Anda di halaman 1dari 8

A.

Mengembangkan Kewirausahawan pada Anak Sejak Usia Dini

Pengembangan Karakter wirausaha dipengaruhi oleh nilai-nilai. Nilai merupakan


kekuatan penggerak perubahan. Kemampuan membentuk diri dan mengaktualisasikan
nilai-nilai etis merupakan ciri hakiki manusia, sehingga mampu menjadi agen perubahan.
Dalam pembiasaan pembentukan perilaku misalnya pengembangan karakter kewirausahaan,
peran orangtua amatlah penting. Karena orangtua adalah pendidik pertama dan utama
bagi anak. Sehingga orangtualah yang bertanggungjawab menanamkan nilai-nilai
tersebut yang dapat dilakukan dengan memberi contoh keteladanan dan pembiasaan
dalam kehidupan sehari-hari.

Adapun prinsip pembelajaran yang digunakan dalam pengembangan pembelajaran


kewirausahaan mengusahakan agar anak mengenal dan menerima nilai-nilai
kewirausahaan sebagai milik anak dan bertanggung jawab atas keputusan yang
diambilnya melalui tahapan mengenal pilihan, menilai pilihan, menentukan pendirian dan
selanjutnya menjadikan suatu nilai sesuai dengan keyakinan diri.

Menurut Djatmiko (1998) pendidikan kewirausahaan perlu dikembangkan karena


: Untuk mengembangkan, memupuk dan membina bibit atau bakat pengusaha sehingga
bibit tersebut lebih berbobot dan selalu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan yang
mutakhir. Memberikan kesempatan kepada setiap manusia supaya sedapat mungkin dan
menumbuhkan kepribadian wirausaha.

Pendidikan kewirausahaan menjadi manusia berwatak dan unggul, memberikan


kemampuan untuk membersihkan sikap mental negatif meningkatkan daya saing dan daya
juang, Menumbuhkan cara berfikir yang rasional dan produktif. Selain itu ada faktor-
faktor yang mempengaruhi wirausaha seperti:
1) Kemauan, Kemauan adalah suatu kegiatan yang menyebabkan seseorang mampu
untuk melakukantindakan dalam mencapai tujuan tertentu.
2) Ketertarikan, Ketertarikan adalah perasaan senang, terpikat,menaruh minat kepada
sesuatu. Saat ada ketertarikan dari diri seseorang maka ada daya juang untukmeraih
yang ingin dicapai.
3) Keluarga, Berkaitan dengan lingkungan keluarga, maka perankeluargasangat penting
dalam menumbuhkan minat anak.

Keluarga yang memainkan peranan penting dalam menghasilkan keputusan untuk


memulai usaha sendiri. Menumbuhkan pembelajaran wirausaha akan lebih efektif apabila
ditanamkan sejak usia dini, misalnya di China, mereka sudah mendidik anak-anaknya
sejak usia kanak-kanak untuk menjadi wirausaha yang memiliki mental yang baik, cerdas
dan kreatif, rajin bangun pagi, memiliki semangat, pandai menguasai masalah, memiliki
pembelajaran pantang mundur dan percaya diri. Tanggung jawab, kreativitas dan mampu
mengambil keputusan adalah sifat yang akan muncul pada anak jika pembelajaran wirausaha
ditumbuhkan sejak dini. Sifat tersebut merupakan modal bagi keberhasilan hidup anak
saat dewasa kelak.

1
Pendidikan di sekolah menjadi tanggung jawab guru. Jadi pada dasarnya yang
berpengaruh terhadap perkembangan anak yaitu proses pendidikan di sekolah sebagai
bekal untuk diterapkan dalam kehidupan di lingkungan masyarakat. Seorang guru dalam
proses pendidikan juga dapat memberikan motivasi dan dorongan kepada anak dalam
menumbuhkan minatnya. 1
Pembelajaran wirausaha (entrepreneurship) harus ditanamkan oleh pendidik di
sekolah ketika anak-anak masih dalam usia dini. Kewirausahaan ternyata lebih kepada
menggerakkan perubahan mental. Seperti pengenalan terhadap diri sendiri (selfawareness),
kreatif, mampu berfikir kritis, mampu memecahkan permasalahan (problem solving), dapat
berkomunikasi, mampu membawa diri di berbagai lingkungan, menghargai waktu, empati, mau
berbagi dengan orang lain, mampu mengatasi stres, bisa mengendalikan emosi dan mampu
membuat keputusan.

