DIGITAL
Modul Praktikum ini dilakukan verifikasi agar dapat dipergunakan untuk kegiatan
proses belajar mengajar (PBM) terutama praktikum di laboratorium Universitas Bumigora
Mataram. Dengan memperhatikan secara terliti isi materi pada modul praktikum ini, kami
pihak laboratorium menyatakan bahwa:
1. Isi materi pada modul ini telah sesuai dengan silabus mata kuliah
2. Format Modul telah sesauai dengan standard FORM ISO-2009
3. Tidak terdapat tumpeng tindih materi yang di berikan terhadap materi lain
Terhadap ketiga hal tersebut dinyatakan bahwa modul praktikum ini telah dapat
dipergunakan untuk kegiatan praktikum di laboratorium.
A. Pendahuluan
EWB (Electronic WorkBench) merupakan salah satu software komputer elektronika
yang dapat digunakan untuk melakukan simulasi terhadap cara kerja dari suatu rangkaian
elekronika baik analog maupun digital. Untuk itu software ini sangat berguna bagi siapa saja
yang ingin memperdalam materi elektronika baik analog maupun digital. Simulasi rangkaian
elektronika di depan komputer dapat dilakukan tanpa takut terjadi salah sambung, resiko
kerusakan alat, dan tentunya dapat melakukan percobaan berkaitan dengan teori yang ada.
Simulasi rangkaian elektronika diperlukan untuk menguji apakah rangkaian itu dapat berjalan
dengan baik dan sesuai dengan pendekatan teori yang digunakan pada buku-buku elektronika,
tanpa harus membuat rangkaian itu secara nyata.
Program EWB pertama kali dibuat pada tahun 1989 oleh perusahaan yang bernama
Electronics Workbench yang merupakan bagian dari perusahaan National Instrument dan
pertama kali dikenalkan dengan nama Electronics Instruments yang pada saat itu ditujukan
sebagai alat bantu pengajaran dalam bidang elektronika. Berikut ini adalah tampilan dari
program simulasi rangkaian elektronika Electronic Workbench 5.12:
B. Penggunaan EWB
Umumnya, ada tiga hal yang perlu dikuasai oleh pemakai baru EWB yaitu cara
pemakaian alat ukur yang disediakan, pemakaian komponen elektronika dan pembentukan
rangkaian.
1. Pemakaian alat ukur/indikator
Setelah Anda menjalankan EWB, Anda akan melihat tiga toolbar menu (barisan toolbar
file, edit ; toolbar 'gambar' new,open ; dan toolbar komponen dan alat ukur). Pada barisan
terakhir, klik toolbar kesepuluh “indicators”. Lalu pilih alat indikator yang ingin digunakan
(probe atau sevensegment), drag simbol tersebut ke bawah (layar putih). Untuk merubah
properti dari indikator yang digunakan, klik kanan pada gambar yang sudah didrag lalu pilih
“component properties” (dapat dilakukan juga dengan klik dua kali pada gambar komponen).
Alat ukur yang lain pada toolbar ketigabelas “instruments” juga dapat digunakan untuk
pengukuran sistem digital.
2. Pemakaian komponen elektronika
Pada barisan terakhir, mulai dari toolbar 'gambar' yang kedua sampai toolbar 'gambar'
yang ketigabelas adalah toolbar yang berisi simbol komponen. Pada praktikum sistem digital
ini, Anda hanya cukup memakai toolbar yang pertama, kedua, ketujuh sampai toolbar
kesembilan. Mulai dari toolbar pertama dan kedua, ada simbol komponen batere, ground,
saklar, dll. Adapun pada toolbar ketujuh sampai kesembilan terdapat komponen rangkaian
digital, seperti gerbang logika, IC, flip flop, multiplexer dll. Cara memakai komponen ini
hampir sama dengan pemakaian alat ukur/indikator. Untuk mengubah besar nilai komponen
dilakukan dengan klik kanan atau klik dua kali komponen, lalu isi nilai komponen yang
diinginkan pada tempat yang disediakan.
3. Pembentukan rangkaian
Setelah mengambil beberapa komponen yang diinginkan untuk membentuk suatu
rangkaian digital, Anda perlu menyambung kaki-kaki dari satu simbol ke simbol lainnya.
Penyambungan kaki dapat dilakukan dengan:
- arahkan mouse pointer ke ujung kaki simbol;
- usahakan ujung kaki simbol berwarna terang;
- lalu klik dan tahan mouse;
- tujukan ke ujung kaki simbol yang ingin disambung sampai ujung kaki simbol
tersebut berwarna terang dan lepas mouse.
Kedua komponen akan tersambung dengan suatu simbol kawat penghantar. Untuk lebih
jelasnya dapat ditanyakan pada asisten.
Untuk membuat rangkaian digital dengan gerbang Not pada gambar di atas dibutu
hkan komponen-komponen sbb:
- Sumber Vcc
- Ground
- Saklar 2 kondisi
- Gerbang Not
- Lampu LED sebagai indikator
A. Pendahuluan
Pada rangkaian analog terdapat banyak tegangan yang mungkin ada pada waktu
bersamaan, akan tetapi pada rangkaian digital hanya dua. Dua tegangan tersebut dapat
disebut sebagai logika 1 dan logika 0, atau benar dan salah. Karena hanya menggunakan
dua keadaan tersebut, logika digital disebut sebagai biner.
Dalam logika digital terdapat 3 elemen dasar yaitu Gerbang logika AND, OR dan
gerbang NOT (Inverter). Apa yang dilakukan sangatlah sederhana namun sangat penting
untuk dipahami dengan cara menghubungkan gerbang-gerbang tersebut ke dalam
rangkaian. Gerbang-gerbang logika tersebut dapat melakukan berbagai fungsi kompleks
seperti penjumlahan 2 angka, pengurangan, pengalian bahkan pembagian dua angka.
Untuk mempelajari karakteristik dan metode singkat dan sederhana dimana fungsinya
dapat dijelaskan, dua gerbang dan inverter akan dipelajari secara terpisah.
B. Jenis Gerbang Logika
1. Gerbang Logika AND
Gerbang logika AND merupakan alat yang memiliki keluaran logika 1 jika kedua
masukannya berlogika 1. Jika salah satu atau kedua masukannya berlogika 0, keluarannya
memiliki logika 0. Gambar l menunjukkan gambar gerbang logika AND. Masukan
gerbang logika AND terletak di sisi sebelah kiri yang dinyatakan sebagai A dan B, adapun
keluarannya dinyatakan sebagai C terletak pada sisi sebelah kanan. Tabel kebenarannya
ditunjukkan pada Tabel 1, dan persamaan lgokanya adalah C = A.B.
