Anda di halaman 1dari 19

STRATEGI INOVATIF DALAM PEMBELAJARAN

QIROAH & KITABAH BAGI PEMULA

Achmad Haqqul Yaqin, Merry Sabila Faqih, Miftachul Muflichatin1

ABSTRAK
Pada kegiatan pembelajaran peserta didik khususnya di dalam
mata pelajaran Bahasa Arab bagi para pemula tentunya
pembelajaran dimulai dari tingkat dasar terlebih dahulu.
Sehingga pengajar perlu mempunyai strategi tersendiri dalam
melakukan pembelajaran bagi para pemula di tingkat dasar.
Strategi yang baik untuk diterapkan adalah strategi yang
bersifat Inovatif bagi peserta didik agar tujuan pembelajaran
yang diterapkan dapat tercapai dengan baik dan sesuai
harapan. Pada tingkat dasar, pembelajaran yang sering
diterapkan oleh pengajar adalah Qiroah dan Kitabah. Metode
Qiroah dan Kitabah perlu diajarkan dengan strategi yang
dirancang oleh pengajar dengan tetap bersifat Inovatif bagi
peserta didik.

Kata Kunci: Strategi, Inovatif, Pembelajaran, Qiroah,


Kitabah

PENDAHULUAN
Beberapa hal yang harus diperhatikan ketika melakukan pelaksanaan
proses pembelajaran agar tujuan terlaksana dapat tercapai dengan baik, perlu
adanya sebuah dukungan dari program pendidikan yang telah disusun secara
sistematis dari beberapa pihak-pihak yang terkait oleh satuan pendidikan. Namun
dibalik itu semua perlu adanya tatanan yang baik dalam proses pengajaran
sehingga pelaksanaan dalam pembelajaran tersebut menciptakan keadaan yang
kondusif baik bagi guru maupun peserta didik.2
Tatanan ini bisa dibentuk dengan membuat strategi pembelajaran inovatif
bagi peserta didik khususnya tentang pembelajaran qiroaah dan kitabah dalam
mata pelajaran Bahasa Arab bagi pemula pada tingkat dasar. Dikarenakan
pembelajaran tersebut sering dilakukan oleh para pengajar pada umumnya
1
Mahasiswa Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya Prodi Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah Angkatan 2020
2
Unknown, Metode Pembelajaran Qira’ah dan Kitabah dapat diakses di
http://pbaiainjmember.blogspot.com/2013/04/metode-pembelajaran-qiroah-kitabah.html, (Sabtu, 13 April
2013)
1
sehingga perlu adanya pematangan yang matang sebelum mengajarkannya.
Pembelajaran yang bersifat Inovatif berarti pembelajaran tersebut
memiliki hal-hal yang mengandung unsur-unsur ketertarikan, ide yang kreatif
juga motivasi bagi siswa itu sendiri sesuai karakteristik siswa. Pembelajaran ini
juga menjadikan suasana lebih menyenangkan dalam pembelajaran sehingga
cocok dan sesuai bagi siswa khususnya tingkat dasar bagi pemula.3
PEMBAHASAN
A. STRATEGI INOVATIF PEMBELAJARAN DI MI

Pengertian Strategi

Menurut beberapa ahli Pendidikan, strategi pembelajaran dapat diartikan


dengan berbagai pendapat diantaranya :

1. Dewi Salma Prawiradilaga

Strategi pembelajaran merupakan sebuah upaya guru dalam melaksanakan


rancangan perencanaan pembelajaran yang didalamnya terdapat penentuan teknik
ketika menyampaikan, kemudian menentukan metode, media, jalannya kegiatan
pembelajaran dengan berinteraksi dengan peserta didik.

2. Mansur Muslih

Strategi Pembelajaran dijadikan sebagai tata cara pandangan dan pola pikir
pada proses kegiatan belajar mengajar.4

Sehingga dapat disimpulkan khususnya di dalam Pembelajaran mata pelajaran


Bahasa Arab, tentunya harus mempunyai strategi, metode dan langkah-langkah
kegiatan dalam pembelajaran Bahasa Arab di MI yang menarik dan membuat
peserta didik senang dan tertarik dengan suasana dan keadaan belajar peserta
didik. Disinilah peran penting guru merancang berbagai strategi, metode dan
langkah-langkah kegiatan yang cocok dan sesuai dengan karakteristik siswa di MI
pada umumnya.

