PENDAHULUAN
Elektronics Workbanch
dan setelah itu akan muncul tampilan dari program Electronics Workbench
seperti gambar dibawah ini:
1. Sources
Icon :
2. Basic
Icon :
3. Diodes
Icon:
4. Transistors
Icon:
5. Analog Ics
Icon:
6. Mixed Ics
Icon:
7. Digital Ics
Icon:
8. Logic Gates
Icon:
9. Digital
Icon:
10. Indicators
Icon:
11. Controls
Icon:
12. Miscellaneous
Icon:
13. Instruments
Icon:
D Mengedit Propertis
Edit Propertis digunakan untuk merubah : Nama Komponen, Value
Komponen, jumlah input dan sebagainya. Adapun caranya adalah click kanan
mouse anda pada komponen yang akan diedit propertisnya, selanjutnya kita
ganti propertis dari komponen yang akan kita ganti. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada gambar dibawah ini.
E Menjalankan simulasi
Setelah semua rangkaian selesai kita rangkai, Vcc dan Gnd sudah
terhubung semua maka dapat kita jalankan simulasi kita dengan cara
mengaktifkan power. Palette power terletak pada pojok kanan atas layar
Elektronic Workbench. Untuk lebih jelasnya dapat kita lihat gambar dibawah
ini.
Icon:
PRAKTIKUM I
GERBANG LOGIKA DASAR 1
A. TUJUAN
Mengenal dan mempelajari gerbang-gerbang (gate) AND, OR, NOT,
NAND, NOR dan melihat tabel kebenaran dari masing-masing gerbang serta
penyederhanaan / minimisasi suatu rangkaian logika.
B. PENGANTAR
Pengenalan terhadap gerbang-gerbang logika dasar (AND, OR, NOT,
NAND dan NOR) akan membantu kita di dalam mempelajari dan
merencanakan suatu rangkaian logika. Disamping itu pengenalan terhadap
aturan/hukum Aljabar Boolean, tabel kombinasi, serta kombinasi gerbang
dapat membantu kita dalam menyederhanakan dan membangun suatu
rangkaian logika.
C. DASAR
1. Pengertian operasi gerbang logika dasar (AND, OR, NOT, NAND, NOR).
• Gerbang AND
A
F
B
F=A.B
A
B
LAMPU
Baterai
Gb Rangkaian Seri
• Gerbang OR
A
F
B
LAMPU
Baterai
Gb Rangkaian Parallel
• Gerbang NOT
A X
Gerbang logika NOT hanya memiliki satu jalur input dan satu jalur
output. Output dari gerbang NOT adalah kebalikan dari inputannya,
apabila inputannya berlogika 1 maka outputnya akan berlogika 0
dan begitu pula sebaliknya apabila inputannya 0 outputnya akan
berlogika 1. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat gambar dibawah ini.
A
Relai
• Gerbang NAND
F= A.B
• Gerbang NOR
F= A+B
D. PERCOBAAN
1. Buatlah tabel kebenaran dari gate AND, OR, NOR, NAND dengan 2 input
serta NOT.
Tabel Kebenaran AND gate 2 input:
A B F
0 0
0 1
1 0
1 1
Max15
.....................................................................................................................
.............................( )
2. Buatlah tabel kebenaran untuk ungkapan aljabar Boolean berikut ini:
a)
b) A B C + A B C + A B C
Max20
......................................................................................................................
.............................( )
3. Rangkailah fungsi dibawah ini pada Electronic Workbench dan
buktikanlah fungsi tersebut
a) A. ( A + B) = A
b) A.(( A + B) + C ) = A
c) A.( B. C) = ( A. B). C
Max35
......................................................................................................................
.............................( )
4. Sederhanakan fungsi :
T = ( A + B + C).( A + B + C).( A + B + C)
T = A BC + A BC + ABC + A BC
Kemudian buktikan dengan Electronic Workbench bahwa hasil penyeder
hanaan yang anda lakukan adalah benar!
Max30
……………………………………………………………………………
………………….( )
PRAKTIKUM II
GERBANG LOGIKA DASAR 2
A. TUJUAN
Mengenal dan mempelajari gerbang-gerbang (gate) AND, OR, NOT,
NAND, NOR dan melihat tabel kebenaran dari masing-masing gerbang serta
penyederhanaan/minimisasi suatu rangkaian logika.
B. PENGANTAR
Metode peta atau K-Map dapat digunakan untuk menyederhanakan
ungkapan aljabar boolean, sehingga dapat menyederhanakan rangkaian
logika yang merealisasikan ungkapan tersebut. Penyederhanaan suatu
rangkaian logika dapat dilakukan karena suatu gerbang logika dapat dibentuk
dari gerbang logika yang lain (prinsip dualisme).
