Anda di halaman 1dari 39

Pertemuan-1.

Pengenalan Logisim
Logisim merupakan software edukasi untuk melakukan design dan simulasi logika
sirkuit digital. Aplikasi Logisim ini dapat berjalan diberbagai Sistem Operasi yang ada.
Aplikasi ini sangat membantu mahasiswa khususnya mahasiswa Pendidikan Teknologi
Informasi dan Komputer (TIK) untuk belajar mensimulasikan logika sirkuit digital yang
dipelajari dalam perkuliahan Sistem Digital. Banyak fitur yang terdapat dalam aplikasi ini,
yakni:
 Gratis dan Open Source
 Dapat berjalan tidak hanya di Windows, tetapi sistem operasi lainnya asalkan
mendukung Java 5 atau diatasnya ( Linux, Mac OS dan lainnya).
 Tampilan toolbar dengan berbagai komponen digital yang mudah digunakan
 Koneksi otomatis hubungan antar komponen (baik vertikal maupun horizontal)
 Hasil design dapat disimpan dalam file, di eksport ke gambar GIF atau di cetak
 Layout sirkuit dapat digunakan sebagai “sub sirkuit” untuk men-design sirkuit lainnya
yang lebih kompleks
 Berbagai komponen sirkuit seperti input, output, gerbang logika, multiplexer, sirkuit
aritmatika, flop-flop dan juga RAM memory
 Disertakan fitur atau modul “combinational analisys” yang mengijinkan konversi atar
sirkuit, tabel kebenaran juga ekspresi Boolean

1. Pengenalan Logisim
Tampilan awal aplikasi Logisim adalah sebagai berikut:
Gambar 1. Tampilan awal Logisim
Logisim memiliki tiga bagian utama, yakni panel explorer (the explorer pane), tabel
atribut (the attribute table), dan kanvas (the canvas). Di atas bagian ini adalah menu bar
dan toolbar.

Gambar 2. Bagian utama Logisim


a. The Explorer Pane
Logisim mengatur semua Tools yang ada dan diletakan dalam Explorer pane. Untuk
mengakses Tools yang dibutuhkan, hanya perlu mengakses komponen yang terdapat
dalam folder yang berada di Explorer panl.

Gambar 3. Explorer Pane


Dalam Explorer pane, terdapat banyak tools yang digunakan dalam pembuatan sirkuit
logika, yakni:
 Wiring : Komponen penghubung (kabel penghubung).
 Gates : Komponen yang melakukan fungsi logika sederhana (gerbang –
gerbang Logika).
 Plexers : komponen kombinasional yang lebih kompleks, seperti multiplexer
dan decoder.
 Aritmatika : Komponen yang melakukan aritmatika.
 Memory : Komponen memory, seperti flip flop, register, dan RAM.
 I/O : Komponen yang ada untuk tujuan berinteraksi dengan pengguna.
 Base : Alat yang merupakan bagian integral Logisim.

b. The Attribute Table


Banyak komponen yang memiliki atribut. Dan tabel atribut memebrikan keterangan
mengenai setiap tools ataupun komponen yang sedang digunakan. Misalkan jika user

mengaktifkan tools “text tools ” maka tabel atribut akan menampilkan keterangan
mengenai tools tersebut.

Gambar 4. Attribute Table

c. The Canvas
Canvas merupakan area untuk membuat rangkaian sirkuit logika yang akan
disimulasikan.
Gambar 5. Canvas
d. Menu Bar
Menu bar adalah sebuah strip horizontal yang berisi daftar menu yang tersedia dalam
aplikasi Logisim ini. Menu yang terdapat dalam aplikasi ini adalah menu File, Edit,
Project, Simulate, Windows dan help. Semua menu memiliki fungsi masing – masing
yang digunakan untuk mempermudah pengoprasian aplikasi Logisim ini.

Gambar 6. Menu Bar


e. Toolbar
Toolbar adalah tombol navigasi yang terdapat dalam aplikasi Logisim ini. Tombol –
tombol tersebut memiliki fungsi masing – masing. Tombol – tombol tersebut adalah
sebagai berikut:

Tools Fungsi Tools


Changes Values Within Circuit Tools; tools yang digunakan untuk
mengganti nilai Input pada saat simulasi sirkuit logika sedang dilakukan.
Edit Selection and Add Wires Tools; tools yang digunakan untuk
memilih (selection) area tertentu dalam kanvas. Dan juga digunakan
untuk membuat garis penghubung dalam pembuatan sirkuit logika.

