Anda di halaman 1dari 71

KATA PENGANTAR

Puji Syukur atas Kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas Berkat Rahmat-Nya
saya selaku penyusun dapat meyelesaikan laporan praktikum ini

Laporan ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas dalam mata kuliah
‘Pengantar Sistem Digital. Dalam laporan ini akan membahas tentang materi-materi
terkait pembelajaran selama praktikum PSD Semester 1.

Akhirnya kami mengucapkan terima kasih atas perhatiannya pada laporan ini,
saya selaku penyusun berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua
yang membacanya.

Dengan segala kerendahan hati saya mengakui masih terdapat banyak sekali
kekurangan dalam pembuatan laporan ini, oleh karena itu, kritik dan saran sangat saya
harapkan guna meningkatkan pembuatan laporan pada tugas lain dan waktu yang akan
datang.

Mataram, 20 Januari 2018

Penyusun

1
DAFTAR ISI

Kata Pengantar....................................................................................1

Daftar isi..............................................................................................2

Pembahasan........................................................................................3

- Modul I (Pengenalan EWB).............................................................3


 Materi........................................................................................3
 Pembahasan Soal......................................................................10

- Modul II (Sistem Bilangan).............................................................19


 Materi........................................................................................19
 Pembahasan Soal......................................................................25

- Modul III (Gerbang Logika).............................................................29


 Materi .......................................................................................29
 Pembahasan Soal......................................................................37

- Modul IV (Aljabar Boole)................................................................56


 Materi .......................................................................................56
 Pembahasan Soal......................................................................62

2
PEMBAHASAN

MODUL I (Pengenalan EWB)

 MATERI
Tujuan:

Setelah melakukan eksperimen ini diharapkan mahasiswa:

1. Mengetahui tools yang digunakan untuk simulasi rangkaian digital pada software EWB.
2. Mampu membuat rangkaian digital sederhana.

A. Pendahuluan

EWB (Electronic WorkBench) merupakan salah satu software computer elektronika yang
dapat digunakan untuk melakukan simulasi terhadap cara kerja dari suatu rangkaian elekronika
baik analog maupun digital. Untuk itu software ini sangat berguna bagi siapa saja yang ingin
memperdalam materi elektronika baik analog maupun digital. Simulasi rangkaian elektronika di
depan computer dapat dilakukan tanpa takut terjadi salah sambung, resiko kerusakan alat, dan
tentunya dapat melakukan percobaan berkaitan dengan teori yang ada. Simulasi rangkaian
elektronika diperlukan untuk menguji apakah rangkaian itu dapat berjalan dengan baik dan
sesuai dengan pendekatan teori yang digunakan pada buku-buku elektronika, tanpa harus
membuat rangkaian itu secara nyata.

Program EWB pertama kali dibuat pada tahun 1989 oleh perusahaan yang bernama
Electronics Workbench yang merupakan bagian dari perusahaan National Instrument dan
pertama kali dikenalkan dengan nama Electronics Instruments yang pada saat itu ditujukan
sebagai alat bantu pengajaran dalam bidang elektronika. Berikut ini adalah tampilan dari
program simulasi rangkaian elektronika Electronic Workbench 5.12:

3
Gambar 1 Tampilan Workspace EWB

Keuntungan menggunakan simulasi rangkaian elektronika dengan software Electronics


Workbench antara lain :

 Dapat menghemat waktu dan biaya untuk membeli komponen-komponen elektronika


yang dibutuhkan untuk keperluan praktikum.
 Tidak diperlukan kemampuan dan keterampilan seperti menyolder, menyambung,
memasang secara mekanis sehingga dapat menghemat waktu sebelum membuat
rangkaian yang sebenarnya.
 Jika Anda ingin melakukan pengukuran, instrument pengukuran yang tersedia pada
Electronics Workbench sudah mencukupi.
 Tidak perlu lagi mengeluarkan dana untuk membeli instrument pengukuran seperti
multimeter, voltmeter, amperemeter dan osiloskop yang harganya cukup mahal.

4
B. Penggunaan EWB

Umumnya, ada tiga hal yang perlu dikuasai oleh pemakai baru EWB yaitu cara pemakaian
alat ukur yang disediakan, pemakaian komponen elektronika dan pembentukan rangkaian.

1. Pemakaian alat ukur/indikator

Setelah Anda menjalankan EWB, Anda akan melihat tiga toolbar menu (barisan toolbar
file,edit ; toolbar 'gambar' new,open ; dan toolbar komponen dan alat ukur). Pada barisan
terakhir, klik toolbar kesepuluh “indicators”. Lalu pilih alat indikator yang ingin digunakan
(probe atau seven segment), drag symbol tersebut kebawah (layar putih). Untuk merubah
property dari indikator yang digunakan, klik kanan pada gambar yang sudah di drag lalu pilih
“component properties” (dapat dilakukan juga dengan klik dua kali pada gambar komponen).
Alat ukur yang lain pada toolbar ketiga belas “instruments” juga dapat digunakan untuk
pengukuran sistem digital.

2. Pemakaiankomponenelektronika

Pada barisan terakhir, mulai dari toolbar 'gambar' yang kedua sampai toolbar 'gambar' yang
ketiga belas adalah toolbar yang berisi symbol komponen. Pada praktikum sistem digital ini,
Anda hanya cukup memakai toolbar yang pertama, kedua, ketujuh sampai toolbar kesembilan.
Mulai dari toolbar pertama dan kedua, ada symbol komponen batere, ground, saklar, dll. Adapun
pada toolbar ketujuh sampai kesembilan terdapat komponen rangkaian digital, seperti gerbang
logika, IC, flip flop, multiplexer dll. Cara memakai komponen ini hamper sama dengan
pemakaian alat ukur/indikator. Untuk mengubah besar nilai komponen dilakukan dengan klik
kanan atau klik dua kali komponen, lalu isi nilai komponen yang di inginkan pada tempat yang
disediakan.

3. Pembentukan rangkaian

Setelah mengambil beberapa komponen yang diinginkan untuk membentuk suatu rangkaian
digital, Anda perlu menyambung kaki-kaki dari satu symbol kesimbol lainnya. Penyambungan
kaki dapat dilakukan dengan:

- arahkan mouse pointer keujung kaki simbol;

5
- usahakan ujung kaki symbol berwarna terang;
- lalu klik dan tahan mouse;
- tujukan keujung kaki simbol yang ingin disambung sampai ujung kaki symbol tersebut
berwarna terang dan lepas mouse.

Kedua komponen akan tersambung dengan suatu symbol kawat penghantar. Untuk lebih jelasnya
dapat ditanyakan pada asisten.

Gambar 2. Toolbar pada EWB

C. Simulasi

Setelah tiga hal tersebut dikuasai, rangkaian elektronika sudah dapat dibentuk. Setelah rangkaian
elektronika plus alat ukur dipasang pada bagian yang akan diukur (biasanya input dan output),
Anda dapat memulai simulasi dengan menekan symbol saklar yang terletak di pinggir kanan atas

(klik tanda I untuk on simulasi dan klik tanda O untuk off simulasi. . Tanda pause bisa
juga digunakan terutama untuk mencatat nilai). Usahakan windows kecil alat ukur tetap terbuka,
supaya grafik hasil pengukuran dapat dibaca. Setelah menguasai tiga langkah dasar dan cara
simulasinya, diharapkan Anda dapat menguasai dasar penggunaan software ini.

6
D. Membuat Project Baru

Untuk membuat Project Barikut langkah-langkahnya:

- Pilih File
- Pilih New

Gambar 3. Membuat Project Baru

Selanjutnya mengambil komponen-komponen yang dibutuhkan kemudian dirangkai.

Project 1. Membuat Rangkaian NOT

Untuk membuat rangkaian digital dengan gerbang Not pada gambar di atas di butuhkan
komponen-komponen sbb:

- Sumber Vcc
- Ground
7
- Saklar 2 kondisi
- Gerbang Not
- Lampu LED sebagai indikator

Langkah yang harus dilakukan adalah mengambil komponen-komponen yang dibutuhkan seperti
pada daftar komponen di atas.Selanjutnya hubungkan masing-masing komponen sehingga
membentuk rangkaian elektronika.

Latihan

Buatlah rangkaian digital dengan gerbang AND seperti pada gambar berikut ini.

Komponen-komponen yang digunakan sbb:

- Sumber Vcc
- Ground
- 2 Saklar 2 kondisi
- GerbangAND
- Lampu LED sebagai indikator

Pada gambar rangkaian AND di atas, kondisi awal masukan B dan C masing-masing adalah 1
dan 0. Buatlah rangkaian AND dengan kondisi masukan berikut B = 1 dan C = 1, B = 0 dan C =
1, dan B = 0 dan C = 0.