Dapat diartikan bahwa, Strategi pembelajaran merupakan sebuah hal yang


sangat penting ketika proses pembelajaran berlangsung. Strategi ini dijadikan

3
Kholilullah, M. ,Srategi Pembelajaran Bahasa Arab Aktif (Kemahiran Qiroah Dan Kitabah), Jurnal
Sosial Budaya, Vol. 8, No. 01, (2011, Januari-Juni)
4
______, Strategi Pembelajaran SD/MI, diakses dari web
http://pecintamakalah.blogspot.com/2017/02/strategi-pembelajaran-sdmi.html
2
sebagai bahan pendekatan dalam mengelola kegiatan pembelajaran yang sesuai
dengan rancangan perencanaan pembelajaran. Tidak adanya strategi menjadikan
proses pembelajaran tidak berjalan dengan lancar dan materi yang disampaikan
tidak dapat memahami secara detail. Terkadang banyaknya guru meremehkan hal
ini, sehingga menjadikan suasana pembelajaran sering memunculkan rasa bosan
dan jenuh dengan materi pembelajaran yang disampaikan.5

Pengertian Strategi Inovatif

Munculnya Strategi Inovatif di dalam Dunia Pembelajaran khususnya di


tingkat Madrasah Ibtidaiyah terjadi pada abad millennium yang ke-III yang mana
dunia sedang mengalami perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
sangat pesat. Sehingga pola pikir dan ide kreativitas perlu dikembangkan
khususnya siswa di tingkat MI.

Udin S. Winataputra, dkk. (2011: 1.14), mengatakan Inovatif (Inovasi)


bahwa segala hal yang manusia ciptakan dan rasakan yang dijadikan hal baru bagi
orang lain sehingga mendatangkan manfaat di kehidupan sehari-hari 6. Sehingga
penggunaan strategi pembelajaran di MI di sarankan untuk menciptakan Inovatif
(Inovasi) bagi peserta didik dan guru. Berikut beberapa strategi yang sudah
diterapkan di Negara Indonesia umumnya diantaranya :

a. Strategi Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning)

Strategi yang mengutamakan kerja sama antar kelompok di dalam proses


kegiatan belajar mengajar. Unsur-unsur dasar di dalam pembelajaran cooperative
diantaranya :

1. Bergantung secara positif

2. Interaksi secara langsung bertatap muka

3. Munculnya tanggungjawab dari Individu masing-masing

4. Ketrampilan dalam bersosialiasi

5
A’yun, Qurrota, S.E, M.Si, Pilihan Strategi Pembelajaran yang Efektif di Era New Normal, Artikel
Ilmiah,_____ (2020, Kamis 3 Desember).
6
Bambang Dalyono, Strategi Pembelajaran Inovatif untuk mencapai Kompetensi Pembelajaran,
PROSIDING TEMU ILMIAH NASIONAL GURU (TING) VIII, Universitas Terbuka Convention Center,___
(Semarang : November, 2016)
3
b. Strategi Pembelajaran Berbasis Komputer

Strategi berbasis computer merupakan strategi yang menjadikan computer


sebagai alat bantu dan media utama dalam pembelajaran. Strategi ini diperlukan
pembiasaan dalam mengolah komputer dengan latihan dan praktek, mengikuti
tutorial yang diberikan dan melakukan simulasi pembelajarannya. Perkembangan
teknologi yang pesat menjadikan setiap satuan Pendidikan mewajibkan setiap
siswa untuk mempunyai perangkat elektronik dalam mendukung akses
pembelajaran.

Macam-Macam Strategi pembelajaran Bahasa bagi Pemula di Tingkat MI

Pembelajaran Bahasa Arab sebagai mata pembelajaran bahasa asing yang


dipelajari oleh seluruh pelajar dan mahasiswa khususnya tingkat seluruh
Madrasah Ibtidaiyah di Indonesia yang mengenal pertama kali Bahasa Arab di
Satuan Pendidikan yang berbasis Islami. Banyaknya anggapan siswa bahwa
pembelajaran Bahasa Asing salah satunya mata pelajaran Bahasa Arab adalah
mata pelajaran yang sulit khususnya yang sering terjadi di tingkat Madrasah
Ibtidaiyah pada umumnya.

Tentu adanya anggapan tersebut, proses pembelajaran Bahasa perlu


dimatangkan dan direncanakan secara matang dan direalisasikan di kehidupan
nyata ketika proses kegiatan belajar mengajar secara langsung. Adanya strategi
menjadi peran yang sangat penting bagi guru dalam pembelajaran Bahasa Arab
khususnya bagi pemula di Tingkat MI. Secara umum di dalam Pembelajaran
Bahasa Arab terdapat 4 keterampilan/Maharah diantaranya, Maharah qiro’ah
(Ketrampilan Membaca), Maharah Kitabah (Ketrampilan Menulis), Maharah
Sami’ah (Ketrampilan Mendengarkan), Maharah Kalam (Ketrampilan
Berbicara).7

7
Hasna Qonita Khansa, Strategi Pembelajaran Bahasa Arab, Prosiding Konferensi Nasional Bahasa Arab
11,_____ (Malang : Oktober,2016)
4
B. STRATEGI PEMBELAJARAN QIRA’AH DAN CONTOHNYA
DALAM PEMBELAJARAN