C. DASAR
1. Tabel kebenaran
Untuk mengekspresikan hubungan antara (input) dan respon (output)
dapat digunakan sebuah tabel yang menyatakan hubungan itu. Tabel itu
lazim disebut sebagai Tabel Kebenaran. Pada tabel kebenaran semua
kemungkinan kombinasi input harus dinyatakan secara jelas. Jadi kalau
kita memiliki 2 bit input maka total kombinasi input sebanyak 2² buah.
Secara umum total kombinasi input dapat dinyatakan sebanyak 2
pangkat n buah, dimana n adalah jumlah bit input.
A B f1(A,B)
0 0 0
0 1 1
1 0 0
1 1 1
minterm
Ilustrasi dari tabel diatas adalah:
m0 berekspresi A . B
m1 berekspresi A . B
m2 berekspresi A . B
m3 berekspresi A . B
F = A . B+A.B
Maxterm
Fungsi dari tabel diatas juga dapat dituliskan kedalam bentuk Maxterm,
adapun maxterm dari tabel diatas adalah:
M0 berekspresi A + B
M1 berekspresi A + B
M2 berekspresi A + B
M3 berekspresi A + B
F = ( A + B) ( A + B )
F= A . C. D + B C + A . B. C . D
D. PERCOBAAN
1. Diketahui tabel kebenaran seperti di bawah ini, anda diminta untuk
menuliskan fungsi outputnya dalam bentuk SOP dan POS:
AB
CD 00 01 11 10
00 1 1 1 0
01 0 1 1 0
11 1 1 0 0
10 0 0 1 0
PRAKTIKUM III
ARITHMATIC DAN LOGICAL UNIT I
A. TUJUAN
B. PENGANTAR
Arithmatic and Logical Unit atau sering disebut sebagai ALU adalah
bagian penting dari mikroprosesor yang melakukan operasi matematika
(penjumlahan, pengurangan, perkalian dan sebagainya) serta melakukan juga
operasi operasi logika seperti (AND, OR, dan operasi logika lainnya).
Padadasarnya ALU merupakan rangkaian kombinasi, meskipun pada
prakteknya ALU disusun dari gabungan rangkaian kombinasi dan rangkaian
sekuensial. Yang akan kita bahas pada praktikum ini adalah ALU yang
melakukan operasi aritmatika penjumlahan dan pengurangan.
1. Adder
Operasi arithmatic yang paling dasar adalah penjumlahan dan
pengurangan. Untuk masalah arithmatic yang lebih kompleks dapat
dikembangkan dari 2 rangkaian dasar digital arithmatic, yaitu Half
Adder/Subtractor dan Full Adder/Subtractor.
Pada half adder, hasil penjumlahan dua bit berupa SUM (S) dan
CARRY (C). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar blok diagram
dibawah ini:
Tetapi pada full adder, SUM (S) dan CARRY (C) disimpan untuk operasi
bit berikutnya dan menjumlahkan tiga bit yaitu satu bit carry dan dua bit data.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat gambar blok diagram dibawah ini:
Rangkaian Full Adder juga dapat dibentuk dari 2 buah rangkaian Half Adder
seperti yang terlihat pada gambar dibawah ini:
Rangkaian Half Adder dan Full Adder dapat direalisasikan dengan jalan
sebagai berikut:
1. Buat dahulu tabel kebenarannya.
2. Dari tabel kebenaran, buat fungsinya (dalam bentuk SOP atau POS).
3. Sederhanakan fungsi tersebut dengan menggunakan K-Map atau
Aljabar Boolean.
4. Realisasikan fungsi tersebut.
2. Paralel Adder
Paralel Adder digunakan untuk menjumlahkan bilangan biner lebih dari
satu bit. Sebagai contohnya adalah untuk menjumlahkan dua buah bilangan
biner 4 bit kita memerlukan sebuah half adder dan tiga buah full adder. Half
adder kita tempatkan untuk menjumlahkan LSB dari kedua bilangan tersebut
karena penjumlahan LSB sudah tentu tidak melibatkan carry in. Cara kerja
rangkaian ini sama seperti cara kita melakukan penjumlahan biner. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
C. DASAR
1. Pengertian dari arithmatic bilangan biner (penjumlahan dan pengurangan).
2. Penyederhanaan fungsi
D. PERCOBAAN
1. Lengkapilah tabel kebenaran Half Adder dibawah ini:
A B C S
0 0
0 1
1 0
1 1
Hubungkan A, B, Cin pada logic switch. S dan Cout pada lampu indikator.
Kemudian lakukan percobaan sesuai tabel di bawah ini :
A B Cin Cout S
0 0 0
0 0 1
0 1 0
0 1 1
1 0 0
1 0 1
1 1 0
1 1 1
Max 15
Point....................................................................................................................
