Akuntansi Syari'ah - Pertemuan 2 - Kelompok 5
Akuntansi Syari'ah - Pertemuan 2 - Kelompok 5
AKUNTANSI SYARIAH
Disusun Oleh :
Ayu Suci Maharani - 8413121002
Nidaul Farrah - 8413121015
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya
kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Ruang Lingkup Akuntansi Syariah”
dengan tepat waktu.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Akuntansi Syariah, juga untuk
memberikan tambahan wawasan mengenai “Ruang Lingkup Akuntansi Syariah” untuk para
pembaca sekaligus kami yang menyusun makalah ini.
Kami mengucapkan terima kasih kepada bapak Meko Nanda Tejakesuma, S.E., M.Ak
selaku dosen mata kuliah Akuntansi Syariah yang telah memberikan kesempatan untuk kami
menyusun makalah berjudul “Ruang Lingkup Akuntansi Syariah”. Serta kami ucapkan terimakasih
pada semua pihak yang telah membantu tersusunnya makalah ini.
Kami menyadari makalah ini masi jauh dari sempurna. Oleh karena itu , kritik dan saran
yang membangun di harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.3 Tujuan
1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sejarah Akuntansi Syariah
Pada dasarnya, akuntansi merupakan ilmu yang mencoba mengubah bukti dan data menjadi
informasi. Hal ini dilakukan dengan cara pengukuran atas berbagai transaksi dan
dikelompokkan dalam account, perkiraan atau pos keuangan, seperti aktiva, utang, modal,
pendapatan dan beban. Dalam konsep syariah Islam, akuntansi bisa digambarkan sebagai
kumpulan dasar-dasar hukum yang permanen, disimpulkan dari nilai-nilai syariah Islam dan
digunakan sebagai aturan oleh seorang akuntan. Akuntansi syariah pun memiliki kesamaan
penyusunan dengan akuntansi konvensional, terutama dalam teknik dan operasionalnya.
Pemakaian buku besar, sistem pencatatan dan proses penyusunan dalam akuntansi syariah sama
dengan akuntansi konvensional. Tetapi, pembahasan substansi dari isi laporannya akan berbeda
karena perbedaan filosofi antara kedua jenis akuntansi tersebut. Sejarah lahirnya ilmu akuntansi
syariah tentu tidak terlepas dari perkembangan agama Islam. Kewajiban mencatat transaksi non
tunai sebagaimana yang dijelaskan dalam QS. Al-Baqarah: 282, mendorong seluruh umat Islam
untuk mencatat dan membangun tradisi mencatat di kalangan umat muslim yang menjadi salah
satu faktor pendorong kerjasama ketika zamannya. Hal itu sekaligus bukti bahwa ilmu
akuntansi sudah lama dipraktekkan menggunakan nilai-nilai ajaran Islam, seperti istilah jurnal
yang dahulu dikenal sebagai jaridah, yakni buku catatan keuangan yang digunakan selama masa
khalifah Islam. Ada pula istilah double entry yang ditulis oleh Luca Pacioli. Artinya, Islam lebih
dulu mengenal sistem akuntansi karena Al-Qur’an telah turun pada tahun 610 M, yakni 800
tahun lebih dulu dari Luca Pacioli yang menerbitkan bukunya pada tahun 1494. Pada abad ke-
7, Rasulullah SAW mulai mendirikan Baitul Maal yang fungsinya sebagai penyimpanan ketika
adanya pembayaran wajib zakat dan pajak pertanian dari muslim. Selain itu, Baitul Maal ini
juga berfungsi ketika adanya perluasan wilayah atau jizia sebagai pajak perlindungan dari non
muslim dan adanya kharaj sebagai pajak pertanian dari non muslim.
Sejarah akuntansi syariah tidak lepas dari sejarah berdirinya bank syariah di Indonesia. Bank
yang pertama kali mendirikan dengan asas syariah adalah Bank Muamalat Indonesia (BMI) di
tahun 1991. Adapun sejarah latar belakang berdirinya akuntansi syariah kala itu. Dimana
pemikir Islam yang mencetuskan untuk mengajak masyarakat untuk bermuamalah yang sesuai
dengan ajaran agama. Pertanyaannya adalah, siapa sosok para pemikir Islam tersebut? Mereka
adalah Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia atau yang familiar kita dengar dengan ICMI dan
MUI atau Majelis Ulama Indonesia (1990-1991). Kelahiran bank syariah pun berdiri lengkap
dengan seperangkat aturan. Mulai dari masalah peraturan perbankan, aturan kebutuhan
pengawasan, auditing, hingga masalah kebutuhan pemahaman terhadap produk-produk syariah.
Dengan kata lain, kemunculan bank syariah sebagai bentuk implementasi ekonomi islam.
