistem triase yang digunakan di rumah
sakit berbasis layanan darurat

TUGAS 3:
Buatlah sebuah essay kajian literatur mengenai:
Hubungan antara Length of Stay (LOS) pasien di IGD dengan Patient Safety di IGD
Ketentuan penugasan:
• Essay minimal 2 halaman
• Diketik pada kertas A4 margin kanan, kiri, atas, bawah 2,54 cm, spasi ganda.
• Melampirkan referensi jurnal yang digunakan dalam bentuk daftar pustaka

4|P ag e
Hubungan antara Length of Stay (LOS) Pasien di

IGD dengan Patient Safety di IGD

Instalasi Gawat Darurat merupakan salah satu unit pelayanan di rumah sakit yang
memberikan pertolongan pertama dan sebagai jalan pertama masuknya pasien dengan kondisi
gawat darurat. Pelayanan Kegawatdaruratan meliputi penanganan kegawatdaruratan pada
prafasilitas pelayanan kesehatan; intrafasilitas pelayanan kesehatan; dan antarfasilitas
pelayanan kesehatan. dilakukan melalui sistem penanggulangan gawat darurat terpadu sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan (Abdul Wahab, Jak dan Germas Kodyat,
2021).

Pelayanan yang cepat dan tepat sangat dibutuhkan di dalam pelayanan Instalasi Gawat
Darurat (IGD). Pelayanan di IGD dapat terhambat jika kondisi di dalam IGD penuh dengan
pasien. Kondisi ini disebabkan oleh tidak sesuainya jumlah pasien yang berkunjung ke IGD
dengan tempat tidur yang ada di IGD dan ruang rawat inap penuh. Hal tersebut dapat
mengakibatkan waktu tunggu pasien yang lama. Hal ini tentunya berdampak terhadap
keselamatan pasien dan membahayakan nyawa pasien itu sendiri (Rai Bawa, Sudarsana dan
Duita, 2020).

Penanganan kegawatdaruratan prafasilitas pelayanan kesehatan meliputi tindakan


pertolongan dan evakuasi medik terhadap pasien. Dalam hal penanganan kegawatdaruratan
intrafasilitas pelayanan kesehatan dilakukan di Rumah Sakit, kategori terdiri atas Pelayanan
Kegawatdaruratan level I, level II, level III, dan level IV. Pada setiap proses alur di IGD akan
menimbulkan waktu tunggu. Waktu tunggu dari mulai saat pasien datang pertama ke IGD
dan dilakukan triase sampai dengan penempatan di ruang rawat inap disebut sebagai Length
Of Stay (LOS) (Abdul Wahab, Jak dan Germas Kodyat, 2021).

Length of Stay (LOS) pasien di IGD adalah suatu rentang waktu yang dibutuhkan pasien
gawat darurat diukur mulai dari pasien datang sampai ditrasfer atau dipindahkan ke unit atau
ruangan lain. Length of Stay (LOS) di IGD mendefinisikan sebagai lama waktu pasien mulai
dari pendaftaran sampai secara fisik pasien meninggalkan di instalasi gawat darurat (IGD).
Standar international menetapkan lamanya Length of Stay (LOS) di Unit Gawat Darurat
(UGD) adalah kurang dari 8 jam. Namun dibeberapa negara didunia seperti di Inggris,
Australia, Iran, Kanada dan Amerika, waktu Length Of Stay (LOS) pasien di Unit Gawat
5|P ag e
Darurat (UGD) adalah 4 jam (Asman Harahap et al., 2022). Length Of Stay (LOS) tidak
hanya melihat lama nya perawatan saat di Instalasi gawat darurat tetapi juga bisa melihat hari
lama perawatan di ruang inap suatu rumah sakit. Pada Instalasi gawat darurat untuk menilai
tingkat Length Of Stay (LOS) terkait dengan pelayanan maka dipakai standar Length Of Stay
(LOS), selain itu digunakan untuk melihat tingkat kepadatan dan kinerja klinis (Delinda,
Halimuddin dan Nurhidayah, 2021).