.................( )
3. Susunlah rangkaian paralel adder seperti dibawah ini, dan buatlah tabel
kebenarannya.
A1 A0
B1 B0
S S
Cout Cout
Cout S1 S0
B1 B0 A1 A0 Cout S1 S0
0 0 0 0
0 0 0 1
0 0 1 0
0 0 1 1
dst............
Max 20
Point....................................................................................................................
................( )
Max 50
Point.................................................................................................................
.....................( )
PRAKTIKUM IV
ARITHMATIC DAN LOGICAL UNIT II
A. TUJUAN
B. PENGANTAR
Arithmatic and Logical Unit atau sering disebut sebagai ALU adalah
bagian penting dari mikroprosesor yang melakukan operasi matematika
(penjumlahan, pengurangan, perkalian dan sebagainya) serta melakukan juga
operasi operasi logika seperti (AND, OR, dan operasi logika lainnya).
Padadasarnya ALU merupakan rangkaian kombinasi, meskipun pada
prakteknya ALU disusun dari gabungan rangkaian kombinasi dan rangkaian
sekuensial. Yang akan kita bahas pada praktikum ini adalah ALU yang
melakukan operasi aritmatika penjumlahan dan pengurangan.
1. Subtractor
Operasi arithmatic yang paling dasar adalah penjumlahan dan
pengurangan. Untuk masalah arithmatic yang lebih kompleks, dapat
Tetapi pada pada full subtractor yang disimpan adalah DIFFERENCE (D)
dan BORROW (Br) dan juga mengoperasikan tiga bit masukan, satu bit borrow
dan dua bit data. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat gambar blok diagram
dibawah ini:
Rangkaian Full Subtractor juga dapat dibentuk dari 2 buah rangkaian Half
Subtractor seperti yang terlihat pada gambar dibawah ini:
2. Paralel Subtractor
Untuk mengurangkan bilangan biner lebih dari 1 bit diperlukan parallel
subtractor. Sebagai contohnya adalah
untuk mengurangkan dua buah bilangan biner 4 bit kita memerlukan sebuah
half subtractor dan tiga buah full subtractor. Half subtractor kita tempatkan
untuk mengurangkan LSB dari kedua bilangan tersebut karena pengurangan
pada LSB sudah tentu tidak melibatkan Borrow in. Cara kerja rangkaian ini
sama seperti cara kita melakukan pengurangan biner. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
3. Comparator
Comparator adalah suatu rangkaian logika yang berfungsi untuk
pembanding bilangan, apakah bilangan itu lebih besar (>), sama dengan (=)
atau lebih kecil (<) dibandingkan dengan bilangan yang lain. Adapun blok
diagram dari rangkaian comparator adalah sebagai berikut:
I A (I1 = I2)
1
COMPARATOR B (I1 < I2)
I
2 C (I1 > I2)
C. DASAR
1. Pengertian dari arithmatic bilangan biner (penjumlahan dan
pengurangan).
2. Pengertian Comparator.
3. Penyederhanaan Fungsi
D. PERCOBAAN
1. Lengkapilah tabel kebenaran rangkaian Binary Half Subtractor berikut.
A B D Bout
0 0
0 1
1 0
1 1
Hubungkan A, B, Bin pada logic switch. D dan Bout pada lampu indikator.
Kemudian lakukan percobaan sesuai tabel di bawah ini:
A B Bin Bout D
0 0 0
0 0 1
0 1 0
0 1 1
1 0 0
1 0 1
1 1 0
1 1 1
Max 15 Point
.........................................................................................................................
.............( )
A1 A0
B1 B0
D D
Bout Bout
Bout D1 D0
B1 B0 A1 A0 Bout D1 D0
0 0 0 0
0 0 0 1
0 0 1 0
0 0 1 1
dst...........
Max 30 Point
.........................................................................................................................
........( )
4. Rancanglah suatu komparator degan spesifikasi sebagai berikut
Max 40 Point
............................................................................................................................
.....( )
PRAKTIKUM V
Decoder
A. TUJUAN
a. Mengetahui karakteristik Decoder
b. Bagaimana membuat cascaded Decoder
B. PENGANTAR
1. Decoder
Rangkaian decoder adalah rangkaian kombinasi yang banyak mempunyai
banyak input (n bit) dan banyak output (2n bit). Rangkaian ini berfungsi
untuk memilih atau mengaktifkan satu bit output untuk setiap kombinasi
input yang diterima.