8
Tugas

1. Carilah nama dan property dari setiap komponen yang terdapat pada toolbar pertama,
kedua, ketujuh, kedelapan, kesembilan, kesepuluh dan ketiga belas.Berikan penjelasan
singkat untuk masing-masing komponen tersebut.
2. Buatlah rangkaian AND dengan tiga buah masukan A, B dan C yang memnuhi kondisi A
= 1, B = 1, C = 1 dan A = 0, B = 0, C = 0.

9
 PEMBAHASAN SOAL

Komponen pada Electronic Workbench


Toolbar Pertama (Sources)
Ikon Nama Fungsi
Merepresentasikan “ground” yang bernilai 0
Ground
volt.
Merepresentasikan baterai sebagai sumber
Battery
tegangan DC.
DC Current Source Merupakan sumber arus DC.

AC Voltage Source Merupakan sumber tegangan AC

AC Current Source Merupakan sumber arus AC


Merupakan sumber tegangan yang
Voltage-Controlled Voltage Source menghasilkan output berdasarkan tegangan
yang masuk.
Merupakan sumber arus yang menghasilkan
Voltage-Controlled Current Source
output berdasarkan tegangan yang masuk.
Merupakan sumber tegangan yang
Current Controlled Voltage Source menghasilkan output berdasarkan arus yang
masuk.
Merupakan sumber arus yang menghasilkan
Current Controlled Current Source
output berdasarkan arus yang masuk.
Merepresentasikan sumber tegangan yang
Vcc Source
bernilai +5 volt.
Merepresentasikan sumber tengangan yang
Vdd Source
bernilai +15 volt.
Menghasilkan gelombang kotak (square
Clock
wave).
AM Source Menghasilkan gelombang AM.

FM Source Menghasilkan gelombang FM.


Menghasilkan gelombang sinus (sine wave)
Voltage-Controlled Sine Wave Oscillator
berdasarkan sumber tegangan AC atau DC.
Menghasilkan gelombang segitiga (triangle
Voltage-Controlled Triangle Wave Oscillator wave) berdasarkan sumber tegangan AC atau
DC.
Menghasilkan gelombang kotak (kotak wave)
Voltage-Controlled Square Wave Oscillator
berdasarkan sumber tegangan AC atau DC.
Menghasilkan pulse wave sumber tegangan
Controlled One-Shot
AC atau DC.

10
Menghasilkan gelombang dari sebuah file teks
Piecewise Linear Source yang berisi nilai tegangan dan waktu yang
ditentukan.
Menghasilkan gelombang berdasarkan input
Voltage-Controlled Piecewise Linear Source dari sumber tegangan dan output yang
ditentukan.
Menyatakan sinyal digital 1 sebagai suatu nilai
tegangan dengan frekuensi tertentu (misalnya
f1 = 1200 Hz), sementara sinyal digital 0
Frequency-Shift-Keying Source (FSK Source)
dinyatakan sebagai suatu nilai tegangan
dengan frekuensi tertentu yang berbeda
(misalnya f2 = 2200 Hz)
Menghasilkan sumber tegangan berdasarkan
Polynomial Source
fungsi polynomial transfer.
Menghasilkan sumber tegangan dengan
Nonlinear Dependent Source output yang dapat diubah sesuai keinginan
dengan menggunakan operasi matematika.

Toolbar Kedua (Basics)


Ikon Nama Fungsi
Untuk menghubungkan kabel antara komponen yang
Connector
satu dengan komponen yang lainnya.
Merepresentasikan sebuah resistor.Resistor adalah
komponen elektronika yang berfungsi untuk
Resistor
menghambat atau membatasi aliran listrik yang mengalir
dalam suatu rangkaian elektronika.
Capacitor Menyimpan energi di dalam medan listrik
Menyimpan energi pada medan magnet yang ditimbulkan
Inductor
oleh arus listrik yang melintasinya.
Transformer Memindahkan tenaga listrik antara dua rangkaian listrik.
Membuka atau menutup sirkuit / rangkaian lain dalam
Relay
kondisi tertentu.
Merepresentasikan sebuah saklar yang dapat dibuka atau
Switch
ditutup dengan menggunakan keyboard.
Merepresentasikan sebuah saklar yang dapat dibuka atau
Time-Delay Switch
ditutup dengan jeda waktu tertentu.
Merepresentasikan sebuah saklar yang dapat dibuka atau
Voltage-Controlled Switch
ditutup berdasarkan tegangan yang masuk pada saklar.
Merepresentasikan sebuah saklar yang dapat dibuka atau
Current-Controlled Switch
ditutup berdasarkan arus yang masuk pada saklar.
The pull-up resistor has one end connected to Vcc. The
Pull-up Resistor other end is connected to a point in a logic circuit that
needs to be raised to a voltage level closer to Vcc.

11
Potentiometer mirip seperti resistor biasa, tetapi nilai
Potentiometer
hambatannya dapat diubah saat sirkuit dijalankan.
Resistor Pack Merupakan komponen yang berisi 8 resistor.
Voltage-Controlled Analog Merepresentasikan sebuah saklar yang dapat dibuka atau
Switch ditutup berdasarkan tegangan yang masuk pada saklar.
Merepresentasikan sebuah kapasitor polar. Kapasitor
Polarized Capacitor Polar adalah kapasitor yang kedua kutubnya mempunyai
polaritas positif dan negatif.
Komponen ini sama seperti kapasitor biasa, hanya
Variable Capacitor
nilainya dapat diubah saat sirkuit dijalankan.
Komponen ini sama seperti induktor biasa, hanya nilainya
Variable Inductor
dapat diubah saat sirkuit dijalankan.
This component is a conceptual model that you can use
as a building block to create a wide variety of inductive
and magnetic circuit models. Typically, you would use the
coreless coil together with the magnetic core to build up
systems that mock the behavior of linear and nonlinear
magnetic components. Output is in the form of a voltage
Coreless Coil
proportional to the product of input current and number
of turns, and represents the magnetomotive force (mmf)
which is produced. The output voltage behaves like a
magnetomotive force in a magnetic circuit, that is, when
the coreless coil is connected to the magnetic core or
some other resistive device, a current flows.
This component is a conceptual model that you can use
as a building block to create a wide variety of inductive
and magnetic circuit models. Typically, you would use the
Magnetic Core magnetic core together with the coreless coil to build up
systems that mock the behavior of linear and non-linear
magnetic components. It takes as input a voltage which it
treats as a magnetomotive force (mmf) value.
This component is based on a general model that can be
customized for different applications.
It is implemented using a magnetic core and coreless coil
as building blocks, together with resistors and inductors.
Nonlinear Transformer
Using this transformer, you can model physical effects
such as nonlinear magnetic saturation, primary and
secondary winding losses, primary and secondary leakage
inductances, and core geometric size.

Toolbar Ketujuh (Digital ICs)


Ikon Nama Fungsi
74XX Template Berisi template IC (Integrated Circuit) seri 74XX

741XX Template Berisi template IC (Integrated Circuit) seri 741XX

12
742XX Template Berisi template IC (Integrated Circuit) seri 742XX

743XX Template Berisi template IC (Integrated Circuit) seri 743XX

744XX Template Berisi template IC (Integrated Circuit) seri 744XX

4XXX Template Berisi template IC (Integrated Circuit) seri 4XXX

Toolbar Kedelapan (Logic Gates)


Ikon Nama Fungsi
2-Input AND Gate Merepresentasikan gerbang logika AND.

2-Input OR Gate Merepresentasikan gerbang logika OR.

NOT Gate Merepresentasikan gerbang logika NOT.

2-Input NOR Gate Merepresentasikan gerbang logika NOR.

2-Input NAND Gate Merepresentasikan gerbang logika NAND.

2-Input XOR Gate Merepresentasikan gerbang logika XOR.

2-Input XNOR Gate Merepresentasikan gerbang logika XNOR.


Tristate buffer mirip seperti buffer biasa, tetapi tristate buffer memiliki
Tristate Buffer
satu input tambahan yang berfungsi seperti saklar.
Rangkaian buffer adalah rangkaian yang menghasilkan tegangan
Buffer
output sama dengan tegangan inputnya.
Pemicu Schmitt (Schmitt trigger) adalah piranti yang mengubah isyarat
Schmitt Trigger masukan bentuk gelombang sembarang menjadi gelombang kotak
pada isyarat keluarannya.
Berisi template IC (Integrated Circuit) yang menggunakan gerbang
AND Gates
logika AND.
Berisi template IC (Integrated Circuit) yang menggunakan gerbang
OR Gates
logika OR.
Berisi template IC (Integrated Circuit) yang menggunakan gerbang
NAND Gates
logika NAND.
Berisi template IC (Integrated Circuit) yang menggunakan gerbang
NOR Gates
logika NOR.
Berisi template IC (Integrated Circuit) yang menggunakan gerbang
NOT Gates
logika NOT.
Berisi template IC (Integrated Circuit) yang menggunakan gerbang
XOR Gates
logika XOR.
Berisi template IC (Integrated Circuit) yang menggunakan gerbang
XNOR Gates
logika XNOR.
Berisi template IC (Integrated Circuit) yang menggunakan rangkaian
Buffers
buffer.

