Anda di halaman 1dari 31

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Matematika diskrit adalah pembelajaran struktur matematis yang berupa


disktrit, bukan continue. Berbeda dengan nilai real yang memiliki sifat berubah
secara halus, objek dipelajari di dalam matematika diskrit, seperti integer, grafik,
kalimat logika tidak berubah secara halus, namun memiliki nilai berbeda dan
bulat. Sehingga matematika diskrit tidak membahas topic matematika continue
seperti kalkulus dan analisis. Objek diskrit bisa dilambangkan dengan
menggunakan integer. Secara formal, ia memiliki karateristik sebagai bagian dari
perhitungan membahas set yang dapat dihitung (set yang memiliki anggota sama
dengan bagian dari angka natural, termasuk angka rasional, namun tidak angka
asli). Namun tidak ada definisi diakui secara universal mengenai matematika
diskrit.

Kumpulan objek yang dipelajari di dalam ini bisa terbatas atau tidak
terbatas. Istilah matematis terbatas terkadang diterapkan di dalam bagian dari
perhitungan diskrit membahas kumpulan nilai terbatas, terutama di bidang yang
berhubungan dengan bisnis. Penelitian di bidang ini bertambah setelah
pertengahan abad ke 20 setelah adanya computer dijital yang beroperasi dalam
tingkatan diskrit serta menyimpan data dalam bit diskrit. Konsep notasi dari
perhitungan ini sangat berguna untuk mempelajari dan menjelaskan objek dan
masalah dari ilmu computer, seperti algoritma computer, bahasa pemrograman,
kriptografi, pengembangan perangkat lunak. Implementasi computer juga sangat
berperang dalam menerapkan ide berkembang di dalam matematika ke dalam
aplikasi dunia nyata, seperti di dalam penelitian operasi. Meskipun tujuan utama
pembelajaran perhitungan seperti ini adalah objek diskrit, metode analisa
matematika kontinue terkadang diterapkan juga.

1
Sejarah matematika diskrit muncul dari beragam permasalahan rumit yang
mengundang perhatian ke bidang tersebut. Di grafis, banyak penelitian dilakukan
untuk membuktikan teorema 4 warna, yang pertama kali muncul pada tahun 1852,
berhasil dibuktikan pada tahun 1976 oleh Kenneth Appel serta Wolfgang Haken
menggunakan bantuan computer.

Kebutuhan untuk memecahkan kode dikembangkan oleh Jerman pada


Perang Dunia II menyebabkan perkembangan kriptografi serta ilmu computer,
dengan berkembangnya komputer dijital elektronik dapat di program pertama di
Inggris. Pada waktu bersamaan, kebutuhan militer mengundang perkembangan
pada penelitian operasi. Perang Dingin menunjukan bahwa kriptografi tetaplah
penting, dengan perkembangan penting seperti kriptografi public-key
dikembangkan bertahun-tahun kemudian. Penelitian operasi tetap menjadi alat 
penting di dalam bisnis manajemen proyek, dengan metode jalur penting
dikembangkan pada tahun 1950an. Industri telekomunikasi juga memacu
perkembangan perhitungan, terutama pada teori grafis dan teori informasi.
Verifikasi sebuah pernyataan logika menjadi wajib di  pengembangan perangkat
lunak dan sistem keamanan.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang akan di bahas adalah:

1. Mempelajari gerbang logika.


2. Mempelajari aljabar boolean.
3. Mempelajari peta karnought.
4. Mempelajari graph.
5. Mempelajari critical path.

2
C. Tujuan Makalah

Tujuan yang ingin di capai:

1. Mengerti gerbang logika.


2. Mengerti aljabar boolean.
3. Mengerti peta karnought.
4. Mengerti graph.
6. Mengerti critical path.

D. Manfaat Makalah

Ada banyak manfaat yang bisa kita dapatkan dari matematika diskrit :

1. Matematika diskrit memberikan solusi atau jalan keluar yang


diperlukan dalam pemecahan masalah riset operasi, seperti pada riset
optimasi diskrit, ilmu-ilmu kimia, biologi, dll.