Text Tools; tools yang digunakan untuk menuliskan text

Input Tools; tools yang digunakan untuk membuat input dalam sirkuit
logika
Output Tools; tools yang digunakan untuk membuat Output dalam
sirkuit logika

Not Gate Tools; Gerbang Logika NOT

AND Gate Tools; Gerbang Logika AND

OR Gate Tools; Gebang Logika OR

2. Membuat Sirkuit Logika


Dalam pembuatan sebuah sirkuit logika, menggunakan beberapa tools yang ada dalam
aplikasi ini. Misalkan harus membuat sirkuit seperti gambar di bawah ini :

Gambar 7. Sirkuit Logika


Langkah – langkah pembuatan gerbang logika tersebut adalah sebagai berikut:

 Memilih gerbang logika AND yang terletak di Toolbar;

Gambar 8. Meletakan AND Gate pada Kanvas

 Memilih gerbang logika OR yang terletak di Toolbar;


Gambar 9. Meletakan OR Gate pada Kanvas

 Letakan gerbang NOT yang terletak di toolbar;

Gambar 10. Meletakan NOT Gate pada Kanvas

 Letakan Input Tools dan letakan dibelakang gerbang NOT dan Output Tools lalu
letakan di depan gerbang OR;

Gambar 10. Meletakan Input dan Output Tools pada Kanvas


 Buatlah garis penghubung antara input – gerbang logika - output dengan menggunakan

Edit Selection and Add Wires Tools ;

Gambar 11. Membuat Garis Penghubung untuk Sirkuit Logika

 Tuliskan keterangan untuk Sirkuit yang di buat dengan menggunakan Text Tools
;

Gambar 12. Menuliskan Keterangan untuk Sirkuit Logika


 Tes Sirkuit yang dibuat dengan menggunakan Changes Values Within Circuit Tools

. Dengan mengklik input (X atau Y) maka nilai input akan berubah menjadi 1 atau
0. Hasilnya akan terlihat pada Output yang nantinya akan bernilai 1 atau 0.
Gambar 13. Melakukan Testing pada Sirkuit Logika
Dengan menggunakan sirkuit yang tealah dibuat tersebut, maka pengguna dapat
membuktikan apakah hasil dari sirkuit tersebut sesuai dengan tabel kebenaran berikut ini
atau tidak.

X Y x XOR y
0 0 0
0 1 1
1 0 1
1 1 0

Tabel Kebenaran x XOR Y


Pertemuan – 2. Gerbang Logika Dasar

Gerbang logika adalah blok bangunan dasar unamtuk membentuk rangkaian


elektronika digital, yang digambarkan dengan symbol – symbol tertentu yang telah
ditetapkan. Sebuah gerbang logika memiliki bebelevelrapa masukan tetapi hanya memiliki
satu keluaran. Keluarannya adalah HIGH (1) dan LOW (0) tergantung pada terminal
masukan. Dengan menggunakan gerbang – gerbang logika, kita dapat merancang dan
mendesain suatu sistem digital yang akan dikendalikan level masukan digital dan
menghasilkan sebuah tanggapan keluaran tertentu berdasarkan rancangan rangkaian logika
sendiri.
Gerbang logika dapat diartikan sebagai rangkaian dengan satu atau lebih isyarat
masukan, tetapi hanya memiliki satu keluaran. Gerbang logika dapat pula diartikan sebagai
elemen pengambil keputusan dan penyiap oprasi atau rangkaian - rangkaian digital.
Gerbang logika inilah yang digunakan untu memproses isyarat digital. Gerbang logika
hanya beroprasi pada sistem bilngan Biner, oleh karena itu disebut Gerbang Logika Biner.
Gerbang logika dasar tersebut adalah Gerbang Logika OR, Gerbang Logika AND, dan
Gerbabg Logika NOT (INVERTER).
1. Gerbang Logika OR (OR Logical Gate)
Gerbang OR memiliki dua atau lebih Isyarat masukan (Input) tetapi hanya memiliki
satu keluaran. Jika salah satu masukannya bernilai 1, maka keluarannya adalah 1. Symbol
atau lambang dari gerbang logika OR adalah sebagai berikut:

Gambar 2.1 Gerbang Logika OR


Dalam persamaan aljabar boole, dapat dituliskan sebagai berikut:
Y=A+B
Dimana Y akan 1 (HIGH) jika masukan A atau masukan B adalah 1 (HIGH), atau
kedua-duanya yaitu masukan A dan B adalah 1 (HIGH). Jika kedua masukannya adalah 0
(LOW), maka keluarannya adalah 0 (LOW). Berikut adalah table kebenaran dari Gerbang
Logika OR.

Input Output
A B Y
0 0 0
0 1 1
1 0 1
1 1 1

2. Gerbang Logika AND (AND Logical Gate)


Gerbang AND memiliki dua atau lebih Isyarat masukan (Input) tetapi hanya memiliki
satu a. Oprasi dari gerbang ini juga sederhana, yaitu output atau keluaran akan
menghasilebkan angka 1 (HIGH) jika kedua masukan dalam keadaan angka 1 (HIGH). Jika
salah satu dari masukan bernilai 0 (LOW) maka keluarannya akan bernilai 0 (LOW).
Berikut adalah symbol dari gerbang AND.

