Makalah HIGHER ORDER THINKING SKILLS (HOTS) DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK-Kelompok 3 Pembelajaran Tematik
Makalah HIGHER ORDER THINKING SKILLS (HOTS) DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK-Kelompok 3 Pembelajaran Tematik
PEMBELAJARAN TEMATIK
COVER
Disusun Oleh Kelompok 3:
1. Alifa Feby Nur Aini (06010720002)
2. Nur Fariha Maulidia (06010720012)
3. Salsabila Septiana Masdi (06010720016)
4. Syifa’ul Amelia (06010720018)
5. Fira Asiah Cahyaningrum (06020720031)
Dosen Pengampu:
Hernik Farisia, M.Pd.I.
i
KATA PENGANTAR
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
COVER.....................................................................................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................1
C. Tujuan...........................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3
A. Deskripsi Konsep HOTS dalam Pembelajaran Tematik...............................3
B. Mengintegrasikan HOTS dalam Pembelajaran Tematik di SD....................3
BAB III PENUTUP.................................................................................................6
A. Simpulan.......................................................................................................6
B. Saran..............................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................7
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembelajaran Tematik adalah pembelajaran yang menggunakan tema
tertentu untuk mengaitkan antara beberapa isi mata pelajaran dengan
pengalaman kehidupan nyata sehari-hari sehingga dapat memberikan
pengalaman berharga bagi siswa. Pengembangan pembelajaran tematik yang
berorientasi kepada keterampilan berpikir tingkat tinggi atau Higher Order
Thinking Skills (HOTS). Keterampilan berpikir tingkat tinggi atau Higher
Order Thinking Skills (HOTS) merupakan program pengembangan dari
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Direktorat Jendral Guru dan
Tenaga Kependidikan (Ditjen GTK) dalam rangka upaya untuk meningkatkan
kualitas pembelajaran dan kualitas lulusan.
Pembelajajaran tematik yang berbasis kepada keterampilan berpikir
tingkat tinggi atau HOTS mengharapkan siswa mencapai berbagai
kompetensi. Kompetensi tersebut diantaranya yaitu berpikir kritis atau critical
thinking, kreatif daan inovatif, kemampuan berkomunikasi atau
communication skill, kemampuan bekerja sama atau collaboration, serta
kepercayaan diri atau confidence. HOTS perlu dimiliki oleh siswa sebagai
upaya mempersiapkan SDM yang kritis dan kreatif sehingga mampu
menghadapi tantangan serta tuntutan abad 21.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis menjabarkan rumusan masalah
sebagai berikut.
1. Apa deskripsi konsep HOTS dalam Pembelajaran Tematik?
2. Bagaimana mengintegrasikan HOTS dalam Pembelajaran Tematik di SD?
1
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas tujuan dari penulisan makalah ini
dipaparkan sebagai berikut.
1. Mengetahui deskripsi konsep HOTS dalam Pembelajaran Tematik.
2. Mengetahui cara mengintegrasikan HOTS dalam Pembelajaran Tematik di
SD.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Deskripsi Konsep HOTS dalam Pembelajaran Tematik
Pembelajaran adalah kegiatan seorang anak untuk mendapatkan
pengetahuan dan keterampilan. Tematik adalah konsep umum yang dapat
mengumpulkan beberapa bagian dalam satu hal. Pembelajaran tematik dapat
diartikan sebagai sebuah kegiatan belajar dengan tidak memisahkan mata
pelajaran, tetapi menggunakan tema untuk menyatukannya. Adapun
pembelajaran tematik merupakan pembelajaran yang memadukan antara
berbagai mata pelajaran dan menggunakan tema tertentu.
Penerapan pembelajaran tematik dapat memberikan keterikatan antara satu
mata pelajaran dan mata pelajaran lainnya dalam rangka memperbaiki dan
meningkatkan kualitas belajar peserta didik. Penyajian materi yang tidak
didasarkan keterkaitan antarkonsep akan mengakibatkan pemahaman yang
sukar, parsial, dan tidak mendasar. Penerapan pembelajaran tematik dapat
membantu peserta didik dalam membangun kebermaknaan konsep-konsep dan
prinsip-prinsip yang baru dan lebih kuat. Hubungan antarsatu mata pelajaran
dan mata pelajaran lainnya bagi peserta didik merupakan hal yang penting
dalam belajar, sehingga apa yang dipelajari oleh peserta didik akan lebih
bermakna, lebih mudah diingat dan lebih mudah dipahami, diolah serta
digunakan untuk memecahkan permasalahan dalam kehidupannya.
Maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran tematik merupakan
penggabungan ataupun perpaduan dari beberapa mata pelajaran dalam lingkup
di madrasah ibtidaiyah/sekolah dasar, meliputi Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan (PPKn), Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), Ilmu Pengetahuan
Alam (IPA), Matematika (MM), Bahasa Indonesia (BI), Seni Budaya dan
Prakar ya (SBDP), serta Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
(PJOK). Perpaduan mata pelajaran tersebut disebut sebagai pembelajaran
tematik dan di dalamnya terdapat tema, subtema, maupun pembelajaran.
Jenis karakteristik yang perlu diimplementasikan oleh guru yaitu
1. Adanya efisiensi,
3
2. Kontekstual,
3. Student centered (berpusat pada peserta didik),
4. Memberikan pengalaman langsung.
5. Pemisahan mata pelajaran yang kabur,
6. Holistis,
7. Fleksibel,
8. Hasil pembelajaran berkembang sesuai minat dan kebutuhan peserta didik,
9. Kegiatan belajarnya sangat relevan dengan kebutuhan peserta didik
SD/MI,
10. Kegiatan yang dipilih bertolak dari minat dan kebutuhan peserta didik,
11. Kegiatan belajar akan lebih bermakna,
12. Mengembangkan keterampilan berpikir,
13. Menyajikan kegiatan belajar pragmatis yang sesuai permasalahan,
14. Mengembangkan keterampilan sosial peserta didik,
15. Aktif
16. Menggunakan prinsip bermain sambil belajar
17. Mengembangkan komunikasi peserta didik, dan
18. Lebih menekankan pada proses hasil. 1
Berikut ini merupakan konsep integrasi konsep higher order thinking skills
pada pembelajaran tematik.
1. Penguatan Proses Pembelajaran Guru mengembangkan pembelajaran
menjadi higher order thinking skill. Hal ini dimulai sejak perancangan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Guru harus menyiapkan
segalanya dimulai dari bahan ajar, sumber belajar, media pembelajaran,
hingga instrument penilaian dalam mengukur hasil belajar peserta didik.
2. Penerapan Model Pembelajaran Dapat diterapkan model pembelajaran
berbasis proyek yaitu Project Based Learning, belajar penemuan
(Discovery Learning), dan sebagainya. Guru memilih model pembelajaran
yang dapat mengembangkan peserta didik dan dapat terlibat langsung di
dalamnya sehingga dapat berpikir kritis, kreatif, menemukan, dan
menciptakan sehingga realisasi pembelajaran tematik berbasis HOTS
dapat tercapai.
3. Pengembangan Media Pembelajaran Guru mengembangkan media
pembelajaran yang dapat mendorong siswa agar terlibat aktif dan
menyenangkan. Siswa tidak sebatas mengetahu, tetapi juga melakukan.
4. Penerapan Pendekatan Saintifik Guru mengoptimalkan tahapan-tahapan
pendekatan saintifik. Misalnya dalam pembelajaran mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam pada tema anggota tubuh. Siswa menyebutkan nama-
nama anggota tubuh, mengidentifikasi bagian-bagian anggota tubuh,
menyebutkan fungsi dari bagian-bagian anggota tubuh, dan seterusnya.
1
Maulana Arafat Lubis,M.Pd dkk, Pembelajaran Tematik SD/MI Edisi Pertama, (Jakarta: Kencan A:
2020) hal 7-11
4
5. Evaluasi Guru meberikan soal-soal HOTS di mana untuk menstimulus
peserta didik, yang diberikan harus tepat, relevan, dan singkat. Pertanyaan
harus disesuaikan dengan indikator ketercapaian dan tingkat
perkembangan berpikir peserta didik.