A B C
0 0 0
0 1 0
1 0 0
1 1 1
2. Gerbang Logika OR
Gerbang logika OR merupakan alat yang memiliki keluaran logika 1 jika salah satu
atau kedua masukannya berlogika 1. Simbol gerbang logika OR ditunjukkan pada Gambar
2 dengan masukan A dan B pada sisi kiri dan keluaran C pada sisi kanan. Tabel kebenaran
gerbang OR ditunjukkan pada Tabel 2 dan persamaan logikanya adalah C = A+B.
A B C
0 0 0
0 1 1
1 0 1
1 1 1
A C
1 0
0 1
A B C
0 0 1
0 1 1
1 0 1
1 1 0
A B C
0 0 0
0 1 1
1 0 1
1 1 0
A B C
0 0 1
0 1 0
1 0 0
1 1 1
Jumlah masukan n pada gerbang logika berpengaruh pada jumlah kombinasi masukan
yang digunakan pada tabel kebenara yaitu sebesar 2n. Artinya untuk rangkaian gerbang
logika dengan 2 buah masukan maka terdapat 2 2 = 4 buah kombinasi masukan pada tabel
kebenarannya.
Project 1. Membuat tabel kebenaran rangkaian Gerbang Logika dengan 2, 3 dan 4
buah masukan.
Gambar 8. Gerbang Logika AND dengan 2 buah masukan
1. Membuat rangkaian digital seperti pada Gambar 8 dengan komponen-komponen
sebagai berikut:
- Sumber Vcc
- Ground
- Saklar 2 kondisi
- Gerbang AND
- Lampu LED sebagai indikator
2. Menguji rangkaian digital tersebut dan membuat tabel kebenarannya.
3. Mengulangi poin 1 dan poin 2 untuk rangkaian digital dengan 3 dan 4 buah masukan
(Gambar 9 dan 10).
X Y Y̅ Z Y̅ .Z f = X + Y̅ . Z
0 0 1 0 0 0
0 0 1 1 1 1
0 1 0 0 0 0
0 1 0 1 0 0
1 0 1 0 0 1
1 0 1 1 1 1
1 1 0 0 0 1
1 1 0 1 0 1
Sebuah fungsi Boolean dapat diubah menjadi sebuah diagram logika yang terdiri dari
gerbang-gerbang logika.
Contoh : f = X + Y̅ . Z
Diagram logikanya :
X
f = X + Y ’.Z
Y’
Y Y’.Z
Z
Kegunaan dari aljabar Boole adalah memberikan fasilitas penulisan dalam
perancangan rangkaian digital. Aljabar Boole menyediakan alat untuk dibuat :
1. Mengekspresikan dalam bentuk aljabar sebuah tabel kebenaran yang merupakan
hubungan antara variabel-variabel,
2. Mengekspresikan dalam bentuk aljabar hubungan input dan output diagram logika,
3. Mendapatkan rangkaian-rangkaian yang lebih sederhana untuk fungsi yang sama.
Ada beberapa aturan dasar pada aljabar boole seperti yang diberikan pada Tabel 1 berikut:
Tabel 1 Aturan dasar aljabar Boole
Disamping aturan-aturan dasar terdapat aturan-aturan de Morgan antara lain :
a. Hukum de Morgan
A+B = A. B
A.B = A+B
b. Hukum Asosiatif
A.(B.C) = (A.B).C
A+(B+C) = (A+B)+C
c. Hukum Absorpsi
A.(A̅ +C) = A.C
A+A̅ .C = A+C
A+A.B= A
A.(A+B) = A
d. Hukum Komutatif
A+B= B+A
A*B= B*A
e. Hukum Distribusi
A+(B*C) = (A+B)*(A+C)
A*(B+C) = (A*B)+(A*C)
f. Hukum Identitas
A+0 = A
A*1=A
g. Hukum Komplemen
A+A̅ = 1
A*A̅ = 0
B. Project
Berikut adalah rangkaian-rangkaian ekivalen untuk membuktikan beberapa aturan aljabar
Boole yang terdapat pada Tabel 1:
1. Rangkaian pembuktian aturan 1 (A+0 = A)
Tujuan:
Mahasiswa mampu membuat desain dan rangkaian yang dapat melakukan operasi
penjumlahan dan pengurangan biner.
Teori
Sebuah elemen aritmatika adalah berbagai rangkaian yang dapat menjumlahkan,
menggurangi, mengalikan, membagi atau melakukan beberapa fungsi aritmatika yang lain
terhadap bilangan biner. Elemen aritmatika terletak pada domain teknologi komputer dan
teknologi terkait kalkulator elektronik. Dengan seluruh kompleksitas pada rangkaian
komputer, dasar dari operasi aritmatika pada computer adalah sebuah rangkaian sederhana
yang terdiri dari beberapa gerbang logika disebut full adder. Full adder hanya menambahkan
dua logika bit biner (dan carry), selain itu rangkaian ini dapat diaplikasikan untuk melakukan
operasi pengurangan, perkalian, pembagian, mencari akar kuadrat, dan beberapa fungsi
aritmatika lainnya.
1. Penjumlahan Biner.
Untuk melakukan penjumlahan dua buah angka biner, berlaku 4 aturan dasar berikut:
0+0 = 0
1+0 = 1
0+1 = 1
1+1 = 0 dan carry 1
Algoritma ini dapat diterapkan untuk setiap dua bilangan biner positif, (bilangan bulat)
dan merupakan satu-satunya aturan dasar yang harus diperhatikan selain biner. Sebagai
contoh:
11 carry 111
0110 0011
0011 + 0111 +
1001 1010
Half Adder
Half ader merupakan sebuah rangkaian logika yang dapat digunakan sebagai permulaan
implementasi penjumlahan berdasarkan algoritma yang ditunjukkan pada Gambar 4.1.
rangkaian ini menerima dua buah digit biner pada inputnya dan menghasilkan dua buah digit
biner pada outputnya, bit hasil penjumlahan (S) dan bit carry (C). Fungsi penjumlahan dan
carry dinyatakan sebagai
S = AB
Co=A.B
S=(AB)Ci
Co = A.B + (AB) Ci
Fungsi ini diterapkan dan dikombinasikan dengan penjumlahan logika untuk menerapkan
rangkaian full adder yang sempurna, seperti ditunjukkan pada Gambar 4.3. Rangkaian ini
digunakan dalam kalkulator, komputer, dan banyak rangkaian aritmatika tak hanya itu, tetapi
juga dapat digunakan dalam perkalian, pembagian, dan pengurangan. Semua operasi ini dapat
dilakukan dengan memanfaatkan algoritma khusus dan rangkaian full adder.