Pengertian qiroah berasal dari kata yang berarti membaca. Membaca


merupakan salah satu dari 4 aspek keterampilan berbahasa yang terdiri dari
kemhiran menyimak, kemahiran bebicara, kemahiran membaca,dan kemahiran
menulis. Membaca adalah proses konikasi antara pembaca dengan penulis
melalui teks yang ditulisnya, maka secara lagsung di dalamnnya ada hubungan
kognitif antara bahasa lisan dengan bahasa tulis. Metode ini memiliki tujuan
terfokus pada peserta didik agar dapat memiliki kompetensi membca yang
baik.
Keterampilan membaca adalah kemampuan mengenali dan memahami isi
sesuatu yang tertulis (lambang-lambang tertulis) dengan melafalkan atau
mencerna di dalam hati khusunya mampu atau bisa membaca dengan
menggunakan bahasa arab yang baik dan benar. Kemampuan membaca
merupakan salah satu keterampilan bahasa yang sangat penting, tanpa
membaca kehidupan sseorang akan statis dan tidak berkembang. Dalam
pelajaran bahsa secara umum, termasuk bahasa arab urgensi keterampilan
membaca tidak di ragukan lagi, sehingga pengajaran membaca salah satau
kegiatan mutlak yang harus dipehatikan.
Tujuan dalam pembelajaran bahasa asing ada tingkatan pembelajaran,
yaitu tingkat pemula (mubtadi), menengah (mutawassitah), lanjut
(mutaqadim), dan tentunya setiap tingkat mempunyai karaktersistik yang
berbeda-beda, baik tujuan, materi, media ataupun evaluasinya. Pada tingkat
pemula tujuan utamanya adalah mengenal dengan baik aturan bunyi yang ada
dalam bahasa arab dan memahami isi teks-teks sederhana yang disimak.
Sedangkan pada tingkat lanjutan diharapkan mampu memahami isi dari apa
yang telah disimak dan mengungkapkan kembali lewat bahasanya baik secara
lisan maupun tulisan. Adapun tujuan khusus dari pembelajaran keterampilan
membaca ini dibagi menjadi tiga tingkatan berbahasa, yaitu :

5
1. Tingkat pemula
a. Mengenali lambang-lambang (simbol huruf).
b. Mengenali kata dan kalimat.
c. Menentukan ide pokok dan kata kunci.
d. Menceritakan kembali isi bacaan pendek
2. Tingkat menengah
a. Menemukan ide pokok dan ide penunjang.
b. Menceritakan kembali berbagai jenis isi bacaan
3. Tingkat lanjut
a. Menemukan ide poko dan ide penunjang.
b. Menafsirkan isi bacaan.
c. Membuat inti sari bacaan.
d. Menceritakan kembali berbagai jenis
bacaan Jenis-jenis/macam-macam membaca qiroah
1. Membaca nyaring (qiro’ah jahriyah). Membaca nyaring merupakan
keterampilan yang harus mendapat perhatian serius dalam proses
pembelajaran. sebab, ia merupakan pondasi untuk mencapai semua
kompetensi keterampilan membaca. Membaca nyaring melatih pelafalan
kata dengan jelas sehingga siswa dapat menghubungkan antara lambang
grafis dengan ponetisnya. Tujuan membaca nyaring8:
a. Melatih siswa terbiasa mengucapkan huruf, kata, frase dan kalimat
sesuai aturan tata bunyi bahasa Arab.
b. Melatih siswa membaca dengan intonasi dan ritme yang sesuai
dengan jenis kalimat dan kandungan maknanya.
c. Melatih siswa untuk membaca ekspresif yang menunjukan
pemahamannya terhadap teks yang dibaca.
d. Melatih siswa agar memperhatikan tanda baca.

8
Febrie Hastiyanto, Etika dan Akuntabilitas Sektor Publik, Spirit Politik, Vol. 12, No. 1, (Oktober,
2017), ) 75.

6
Adapun kekurangan membaca nyaring:
a. Membaca nyaring membutuhkan tenaga lebih banyak dari membaca
dalam hati, karena pembaca dituntut untuk mengeluarkan suara
keras.
b. Tingkat pemahaman yang diperoleh dari membaca nyaring lebih
rendah dari membaca dalam hati.
c. Membaca yang populer dalam kehidupan sehari-hari adalah
membaca dalam hati bukan membaca nyaring.
d. Membaca nyaring menimbulkan kegaduhan dan bisa menganggu
orang lain.
2. Membaca Dalam Hati (Qiro’ah Shamitan). Membaca dalam hati adalah
membaca yang dilakukan hanya dengan menggunakan mata tanpa suara
atau bisikan, bahkan tanpa menggerakan bibir. Tujuan utama membaca
dalam hati, ialah penguasaan dan pemahaman, baik pemahaman secara
global maupun rincian-rinciannya. Unsur pokok dari membaca dalam
hati adalah pemahaman dan kecepatan. Oleh sebab itu, siswa harus
dilatih menguasai dan memahami bahan yang dibacanya dengan
memperhatikan kecepatan dalam membaca.
a. Asas-Asas Membaca Dalam Hati. membaca dalam hati memiliki
beberapa landasan baik secara psikologis, sosiologis, maupun
fisiologis. Secara psikologis, membaca dalam hati dapat memberi
ketenangan dan sekaligus menutupi kekurangan alat ucap yang ada
pada pembaca. Membaca dalam hati juga dapat meningkatkan
konsentrasi, sehingga kandungan bacaan bisa terserap dengan baik.
Secara sosiologis, membaca dalam hati menghormati perasaan orang
lain, apalgi jika aktifitas membaca itu dilakukan di ruang baca yang
disediakan umum. Secara fisiologis, membaca dalam hati memberi
kesempatan anggota alat ucap untuk beristirahat.