B. Penerapan Pembelajaran Kewirausahaan Anak Usia Dini

Pembelajaran kewirausahaan pada anak usia dini dapat di implementasikan secara


terpadu dengan kegiatan-kegiatan pendidikan di sekolah. Pelaksanaan pendidikan
kewirausahaan dilakukan oleh kepala sekolah, guru, peserta didik secara bersama-sama
sebagai suatu komunitas pendidikan. Pendidikan kewirausahaan diterapkan ke dalam
kurikulum tersembunyi (hidden curriculum) dengan cara mengidentifikasi jenis-jenis
kegiatan di sekolah yang dapat merealisasikan pendidikan kewirausahaan dalam kehidupan
sehari-hari, seperti :

1. Pendidikan Kewirausahaan Terintegrasi Dalam Seluruh Kegiatan belajar melalui


bermain. Yangdimaksud dengan pendidikan kewirausahaan terintegrasi di dalam proses
pembelajaran adalahpenginternalisasian nilai-nilai kewirausahaan ke dalam
pembelajaran sehingga hasilnyadiperolehnya kesadaran akan pentingnya nilai-nilai,
terbentuknya karakter wirausaha danpembiasaan nilai-nilai kewirausahaan ke dalam tingkah
laku peserta didik sehari-hari melalui prosespembelajaran baik yang berlangsung di dalam
maupun di luar kelas pada semua kegiatan belajarmelalui bermain. Langkah
pengintegrasian bisa dilakukan pada saat menyampaikan materi, melaluimetode pembelajaran
maupun melalui sistem penilaian. Nilai-nilai pokok kewirausahaan yangdiintegrasikan ke
semua kegiatan belajar melalui bermain pada langkah awal ada 6 (enam) nilaipokok
yaitu: mandiri, kreatif, pengambil resiko, kepemimpinan, orientasi pada tindakan dan
kerjakeras.

2. Pengintegrasian nilai-nilai kewirausahaan dalam silabus dan RPP dapat dilakukan melalui
langkah-langkah berikut:
1) Mengkaji SK dan KD untuk menentukan apakah nilai-nilai kewirausahaan sudahtercakup di
dalamnya.
2) Mencantumkan nilai-nilai kewirausahaan yang sudah tercantum di dalamSK dan KD
kedalam silabus.
3) Mengembangkan langkah pembelajaran peserta didik aktif yangmemungkinkan peserta
didik memiliki kesempatan melakukan integrasi nilai dan menunjukkannyadalam

1
http://jurnal.konselingindonesia.com Vol. 6 No. 3, 2018. hlm. 205-210 ©2018Indonesian Institute for
Counseling, Education and Therapy(IICET).

2
perilaku. 4) Memasukan langkah pembelajaran aktif yang terintegrasi nilai-
nilaikewirausahaan kedalam RPP
Kegiatan pembelajaran kewirausahaan dapat dilakukan pendidik dengan cara:
1) Menyediakan sejumlah kegiatan yang dapat diikuti oleh peserta didik sesuai dengan
kebutuhan, potensi, bakat, dan minat mereka;
2) Menyelenggarakan kegiatan yang memberikan kesempatan peserta didik
mengekspresikan diri secara bebas melalui kegiatan mandiri atau kelompok.
Metode pembelajaran yang digunakan adalah memasukkan kegiatan kewirausahaan
secara kreatif dalam materi pembelajaran yang akan diberikan guru, dengan cara seperti :
1) Anak-anak diajak untuk bertanam tanaman muda, anak menanam, merawat sampai
memanen sendiri, dan pada saatnya anak akan menjual hasil tanamannya kepada orang tua yang
datang, kemudian uang hasil penjualan di tabung untuk menjadi uang kas kelas. Dan setiap
anak mempunyai catatan akan jumlah uang yang dihasilkannya;
2) Mengunjungi tempat kegiatan kewirausahaan sambil berkarya wisata seperti peternakan sapi
atau tempat pembuatan makanan khas daerah dan lain-lain. Anak-anak akan melihat
setiap proses dari kegiatan; 3) Anak dapat juga diajak mengunjungi tempat perbelanjaan
seperti pasar tradisional dan swalayan. Terlebih dahulu anak-anak dibekali guru antara
lain uang secukupnya dan catatan apa yang akan dibeli. Anak akan belajar menghitung,
membayar, bahkan menerima kembaliannya. Peran guru dalam kegiatan ini sebagai
pengawas dan motivator.

