Anda di halaman 1dari 76

PENJAMINAN MUTU DAN PENGENDALIAN MUTU

POKOK BAHASAN
A. PENDAHULUAN

B. STRUKTUR ORGANISASI PENJAMINAN MUTU


DAN PENGENDALIAN MUTU (PMPM)

C. PENJAMINAN MUTU DAN PENGENDALIAN MUTU


(PMPM)
https://www.youtube.com/watch?v=lnYM-ruCpcg
- Pasca Sarjana, MMT ITS Surabaya

- Sertifikat Kompetensi bidang PBJP (Pengelola PBJ ahli Madya, PPK,


Pokja Pemilihan, CPOf, PPK tipe C)
- Sertifikat Kompetensi Fasilitator PBJ Tingkat Lanjut, Fasilitator
Kompetensi Level 1, Level 2-3, dan level 4
- Sertifikat Kepemimpinan dan Manajerial serta Keahlian PBJ LKPP-MCAI

- Pengelola Pengadaan Barang/Jasa ahli Madya


- Pengurus DPD IAPI Jatim (Seksi Pelatihan dan Sertifikasi)
- Advisor PBJP

- PPK, Pokja Pemilihan, PPHP, Ketua LPSE


- Tim Probity Advise atau Tim Pendamping Kontrak di beberapa Instansi.
- Pengajar pada Pelatihan Fasilitator Kompetensi Pengadaan Barang/Jasa
Level 2 dan 3
- Fasilitator/Coach/Evaluator untuk Pelatihan Penjenjangan Pengelola PBJ
Pertama, Muda, dan Madya, serta PPK tipe B
- Terlibat dalam pembahasan materi Pelatihan PBJ berdasarkan KKT dan
SKJ Level 2, Level 3, dan level 4, serta pembahasan soal tematik PPK
tipe A dan PPK tipe B
- Mentor Pusat Keunggulan Pengadaan LKPP, Mentor CoE dan Champion
ULP Percontohan LKPP-MCAI
A. PENDAHULUAN
DASAR HUKUM

KRONOLOGI PENGATURAN SISTEM MANAJEMEN MUTU (SMM)

1 Permen PUPR 2 UU No. 2 3 Permen PUPR No. 4 Kekosongan 5 SE Menteri PUPR


No. 04/PRT/M/2009 20/PRT/M/2018 mencabut landasan No. 15/SE/M/2019
Tahun 2017
hukum di
Sistem Manajemen Mutu Jasa Konstruksi Permen PUPR level proyek Tata Cara Penjaminan
(SMM) Departemen No. 04/PRT/M/2009 Mutu dan Pengendalian
Pekerjaan Umum Mutu Pekerjaan
Penyelenggaraan Sistem
Konstruksi di
Pengendalian Intern Pemerintah
Kementerian PUPR
di Kementerian PUPR

7 PP No. 22 9 Mengatur seluruh Pekerjaan Konstruksi di Indonesia


6 Terintegrasi dalam SMKK Tahun 2020 melalui PP No. 14 Tahun 2021
melalui Permen PUPR Peraturan Pelaksanaan Perubahan atas PP No. 22 Tahun 2020 tentang Peraturan Pelaksanaan
UU No. 2 Tahun 2017 UU No. 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi
No. 21/PRT/M/2019
tentang Jasa Konstruksi
Pedoman Sistem Manajemen
10 Permen PUPR 11 Peraturan LKPP
Keselamatan Konstruksi
8 UU No. 11 No. 10 Tahun 2021 No. 12 Tahun 2021
Tahun 2020 Pedoman Sistem Manajemen Standar dan Pedoman Pengadaan
Cipta Kerja Keselamatan Konstruksi Jasa Konstruksi Melalui Penyedia
Pengertian
1. Mutu dalam lingkup pekerjaan konstruksi adalah kesesuaian
antara hasil pekerjaan dengan spesifikasi teknis dan
persyaratan lainnya dari pengguna jasa dalam lingkup biaya
dan waktu yang telah ditentukan.
2. Penjaminan Mutu dan Pengendalian Mutu Pekerjaan
Konstruksi (PMPM Pekerjaan Konstruksi) adalah bagian
dari SMKK yang menjamin terlaksananya keselamatan
keteknikan konstruksi guna mewujudkan proses dan hasil
Jasa Konstruksi yang berkualitas.
Perbedaan QA/PM dan QC/PM
1. Quality Assurance (Penjaminan Mutu):
a. Proses untuk menjamin mutu yang dipersyaratkan, apabila prosesnya dilakukan/diikuti
dengan baik, maka akan menghasilkan mutu yang dipersyaratkan.
b. Berorientasi proses.
c. Memastikan yang dilakukan adalah hal yang benar.
d. Fokus menjamin pemenuhan kualitas suatu produk.
e. Pencegahan.
f. Seluruh aktivitas terencana dan sistematis untuk memastikan bahwa suatu proses dan
produk memenuhi persyaratan mutu yang telah ditentukan.
2. Quality Control (Pengendalian Mutu):
a. Terfokus pada hasilnya.
b. Berorientasi produk.
c. Memastikan hasil dari yang dilakukan sesuai harapan.
d. Fokus memperbaiki kesalahan yang terdapat pada suatu produk.
e. Pemeriksaan.
f. Seluruh aktivitas mencakup inspeksi, pengukuran dan pengujian dari suatu produk dan
membandingkannya dengan persyaratan mutu yang telah ditentukan.
3. Keduanya merupakan dua hal yang tidak bisa dipisahkan satu sama lain, dapat diibaratkan
sebagai sebuah mata uang dimana salah satu sisinya QA sedangkan sisi lainnya adalah QC.
4. Kedua hal tersebut akan menghasilkan Quality Management yang diharapkan organisasi,
walaupun demikian tidaklah mudah untuk dilaksanakan, memerlukan kediplinan serta
konsistensi yang tinggi. Dalam penerapannya tidak bisa seperti membalik tangan, memerlukan
waktu, pimpinan yang berjiwa leadership, dan organisasi yang kompak.
MANAJEMEN MUTU PEKERJAAN KONSTRUKSI

