Anda di halaman 1dari 13

JENIS-JENIS LAYANAN DAN KEGIATAN BIMBINGAN DAN

KONSELING

Juana Pratiwi1, Miftakhul Jannah2, Siti Rodliyah Eka Agustina3

1
UIN Sunan Ampel Surabaya, Email: (juanaprtwi19@gmail.com)
2
UIN Sunan Ampel Surabaya, Email: (miftakhuljannahmipa1@gmail.com)
3
UIN Sunan Ampel Surabaya, Email: (rodliyaheka@gmail.com)

A. Pendahuluan
Pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah merupakan usaha
membantu peserta didik dalam pengembangan kehidupan pribadi,
kehidupan sosial, kegiatan belajar, serta perencanaan dan pengembangan
karir. Pelayanan bimbingan dan konseling memfasilitasi pengembangan
peserta didik secara individual, kelompok, dan atau klasikal, sesuai dengan
kebutuhan, potensi, bakat, minat, perkembangan, kondisi, serta peluang-
peluang yang dimiliki1. Pelayanan ini juga membantu mengatasi
kelemahan dan hambatan serta masalah yang dihadapi peserta didik. Dasar
pemikiran penyelenggaraan bimbingan dan konseling di sekolah bukan
semata-mata terletak pada ada atau tidak adanya landasan hukum
(perundang-undangan) atau ketentuan dari atas, namun yang lebih
penting adalah menyangkut upaya memfasilitasi peserta didik yang
selanjutnya disebut konseli, agar mampu mengembangkan potensi dirinya
atau mencapai tugas-tugas perkembangannya yang berkaitan dengan aspek
fisik, emosi, intelektual, sosial dan moral- spiritual.
Konseli sebagai seorang individu yang sedang berada dalam proses
berkembang atau menjadi (on becoming), yaitu berkembang ke arah
kematangan atau kemandirian. Untuk mencapai kematangan tersebut,
konseli memerlukan bimbingan karena mereka masih kurang memiliki
pemahaman atau wawasan tentang dirinya dan lingkungannya, juga

1
Trevor L. Watulingas, “Pelayanan Bimbingan Konseling Bagi Pengembangan Diri Siswa”, e-
Journal: Pendidikan dan Teologi Kristen Vol. 2 No. 1 (Oktober, 2021), hal. 3

Bidang Bimbingan dan Konseling 1


pengalaman yang menentukan arah kehidupannya. Di samping itu, terdapat
suatu keniscayaan bahwa proses perkembangan konseli tidak selalu
berlangsung secara mulus, atau bebas dari masalah. Dengan kata lain, proses
perkembangan itu tidak selalu berjalan dalam alur linier, lurus, atau searah
dengan potensi, harapan, dan nilai-nilai yang dianut2.
Pada awalnya, kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling di
sekolah belum terpola dengan baik dan jelas. Hal ini dikarenakan tugas dan
tanggung jawab guru kelas yang sarat akan beban sehingga tugas
memberikan layanan bimbingan konseling kurang membawa dampak
positif bagi peningkatan prestasi belajar siswa. Berkaitan dengan hal
tersebut, Permendikbud RI Nomor 81A Tahun 2013 tentang implementasi
kurikulum membagi sepuluh jenis layanan bimbingan dan konseling serta
enam jenis kegiatan pendukung untuk mendukung layanan bimbingan dan
konseling di sekolah. Pada tulisan ini akan dijelaskan lebih lanjut terkait
jenis layanan dan kegiatan pendukung layanan bimbingan dan konseling.

B. Pembahasan
Jenis-jenis Layanan Bimbingan dan Konseling
Layanan Bimbingan dan Konseling merupakan proses pemberian
bantuan yang diberikan kepada siswa secara terus menerus agar tercapai
kemandirian dalam pemahaman diri, sehingga siswa sanggup mengarahkan
dirinya sesuai dengan tuntutan dan keadaan lingkungan sekolah, keluarga
dan masyarakat3. Dengan adanya bimbingan dan konseling diharapkan
dapat memberikan solusi bagi peserta didik disekolah. Agar peserta didik
menjadi lebih baik dari segi perilakunya.
Guru Bimbingan dan Konseling atau Konselor adalah guru yag
mempunyai tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak secara penuh dalam
kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling terhadap sejumlah siswa.