Adapun Langkah penyusunan soal HOTS menurut yaitu:
1. menganalisis kompetensi dasar yang dapat dijadikan soal HOTS;
2. menyusun kisi-kisi soal;
3. memlih stimulus yang kontekstual dan menarik;
4. menulis pertanyaan sesuai dengan kisi-kisi;
5. membuat rubrik penilaian (skor) dan kunci jawaban.2
5
yang mengategorikan berbagai tingkat pemikiran bernama Taksonomi
Bloom, mulai dari yang terendah sampai yang tertinggi. Taksonomi Bloom
merupakan tujuan-tujuan pembelajaran yang terbagi ke dalam tiga ranah,
yaitu:
1. Kognitif (keterampilan mental seputar pengetahuan)
2. Afektif (sisi emosi seputar sikap dan perasaan)
3. Psikomotorik (kemampuan fisik seperti keterampilan).
Konsep Taksonomi untuk menentukan tujuan belajar ini dapat kita sebut
sebagai tujuan akhir dari sebuah proses pembelajaran. Jadi, setelah proses
pembelajaran tertentu, siswa diharapkan dapat mengadopsi keterampilan,
pengetahuan, serta sikap yang baru.
HOTS sendiri merupakan bagian dari ranah kognitif yang ada dalam
Taksonomi Bloom dan bertujuan untuk mengasah keterampilan mental seputar
pengetahuan. Ranah kognitif versi Bloom ini kemudian direvisi oleh Lorin
Anderson, David Karthwohl, dkk. pada 2001. Urutannya diubah menjadi
enam, yaitu:
1. Mengingat (remembering)
2. Memahami (understanding)
3. Mengaplikasikan (applying)
4. Menganalisis (analyzing)
5. Mengevaluasi (evaluating)
6. Mencipta (creating)
Tingkatan 1 hingga 3 dikategorikan sebagai kemampuan berpikir tingkat
rendah (LOTS), sedangkan tingkat 4 sampai 6 dikategorikan sebagai
kemampuan berpikir tingkat tinggi (HOTS). Tujuan dari soal HOTS pada
tematik SD/MI adalah untuk mendorong para siswa melakukan pemahaman
yang tinggi sehingga tidak terpaku pada satu konsep saja. Keterampilan
berpikir tingkat tinggi juga terdapat dalam pedoman penting pendidikan yaitu
kurikulum dimana siswa dituntut untuk menjadi siswa kritis, kreatif, dan
4
inovatif. Soal HOTS merupakan salah satu tuntutan ketrampilan dalam
4
Lestari, Anggi. “PENGEMBANGAN SOAL TES BERBASIS HOTS PADA MODEL PEMBELAJARAN
6
pembelajaran abad ke-21 yaitu berpikir kritis, kreatif, kolaboratif, dan
komunikatif. Soal HOTS pada tematik SD/MI di berikan beberapa soal yang
mana soal tersebut disajikan dengan cerita sehingga siswa harus memiliki
pemahaman lebih mengenai soal tersebut. Pada soal HOTS di buku tematik
biasanya setelah soal selesai akan diberikan tulisan HOTS yang diberi kurung
dan di cetak tebal. Soal hots memiliki point lebih banyak apabila siswa
tersebut bisa menjawab soal dengan baik dan benar.
Pembelajaran tematik terpadu adalah pembelajaran yang mengintegrasikan
ateri beberapa mata pelajaran dalam satu tema atau pokok pembahasan,
sehingga dapat memebrikan pengalaman bermakna bagi peserta didik. Peserta
didik mampu memahami konsep yang dipelajari dengan pengalaman langsung
dan nyata dalam kehidupan sehari-hari. 5
Adapun dampak positif soal HOTS pada Tematik yaitu:
1. Mengurangi ketergantungan menghafal
Proses pengerjaan soal yang lebih kompleks akan mendorong siswa untuk
berusaha memahami suatu konsep secara menyeluruh dan tidak hanya
bergantung pada hafalan saja.
2. Melatih pemikiran kritis dan penalaran.
Soal HOTS pada tematik melatih siswa SD/MI untuk bisa melakukan
proses kognitif yang cukup kompleks, sehingga siswa akan terlatih untuk
berpikir lebih krits.