Gb Decoder 2X4
Berikut ini adalah contoh tabel kebenaran untuk Decoder 2X4 dengan
output aktif low:
11 10 00 01 02 03
0 0 0 1 1 1
0 0 1 0 1 1
1 0 1 1 0 1
1 1 1 1 1 0
2. 7 Segment Decoder
Pemanfaatan decoder pada elektronika digital salah satunya adalah
sebagai penampil bilangan desimal yang dinyatakan oleh segment-
segment yang menyala. Untuk menampilkan atau mengubah bilangan
biner menjadi bilangan desimal yang langsung bisa dibaca digunakan
suatu 7-segment dan decodernya. Decodernya disebut Binary to 7-
segment decoder. Sebagai data biner inputnya digunakan logic switch.
C. DASAR
1. Pengertian Decoder
2. Decoder to seven segment
D. PERCOBAAN
1. Susunlah rangkaian seperti gambar di bawah ini:
A a
b
B c
7447 d
C e
f
D g
BI/RBO RBI LT
Hubungkan input ABCD pada inputan dan isilah tabel kebenaran di
bawah ini:
D C B A a b c d e f g Tampilan
0 0 0 0
0 0 0 1
0 0 1 0
0 0 1 1
0 1 0 0
0 1 0 1
0 1 1 0
0 1 1 1
1 0 0 0
1 0 0 1
1 0 1 0
1 0 1 1
1 1 0 0
1 1 0 1
1 1 1 0
1 1 1 1
Max 10 Point
........................................................................................................................
...........( )
C B A Q Q Q Q Q Q Q Q
16
Vcc
7 6 5 4 3 2 1 0
A Q0
B 7 Q1
C 4 Q2 0 0 0
1 Q3
Q4
3
"0" G2a 8
Q5
Q6
0 0 1
"0" G2b Q7
"1" G1 gnd
8 0 1 0
0 1 1
1 0 0
1 0 1
1 1 0
1 1 1
Max 20 Point
...........................................................................................( )
Pulser 6
Q0
Q1 Pulser C B A Q7 Q6 Q5 Q4 Q3 Q2 Q1 Q0
Q2
Q3
74138 Q4
Q5
0 0 0 0
A 3
Q6
B
C
2
1
Q7 1 0 0 0
4 5
0 0 0 1
1 0 0 1
0 0 1 0
1 0 1 0
0 0 1 1
1 0 1 1
0 1 0 0
1 1 0 0
0 1 0 1
1 1 0 1
0 1 1 0
1 1 1 0
0 1 1 1
1 1 1 1
Max 20 Point
...................................................................................................................
................( )
Max 40 Point
................................................................................................................
.............( )
PRAKTIKUM VI
Multiplekser
A. TUJUAN
a. Mengetahui karakteristik Multiplekser serta
kegunaannya.
b. Bagaimana membuat cascaded Multiplekser.
B. PENGANTAR
1. Multiplekser
Gb Multiplekser
C. DASAR
1. Pengertian Multiplekser
2. Fungsi Multiplekser
D. PERCOBAAN
D0 D1 D2 D3 A0 A1 Y
1. Susunlah rangkaian di 1 0 0 0 0 0
bawah dengan IC yang 0 1 0 0 0 1
0 0 1 0 1 0
D0
7
D1
D2
Y
0 0 0 1 1 1
D3
74153
8
"0" S
A1 A0
14 2
input
address
telah disediakan. Hubungkan input D0, D1, D2, D3, Input Address pada
logic switch dan
Max 70 Point
.........................................................................................................( )
PRAKTIKUM VII
RANGKAIAN SEKUENSIAL
A. TUJUAN
Mempelajari prinsip kerja rangkaian Sekuensial dan memahami prinsip
kerja dari flip-flop RS-FF, D-FF, dan JK-FF dengan input sinkron dan
asinkron.
B. PENGANTAR
Semua sistem yang dibicarakan pada praktikum yang lalu merupakan dasar
rangkaian kombinasional, dimana output hanya bergantung pada harga/nilai
input pada saat yang sama. Sistem yang demikian dikatakan tidak mempunyai
sifat / kemampuan menyimpan memory. Untuk membuat suatu sistem yang
memiliki kemampuan untuk menyimpan (memory) maka kita gunakan
Rangkaian sekuensial.
Rangkaian Sekuensial merupakan jenis rangkaian digital logika kedua
setelah rangkaian kombinasi, rangkaian ini memiliki bagian umpan balik (feed
back) yang dihubungkan kembali ke muara input rangkaian kombinasi.
Dengan adanya umpan balik ini fenomena memori dapat diamati pada
rangkaian sekuensial. Pada rangkaian sekuensial sinkron perubahan keadaan
saat ini (presen state) menjadi keadaan akan datang (next state) dipicu oleh
sebuah sinyal sinkronisasi clock. Sedangkan pada rangkaian sekuensial
asinkron, perubahan state terjadi saat terjadinya perubahan input.