2
Berkat P. Lase, “Posisi dan Urgensi Bimbingan Konseling Dalam Praktik Pendidikan”, Jurnal
Warta Edisi: 58 (Oktober, 2018), h. 3-4
3
Nasuha, “Jenis Jenis Layanan Bimbingan Dan Konseling”, OSFPreprints, April 16, 2021
https://osf.io/ka5bg (Diakses 11 Oktober 2022)

Bidang Bimbingan dan Konseling 2


Layanan bimbingan dan konseling adalah kegiatan Guru Bimbingan dan
Konseling atau Konselor dalam menyusun rencana pelayanan bimbingan
dan konseling, melaksanakan pelayanan bimbingan dan konseling,
mengevaluasi proses dan hasil pelayanan bimbingan dan konseling serta
melakukan perbaikan tindak lanjut memanfaatkan hasil evaluasi. Dalam
Permendikbud RI Nomor 81A Tahun 2013 tentang implementasi kurikulum
disebutkan bahwasanya terdapat sepuluh jenis layanan bimbingan dan
konseling. Adapun keterangan lebih lanjutnya adalah sebagai berikut:
1) Layanan Orientasi
Layanan orientasi adalah layanan yang diselenggarakan oleh
bimbingan dan konseling di sekolah untuk memperkenalkan kehidupan
baru siswa di lingkungan sekolah yang baru, biasanya layanan orientasi
ini di berikan ketika Masa Orientasi Siswa (MOS) bagi siswa baru pada
tahun ajaran baru. Tujuan diberikanya layanan ini adalah untuk
memperkenalkan siswa mengenai kehidupan sekolah yang baru
dimasuki termasuk di dalam sekolah, tata cara belajar, siswa lainya, para
guru, staf sekolah dan tata nilai sekolah sehingga layanan orientasi ini
menjadi kompas bagi siswa baru selama menempuh pendidikan di
sekolah tersebut. Adapun hasil yang diharapkan dari layanan ini adalah
siswa mendapatkan kemudahan dalam penyesuaian diri terutama pada
pola kehidupan di lingkungan yang baru dimasuki. Demikian juga orang
tua siswa dengan memahami kondisi, situasi dan tuntutan sekolah anak-
anaknya diharapkan akan dapat memberikan dukungan yang diperlukan
bagi keberhasilan anaknya.
2) Layanan Informasi
Layanan informasi adalah layanan yang diberikan oleh guru
bimbingan dan konseling kepada siswa terkait dengan informasi-
informasi yang ada di sekolah dan di luar sekolah. Jenis dan jumlah
informasi yang ada memang tidak terbatas, namun dalam rangka
pelayanan BK hanya akan dibicarakan tiga jenis informasi, yaitu sebagai
berikut:

Bidang Bimbingan dan Konseling 3


a) Informasi pendidikan
Dalam lembaga pendidikan siswa sering dihadapkan pada masalah
atau kesulitan seperti kesulitan menentukan program studi,
penyesuaian diri dengan program studi, penyesuaian diri terhadap
suasana belajar, putus sekolah, pemilihan sekolah, dan lain-lain.
Informasi yang berkaitan dengan pendidikan memberikan solusi
kepada siswa untuk mengatasi kesulitan yang mereka alami.
b) Informasi Jabatan
Saat transisi dari dunia pendidikan ke dunia kerja merupakan masa
yang sangat sulit. Kesulitan itu tidak saja dalam mendapatkan jenis
pekerjaan yang cocok tetapi juga pada penyesuaian diri dengan
suasana kerja yang baru dimasuki, oleh sebab itu pengetahuan dan
penghayatan tentang pekerjaan atau jabatan yang akan dimasuki
diperoleh melalui penyajian layanan informasi jabatan.
c) Informasi Sosial Budaya
Informasi sosial budaya sangat perlu diberikan pada siswa. Hal ini
dimaksudkan untuk membekali para siswa dengan pengetahuan
tentang keadaan sosial budaya seperti macam-macam suku bangsa,
adat istiadat dan kebiasaan, agama dan kepercayaan, dan lain-lain.
Informasi tentang sesuatu dapat dijadikan sebagai bahan
pertimbangan dan pengambilan keputusan untuk kepentingan siswa.
Ada beberapa alasan utama mengapa pemberian informasi perlu
diselenggarakan yaitu sebagai berikut:
a) Membekali individu dengan berbagai pengetahuan tentang
lingkungan yang diperlukan untuk memecahkan masalah yang
dihadapi berkenaan dengan lingkungan sekitar, pendidikan, jabatan,
maupun sosial budaya;
b) Memungkinkan individu dapat menentukan arah hidupnya. Dengan
kata lain berdasarkan atas informasi yang diberikan itu individu
diharapkan dapat membuat rencana-rencana dan keputusan tentang