Manajemen Mutu
Pekerjaan
Konstruksi 3
Penjaminan Mutu
(Quality 2
Pengendalian Mutu
(Quality Control) 1 Assurance)
Pengawasan/evaluasi mutu
penyelenggaraan jasa
Monitoring mutu / pengendalian konstruksi
pekerjaan konstruksi

Pengendalian mutu pekerjaan Penjaminan mutu (verifikasi)


konstruksi (proses + produk) Manajemen Mutu
Pengawasan proses pekerjaan Pekerjaan
Pengujian Inspeksi konstruksi (metode, material,
peralatan, naker, K3)
Konstruksi
SISTEM MANAJEMEN MUTU

“ Penerapan manajemen
mutu pada organisasi
dapat mengacu pada
ISO 9001:2015.
ISO adalah salah satu
Mutu Terpadu (MT)
(Total Quality Management/TQM)
Pendekatan dalam menjalankan usaha yang
mencoba untuk memaksimumkan daya saing
MT
organisasi melalui perbaikan terus-menerus.
jenis SMM yang populer dan
memiliki sistem sertifikasi
SMM

Sistem Manajemen Mutu (SMM)


(Quality Management System/QMS) PjM
Kebijakan organisasi/instansi untuk memastikan seluruh unit/elemen yang
ada melaksanakan tugas dan fungsinya untuk tercapainya tujuan organisasi

Penjaminan Mutu (PjM)


(Quality Assurance/QA)
PgM
Seluruh aktivitas terencana dan sistematis untuk memastikan bahwa suatu proses
dan produk memenuhi persyaratan mutu yang telah ditentukan
Pengendalian Mutu (PgM)
(Quality Control/QC)
Seluruh aktivitas mencakup inspeksi, pengukuran dan pengujian dari suatu produk dan
membandingkannya dengan persyaratan mutu yang telah ditentukan
B. STRUKTUR ORGANISASI PMPM
STRUKTUR ORGANISASI PENJAMINAN DAN PENGENDALIAN
KESELAMATAN KONSTRUKSI
Dalam hal Direksi Lapangan
diangkat dan ditunjuk menjadi
Wakil Sah Pengguna Jasa,
maka selain melaksanakan
pengelolaan administrasi
kontrak dan pengendalian
pelaksanaan pekerjaan,
Direksi Lapangan juga
melaksanakan pendelegasian
sesuai dengan pelimpahan
dari Pengguna Jasa.

Dalam melaksanakan
kewajibannya, Pengawas
Pekerjaan bertindak
frofesional. Jika tercantum
dalam SSKK, Pengawas
Pekerjaan yang berasal dari
Personel Pengguna Jasa
dapat bertindak sebagai
Wakil Sah Pengguna Jasa
FUNGSI – FUNGSI PENJAMINAN DAN PENGENDALIAN PENERAPAN SMKK
PADA STRUKTUR ORGANISASI PENYEDIA JASA PEKERJAAN KONTRUKSI
C. PENJAMINAN MUTU DAN PENGENDALIAN MUTU
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM
INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2O21 DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK
TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2021
PEMERINTAH NOMOR 22 TAHUN 2020 TENTANG STANDAR KEGIATAN USAHA
TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN DAN PRODUK PADA PENYELENGGARAAN
UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2017 PERIZINAN BERUSAHA BERBASIS RISIKO
TENTANG JASA KONSTRUKSI SEKTOR PEKERJAAN UMUM DAN
PERUMAHAN RAKYAT
Peraturan Menteri PUPR RI Nomor 8 Tahun Peraturan Pemerintah RI Nomor 16 Tahun
2023 tentang Pedoman Penyusunan Perkiraan 2021 tentang Peraturan Pelaksanaan UU
Biaya Pekerjaan Konstruksi bidang Pekerjaan Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan
Umum dan Perumahan Rakyat Gedung
Peraturan Pemerintah RI Nomor 16 Tahun 2021 tentang Peraturan Pelaksanaan UU
Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung
Penerapan PMPM dalam tahapan Pelaksanaan PK
a. Tahap Persiapan Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi
b. Tahap Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi
c. Tahap Penyelesaian Pekerjaan Konstruksi
Tahap Persiapan Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi
1. Reviu Laporan Hasil Pemilihan Penyedia