Project
1. Sambungkan rangkaian pada Gambar 4.1, 4.3, 4.5 dan 4.6 dengan sumber tegangan,
saklar dan indikator lalu buat tabel kebenarannya.
2. Buatlah rangkaian logika parallel adder 2 bit dan buatlah tabel hasilnya.
Tugas
1. Sambungkan rangkaian pada gambar 4.3 untuk mendapatkan hasil perhitungan dari
angka-angka biner berikut :
a. A3 A2 A1 A0 = 0100 B3 B2 B1 B0 = 0100
b. A3 A2 A1 A0 = 1100 B3 B2 B1 B0 = 1001
c. A3 A2 A1 A0 = 1011 B3 B2 B1 B0 = 1000
2. Ulangi langkah 1 untuk Gambar 4.6.
3. Buatlah rangkaian untuk menyelesaikan perhitungan berikut ini
a. 14 + 10 = …2
b. 14 – 10 = …2
c. 33 + 27 = …2
d. 29 – 15 = …2
e. 128 + 72 = …2 (gunakan IC full adder)
MODUL 5
SISTEM BILANGAN
Sistem bilangan merupakan suatu kode yang menggunakan simbol untuk menyatakan
besar sesuatu. Sistem bilangan yang kita gunakan sehari-hari adalah bilangan desimal, yakni
dari 0 hingga 9. Peralatan digital hanya mengenal dua jenis sinyal, yaitu tinggi dan rendah.
Sinyal tinggi disimbolkan 1 dan sinyal rendah disimbolkan 0. Penggunaan simbol 0 dan 1
dikenal dengan sistem biner.
Pencacahan bola-bola berikut ini dinyatakan dalam sistem desimal dan biner:
Gambar 2.1.Mencacah jumlah bola dinyatakan dalam bilangan desimal dan biner
Peralatan digital hanya mengenal bilangan digital, sedangkan kita terbisa menggunakan bilangan
desimal, agar kita dapat berkomunikasi dengan alat maka harus diketahui konversi antara dua
sistem bilangan tersebut. Bagaimana mengkonversi sistem bilangan desimal menjadi biner?
17 : 2 = 8; sisa 1
8 : 2 = 4; sisa 0
4 : 2 = 2; sisa 0
2 : 2 = 1; sisa 0
1 : 2 = 0; sisa 1
Bilangan biner ditulis menurut arah panah, jadi 17 desimal = 10001biner
Urutan bilangan pada biner juga memiliki bobot yang analog dengan desimal, yakni
0 0000 0 9 1001 9
1 0001 1 10 1010 A
2 0010 2 11 1011 B
3 0011 3 12 1100 C
4 0100 4 13 1101 D
5 0101 5 14 1110 E
6 0110 6 15 1111 F
7 0111 7 16 10000 10
8 1000 8 17 10001 11
Kelebihan sistem heksadesimal adalah ialah mampu mengubah secara langsung dari bilangan biner
4 bit. Sebagai contoh, heksadesimal F merupakan singkatan dari bilangan biner empat bit 1111.
Notasi heksadesimal khususnya digunakan untuk menyatakan bilangan biner. Untuk
mengkonversi heksadesimal, misalnya A6 menjadi biner, dapat kita lihat A=1010 biner dan 6 =
0110biner , maka A6 =10100110biner. Jadi heksadesimal ekivalen dengan biner. Notasi
heksadesimal digunakan secara luas dalam sistem yang berdasarkan mikroprosesor untuk
menyatakan biner 8 bit, 16 bit atau32 bit.
Sama halnya bilangan desimal, maka urutan angka pada heksadesimal juga memiliki nilai masing-
masing. Contoh C2416 = 12 x 162 + 2 x 161 + 4 x 160 = 310810 (desimal)
Bagaimana mengkonversi desimal ke heksadesimal?
194 : 16 = 12 ; sisa 2
12 : 16 = 0; sisa 12
Pada sistem komputer jaman dahulu, informasi biner dinyatakan dengan menggunakan bilangan
oktal. Sistem bilangan oktal menggunakan delapan simbol, yaitu 0,1, 2, 3, 4, 5, 6, dan 7.
0 000 0
1 001 1
2 010 2
3 011 3
4 100 4
5 101 5
6 110 6
7 111 7
8 001 000 10
9 001 001 11
dst
Teknik mengkonversi bilangan desimal ke oktal dan sebaliknya analog dengan cara-cara
sebelumnya.
Kita umumnya bekerja dengan sistem desimal, sedangkan peralatan digital bekerja berdasarkan
sinyal digital/biner. Untuk berinteraksi kita dengan peralatan digital digunakan alat
pengkonversi. Peralatan elektronik yang mengkonversi/menterjemah bilangan desimal ke
bilangan biner disebut pengkoder (encoder) dan yang menterjemah dari bilangan biner ke
desimal disebit pendekoder (decoder).
MODUL 6
GERBANG LOGIKA BINER
Komputer, kalkulator, dan peralatan digital lain kadang-kadang dianggap orang awam
sebagai sesuatu yang ajaib. Sebenarnya, peralatan elektronika digital logis dalam operasinya.
Bentuk dasar blok operasi setiap rangkaian digital adalah suatu gerbang logika. Gerbang
logika terdiri dari: AND, NAND, NOT, OR, NOR, XOR, dan XNOR.
Gerbang AND yang berarti DAN, secara fisik diilustrasikan gambar 3.1:
Gambar 3.1 Ilustrasi fisis rangkaian AND dengan sakalar yang disusun seri
Rangkaian pada Gb 3.1 dapat di tinjau menjadi bagian input dan output. Bagian input berupa
sakelar A dan B, sedangkan output berupa bola lampu. Berdasarkan rangkaian sederhana di atas
jelas prinsip kerja gerbang logika AND dapat diamati hasilnya seperti tabel berikut:
A B
Tabel 3.1 Rangkaian sakalar seri bekerja seperti gerbang logika AND.
Gerbang logika AND memiliki dua atau lebih terminal input dan satu terminal output, dan
disimbolkan disimbolkan:
Gambar 3.2 Simbol gerbang AND
Rangkaian gerbang AND praktis tampak pada gambar 3.3 yang memiliki dua input A dan B.
Saklar bila dikontakkan ke (+) berarti TINGGI, dan bila dikontakkan ke (-) berarti RENDAH.