Bidang Bimbingan dan Konseling 4


masa depannya serta bertanggungjawab atas rencana dan keputusan
yang dibuatnya itu;
c) Layanan informasi merupakan kebutuhan yang tinggi tingkatannya,
lebih-lebih apabila diingat bahwa masa depan adalah abad
informasi, maka siswa akan tertinggal dan akan kehilangan masa
depan jika kurang mendapat informasi yang mereka butuhkan.
3) Layanan Penempatan dan Penyaluran
Layanan penempatan dan penyaluran adalah layanan komunikatif
antara guru BK dengan siswa sehubungan dengan minat, bakat, dan
pemilihan karir yang berujung pada pada masa depan siswa. Layanan
bimbingan dan konseling ini membantu peserta didik memperoleh
penempatan dan penyaluran yang tepat di dalam kelas, kelompok
belajar, peminatan/lintas minat/pendalaman minat, program latihan,
magang, dan kegiatan ekstrakurikuler secara terarah, objektif dan bijak.
Berbagai informasi mengenai pemilihan jurusan untuk masuk ke jenjang
berikutnya dapat diberikan oleh guru bimbingan dan konseling. Selain
itu, guru BK melalui sekolah dapat bekerjasama dengan lembaga
psikologi untuk melaksanakan tes bakat dan minat bagi siswa dalam
rangka memperoleh data tentang bakat dan minat siswa yang akhirnya
digunakan sebagai referensi dalam bimbingan karir dalam hal
penyaluran masuk jurusan di SMP/SMA ataupun memilih program studi
di Perguruan Tinggi.
4) Layanan Penguasaan Konten
Layanan Penguasaan Konten yaitu layanan bimbingan dan
konseling yang membantu peserta didik menguasai konten tertentu,
terutama kompetensi dan atau kebiasaan dalam melakukan, berbuat atau
mengerjakan sesuatu yang berguna dalam kehidupan di
sekolah/madrasah, keluarga, dan masyarakat sesuai dengan tuntutan
kemajuan dan berkarakter-cerdas yang terpuji, sesuai dengan potensi
dan peminatan dirinya. Guru Bimbingan dan Konseling dapat
memberikan bimbingan pada siswa mengenai teknik belajar yang

Bidang Bimbingan dan Konseling 5


efektif, cara membaca cepat, dan mengisi waktu luang. Selain itu guru
Bimbingan dan Konseling juga dapat melakukan memberikan instrumen
tes gaya belajar bagi siswa yang bertujuan agar siswa dapat mengenal
dan memahami gaya belajarnya, sehingga dapat menentukan teknik
belajar dan lingkungan yang tepat dalam belajar4.
5) Layanan Konseling Perorangan
Layanan konseling perorangan merupakan layanan bimbingan
dan konseling yang memungkinkan siswa (klien) mendapatkan layanan
langsung tatap muka (secara perorangan) dengan guru BK dalam rangka
pembahasan dan pengentasan masalah pribadi yang dialami siswa.
Melalui layanan ini siswa diharapkan mampu mengatasi masalah
pribadinya dan merasa lega, sehingga dapat tetap fokus pada sekolahnya
dan memperoleh hasil belajar dan prestasi maksimal.
6) Layanan Bimbingan Kelompok
Layanan bimbingan kelompok adalah adalah layanan yang
membahas topik-topik berkenaan dengan perlunya mengambil
keputusan untuk berbagai hal yang penting secara berkelompok. Dalam
layanan ini para siswa yang terlibat dalam kegiatan kelompok dapat
diajak untuk bersama-sama membicarakan topik penting yang
diharapkan berguna bagi pengembangan siswa. Dalam layanan
bimbingan kelompok guru BK langsung berperan sebagai pimpinan
kelompok. Jadi kesuksesan kegiatan ini terletak pada bagaimana guru
BK menuntun serta mengatur jalannya kegiatan ini.
Guru Bimbingan dan Konseling dapat memberikan sebuah kasus
untuk didiskusikan, misalnya mengenai bullying, siswa dapat
mendiskusikannya dan memaparkan hasil serta kesimpulannya tentang
pelajaran yang dapat diambil dari kasus tersebut kemudian siswa bisa
mendapatkan bimbingan apa yang harus dilakukan dan apa yang tidak