Reviu untuk memastikan:


a. bahwa proses pemilihan Penyedia sudah
dilaksanakan berdasarkan prosedur yang
ditetapkan; dan

b. bahwa pemenang pemilihan/calon


Penyedia memiliki kemampuan untuk
melaksanakan Kontrak.
2. Penetapan Surat Penunjukan
Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ)

SPPBJ ditetapkan oleh Pejabat Penandatangan Kontrak. Dalam


hal Tender/Seleksi dilakukan mendahului tahun anggaran, SPPBJ
dapat diterbitkan setelah persetujuan Rencana Kerja dan
Anggaran atau Rencana Kerja Anggaran Perangkat Daerah sesuai
dengan ketentuan perundang-undangan.
3. RAPAT PERSIAPAN PENANDATANGANAN KONTRAK
LAMA PPK bersama dengan penyedia, unsur perencanaan, dan unsur
pengawasan menyelenggarakan rapat persiapan pelaksanaan kontrak.

Materi pembahasan
a. Finalisasi Rancangan Kontrak
b. Perubahan waktu pelaksanaan apabila melewati Tahun Anggaran;
c. Rencana penandatanganan kontrak;
d. Dokumen kontrak dan kelengkapan;
e. Kelengkapan RKK;
f. Jaminan Pelaksanaan dan Jaminan Uang Muka;
g. Asuransi;
h. Rencana pemberdayaan tenaga kerja praktik/magang (pek.
Kompleks);
i. Hal lain yang perlu diklarifikasi.

23
4. PENANDATANGANAN KONTRAK
LAMA
Penandatanganan Kontrak dapat dilakukan setelah
DIPA/DPA disahkan. Dalam hal penandatangan
kontrak dilakukan sebelum tahun anggaran, maka
Kontrak mulai berlaku dan dilaksanakan setelah
DIPA/DPA berlaku efektif.

24
5. PENGUNDURAN DIRI CALON PENYEDIA
LAMA
1. Apabila pemenang pemilihan (calon Penyedia) mengundurkan diri dengan alasan
yang tidak dapat diterima oleh PPK/Pejabat Penandantangan Kontrak baik
sebelum Penerbitan SPPBJ atau sebelum penandatanganan kontrak dan masa
penawarannya masih berlaku, maka calon Penyedia tersebut dikenakan sanksi
Daftar Hitam sesuai ketentuan perundang-undangan.
2. Selanjutnya penunjukan Penyedia dilakukan kepada peserta dengan peringkat
dibawahnya (jika ada).

25
6. Pelaksanaan Penandatanganan Kontrak
Pejabat Penandatangan Kontrak dan Penyedia wajib memeriksa kembali
SIAPA rancangan Kontrak meliputi substansi, bahasa, redaksional, angka, dan
huruf serta membubuhkan paraf pada setiap lembar Dokumen Kontrak
A. DIPA/DPA telah disahkan;
B. penandatanganan kontrak dilakukan paling lambat 14 (empat belas)
hari kerja setelah diterbitkan SPPBJ, kecuali DIPA/DPA belum
disahkan; dan
C. ditandatangani oleh Pihak yang berwenang menandatangani Kontrak.
KAPAN Dalam hal penandatanganan kontrak dilakukan setelah DIPA/DPA disahkan
sebelum tahun anggaran, pelaksanaan pekerjaan dilaksanakan setelah
DIPA/DPA berlaku efektif.
Dalam hal terjadi pergeseran waktu pelaksanaan Kontrak yang mengakibatkan
perubahan pembebanan tahun anggaran Kontrak dari tahun tunggal menjadi
tahun jamak, penandatanganan Kontrak dilaksanakan jika telah mendapatkan
persetujuan Kontrak tahun jamak dari pejabat yang berwenang sesuai
ketentuan perundangundangan26

.
7. PENYERAHAN LOKASI KERJA DAN PERSONEL
LAMA
1. Apabila diperlukan Pejabat Penandatangan Kontrak menyerahkan lokasi kerja kepada
Penyedia. Penyerahan lokasi kerja dilakukan setelah sebelumnya dilakukan peninjauan
lapangan oleh para pihak dan pihak terkait yang dituangkan dalam Berita Acara
Peninjauan Lokasi Kerja.
2. Penyerahan lokasi kerja dituangkan dalam Berita Acara Serah Terima Lokasi Kerja yang
ditandatangani oleh para pihak.
3. Apabila Pejabat Penandatangan Kontrak tidak dapat menyerahkan seluruh lokasi kerja
sesuai kebutuhan Penyedia yang tercantum dalam rencana kerja untuk melaksanakan
pekerjaan sesuai Kontrak, maka Pejabat Penandatangan Kontrak menetapkan kondisi ini
sebagai Peristiwa Kompensasi dan dibuat Berita Acara.