Perencanaan dan pelaksanaan pendidikan kewirausahaan dapat dilakukan melalui


pengintegrasian kedalam kegiatan sehari-hari sekolah misalnya kegiatan „family day‟
(dimana anak menjual hasil karyanya) dan orangtua terlibat langsung dalam kegiatan
wirausaha (entrepreneur). Dalam membuat program “Family Day” dimana ayah dan bunda
terlibat dalam kegiatan sekolah diantaranya menampilkan pentas, hasil karya yang di buat anak
serta berbagai makanan yang telah anak coba pada program masak- memasak, diharapkan
orangtua bertanya proses pembuatannya sehingga titik berat kegiatan ini adalah
bagaimana anak bisa menjelaskan pada orang dewasa karya yang telah mereka
buat, dan juga mengajarkan pembelajaran kewirausahaan bahwa apa yang telah mereka
buat dapat menghasilkan karya dan uang, dalam hal ini orang tua juga diminta untuk
membeli hasil karya anak dan seluruh hasil penjualan ditabung sebagai kas kelas.2

Selanjutnya orangtua dapat mengajarkan anak untuk mampu mengelola uang


dengan baik. Terangkan pada anak, dari mana uang yang dipakai untuk membiayai
rumah tangga. Jelaskan bahwa untuk mendapatkan uang tersebut, orangtua harus bekerja
keras. Uang hanya boleh dipakai untuk kebutuhan yang benar-benar perlu. Dengan
demikian anak akan menjauhi sikap konsumtif. Dalam mengajarkan anak mengelola uang,
latihan yang perlu diajarkan bukan hanya cara membelanjakan, tapi ketika akan
berbelanja, catat terlebih dahulu kebutuhan yang akan dibeli. Orangtua harus konsisten untuk
tidak berbelanja di luar catatan belanja. Biasakan anak untuk menabung dan mengatur
uangnya dengan baik. Dengan demikian uang yang mereka dapat tak segera dihabiskan untuk
hal-hal yang tak perlu.

2
Jurnal Konseling dan Pendidikan http://jurnal.konselingindonesia.com Vol. 6 No. 3, 2018. hlm. 205-210
©2018Indonesian Institute for Counseling, Education and Therapy(IICET).

3
Cara yang dipakai oleh David Owen, seorang penulis buku di Amerika Serikat, agaknya
layak ditiru. Owen mengisahkan tentang bagaimana ia mampu mendorong anak-anaknya
menjadi gemar menabung dan penuh perhitungan dalam membelanjakan uang. Ia
membuat “Bank Ayah”, khusus untuk anak-anaknya. Prinsip yang dikembangkan dalam
“Bank Ayah” adalah pemberian tanggungjawab dan kontrol keuangan secara penuh pada anak
sebagai pengelola uang mereka sendiri. Uang anak adalah milik anak, bukan milik orangtua.
Bahkan anak juga bebas mencari pendapatan di luar jatah uang saku yang telah mereka
dapatkan.

Dalam hal ini “Bank Ayah” berperan dalam melakukan kontrol secara tidak langsung, yaitu
dengan mengembangkan prinsip-prinsip perbankan seperti bonus yang dapat menarik
minat anak untuk menambah saldo tabungan, juga saldo minimal, yang dapat membatasi
jumlah pengambilan uang agar tidak terkuras habis. Dengan ini anak akan benar-benar
bertanggungjawab dan berhati-hati dalam membelanjakan uangnya. “Bank Ayah” ala
David Owen ini tidak cuma menjadi daya tarik anak untuk menabung. Lebih dari itu
“Bank Ayah” dikelola sebagai sarana pembelajaran dari praktik ekonomi kepada anak
dengan bahasa yang sederhana. Dengan sedikit improvisasi, Owen mengubah “Bank Ayah” ini
menjadi media latihan berinvestasi pada anak-anaknya.