4
Ronny Gunawan, “Peran Tata Kelola Layanan Bimbingan Dan Konseling Bagi Siswa Di
Sekolah”, Jurnal Selaras Vol. 1 No. 1 (Mei, 2018), h.10

Bidang Bimbingan dan Konseling 6


boleh dilakukan jika menemukan kasus yang serupa di lingkungan
sekitar mereka.
7) Layanan Konseling Kelompok
Layanan konseling kelompok adalah layanan yang diberikan
guna mengentaskan masalah-masalah yang dialami oleh beberapa siswa,
sehingga melalui layanan konseling kelompok ini peserta didik yang
mengalami masalah yang sama dapat saling memberikan masukan untuk
memperoleh jalan keluar atau solusi.
Jika pada bimbingan kelompok masalah yang dibahas adalah
masalah umum yang dirasakan oleh anggota kelompok sedangkan pada
konseling kelompok masalah yang dikemukakan, dibicarakan dan
dibahas adalah masalah pribadi anggota kelompok yang terlibat dalam
kegiatan tersebut.
8) Layanan Konsultasi
Layanan konsultasi merupakan layanan bimbingan dan konseling
yang dilaksanakan oleh konselor terhadap seorang konsulti (orang yang
berkonsultasi) yang memungkinkan konsulti memperoleh wawasan,
pemahaman dan cara-cara yang perlu dilaksanakannya dalam
menangani kondisi atau permasalahan pihak ketiga. Pihak ketiga adalah
individu atau kelompok yang kondisi atau permasalahannya
dipersoalkan oleh konsulti. Menurut konsulti, kondisi atau
permasalahan pihak ketiga itu perlu diatasi dan konsulti merasa
bertanggung jawab atas pengentasannya.
Sebagai contoh pihak ketiga itu adalah siswa dengan masalah
disiplin, maka guru sebagai konsulti dapat mengkonsultasikan siswa
yang bermasalah tentang disiplin itu kepada guru BK. Konsultasi dapat
dilakukan baik secara perorangan maupun terhadap dua orang atau lebih
konsulti. Konsultasi dapat dilaksanakan di berbagai tempat dan berbagai
kesempatan asalkan suasana yang tercipta rileks dan kondusif, boleh
diadakan di sekolah, kantor ataupun di dalam lingkungan keluarga.

Bidang Bimbingan dan Konseling 7


9) Layanan Mediasi
Layanan mediasi merupakan layanan konseling yang
dilaksanakan guru BK (konselor) terhadap dua pihak (atau lebih) yang
sedang dalam keadaan saling tidak menemukan kecocokan.
Ketidakcocokan itu menjadikan mereka saling bertentangan, saling
bermusuhan dan boleh jadi mengarah dan berkehendak saling
menghancurkan. Dengan layanan mediasi guru pembimbing menjadi
mediator diantara dua pihak yang saling berselisih. Layanan mediasi
bertujuan agar tercapai kondisi yang positif dan kondusif diantara pihak-
pihak yang berselisih.
10) Layanan Advokasi
Layanan advokasi adalah layanan bimbingan dan konseling yang
membantu peserta didik untuk memperoleh kembali hak-hak dirinya
yang tidak diperhatikan dan/atau mendapat perlakuan yang salah sesuai
dengan tuntutan karakter cerdas yang terpuji. Tujuan layanan advokasi
dalam BK yaitu untuk mengentaskan klien dari suasana yan menghimpit
dirinya karena hak-hak yang hendak dilaksanakan terhambat dan
terkekang sehingga kehidupan dan perkembangannya khususnya dalam
bidang pendidikan menjadi tidak lancar, terganggu atau terhambat atau
bahkan terputus. Dengan layanan advokasi yang berhasil klien akan
kembali menikmati hak-haknya, yang dengan demikian klien berada
kembali dalam posisi pengembangan diri.