27
7. PENYERAHAN LOKASI KERJA DAN PERSONEL (2)
LAMA
4. Penyedia menyerahkan personel (apabila dibutuhkan) dengan memenuhi ketentuan sebagai
berikut:
a) Bukti sertifikat kompetensi/lainnya sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
b) Apabila Penyedia tidak dapat menunjukan bukti sertifikat maka Pejabat Penandatangan
Kontrak meminta Penyedia untuk mengganti personel yang memenuhi persyaratan yang
sudah ditentukan.
5. Penggantian personel harus dilakukan dalam jangka waktu mobilisasi dan sesuai dengan
kesepakatan.

28
8. Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK)/Surat Perintah
Pengiriman (SPP)
LAMA
SPMK SPP
Surat perintah dari Pejabat Penandatangan Surat perintah dari Pejabat Penandatangan
Kontrak kepada Penyedia Jasa Lainnya/Jasa Kontrak kepada Penyedia Barang.
Konsultansi Nonkonstruksi. Pejabat Penandatangan Kontrak menerbitkan
SPMK diterbitkan selambat-lambatnya 14 hari SPP selambat-lambatnya 14 hari kerja sejak
kerja setelah tandatangan Kontrak atau 14 hari tanggal penandatanganan Kontrak.
kerja sejak penyerahan lokasi pekerjaan. Dalam SPP harus sudah disetujui/ditandatangani oleh
SPMK dicantumkan seluruh lingkup pekerjaan dan Penyedia sesuai dengan yang dipersyaratkan
tanggal mulai kerja yang merupakan waktu selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari kerja sejak
dimulainya pelaksanaan pekerjaan sesuai Kontrak tanggal penerbitan SPP.

29
9. PEMBERIAN UANG MUKA
LAMA Mobilisasi alat dan tenaga kerja, pembayaran uang tanda jadi kepada
Dapat diberikan untuk
pemasok barang/material, persiapan teknis lain yang diperlukan
• Penyedia mengajukan permohonan pengambilan uang muka secara
tertulis kepada PPK disertai dengan rencana penggunaan uang muka
untuk melaksanakan pekerjaan sesuai Kontrak.
Pengajuan • Penyedia menyampaikan Jaminan Uang muka senilai uang muka yang
diberikan
a. pagu anggaran/kontrak Rp.50 juta sd Rp.200 juta paling rendah
Besaran Uang Muka 50%
untuk Usaha Mikro, b. pagu anggaran/kontrak Rp200 juta sd Rp.2,5 Miliar paling rendah
Kecil dan Koperasi 30%
c. pagu anggaran/kontrak diatas Rp.2,5 Miliar sd Rp15 Miliar paling
tinggi 30%
a. pagu anggaran/kontrak diatas Rp15 Miliar paling tinggi 20%
Besaran Uang Muka
b. kontrak tahun jamak paling tinggi 15%

30
10. PENYUSUNAN PROGRAM MUTU
LAMA
1. Program mutu disusun oleh Penyedia sebelum rapat persiapan pelaksanaan Kontrak, yang
paling sedikit berisi:
a. informasi mengenai pekerjaan yang akan dilaksanakan;
b. organisasi kerja Penyedia;
c. jadwal pelaksanaan pekerjaan;
d. prosedur pelaksanaan pekerjaan;
e. prosedur instruksi kerja; dan/atau
f. Pelaksanaan kerja.
2. Program mutu disesuaikan dengan jenis barang/jasa, karakteristik dan kompleksitas
pekerjaan.

31
Tahap Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi
11. RAPAT PERSIAPAN PELAKSANAAN KONTRAK
LAMA
1. Sebelum melaksanakan Kontrak yang bernilai besar atau kompleks, Pejabat
Penandatangan Kontrak dan Penyedia harus melakukan rapat secara tatap
muka untuk mendiskusikan kesamaan pemahaman dan administrasi Kontrak.
Rapat tatap muka harus dilaksanakan secara:
a. formal;
b. agenda rapat diketahui secara bersama sebelum pelaksanaan rapat; dan
c. para pihak masing-masing harus menunjuk narahubung selama
pelaksanaan kontrak;

34
11. RAPAT PERSIAPAN PELAKSANAAN KONTRAK (2)
2. Hal-hal yang dibahas dalam rapat persiapan pelaksanaan kontrak:
LAMA
a. reviu kontrak, dan pembagian tugas dan tanggung jawab dari kedua belah pihak;
b. pemutakhiran/pembaharuan rencana pekerjaan seperti tanggal efektif pelaksanaan, dan
tahapan pelaksanaan kontrak;
c. reviu rencana penilaian kinerja pekerjaan sebagai dasar melakukan evaluasi kemajuan
pekerjaan;
d. diskusi bagaimana dan kapan dilakukan pelaporan pekerjaan;
e. Tata cara, waktu dan frekuensi pengukuran dan pelaporan yang disesuaikan dengan kondisi
pekerjaan;
f. melakukan klarifikasi hal-hal yang masih kurang jelas dan mendiskusikan prosedur untuk
manajemen perubahan; dan
g. melakukan klarifikasi rencana koordinasi antar para pihak selama pelaksanaan pekerjaan.