C. SEL BINER
Untuk rangkaian sekuensial sinkron, fenomena tersebut dilakukan oleh
flip-flop. Dalam flip-flop terdapat rangkaian sel biner yang dapat menahan data
Gb Sel Biner
Sebagai topik bahasan kita akan menggunakan rangkaian sel biner NAND.
Perhatikan gambar diatas, kita asumsikan pada saat awal input S=0 dan input
R=1 dan output Q awalnya adalah 1 (berarti output NOT Q=0). Perubahan
input S saja menjadi 1 tidak akan membuat output Q berubah menjadi 0, namun
bila input R juga ikut berubah menjadi 0 maka Q akan berubah pula menjadi 0
(berarti output NOT Q=1).
Dari ilustrasi tadi dapat disimpulkan bahwa rangkaian sel biner ini senpat
mempertahankan output Q sebelum input berubah dan ini merupakan dasar
D. FLIP-FLOP
Salah satu komponen penting dari Rangkaian sekuensial yang akan kita
bahas dalam praktikum ini adalah flip-flop. Pada flip-flop harga output selain
ditentukan oleh harga input juga ditentukan oleh dirinya sendiri (merupakan
rangkaian dengan elemen feedback). Sistem yang demikian dikatakan
mempunyai sifat menyimpan memory, dan flip-flop merupakan rangkaian
dasar memory digital 1 bit.
Flip-Flop mempunyai 2 terminal output yang saling berlawanan satu
dengan lainnya. Sebuah flip-flop yang lengkap mempunyai input synchronous
dan input asynchronous. Input asynchronous adalah input yang tidak sinkron
dengan clock, ia dapat mempengaruhi output tanpa memperdulikan kondisi
input lainnya. Contoh PRESET dan CLEAR INPUT. Input synchronous hanya
dapat mempengaruhi output bila ada pulsa masuk.
1. Flip-flop S/R
Flip-flop jenis ini memiliki jenis yang sama dengan sel biner. Dengan
menambah kan gerbang NAND sebagai Set/Reset decoder seperti
gambar, sebuah sel biner dapat dibuat menjadi sebuah Flip-flop S/R.
Gb S/R Flip-flop
2. Flip-flop D
Nama lain flip-flop ini adalah flip-flop delay. Flip-flop D mempunyai
karakteristik bahwa “sinyal outputnya mengikuti sinyal input”, artinya
nilai pada input D akan dilanjutkan ke output Q setelah sinyal
sinkronisasi (clock). Jika input D=1 maka output Q akan menjadi 1 juga
setelah kehadiran sinyal clock, begitu pula jika input D=0 maka output
Q akan menjadi 0 setelah kehadiran sinyal clock.
Gb. D Flip-flop
3. Flip-flop J/K
Karakteristik flip-flop ini mirip dengan flip-flop S/R. Input J
mempunyai fungsi mirip dengan input S pada flip-flop S/R yaitu untuk
men- SET flip-flop, sedangkan input K mirip dengan input R yang
berfungsi sebagai RESET. Perbedaan antara S/R dan J/K adalah bila
input J dan K sama sama bernilai 1 maka nilai Q yang baru merupakan
komplemen nilai Q sebelumnya. Dengan kata lain nilai Q di-toggle,
jika input J dan K bernilai 1. Pada S/R flip-flop, S dan R tidak boleh
sama-sama bernilai 1, karena outputnya tidak dapat ditentukan.
F. PERCOBAAN
1. RS-FF
a) Bukalah program Elektronic Workbench pada komputer anda
b) Pilihlah part :
- Vcc dan Gnd yang terdapat pada Icon Sources
- SR-FF yang terdapat pada Icon Digital
- Lampu test yang terdapat pada Icon Indicators.
c) Rangkailah komponen tersebut seperti gambar dibawah ini.
d) Isilah tabel berikut berdasarkan percobaan yang telah anda lakukan.
Step S1 S2 Q Q
1 0 1
2 1 1
3 1 0
4 1 1
5 0 0
6 1 0
7 1 1
8 0 1
9 1 1
Max 10 Point
....................................................................................................( )
2. D-FF
a) Input asinkron
1. Buka New projeck pada Electronick Workbench
2. Pilihlah part :
- Vcc dan Gnd yang terdapat pada Icon Sources
- D-FF with Active Low Asyinch Inputs yang terdapat pada Icon
Digital
- Lampu test yang terdapat pada Icon Indicators.
3. Rangkailah komponen tersebut seperti gambar dibawah ini.
Step Cl Pr Q Q
1 0 0
2 0 1
3 1 1
4 0 0
5 1 0
6 1 1
7 1 0
8 0 1
b) Input sinkron
1. Buka New projeck pada Electronick Workbench
2. Pilihlah part :
-Vcc dan Gnd yang terdapat pada Icon Sources
-D-FF With Active High Asynch Input pada Icon Digital
-Lampu test yang terdapat pada Icon Indicators.