Output gerbang AND diberikan indikator LED, yang menyala jika ouput TINGGI dan tidak
menyala jika output RENDAH.
INPUT OUTPUT
B A Y
TINGGI 1 TINGGI 1 Ya 1
Hubungan input dan output suatu dari suatu gerbang lgika selanjutnya ditulis dalam
suatu pernyataan yang disebut ekspresi Boolean atau aljabar Bool. Gerbang logika AND
dengan input A dan B serta output Y, diungkapakan sebagai
A.B = Y
2.2 Gerbang OR
Rangkaian pada gambar 3.4 akan memberikan hubungan input dan output seperti tabel:
INPUT OUTPUT
B A Y
Terbuka 0 Tertutup 1 Ya 1
Tertutup 1 Terbuka 0 Ya 1
Tertutup 1 Tertutup 1 Ya 1
Gerbang OR disimbolkan
A+B=Y
Gerbang logika umumnya memiliki dua atau lebih input dan satu output, namun gerbang NOT
(“tidak”) hanya mempunyai satu input dan satu output. Gerbang NOT berfungsi sebagai
pembalik /inverter, yaitu output merupakan kebalikan input. Simbol gerbang NOT adalah:
Y = Ā
INPUT OUTPUT
A Y
0 1
1 0
Gambar 3.6 Simbol logika, ekspresi Boolean, dan tabel kebenaran suatu pembalik
Bila logis 1 diberikan pada input A, akan diperoleh output yang berlawanan yaitu 0 pada Y. Kita
katakan bahwa pembalik mengkomplemenkan input. Perhatikan bahwa strip () merupakan
simbol pembalikan.
Pembalik ganda menghasilkan output sama dengan inputnya, lalu apa gunanya? Pembalik ganda
berfungsi sebagai buffer/driver atau penyangga atau pengendali. Penyangga tidak digunakan
dalam operasi logika, tetapi digunakan untuk menambah besar arus pada keluarannya daripada
arus normal pada gerbang regulernya.
Gerbang AND, OR, dan NOT merupakan tiga rangkaian dasar yang dapat menghasilkan semua
rangkain digital. Gerbang NAND merupakan gabungan gerbang AND dan NOT, yang
menghasilkan fungsi AND yang dibalik.
Gambar 3.8 Gerbang AND yang diseri dengan NOT menghasilkan NAND
Perhatikan bahwa bentuk simbol gerbang NAND mirip AND, hanya ditambah bulatan bagian
output sebagai tanda inverter atau NOT.
INPUT OUTPUT
B A AND NAND
0 0 0 1
0 1 0 1
1 0 0 1
1 1 1 0
Gerbang NOR sebenarnya merupakangerbang NOT OR, yaitu keluaran suatu gerbang OR yang
dibalik.
INPUT OUTPUT
B A OR NOR
0 0 0 1
0 1 1 0
1 0 1 0
1 1 1 0
Gambar 3.9 Simbol gerbang NOR serta tabel kebenaran gerbangORdan NOR
INPUT OUTPUT
B A OR XOR
0 0 0 0
0 1 1 1
1 0 1 1
1 1 1 0
Gerbang NOR eksklusif biasa disingkat XNOR, dengan simbol logika dan tabel kebenaran:
Y=A⊕B
INPUT OUTPUT
B A NOR XNO
R
0 0 1 1
0 1 0 0
1 0 0 0
1 1 0 1
Gambar 3.12 Simbol logika, ekspresi Boolean, dan tabel kebenaran XNOR
Gerbang NAND lebih banyak dijumpai dipasaran dan harganya jauh lebih murah dari gerbang
lainnya. Gerbang NAND memiliki keunggulan karena dapat digunakan untuk membentuk
gerbang-gerbang lainnya, karenanya disebut sebagai gerbang universal.
Inverter
AND
OR
NOR
XOR
XNOR
Gerbang logika yang telah kita bicarakan meliputi satu dan dua input dengan satu output.
Bagaimana gerbang logika yang memiliki input lebih dari dua? Gerbang ligika dengan input
lebih dari dua dapat diperoleh dengan mengkombinasikan gerbang logika dengan dua input.
Gambar 3.14 Pengembangan jumlah input
Gerbang dasar seperti AND, OR, NAND, atau NOR sering kali perlu diubah menjadi fungsi
logika lainnya. Hal ini dapat dilakukan dengan mudah dengan menggunakan pembalik.
Masukan Keluaran
B A Y
0 0 0
0 1 1
1 0 1
1 1 1
Ā B+ A B̄+ AB=Y
Suku-suku yang muncul dalam ekspresi Boolean hanyalah yang keluarannya tinggi.
Penyederhanaan aljabar menjadi penting, karana jelas dengan penyederhanaan ini rangkaian
menjadi lebih sederhana dengan jumlah gerbang yang lebih sedikit, namum fungsi kerjanya
tetap. Jadi dengan penyederhanaan ini biaya pembuatan menjadi lebih murah.
3.2 Penyederhanaan Ekspresi Boolean
1) secara aljabar
2) peta Karnaugh (Map Karnaugh)
3.2.1 Penyederhanaan secara aljabar
1) A.0 =0
2) A+0=A
3) A. 1=A
4) A+1=1
5) A+A=A
6) A.A=A
7) A+ Ā=1
8) A . Ā=0
¯
9) Ā =A
Berdasarkan sifat operasi di atas dapat diturunkan beberapa identitas:
Y = A + AB = A(1+B) = A
1) Identitas: A + AB = A
Y = A + Ā B=( A+ AB ) + Ā B= A+B ( A + Ā ) =A +B
2) Identitas : A+ Ā B= A +B
3) Identitas: A+ Ā B̄=A + B̄
4) Identitas: Ā+ AB= Ā+ B
5) Identitas: Ā+ A B̄= Ā + B̄
Selain identitas di atas untuk penyederhanaan juga dikenal dalil Morgan:
1) A+B= Ā . B̄
2) A . B= Ā+ B̄
Dalil Morgan ini sebenarnya telah digunakan sebagai dasar pengubahan gerbang logika yang telah
dibicarakan dengan teknik penambahan inverter.