C. Langkah – Langkah Menanamkan Jiwa Entrepreneurship ke Anak

Menumbuhkan jiwa entrepreneurship anak sangat penting untuk mengajari keterampilan


hidup yang dapat dibawa saat mereka dewasa nanti. Misalnya dengan menciptakan ide,
kreativitas, memecahkan masalah, kolaborasi, inisiatif, dan inspirasi.
Ini juga bermanfaat mengajarkan anak bahwa butuh kerja keras untuk mendapatkan sesuatu.
Walaupun sekolah akan mengajarkan kewirausahaan, namun jiwa kewirausahaan harus
ditanamkan sejak dini.
Berikut langkah-langkah yang bisa Anda ambil untuk menumbuhkan
jiwa entrepreneurship anak usia dini:
1. Latih Anak untuk Mandiri
Semua berawal dari rumah dan cara Anda mendidik anak-anak. Untuk membesarkan anak
sebagai wirausahawan, Anda tidak bisa membiarkan Anda terus bergantung pada Anda sebagai
orang tuanya. Jadi, latih sejak dini supaya anak Anda terbiasa melakukan tugasnya sehari-hari.
Contohnya seperti membereskan mainan ketika selesai bermain, makan sendiri, atau
meletakkan tempat makannya di tempat pencuci piring.
Tentunya bantuan Anda tetap dibutuhkan untuk mereka dapat melakukan semuanya. Ajak
anak Anda melakukan beberapa pekerjaan bersama supaya lebih menyenangkan dan cepat
selesai.
Perlahan, cara Anda akan memberikan mereka pelatihan tentang kemandirian, kedisiplinan, dan
rasa tanggung jawab.

2. Hormati Keputusan Anak


Apabila anak sudah mandiri sejak awal, maka mudah bagi mereka membuat keputusan
dengan penuh percaya diri. Saat masih balita, mulai dengan memberikan mereka pilihan lalu
membiarkan mereka untuk memilih. Dengan demikian maka Anda mengajarkan pada mereka
bagaimana rasanya membuat keputusan dan senang melakukan keputusan itu.

4
Sebagai contoh, minta mereka memilih satu di antara dua atau tiga baju saat berganti pakaian
atau memilih di antara wortel dan brokoli saat makan.
Akan tetapi, jangan memberi terlalu banyak pilihan supaya mereka tidak bingung, kecuali
saat besar nanti. Karena ada waktunya sendiri Anda harus mengenndurkan kendali dan
mempercayakan anak mengambil keputusan besar.

3. Ceritakan Kisah Sukses Seseorang


Anak-anak sangat suka dengan cerita. Maka tidak salah jika Anda memilih bercerita menjadi
salah satu cara menumbuhkan jiwa entrepreneurship anak TK, PAUD maupun SD. Anda bisa
mulai dengan menceritakan kisah kesuksesan seseorang, khususnya seseorang yang mereka
kenal. Tidak harus orang terdekat, bisa selebritis, guru, atau siapa pun yang mereka kenal dari
jarak jauh maupun dekat.
Ceritakan proses yang dilalui sebelum orang tersebut mencapai kesuksesannya.
Kemudian ceritakan juga dongeng yang menginspirasi bisnis dan baik untuk mengembangkan
jiwa wirausaha anak. Dongeng yang sekaligus mengajarkan anak supaya jujur dalam berbisnis
dan menjadi orang sukses yang tidak sombong.
Contoh lain, jika anak Anda suka bermain lego, ceritakan tentang Ole Kirk Chiristiansen,
pendiri perusahaan Lego Group. Selain itu juga ada Henry Orenstein pencipta robot
transformer.
Banyak kisah inspiratif yang bisa Anda ceritakan dengan energik dan menyampaikannya
dengan cara yang sangat menarik sehingga membuat anak penasaran dan menyimak cerita
Anda dengan baik.