35
12. MOBILISASI
LAMA
1. Mobilisasi paling lambat harus sudah mulai dilaksanakan sesuai waktu yang
ditetapkan.
2. Untuk Jasa Konsultansi, mobilisasi dilakukan sesuai dengan lingkup
pekerjaan, meliputi:
a. mendatangkan tenaga ahli;
b. mendatangkan tenaga pendukung; dan/atau
c. menyiapkan peralatan pendukung.
3. Mobilisasi bahan/material, peralatan dan personil dapat dilakukan secara
bertahap sesuai dengan kebutuhan

36
13. PEMERIKSAAN BERSAMA
LAMA
1. Apabila diperlukan, pada tahap awal pelaksanaan Kontrak, para pihak
bersama-sama melakukan pemeriksaan lokasi pekerjaan dengan
melakukan pengukuran dan pemeriksaan detail kondisi lokasi
pekerjaan untuk setiap tahapan pekerjaan dan rencana mata
pembayaran.
2. Untuk pemeriksaan bersama ini, PA/KPA dapat menetapkan tim teknis
dan PPK dapat menetapkan tim ahli atau tenaga ahli.
3. Hasil pemeriksaan bersama dituangkan dalam Berita Acara. Apabila
dalam pemeriksaan bersama mengakibatkan perubahan isi Kontrak,
maka harus dituangkan dalam adendum Kontrak.

37
14. PENGENDALIAN KONTRAK
1. Pejabat Penandatangan Kontrak;
SIAPA 2. pihak ketiga yang independen;
3. Penyedia; dan/atau
4. pengguna akhir.

1. Dalam hal terjadi deviasi antara realisasi dengan target pelaksanaan


Kontrak atau terjadi Kontrak Kritis maka para pihak melakukan Rapat
Pembuktian (Show Cause Meeting/SCM). Pejabat Penandatangan
Kontrak memerintahkan Penyedia untuk melaksanakan perbaikan target
dan realisasi pelaksanaan pekerjaan.
TUJUAN 2. Apabila Penyedia tidak mampu mencapai target yang ditetapkan pada
SCM maka Pejabat Penandatangan Kontrak mengeluarkan Surat
Peringatan (SP) kepada Penyedia.
3. Dalam hal telah dikeluarkan SP ketiga dan Penyedia dinilai tidak mampu
mencapai target yang ditetapkan, maka Pejabat Penandatangan Kontrak
dapat melakukan pemutusan Kontrak secara sepihak dan memberikan
sanksi kepada Penyedia sesuai ketentuan yang berlaku.
38
MONITORING BIAYA

Pemilik Pekerjaan melaksanakan penjaminan mutu meliputi:


• Mereviu prosedur pembayaran prestasi pekerjaan kepada
penyedia barang/jasa.
• Memeriksa Laporan Arus Kas.
15. INSPEKSI PABRIKASI
LAMA

Jika diperlukan, para pihak dapat melakukan inspeksi atas proses


pabrikasi barang/peralatan khusus. Jadwal, tempat dan ruang lingkup
inspeksi harus sesuai dengan ketentuan dalam Kontrak.

44
16. PEMBAYARAN PRESTASI PEKERJAAN
LAMA prestasi pekerjaan dilakukan:
1. Pembayaran
a. sistem bulanan;
b. sistem termin; atau
c. pembayaran secara sekaligus.
2. Pembayaran bulanan/termin dipotong angsuran uang muka, uang retensi (untuk
pekerjaan yang mensyaratkan masa pemeliharaan) dan pajak. Untuk pembayaran
akhir, dapat ditambahkan potongan denda apabila ada.
3. Untuk pekerjaan yang di subkontrakkan, permintaan pembayaran dilengkapi bukti
pembayaran kepada subpenyedia/subkontraktor sesuai dengan kemajuan hasil
pekerjaan.

45
16. PEMBAYARAN PRESTASI PEKERJAAN (2)
Dikecualikan pembayaran dapat dilakukan sebelum prestasi pekerjaan diterima/terpasang untuk:
LAMA
Pengadaan Barang/Jasa yang karena sifatnya dibayar terlebih dahulu
sebelum Barang/Jasa diterima.

pembayaran bahan/material dan/atau peralatan yang menjadi bagian dari


hasil pekerjaan yang akan diserahterimakan, namun belum terpasang;
atau

pembayaran pekerjaan yang belum selesai 100% (seratus persen) pada


saat batas akhir pengajuan pembayaran (akhir tahun anggaran) dengan
menyerahkan jaminan atas pembayaran.
Dalam hal masa pemeliharaan berakhir pada tahun anggaran
berikutnya maka uang retensi dapat dibayarkan dengan syarat
Penyedia menyampaikan Jaminan Pemeliharaan senilai uang retensi