Contoh penyederhanaan:
1) Y =ABC+AB { C̄ +A B̄ C ¿
Y =AB ( C+ C̄ ) + A B̄ C
Y =AB ( 1 ) + A B̄C
Y =AB+ A B̄ C
Y = A ( B+ B̄ C )
Y = A ( B+C )
Y =AB+ AC
2) Y = ( A +B ) . ( A . B )
Y = ( Ā . B̄ ) . ( A . B̄ )
Y = Ā . A . B̄ . B̄
Y =0. B̄=0
Masukan Keluaran
B A Y
0 0 0 (# 1)
0 1 1 (# 2)
1 0 1 (# 3)
1 1 1 (# 4)
Cara memetakan
B̄ B
Ā #1 #3
A #2 #4
B̄ B
Ā 0 1
A 1 1
Melingkari output 1 yang berdekatan sejumlah dua, empat, delapan dan seterusnya.
Suatu mobil taxi akan diperlengkapi alarm keamanan. Bunyi alarm ditentukan oleh kondisi: sopir
duduk ditempatnya, sopir mengenakan sabuk pengaman, penumpang duduk, penumpang
mengenakan sabuk pengaman. Tabel kebenaran sistem pengaman taxi adalah sebagai berikut:
INPUT OUTPUT
S B1 S2 B2 Y Keterangan
0 0 0 0 0
0 0 0 1 0
0 0 1 0 0
0 0 1 1 0
0 1 0 0 0
0 1 0 1 0
0 1 1 0 0
0 1 1 1 0
1 0 0 0 1 Bunyi alarm
1 0 0 1 1 Bunyi alarm
1 0 1 0 1 Bunyi alarm
1 0 1 1 1 Bunyi alarm
1 1 0 0 0
1 1 0 1 0
1 1 1 0 1 Bunyi alarm
1 1 1 1 0
Input Output
C B A Y
0 0 0 0
0 0 1 0
0 1 0 0
0 1 1 1
1 0 0 0
1 0 1 1
1 1 0 0
1 1 1 1
Dengan pemilih data tabel kebenaran tersebut lasung dapat diaplikasikan, yaitu: pada data
masukan kaki 0 hingga 7 berturut-turut bernilai: 0, 0, 0, 1, 0, 1, 0, dan 1. nol artinya kaki
dihubungkan ke ground dan 1 dihubungkan +Vcc.
Pemilih data dengan bit besar makin mahal, maka perlu modifikasi agar dapat digunakan bit yang
lebih rendah. Misal penggunaan pemilih data 3 bit untuk aplikasi 4 bite:
N INPUT OUTPU
T
D C B A Y
0 0 0 0 0 0
1 0 0 0 1 1
2 0 0 1 0 1
3 0 0 1 1 0
4 0 1 0 0 0
5 0 1 0 1 1
6 0 1 1 0 0
7 0 1 1 1 1
8 1 0 0 0 1
9 1 0 0 1 0
1 1 0 1 0 0
1 1 0 1 1 0
1 1 1 0 0 0
1 1 1 0 1 1
1 1 1 1 0 1
1 1 1 1 1 0
Perhatikan pada kolom ABC bahwa baris 0 hingga 7 sama dengan baris 8 hingga 15, bedannya
terdapat pada kolom D saja.
Perhatikan:
Angka biner yang telah kita bicarakan di atas tidak banyak memberi arti. Agar angka biner dapat
diproses maka perlu dikodekan. Kode BCD-8421 (Binary Coded Decimal) suatu kode dengan
angka biner. Kode BCD mengkodekan setiap bilangan pada bilangan desimal kedalam bilangan
biner 4 bite, misal angka desimal 2347, kode BCD bilangan tersebut adalah 0010 0011
0100 0111.
Kode Gray tidak memiliki keteraturan yang jelas, hanya ada satu keteraturan yang konsisten
yaitu satu digit berubah bila cacahan dari atas ke bawah.
Kode ASCII (American Standard Code for Information) banyak digunakan untuk mengirim
informasi ke dalam komputer mikro. Kode ASCII ini merupakan kode 7 bit yang lebih rumit,
yang digunakan dalam pengalihan informasi berkode dari papan ketik ke tampilan komputer
dan pencetak. Kode ASCII digunakan untuk menggantikan angka huruf, tanda baca, maupun
karakter kontrol. Contoh huruf “A” dalam kode ASCII adalah 100 0001 = A. Jika huruf A
papan ketik ditekan maka kode 100 0001 dikirim ke CPU.
4.5 Pengkode
Pengkode merupakan alat yang berfungsi mengkodekan informasi (bahasa manusia) ke bahasa
mesin elektronika digital. Contoh pengkode pada sistem gambar 6.1 pengkode dalam sistem ini
harus menerjemahkan masukan desimal dari papan ketik ke suatu kode BCD 8421.
INPUT OUTPUT
1 2 3 4 5 6 7 8 9 D C B A
H H H H H H H H H H H H H
X X X X X X X X L L H H L
X X X X X X X L H L H H H
X X X X X X L H H H L L L
X X X X X L H H H H L L H
X X X X L H H H H H L H L
X X X L H H H H H H L H H
X X L H H H H H H H H L L
X L H H H H H H H H H L H
L H H H H H H H H H H H L
Contoh input 3, berarti no 3 adalah LOW bersesuaian dengan output HHLL, karena output
RENDAH AKTIF maka keluaran sesungguhnya adalah LLHH
Peraga bilangan desimal yang umum berupa 7 segemen. Peraga ini tersesun atas 7 LED
membentuk formasi angka 8, bagian kutub positif dijadikan satu dihubungkan positif baterai,
dan negatifnya diaktifkan sesuai output:
Sebagai contoh sistem digital dengan input berupa angka desimal, dan ditampilkan dalam bentuk
peraga 7 segmen, diperlukan rangkaian: papan ketik, enkoder BCD IC 74147,
dekoder/pengendali 7 segmen IC 7447A dan LED 7 segmen, seperti gambar berikut:
LCD (Liquid Crystal Display) merupakan peraga/penampil yang bekerja berdasarkan efek
polarisasi cahaya pada kristal cair. Kristal cair jika diberi beda potensial medan listriknya akan
terpolarisasi.
Polarisasi medan listrik pada kristal cair dan polarisator memberikan kesan warna gelap, sedang
permukaan lain tanpa keperakan. LCD tebuat berlapis-lapis, meliputi polarisator, pola
konduktif pada kaca, kristal cair (fluida nematik), metal, dan pengemas. Pemberian medan
listrik pada LCD tidak boleh dilakukan dalam satu arah dalam waktu lama, karena hal ini akan
menimbulkan kerusakan. Oleh karena itu LCD dioperasikan polaritas betganti ganti, yaitu
dengan sinyal persegi.
MODUL 9
FLIP-FLOP
Rangkaian logika dapat dikelompokkan menjadi 2, yakni: rangkaian logika gabungan
dengan menggunakan gerbang AND, OR, dan NOT. Kedua rangkaian logika sekuensial yang
meliputi memori dan pewaktu.