2. Matematika diskrit memberikan ilmu awal untuk mempelajari bidang-


bidang yang ada didalam matematika seperti teori basis data,
algoritma, aljabar abstrak, teori graf, logika, teori himpunan, bilangan,
peluang dan kombinatorial.

3. Matematika diskrit memberikan ilmu dasar yang menjadi landasan


matematika pada mata kuliah dibidang informatika seperti teori basis
data, algoritma, struktur data, otomata, teori bahasa formal, jaringan
komputer, dll.

4. Matematika diskrit memberikan kemampuan pada seseorang untuk


berfikir secara algoritmik dengan memberikan kemampuan untuk
membuat algoritma dan verifikasinya secara visual seperti
menganalisis memori komputer dengan waktu yang singkat untuk
melakukan algoritma tersebut. Matematika diskrit memberikan

3
pemahaman tentang struktur diskrit sebagai salah satu ilmu
matematika secara abstrak yang digunakan untuk memberikan obyek-
obyek secara diskrit dan menghubungkan antara obyek-obyek sendiri.

5. Matematika diskrit memberikan keterampilan berhitung secara cepat


dari banyaknya obyek sebagai salah satu kemampuan dasar untuk
memecahkan sebuah masalah yang terjadi.

4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Gerbang Logika

Gerbang Logika atau dalam bahasa Inggris disebut dengan Logic


Gate adalah dasar pembentuk Sistem Elektronika Digital yang berfungsi untuk
mengubah satu atau beberapa Input (masukan) menjadi sebuah sinyal Output
(Keluaran) Logis. Gerbang Logika beroperasi berdasarkan sistem bilangan biner
yaitu bilangan yang hanya memiliki 2 kode simbol yakni 0 dan 1 dengan
menggunakan Teori Aljabar Boolean.

Gerbang Logika yang diterapkan dalam Sistem Elektronika Digital pada


dasarnya menggunakan Komponen-komponen Elektronika seperti Integrated
Circuit (IC), Dioda, Transistor, Relay, Optik maupun Elemen Mekanikal.

Jenis-jenis Gerbang Logika Dasar dan Simbolnya

Terdapat 7 jenis Gerbang Logika Dasar yang membentuk sebuah Sistem


Elektronika Digital, yaitu :

1. Gerbang AND
2. Gerbang OR
3. Gerbang NOT
4. Gerbang NAND
5. Gerbang NOR
6. Gerbang X-OR (Exclusive OR)
7. Gerbang X-NOR (Exlusive NOR)

Tabel yang berisikan kombinasi-kombinasi Variabel Input (Masukan)


yang menghasilkan Output (Keluaran) Logis disebut dengan “Tabel
Kebenaran” atau “Truth Table”.

5
Input dan Output pada Gerbang Logika hanya memiliki 2 level. Kedua
Level tersebut pada umumnya dapat dilambangkan dengan :

 HIGH (tinggi) dan LOW (rendah)


 TRUE (benar) dan FALSE (salah)
 ON (Hidup) dan OFF (Mati)
 1 dan 0

Contoh Penerapannya ke dalam Rangkaian Elektronika yang memakai


Transistor TTL (Transistor-transistor Logic),  maka 0V dalam Rangkaian akan
diasumsikan sebagai “LOW” atau “0” sedangkan 5V akan diasumsikan sebagai
“HIGH” atau “1”.

Berikut ini adalah Penjelasan singkat mengenai 7 jenis Gerbang Logika


Dasar beserta Simbol dan Tabel Kebenarannya.