Namun pada 2002 muncul ide pemikiran akuntansi syariah. Dimana secara teknis dan
pengetahuan diatur sedemikian rupa, hingga munculah IAI yang membentuk Komite Akuntansi
Syariah di Indonesia. Masuk di tahun 2009 akuntansi syariah di Indonesia meningkat tajam.
Sehingga muncul izin bank baru. Kemudian bank lain pun mengikuti dengan sistem syariah,
misalnya ada bank Bukopin syariah, Bank Panin syariah, bank BRI syariah. Di tahun 2010 pun
2
akhirnya bank-bank konvensional tingkat nasional pun akhirnya juga meluncurkan bank
berbasis syariah. Misalnya ada BCA Syariah, BNI Syariah, Maybank Syariah dan masih banyak
lagi sekarang dijadikan satu menjadi BANK SYARIAH INDONESIA (BSI).
Dalam pencatatan dan penyusunan laporan keuangan dengan perhitungan akuntansi, semua
informasi yang diberikan sebaiknya memang bisa bermanfaat bagi para pemakainya.
Itulah alasannya laporan keuangan harus bisa memenuhi karakteristik kualitatif. International
Accounting Standard Committee (IASC) telah menetapkan karakteristik kualitatif pokok yang
harus dipenuhi antara lain adalah:
• Dapat dipahami
• Relevan
• Keandalan (mencakup kejujuran, substansi netralitas, prudensi dan kelengkapan)
• Dapat dibandingkan
• Perusahaan dipandang sebagai satu kesatuan ekonomi yang tidak sama dengan
kepemilikan unit usaha lainnya.
• Perusahaan dianggap akan terus melanjutkan usaha, sehingga neraca akan tetap
melaporkan beban-beban yang berkaitan dengan kegiatan-kegiatan di masa depan dan
tidak dilaporkan pada nilai realisasi jika perusahaan terkena likuidasi.
• Konsep konvensional menerapkan prinsip bahwa keuntungan terjadi saat adanya transaksi
jual-beli
• Kegiatan yang dicatat dalam akuntansi konvensional adalah transaksi yang telah berlalu
dan hanya menyajikan informasi pilihan
• Klasifikasi aset adalah sebagai modal tetap (aset tetap) dan modal lancar (aset lancar)
• Dasar pencatatan transaksi adalah jumlah uang atau nilai moneter dari akuntansi yang
ditukarkan saat transaksi.
• Transaksi diakui dengan unit-unit moneter.
• Menerapkan prinsip keuntungan secara universal, yang mencakup laba dagang, modal
pokok, transaksi, dan juga uang dari berbagai sumber..
• Kesatuan usaha dibagi dalam beberapa periode akuntansi, dalam setiap periodenya,
pengukuran penghasilan dilakukan berdasarkan akrual.
• Mempraktikkan teori pencadangan dan ketelitian dari semua kerugian dalam perhitungan,
serta mengesampingkan keuntungan yang sifatnya masih mungkin
• Beban dalam satu periode akuntansi dikaitkan dengan pendapatan tertentu dalam periode
waktu tertentu (matching concept).
3
• Bersifat konservatif, maksudnya bila saat proses mencatat terdapat dua alternatif,
perusahaan akan memilih alternatif yang memiliki manfaat paling sedikit bagi modal
pemilik.
Sesuai dengan surat albaqarah ayat 276 sistem ekonomi islam adalah sistem ekonomi yang
memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah.pada ekonomi syariah terdapat lima fondasi
yaitu tauhid,adil,nubuwwah,khilafah dan ma’ad atau hasil.
1. Tauhid
Tauhid merupakan landasan utama bagi umat islam dan merupakan tiang yang menopang
seluruh bangunan islam, termasuk rancang bangun ekonomi islam..
2. Adil
Konsep keadilan dalam islam dijelaskan dalam surat al baqarah ayat 279,yaitu adil dalam islam
adalah tidak menzalimi dan tidak dizalimi.
3. Nubuwwah
Setiap aktivitasborang muslim harus mecontoh oleh nabi muhamad saw,sebagai nabi yang
diutus oleh allah untuk menyempurnakan akhlaq manusia,nabi muhamad adalah teladan
terbaik.
4. Ukhuwaah
Ukhuwah merupakan nilai universal dengan semangat saling tolong menolong dan mejaga
interaksi sosial dan menjaga harmonissasi tujuan semua pihak yang memiliki kepentingan.
5. Ma’ad
Ma’ad adalah kebutuhan terhadap sebuah sistem akuntansi yang mampu memisahkan antara
transaksi yang halal dan haram.