Gambar 2.2 Gerbang Logika AND


Dalam persamaan aljabar boole, dapat dituliskan sebagai berikut:
F=A.B
Berikut adalah table kebenaran untuk gerbang logika AND:

Input Output
A B F
0 0 0
0 1 0
1 0 0
1 1 1
INPUT OUTPUT
A B C Y
0 0 0
0 0 1
0 1 0
0 1 1
1 0 0
1 0 1
1 1 0
1 1 1
3. Gerbang Logika NOT (NOT Logical Gate)
Gerbang logika NOT atau sering disebut sebgaai gerbang logika Inverter adalah
sebuah gerbang logika yang hanya memiliki satu masukan dan satu keluaran. Dan
memiliki fungsi sebagai pembalik. Prinsip kerja dari gerbang logika NOT sangatlah
sederhana, yaitu apapun keadaan masukan akan dibalik oleh gerbang logika ini, sehinggga
pada bagian keluarannya akan menjadi berlawanan atau keadaanya akan terbalik. Berikut
adalah symbol gerbang logka NOT:

Gambar 2.3 Gerbang Logika NOT

Persamaan aljabar boole untuk gerbang logika NOT adalah :


Y= A

Jika pada masukan keadaannya adalah 1 (HIGH) maka keadaan keluarannya adalah 0
(LOW). Demikian juga jika keadaan masukan adalah sebaliknya. Dengan kata lain,
keluarannya merupakan kebalikan dari masukannya. Berikut adalah tabel kebenaran dari
gerbang logika NOT:

Input Output
A Y
0 1
1 0

4. Praktikum dengan menggunakan LOGISIM


a. Buatlah Gerbang Logika OR, AND, dan NOT pada panel Canvas di Aplikasi
LOGISIM
b. Ujilah Gerbang Logika tersebut, dengan mensimulasikan masukan angka pada setiap
gerbang logika
c. Buatlah Gerbang Logika OR dan AND dengan 3 masukan, yakni A, B dan C.
Simulasikan Gerbang logika tersebut, dan buatlah tabel kebenaran sesuai dengan hasil
simulasi yang dilakukan
Pertemuan – 3. Gerbang Logika Kombinasional

Gerbang logika kombinasi atau gabungan dari beberapa gerbang logika dasar yang
membentuk fungsi logika yang baru. Gerbang logika kombinasi memiliki sifat dan
karakteristik yang unik dan komplek, maka gerbang logika kombinasi sering digunakan
dalam sistem kendali digital (Digital Control System).
a. Gerbang Logika NOR
Gerbang Logika NOR adalah sebuah Gerbang logika kombinasi yang sama oprasinya
dengan gerbang logika dasar OR, tetapi bagian outputnya dibalik dengan gerbang inverter
(NOT). Gerbang logika NOR terdiri dari Kombinasi atau gabungan dari gerbang logika
NOT dan OR. Gerbang logika NOR juga memiliki struktur logika yang sama dengan
gerbang logika OR, yakni memiliki dua input atau lebih, tetapi hanya memiliki satu
keluaran saja. Berikut adalah lambang gerbang logika NOR:

Gambar 3.1 Gerbang Logika NOR


Perhatikan gambar tersebut, symbol segitiga dengan lingkaran kecil untuk inverter
telah dihilangkan dan telah diganti dengan sebuah lingkaran kecil atau sebuah gelembung
(bubble). Dengan mengubah nilai masukannya dalam keadaan 0 (LOW) atau dalam
keadaan 1 (HIGH), kita akan mengetahui perubahan pada bagian keluaraanya. Persamaan
aljabar Boole untuk gerbang logika NOR adalah sebagai berikut :
Y = A+ B
tabel kebenaran gerbang logika NOR adalah sebagai berikut:

A B Y
0 0 1
0 1 0
1 0 0
1 1 0
a.1 Prosedur Praktikum
a. Buatlah gerbang logika NOT OR dua masukan yakni A dan B, dengan
menggunakan kombinasi gerbang logika NOT dan OR.
b. Buatlah gerbang logika NOR dua masukan yakni A dan B, dengan menggunakan
symbol gerbang logika NOR yang berada pada panel GATES.
c. Bandingkan hasil keluaran yang dihasilkan dengan menggunakan kombinasi
gerbang NOT dan OR dan juga gerbang NOR.
d. Buatlaha gerbang logika NOR dengan 3 masukan yakni A, B dan C. Lalu buatlah
tabel kebenaran dari gerbang logika NOR 3 masukan tersebut.

b. Gerbang Logika NOT AND (NAND)


Gerbang Logika NAND adalah kombinasi dari gerbang logika AND dan NOT. Oprasi
gerbang logika NAND sama dengan gerbang logika AND, tetapi di bagian keluarannya
dibalik dengan gerbang logika inverter (NOT). Gerbang logika NAND juga memiliki
struktur logika yang sama dengan gerbang AND, yakni memiliki dua masukan atau lebih
tetapi hanya memiliki satu keluaran. Berikut adalah symbol gerbang logika NAND:

Gambar 3.2 Gerbang Logika NAND


Perhatikan gambar tersebut, symbol segitiga dengan lingkaran kecil untuk inverter
telah dihilangkan dan diganti dengan sebuah lingkaran kecil atau sebuah gelembung
(bubble). Dengan mengubah nilai masukannya dalam keadaan 0 (LOW) atau dalam
keadaan 1 (HIGH), kita akan mengetahui perubahan pada bagian keluaraanya. Persamaan
aljabar Boole untuk gerbang logika NAND adalah sebagai berikut :
Y=A .B
Tabel kebenaran gerbang logika NAND adalah sebagai berikut:

A B Y
0 0 1
0 1 1
1 0 1
1 1 0

b.1 Prosedur Praktikum


a. Buatlah gerbang logika NOT AND dua masukan yakni A dan B, dengan
menggunakan kombinasi gerbang logika NOT dan AND.
b. Buatlah gerbang logika NAND dua masukan yakni A dan B, dengan menggunakan
symbol gerbang logika NAND yang berada pada panel GATES.
c. Bandingkan hasil keluaran yang dihasilkan dengan menggunakan kombinasi
gerbang NOT dan AND dan juga gerbang NAND.
d. Buatlah gerbang logika NAND dengan 3 masukan yakni A, B dan C. Lalu buatlah
tabel kebenaran dari gerbang logika NAND 3 masukan tersebut.

c. GerbangLogika Ekslusif OR (EXOR)


Gerbang Logika Eksklusif OR merupakan gerbang logika kusus, yakni gerbang logika
yang memiliki sifat yang lain dibandinkan gerbang logika yang lain. Sifat kekhususan ini
membuat gerbang logika tersebut lebih sering digunakan daripada gerbang – gerbang
logika yang lainnya. Terutama untuk aplikasi rangkaian logika yang membentuk suatu
sistem digital yang rumit dan kompleks. Oleh sebab itu gerbang logika ini disebut dengan
Eksklusif OR atau EXOR. Adapun gerbang logika EXOR adalah sebagai berikut:
Gambar 3.3 Gerbang Logika XOR
Berdasarkan gambar tersebut, gerbang XOR didapat dari kombinasi antara gerbang
logika NOT, AND dan OR. Dengan persamaan aljabar boole nya adalah Y = A B+ A B. lalu
gerbang logika kombinasi tersebut disederhanakan kembali menjadi menggunakan gerbang
OR dengan Simbol garis tambahan sebelum symbol OR, dengan persamaan aljabar boole
nya adalah Y = A B
Prinsip kerja gerbang XOR adalah jika pada masukan A keadaannya 0 (LOW) dan B
keadaan 1 (HIGH) maka keluarannya (Y) akan dalam keadaan 1. Demikian juga bila
sebaliknya. Berikut adalah tabel kebenaran untuk gerbang Logika XOR:

A B Y
0 0 0
0 1 1
1 0 1
1 1 0
c.1 Prosedur Praktikum
a. Buatlah gerbang XOR dengan menggunakan kombinasi gerbang NOT, AND dan
OR dua masukan yakni A dan B seperti gambar 3.1.
b. Buatlah gerbang XOR dua masukan yakni A dan B, dengan menggunakan symbol
gerbang logika XOR yang berada pada panel GATES.
c. Bandingkan hasil keluaran yang dihasilkan dengan menggunakan kombinasi
gerbang NOT, AND dan ORdengan gerbang XOR.
d. Buatlah gerbang logika XOR dengan 3 masukan yakni A, B dan C. Lalu buatlah
tabel kebenaran dari gerbang logika XOR 3 masukan tersebut.

d. Gerbang Logika Eksklusif NOT OR (XNOR)


Gerbang Logika Eksklusif NOT OR yang disingkat dengan XNOR setara dengan
gerbang logika XOR, hanya saja ditambah gerbang logika NOT (Inverter). Gerbang logika
ini juga memiliki sifat tersendiri. Berikut adalah rangkaian logika kombinasi gerbang
logika XNOR:

Gambar 3.4 Gerbang Logika XNOR


Berikut adalah tabel kebenaran gerbang logika XNOR :

A B Y
0 0 1
0 1 0
1 0 0
1 1 1

d.1 Prosedur praktikum


a. Buatlah gerbang XNOR dengan menggunakan kombinasi gerbang NOT, AND dan
OR dua masukan yakni A dan B.
b. Buatlah gerbang XNOR dua masukan yakni A dan B, dengan menggunakan symbol
gerbang logika XNOR yang berada pada panel GATES.
c. Bandingkan hasil keluaran yang dihasilkan dengan menggunakan kombinasi
gerbang NOT, AND dan ORdengan gerbang XNOR.
d. Buatlah gerbang logika XNOR dengan 3 masukan yakni A, B dan C. Lalu buatlah
tabel kebenaran dari gerbang logika XNOR 3 masukan tersebut.
Pertemuan – 4. Aljabar Boole
Aljabar Boole adalah salah satu aljabar yang berkaitan dengan varaiabel – variabel
biner dan oprasi – oprasi logika. Variabel – variabel dalam aljabar boole dinyatakan dengan
huruf – huruf seperti, A, B, C, … , X, Y Z. sedangkan dalam aljabar Boole terdapat tiga
oprasi logika dasar, yakni AND, OR dan NOT. Aljabar Boole juga dapat digunakan untuk
membentuk atau merancang Rangkaian digital di dalam komputer digital dan sistem
digital.