1. Gerbang AND (AND Gate)

Gerbang AND memerlukan 2 atau lebih Masukan (Input) untuk


menghasilkan hanya 1 Keluaran (Output). Gerbang AND akan menghasilkan
Keluaran (Output) Logika 1 jika semua masukan (Input) bernilai Logika 1 dan
akan menghasilkan Keluaran (Output) Logika 0 jika salah satu dari masukan
(Input) bernilai Logika 0. Simbol yang menandakan Operasi Gerbang Logika
AND adalah tanda titik (“.”) atau tidak memakai tanda sama sekali. Contohnya : Z
= X.Y atau Z = XY.

6
Simbol dan Tabel Kebenaran Gerbang AND (AND Gate)

2. Gerbang OR (OR Gate)

Gerbang OR memerlukan 2 atau lebih Masukan (Input) untuk


menghasilkan hanya 1 Keluaran (Output). Gerbang OR akan menghasilkan
Keluaran (Output) 1 jika salah satu dari Masukan (Input) bernilai Logika 1 dan
jika ingin menghasilkan Keluaran (Output) Logika 0, maka semua Masukan
(Input) harus bernilai Logika 0.

Simbol yang menandakan Operasi Logika OR adalah tanda Plus (“+”). Contohnya
: Z = X + Y.

7
Simbol dan Tabel Kebenaran Gerbang OR (OR Gate)

3. Gerbang NOT (NOT Gate)

Gerbang NOT hanya memerlukan sebuah Masukan (Input) untuk


menghasilkan hanya 1 Keluaran (Output). Gerbang NOT disebut juga dengan
Inverter (Pembalik) karena menghasilkan Keluaran (Output) yang berlawanan
(kebalikan) dengan Masukan atau Inputnya. Berarti jika kita ingin mendapatkan
Keluaran (Output) dengan nilai Logika 0 maka Input atau Masukannya harus
bernilai Logika 1. Gerbang NOT biasanya dilambangkan dengan simbol minus
(“-“) di atas Variabel Inputnya.

8
Simbol dan Tabel Kebenaran Gerbang NOT (NOT Gate)  

4. Gerbang NAND (NAND Gate)

Arti NAND adalah NOT AND atau BUKAN AND, Gerbang NAND
merupakan kombinasi dari Gerbang AND dan Gerbang NOT yang menghasilkan
kebalikan dari Keluaran (Output) Gerbang AND. Gerbang NAND akan
menghasilkan Keluaran Logika 0 apabila semua Masukan (Input) pada Logika 1
dan jika terdapat sebuah Input yang bernilai Logika 0 maka akan menghasilkan
Keluaran (Output) Logika 1.

9
Simbol dan Tabel Kebenaran Gerbang NAND (NAND Gate) 

5. Gerbang NOR (NOR Gate)

Arti NOR adalah NOT OR atau BUKAN OR, Gerbang NOR merupakan
kombinasi dari Gerbang OR dan Gerbang NOT yang menghasilkan kebalikan dari
Keluaran (Output) Gerbang OR. Gerbang NOR akan menghasilkan Keluaran
Logika 0 jika salah satu dari Masukan (Input) bernilai Logika 1 dan jika ingin
mendapatkan Keluaran Logika 1, maka semua Masukan (Input) harus bernilai
Logika 0.

10
Simbol dan Tabel Kebenaran Gerbang NOR (NOR Gate) 

 
6. Gerbang X-OR (X-OR Gate)

X-OR adalah singkatan dari Exclusive OR yang terdiri dari 2 Masukan


(Input) dan 1 Keluaran (Output) Logika. Gerbang X-OR akan menghasilkan
Keluaran (Output) Logika 1 jika semua Masukan-masukannya (Input) mempunyai
nilai Logika yang berbeda. Jika nilai Logika Inputnya sama, maka akan
memberikan hasil Keluaran Logika 0.