3. Rangkailah komponen tersebut seperti gambar dibawah ini.
4. Isilah tabel berikut berdasarkan percobaan yang telah anda
lakukan.
Cl D Q Q
k
1 0
0 0
1 1
0 1
1 0
Max 20 Point
.......................................................................................................( )
3. JK-FF
a) Input asinkron.
1. Buka New projeck pada Electronick Workbench
2. Pilihlah part :
-Vcc dan Gnd yang terdapat pada Icon Sources
-JK-FF With Active Low Asynch Inputs pada Icon Digital
-Lampu test yang terdapat pada Icon Indicators.
3.Rangkailah komponen tersebut seperti gambar dibawah ini.
4.Isilah tabel berikut berdasarkan percobaan yang telah anda lakukan.
Step Cl Pr Q Q
1 0 0
2 0 1
3 1 1
4 0 0
5 1 0
6 1 1
7 1 0
8 0 1
b) Input sinkron.
1. Buka New projeck pada Electronick Workbench
2. Pilihlah part :
-Vcc dan Gnd yang terdapat pada Icon Sources
-JK-FF With Active High Asynch Inputs pada Icon Digital
-Lampu test yang terdapat pada Icon Indicators.
3. Rangkailah komponen tersebut seperti gambar dibawah ini.
4. Isilah tabel berikut berdasarkan percobaan yang telah anda
lakukan.
Step Clk J K Q Q
1 1 0 0
2 1 0 1
3 1 1 0
4 1 0 0
5 1 1 1
6 1 0 0
7 1 0 1
8 1 1 1
9 1 1 0
10 1 1 1
11 1 0 0
Max 20 Point
.......................................................................................................( )
5. Desain Flip-flop
a) Desain D flip-flop dari R/S flip-flop
Langkah-langkah:
1. Lengkapilah tabel kebenaran berikut
Qn Qn+1 D S R
0 0 0
0 1 1
1 0 0
1 1 1
Max 50
Point.....................................................................................................
................( )
PRAKTIKUM VIII
REGISTER
A. Tujuan
• Mempelajari cara kerja register.
• Mempelajari pemindahan data dari register X ke register Y.
B. Pengantar
Register dalam sistem digital digunakan untuk menyimpan data secara
sementara, untuk kemudian diproses atau diganti dengan data yang baru. Untuk
menyimpan data satu bit dibutuhkan sebuah flip-flop sehingga untuk
menyimpan data sementara yang terdiri dari beberapa bit dibutuhkan pula
beberapa flip-flop. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa register adalah
kumpulan dari beberapa flip-flop yang mampu menyimpan data secara
sementara.
Ada dua cara untuk menyimpan dan mengambil data dari suatu register,
yaitu secara paralel dan serial. Cara paralel berarti data yang terdiri dari
beberapa bit dimasukkan , kemudian dikeluarkan dari suatu register secara
serempak. Cara serial berarti bit demi bit dari data dimasukkan, kemudian
dikeluarkan secara beruntun.
Berdasarkan atas cara operasinya ini register dibedakan menjadi empat
macam, yaitu:
1. Paralel In – Paralel Out (PIPO)
2. Serial In – Paralel Out (SIPO)
3. Paralel In – Serial Output (PISO)
4. Serisl In – Serial Output (PISCO)
Untuk mengetahui prinsip kerja dari register, perlu ditinjau kembali kerja dari
RS-FF dan JK-FF
Tabel Kebenaran RS-FF Tabel Kebenaran JK-FF
R S Qn+1 J K Qn+1
0 0 Qn 0 0 Qn
0 1 1 0 1 0
1 0 0 1 0 1
1 1 X 1 1 Qn not
Dalam pembentukan register akan digunakan D-FF yang bisa dibentuk dengan
RS-FF atau dengan JK-FF. Berikut ini adalah D-FF dengan Pr (Preset) dan Cl
(Clear) dari JK-FF.
Sifat dari D-FF adalah “Harga output akan mengikuti harga input setelah
adanya pulsa clock”. Perubahan output semacam ini disebut perubahan output
secara sinkron. Perubahan output cara tak sinkron dapat dikerjakan lewat input
preset dan clear.
1. Paralel In – Paralel Output
Dengan menggunaka empat buah flip-flop jenis JK-FF dan beberapa gate
logika maka terbentuklah register 4 bit Paralel In – Paralel Out. Setiap JK-
FF berfungsi sebagai D-FF sehingga kalau data 4 bit dimasukkan secara
bersama – sama pada input A,B,C dan D, pada saat pulsa clock naik maka
kondisi output Qa,Qb,Qc dan Qd akan sama dengan A,B,C dan D. Data
output tersebut dapat dikeluarkan dengan cara mengatur Output Enable
sama dengan 1. Perhatikan gambar rangkaian dibawah ini.