Kegiatan Pendukung Layanan Bimbingan dan Konseling


1) Aplikasi Instrumentasi
Aplikasi instrumentasi merupakan kegiatan pendukung,
dilaksanakan untuk mengumpulkan data dan keterangan tentang siswa,
keterangan tentang lingkungan siswa serta lingkungan yang lebih luas.
Aplikasi instrumentasi dalam bimbingan dan konseling memuat topik
pembahasan, jenis fungsi dan uraian instrumen yang digunakan.
Aplikasi instrumentasi harus direncanakan terlebih dahulu dengan

Bidang Bimbingan dan Konseling 8


memperhatikan objek yang menjadi pengukuran yaitu fisik dan kondisi
dasar psikologis siswa. Subjek dalam perencanaan aplikasi
instrumentasi adalah siswa.
Instrumen yang digunakan bisa melalui tes dan non tes. Instrumen
tes berupa tes psikologi dan instrumen non tes berupa angket sosiometri,
angket pribadi, angket pengembangan diri dan angket penjurusan.
Setelah penyusunan instrumen yang digunakan, konselor membuat
prosedur pengungkapan seperti menyiapkan instrumen yang telah
disusun, menyiapkan responden, mengadministrasikan instrumen,
melaksanakan pengelolaan jawaban responden, menyampaikan jawaban
responden dan menggunakan hasil aplikasi instrumentasi. Yang perlu
diperhatikan dalam aplikasi instrumentasi ini adalah materi yang hendak
diungkapkan, bentuk instrumen yang hendak digunakan. Dan juga
dibantu dengan responden yang bertugas untuk mengerjakan instrumen
baik tes maupun non tes melalui administrasi yang diadakan oleh
konselor.
2) Himpunan Data
Himpunan data adalah menyediakan data dalam kualitas yang
baik dan lengkap untuk menunjang penyelenggaraan pelayanan
konseling sesuai dengan kebutuhan klien dan individu lain yang menjadi
tanggung jawab konselor. Data tentang siswa sangat diperlukan dalam
penyelenggaraan BK. Data yang sudah dikumpulkan baik melalui tes
maupun non tes perlu disimpan di dalam himpunan data atau dikenal
dengan cumulative record. Pada kegiatan himpunan data, dilakukan
evaluasi penggunaan fasilitas yang digunakan dan memeriksa
keakuratan, kelengkapan, kefaktualan serta kemanfaatan data. Konselor
di sekolah harus dapat menilai kemanfaatan fasilitas yang digunakan
dalam himpunan data dengan baik.
3) Kunjungan Rumah
Kunjungan rumah adalah kegiatan pendukung BK untuk
memperoleh data keterangan serta kemudahan bagi terentaskan masalah

Bidang Bimbingan dan Konseling 9


siswa melalui kunjungan ke rumah siswa. Kunjungan rumah tidak
dilakukan pada seluruh siswa tetapi hanya untuk siswa yang
permasalahannya menyangkut dengan rumah atau orang tua. Pada
kegiatan pendukung bimbingan dan konseling kunjungan rumah,
sebelumnya dilakukan perencanaan dengan menetapkan kasus yang
memerlukan kunjungan rumah dan materi kunjungan rumah. Kunjungan
rumah difokuskan pada penanganan kasus yang dialami klien terkait
dengan faktor-faktor keluarga.
Dalam menetapkan materi kunjungan rumah, konselor sebaiknya
mempersiapkan berbagai informasi umum dan data tentang klien yang
layak diketahui oleh orang tua dan anggota keluarga dengan catatan
tidak melanggar asas kerahasiaan klien. Dalam pelaksanaan kunjungan
rumah terdapat dokumen berupa pedoman wawancara kunjungan
rumah, agar terlaksana dengan baik. Dalam pelaksanaannya juga harus
ada surat tugas dari kepala sekolah dan konselor membuat surat
pemberitahuan akan diadakan kunjungan rumah.
4) Konferensi Kasus
Konferensi kasus adalah kegiatan pendukung BK untuk
membahas permasalahan yang dialami siswa dalam suatu forum
pertemuan yang dihadiri oleh berbagai pihak yang diharapkan dapat
memberikan bahan, keterangan dan kemudahan bagi terentaskannya
permasalahan siswa. Pertemuan dalam konferensi kasus bersifat terbatas
dan tertutup. Adapun tujuan dilaksanakannya konferensi kasus adalah
sebagai berikut:
a) Diperolehnya gambaran yang jelas, mendalam dan menyeluruh
tentang permasalahan siswa;
b) Terkomunikasinya sejumlah aspek permasalahan kepada pihak-
pihak yang berkepentingan dan bersangkutan, sehingga penanganan
masalah itu menjadi lebih mudah dan tuntas;
c) Terkoordinasinya penanganan masalah yang dimaksud sehingga
upaya penanganan itu lebih efektif dan efisien.