7
Membaca jenis ini juga dapat meringankan beban mata yang tidak
perlu terlalu tajam memperhatikan kata dan kalimat.9
b. Keistimewaan membaca dalam hati diantara keistimewaan membaca
dalam hati adalah :
1) Aspek sosial. Membaca dalam hati lebih banyak dilakukan dari
pada jenis membaca lainnya. Dan merupakan jenis membaca
alami yang biasa digunakan masyarakat.
2) Aspek ekonomis. Hasil penelitian menunjukan bahwa, membaca
dalam hati lebih cepat dari pada membaca nyaring. Oleh karena
itu, membaca dalam hati lebih ekonomis, hemat energi, dan
hemat waktu.
3) Aspek pemahaman. Membaca dalam hati lebih menjamin
tingkat pemahaman, karena otak kita bisa lebih konsentrasi dan
lebih fokus dibanding dengan membaca nyaring.
4) Aspek pendidikan dan pisikologis. Membaca dalam hati lebih
mudah dari membaca nyaring, karena tidak membebani alat
ucap, tidak terlalu memperhatikan i’rob, tidak memperhatikan
makharijul al-huruf, tanda baca dan sebagainya. Membaca
dalam hati juga lebih menyenangkan dibanding membaca
nyaring, karena dilakukan dengan suasana tenang.
c. Media Pembelajaran Membaca dalam Hati. Salah satu media yang
bisa digunakan untuk berlatih membaca dalam hati, khususnya siswa
pemula dan menengah adalah menggunakan kartu. Maksud kartu
disini adalah sepotong kartu yang ditulisi kalimat, alinea, cerita, atau
beberapa pertanyaan. Beberapa kartu yang bisa dijadikan media oleh
guru dalam memberikan pelajaran, diantaranya yaitu : kartu intruksi,
kartu memilih jawaban yang benar, kartu jawaban dari sebuah
pertanyaan, kartu kuis atau game, kartu sempurnakan, kartu (kotak),
cerita dan kartu pertanyaan. Selain dua jenis membaca diatas,

9
Herizal, Pendekatan Akuntabilitas Pelayanan Publik dalam Mengikuti Perubahan Paradigma
Baru Administrasi Publik, Vol. 1, No. 1, (Juni, 2020), 34.

8
sebagian ahli pembelajaran bahasa mengemukakan jenis membaca
yang lain, walaupun sebenarnya jenis-jenis membaca tersebut
merupakan bagian dari kategori membaca dalam hati.
Jenis-jenis membaca tersebut, diantaranya adalah sebagai berikut :
a. Membaca Intensif. Membaca intensif adalah jenis membaca yang
digunakan sebagai sarana pengajaran kosakata baru atau struktur
baru. oleh karena itu, materinya biasanya cukup tinggi. Bahan
bacaan jenis ini merupakan inti dari program pembelajaran bahasa,
bahkan buku teks pelajaran mayoritas isinya adalah bahan bacaan
jenis ini sehingga jam-jam pelajaran dan perhatian guru serta siswa
terfokus pada materi qiro’ah ini, baik dalam konteks proses belajar
mengajar (PBM) maupun dalam evaluasi.
b. Membaca Ekstensif (Pengayaan) atau (Qiro’ah Muwassa’ah).
Disebut membaca pengayaan karena membaca jenis ini merupakan
penyempurnaan dan kelengkapan dari membaca intenshif. Membaca
jenis ini biasanya berupa cerita, baik cerita panjang maupun pendek.
Tujuan utamanya adalah penguatan terhadap materi yang sudah
dipelajarinya pada membaca intensif, baik dari sisi kosa kata,
maupun struktur.10

10
Muhammad Sawir, Konsep Akuntabilitas Publik, 2011, 50.

9
C. STRATEGI PEMBELAJARAN KITABAH DAN CONTOHNYA
DALAM PEMBELAJARAN
1. Pengertian Kitabah (Menulis)
Pengertian kitabah menurut bahasa adalah kumpulan kata yang
tersusun dan teratur. Dan makna kitabah secara epistimologi adalah
kumpulan dari kata yang tersusun dan mengandung arti, karena kitabah
tidak akan terbentuk kecuali dengan adanya kata yang beraturan. Dan
dengan adanya kitabah manusia bisa menuangkan expresi hatinya dengan
bebas sesuai dengan apa yang difikirkannya. Dengan menuangkan
ungkapan yang tertulis diharapkan para pembaca dapat mengerti apa
yang ingin penulis ungkapkan.
Pada dasarnya, kitabah merupakan suatu kegiatan yang produktif dan
ekspresif. Dalam kegiatan kitabah, seorang menulis harus terampil
memanfaatkan grafologi, struktur bahasa, dan kosa kata. Keterampilan
menulis digunakan untuk mencatat, merekam, meyakinkan, melaporkan,
menginformasikan, dan mempengaruhi pembaca. Maksud dan tujuan
pembelajaran itu hanya dapat dicapai dengan baik oleh para pelajar yang
dapat menyusun dan merangkai jalan fikiran dan mengemukakannya
secara tertulis dengan jelas, lancar, dan komunikatif. Kejelasan ini
bergantung pada fikiran, organisasi, pemakaian dan pemilihan kata, dan
struktur kalimat.11
Menulis merupakan kegiatan komunikasi yang dilakukan tanpa
didukung oleh tekanan suara, nada, mimic, gerak-gerik, dan tanpa situasi
seperti yang terjadi pada kegiatan komunikasi lisan. Dengan demikian,
penulis harus pandai memanfaatkan kata-kata, ungkapan, kalimat, serta
menggunakan fungtuasi untuk menyampaikan, menginformasikan,
melukiskan dan menyarankan sesuatu kepada orang lain.
Menulis adalah sebuah kererampilan berbahasa yang terpadu, yang
ditunjukan untuk menghasilkan sesuatu yang disebut tulisan. Sekurang-