13
Toolbar Kesembilan (Digital)
Ikon Nama Fungsi
Digunakan untuk melakukan penjumlahan bilangan biner. Fungsi
Half Adder
carry in tidak dapat digunakan dalam operasi penjumlahan.
Digunakan untuk melakukan penjumlahan bilangan biner. Fungsi
Full Adder
carry in dapat digunakan dalam operasi penjumlahan.
Flip flop RS atau SR (SET – RESET) merupakan dasar dari flip flop
jenis lain. Flip flop ini mempunyai 2 masukkan : satu disebut S
(set) yang dipakai untuk menyetel (membuat keluaran flip flop
RS Flip-Flop
berkeadaan 1) dan yang lain disebut R (reset) yang dipakai untuk
me-reset (membuat keluaran berkeadaan 0). Flip flop RS dapat
dibentuk dari dua gerbang NOR atau dua gerbang NAND.
Flip Flop ini mengatasi kelemahan flip flop RS, yang tidak
JK Flip-Flop with Active mengizinkan pemberian masukkan R=S=1, dengan meng-NAND-
High Asynchronous kan masukkan dari luar dengan keluaran. Flip flop JK ini tidak
Inputs berkerja tak serempak dengan rangkaian lain karena tidak ada
penabuhan (clocking).
JK Flip-Flop with Active This JK flip-flop is similar to the JK flip-flop with active high
Low Asynchronous asynchronous inputs, except the preset and clear inputs are
Inputs activated when they are pulled low.
D Flip-flop merupakan salah satu jenis Flip-flop yang dibangun
dengan menggunakan Flip-flop RS. Perbedaan dengan Flip-flop RS
terletak pada inputan R, pada D Flip-flop inputan R terlebih
D Flip-Flop dahulu diberi gerbang NOT. maka setiap masukan ke D FF ini akan
memberi keadaan yang berbeda pada input RS, dengan demikian
hanya terdapat 2 keadaan "SET" dan "RESET" S=0 dan R=1 atau
S=1 dan R=0, jadi dapat disi.
D Flip-Flop with Active
This flip-flop is similar to the D flip-flop except it has two active
Low Asynchronous
low asynchronous inputs: preset and clear.
Inputs
Berisi template IC (Integrated Circuit) yang berfungsi sebagai
multiplexer. Multiplekser atau disingkat MUX adalah alat atau
komponen elektronika yang bisa memilih input (masukan) yang
Multiplexer ICs
akan diteruskan ke bagian output (keluaran). Pemilihan input
mana yang dipilih akan ditentukan oleh signal yang ada di bagian
kontrol (kendali) Select.
Berisi template IC (Integrated Circuit) yang berfungsi sebagai
demultiplexer. Pada Demultiplekser, jumlah masukannya hanya
Demultiplexer ICs satu, tetapi bagian keluarannya banyak. Signal pada bagian input
ini akan disalurkan ke bagian output (channel) yang mana
tergantung dari kendali pada bagian SELECTnya.
Encoder ICs Berisi template IC (Integrated Circuit) yang berfungsi sebagai
encoder.Encoder adalah rangkaian yang berfungsi untuk
mengkodekan data input menjadi data bilangan dengan format
tertentu. Encoder dalam rangkaian digital adalah rangkaian
kombinasi gerbang digital yang memiliki input banyak dalam
bentuk line input dan memiliki output sedikit dalam format

14
bilangan biner.
Berisi template IC (Integrated Circuit) yang menghasilkan fungsi
Arithmetic ICs
aritmatik.
Berisi template IC (Integrated Circuit) yang berfungsi sebagai
counter.Rangkaian counter adalah rangkaian elektronika yang
Counter ICs
befungsi untuk melakukan penghitungan angka secara berurutan
baik itu perhitungan maju ataupun perhitungan mundur.
Berisi template IC (Integrated Circuit) yang berfungsi sebagai shift
Shift Register ICs register.Pada sistem digital register geser digunakan untuk
menggeser suatu data.
Berisi template IC (Integrated Circuit) yang berfungsi sebagai flip-
flop.Flip-Flop adalah rangkaian arus listrik yang bekerja
berdasarkan arus listrik dari berbagai macam gerbang sederhana
Flip-Flops ICs
dari arus listrik yang berhubungan saling menyilang. flip-flop
biasa digunakan sebagai pengolahan data digital yang di terapkan
ke perangkat elektronik.

Toolbar Kesepuluh (Indicators)


Ikon Nama Fungsi
Mengukur perbedaan tegangan AC atau DC antar titik dalam
Voltmeter
sebuah sirkuit.
Ammeter Mengukur arus pada sebuah sirkuit.

Bulb Merepresentasikan sebuah lampu pijar.

Probe Mereprentasikan sebuah lampu LED.


Merupakan sebuah display 7 segmen yang setiap segmennya
7-Segment Display
dapat diatur sendiri-sendiri.
Merupakan sebuah display 7 segmen yang dapat
Decoded 7 Segment Display
menampilkan sebuah digit heksadesimal.
Menghasilkan bunyi ‘bip’ pada komputer ketika tegangan
Buzzer
yang masuk melewati tengangan yang ditentukan.
Merupakan susunan LED yang digunakan untuk
Bargraph Display menampilkan naik turunnya tegangan.Komparator
diperlukan.
Merupakan susunan LED yang digunakan untuk
Decoded Bargraph Display menampilkan naik turunnya tegangan. Tidak memerlukan
komparator.

Toolbar Ketigabelas (Instruments)


Ikon Nama Fungsi
Mengukur tegangan atau arus DC atau AC, serta hambatan antara dua
Multimeter
titik pada sirkuit.

15
Menghasilkan sumber tengangan dengan gelombang sinus, segitiga,
Function Generator
atau persegi.
Oscilloscope Menampilkan besar dan frekuensi dari sinyal elektronik.

Bode Plotter Menghasilkan grafik yang berisi frekuensi dari sebuah sirkuit.
Mengirimkan sinyal yang mewakilkan huruf-huruf atau pola-pola bit
Word Generator
menuju sirkuit.
Logic Analyzer Menampilkan sinyal digital dalam sebuah sirkuit.
Menghasilkan tabel kebenaran atau ekspresi boolean dari sebuah
Logic Converter sirkuit, atau menghasilkan sirkuit dari sebuah tabel kebenaran atau
ekspresi boolean.

16
Gerbang Logika Dan 3 Input

Hasil:

A B C Indikator
0 0 0 LED Mati
0 0 1 LED Mati
0 1 0 LED Mati
0 1 1 LED Mati
1 0 0 LED Mati
1 0 1 LED Mati
1 1 0 LED Mati
1 1 1 LED Menyala

17
Input gerbang and dengan 2 kaki

Tabel Kebenarannya

A B Indikator
0 0 0
0 1 0
1 0 0
1 1 1

18
MODUL II (Sistem Bilangan)

 MATERI

TUJUAN PEMBELAJARAN
Mahasiswa mampu mengkonversi sistem bilangan sesuai basis bilangan yang ditentukan

DASAR TEORI
Basis Bilangan / Radik
Ada bermacam-macam sistem bilangan. Masing-masing sistem bilangan dibatasi oleh basis/radik. Basis
adalah banyaknya angka atau digit yang digunakan suatu bilangan. Misalnya bilangan desimal
mempunyai basis 10 (r=10) yaitu 0,1,2,3,4,5,6,7,8,9.
Nama dari masing-masing sistem bilangan ditentukan dengan basisnya. Seperti halnya bilangan desimal
yang berarti bilangan sepuluh. Bilangan oktal (oktal = delapan), yaitu bilangan dengan basis delapan.
Bilangan hexadesimal (hexadesimal = enambelas) yaitu bilangan dengan basis enambelas. Bilangan
biner (biner = dua) yang berarti bilangan dengan basis dua.

Bobot Bilangan
Bobot suatu bilangan tergantung dari radik dan susunan digit-digitnya. Misalnya bilangan desimal 156
atau ditulis (156)10 mempunyai bobot bilangan sebagai berikut :
6 : menunjukkan harga satuan (= 6)
5 : menunjukkan harga puluhan ( = 50)
1 : menunjukkan harga ratusan ( = 100)
Sehingga (156)10 = 100 + 50 + 6
= (6 x 100) + (5 x 101) + (1 x 102)

( N )r =d 0 r 0 +d 1 r 1 +d 2 r 2 +. .. . .. .. . .