4. Tunjukkan Seperti Apa Kerja Keras


Tanamkan pemahaman bahwa harus ada kerja keras untuk mendapatkan sesuatu yang
mereka inginkan.Contoh wirausaha untuk anak, tanyakan bagaimana caranya supaya mereka
bisa mendapatkan uang. Beri mereka pilihan untuk membantu pekerjaan kecil Anda dan
mendapatkan uang setelah menyelesaikannya.
Cara yang lebih sederhana adalah memberikan contoh. Anda tentu menyadari kalau anak
belajar dan bertindak sesuai dengan yang Anda lakukan, bukan yang Anda katakan.
Jadi, biarkan anak mengetahui pekerjaan Anda dan tunjukkan apa yang Anda dapatkan dari
hasil kerja keras tersebut.

5. Ajarkan Bagaimana Mengelola Keuangan


Setelah mengajarkan anak tentang kerja keras, bantu mereka untuk mengelola keuangan
sendiri. Salah satunya dengan meminta anak menabung ketika ingin membeli mainan yang
mereka inginkan.
Dengan demikian maka anak akan belajar menghargai uang sehingga tidak selalu
menghabiskannya dalam satu waktu.Tidak harus membeli, Anda bisa mengajak anak Anda
membuat tabungan sendiri dengan bentuk yang unik atau sesuai keinginannya.
Meskipun hasilnya tidak sesuai harapan, tapi mereka akan senang dengan hasil karyanya
sendiri.Maka anak akan termotivasi dengan sendirinya untuk memasukkan uang dalam tempat
tabungan yang dibuatnya. Anda juga bisa memberikan contoh dan ajak anak Anda berlomba,
tabungan siapa yang paling banyak. Dengan begitu maka anak akan tergerak untuk rajin
menabung.

5
6. Bantu Anak Bereksplorasi
Anda berniat menumbuhkan jiwa wirausaha pada anak sejak usia dini? Bawa mereka untuk
belajar bersosialisasi ke tempat baru dan mendapatkan banyak inspirasi. Cara menumbuhkan
jiwa entrepreneurship anak SD ini cukup efektif menumbuhkan ide kreatif anak sehingga
terbiasa untuk menciptakan inovasi baru.
Seperti yang Anda tahu, inovasi baru terus dibutuhkan saat terjun ke dunia bisnis. Bahkan
dengan mereka terbiasa bersosialisasi dengan orang baru, tanpa Anda sadari mereka sedang
belajar memperluas jaringan.

7. Kenalkan Anak pada Bisnis


Berbicara saja tidak cukup. Anda harus melatih kecakapan hidup pada anak. Cara
menumbuhkan jiwa kewirausahaan pada siswa PAUD dan TK, bisa Anda mulai dengan
memberi anak kesempatan untuk terlibat langsung dalam jual beli, seperti ke bazar.
Biarkan mereka melihat secara langsung berbagai jenis bisnis sampai aktivitas promosi
produk dan kegiatan bertransaksi, supaya mereka tahu bagaimana sebenarnya bisnis berjalan.
Dengan membagikan hal tersebut, Anda tidak hanya memberikan alasan mengapa berbisnis,
tapi juga memicu rasa ingin tahu, imajinasi, dan kewirausahaan anak.

8. Ajarkan Keterampilan Kewirausahaan


Butuh keterampilan tertentu untuk menjadi wirausahawan. Jadi tanamkan keterampilan
awal pada anak dengan memikirkan apa yang bisa dilakukan anak supaya mendapatkan uang.
Mengenalkan anak secara langsung dengan memulai bisnis adalah cara terbaik mengajari anak
bagaimana menjadi seorang wirausahawan. Namun pastikan dulu ketertarikan anak Anda
dengan bisnis.Jika Anda menemukan ketertarikan tersebut dan tidak memiliki bisnis sendiri,
coba berpartisipasi dalam bazar atau membiarkan anak menjual hasil karyanya kepada teman-
temannya.
Contohnya seperti gambar atau hasil kerajinan tangannya. Jangan patahkan semangat
mereka, meskipun kadang terdengar lucu mengeluarkan uang untuk karya yang tidak seberapa
atau bahkan menurut Anda kacau. Tetap beri anak Anda semangat dan bantu untuk
mewujudkan bisnisnya.