11
Mutmainnah dan Syarifuddin, Strategi Pembelajaran Maharah al-Kalam di PARE KEDIRI,
Jurnal Pendidikan Bahasa Arab, STUDI ARAB, Vol. 5, No. 1, (Jurnal pendidikan bahasa Arab),
Vol. 5, No. 1 (Juni, 2004).

10
kurangnya ada tiga komponen yang tergabung dalam aktivitas menulis
tersebut, yaitu:
a. Penguasaan bahasa tulis, meliputi kosa kata, struktur, kalimat,
paragraph, ejaan, fragmatig dan sebagainya
b. Penguasaan isi karangan sesuai dengan topik yang akan ditulis.
c. Penguasaan tentang jenis-jenis tulisan, yaitu bagaimana merangkai
isi tulisan dengan menggunakan bahasa tulis sehingga membentuk
sebuah komposisi yang diinginkan, seperti esai, artikel, cerita
pendek, buku dan sebagainya.
2. Pengertian Maharah al-Kitabah (Keterampilan Menulis)
Keterampilan menulis (maharah al-kitabah/ writing skill) adalah
kemampuan dalam mendeskripsikan atau mengungkapkan isi pikiran,
mulai dari aspek yang sederhana seperti menulis kata-kata sampai kepada
aspek yang kompleks yaitu mengarang. Aspek-aspek dalam maharah al-
kitabah menurut ‘Ulyan adalah al-qawaid (nahwu dan sharf), imla’ dan
khat. Adapun unsur-unsur dalam kitabah adalah al-kalimah (satuan kata
yang terkecil dari satuan kalimat atau unsur dasar pembentukan kalimat),
al-jumlah (kumpulan kata yang dapat membentuk pemahaman makna
atau satu kata yang disandarkan dengan kata yang lain), al-fakrah
(paragraf) dan uslub. Abdul Hamid mengemukakan bahwa kemahiran
menulis mempunyai tiga aspek:
a. Kemahiran membentuk huruf dan penguasaan ejaan;
b. Kemahiran memperbaiki khoth;
c. Kemahiran melahirkan fikiran dan perasaan dengan tulisan.
Inti dari kemahiran menulis dalam pengajaran bahasa terletak pada
aspek ketiga. Dalam kenyataan kita lihat, banyak orang yang dapat
menulis Arab dengan amat baik, tetapi tidak faham makna kalimat yang
ditulisnya, apalagi melahirkan maksud dan pikirannya sendiri dengan
bahasa Arab. Sebaliknya tidak sedikit sarjana bahasa Arab yang
tulisannya seperti ‘cakar ayam’. Dalam menulis bahasa Arab, ada dua
aspek kemampuan yang harus dikembangkan, yaitu kemampuan teknis

11
dan kemampuan ibdai (produksi). Yang dimaksud dengan kemampuan
teknis adalah kemampuan untuk menulis bahasa Arab dengan benar,
yang meliputi kebenaran imla’ (tulisan), qawaid (susunan), dan
penggunaan alamat al-tarqim (tanda baca).
Sedangkan yang dimaksud dengan ta’bir ibdai adalah kemampuan
mengungkapkan ide, gagasan, pikiran, dan perasaan ke dalam sebuah
tulisan berbahasa Arab dengan benar, logis dan sistematis. Dalam
menerapkan maharah al-kitabah terkait dengan beberapa aspek meliputi
al-qowaid (nahwu dan sharf), imla’ dan khot. Bahkan dalam kitabah
ikhtibary peserta didik dituntut pula memiliki kepekaan pendengaran
dalam membedakan huruf yang didiktekan misalnya kemampuan
membedakan huruf alif dan ‘ain pada contoh ‫ )’عليم‬alimun orang berilmu)
dan ‫ )اليم‬alimun orang sakit).
Kompetensi yang dibutuhkan untuk hal ini adalah ilmu tajwid yang
dapat membantu untuk dapat mengetahui makharijul huruf kata yang
sedang disebutkan. Uraian tersebut menegaskan bahwa maharah al-
kitabah /writing skill yang dimaknai keterampilan menulis adalah
kemampuan dalam mendeskripsikan atau mengungkapkan isi pikiran,
mulai dari aspek yang sederhana seperti menulis kata-kata sampai kepada
aspek yang kompleks seperti mengarang.
Untuk langkah awal bagi peserta didik pemula pembelajaran kitabah
adalah mengenalkan lambang-lambang grafis sebagai kesatuan fonem
yang membentuk kata yang disebut al-kalimah (satuan kata yang terkecil
dari satuan kalimat atau unsur dasar pembentukan kaliamat), al-jumlah
(kumpulan kata yang dapat membentuk pemahaman makna atau satu kata
yang disandarkan dengan kata yang lain), al-faqroh (paragraf) dan uslub.
Kemahiran menulis merupakan usaha penerapan kemampuan dan
keterampilan berbahasa yang cukup sulit karena dengan menulis
seseorang akan menerapkan dua kemampuan berbahasa secara bersama-
sama yaitu kemampuan yang bersifat aktif dan produktif, tahapan
pembelajarannya pun membutuhkan proses.