Rumus tersebut berlaku untuk mengetahui nilai desimal (bobot bilangan) dari bilangan radik lain, dan
berlaku untuk bilangan utuh (bukan pecahan).

19
Bilangan Oktal
Bilangan oktal adalah bilangan yang mempunyai basis/radik 8 (r=8) dan hanya menggunakan delapan
digit saja, yaitu : 0,1,2,3,4,5,6,7. Misalnya bilangan oktal 74 tidak sama nilainya dengan bilangan
desimal 74. Untuk dapat mengetahui nilai desimalnya dapat digunakan rumus bobot bilangan.
(74)8 = (4 x 80) + (7 x 81)
= 4 + 56
= (60)10

Bilangan Hexadesimal
Bilangan hexadesimal mempunyai radik r=16, yaitu : 0,1,2,3,4,5,6,7,8,9,A,B,C,D,E,F. Huruf-huruf A
sampai F menggantikan bilangan 10 sampai 15. Dengan menggunakan rumus bobot bilangan dapat
diketahui nilai desimal dari bilangan hexadesimal.
(2A3)16 = (3 x 160) + (A x 161) + (2 x 162)
= (3 x 1) + (10 x 16) + (2 x 256)
= 3 + 160 + 512
= (675)10

Bilangan Biner
Bilangan biner hanya mempunyai dua digit saja yaitu 0 dan 1, sehingga bilangan biner merupakan
bilangan yang mempunyai radik paling kecil, r=2. Keuntungannya dua digit tersebut dapat diwakili oleh
besaran elektris yaitu tegangan. Dalam besaran listrik, digit 0 berarti tidak ada tegangan (sebenarnya
ada tetapi kecil sekali 0 – 2,4 V), sedangkan digit 1 berarti ada tegangan (2,4 – 5 V)
Bil. Desimal Bil. Biner
0 0000
1 0001
2 0010
3 0011
4 0100
5 0101
6 0110
7 0111
8 1000
9 1001

20
10 1010
11 1011
12 1100
13 1101
14 1110
15 1111

Dari tabel terlihat nilai digit 1 bertambah besar ketika bergeser kekiri, dan bertambah kecil ketika
bergeser ke kanan. Digit yang paling kanan disebut Least Significant digit LSD (digit paling kecil) = LSB.
Digit yang paling kiri disebut Most Significant Digit (MSD) (digit paling besar) = MSB.
Contoh.
MSB ------------ 1001----------- LSB
Contoh Soal
(1011)2 = (….)10
(1011)2 = (1x20) + (1x21) + (0x22) + (1x23)
=1+2+0+8
= 11

Konversi Bilangan Desimal menjadi Bilangan Radik Lain


Pada umumnya mengubah bilangan desimal menjadi bilangan radik lain dapat dilakukan dengan cara
pembagian yang terus-menerus. Bilangan desimal yang akan dikonversi, dibagi dengan basis bilangan
baru yang dikehendaki, terus-menerus sampai habis atau sampai hasilnya sama dengan nol. Sisa tiap-
tiap pembagian akan menjadi digit-digit bilangan baru tersebut. Sisa pembagian yang pertama akan
menjadi digit paling kanan (LSB), berturut-turut sehingga sisa pembagian yang terakhir menjadi digit
yang paling kiri (MSB).
a. Konversi Bilangan Desimal menjadi Bilangan Oktal
Contoh soal :
(1675)10 = (……)8
1675 : 8 = 209 sisa : 3 (LSB)
209 : 8 = 26 sisa :1
26 : 8 =3 sisa :2
3:8 =0 sisa : 3 (MSB)

21
(1675)10 = ( 3213)8

b. Konversi Bilangan Desimal menjadi Bilangan Hexadesimal


Buatlah sandi heksadesimal dari bilangan desimal (6699)10
6699 : 16 = 418 sisa 11 = B (LSB)
418 : 16 = 26 sisa 2
26 : 16 =1 sisa 10 = A
1 : 16 =0 sisa 1 (MSB)
(6699)10 = (1A2B)16

c. Konversi Bilangan Desimal menjadi Bilangan Biner


Buatlah bilangan biner dari (35)10
35 :2 = 17 sisa 1 (LSB)
17 :2 =8 sisa 1
8 :2 =4 sisa 0
4 :2 =2 sisa 0
2 :2 =1 sisa 0
1 :2 =0 sisa 1 (MSB)
(35)10 = (100011)2

Rumus 2ⁿ
Mengubah bilangan desimal dapat dilakukan menguraikan bilangan desimal menjadi beberapa
bilangan yang merupakan kelipatan 2⁰,2ˡ,… dst
Bit 9 8 7 6 5 4 3 2 1
Bobot 256 128 64 32 16 8 4 2 1
Bilangan 28
2 7
26
2 5
24 3
2 22
21
20

Contoh :
35 = 32 + 2 +1
Dari penguraian tsb terlihat bahwa yg berisi digit 1 adalah bit nomer 6, nomer 2 dan nomer
1,sedangkan bit lain bernilai 0
Jadi (35)10 = (100011)2

22
TUGAS PENDAHULUAN
1. Apakah yang dimaksud dengan bilangan?
2. Disebut bilangan apakah bilangan yang terdiri dari digit 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9?
3. Disebut bilangan apakah bilangan yang terdiri dari digit 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7?
4. Disebut bilangan apakah bilangan yang terdiri dari digit 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, A,
B, C, D, E, F?
5. Disebut bilangan apakah bilangan yang terdiri dari digit 0 dan 1?

PERCOBAAN PRAKTIKUM
1. Selesaikan permasalahan bilangan oktal berikut ini :
a. (762)8 = (...)10
b. (56)8 = (...)10
c. (1234)8 = (...)10
d. (235)8 = (...)10
e. (246)8 = (...)10
f. (231)8 = (...)10
g. (234)8 = (...) 10
h. (111)8=(...)10

2. Selesaikan permasalahan bilangan hexadesimal berikut ini :


a. (234)16 = (....)10

b. (145A)16 = (....)10

c. (25D4)16= (....)10

d. (ADE)16 = (.....)10

e. (4AB1)16 = (....)10

23
f. (8A71)16=(....)10

g. (A2E)16 = (.....)10

h. (98AC)16=(....)10

i. (AE3)16 = (…)10

j. (1867F)16 = (....)10

k. (71CB)16= (....)10

3. Selesaikan permasalahan bilangan biner berikut ini :


a. (145)10 = (….)2
b. (451)10 = (….)2
c. (282)10 = (…..)2
d. (234)10 = (…..)2
e. (132)10 = (….)2

24
 PEMBAHASAN SOAL
JAWABAN TUGAS PENDAHULUAN

1. Bilangan adalah suatu konsep matematika yang digunakan untuk pencacahan dan
pengukuran
2. Bilangan decimal
3. Bilangan octal
4. Bilangan hexadesimal
5. Bilangan biner

JAWABAN PERCOBAAN PRAKTIKUM

1. Selesaikan permasalahan bilangan octal berikut ini


a. (762)8 = (7x82) + (6x81) + (2x80)
= 448 + 48 + 2
= (498)10

b. (56)8 = (5x81) + (6x80)


= 40 + 6
= (46)10

c. (1234)8 = (1x83) + (2x82) + (3x81) + (4x80)


= 512 + 128 + 24 + 4
= (668)10

d. (235)8 = (2x82) + (3x81) + (5x80)


= 128 + 24 + 5
= (157)10

e. (246)8 = (2x82) + (4x81) + (6x80)


= 128 + 32 + 6
= (166)10

f. (231)8 = (2x82) + (3x81) + (1x80)


= 128 + 24 + 1
= (153)10

25
g. (234)8 = (2x82) + (3x81) + (4x80)
= 128 + 24 + 4
= (156)10

h. (111)8 = (1x82) = (1x81) + (1x80)


= 64 + 8 + 1
= (73)10

2. Selesaikan permasalahan bilangan hexadecimal berikut ini:


a. (234)16 = (2x162) + (3x161) + (4X160)
= 512 + 48 + 4
= (564)10

b. (145A)16 = (1x163) + (4x162) + (5x161) + (10x160)


= 4096 + 1024 + 80 +10
= (5210)10

c. (25D4)16 = (2x163) + (5x162) + (13x161) + (4x160)


= 4096 + 261 + 208 + 4
= (4596)10

d. (ADE)16 = (10X162) + (13X161) + (14X160)


= 2560 + 208 + 14
= (2782)10

e. (4AB1)16 = (4x163) + (10x162) + (11x161) + (1x160)


= 16384 + 2560 + 176 + 1
= (19121)10

f. (8A71)16 = (8x163) + (10x162) + (7x161) + (1x160)