Rangkaian dasar logika sekuensial berupa flip-flop. Flip-flop ada beberapa jenis, yang
dapat dihubungkan menjadi pencacah, register, dan memori.
Flip-flop memiliki dua masukan yang diberi nama R (reset) dan S (set), dan dua keluaran diberi
simbol Q sebagai keluaran normal, dan simbol Q̄ sebagai komplemen Q.
Masukan Keluaran
Mode operasi Keterangan
S Q
R Q̄
Larangan 0 1 Jangan digunakan
0 1
Set 0 1 Menset Q = 1
1 0
Reset 1 0 Menset Q = 0
0 1
Untuk mengetahui perilaku R-S FF tersebut maka dilakukan pengecekan sinyal: misal S = 1, not Q
= 1, maka Q = 0, misal R = 1, maka not Q = 1, maka Q = 0. Ternyata dari permisalan ini
diperoleh konsistensi, bahwa jika S = 1, R = 1, maka output sama dengan sebelumnya. Mode
operasi lain dapat dilakukan pengujian dengan cara yang sama.
Pada Flip S-R berdetak ini sama dengan flip-flop S-R hanya saja proses sinyal diatur oleh
detak. Perubahan input akan diikuti perubahan output jika ada detak masuk.
Lambang :
Gambar 7.4 (a) S-R flip-flop berdetak, (b) S-R flip-flop berdetak komersial
INPUT OUTPUT
Set 1 0 1 0 Diatur ke 1
Piperhatikan bahwa ada perbedaan antara mode operasi S-R FF berdetak dengan S-R FF
sebelumnya. Perbedaan terjadi karena penambahan gerbang NAND di depan. Mode operasi dan
kaitannya hubungan input output S-R flip-flop bergantung pada rangkaian penyusunnya, yang
jelas memiliki mode operasi yang sama.
Pulsa detak berfungsi sebagai perintah memproses masukan. Tanpa pulsa detak
masukan tidak akan diproses. Tangga pan flip-flop terhadap pulsa detak ada dua jenis yaitu sisi
naik aktif dan sisi turun aktif. Sisi naik aktif artinya tepat pada pulsa detak berubah dari 0 ke 1,
proses dilakukan, sebalikanya sisi turun aktif : proses dilaksanakan ketika detak berubah 1 ke 0.
Sisi naik aktif pada symbol clk tidak ada bulatan, sedang untuk sisi turun aktif symbol clk
diberi bulatan.
S-R FF komersial dilengkapi preset (Ps) dan clear (Clr). Preset menset Q = 1 tanpa
memperhatikan clock, dan Clr menset Q = 0 tanpa memperhatikan clk. Perlu diperhatikan
bahwa jika symbol Ps dan Clr diberi bulatan berarti aktif jika bernilai 0.
5.3 D-Flip-flop
Huruf D pada D flip-flop berarti delay artinya tunda/menunda, yaitu sesuai fungsinya menunda
sinyal.
Gambar 7.6 Simbol D flip-flop yang dibuat dari S-R flip-flop
Tabel kebenaran
INPUT OUTPUT
Mode Operasi
PS CL CLK D Q notQ
R
Asyinchronous set 0 1 X X 1 0
Asyinchronous reset 1 0 X X 0 1
Prohibited/larangan 0 0 X X 1 1
Synchronous set (set sinkron) diperoleh ketika D = 1, synchronous reset diperoleh ketika D = 0.
Apa arti mode ini, seolah-olah tanpa proses, masuk satu, keluar satu, masuk nol kekuar nol.
Proses akan berlansung setelah terjadi pulsa perintah yaitu clk (sisi naik). Jadi D flip-fliop ini
berfungsi sebagai penunda pulsa/sinyal. Penundaan menunggu perintah clk.
Mode larangan artinya jangan digunakan, hal ini terjadi karena dua perintah yang sama kuat
dengan tujuan berlawanan. PS menghendaki Q = 1, sedang Clr menghendaki Q = 0, akhirnya
keluaran Q = 1, bukan Q = 1, suatu yang tidak diterima logika.
Flip-flop J-K merupakan flip-flop universal, digunakan paling luas karena memiliki sifat dari
semua jenis flip-flop.
Gambar 7.7 Lambang flip-flop J-K komersial
INPUT
OUTPUT
Mode operasi
Asinkron Sinkron
Asynchronous set 0 1 x x x 1 0
Asynchronous reset 1 0 x x x 0 1
Prohibited 0 0 x x x 1 1
Reset 1 1 0 1 0 1
Set 1 1 1 0 1 0
Mode asinkron merupakan prioritas, artinya jika set atau clr diaktifkan (bernilai 0), maka input
sinkron tidak relevan, output mengikuti perintah asinkron. Set artinya menset Q = 1, dan reset
artinya menset Q = 0. Hold berarti tetap/tidak berubah, yang berarti menyimpan/memori. Mode
operasi yang tidak ada pada flip-flop lainnya adalah toggle, yang berarti keadaan output
berubah 0 kemudian 1;0 ; 1;. . .berganti-ganti setiap datang pulsa detak.
Flip-flop J-K digunakan secara luas dalam banyak rangkaian digital, diantaranya digunakan
sebagai pencacah (Counter). Pencacah ini dijumpai hamper setiap system digital.
5.5 Kancing/Latch
Bila salah satu tobol pada papan ketik ditekan misalkan angka 6, maka pengkode
mengubah angka decimal ke kode tertentu (misal BCD), oleh decoder kode tersebut diterjemah
kembali ke angka decimal, ditampilkan pada seven segment sebagai 6. Namun jika tekanan jari
dilepaskan maka angka tersebut segera hilang, yang berarti data hilang. Untuk mengatasi hal
tersebut maka perlu penyimpan sementara data atau pengancing data yang disebut latch.
Latch berfungsi menahan data, sehingga walaupun jari telah lepas menekan papan ketik tampilan
tetap menunjukkan angka yang ditekan sebelumnya. Angka tersebut akan berganti angka baru
jika papan ketik ditekan angka lain. Angka/data pertama hilang. Pada pembahasan selanjutnya
akan ditunjukkan cara menyimpan data yang banyak dalam suatu register geser.
Flip flop yang dilengkapi detak, memerlukan pulsa detak dalam mode operasi sinkron.