12
Maharah al-kitabah dalam bahasa Arab dimulai dari pembelajaran
maharah al-kitabah dasar yaitu pengetahuan tentang tata cara menulis,
menyambung huruf, menulis kata, menulis kalimat, menulis tanpa lihat
teks sampai kepada menuangkan gagasan dan ide dalam sebuah tulisan.
3. Tujuan Pembelajaran Keterampilan Menulis (Maharah al-Kitabah)
Tujuan pengajaran menulis bahasa Arab memungkinkan siswa
belajar menurut Mahmud Kamil An-Naqah adalah:
a. Menulis huruf Arab dan memahami hubungan antara bentuk huruf
dan suara.
b. Menulis kalimat Arab dengan huruf terpisah dan huruf bersambung
dengan perbedaan bentuk huruf baik diawal, tengah ataupun akhir.
c. Penguasaan cara penulisan bahasa Arab dengan jelas dan benar.
d. Penguasaan menulis salinan kaligrafi atau tambalan-tambalan
keduanya lebih mudah dipelajari.
e. Penguasaan/mampu menulis dari kanan ke kiri.
f. Mengetahui tanda baca dan petunjuknya dan cara penggunaannya.
g. Mengetahui prinsip imla’ dan mengenal apa yang terdapat dalam
bahasa Arab.
h. Menterjemahkan ide-ide dalam menulis kalimat dengan
menggunakan tata bahasa Arab yang sesuai dengan kata.
i. Menterjemahkan ide-ide dalam menulis kalimat yang benar dengan
menggunakan kata yang benar dalam konteks mengubah bentuk kata
atau mengubah kontruksi makna (mufrad, mutsanna jama’,
mudzakar, muannast, idhafat,dsb).
j. Menterjemahkan ide-ide tertulis dengan menggunakan tata bahasa
yang sesuai.
k. Menggunakan gaya bahasa yang sesuai untuk judul atau ide yang
dinyatakan.
l. Kecepatan menulis mencerminkan dirinya dalam berbahasa yang
benar,tepat, jelas dan ekspresif.

13
Adapun tujuan dari pembelajaran menulis menurut Hasan Syahatah
adalah sebagai berikut:
a. Agar siswa terbiasa menulis bahasa Arab dengan benar.
b. Agar siswa mampu mendeskripsikan sesuatu yang dia lihat atau dia
alami dengan cermat dan benar.
c. Agar siswa mampu mendeskripsikan sesuatu dengan cepat.
d. Melatih siswa untuk mengekspresikan ide dan pikirannya dengan
bebas.
e. Melatih siswa terbiasa memilih kosa kata dan kalimat yang sesuai
dengan konteks kehidupan.
f. Agar siswa terbiasa berfikir dan mengekspresikannya dalam tulisan
dengan tepat.
g. Melatih siswa mengekspresikan ide, pikiran, gagasan dan
perasaannya dalam ungkapan bahasa Arab yang benar, jelas,
berkesan dan imajinatif.
h. Agar siswa cermat dalam menulis teks Arab dalam berbagai kondisi.
i. Agar pikiran siswa semakin luas dan mendalam serta terbiasa
berpikir logis dan sistematis.12
4. Strategi Pembelajaran Kitabah
Sebelum membahas tentang berbagai macam strategi yang
digunakan dalam pembelajaran kitabah, untuk lebih jelasnya penulis akan
memaparkan pengertian strategi pembelajaran terlebih dahulu. Nana
Sudjana mengatakan bahwa strategi belajar-mengajar merupakan
tindakan guru melaksankan rencana mengajar, yaitu usaha guru dalam
menggunakan beberapa variabel pengajaran (tujuan, metode, alat, serta
evaluasi) agar dapat mempengaruhi siswa mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Dengan demikian, ia adalah usaha nyata guru dalam praktik
mengajar yang dinilai lebih efektif dan efisien, atau politik dan taktik
guru yang dilaksanakan dalam praktik mengajar di kelas.