11
Simbol dan Tabel Kebenaran Gerbang X-OR (X-OR Gate) 

7.  Gerbang X-NOR (X-NOR Gate)

Seperti Gerbang X-OR,  Gerban X-NOR juga terdiri dari 2 Masukan


(Input) dan 1 Keluaran (Output). X-NOR adalah singkatan dari Exclusive NOR
dan merupakan kombinasi dari Gerbang X-OR dan Gerbang NOT. Gerbang X-
NOR akan menghasilkan Keluaran (Output) Logika 1 jika semua Masukan atau
Inputnya bernilai Logika yang sama dan akan menghasilkan Keluaran (Output)
Logika 0 jika semua Masukan atau Inputnya bernilai Logika yang berbeda. Hal ini
merupakan kebalikan dari Gerbang X-OR (Exclusive OR).

12
Simbol dan Tabel Kebenaran Gerbang X-NOR (X-NOR Gate) 

B. Aljabar Boolean

Aljabar boolean merupakan aljabar yang berhubungan dengan variabel-variabel


biner dan operasi-operasi logik. Variabel-variabel diperlihatkan dengan huruf-
huruf alfabet, dan tiga operasi dasar dengan AND, OR dan NOT (komplemen).
Misalkan terdapat :
 Dua operator biner : + ( OR ) dan  ( AND)
 Sebuah operator uner : ’.
 B : himpunan yang didefinisikan pada opeartor +,, dan ’
 0 dan 1 adalah dua elemen yang berbeda dari B.

Tupel (B, +, , ’) disebut Aljabar Boolean jika untuk setiap a, b, c Î B berlaku


aksioma-aksioma atau postulat Huntington berikut:

1. Closure :(i) a + b Î B
(ii) a  b Î B
2. Identitas :(i) a + 0 = a

13
(ii) a  1 = a
3. Komutatif :(i) a + b = b + a
(ii) a  b = b  a
4. Distributif :(i) a  (b + c) = (ab) + (a  c)
(ii) a + (b  c) = (a + b)  (a + c)
5. Komplemen:(i) a + a’ = 1
(ii) a  a’ = 0

Untuk mempunyai sebuah aljabar Boolean, harus diperlihatkan:


1.      Elemen-elemen himpunan B,
2.      Kaidah operasi untuk operator biner dan operator uner,
3.      Memenuhi postulat Huntington.

1. Aljabar Boolean Dua-Nilai


Aljabar Boolean dua-nilai:
 B = {0, 1}
 operator biner, + dan 
 operator uner, ’
 Kaidah untuk operator biner dan operator uner:

A b a×b a B a+b A a’
0 0 0 0 0 0 0 1
0 1 0 0 1 1 1 0
1 0 0 1 0 1
1 1 1 1 1 1

Cek apakah memenuhi postulat Huntington:


1.      Closure : jelas berlaku
2.      Identitas: jelas berlaku karena dari tabel dapat kita lihat bahwa:
(i) 0 + 1 = 1 + 0 = 1

14
(ii) 1 × 0 = 0 × 1 = 0
3.      Komutatif: jelas berlaku dengan melihat simetri tabel operator biner.
4.      Distributif:
(i) a × (b + c) = (a × b) + (a × c) dapat ditunjukkan benar dari tabel
operator biner di atas dengan membentuk tabel kebenaran:

A b c b+c a × (b + c) a×b a×c (a × b) + (a × c)


0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 1 1 0 0 0 0
0 1 0 1 0 0 0 0
0 1 1 1 0 0 0 0
1 0 0 0 0 0 0 0
1 0 1 1 1 0 1 1
1 1 0 1 1 1 0 1
1 1 1 1 1 1 1 1

(ii) Hukum distributif a + (b × c) = (a + b) × (a + c) dapat ditunjukkan


benar dengan membuat tabel kebenaran dengan cara yang sama seperti (i).

5. Komplemen: jelas berlaku karena Tabel diatas memperlihatkan bahwa:


(i) a + a‘ = 1, karena 0 + 0’= 0 + 1 = 1 dan 1 + 1’= 1 + 0 = 1
(ii) a × a = 0, karena 0 × 0’= 0 × 1 = 0 dan 1 × 1’ = 1 × 0 = 0
Karena kelima postulat Huntington dipenuhi, maka terbukti bahwa B = {0, 1}
bersama-sama dengan operator biner + dan × operator komplemen ‘ merupakan
aljabar Boolean.