46
17. PERUBAHAN KONTRAK
LAMA PERUBAHAN KONTRAK
dapat dilakukan
Dalam hal terdapat perbedaan antara kondisi lapangan pada
saat pelaksanaan, dengan gambar dan/atau spesifikasi teknis
yang ditentukan dalam Dokumen Kontrak,

Dalam hal terkait masalah administrasi

Dalam hal Kondisi Kahar

47
17. PERUBAHAN KONTRAK (2)
DALAM HAL TERDAPAT PERBEDAAN ANTARA KONDISI LAPANGAN PADA SAAT
PELAKSANAAN, DENGAN GAMBAR DAN/ATAU SPESIFIKASI TEKNIS YANG
DITENTUKAN DALAM DOKUMEN KONTRAK, PPK BERSAMA PENYEDIA
BARANG/JASA DAPAT MELAKUKAN PERUBAHAN PADA KONTRAK

Meliputi:
a. menambah atau mengurangi volume pekerjaan yang
tercantum dalam Kontrak;
b. menambah dan/atau mengurangi jenis pekerjaan;
c. mengubah spesifikasi teknis pekerjaan sesuai dengan
kebutuhan lapangan; atau
d. mengubah jadwal pelaksanaan
Jenis kontrak:
Seluruh Jenis Kontrak
17. PERUBAHAN KONTRAK (3)

DALAM HAL PERUBAHAN KONTRAK BERUPA


PENAMBAHAN PEKERJAAN
a. tidak melebihi 10% (sepuluh persen) dari harga yang
tercantumdalam perjanjian/Kontrak awal;
b. tersedia anggaran untuk pekerjaan tambah; dan
c. dapat diberikan tambahan waktu untuk pelaksanaan
pekerjaan.
Perubahan Kontrak tidak dapat dilakukan pada masa tambahan waktu
penyelesaian pekerjaan (masa denda) akibat dari keterlambatan setelah
waktu pelaksanaan kontrak berakhir
18. PENYESUAIAN HARGA

13 18
Tahun 1 Tahun 2
Dihitung mulai diberlakukan untuk
bulan ke-13 masa pelaksanaan
> 18 bulan

diberlakukan terhadap Kontrak Tahun Jamak dengan


jenis Kontrak Harga Satuan atau Kontrak berdasarkan
Waktu Penugasan yang pelaksanaannya lebih dari
18 bulan
18. PENYESUAIAN HARGA (2)

Persyaratan Penyesuaian Harga:

a. penyesuaian diberlakukan mulai bulan ke-13 (tiga belas)


sejak pelaksanaan pekerjaan;
b. penyesuaian harga satuan berlaku bagi seluruh
kegiatan/mata pembayaran, kecuali komponen
keuntungan, biaya overhead, dan harga satuan timpang
sebagaimana tercantum dalam penawaran;
c. penyesuaian harga satuan diberlakukan sesuai dengan
jadwal pelaksanaan yang tercantum dalam
Kontrak/adendum kontrak;
18. PENYESUAIAN HARGA (3)

Persyaratan Penyesuaian Harga:

d. penyesuaian harga satuan bagi komponen pekerjaan yang


berasal dari luar negeri, menggunakan indeks penyesuaian
harga dari negara asal barang tersebut;
e. jenis pekerjaan baru dengan harga satuan baru sebagai
akibat adanya adendum kontrak dapat diberikan penyesuaian
harga mulai bulan ke-13 (tiga belas) sejak adendum kontrak
tersebut ditandatangani; dan
f. Indeks yang digunakan dalam hal pelaksanaan kontrak
terlambat disebabkan oleh kesalahan Penyedia adalah
indeks terendah antara jadwal kontrak dan realisasi
pekerjaan;
19. KEADAAN KAHAR

Keadaan Kahar adalah suatu keadaan yang terjadi diluar kehendak para pihak dan tidak dapat
diperkirakan sebelumnya, sehingga kewajiban yang ditentukan dalam Kontrak menjadi tidak dapat
dipenuhi.
Contoh Keadaan Kahar dalam Kontrak Pengadaan Barang/Jasa
antara lain namun tidak terbatas pada: bencana alam, bencana
non alam, bencana sosial, pemogokan, kebakaran, gangguan
industri lainnya sebagaimana dinyatakan melalui keputusan
bersama Menteri Keuangan dan menteri teknis terkait.
Tindak Lanjut Keadaan Kahar
• Keterlambatan pelaksanaan pekerjaan yang
diakibatkan oleh terjadinya Keadaan Kahar tidak
dikenakan sanksi.
• para pihak dapat melakukan kesepakatan, yang
dituangkan dalam perubahan Kontrak.
19. KEADAAN KAHAR (2)
Perubahan waktu pelaksanaan akibat keadaan kahar atau peristiwa
kompensasi yang melampaui Tahun Anggaran dapat dilakukan dengan
ketentuan
a. Berdasarkan analisa Pejabat Penandatangan Kontrak akan lebih
efektif apabila dilakukan perpanjangan waktu;
b. Berdasarkan analisa Pejabat Penandatangan Kontrak, Penyedia dinilai
akan mampu menyelesaikan pekerjaan;
c. Jaminan Pelaksanaannya diperpanjang sesuai dengan masa
perpanjangan waktu yang diberikan;
d. PA memberikan komitmen untuk mengalokasikan anggaran pada Tahun
Anggaran berikutnya;
e. Apabila berdasarkan Analisa Pejabat Penandatangan Kontrak tidak
memenuhi persyaratan diatas, maka dapat dilakukan tambah dan
kurang pekerjaan atau penghentian sementara Kontrak;
• Kegagalan salah satu pihak memenuhi kewajiban yang disebutkan dalam Kontrak
bukan merupakan cidera janji/wanprestasi jika disebabkan oleh karena keadaan kahar
20. PENGHENTIAN KONTRAK
Penghentian dapat dilakukan karena pekerjaan sudah selesai atau
Kontrak terjadi Keadaan Kahar.