Bidang Bimbingan dan Konseling 10


5) Tampilan Kepustakaan
Tampilan kepustakaan ini dimaksudkan membantu permasalahan
klien dengan cara memanfaatkan pustaka, karena pustaka itu merupakan
gudang ilmu yang terekam melalui buku, majalah, koran, tabloid, film.
Berbagai uraian, penjelasan, cerita, ide, contoh dan bermacam-macam.
Informasi sebagai hasil budaya manusia tersimpan di pustaka. Semua
yang ada pada pustaka dapat memperkuat dan memantapkan atau
menjadi bahan perbandingan serta menambahan wawasan klien serta
mempertajam analisis terhadap permasalahan klien.
6) Alih Tangan Kasus
Alih tangan kasus merupakan kegiatan pendukung untuk
mendapatkan penanganan yang lebih cepat, tepat dan tuntas masalah
yang dihadapi siswa dengan memindahkan penanganan kasus dari satu
pihak ke pihak lainnya. Dalam Permendikbud RI nomor 81A
menyebutkan bahwa alih tangan kasus yaitu kegiatan untuk
memindahkan penanganan masalah peserta didik ke pihak lain sesuai
keahlian dan kewenangan ahli yang dimaksud.

C. Penutup
Guru Bimbingan dan Konseling atau Konselor adalah guru yag
mempunyai tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak secara penuh dalam
kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling terhadap sejumlah siswa.
Dalam Permendikbud RI Nomor 81A Tahun 2013 tentang implementasi
kurikulum disebutkan bahwasanya terdapat sepuluh jenis layanan
bimbingan dan konseling, yaitu: layanan orientasi, layanan informasi,
layanan penempatan dan penyaluran, layanan penguasaan konten, layanan
konseling perseorangan, layanan bimbingan kelompok, layanan konseling
kelompok, layanan konsultasi, layanan mediasi, dan layanan advokasi.
Sedangkan kegiatan pendukungnya ada enam, yaitu: aplikasi instrumentasi,
himpunan data, konferensi kasus, kunjungan rumah, tampilan kepustakaan,
dan alih tangan kasus.

Bidang Bimbingan dan Konseling 11


DAFTAR PUSTAKA

Gunawan, Ronny. "Peran Tata Kelola Layanan Bimbingan dan Konseling


Bagi Siswa di Sekolah." JURNAL SELARAS: Kajian Bimbingan dan
Konseling Serta Psikologi Pendidikan, 2018: 10.
Kamaluddin, H. “Bimbingan Dan Konseling Sekolah”. Jurnal Pendidikan
dan Kebudayaan 17, No. 4 (July 1, 2011): 447-454. Accessed
October 11, 2022.
https://jurnaldikbud.kemdikbud.go.id/index.php/jpnk/article/view/4
0.
Kurniawan, Luky. "Pengembangan program layanan bimbingan dan
konseling komprehensif di SMA." Jurnal Psikologi Pendidikan &
Konseling 1.1, 2015: 1-8.
Lase, Berkat Persada. "Posisi dan Urgensi Bimbingan Konseling dalam
Praktik Pendidikan." Jurnal Warta Edisi: 58, 2018: 3-4.
Nasuha, and Ibnu H, S Sainuddin. “JENIS JENIS LAYANAN
BIMBINGAN DAN KONSELING”. OSF Preprints, April 16, 2021.
Last modified April 16, 2021. osf.io/ka5bg.
Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
81A Tahun 2013 Tentang Implementasi Kurikulum Pedoman
Umum Pembelajaran
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
111 Tahun 2014 Tentang Bimbingan dan Konseling pada
Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah
Permana, Eko Jati. "Pelaksanaan Layanan Bimbingan dan Konseling di
Madrasah Aliyah Negeri 2 Banjarnegara." PSIKOPEDAGOGIA
Jurnal Bimbingan Dan Konseling 4.2, 2015: 143-151.
Suhertina. Penyusunan Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah.
Pekanbaru: CV. Mutiara Pesisir Sumatra, 2015.

Bidang Bimbingan dan Konseling 12


Watulingas, Trevor Loranto. "Pelayanan Bimbingan Konseling Bagi
Pengembangan Diri Siswa." e-Journal: Pendidikan dan Teologi
Kristen, 2021: 3.
Wibowo, Mungin Eddy. "Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar
Sebagai Upaya Membangun Peserta Didik Berkarakter." Prosiding
Seminar Nasional dan Call for Papers, 2015.

Bidang Bimbingan dan Konseling 13

Anda mungkin juga menyukai