2. Ekspresi Boolean
Misalkan (B, +,, ’) adalah sebuah aljabar Boolean. Suatu ekspresi
Boolean dalam (B, +, ’) adalah:
(i) setiap elemen di dalam B,
(ii) setiap peubah,
(iii) jika e1 dan e2 adalah ekspresi Boolean, maka e1 + e2, e1 × e2, e1’ adalah
ekspresi Boolean

15
Contoh: 0
1
a
b
c
a+b
a×b
a’× (b + c)
a × b’ + a × b × c’ + b’, dan sebagainya

3. Mengevaluasi Ekspresi Boolean


Contoh: a’× (b + c)
jika a = 0, b = 1, dan c = 0, maka hasil evaluasi ekspresi:
0’× (1 + 0) = 1 × 1 = 1
Dua ekspresi Boolean dikatakan ekivalen (dilambangkan dengan ‘=’) jika
keduanya mempunyai nilai yang sama untuk setiap pemberian nilai-nilai kepada n
peubah.
a . (b + c) = (a . b) + (a .c)
Contoh. Perlihatkan bahwa a + a’b = a + b .
Penyelesaian:

A b a’ a’b a + a’b a+b


0 0 1 0 0 0
0 1 1 1 1 1
1 0 0 0 1 1
1 1 0 0 1 1

Perjanjian: tanda titik (×) dapat dihilangkan dari penulisan ekspresi


Boolean, kecuali jika ada penekanan:
1. a(b + c) = ab + ac
2. a + bc = (a + b) (a + c)
3. a × 0 , bukan a0

16
4. Prinsip Dualitas
Misalkan S adalah kesamaan (identity) di dalam aljabar Boolean yang
melibatkan operator +, , dan komplemen, maka jika pernyataan S* diperoleh
dengan cara mengganti
 dengan +
+ dengan 
0 dengan 1
1 dengan 0
dan membiarkan operator komplemen tetap apa adanya, maka kesamaan S* juga
benar. S* disebut sebagai dual dari S.
Contoh.
(i) (a × 1)(0 + a’) = 0 dualnya (a + 0) + (1 × a’) = 1
(ii) a(a‘ + b) = ab dualnya a + a‘b = a + b

5. Hukum-hukum Aljabar Boolean


1.Hukum identitas: 2. 2. Hukum idempoten:
1. a + 0 = a 1. a + a = a
2. a × 1 = a 2. a × a = a

17
3. 3. Hukum komplemen: 4. 4. Hukum dominansi:
1. a + a’ = 1 1. a × 0 = 0
2. aa’ = 0 2. a + 1 = 1

5. 5. Hukum involusi: 6. 6. Hukum penyerapan:


1. (a’)’ = a 1. a + ab = a
2. a(a + b) = a

7. 7. Hukum komutatif: 8. 8. Hukum asosiatif:


1. a + b = b + a 1. a + (b + c) = (a + b) + c
2. ab = ba 2. a (b c) = (a b) c

9. Hukum distributif: 1010. Hukum De Morgan:


1. a + (b c) = (a + b) (a + c) 1. (a + b)’ = a’b’
2. a (b + c) = a b + a c 2. (ab)’ = a’ + b’

11.  Hukum 0/1


1. 0’ = 1
2. 1’ = 0

Contoh Buktikan (i) a + a’b = a + b dan (ii) a(a’ + b) = ab


Penyelesaian:

(i) a + a’b = (a + ab) + a’b (Penyerapan)


= a + (ab + a’b) (Asosiatif)
= a + (a + a’)b (Distributif)
=a+1·b (Komplemen)
=a+b (Identitas)
(ii) adalah dual dari (i)