1. Hukum Aljabar Boole


Hukum aljabar boole pada dasarnya tak jauh beda dengan aljabar biasa. Beberapa
dasar aljabar Boole memiliki sifat yang sama dengan aljabar biasa, contohnya adalah
kepemilikannya atas sifat komutatif, asosiatif dan distributive. Namun demikian, dalam
beberapa hal aljabar boole memiliki perbedaan dengan aljabar biasa. Perbedaan inilah yang
membuat aljabar boole sangat berguna dalam perancangan teknik digital, misalnya dalam
melakukan penyederhanaan rangkaian logika yang rumit dan kompleks menjadi rangkaian
logika yang lebih sederhana.
a. Hukum Komutatif
Hukum komutatif dalam aljabar boole memiliki kesamaan dengan aljabar biasa.
Berikut ini adalah pemakaian hukum komutatif dalam gerbang – gerbang logika.
1) Hukum Komutatif untuk Gerbang Logika OR
Gerbang logika OR 2 masukan yaitu, X dan Y dapat dipertukarkan tempatnya
dan dapat mengubah urutan signal – signal masukan. Perubahan tersebut tidak
akan mengubah nilai keluaraanya. Dalam hukum persamaan Boole hal ini dapat
ditulis sebagai berikut:
X +Y =Y + X =Z
Perhatikan gambar berikut:

Gambar 4.1 Hukum Komunikatif dengan Gerbang Logika OR


Berdasarkan gambar dan tabel kebenaran tersebut, terbukti bahwa jika kedua
masukan yakni X dan Y ditukarkan signal masukannya, hasilnya akan tetap
sama. Dan jika urutan masukannya diubah, maka hasilnya akan tetap sama.
Penerapan hukum komutatif dengan gerbang logika OR tersebut, yang bersifat
penjumlahan dapat dijumpai pula dalam aljabar biasa.

2) Hukum Komutatif untuk Gerbang Logika AND


Gerbang logika AND 2 masukan yaitu, X dan Y dapat dipertukarkan tempatnya
dan dapat mengubah urutan signal – signal masukan. Perubahan tersebut tidak
akan mengubah nilai keluaraanya. Dalam hukum persamaan Boole hal ini dapat
ditulis sebagai berikut:
X . Y =Y . X=Z
perhatikan gambar berikut:
Gambar 4.2Hukum Komunikatif dengan Gerbang Logika AND

Berdasarkan gambar dan tabel kebenaran tersebut, terbukti bahwa jika kedua
masukan yakni X dan Y ditukarkan signal masukannya, hasilnya akan tetap
sama. Dan jika urutan masukannya diubah, maka hasilnya akan tetap sama.
Penerapan hukum komutatif dengan gerbang logika AND tersebut, yang bersifat
perkalian dapat dijumpai pula dalam aljabar biasa.

b. Hukum Asosiatif
Hukum asosiatif dalam aljabar boole juga memiliki kesamaan dengan aljabar
biasa. Berikut adalah pemakaian hukum asosiatif dalam gerbang logika.
1) Hukum Asosiatif untuk Gerbang Logika OR
Gerbang OR dengan 2 masukan tertentu, dapat dikelompokan tempatnya dan
dapat diubah urutan signal masukannya. Perubahan tersebut tidak akan
mengubah keluarannya. Dalam hukum asosiatif, persamaan Boole ditulis sebagai
berikut:
W + ( X +Y )=( W + X ) +Y =Z
Pada hakekatnya cara pengelompokan variabel dalam suatu operasi OR tidak
berpengaruh pada keluarannya. Artinya, keluarannya akan tetap sama dengan :
Z=W + X + Y
Jadi, tidak peduli mana yang akan dihitung lebih dahulu, tanda kurung hanya
berfungsi untuk memudahkan yang mana yang harus lebih dulu dihitung.
Perhatikan gambar berikut ini:
Gambar 4.3 Hukum Asosiatif dengan Gerbang OR

Terbukti dalam gambar tersebut, bahwa jika kelompok masukannya diubah,


maka hasilnya akan tetap sama.
2) Hukum Asosiatif untuk Gerbang Logika AND
Gerbang AND dengan 2 masukan tertentu, dapat dikelompokan tempatnya dan
dapat diubah urutan signal masukannya. Perubahan tersebut tidak akan
mengubah keluarannya. Dalam hukum asosiatif, persamaan Boole ditulis sebagai
berikut:
W . ( X .Y )=( W . X ) .Y =Z
Pada hakekatnya cara pengelompokan variabel dalam suatu operasi AND tidak
berpengaruh pada keluarannya. Artinya, keluarannya akan tetap sama dengan :
Z=W . X .Y
Jadi, tidak peduli mana yang akan dihitung lebih dahulu, tanda kurung hanya
berfungsi untuk memudahkan yang mana yang harus lebih dulu dihitung.
Perhatikan gambar berikut ini:
Gambar 4.4 Hukum Asosiatif dengan Gerbang AND
Terbukti dalam gambar tersebut, bahwa jika kelompok masukannya diubah,
maka hasilnya akan tetap sama.