= 32768 + 2560 + 112 + 1
= (35411)10

g. (A2E)16 = (10x162) + (2x161) + (14x160)


= 2560 + 32 + 14
= (2606)10

26
h. (98AC)16 = (9x163) + (8x162) + (10x161) + (12x160)
= 36864 + 2048 + 160 + 12
= (39084)10

i. (AE3)16 = (10x162) + (14x161) + (3x160)


= 2560 + 224 + 3 = (2787)10

j. (1867F)16 = (1x164) + (8x163) + (6x162) + (7x161) + (15x160)


= 65536 + 32768 + 1536 + 112 + 15
= (99967)10

k. (71CB)16 = (7x163) + (1x162) + (12x161) + (11x160)


= 28672 + 256 + 192 + 11
= (29131)10

3. Selesaikan permasalahan bilangan biner berikut ini:


a. (145)10 = 145 : 2 = 72 sisa 1 (LSB)
72 : 2 = 36 sisa 0
36 : 2 = 18 sisa 0
18 : 2 = 9 sisa 0
9:2=4 sisa 1
4:2=2 sisa 0
2 : 2 = 1 sisa 0
1:2=0 sisa 1 (MSB)

= (10010001)2

b. (451)10 = 451 : 2 = 225 sisa 1 (LSB)


225 : 2 = 112 sisa 1
112 : 2 = 56 sisa 0
56 : 2 = 28 sisa 0
28 : 2 = 14 sisa 0
14 : 2 = 7 sisa 0
7:2 =3 sisa 1
3:2=1 sisa 1
1:2=0 sisa 1 (MSB)

= (111000011)2 27
c. (282)10 = 282 : 2 = 141 sisa 0 (LSB)
141 : 2 = 70 sisa 1
70 : 2 = 35 sisa 0
35 : 2 = 17 sisa 1
17 : 2 = 8 sisa 1
8:2=4 sisa 0
4:2 =2 sisa 0
2:2=1 sisa 1
1:2=0 sisa 1 (MSB)

= (110011010)2

d. (234)10 = 234 : 2 = 117 sisa 0 (LSB)


117 : 2 = 58 sisa 1
58 : 2 = 29 sisa 0
29 : 2 = 14 sisa 1
14 : 2 = 7 sisa 1
7:2=3 sisa 1
3:2 =1 sisa 1
1:2=0 sisa 1(MSB)

= (11111010)2

e. (132)10 = 132 : 2 = 66 sisa 0 (LSB)


66 : 2 = 33 sisa 0
33 : 2 = 16 sisa 1
16 : 2 = 8 sisa 0
8:2=4 sisa 0
4:2=2 sisa 0
2:2 =1 sisa 0
1:2=0 sisa 1 (MSB)

= (10000100)2

28
MODUL III (Gerbang Logika)

 MATERI
Tujuan:

Setelah menyelesaikan praktikum ini, mahasiswa diharapkan mampu:


1. Membuat rangkaian gerbang logika dengan 2, 3 dan 4 buah masukan.
2. Menentukan tabel kebenaran dari gerbang logika dengan 2, 3 dan 4 buah masukan.
3. Mengetahui aplikasi sederhana Gerbang Logika.

A. Pendahuluan
Pada rangkaian analog terdapat banyak tegangan yang mungkin ada pada waktu
bersamaan, akan tetapi pada rangkaian digital hanya dua. Dua tegangan tersebut dapat disebut
sebagai logika 1 dan logika 0, atau benar dan salah. Karena hanya menggunakan dua keadaan
tersebut, logika digital disebut sebagai biner.

Dalam logika digital terdapat 3 elemen dasar yaitu Gerbang logika AND, OR dan gerbang
NOT (Inverter). Apa yang dilakukan sangatlah sederhana namun sangat penting untuk
dipahami dengan cara menghubungkan gerbang-gerbang tersebut ke dalam rangkaian.
Gerbang-gerbang logika tersebut dapat melakukan berbagai fungsi kompleks seperti
penjumlahan 2 angka, pengurangan, pengalian bahkan pembagian dua angka. Untuk
mempelajari karakteristik dan metode singkat dan sederhana dimana fungsinya dapat
dijelaskan, dua gerbang dan inverter akan dipelajari secara terpisah.

B. Jenis Gerbang Logika


1. Gerbang Logika AND

Gerbang logika AND merupakan alat yang memiliki keluaran logika 1 jika kedua
masukannya berlogika 1. Jika salah satu atau kedua masukannya berlogika 0, keluarannya
memiliki logika 0. Gambar l menunjukkan gambar gerbang logika AND. Masukan gerbang
logika AND terletak di sisi sebelah kiri yang dinyatakan sebagai A dan B, adapun keluarannya

29
dinyatakan sebagai C terletak pada sisi sebelah kanan. Tabel kebenarannya ditunjukkan pada
Tabel 1, dan persamaan lgokanya adalah C = A.B.

Gambar 1 Simbol Gerbang Logika AND

Tabel 1 Tabel Kebenaran Logika AND

A B C
0 0 0
0 1 0
1 0 0
1 1 1

2. Gerbang Logika OR

Gerbang logika OR merupakan alat yang memiliki keluaran logika 1 jika salah satu atau
kedua masukannya berlogika 1. Simbol gerbang logika OR ditunjukkan pada Gambar 2
dengan masukan A dan B pada sisi kiri dan keluaran C pada sisi kanan. Tabel kebenaran
gerbang OR ditunjukkan pada Tabel 2 dan persamaan logikanya adalah C = A+B.

Gambar 2 Simbol Gerbang Logika OR

Tabel 2 Tabel Kebenaran Logika OR

A B C
0 0 0
0 1 1
1 0 1
1 1 1

3. Gerbang Logika NOT (Inverter)

Logika ketiga dan merupakan gerbang paling sederhana adalah gerbang NOT (inverter).
Inverter berbeda dari gerbang logika AND dan OR, karena hanya memiliki sebuah masukan.

30
Inverter sederhananya mengkonversi masukan benilai logika 1 menjadi keluaran berlogika 0
begitupula sebaliknya. Lambang Inverter ditunjukkan pada Gambar 3 dan tabel kebenarannya
pada Tabel 3 berikut ini.

Gambar 3 Simbol Gerbang Logika NOT (Inverter)

Tabel 3 Tabel Kebenaran Logika NOT

A C
1 0
0 1

4. Gerbang Logika NAND


Gerbang logika NAND adalah komplemen dari gerbang logika AND, seperti ditunjukkan
pada Gambar 4 yang mana simbolnya terdiri dari sebuah simbol gerbang logika AND yang
diikuti oleh lingkaran kecil yang menyatakan gerbang NOT (inverter). Tabel kebenaran
gerabng logika NAND ditunjukkan pada Tabel 4.

Gambar 4 Simbol Gerbang Logika NAND

Tabel 4 Tabel Kebenaran Logika NAND

A B C
0 0 1
0 1 1
1 0 1
1 1 0

5. Gerbang Logika NOR

31
Gerbang logika NOR merupakan gerbang yang simbolnya mirip seperti gerbang OR yang
pada keluarannya diberi inverter. Gambar symbol gerbang NOR dan Tabel kebenarannya
berturut-turut diberikan pada Gambar 5 dan Tabel 5.

Gambar 5 Simbol Gerbang Logika NOR

Tabel 5 Tabel Kebenaran Logika NOR


A B C
0 0 1
0 1 0
1 0 0
1 1 0
6. Gerbang Logika XOR
Terdapat sebuah gerbang logika yang harus diperhatikan, Gerbang Logika XOR yang
hanya memiliki dua masukan, seperti ditunjukkan pada Gambar 6. Gerbang logika XOR
memiliki logika keluaran tinggi (1) ketika salah satu masukannya tinggi (1) dan bernilai
rendah (0) ketika kedua masukannya sama-sama tinggi (1) ataupaun rendah (0). Perhatikan
bahwa pada persamaan logika simbol XOR dinyatakan sebagai . Gerbang XOR sangatlah
berguna, karena keluarannya bernilai tinggi (1) hanya ketika inputannya berbeda. Tabel
kebenaan gerbang logika XOR ditunjukkan pada Tabel 6.

Persamaannya :
C = ĀB + AB̄
C =AB

Gambar 6 Simbol Gerbang Logika XOR dengan rangkaian ekivalennya

32
Tabel 6 Tabel Kebenaran Logika XOR

A B C
0 0 0
0 1 1
1 0 1
1 1 0

7. Gerbang Logika EX-NOR

Simbol standar untuk gerbang logika EX-NOR ditunjukkan pada Gambar 7. Gerbang
Logika NOR merupakan gerbang logika XOR yang diberikan inverter. Ketika kedua
masukannya bernilai berlawanan, keluarannya rendah (0) dan bernilai tinggi (1) jika kedua
masukannya bernilai sama. Tabel 7 menunjukkan tabel kebenaran gerbang EX-NOR.