Berdasarkan terpicunya flip-flop dapat dikelompokkan menjadi dua:
PENDAHULUAN
Register adalah adalah sekelompok flip-flop yang dapat
menyimpan informasi biner yang terdiri dari bit majemuk. Register dengan
n flip-flop mampu menyimpan informasi sebesar n bit. Ada dua jenis
utama register : register penyimpan (storage register), yang digunakan
hanya untuk menyimpan data, dan register geser (shift register), suatu
rangkaian untuk menyimpan dan menggeser (atau memanipulasikan) data.
Dalam bagian ini akan diuraikan operasi suatu register geser.
REGISTER GESER
Register ini mempunyai banyak pemakaian dalam perencanaan
sistem digital dan tersedia dalam bentuk IC sebagai fungsi MSI. Diagram
logika suatu register geser empat bit ditunjukkan pada gambar, terdiri dari
empat flip-flop menurut waktu dengan masukan D. Register ini digunakan
untuk menyimpanan sementara suatu data sebesar empat bit. Data dapat
dipindahkan ke dalam atau ke luar register dengan cara yang berlainan
yang diatur oleh sinyal pengatur P, SR dan SL. Register geser dapat
dibedakan atas 5 jenis yaitu :
PULSA BIT
Q4 Q3 Q2 Q1 Q0
JAM KATA
1 1 1 0 0 0 0
2 1 1 1 0 0 0
3 0 0 1 1 0 0
4 1 1 0 1 1 0
5 0 0 1 0 1 1
GERBANG LOGIKA
Tujuan:
C. Pendahuluan
Pada rangkaian analog terdapat banyak tegangan yang mungkin ada pada waktu
bersamaan, akan tetapi pada rangkaian digital hanya dua. Dua tegangan tersebut dapat
disebut sebagai logika 1 dan logika 0, atau benar dan salah. Karena hanya menggunakan
dua keadaan tersebut, logika digital disebut sebagai biner.
Dalam logika digital terdapat 3 elemen dasar yaitu Gerbang logika AND, OR dan
gerbang NOT (Inverter). Apa yang dilakukan sangatlah sederhana namun sangat penting
untuk dipahami dengan cara menghubungkan gerbang-gerbang tersebut ke dalam
rangkaian. Gerbang-gerbang logika tersebut dapat melakukan berbagai fungsi kompleks
seperti penjumlahan 2 angka, pengurangan, pengalian bahkan pembagian dua angka.
Untuk mempelajari karakteristik dan metode singkat dan sederhana dimana fungsinya
dapat dijelaskan, dua gerbang dan inverter akan dipelajari secara terpisah.
Gerbang logika AND merupakan alat yang memiliki keluaran logika 1 jika kedua
masukannya berlogika 1. Jika salah satu atau kedua masukannya berlogika 0, keluarannya
memiliki logika 0. Gambar l menunjukkan gambar gerbang logika AND. Masukan
gerbang logika AND terletak di sisi sebelah kiri yang dinyatakan sebagai A dan B, adapun
keluarannya dinyatakan sebagai C terletak pada sisi sebelah kanan. Tabel kebenarannya
ditunjukkan pada Tabel 1, dan persamaan lgokanya adalah C = A.B.
A B C
0 0 0
0 1 0
1 0 0
1 1 1
9. Gerbang Logika OR
Gerbang logika OR merupakan alat yang memiliki keluaran logika 1 jika salah satu
atau kedua masukannya berlogika 1. Simbol gerbang logika OR ditunjukkan pada Gambar
2 dengan masukan A dan B pada sisi kiri dan keluaran C pada sisi kanan. Tabel kebenaran
gerbang OR ditunjukkan pada Tabel 2 dan persamaan logikanya adalah C = A+B.
A B C
0 0 0
0 1 1
1 0 1
1 1 1
Logika ketiga dan merupakan gerbang paling sederhana adalah gerbang NOT
(inverter). Inverter berbeda dari gerbang logika AND dan OR, karena hanya memiliki
sebuah masukan. Inverter sederhananya mengkonversi masukan benilai logika 1 menjadi
keluaran berlogika 0 begitupula sebaliknya. Lambang Inverter ditunjukkan pada Gambar 3
dan tabel kebenarannya pada Tabel 3 berikut ini.
A B C
0 0 1
0 1 1
1 0 1
1 1 0
Gerbang logika NOR merupakan gerbang yang simbolnya mirip seperti gerbang OR
yang pada keluarannya diberi inverter. Gambar symbol gerbang NOR dan Tabel
kebenarannya berturut-turut diberikan pada Gambar 5 dan Tabel 5.
Persamaannya :
C = ĀB + AB̄
C =AB
A B C
0 0 0
0 1 1
1 0 1
1 1 0
Simbol standar untuk gerbang logika EX-NOR ditunjukkan pada Gambar 7. Gerbang
Logika NOR merupakan gerbang logika XOR yang diberikan inverter. Ketika kedua
masukannya bernilai berlawanan, keluarannya rendah (0) dan bernilai tinggi (1) jika kedua
masukannya bernilai sama. Tabel 7 menunjukkan tabel kebenaran gerbang EX-NOR.
Gambar 7 Simbol Gerbang Logika EX-NOR dengan rangkaian ekivalennya
A B C
0 0 1
0 1 0
1 0 0
1 1 1
Jumlah masukan n pada gerbang logika berpengaruh pada jumlah kombinasi masukan
yang digunakan pada tabel kebenara yaitu sebesar 2n. Artinya untuk rangkaian gerbang
logika dengan 2 buah masukan maka terdapat 2 2 = 4 buah kombinasi masukan pada tabel
kebenarannya.
Latihan
3. Bukalah project yang telah Anda simpan lalu berikan inverter pada salah satu masukan
di setiap rangkaiannya seperti pada gambar berikut.
Tugas
3. Buat tabel kebenaran untuk rangkaian digital pada project yang telah Anda buat
dengan memberikan inverter pada 2 buah masukannya.
4. Carilah aplikasi sederhana untuk masing-masing gerbang logika, tampilkan bentuk
rangkaiannya dan berikan penjelasan tentang cara kerjanya.
MODUL 3
ALJABAR BOOLE
Tujuan
Matematika merupakan sarana yang berguna dalam analisa rangkaian logika. Semua
operasi logika dalam rangkaian logika tergantung kepada ada / tidaknya sinyal, suatu variabel
hanya dapat mempunyai satu nilai dari dua nilai yang mungkin terjadi. Matematika dengan
logika dua nilai disebut Aljabar Boole.
Aljabar Boole terdiri atas sekumpulan aturan yang memiliki hubungan logika.