3. Meningkatkan kreatifitas
Tahapan paling tinggi dari soal HOTS yaitu creating atau menciptakan.
Proses ini aka nmendorong siswa untuk lebih kreatif dalam membuat
sebuah kontruksi berdasarkan konsep yang telah siswa pahami
sebelumnya.
Kurikulum 2013 yang beberapa masih diberlakukan saat ini mengalami
penyempurnaan pada standar isi dan standar penilaian. Pada standar penilaian
5
Astutik, Pipit Pudji. “INTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER (PPK) DAN HIGER ORDER
THINKING SKILLS (HOTS) DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK SD.” Vol. 2: Hal. 10.
7
dilakukan adaptasi model-model penilaian yang lebih spesifik lagi. Penilaian
hasil belajar lebih menitikberatkan pada kemampuann berpikir tingkat tinggi
(HOTS).6
6
Maharani, Dila Putri. “Analisis Soal Berbasis HOTS Dalam Muatan Pelajaran PKn Pada
Buku Tematik Kelas IV Terbitan Kemendikbud.” JURNAL BASICEDU Volume 6: Halaman
5278-5286.
8
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Pembelajaran tematik merupakan pembelajaran yang memadukan antara
berbagai mata pelajaran dan menggunakan tema tertentu. Penerapan
pembelajaran tematik dapat membantu peserta didik dalam membangun
kebermaknaan konsep-konsep dan prinsip-prinsip yang baru dan lebih kuat.
Pembelajaran tematik di madrasah ibtidaiyah/sekolah dasar terdiri dari
beberapa mata pelajaran meliputi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan,
Ilmu Pengetahuan Sosial, Ilmu Pengetahuan Alam, Matematik, Bahasa
Indonesia, Seni Budaya dan Prakarya, serta Pendidikan Jasmani, Olahraga,
dan Kesehatan. Pada pembelajaran tematik terdapat tema, subtema, maupun
pembelajaran.
HOTS (Higher order thinking) pertama kali dikemukakan oleh Susan M
Brookhart. Soal HOTS adalah soal yang membutuhkan kemampuan analisis
tinggi untuk memahami dan menjawabnya. Soal HOTS merupakan bagian
dari ranah kognitif yang ada dalam Taksonomi Bloom dan bertujuan untuk
mengasah keterampilan mental seputar pengetahuan. Tujuan dari soal HOTS
pada tematik SD/MI adalah untuk mendorong para siswa melakukan
pemahaman yang tinggi sehingga tidak terpaku pada satu konsep saja.
SoalHots awalnya dikenal pada 2019 dan saat ini menjadi tuntutan dalam
pembelajaran abad ke-21. Penerapan soal HOTS pada tematik SD/MI
diberikan beberapa soal yang mana soal tersebut disajikan dengan cerita
sehingga siswa harus memiliki pemahaman lebih mengenai soal tersebut. Dari
penyajian dan pemberian soal Hots kepada siswa akan memberikan dampak
positif berupa melatih berpikir kritis, kreatif, kolaboratif, komunikatif, dan
mengurangi ketergantungan menghafal.
B. Saran
Dalam pembelajaran tematik diharapkan dapat disajikan soal berbasis
HOTS dalam setiap muatan pelajaran agar melatih siswa berpikir kritis dan
meningkatkan kreatifitas untuk menyelesaikan masalah. Guru diharapkan
9
dapat menciptakan pembelajaran yang berorientasi melatih berpikir kritis,
kreatif, kolaboratif, komunikatif, dan mengurangi ketergantungan menghafal.
Sehingga kematangan pemahaman siswa menjadi lebih baik.
Kaami menyadari apa yang kami sajikan ini dalam makalah ini sangatlah
jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran
yang membangun dari para pembaca agar nantinya makalah ini akan menjadi
lebih sempurna dan baik.
10
DAFTAR PUSTAKA
Maharani, Dila Putri. “Analisis Soal Berbasis HOTS Dalam Muatan Pelajaran
PKn Pada Buku Tematik Kelas IV Terbitan Kemendikbud.” JURNAL
BASICEDU Volume 6: Halaman 5278-5286.
11