Length Of Stay (LOS) yang memanjang berpotensi menimbulkan kondisi crowding


(penumpukan pasien) di IGD sehingga dapat meningkatnya kejadian tidak diharapkan
(KTD), penundaan pelayanan, meningkatnya angka kematian dan lama hari perawatan. Hal
ini dapat menjadi faktor berkurangnya tingkat Patient Safety di IGD. IGD crowding adalah
suatu kondisi dimana permintaan layanan darurat melebihi kemampuan IGD dalam
memberikan perawatan berkualitas dalam kerangka waktu yang tepat. Penyebab terjadinya
kondisi crowding di IGD dibagi menjadi 3 faktor yaitu: faktor input, faktor throughtput dan
faktot output (Asman Harahap et al., 2022).

Faktor-faktor penyebab lamanya waktu tunggu di IGD disebutkan dari beberapa literature
sebagai berikut bottlenecks proses pendaftaran rawat inap, jenis pembayaran, keterlambatan
pelayanan penunjang, overuse pelayanan IGD, defensive medicine, kebutuhan tenaga dan
tidak adekuatnya lingkungan kerja. Penyebabnya adalah jenis kedatangan pasien, jenis kasus
penyakit, dan tingkat kegawatan, kemampuan finansial, respon time, kecepatan pelayanan,
ketersediaan alat, ketersediaan obat, prosedur pelayanan gawat darurat dan unit lain yang
terkait pelayanan gawat darurat (Abdul Wahab, Jak dan Germas Kodyat, 2021).

The Emergency Model of Care menetapkan target proses throughput dalam 4 jam, dan
membagi target throughput time tersebut dalam tiga kerangka waktu yang manageable (the
2:1:1 time frame model). Proses throughput pada time frame pertama, dimulai dari
kedatangan pasien di IGD (registration), kemudian dilakukan triage/pemilahan pasien
berdasarkan tingkat acuity pasien, kemudian dilakukan assessment IGD (pemeriksaan awal
dan diagnosis penunjang) dan rencana pengelolaan klinis. Tindakan pasien termasuk kedalam
proses throughput time frame yang pertama karena pada frame dimulai dari kedatangan
pasien (registration), dilakukan triage/pemilahan pasien berdasarkan tingkat acuity pasien,
dilakukan assessment IGD (pemeriksaan awal dan diagnostik penunjang) dan rencana
pengelolahan klinis (Asman Harahap et al., 2022).

6|P ag e
Length of Stay (LOS) berhubungan dengan Patient Safety di IGD. Berdasarkan standar
international untuk lamanya Length of Stay (LOS) adalah kurang dari 8 jam. Penumpukan
pasien menjadi salah satu masalah yang disebabkan memanjangnya Length of Stay (LOS). Di
IGD yang mempengaruhi Length of Stay (LOS) diantaranya proses pendaftaran rawat inap,
jenis pembayaran, keterlambatan pelayanan penunjang, overuse pelayanan IGD, defensive
medicine, kebutuhan tenaga dan tidak adekuatnya lingkungan kerja. Oleh karena itu,
pemanjangan Length of Stay (LOS) dapat menyebabkan penurunan dari patient safety di IGD.

REFERENSI

Abdul Wahab, E., Jak, Y. dan Germas Kodyat, A. (2021) “Analisis Faktor- Faktor Yang
Berhubungan Dengan Length Of Stay (LOS) Pasien Rawat Inap Di Instalasi Gawat
Darurat RSUD Cibinong,” Jurnal Manajemen dan Administrasi Rumah Sakit
Indonesia (MARSI), 5(2), hal. 207–220. doi: 10.52643/marsi.v5i2.1746.

Asman Harahap, A. et al. (2022) “Analisa Faktor Yang Berhubungan Dengan Length of Stay
(LOS) Di Igd,” Jurnal Keperawatan, 14(3), hal. 821–830. Tersedia pada:
http://journal.stikeskendal.ac.id/index.php/Keperawatan.

Delinda, N., Halimuddin dan Nurhidayah, I. (2021) “Length of Stay Pasien Di Instalasi
Gawat Darurat,” JIM FKep, 5(1), hal. 179–191.

Rai Bawa, N. N., Sudarsana, I. D. A. K. dan Duita, M. (2020) “Hubungan Waktu Tunggu
Pindah (Boarding Time) Pasien Trauma Level 1 dan 2 dengan Kejadian Kematian DI
IGD RSUP SANGLAH DENPASAR,” Jurnal Persatuan Perawat Nasional
Indonesia (JPPNI), 4(1), hal. 26. doi: 10.32419/jppni.v4i1.174.

7|P ag e

Anda mungkin juga menyukai