Untuk dapat memasukkan data secara serial, maka output dari flip-flop
yang satu dihubungkan ke input flip-flop berikutnya. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat gambar dibawah ini.
Clock DA A B C D
0 X 0 0 0 0
1 1 1 0 0 0
1 0 0 1 0 0
1 1 1 0 1 0
1 1 1 1 0 1
C. Dasar
1. Atur Clock (space) dan Output enanble (Z) pada kondisi rendah,
semntara power sudah dihidupkan
2. Masukkan data 1110
3. Naikkan clock menjadi logika satu dalam waktu sesaat kemudian
kembali ke 0, hal ini berarti data sudah masuk dan disimpan oleh
flip-flop.
4. Untuk mengeluarkan data naikkan Output Enable menjadi logika
satu.
5. Catat hasil percobaan anda untuk input yang lain kedalam tabel.
No Input QA QB QC QD
1 1101
2 0110
3 1011
4 0011
5 1100
6 0010
7 1001
8 0111
Max 25 Point.
.........................................................................................................( )
1. Atur Output enable (space) dan Clock (C) pada kondisi rendah.
2. Masukkan input data 1110 secara serial melalui (A), adapun caranya
adalah: Masukkan bit ke 1 setelah itu masukkan pulsa clock,
begitupula untuk data bit Ke-2 dan seterusnya.
3. Untuk menampilkan output naikkan output enable menjadi logika 1.
4. Catat hasil percobaan anda untuk input yang laian kedalam tabel.
No Input Pada Clock QA QB QC QD
1 2 3 4
1 1 1 0 1
2 0 1 1 0
3 1 0 1 1
4 0 0 1 1
5 1 1 0 0
6 0 0 1 0
7 1 0 0 1
8 0 1 1 1
Max 25 Point
...................................................................................................( )
1. Hidupkan tombol power, atur input enable (E) dan clock (Space)
sama dengan nol, sedangkan reset (R) sama dengan satu.
2. Untuk mereset semua flip-flop, ubahlah kondisi reset untuk sesaat
menjadi nol.
3. Masukkan input A,B,C dan D misalkan 1101. Untuk memasukkan
memasukkan data secara paralel ubahlah input enable sesaat
menjadi satu.
4. Jalankan pulsa clock, sehingga output akan keluar secara serila
melalui Q0 dengan data 1101 sesuai dengan inputan.
5. Catat hasil percobaan anda untuk input yang laian kedalam tabel.
No A B C D Q0 pada Clock Ke
0 1 2 3
1 1 1 0 1
2 0 1 1 0
3 1 0 1 1
4 0 0 1 1
5 1 1 0 0
6 0 0 1 0
7 1 0 0 1
8 0 1 1 1
Max 25 Point
.......................................................................................................( )
Data ini akan dikeluarkan secara serial melalui output QD setelah tiga
pulsa clock dimasukkan.
No A B C D Q0 pada Clock Ke
0 1 2 3
1 1 1 0 1 1 0 1 1
2 0 1 1 0
3 1 0 1 1
4 0 0 1 1
5 1 1 0 0
6 0 0 1 0
7 1 0 0 1
8 0 1 1 1
Max 25 Point
.......................................................................................................( )
PRAKTIKUM IX
SYNCHRONOUS COUNTER DAN DIVIDER
A. TUJUAN
• Mempelajari sifat-sifat rangkaian synchronous counter dan divider.
• Mempelajari cara membuat counter dengan IC Flip-Flop dan IC Counter.
B. PENGANTAR
Synchronous Counter adalah suatu rangkaian yang mempunyai fungsi
menghitung secara berurutan (urutannya tertentu) baik dari angka kecil ke
besar maupun sebaliknya, dimana perubahan output secara sinkron/serempak
diperoleh setelah satu clock (semua clock input diperoleh dari satu sumber
pulsa input). Pada prinsipnya counter dan timer adalah rangkaian yang sama,
tetapi berbeda penggunaanya. Rangkaian tersebut biasanya digunakan sebagai
counter apabila kode-kode output digunakan sebagai informasi yang penting
(misalnya banyaknya sesuatu), sedangkan timer digunakan apabila lama waktu
yang dibutuhkan rangkaian tersebut untuk mencapai kode tertentu (dalam hal
ini adalah waktu). Karena prinsip kerja kedua rangkaian ini adalah sama, maka
kita akan melakukan pembahasan dari sudut pandang counter.
Counter banyak digunakan untuk beberapa fungsi antaralain:
1. Untuk menghasilkan output berupa kode yang memenuhi urutan
tertentu.
2. Untuk menghitung sejumlah pulsa dan mempresentasikannya dalam
kode biner tertentu.