c. Hukum Distributif
Gerbang AND dan OR dengan masukan – masukan tertentu dapat disebar
tempatnya dan dapat diubah urutan signal – signal masukannya. Perubahan tersebut
tidak akan mengubah keluarannya. Persamaannya dapat ditulis sebagai berikut:
W . ( X +Y ) =( W . X ) +(W . Y )
Pada hakekatnya, cara distributive tidak berpengaruh pada keluarannya, artinya
keluarannya akan tetap sama. Perhatikan gambar dibawah ini:
Gambar 4.5 Rangkaian Gerbang Logika Hukum Distributif
Terbukti bahwa jika signal masukannya dikelompokan, maka hasilnya akan tetap
sama. Dan jika kelompok signal masukannya di ubah, maka hasilnya juga akan tetap
sama.
2. Prosedur Praktikum
a. Buatlah rangkaian Logika untuk Hukum Komunikatif, Asosiatif dan Distributif.
Buktikan bahwa teori hukum – hukum aljabar boole tersebut adalah benar dengan
menggunakan aplikasi simulasi LOGISIM
b. Buatlah gerbang logika dari persamaan boole berikut ini:
1) Y = A + B + C
2) Y = A.B.C
Buatlah tabel kebenaran dari persamaan tersebut, lihat hasil dari tabel kebenaran
tersebut. Apakah hasil dari tabel kebenaran tersebut termasuk hukum
komunikatif, asosiatif atau distributif? Berikan alasannya!
c. Buatlah gerbang logika dari persamaan boole berikut ini:
1) Y = (A+B). (C+D)
2) Y = A.C + A.D + B.C + B.D
Buatlah tabel kebenaran dari persamaan boole tersebut, dan bandingkan
hasilnya!
Pertemuan – 5. Hukum De Morgan
Augustus De Morgan menemukan suatu teori pengembangan dari teorema aljabar
Boole. Pada zaman dahulu aljabar Boole masih belum memiliki penerapan praktis yang
berarti. Pada waktu itu, banyak ahli matematika yang meremehkan dan mengejek teori
aljabar Boole. Tetapi de Morga dengan gigih terus mencoba memecahkan masalah
tersebut. Akhirnya De Morgan menemukan dua dasar teorema tentang persamaan gerbang
logika, yang berdasarkan pada aljabar Boole.
1. Hukum De Morgan I
Hukum De Morgan I menyatakan bahwa, NOT (A OR B) = NOT A AND NOT B.
atau dapat ditulis dengan persamaan aljabar boolenya sebgai berikut:
Y = A +B= A . B
Ini berarti bahwa gerbang NOR identik dengan fungsi gerbang AND dengan masukan
komplemen A dan B. Perhatikan Gerbang Logika NOR dan persamaan aljabar Boole dari
gerbang tersebut:

Gambar 5.1 Gerbang Logika NOR


Persamaan aljabar boole-nya adalah
Y = A +B
Menurut De Morgan, gerbang Logika NOR tersebut dapat digantikan dengan gerbang
logika yang setara, yakni gerbang logika AND dengan kedua masukannya dibalik dengan
gerbang logika Inverter (NOT). Perhatikan gambar berikut ini:

=
Gambar 5.2 Gerbang De Morgan I
Sedangkan Persamaan Aljabar boole menjadi :
Y=A .B
kedua gerbang logika tersebut adalah setara atau akuivalen. Meskipun gerbangnya
berbeda, tetapi fungsi logikanya sama atau identik. Dengan kata lain, dengan masukan –
masukan yang sama, akan diperoleh pula keluaran yang sama. Perhatikan gambar berikut:

A B Y = A +B A B Y=A .B

0 0 1
0 0 1
0 1 0
0 1 0
1 0 0
1 0 0
1 1 0
1 1 0

Perhatikan tabel kebenaran tersebut, hasil keluaran dari keedua persamaan tersebut
adalah sama atau ekivalen. Hal tersebut membuktikan bahwa hukum De Morgan berlaku
dengan persamaan berikut:
Y = A +B= A . B
Dengan hukum De Morgan, dapat mereduksi rangkaian – rangkaian logika yang lebih
sederhana.
Prosedur Praktikum:
a. Buatlah rangkaian logika seperti gambar 5.1 dan gambar 5.2
b. Ujilah rangkaian tersebut dengan memberikan masukan A dan B, buktikan apakah
hasil keluaran antara kedua gambar tersebuat adalah sama.
c. Apakah hukum De Morgan berlaku untuk Persamaan berikut:
Y = A +B+ C=A . B . C
Buktiksn dengan membuat rangkaian logika dan tabel kebenaran!
2. Hukum De Morgan II
Hukum De Morgan II menyatakan bahwa NOT (A AND B) = NOT A OR NOT B.
atau dapat ditulis dengan persamaan aljabar boolenya sebgai berikut:
Y = A . B= A +B
Ini berarti bahwa gerbang NAND identik dengan fungsi gerbang OR dengan masukan
komplemen A dan B. Perhatikan Gerbang Logika NAND dan persamaan aljabar Boole dari
gerbang tersebut:

Gambar 5.3 Gerbang Logika NAND


Persamaan aljabar boole-nya adalah
Y=A .B
Menurut De Morgan, gerbang Logika NAND tersebut dapat digantikan dengan
gerbang logika yang setara, yakni gerbang logika OR dengan kedua masukannya dibalik
dengan gerbang logika Inverter (NOT). Perhatikan gambar berikut ini:

Gambar 5.4 Gerbang De Morgan II


Sedangkan Persamaan Aljabar boole menjadi :
Y = A +B
Kedua gerbang logika tersebut adalah setara atau akuivalen. Meskipun gerbangnya
berbeda, tetapi fungsi logikanya sama atau identik. Dengan kata lain, dengan masukan –
masukan yang sama, akan diperoleh pula keluaran yang sama. Perhatikan gambar berikut:
A B Y=A .B A B Y = A +B

0 0 1
0 0 1
0 1 1
0 1 1
1 0 1
1 0 1
1 1 0
1 1 0

Perhatikan tabel kebenaran tersebut, hasil keluaran dari keedua persamaan tersebut
adalah sama atau ekivalen. Hal tersebut membuktikan bahwa hukum De Morgan berlaku
dengan persamaan berikut:
Y = A . B= A . B
Dengan hukum De Morgan, dapat mereduksi rangkaian – rangkaian logika yang lebih
sederhana.
Prosedur Praktikum:
a. Buatlah rangkaian logika seperti gambar 5.1 dan gambar 5.2
b. Ujilah rangkaian tersebut dengan memberikan masukan A dan B, buktikan apakah
hasil keluaran antara kedua gambar tersebuat adalah sama.
c. Apakah hukum De Morgan berlaku untuk Persamaan berikut:
Y = A . B .C= A +B+ C
Buktiksn dengan membuat rangkaian logika dan tabel kebenaran!
Pertemuan 6. Gerbang Logika Kombinasional II

Prosedur Praktikum
1. Buatlah gerbang Logika dari rangkaian berikut ini dengan menggunakan Logisim, dan
carilah nilai keluarannya (tabel kebenaran)!
a. Y = A B C D+ AB+ A B CD + A C D
b. Y = ( B+ D )( A+C ) + ABD
c. Y = ABC + D+ A B+ BC
d. Y = (C + D ) ACD ¿

2. Buatlah gerbang Logika dari rangkaian berikut ini dengan menggunakan Logisim,
tentukan persamaannya dan carilah nilai keluarannya (tabel kebenaran)!
Pertemuan 7. Decoder

Decoder merupakan suatu rangkaian kombinasional yang berfungsi untuk


mengkodekan kembali kode pada proses input menjadi data pada outputnya. Decoder juga
dapat diartikan sebagai suatu rangkaian digital yang merubah bilangan biner menjadi
bilangan decimal dimana Rangkaian logika decoder menerima input-input dalam bentuk
biner dan mengaktifkan salah satu outputnya sesuai dengan urutan biner inputnya. Pada
dasarnya decoder merupakan kumpulan gerbang logika AND sehingga dapat digunakan
sebagai pembangkit fungsi.
Pada umumnya Decoder biasanya memiliki saluran enable. Saluran enable
berfungsi untuk mengaktifkan dan menonaktifkan decoder. Didalam DecoderTerdapat 2
jenis pengkaktifan yaitu: aktif high dan aktif low. Pada decoder dengan saluran enable aktif
high, jika enable = 0 maka decoder off. Berarti semua saluran output akan bernilai nol.
Jika enable = 1 maka decoder on dan sesuai dengan inputnya, saluran output yang aktif
akan 1, dan yang lainnya 0.
1. Jenis – Jenis Decoder dan Rangkaiannya
Rangkaian Decoder 1 – to – 2 Binary Decoder

Tabel Kebenaran 1-to-2 Binary Decoder

A Y o Y 1

0 1 0
1 0 1
Rangkaian 2-to-4 Binary Decoder

Tabel Kebenaran 2-to-4 Binary Decoder

I0 I1 Y0 Y1 Y2 Y3
0 0 1 0 0 0
0 1 0 1 0 0
1 0 0 0 1 0
1 1 0 0 0 1

Rangkaian 3-to-8 Binary Decoder


Tabel Kebenaran 3-to-8 Binary Decoder

X Y Z F 0 F1 F 2 F3 F 4 F
5 F
6 F
7

0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0
0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0
0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0
0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0
1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0
1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0
1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0
1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1