Penghentian kontrak karena keadaan kahar

• Dapat bersifat:
1. sementara hingga Keadaan Kahar berakhir; atau
2. permanen apabila akibat keadaan kahar tidak memungkinkan
dilanjutkan/ diselesaikannya pekerjaan

• Dalam hal Kontrak dihentikan karena keadaan kahar, maka Pejabat


Penandatangan Kontrak wajib membayar kepada Penyedia sesuai
dengan kemajuan hasil pekerjaan yang telah dicapai setelah dilakukan
pemeriksaan bersama atau berdasarkan hasil audit
21. PENGAKHIRAN KONTRAK
Pengakhiran apabila pekerjaan telah selesai dan hak dan kewajiban para
Kontrak pihak yang terdapat dalam Kontrak sudah terpenuhi

• Terpenuhinya hak dan kewajiban para pihak adalah terkait dengan


pembayaran yang seharusnya dilakukan akibat dari pelaksanaan kontrak
• Dalam hal kontrak telah berhenti karena pekerjaan telah selesai namun
kontrak belum berakhir, apabila masih terdapat sisa pembayaran yang belum
dibayarkan, Pejabat Penandatangan Kontrak melakukan sisa pembayaran
tersebut kepada Penyedia. Misalnya pembayaran atas sisa pekerjaan akibat
keterlambatan yang melewati tahun anggaran atau pembayaran atas penyesuaian
harga
22. PEMUTUSAN KONTRAK
Pemutusan Pemutusan Kontrak adalah tindakan yang dilakukan oleh Pejabat Penandatangan Kontrak
Kontrak atau Penyedia untuk mengakhiri berlakunya Kontrak karena alasan tertentu.

PPK dapat memutuskan Kontrak secara sepihak, apabila:


a. Penyedia terbukti melakukan korupsi, kolusi dan/atau nepotisme, kecurangan dan/atau
pemalsuan dalam proses pengadaan yangdiputuskan oleh Instansi yang berwenang.
b. Pengaduan tentang penyimpangan prosedur, dugaan korupsi, kolusi dan/atau
nepotisme dan/atau pelanggaran persaingan sehat dalam pelaksanaan Pengadaan
Barang/Jasa dinyatakan benar olehInstansi yang berwenang;
c. Penyedia berada dalam keadaan pailit;
d. Penyedia terbukti dikenakan Sanksi Daftar Hitam sebelum penandatangan Kontrak;
e. Penyedia gagal memperbaiki kinerja setelah mendapat Surat Peringatan sebanyak 3
(tiga) kali;
f. Penyedia tidak mempertahankan berlakunya Jaminan Pelaksanaan.
22. PEMUTUSAN KONTRAK (2)

PPK dapat memutuskan Kontrak secara sepihak, apabila:


g. Penyedia lalai/cidera janji dalam melaksanakan kewajibannya dan tidak memperbaiki
kelalaiannya dalam jangka waktu yang telah ditetapkan;
h. berdasarkan penelitian Pejabat Penandatangan Kontrak, Penyedia tidak akan mampu
menyelesaikan keseluruhan pekerjaan walaupun diberikan kesempatan;
i. Penyedia Barang/Jasa tidak dapat menyelesaikan pekerjaan setelah diberikan
kesempatan menyelesaikan pekerjaan;
j. setelah diberikan kesempatan kedua sebagaimana dimaksud pada huruf i, Penyedia
Barang/Jasa tidak dapat menyelesaikan pekerjaan; atau
k. Penyedia menghentikan pekerjaan selama waktu yang ditentukan dalam Kontrak dan
penghentian ini tidak tercantum dalam program mutu serta tanpa persetujuan
pengawas pekerjaan.
22. PEMUTUSAN KONTRAK (3)