Gambar 7 Simbol Gerbang Logika EX-NOR dengan rangkaian ekivalennya

Tabel 7 Tabel Kebenaran Logika EX-NOR

A B C
0 0 1
0 1 0
1 0 0
1 1 1

Jumlah masukan n pada gerbang logika berpengaruh pada jumlah kombinasi masukan
yang digunakan pada tabel kebenara yaitu sebesar 2n. Artinya untuk rangkaian gerbang logika
dengan 2 buah masukan maka terdapat 22 = 4 buah kombinasi masukan pada tabel
kebenarannya.

33
Project 1. Membuat tabel kebenaran rangkaian Gerbang Logika dengan 2, 3 dan 4 buah
masukan.

Gambar 8. Gerbang Logika AND dengan 2 buah masukan


1. Membuat rangkaian digital seperti pada Gambar 8 dengan komponen-komponen sebagai
berikut:
- Sumber Vcc
- Ground
- Saklar 2 kondisi
- Gerbang AND
- Lampu LED sebagai indikator
2. Menguji rangkaian digital tersebut dan membuat tabel kebenarannya.
3. Mengulangi poin 1 dan poin 2 untuk rangkaian digital dengan 3 dan 4 buah masukan
(Gambar 9 dan 10).

34
Gambar 9. Gerbang Logika AND dengan 3 buah masukan

Gambar 10. Gerbang Logika AND dengan 4 buah masukan


4. Menyimpan project yang telah Anda buat sesuai dengan nama Gerbang Logika yang
diaplikasikan.
5. Mengulangi poin 1 - poin 4 untuk gerbang logika OR, NOT, NAND, NOR, EX-OR, dan
EX-NOR.

Latihan

1. Bukalah project yang telah Anda simpan lalu berikan inverter pada salah satu masukan di
setiap rangkaiannya seperti pada gambar berikut.

35
Gambar 11. Contoh rangkaian yang diberikan inverter.
2. Ujilah setiap rangkaian digital yang telah diberikan inverter tersebut dan buatlah tabel
kebenarannya.

Tugas

1. Buat tabel kebenaran untuk rangkaian digital pada project yang telah Anda buat dengan
memberikan inverter pada 2 buah masukannya.
2. Carilah aplikasi sederhana untuk masing-masing gerbang logika, tampilkan bentuk
rangkaiannya dan berikan penjelasan tentang cara kerjanya.

36
 PEMBAHASAN SOAL

PROJECT

1. GERBANG LOGIKA OR
 2 Masukan
 Gambar  Tabel Kebenaran

A B C
0 0 0
0 1 1
1 0 1
1 1 1

 3 Masukan
 Gambar  Tabel Kebenaran

A B C D
0 0 0 0
0 0 1 1
0 1 0 1
0 1 1 1
1 0 0 1
1 0 1 1
1 1 0 1
1 1 1 1

 4 Masukan
 Gambar

37
 Tabel kebenaran

A B C D E
0 0 0 0 0
0 0 0 1 1
0 0 1 0 1
0 0 1 1 1
0 1 0 0 1
0 1 0 1 1
0 1 1 0 1
0 1 1 1 1
1 0 0 0 1
1 0 0 1 1
1 0 1 0 1
1 0 1 1 1
1 1 0 0 1
1 1 0 1 1
1 1 1 0 1
1 1 1 1 1

2. GERBANG AND
 2 Masukan
 Tabel kebenaran
 Gambar
A B A.B
0 0 0
0 1 0
1 0 0
1 1 1

38
 3 Masukan
 Tabel kebenaran
 Gambar
A B C A.B.C
0 0 0 0
0 0 1 0
0 1 0 0
 4 Masukan 0 1 1 0
1 0 0 0 kebenaran
Tabel
 Gambar
1 0 1 0
1 1 0 A0 B C D A.B.C.D
1 1 1 01 0 0 0 0
0 0 0 1 0
0 0 1 0 0
0 0 1 1 0
0 1 0 0 0
0 1 0 1 0
0 1 1 0 0
0 1 1 1 0
1 0 0 0 0
1 0 0 1 0
1 0 1 0 0
1 0 1 1 0
1 1 0 0 0
1 1 0 1 0
1 1 1 0 0
1 1 1 1 1

3. GERBANG NAND
 2 Masukan
 Tabel kebenaran
 Gambar
A B Not C
0 0 1
0 1 1
1 0 1
1 1 0

 3 Masukan

39
 Gambar
A B C Not D
0 0 0 1
0 0 1 1
0 1 0 1
0 1 1 1
1 0 0 1
1 0 1 1
1 1 0 1
 4 Masukan
1 1 1 0
 Gambar

 Tabel kebenaran

A B C D Not E
0 0 0 0 1
0 0 0 1 1
0 0 1 0 1
0 0 1 1 1
0 1 0 0 1
0 1 0 1 1
0 1 1 0 1
0 1 1 1 1
1 0 0 0 1
1 0 0 1 1
1 0 1 0 1
1 0 1 1 1
1 1 0 0 1
1 1 0 1 1
1 1 1 0 1
1 1 1 1 0

40
4. GERBANG NOR
 2 Masukan
 Tabel kebenaran
 Gambar
A B C NOT C
0 0 0 1
0 1 1 0
1 0 1 0
1 1 1 0

 3 Masukan
 Gambar  Tabel kebenaran

A B C D Not D
0 0 0 0 1
0 0 1 1 0
0 1 0 1 0
0 1 1 1 0
1 0 0 1 0
1 0 1 1 0
1 1 0 1 0
1 1 1 1 0

 4 Masukan
 Gambar  Tabel kebenaran

A B C D E Not
E
0 0 0 0 0 1
0 0 0 1 1 0
0 0 1 0 1 0
0 0 1 1 1 0
0 1 0 0 1 0
0 1 0 1 1 0
0 1 1 0 1 0
0 1 1 1 1 0
1 0 0 0 1 0
1 0 0 1 1 0
1 0 1 0 1 0
1 0 1 1 1 0
41
1 1 0 0 1 0
1 1 0 1 1 0
1 1 1 0 1 0
5. GERBANG X-OR
 2 Masukan
 Gambar  Tabel kebenaran

A B C
0 0 0
0 1 1
1 0 1
1 1 0

 3 Masukan
 Gambar  Tabel Kebenaran

A B C D
0 0 0 1
0 0 1 1
0 1 0 1
0 1 1 0
1 0 0 1
1 0 1 0
1 1 0 0
1 1 1 1

 4 Masukan
 Tabel kebenaran
42
A B C D E
0 0 0 0 0
0 0 0 1 1
 Gambar

6. GERBANG X-NOR
 2 Masukan
 Gambar  Tabel kebenaran

A B C
0 0 1
0 1 0
1 0 0
1 1 1

 3 Masukan
 Gambar  Tabel kebenaran

A B C D
0 0 0 1
0 0 1 0
0 1 0 0
0 1 1 1
1 0 0 0
1 0 1 1
1 1 0 1
1 1 1 0

43
 4 Masukan
 Gambar  Tabel kebenaran

A B C D E
0 0 0 0 1
0 0 0 1 0
0 0 1 0 0
0 0 1 1 1
0 1 0 0 0
0 1 0 1 1
0 1 1 0 1
0 1 1 1 0
1 0 0 0 0
1 0 0 1 1
1 0 1 0 1
1 0 1 1 0
1 1 0 0 1
1 1 0 1 0
1 1 1 0 0
1 1 1 1 1

LATIHAN

1. GERBANG OR
 2 Masukan  Tabel kebenaran
 Gambar
Not A B C
1 0 0
1 1 1
0 0 1
0 1 1

44
 Tabel kebenaran

Not A B C D
1 0 0 0
1 0 1 1
1 1 0 1
1 1 1 1
0 0 0 1
0 0 1 1
0 1 0 1
0 1 1 1

 3 Masukan
 Gambar

 4 Masukan
 Gambar  Tabel kebenaran

Not A B C D E
1 0 0 0 0
1 0 0 1 1
1 0 1 0 1
1 0 1 1 1
1 1 0 0 1
1 1 0 1 1 45
1 1 1 0 1
1 1 1 1 1
0 0 0 0 1
2. GERBANG AND
 2 Masukan
 Gambar  Tabel kebenaran

Not A B C
1 0 0
1 1 0
0 0 0
0 1 1

 3 Masukan
 Gambar  Tabel kebenaran

Not A B C D
1 0 0 0
1 0 1 0
1 1 0 0
1 1 1 0
0 0 0 0
0 0 1 0
0 1 0 0
0 1 1 1

 4 Masukan
 Gambar  Tabel kebenaran

Not A B C D E 46
1 0 0 0 0
1 0 0 1 0
1 0 1 0 0
3. GERBANG NAND
 2 Masukan
 Gambar  Tabel kebenaran