9. Memberi Keterampilan Pemecahan Masalah


Belajar memecahkan masalah akan mempersiapkan anak dengan baik untuk kehidupannya
secara umum. Sementara mendukung keterampilan pemecahan masalah harus dilakukan sejak
dini. Contohnya ketika masalah muncul dalam kehidupan anak Anda, jangan ajak anak lari ke
zona nyaman, namun lakukan brainstorming bersama.
Bantu anak Anda mengidentifikasi masalah, memikirkan kemungkinan solusi,
mempertimbangkan pro dan kontra lalu pilih opsi terbaik.
Bicarakan sedetail mungkin apa yang dibutuhkan untuk memecahkan masalah supaya anak
belajar dengan baik. Dengan menanamkan keterampilan tersebut, anak akan mudah
menerapkannya saat menjalankan usaha secara mandiri.

10. Dorong Kreativitas dan Tanggapi Ide Anak


Setiap anak memiliki keahlian dan minat yang berbeda. Tugas Anda, membekali anak
supaya dapat membantu mereka memanfaatkan potensi penuh mereka. Dorong anak
menemukan apa yang mereka kuasai dan apa yang diminati.

6
Ini adalah langkah membangun fondasi kewirausahaan yang kuat untuk anak.
Mungkin seiring bertambah usia, ada kemungkinan besar minat anak akan berubah. Namun
setidaknya, bantu anak Anda melihat nilai dari apa yang sudah dilakukannya.
Tanamkan pada cara berpikir anak bahwa pilihan mereka tidak terbatas. Dengarkan apa yang
anak bicarakan tentang dirinya dan bantu anak Ada terhubung dengan sumber daya untuk
mempelajari lebih lanjut.
Jadi, temukan cara untuk memotivasi anak dalam hal-hal yang mereka sukai dengan cara
belajar melalui bermain. Bagaimanapun, semua berbasis aktivitas jadi selalu ada partisipasi
aktif dan pembelajaran aktif.
11. Bantu Anak Belajar dari Kegagalan
Selama anak tidak melakukan hal-hal yang berbahaya, biarkan mereka dengan ide-ide
mereka. Jika akhirnya mereka harus gagal, bicarakan tentang apa yang salah dan apa yang harus
dilakukan selanjutnya. Membiarkan anak belajar dari kegagalan, jauh lebih baik daripada Anda
mengatakan tidak sebelum mereka mencoba. Karena belajar dari kegagalan adalah salah satu
keterampilan penting bagi wirausahawan.
Latih anak Anda menerima kritikan dan mengambil pesan yang positif. Kemudian lakukan
tukar pikiran tentang apa yang bisa mereka lakukan secara berbeda di lain waktu.
Jadi, bantu anak mencoba, menghadapi kegagalan, belajar, dan mencoba lagi.

12. Kenalkan Konsep Risiko dan Cara Menghadapinya


Selain mengajarkan anak cara menerima kegagalan, Anda juga perlu menanamkan
pemahaman dasar pada anak tentang risiko. Memberdayakan anak supaya percaya diri ketika
mengambil risiko. Mereka juga harus mengerti arti sebuah proses sebelum mencapai hasil.
Supaya anak tidak mudah menyerah dan tahu konsekuensi yang akan dihadapi saat
menjalankan usaha.
Untuk ini juga pentingnya menceritakan lika-liku kesuksesan seseorang. Supaya mereka
belajar bahwa ada risiko dan tantangan dalam menjalankan sebuah usaha. Kemudian sampaikan
juga bagaimana cara anak menghadapi risiko. Dengan demikian maka mereka akan memahami
dari awal bahwa jalan mereka tidaklah lurus.

13. Memberikan Motivasi


Langkah terakhir untuk menumbuhkan jiwa entrepreneurship pada anak sejak usia dini
yaitu, motivasi Anda sebagai orang tua. Jadi, berhenti menghancurkan mimpi anak-anak karena
alasan tertentu. Seperti karena tidak sejalan dengan Anda atau Anda tidak tahu cara
mewujudkan mimpi mereka.
Mungkin pada awalnya, anak akan memunculkan ide-ide aneh dan lucu. Namun apa pun
itu, tanggapi ide anak Anda dengan serius meskipun terdengar konyol.
Apa yang bisa Anda lakukan? Dorong anak mengejar ide tersebut dan pikirkan apa yang
mereka perlukan untuk mencapainya. Arahkan anak Anda untuk keluar dari zona nyamannya
dan bimbing mereka menjelajahi lingkungan baru mereka, yaitu bisnis.

7
8

Anda mungkin juga menyukai