Berbeda dengan aljabar pada umumnya, dimana nilai yang tidak diketahui dapat memiliki
nilai yang bermacam-macam, elemen pada aljabar Boole merupakan variabel biner dan dapat
memiliki hanya satu dari dua keadaan 0 atau 1.
Sebuah fungsi Boolean adalah sebuah ekspresi aljabar yang dibentuk dengan variabel-
variabel biner, simbol-simbol operasi logika, tanda kurung dan tanda “=”. Untuk sebuah nilai
yang diberikan pada variabel, fungsi Boolean dapat bernilai 1 atau 0.
f = X + Y̅ . Z
Tetapi kita juga dapat menyatakan bahwa jika Y̅ = 1, maka Y = 0, karena Y̅ adalah
komplemen dari Y. Secara ekuivalen dapat dinyatakan bahwa :
f = 1
Contoh : f = X + Y̅ . Z
2n = 23 = 8 kombinasi 0 dan 1.
X Y Y̅ Z Y̅ .Z f = X + Y̅ . Z
0 0 1 0 0 0
0 0 1 1 1 1
0 1 0 0 0 0
0 1 0 1 0 0
1 0 1 0 0 1
1 0 1 1 1 1
1 1 0 0 0 1
1 1 0 1 0 1
Sebuah fungsi Boolean dapat diubah menjadi sebuah diagram logika yang terdiri dari
gerbang-gerbang logika.
Contoh : f = X + Y̅ . Z
Diagram logikanya :
X
f = X + Y ’.Z
Y’
Y Y’.Z
Z
Kegunaan dari aljabar Boole adalah memberikan fasilitas penulisan dalam
perancangan rangkaian digital. Aljabar Boole menyediakan alat untuk dibuat :
Ada beberapa aturan dasar pada aljabar boole seperti yang diberikan pada Tabel 1 berikut:
a. Hukum de Morgan
A+B = A. B
A.B = A+B
b. Hukum Asosiatif
A.(B.C) = (A.B).C
A+(B+C) = (A+B)+C
c. Hukum Absorpsi
A+A̅ .C = A+C
A+A.B= A
A.(A+B) = A
d. Hukum Komutatif
A+B= B+A
A*B= B*A
e. Hukum Distribusi
A+(B*C) = (A+B)*(A+C)
A*(B+C) = (A*B)+(A*C)
f. Hukum Identitas
A+0 = A
A*1=A
g. Hukum Komplemen
A+A̅ = 1
A*A̅ = 0
E. Project
Tambahkan saklar dan indikator pada masing-masing input dan outputnya, lalu \
buatlah tabel kebenarannya
F. Tugas
Buatlah rangkaian ekivalen untuk membuktikan seluruh aturan aljabar Boole (termasuk
Hukum de Morgan, Hukum Absorpsi dan Hukum Distribusi) yang lain.
Cara Kerja:
Buat laporan berisi pembuktian aturan, rangkaian digital ekivalen dan tabel kebenaran dari
masing-masing aturan tersebut secara berkelompok.
Modul 4
Elemen-Elemen Aritmatika
Tujuan:
Mahasiswa mampu membuat desain dan rangkaian yang dapat melakukan operasi
penjumlahan dan pengurangan biner.
Teori
Sebuah elemen aritmatika adalah berbagai rangkaian yang dapat menjumlahkan,
menggurangi, mengalikan, membagi atau melakukan beberapa fungsi aritmatika yang lain
terhadap bilangan biner. Elemen aritmatika terletak pada domain teknologi komputer dan
teknologi terkait kalkulator elektronik. Dengan seluruh kompleksitas pada rangkaian
komputer, dasar dari operasi aritmatika pada computer adalah sebuah rangkaian sederhana
yang terdiri dari beberapa gerbang logika disebut full adder. Full adder hanya menambahkan
dua logika bit biner (dan carry), selain itu rangkaian ini dapat diaplikasikan untuk melakukan
operasi pengurangan, perkalian, pembagian, mencari akar kuadrat, dan beberapa fungsi
aritmatika lainnya.
3. Penjumlahan Biner.
Untuk melakukan penjumlahan dua buah angka biner, berlaku 4 aturan dasar berikut:
0+0 = 0
1+0 = 1
0+1 = 1
1+1 = 0 dan carry 1
Algoritma ini dapat diterapkan untuk setiap dua bilangan biner positif, (bilangan bulat)
dan merupakan satu-satunya aturan dasar yang harus diperhatikan selain biner. Sebagai
contoh:
11 carry 111
0110 0011
0011 + 0111 +
1001 1010
Half Adder
Half ader merupakan sebuah rangkaian logika yang dapat digunakan sebagai permulaan
implementasi penjumlahan berdasarkan algoritma yang ditunjukkan pada Gambar 4.1.
rangkaian ini menerima dua buah digit biner pada inputnya dan menghasilkan dua buah digit
biner pada outputnya, bit hasil penjumlahan (S) dan bit carry (C). Fungsi penjumlahan dan
carry dinyatakan sebagai
S = AB
Co=A.B
S=(AB)Ci
Co = A.B + (AB) Ci
Fungsi ini diterapkan dan dikombinasikan dengan penjumlahan logika untuk menerapkan
rangkaian full adder yang sempurna, seperti ditunjukkan pada Gambar 4.3. Rangkaian ini
digunakan dalam kalkulator, komputer, dan banyak rangkaian aritmatika tak hanya itu, tetapi
juga dapat digunakan dalam perkalian, pembagian, dan pengurangan. Semua operasi ini dapat
dilakukan dengan memanfaatkan algoritma khusus dan rangkaian full adder.
Project
3. Sambungkan rangkaian pada Gambar 4.1, 4.3, 4.5 dan 4.6 dengan sumber tegangan,
saklar dan indikator lalu buat tabel kebenarannya.
4. Buatlah rangkaian logika parallel adder 2 bit dan buatlah tabel hasilnya.
Tugas
4. Sambungkan rangkaian pada gambar 4.3 untuk mendapatkan hasil perhitungan dari
angka-angka biner berikut :
d. A3 A2 A1 A0 = 0100 B3 B2 B1 B0 = 0100
e. A3 A2 A1 A0 = 1100 B3 B2 B1 B0 = 1001
f. A3 A2 A1 A0 = 1011 B3 B2 B1 B0 = 1000
5. Ulangi langkah 1 untuk Gambar 4.6.
6. Buatlah rangkaian untuk menyelesaikan perhitungan berikut ini
f. 14 + 10 = …2
g. 14 – 10 = …2
h. 33 + 27 = …2
i. 29 – 15 = …2
j. 128 + 72 = …2 (gunakan IC full adder)