18
6. Fungsi Boolean
 Fungsi Boolean (disebut juga fungsi biner) adalah pemetaan dari Bn ke B
melalui ekspresi Boolean, kita menuliskannya sebagai
f : Bn ® B yang dalam hal ini Bn adalah himpunan yang
beranggotakan pasangan terurut ganda-n (ordered n-tuple) di dalam daerah
asal B.
 Setiap ekspresi Boolean tidak lain merupakan fungsi Boolean.
 Misalkan sebuah fungsi Boolean adalah
f(x, y, z) = xyz + x’y + y’z
Fungsi f memetakan nilai-nilai pasangan terurut ganda-3
(x, y, z) ke himpunan {0, 1}.
Contohnya, (1, 0, 1) yang berarti x = 1, y = 0, dan z = 1
sehingga f(1, 0, 1) = 1 × 0 × 1 + 1’ × 0 + 0’× 1 = 0 + 0 + 1 = 1 .
Contoh-contoh fungsi Boolean yang lain:
1.      f(x) = x
2.      f(x, y) = x’y + xy’+ y’
3.      f(x, y) = x’ y’
4.      f(x, y) = (x + y)’
5.      f(x, y, z) = xyz’

 Setiap peubah di dalam fungsi Boolean, termasuk dalam bentuk


komplemennya, disebut literal.
Contoh: Fungsi h(x, y, z) = xyz’ pada contoh di atas terdiri dari 3 buah
literal, yaitu x, y, dan z’.

19
Contoh. Diketahui fungsi Booelan f(x, y, z) = xy z’, nyatakan h dalam tabel
kebenaran.

Penyelesaian:

X y z f(x, y, z) = xy z’
0 0 0 0
0 0 1 0
0 1 0 0
0 1 1 0
1 0 0 0
1 0 1 0
1 1 0 1
1 1 1 0

C. PETA KARNAUGHT

Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk melakukan penyederhanaan


terhadap sebuah persamaan logika. Salah satu cara yang cukup terkenal adalah
dengan menggunakan teori Karnaugh Map atau peta karnaugh. Bagi anda yang
tidak suka menyederhakan rangkaian logika menggunakan hukum Boolean dan
De Morgan anda bisa menggunakan cara yang satu ini. Berikut ini adalah
penjelasan dari cara Karnaugh map dalam melakukan penyederhanaan sebuah
persamaan logika.

K-Map 2 variabel

20
Kita ambil 2 (dua) variable A dan B, dari kedua variable ini kemungkinan yang
terjadi adalah 4 buah kemungkinan, dalam K-Map penyelesaiannya adalah dengan
menggunakan 4 kotak dan setiap kotak merupakan jalinan antara variable atau
antara negasi dari variable. (lihat table berikut).

Koordinat antara A dan B merupakan konjungsi, biasanya bernilai 0 atau 1, untuk


menuliskan aljabar boole diambil kotak bernilai 1 saja:

Berikut terdapat 3 kotak bernilai 1:

  

21
Dalam K-Map dapat pula diterapkan system kelompok mendatar atau kelompok
vertical, berikut menunjukan pengelompokan mendatar dan vertical.

Pengelompokan mendatar: 

Pengelompokan vertikal:

22
Pengelompokan kombinasi:

23
K-Map 3 variabel

Kita ambil 3 (dua) variable A, B dan C, dari kedua variable ini kemungkinan yang
terjadi adalah 8 buah kemungkinan, dalam K-Map penyelesaiannya adalah dengan
menggunakan 8 kotak dan setiap kotak merupakan jalinan antara variable atau
antara negasi dari variable. (lihat table berikut).