2.3 Pengertian
Akuntansi adalah sebuah proses yang memberikan informasi kinerja suatuentitas dalam bentuk
informasi keuangan . Dalam akuntansi, terdapat proses aktivitasyang terdiri dari pencataan
kejadian atau peristiwa ekonomi, penggolongan, dan peringkatasan, dan kemudian
menyajikannya ke dalam jenis-jenis atau bentuk-bentukinformasi yang diinginkan. Dalam
Akuntansi konvensional didasarkan pada penalaranlogis yang menjelaskan kenyataan yang
terjadi dan menjelaskan apa yang harusdilakukan apabila ada fakta atau fenomena baru.
Akuntansi sebagai alat mekanis yangsecara pribadi diterapkan pada kegiatan bisnis, Akuntansi
4
berkembang menjadi mediayang sangat penting untuk mengungkapkan pada fakta umum yang
penting tentangmasyarakat modern dan komplek di mana kita hidup.
• Akuntansi Syariah
Akuntansi syariah dan akuntansi konvensional memiliki perbedaan dari sisi pengertiannya yang
paling dasar. Akuntansi syariah lebih mengarah pada pembukuan, pendataan, kerja dan usaha,
serta perhitungan dan perdebatan sesuai dengan syarat yang telah disepakati. Hal ini juga
sekaligus menjadi penentuan imbalan yang meliputi, semua pekerjaan yang berkaitan dengan
keduniaan maupun keakhiratan.
1. Ikif
Akuntansi syariah dapat diartikan sebagai proses pencatatan dan proses pembuatan laporan
keuangan yang mengutamakan pada unsur nilai dan ajaran keislaman yang berprinsip ada
aturan syariah.
Dikatakan sejalan dengan prinsip syariah adalah prinsip yang didasarkan pada fatwa yang
ditetapkan oleh lembaga yang berwenang. Atau dapat pula diartikan sebagai pencatatan laporan
keuangan yang didasarkan pada hukum di Al-Quran dan hadis.
2. Harahap
Akuntansi syariah menurut Omar Abdullah Zaid dapat diartikan sebagai aktivitas yang tidak
sekedar melakukan pencatatan transaksi saja, termasuk juga dalam hal membuat keputusan
yang didasarkan pada syariat islam.
4. Toshikabu Hayasi
Sementara Toshikabu Hayashi mendefinisikan akuntansi adalah konsep hukum syariah yang
aturannya berasal dari Tuhan. Adapun tujuan dari akuntansi syariah yaitu perusahaan atau
organisasi tersebut memiliki tanggung jawab sosial dan memiliki etika secara akhirat.
5. Napier
Berbeda lagi dengan pandangan Napier, dimana akuntansi syariah adalah pencatatan dan
pelaporan akuntansi yang mencerminkan ketauhidan dalam menjalankan segala ketentuan yang
allah berikut.
5
Dari beberapa pengertian akuntansi syariah menurut ahli di atas, maka dapat disimpulkan
bahwa akuntansi syariah merupakan ilmu akuntansi.
6. Adnan M. Akhyar
Menurut Adnan M. Akhyar, akuntansi syariah adalah praktek akuntansi yang bertujuan
membantu mencapai keadilan sosial ekonomi “al falah”.
Selain itu, akuntansi syariah juga bertujuan mengenal sepenuhnya mengenai kewajiban kepada
Tuhan, Individu dan masyarakat yang berhubungan dengan pihak-pihak terkait pada aktivitas
ekonomi, seperti akuntan, manajer, auditor, pemilik, pemerintah sebagai sarana ibadah.
7. Triyuwono
Triyuwono mengatakan akuntansi syariah merupakan salah satu dekonstruksi akuntansi modern
ke dalam bentuk yang humanis dan syarat nilai, di mana tunuan diterapkannya akuntansi syariah
untuk mewujudkan terbentuknya peradaban bisnis dengan wawasan humanis, emansipatoris,
transcendetal dan teological.
• Akuntansi Konvensional
Menurut pendapat Warren dkk, definisi akuntansi adalah sistem informasi yang memberikan
laporan kepada pihak-pihak berkepentingan mengenai kegiatan ekonomi dan kondisi
perusahaan.
2. Suparwoto L (1990 : 2)
Menyatakan bahwa akuntansi sebagai suatu system atau teknik untuk mengukur dan mengelola
transaksi keuangan dan memberikan hasil pengelolaan tersebut dalam bentuk informasi kepada
pihak-pihak internal dan eksternal perusahaan. Pihak eksternal ini terdiri dari investor, kreditur
pemerintah, serikat buruh dan lain-lain.
6
4. S. Munawir (2005)
Akuntansi adalah sebuah seni daripada pencatatan, penggolongan dan peringkasan dari pada
peristiwa-peristiwa dan kejadian-kejadian dan setidak-tidaknya sebagian sifatnya keuangan
dengan cara yang secepat-cepatnya dan petunjuk atau dinyatakan dengan uang, dan penafsiran
terhadap hal-hal yang timbul dari padanya.