12
Fajriah, Strategi Pembelajaran Maharah al-Kitabah pada Tingkat Ibtidaiyah, 2011, 45.

14
T. Raka Joni, pakar pendidikan, mengartikan strategi belajar
mengajar sebagai pola umum perbuatan guru-siswa didalam perwujudan
kegiatan belajar-mengajar. Sementara itu, Joyce dan Weill mengatakan
bahwa strategi belajar-mengajar sebagai model-model mengajar.
Akhirnya, dari berbagai pendapat tersebut dapat diklasifikasikan menjadi
dua macam, yakni, pertama, strategi belajar mengajar sebagai
operasionalisasi dari desain pembelajaran atau tindakan nyata dari
rencana mengajar. Kedua, strategi belajar-mengajar sebagai pemikiran
abstrak konsepsional.13
Memperhatikan beberapa pengertian strategi pembelajaran di atas,
dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran merupakan cara-cara
yang akan dipilih dan digunakan oleh seorang pengajar untuk
menyampaikan materi pembelajaran sehingga akan memudahkan peserta
didik menerima dan memahami materi pembelajaran, yang pada akhirnya
tujuan pembelajaran dapat dikuasainya di akhir kegiatan belajar. Dalam
proses pembelajaran maharah al-kitabah terdapat beberapa petunjuk
umum, yaitu sebagai berikut14:
a. Memperjelas materi yang dipelajari siswa, maksudnya tidak
menyuruh siswa menulis sebelum siswa mendengarkannya dengan
baik, mampu membedakan pengucapannya dan telah kenal
bacaannya.
b. Memberitahukan tujuan pembelajarannya pada siswa.
c. Mulai mengajarkan menulis dengan waktu yang cukup.
d. Asas bertahap, dari yang sederhana berlanjut ke yang sulit, contoh
pelajaran dimulai dengan:
1) Menyalin huruf.
2) Menyalin kata
3) Menulis kalimat sederhana
4) Menulis sebagian kalimat yang ada dalam teks atau percakapan
13
Anwar Efendi, Bahasa dan Sastra dalam Berbagai Prespektif, (Tiara Wacana: Jogjakarta), 327.
14
Aziz Fachrurrozi dan Erta Mahyuddin, Teknik Pembelajaran Bahasa Arab, (Bandung: Pustaka
Cendekia Utama, 2011), 144-145.

15
5) Menulis jawaban atas pertanyaan-pertanyaan
6) Imla’
7) Mengarang terarah (misalnya dengan gambar)
8) Mengarang bebas
9) Kebebasan menulis
10) Pembelajaran khath
11) Pembelajaran imla’
Berikut ini prosedur dan teknik pengajaran maharah al-kitabah:
a. Keterampilan Sebelum Menulis Huruf Pada tahap ini siswa dilatih
cara memegang pena dan meletakkan buku di depannya. Demikian
juga mereka herus belajar memantapkan cara menggaris, seperti
kemiringannya, cara memulai dan cara mengakhiri.15
b. Pengajaran Menulis Huruf Pada tahap ini sebaiknya kita mengikuti
langkah-langkah berikut ini:
1) Mulai dengan berlatih menulis huruf-huruf secara terpisah
sebelum mereka berlatih menulis huruf sambung;
2) Tulislah huruf-huruf tersebut secara tertib sesuai dengan urutan
dalam abjad atau dengan mempertimbangkan kemiripan bentuk;
3) Tulislah huruf-huruf sebelum menulis suku kata atau kata;
4) Tulislah satu atau dua huruf baru pada setiap pelajaran;
5) Guru memulai menulis contoh tulisan, kemudian para siswa
mulai menulis pada buku tulis mereka.
c. Pengajaran Menyalin (Naskh/Naql) Setelah para siswa selesai
berlatih menulis huruf, baik yang bersambung maupun yang
terpisah, sebaiknya mereka diajarkan untuk menyalin pelajaran
membaca yang mereka pelajari.16
d. Pelajaran Dikte (Imla’) Setelah para siswa dilatih menyalin tulisan
untuk jangka waktu yang memadai, mulailah mereka dilatih imla’.
Latihan ini dilakukan untuk menguji kemampuan menulis mereka

15
Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru, 1989), 147.
16
Aziz Fachrurrozi dan Erta Mahyuddin, Teknik Pembelajaran Bahasa Arab, (Bandung: Pustaka
Cendekia Utama, 2011), 144-145.

16
atas apa yang mereka dengar dengan mulanya mereka berlatih dikte
tidak berarti mereka berhentik berlatih menyalin. Kedua
keterampilan tersebut sebaiknya dikerjakan bersama-sama.
e. Pengajaran Menulis Tersturktur (Insya’ Muwajjah) Setelah para
siswa mempelajari menulis huruf-huruf, menyalin, dan dikte, mereka
mulai belajar kitabah muqayyadah (menulis terstruktur) yang
dinamai juga dengan kitabah muwajjahah. Jenis menulis ini
diberikan terlebih dahulu sebelum menulis bebas.
f. Pengajaran Menulis Bebas (Insya’ Hurr) Untuk mengajarkan
keterampilan menulis bebas, kita bisa mengikuti langkahlangkah
berikut:
1) Persiapan menulis bebas.
2) Praktik menulis.
3) Mengoreksi tulisan bebas.