2. Prosedur Praktikum
a. Buatlah rangkaian gerbang logika 2 – to – 4 decoder dengan menggunakan
Logisim, lalu buktikan dengan membuat tabel kebenaran!
b. Buatlah rangkaian gerbang logika 3 – to – 8 decoder dengan menggunakan
Logisim, lalu buktikan dengan membuat tabel kebenaran!
Pertemuan 8. Encoder
Encoder adalah rangkaian yang memiliki fungsi berkebalikan dengan decoder.
Encoder berfungsi sebagai rangakain untuk mengkodekan data input mejadi data bilangan
dengan format tertentu. Encoder dalam rangkaian digital adalah rangkaian kombinasi
gerbang digital yang memiliki input banyak dalam bentuk line input dan memiliki output
sedikit dalam format bilangan biner. Encoder akan mengkodekan setiap jalur input yang
aktif menjadi kode bilangan biner. Dalam teori digital banyak ditemukan istilah encoder
seperti “Desimal to BCD Encoder” yang berarti rangkaian digital yang berfungsi untuk
mengkodekan line input dengan jumlah line input desimal (0-9) menjadi kode bilangan
biner 4 bit BCD (Binary Coded Decimal). Atau “8 line to 3 line encoder” yang berarti
rangkaian encoder dengan input 8 line dan output 3 line (3 bit BCD).
1. Jenis-Jenis Encoder Dan Rangkainnya
8-to-3 Binary Encoder
Binary Encoder Pada setiap (satu) waktu hanya ada1 input line yang mempunyai nilai ‘1’.

RANGKAIAN 8-to-3 Binary Encoder 3


Tabel Kebenaran 8-to-3 Binary Encoder 3

2. Prosedur Praktikum
a. Buatlah rangkaian 8-to-3 Binary Encoder, lalu buatlah tabel kebenarannya!
Pertemuan 9. Multiplexer

Multiplexer atau biasa disingkat dengan Mux adalah suatu rangkaian yang mempunyai
input/masukan dua atau lebih dan hanya mempunyai satu output/ keluara., Didalam
multiplexer terdapat suatu pemilih, untuk memilih masukannya, maka dapat disimpulkan
bahwa multiplexer merupakan rangkaian elektronika (dalam dunia Elektronika) yang dapat
dipilih inputnya untuk meneruskan data/sinyal kedalam outputnya.
Dengan menggunakan gerbang logika and, not, dan or, secara sederhana multiplexer
dapat diimplementasikan sebagai rangkaian pemilih input. Apabila pemilih berlogika 1
maka I1 akan menjadi input dari multiplexer tetapi bila pemilih berlogika 0 maka Io yang
akan menjadi input dan meneruskan data ke Outputnya. Rangkaian multiplexer dapat
menggunakan lebih dari 2 input dimana input dapat berjumlah 2n.

Rangkaian gerbang Logika Multiplexer 2 Input


Rangkaian gerbang logika Multiplexer 4 input

Tabel Kebenaran Multiplexer 4 input

S1 S0 Y

0 0 D0
0 1 D1
1 0 D2
1 1 D3

Prosedur Praktikum
a. Buatlah rangkaian Multiplexer 4 input dengan menggunakan Logisim, simulasikan dan
buatlah tabel kebenarannya!
Pertemuan 10. Demultiplexer
Demultiplxer atau dapat disingkat Demux merupakan suatu rangkaian elektronika
yang mempunyai output dua atau lebih dan hanya mempunyai satu input. Didalam
multiplexer terdapat suatu pemilih keluaran/outputnya, jadi demultiplexer merupakan
rangkaian yang dapat dipilih outputnya untuk meneruskan data dari inputnya. Berkebalikan
dari multiplexer yang dapat dipilih intputnya, demultiplexer ini yang dipilih adalah
outputnya. data dimasukan dari inputnya kemudian pemilih sel akan memilih salah satu
output dari Q0 dan Q1 untuk meneruskan datanya. Dan apabila diaplikasikan kedalam
gerbang logika, Demultiplexer dapat diimplementasikan sebagai berikut :

Rangkaian Demultiplexer 2 keluaran

Dengan menggunakan gerbang logika and dan not, secara sederhana Demultiplexer
dapat diimplementasikan sebagai rangkaian pemilih output. Sehingga apabila pemilih
berlogika 1 maka I1 akan menjadi output dari demultiplexer, tetapi bila pemilih berlogika 0
maka Io yang akan menjadi input dan meneruskan data ke Outputnya. Sama seperti
multiplexer, rangkaian demultiplexer dapat digunakan untuk memilih banyak
keluaran(lebih dari dua output dalam output berjumlah 2n.)
S0

S1

INPUT D0

D1
0

D2
0
D3

Rangkaian Demultiplexer 4 keluaran

Demultiplexer 4 keluaran ini akan mengeluarkan data yang sesuai ketika pemilih
menunjuk keluaran yang dituju, sebagai contoh pemilih menunjuk keluaran D0 dengan
memasukkan logika 00 pada pemilih, sehingga keluaran yang akan mengeluarkan data
hanyalah output D0, apabila Input berlogika 1 maka keluaran D0 juga berlogika 1 dan juga
sebaliknya, walaupun pada masukan/input dimasukkan data tetapi keluaran lain tidak akan
mengeluarkan data seperti output D0 dan hanya akan berlogika 0 walaupun input berlogika

Prosedur Praktikum
a. Buatlah rangkaian Demultiplexer 4 keluaran dengan menggunakan Logisim,
simulasikan dan buatlah tabel kebenarannya!

Anda mungkin juga menyukai