Not A B C
1 0 1
1 1 1
0 0 1
0 1 0

 3 Masukan
 Gambar  Tabel kebenaran

Not A B C D
1 0 0 1
1 0 1 1
1 1 0 1
1 1 1 1
0 0 0 1
0 0 1 1
0 1 0 1
0 1 1 0

47
 4 Masukan
 Gambar  Tabel kebenaran

Not A B C D E
1 0 0 0 1
1 0 0 1 1
1 0 1 0 1
1 0 1 1 1
1 1 0 0 1
1 1 0 1 1
1 1 1 0 1
1 1 1 1 1
0 0 0 0 1
0 0 0 1 1
0 0 1 0 1
0 0 1 1 1
4. GERBANG NOR 0 1 0 0 1
 2 Masukan 0 1 0 1 1
 Gambar  Tabel kebenaran1
0 1 0 1
0 1 1 1 0
Not A B C
1 0 1
1 1 0
0 0 0
0 1 0

 3 Masukan
 Tabel kebenaran
 Gambar
Not A B C D
1 0 0 1
1 0 1 0
1 1 0 0
1 1 1 0
0 0 0 0
0 0 1 0
0 1 0 0
0 1 1 0

 4 Masukan
 Tabel kebenaran
48
Not A B C D E
1 0 0 0 1
1 0 0 1 0
 Gambar

5. GERBANG X-OR
 2 Masukan
 Tabel kebenaran
 Gambar
Not A B C
1 0 0
1 1 1
0 0 1
0 1 0

 3 Masukan
 Gambar  Tabel kebenaran

Not A B C D
1 0 0 0
1 0 1 1
1 1 0 1
1 1 1 0
0 0 0 1
0 0 1 0
0 1 0 0
0 1 1 1

49
 Tabel kebenaran
 4 Masukan
 Gambar Not A B C D E
1 0 0 0 0
1 0 0 1 1
1 0 1 0 1
1 0 1 1 0
1 1 0 0 1
1 1 0 1 0
1 1 1 0 0
1 1 1 1 1
0 0 0 0 1
0 0 0 1 0
0 0 1 0 0
6. GERBANG X-NOR 0 0 1 1 1
 2 Masukan 0 1 0 0 0
 Gambar  Tabel
0 kebenaran
1 0 1 1
0 1 1 0 1
Not
0 A 1B 1C 1 0
1 0 1
1 1 0
0 0 0
0 1 1

 3 Masukan
 Gambar  Tabel kebenaran

Not A B C D
1 0 0 1
1 0 1 0
1 1 0 0
1 1 1 1
0 0 0 0
0 0 1 1
0 1 0 1
0 1 1 0

 4 Masukan
 Gambar  Tabel kebenaran

Not A B C D E 50
1 0 0 0 1
1 0 0 1 0
1 0 1 0 0
TUGAS

1. GERBANG OR
 2 Masukan  Tabel kebenaran
 Gambar
Not A Not B C
1 1 0
1 0 1
0 1 1
0 0 1

 3 Masukan
 Tabel kebenaran

Not A Not B C D
1 1 0 0
1 1 1 1
1 0 0 1
1 0 1 1
0 1 0 1
0 1 1 1
0 0 0 1
0 0 1 1

51
 4 Masukan
 Tabel kebenaran
 Gambar
Not A Not B C D E
1 1 0 0 0
1 1 0 1 1
1 1 1 0 1
1 1 1 1 1
1 0 0 0 1
1 0 0 1 1
1 0 1 0 1
1 0 1 1 1
0 1 0 0 1
0 1 0 1 1
0 1 1 0 1
2. GERBANG AND 0 1 1 1 1
 2 Masukan 0 0 0 0 1
 Gambar  Tabel
0 kebenaran
0 0 1 1
0 0 1 0 1
Not
0 A Not0B C 1 1 1
1 1 0
1 0 0
0 1 0
0 0 1

 3 Masukan
 Gambar  Tabel kebenaran

Not A Not B C D
1 1 0 0
1 1 1 0
1 0 0 0
1 0 1 0
0 1 0 0
0 1 1 0
0 0 0 0
0 0 1 1

 4 Masukan
 Gambar  Tabel kebenaran

Not A Not B C D E
52
1 1 0 0 0
1 1 0 1 0
1 1 1 0 0
1 1 1 1 0
3. GERBANG NAND
 2 Masukan
 Gambar  Tabel kebenaran

Not A Not B C
1 1 1
1 0 1
0 1 1
0 0 0

 3 Masukan
 Gambar  Tabel kebenaran

Not A Not B C D
1 1 0 1
1 1 1 1
1 0 0 1
1 0 1 1
0 1 0 1
0 1 1 1
0 0 0 1
0 0 1 0

 4 Masukan
 Tabel kebenaran
53
Not A Not B C D E
1 1 0 0 1
1 1 0 1 1
 Gambar

4. GERBANG NOR
 2 Masukan
 Gambar  Tabel kebenaran

Not A Not B C
1 1 1
1 0 0
0 1 0
0 0 0

 3 Masukan
 Gambar  Tabel kebenaran

Not A Not B C D
1 1 0 1
1 1 1 1
1 0 0 0
1 0 1 0
0 1 0 0
0 1 1 0
0 0 0 0
0 0 1 0

 4 Masukan
 Gambar  Tabel kebenaran

Not A Not B C D E 54
1 1 0 0 1
1 1 0 1 0
1 1 1 0 0
5. GERBANG X-OR
 2 Masukan
 Gambar  Tabel kebenaran

Not A Not B C
1 1 0
1 0 1
0 1 1
0 0 0

 3 Masukan  Tabel kebenaran


 Gambar
Not A Not B C D
1 1 0 0
1 1 1 1
1 0 0 1
1 0 1 0
0 1 0 1
0 1 1 0
0 0 0 0
0 0 1 1

55
 4 Masukan
 Gambar  Tabel kebenaran

Not A Not B C D E
1 1 0 0 0
1 1 0 1 1
1 1 1 0 1
1 1 1 1 0
1 0 0 0 1
1 0 0 1 0
1 0 1 0 0
1 0 1 1 1
0 1 0 0 1
0 1 0 1 0
0 1 1 0 0
6. GERBANG X-NOR 0 1 1 1 1
 2 Masukan 0 0 0 0 0
 0 kebenaran
Tabel 0 0 1 1
 Gambar
0 0 1 0 1
Not0A Not 0B C 1 1 0
1 1 1
1 0 0
0 1 0
0 0 1

 3 Masukan
 Gambar  Tabel kebenaran

Not A Not B C D
1 1 0 1
1 1 1 0
1 0 0 0
1 0 1 1
0 1 0 0
0 1 1 1
0 0 0 1
0 0 1 0

56
 4 Masukan
 Gambar  Tabel kebenaran

Not A Not B C D E
1 1 0 0 1
1 1 0 1 0
1 1 1 0 0
1 1 1 1 1
1 0 0 0 0
1 0 0 1 1
1 0 1 0 1
1 0 1 1 0
0 1 0 0 0
0 1 0 1 1
0 1 1 0 1
0 1 1 1 0
MODUL IV (Aljabar
0 Boole)
0 0 0 1
0 0 0 1 0
 MATERI 0 0 1 0 1
0 0 1 1 1
Tujuan

1. Membuat rangkaian kombinasional sederhana.


2. Membuktikan aturan-aturan Aljabar Boole dengan tabel kebenaran.
A. Teori

Matematika merupakan sarana yang berguna dalam analisa rangkaian logika. Semua
operasi logika dalam rangkaian logika tergantung kepada ada / tidaknya sinyal, suatu variabel
hanya dapat mempunyai satu nilai dari dua nilai yang mungkin terjadi. Matematika dengan
logika dua nilai disebut Aljabar Boole.

Aljabar Boole terdiri atas sekumpulan aturan yang memiliki hubungan logika. Berbeda
dengan aljabar pada umumnya, dimana nilai yang tidak diketahui dapat memiliki nilai yang
bermacam-macam, elemen pada aljabar Boole merupakan variabel biner dan dapat memiliki
hanya satu dari dua keadaan 0 atau 1.

Sebuah fungsi Boolean adalah sebuah ekspresi aljabar yang dibentuk dengan variabel-
variabel biner, simbol-simbol operasi logika, tanda kurung dan tanda “=”. Untuk sebuah nilai
yang diberikan pada variabel, fungsi Boolean dapat bernilai 1 atau 0.

57
Contoh fungsi Boolean :

f = X + Y̅ . Z

Fungsi f sama dengan 1 jika X = 1 atau jika kedua nilai Y̅ dan Z = 1.

f = 0 dalam hal lain.