KESIMPULAN
Adapun strategi yang dapat dipergunakan dalam pembelajaran maharah
alkalam (keterampilan berbicara) adalah sebagai berikut: Khibrat Mutsiroh; Ta’bir
al-Ara’ al-Ra’isiyyah; Tamtsiliyyah; Ta’bir mushawwar; Ya’ab daur al-mudarris;
Jiddal fa’aat.
Sedangkan strategi pembelajaran kemahiran membaca ( ‫( مھارة القراءة‬adalah
strategi analysis. Dalam strategi ini siswa bisa memahami isi bacaan dengan cara
menemukan ide utama dan seluruh siswa terlibat dalam menentukan ide utama
tersebut. Dan strategi pembelajaran kemahiran menulis (‫( مھارة الكتابة‬adalah strategi
guided composition. Dalam strategi ini bertujuan untuk melatih siswa dalam
membuat kalimat dari yang paling sederhana dan semua siswa terlibat dalam
membuat kalimat tersebut. Strategi pembelajaran kemahiran membaca ( ‫مھارة القراءة‬
(adalah strategi analysis. Dalam strategi ini siswa bisa memahami isi bacaan
dengan cara menemukan ide utama dan seluruh siswa terlibat dalam menentukan
ide utama tersebut.

17
Strategi pembelajaran kemahiran menulis (‫( مھارة الكتابة‬adalah strategi guided
composition. Dalam strategi ini bertujuan untuk melatih siswa dalam membuat
kalimat dari yang paling sederhana dan semua siswa terlibat dalam membuat
kalimat tersebut.
Keterampilan menulis (maharah al-kitabah/ writing skill) adalah kemampuan
dalam mendeskripsikan atau mengungkapkan isi pikiran, mulai dari aspek yang
sederhana seperti menulis kata-kata sampai kepada aspek yang kompleks yaitu
mengarang. Ada beberapa strategi yang dapat diterapkan pada pembelajaran
maharah al-kitabah pada jenjang Ibtidaiyah, yaitu:
a. Membentuk alphabet
b. Melengkapi alphabet
c. Menyalin kata-kata sederhana
d. Melengkapi kalimat
e. Menggabungkan huruf hijaiyah
f. Menjawab pertanyaan sesuai paragraph
g. Membuat kalimat sederhana
h. Membuat paragraf sederhana.

DAFTAR RUJUKAN
A’zami, MM. Al-. Sejarah Teks al-Qur’an dari Wahyu Sampai Kompilasi. alih
bahasa Sohirin Solihin (dkk). Jakarta: Gema Insani. 2005.

Abdullah, Zulkarnaini. Yahudi dalam Al-Qur’an, Teks, Konteks dan Diskursus


Pluralisme Agama. Yogyakarta: Elsaq. 2007.

Ansari, Muhammad Fazlur Rahman. Islam dan Kristen dalam Dunia Modern.
Jakarta: Bumi Aksara. 1998.

Ashfahani, Ar-Raghib al-. Mu’jam Mufradat li al-Fadzi al-Qur’an. Bairut: Dar al-
Fikr. t.th.

Bakker, Anton. Metode Penelitian. Yogyakarta: Kanisius. 1992.

Chaidar. Sejarah Pujangga Islam Syech Nawawi Albantani Indonesia. Jakarta:


Sarana Utama. 1978.

18
Dahlan, H.A.A. (dkk). Asbabun Nuzul, Latar Belakang Historis Turunnya Ayat-
ayat al-Qur’an. Bandung: Penerbit Diponegoro. 2004.

Efendi, Anwar. Bahasa dan Sastra dalam Berbagai Prespektif. Tiara Wacana:
Jogjakarta.

Fajriah. Strategi Pembelajaran Maharah al-Kitabah pada Tingkat Ibtidaiyah.


2011.

Hastiyanto, Febrie. Etika dan Akuntabilitas Sektor Publik, Spirit Politik. Vol. 12,
No. 1, 2017.

Holilah. Etika Administrasi Publik. Jurnal Review Politik. Vol. 3, No. 2, 2013.

Jenjanan, Welhelmina. Peranan Etika dalam Pelayanan Publik, Jurnal Ilmu


Administrasi dan Sosial. SOCIETAS, 2010.

Mahyuddin, Aziz Fachrurrozi dan Erta. Teknik Pembelajaran Bahasa Arab.


Bandung: Pustaka Cendekia Utama, 2011.

Mauni, Karjuni. Etika Pelayanan Publik. DEMOKRASI. Vol. IX, No. 1, 2010.

Mutmainnah dan Syarifuddin. Strategi Pembelajaran Maharah al-Kalam di

PARE
KEDIRI. Jurnal Pendidikan Bahasa Arab. STUDI ARAB. Vol. 5, No. 1,
2004.

Sawir, Muhammad. Konsep Akuntabilitas Publik. 2011.

Sudjana, Nana. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru,


1989.

19

Anda mungkin juga menyukai