Penyedia dapat memutuskan Kontrak secara sepihak, apabila:


a. Setelah mendapatkan persetujuan Pejabat Penandatangan Kontrak,
Pengawas pekerjaan memerintahkan Penyedia untuk menunda pelaksanaan
pekerjaan atau kelanjutan pekerjaan, dan perintah tersebut tidak ditarik
selama waktu yang ditentukan dalam Kontrak.
b. Pejabat Penandatangan Kontrak tidak menerbitkan Surat Permintaan
Pembayaran (SPP) untuk pembayaran tagihan angsuran sesuai dengan yang
disepakati sebagaimana tercantum dalam Syarat-syarat Kontrak.
23. TINDAKLANJUT PEMUTUSAN KONTRAK
Dalam hal pemutusan Kontrak karena kesalahan Penyedia
a. Jaminan Pelaksanaan dicairkan;
b. Sisa Uang Muka harus dilunasi oleh Penyedia Barang/Jasa atau
Jaminan Uang Muka dicairkan;
c. Penyedia Barang/Jasa membayar denda keterlambatan; dan
d. Penyedia Barang/Jasa dimasukkan dalam Daftar Hitam.

Terhadap pemutusan kontrak secara sepihak oleh PPK maka Pokja Pemilihan
dapat menunjuk pemenang cadangan berikutnya pada paket pekerjaan yang
sama atau Penyedia yang mampu dan memenuhi syarat
24. PEMBERIAN KESEMPATAN
PENYELESAIAN PEKERJAAN
Pemberian kesempatan
penyelesaian pekerjaan

• Karena kesalahan Penyedia


• Bukan hak Penyedia
• Didasarkan pada penelitian PPK bahwa Penyedia akan
mampu menyelesaikan keseluruhan pekerjaan setelah
diberikan kesempatan sejak masa berakhirnya pelaksanaan
pekerjaan
• Dapat melampaui tahun anggaran
• Penyedia dikenakan denda keterlambatan
Dilakukan perpanjangan jangka waktu jaminan pelaksanaan
Keterlambatan Pelaksanaan Pekerjaan, Kontrak Kritis, Pemberian Kesempatan
1. Apabila Penyedia terlambat melaksanakan pekerjaan sesuai jadwal, maka PPK
harus memberikan peringatan secara tertulis atau memberlakukan ketentuan
kontrak kritis.
2. Kontrak dinyatakan kritis apabila:
 Periode I (rencana fisik 0% - 70% dari Kontrak), selisih keterlambatan antara
realisasi fisik pelaksanaan dengan rencana lebih besar 10%.
 Periode II (70% - 100%) selisih lebih besar 5%.
 Periode III, selisih kurang dari 5% dan akan melampau TA berjalan.
25. DENDA DAN GANTI RUGI
DENDA DAN GANTI RUGI merupakan sanksi finansial yang dikenakan kepada Penyedia atau PPK sesuai
ketentuan yang berlaku karena terjadinya cidera janji/wanprestasi yang tercantum dalam Kontrak

Dikenakan karena keterlambatan penyelesaian pekerjaan (wanprestasi) atau cidera


janji terhadap kewajiban di kontrak
Cidera janji/wanprestasi berupa:
a. kegagalan bangunan
b. menyerahkan jaminan yang tidak bisa dicairkan,
c. melakukan kesalahan perhitungan volume hasil pekerjaan berdasarkan hasil
audit,
d. menyerahkan barang/jasa yang kualitasnya tidak sesuai dengan Kontrak
berdasarkan hasil audit, dan
e. keterlambatan penyelesaian pekerjaan
1/1000 (satu perseribu) dari nilai Kontrak atau nilai bagian
Kontrak untuk setiap hari keterlambatan.
Tahap Penyelesaian Pekerjaan Konstruksi
SERAH TERIMA HASIL
PEKERJAAN
MELAKUKAN EVALUASI KINERJA
PENYEDIA BARANG/JASA
Contoh reward:
1. Repeat order.
2. Terundang dalam tender cepat
3. Menjadi pertimbangan dalam
pengadaan langsung
Ikuti:
1. Pelatihan Kompetensi PBJP Level-1 Model MOOC.
2. Pelatihan Kompetensi PBJP untuk PPK Tipe C
Model MOOC

Peserta 03
Melaporkan ke instansi

Peserta 01 BPSDM /
Peserta 04
MOOC by Group Melaporkan ke instansi
Lembaga
Pelatihan
Peserta 02
Peserta 05 Menambah
synchronous +
Melaporkan ke instansi materi lain

Pendaftaran mandiri, namun BPSDM/Lembaga


Dilaksanakan secara mandiri
Pelatihan membantu memantau progres
sehingga kurang pemantauan
peserta

https://elearning.lkpp.go.id/course/index.php?categoryid=38
TERIMA KASIH

“BERSAMA MENUJU
MODERNISASI
Dengan gagal merencanakan,
PENGADAAN: sudah Anda sedang merencanakan
saatnya kita bercermin pada kegagalan.” Benjamin Franklin
struktur pengadaan
barang/jasa di negara-negara
maju sehingga target pada
tahun 2020 jabatan
fungsional pengelola
pengadaan barang/jasa yang
rencananya akan diwajibkan,
dapat terealisasi”

DR. IR. AGUS PRABOWO,


M.ENG, 10 Juli 2015
76

Anda mungkin juga menyukai