Laboratorium Teknik Digital ITTelkom Surabaya
Praktikum Teknik Digital 81/93
DIVIDER f1
f1 f0 =
X X
Qn Qn+1 J K
0 0 0 x
0 1 1 x
1 1 x 0
1 0 x 1
Ke Qa Qb Qc Ja Ka Jb Kb Jc Kc
0 0 0 0 0 X 0 X 1 X
1 0 0 1 0 X 1 X X 1
2 0 1 0 0 X X 0 1 X
3 0 1 1 1 X X 1 X 1
4 1 0 0 X 0 0 X 1 X
5 1 0 1 X 1 0 X X 1
6 0 0 0
Dst dst
Dengan melihat tabel transisi (exitasi) dari J/K flip-flop kita dapat
mengisi tabel kebenaran untuk membuat counter Modulo 6 diatas. Adapun cara
nya adalah kita lihat tabel Qa (ikuti arah anak panah), angaplah Qa ke 0 adalah
Qn dan Qa ke 1 Adalah Qn+1, kemudian lihat tabel exitasinya ( Qn = 0 Qn+1
= 0 maka tabel exitasin J/K flip-flopnya adalah 0 X ) kemudian masukkanlah
hasil exitasi J/K flip-flop tersebut kedalam Kolom A. Begitu pula langkah
selanjutnya Qa ke 1 adalah Qn, sedangkan Qa ke 2 adalah Qn+1 dan seterusnya
sampai ketiga kolom A,B dan C terisi.
C. DASAR
1. Dasar operasi logika dan K-Map.
2. Pengertian dan cara kerja JK-FF.
D. PERCOBAAN
1. Rancanglah rangkaian Synchronous Binary Counter Modulo 8 dengan JK-
FF.
Adapun tahapannya adalah:
- Lengkapilah tabel kebenaran berikut ini:
2. Counter
3. Buffer I/ O
4. Simulasikan Rangkaian anda pada I/O Module
Max 40 Point
...................................................................................................( )
3. Lengkapi rangkaian anda pada soal no 2 dengan 7 segment driver
Max 40 Point
....................................................................................................( )
PRAKTIKUM X
MODEL MEALY DAN MOORE
A. TUJUAN
• Dapat mengekspresikan system skuensial kedalam model Mealy dan
Moore.
• Dapat mendesain rangkaian sekuensial sinkron.
B. PENGANTAR
Sistem sekuensial dapat diekspresikan dalam dua macam model, yaitu
model Mealy dan model Moore.
Sistem sekuensial Mealy merupakan jenis sekuensial yang populer. Pada
model ini rangkaian output merupakan fungsi sinyal input dan output
elemen memori. Jika system ini digambarkan dalam bentuk state diagram
maka sinyal output berubah sejalan dengan transisi (perpindahan) dari
present state ke next state. Sebagai contoh dapat dilihat pada diagram state
dibawah ini.
Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa: state A akan berpindah ke state B
jika mendapat input 1, dan pada transisi dari state A ke B itulah
menghasilkan output 0. Begitu seterusnya dari state B ke state C akan
menghasilkan output 0. Output 1 akan didapat pada saat terjadi transisi
state B ke state C, saat input berlogika 1.
Siatem skuensial berikutnya adalah sistem skuensial model Moore.
Sistem skuensial model Moore dalam bentuk state diagramnya sedikit
berbeda dengan system skuensial model Mealy. Output merupakan bagian
dari state, tidak terjadi pada saat transisi state. Jika sebuah state berubah
dari present state menjadi next state, maka output akan muncul menyertai
next state tersebut. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat gambar dibawah ini:
Selama berada pada state A akan menghasilkan output 0, begitu pula pada
state B juga akan menghasilkan output 0. setelah mendapatkan input 1,
maka akan berpindah ke state C dan akan menghasilkan output 1.
Tahapan selanjutnya dalam perancangan system skuensial adalah:
1. Menentukan spesifikasi I/O serta menggambarkan state diagram
sistem sekuensial yang dimaksud.
2. Memberi kode biner untuk semua state yang telah dipakai pada
langkah nomor 1.
3. Merumuskan diagram keadaan tersebut kedalam sebuah state tabel
berikut tabel eksitasinya.
4. Minimumkan fungsi eksitasi dan output system sekuensial pada
state tabel.
5. Merealisasikan fungsi-fungsi tersebut menggunakan flip-flop dan
gerbang logika yang sesuai.
C. DASAR
1. K-map
2. Tabel Exitasi
3. State Tabel
D. PERCOBAAN
1. Dibawah ini terdapat gambar state diagram model mealy, dengan
inputan Clk (Clock).
State-state tersebut kitalabeli dengan kode biner sebagai berikut:
A = 00
B = 01
C = 10
D = 11