• Akuntansi Syariah
Akuntansi syariah bertujuan menjaga harta yang merupakan hujjah atau bukti ketika terjadi
perselisihan, membantu mengarahkan kebijaksanaan, merinci hasil usaha untuk keperluan
zakat, penentuan hak-hak mitra bisnis, menetapkan imbalan dan hukuman, serta penilaian
evaluasi kerja dan motivasi.
• Akuntansi Konvensional
Akuntansi konvensional biasanya bertujuan menjelaskan utang piutang, untung rugi, sentral
moneter dan membantu mengambil ketetapan-ketetapan manajemen.
• Akuntansi Syariah
Akuntansi syariah berjalan sesuai dengan nilai-nilai akidah dan akhlak. Karena itu, seorang
akuntan bertugas memberikan data-data dalam membantu orang yang bersangkutan seputar
hubungan kesatuan ekonomi dengan kaidah dan hukun syariat islam dalam bidang muamalah.
• Akuntansi Konvensional
Akuntansi konvensional berjalan sesuai peraturan-peraturan dan teori dari manusia yang
memiliki sifat khilaf, lupa, keterbatasan ilmu dan wawasan. Karena itu, konsep akuntansi
koncensioanl lebih labil dan tidak permanen.
7
2.6 Modal Akuntansi dan Akuntansi Syariah
Modal yang digunakan untuk menjalankan akuntansi syariah dan konvensional pun berbeda.
Modal akuntansi koncwnsional terbagi menjadi dua macam, yakni modal tetap atau aktiva
tetap dan modal yang beredar atau aktiva lancar.
Sedangkan, modal yang digunakan akuntansi syariah berupa barang-barang pokok yang dibagi
menjadi harta berupa uang dan harta berupa barang. Kemudian barang-barang pokok ini dibagi
menjadi barang milik dan barang dagang.
Akuntansi Konvensional adalah sesuatu yang sangat mengandalkan logika ini memiliki prinsip
lainnya yang sebaiknya perlu Anda ketahui, berikut adalah prinsip akuntansi konvensional
adalah sesuatu yang sangat mengandalkan logika. Antara lain:
Sedangkan akuntansi syariah memandang laba sesuai dengan prinsip akidah prinsip dari
penggunaan akuntansi syariah yang berbeda dengan akuntansi konvensional adalah sesuatu
yang sangat mengandalkan logika, antara lain:
8
Tentunya, sesuai dengan namanya yaitu sistem penggunaan ‘syariah’ lembaga akuntansi
keuangan satu ini secara segmentasi memang kepada masyarakat muslim jika dibandingkan
dengan prinsip akuntansi konvensional adalah sesuatu yang sangat mengandalkan logika di
mana segmentasi dari lembaga akuntansi tersebut lebih kepada masyarakat secara umum.
Tentunya, dari perbedaan segmentasi keduanya ini memiliki ketentuan yang berbeda karena
penggunaan jenis akuntansi syariah sangat mengedepankan dan mengutamakan hukum dari
syariat yang ada di dalam Islam di mana hukum dari syariah islam ini memiliki sebuah
keutamaan yaitu mengutamakan kejujuran dalam bekerja sehingga tidak akan merugikan
siapapun.
• Memiliki Prinsip Yang Adil dan Benar Serta Dapat Dipertanggung jawabkan
Sangat berbeda dengan prinsip akuntansi konvensional adalah sesuatu yang sangat
mengandalkan logika, jenis akuntansi syariah ini memiliki sebuah prinsip yaitu adil dan benar
serta dapat dipertanggung jawabkan. Hal ini karena sesuai dengan apa yang sudah kami
jelaskan sebelumnya bahwa sistem akuntansi syariah sangat mengutamakan syariat islam
dalam penggunaannya yaitu jujur dalam bekerja sehingga akan menciptakan sebuah keadilan.
Selain itu, lembaga keuangan akuntansi syariah ini memang memiliki tiga prinsip dasar dalam
menerapkan sistemnya yaitu keadilan, kebenaran, serta pertanggungjawaban. Ketiga prinsip
yang dimiliki oleh lembaga akuntansi syariah ini bisa dikatakan mampu untuk mempengaruhi
pikiran serta keputusan dari orang lain.
9
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dengan ini dapat dikatakan bahwa akuntansi syariah berjalan sesuai dengan nilai-nilai
akidah dan akhlak. Karena itu, seorang akuntan bertugas memberikan data-data dalam membantu
orang yang bersangkutan seputar hubungan kesatuan ekonomi dengan kaidah dan hukun syariat
islam dalam bidang muamalah. Sedangkan akuntansi konvensional berjalan sesuai peraturan-
peraturan dan teori dari manusia yang memiliki sifat khilaf, lupa, keterbatasan ilmu dan wawasan.
Karena itu, konsep akuntansi koncensioanl lebih labil dan tidak permanen.
10
DAFTAR PUSTAKA
11