Tetapi kita juga dapat menyatakan bahwa jika Y̅ = 1, maka Y = 0, karena Y̅ adalah
komplemen dari Y. Secara ekuivalen dapat dinyatakan bahwa :

f = 1

jika X = 1 atau Y.Z = 0.1

Hubungan antar sebuah fungsi dengan variabel-variabel binernya dapat disajikan dalam
bentuk sebuah tabel : Tabel Kebenaran (Truth Table). Untuk menyajikan sebuah fungsi dalam
sebuah tabel kebenaran, dibutuhkan sebuah daftar 2n kombinasi 1 dan 0 dari n buah variabel
biner.

Contoh : f = X + Y̅ . Z

∑ variabel = 3 (X, Y̅ dan Z)

2n = 23 = 8 kombinasi 0 dan 1.

Maka tabel kebenarannya adalah sebagai berikut :

Tabel 1 Tabel Kebenaran f = X + Y̅ . Z

X Y Y̅ Z Y̅ .Z f = X + Y̅ . Z
0 0 1 0 0 0
0 0 1 1 1 1
0 1 0 0 0 0
0 1 0 1 0 0
1 0 1 0 0 1
1 0 1 1 1 1

58
1 1 0 0 0 1
1 1 0 1 0 1

Sebuah fungsi Boolean dapat diubah menjadi sebuah diagram logika yang terdiri dari
gerbang-gerbang logika.

Contoh : f = X + Y̅ . Z

Diagram logikanya :

X
f = X + Y ’.Z

Y’
Y Y’.Z
Z

Kegunaan dari aljabar Boole adalah memberikan fasilitas penulisan dalam perancangan
rangkaian digital. Aljabar Boole menyediakan alat untuk dibuat :

1. Mengekspresikan dalam bentuk aljabar sebuah tabel kebenaran yang merupakan hubungan
antara variabel-variabel,
2. Mengekspresikan dalam bentuk aljabar hubungan input dan output diagram logika,
3. Mendapatkan rangkaian-rangkaian yang lebih sederhana untuk fungsi yang sama.

Ada beberapa aturan dasar pada aljabar boole seperti yang diberikan pada Tabel 1 berikut:

Tabel 1 Aturan dasar aljabar Boole

59
Disamping aturan-aturan dasar terdapat aturan-aturan de Morgan antara lain :

a. Hukum de Morgan

A+B = A. B

A.B = A+B

b. Hukum Asosiatif

A.(B.C) = (A.B).C

A+(B+C) = (A+B)+C

c. Hukum Absorpsi

A.(A̅ +C) = A.C

A+A̅ .C = A+C

60
A+A.B= A

A.(A+B) = A

d. Hukum Komutatif

A+B= B+A

A*B= B*A

e. Hukum Distribusi

A+(B*C) = (A+B)*(A+C)

A*(B+C) = (A*B)+(A*C)

f. Hukum Identitas

A+0 = A

A*1=A

g. Hukum Komplemen

A+A̅ = 1

A*A̅ = 0

B. Project

Berikut adalah rangkaian-rangkaian ekivalen untuk membuktikan beberapa aturan aljabar


Boole yang terdapat pada Tabel 1:

1. Rangkaian pembuktian aturan 1 (A+0 = A)

Gambar 3.1 Rangkaian implementasi aturan 1

61
2. Rangkaian pembuktian aturan 3 (A.0=0)

Gambar 3.2 Rangkaian implementasi aturan 3


3. Rangkaian pembuktian aturan 5 (A+A=A)

Gambar 3.3 Rangkaian implementasi aturan 5


4. Rangkaian pembuktian aturan 7 (A.A=A)

Gambar 3.4 Rangkaian implementasi aturan 7


5. Rangkaian pembuktian aturan 11 (A+A.B) = A+B

Gambar 3.5 a) Rangkaian implementasi aturan 11

Gambar 3.5 b) Rangkaian ekivalen implementasi aturan 11

Tambahkan saklar dan indikator pada masing-masing input dan outputnya, lalu \buatlah
tabel kebenarannya

C. Tugas

Buatlah rangkaian ekivalen untuk membuktikan seluruh aturan aljabar Boole (termasuk Hukum
de Morgan, Hukum Absorpsi dan Hukum Distribusi) yang lain.

62
Cara Kerja:

1. Jabarkan pembuktian aturan-aturan tersebut secara manual (jika ada).


2. Buat rangkaian digital ekivalennya.
3. Buat tabel kebenaran untuk aturan tersebut.

Buat laporan berisi pembuktian aturan, rangkaian digital ekivalen dan tabel kebenaran dari
masing-masing aturan tersebut secara berkelompok.

 PEMBAHASAN SOAL
PROJECT

1. Rangkaian Pembuktian aturan 1 (A+0 = A)


 Gambar  Tabel kebenaran

A 0 A+0
0 0 0
0 0 0
1 0 1
1 0 1

2. Rangkaian pembuktian aturan 3 (A.0=0)


 Gambar  Tabel kebenaran

A 0 A.0
0 0 0
0 0 0
1 0 0
1 0 0 63
3. Rangkaian pembuktian aturan 5 (A+A=A)
 Gambar  Tabel kebenaran

A A A+A
0 0 0
0 0 0
1 1 1
1 1 1

4. Rangkaian pembuktian aturan 7 (A.A=A)


 Gambar  Tabel kebenaran

A A A.A
0 0 0
0 0 0
1 1 1
1 1 1

5. Rangkaian pembuktian aturan 11 (A+A.B) = A+B


 Gambar  Tabel kebenaran

A B A.B A+A.B A+B


0 0 0 0 0
0 1 0 0 0 64
1 0 0 1 1
1 1 1 1 1
TUGAS

Buatlah rangkaian ekivalen untuk membuktikan seluruh aturan aljabar Boole (termasuk Hukum
de Morgan, Hukum Absorpsi dan Hukum Distribusi) yang lain.

1. HUKUM DE MORGAN
A+B = A. B
 Gambar  Tabel kebenaran

A B A+B A.B
0 0 1 1
0 1 0 0
1 0 0 0
1 1 0 0

65
A.B = A+B

 Gambar  Tabel kebenaran

A B A.B A+B
0 0 1 1
0 1 1 1
1 0 1 1
1 1 0 0

2. HUKUM ASOSIATIF
A.(B.C) = (A.B)
 Tabel kebenaran
 Gambar
A B C B.C A.(B.C)
0 0 0 0 0
0 0 1 0 0
0 1 0 0 0
0 1 1 0 0
1 0 0 0 0
66
1 0 1 0 0
1 1 0 0 0
1 1 1 1 1
A+(B+C) = (A+B)+C

 Gambar  Tabel kebenaran

A B C A+(B+C) (A+B)+C
0 0 0 0 0
0 0 1 1 1
0 1 0 1 1
0 1 1 1 1
1 0 0 1 1
1 0 1 1 1
1 1 0 1 1
1 1 1 1 1

3. HUKUM ABSORPSI
A.(A̅ +C) = A.C
 Gambar  Tabel kebenaran

A C A.(A̅ +C) A.C


0 0 0 0 67
0 1 0 0
1 0 0 0
1 1 1 1
A+A̅ .C = A+C

 Gambar  Tabel kebenaran

A C A+A̅ .C A+C
0 0 0 0
0 1 1 1
1 0 1 1
1 1 1 1

A+A.B= A
A.(A+B) = A

 Tabel kebenaran 68

A B A+A.B A.(A+B)
0 0 0 0
 Gambar

4. HUKUM KOMUTATIF
A+B= B+A
A*B= B*A
 Gambar  Tabel kebenaran

A B A+B B+A A*B B*A


0 0 0 0 0 0
0 1 0 0 1 1
1 0 1 1 0 0
1 1 1 1 1 1

5. HUKUM DISTRIBUSI
A+(B*C) = (A+B)*(A+C)
A*(B+C) = (A*B)+(A*C)
 Tabel kebenaran
69
A B C A+(B*C) (A+B)*(A+C) A*(B+C) (A*B)+(A*C)
0 0 0 0 0 0 0
0 0 1 0 0 0 0
 Gambar

6. HUKUM IDENTITAS
A+0 = A
 Gambar  Tabel kebenaran

A 0 A+0
0 0 0
0 0 0
1 0 1
1 0 1

A*1=A

 Gambar
 Tabel kebenaran

A 1 A*1
0 1 0
0 1 0
1 1 1
1 1 1
7. HUKUM KOMPLEMEN
A+A̅ = 1
 Gambar  Tabel kebenaran

A A̅ A+A̅ 70
0 1 1
0 1 1
1 0 1
A*A̅ = 0

 Gambar  Tabel kebenaran

A A̅ A*A̅
0 1 0
0 1 0
1 0 0
1 0 0

71

Anda mungkin juga menyukai