24
Untuk pengelompokan disamping dilakukan seperti diatas dapat pula dilakukan
dengan system berikut:

Atau dengan cara berikut:

Adapun cara berikut tidak diijinkan:

 Berikut adalah contoh K-Map dengan 3 variabel A, B dan C:

  Persamaan aljabar boole berdasarkan


data pada K-Map adalah:

Bila disederhanakan hasilnya adalah:

25
D. GRAPH

Graph & Matriks Penyajian Graph (Walk, Trial, Path, Cycle)

Contoh Walk, Trail, Path dan Cycle pada gambar di atas :

1. Walk
    1. a, b, c, d, c, g, h
    2. a, b, c, d, e, f, c, a, b, d, c
    3. a, b, d, c, b, d, e
2. Trial
    1. a, b,d, c, e, d
    2. c, a, b, c, d, e, c, f, e
    3. a, b, c, e, f, c, a
3. Path
    1. a, d, g, k
    2. c, e, f
    3. b, c, e

4. Cycle
    1. b, d, c, b
    2. a, b, c, a
    3. a, b, d, e, f, c, a

E. CRITICAL PATH 

Cartical Path merupakan Graph yang berbobot dan mempunyai arah


Lihat Graph Berikut :

26
Dari simpul A ke simpul E

Dari simpul A kesimpul E menggunakan alternatif berikut :

Diperoleh :
                Critical Path (Lintas Kritis ) : 29 Shotest Path ( Lintas Pendek ) : 20

Minimum Spainning Tree


Merupakan Spainning Tree yang mempunyai bobot dan tidak mempunyai arah
dalam hasil penjumlahan bobotnya adalah minimum.

Lihat gambar graph berikut :

27
Langkah yang dilakukan untuk membentuk minimum spainning tree adalah :
1. Bentuk kembali semua simpul tetapi tanpa ruas
2. Gambar dan telusuri ruas dan bobot paling kecil ( secara ascending) hingga
semua simpul terhubung

Dari graph di atas, didapat minimum spainning treenya yaitu :

Total minimum spainning tree : 29

Matriks Penyajian Graph

Misalnya disajikan Graph G dalam Matriks ruas B ukuran (M x 2 ), maka setiap


baris matriks menyatakan ruas, misalnya baris ( 4 7 ) menyatakan ada ruas
menghubungkan simpul 4 dan 7.

28
Martiks Adjacency dari Graph G, yaitu matriks yang menghubungkan Vertex
dengan Vertex, tanpa ruas sejajar adalah matriks A berukuran (N x N) yang
bersifat :

aij=    1, bila ada arus (Vi, Vj)


          0, bila dalam hal lain.         

Matriks Incidence dari Graph G, yaitu matriks yang matriks incidence dari graph
G, yaitu matriks yang menghubungkan vertex dengan edge, tanpa self-loop
didefinisikan sebagai matriks M berukuran (NXM)  sebagai berikut :

mij=    1, bila ada ruas ej berujung di simpul Vi


           0, dalam hal lain

Contoh Graph :

Matriks Adjacency :

Contoh Graph :

29
Matriks Incidence : 

30
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

1.      Gerbang logika NOR merupakan kombinasi gerbang logika dasar Not dan Or

2.      Gerbang logika NOR merupakan kebalikan dari logika Or

3.      Dalam suatu rangkaian NOR, Apabila salah satu saklar ditekan, maka lampu tidak

akan menyala, karena tidak ada arus yang mengalir ke lampu.

4.      Dalam suatu rangkaian NOR, Apabila dua saklar pada rangkaian ditekan secara

bersamaan, maka lampu tidak akan memyala, karena terjadi konsleting pada

rangkaian.

5.      Dalam suatu rangkaian NOR, Apabila dua saklar pada rangkaian tidak ditekan,

maka lampu akan menyala, karena ada arus yang mengalir sebab tidak dialihkan

oleh dua saklar tersebut.

Saran
Tanpa kita sadari ternyata begitu banyak manfaat dari aplikasi matematika untuk
kehidupan sehari-hari. Baik dalam bidang ekonomi, pendidikan, dan dalam
berbagai disiplin ilmu yang lainya. Oleh karena itu penulis menyarankan agar
kita lebih seius dalam mempelajari matematika dan jangan dijadikan matematika
sebagai sesuatu yang menyeramkan untuk dipelajari karena matematika adalah
bagian sangat dekat yang tak terpisahkan dari kehidupan kita.

31

Anda mungkin juga menyukai