Umar Abdullatief
Teknik Jalan dan Jembatan Ahli Muda
Balai Pelaksanaan Jalan Nasional IX Mataram
Direktorat Jenderal Bina Marga, Kementerian PUPR
Jl. dr. Sudjono No.106, Kota Mataram
Email: uabdullatief@gmail.com
Abstrak
Audit internal adalah suatu fungsi penilaian independen yang ada dalam organisasi untuk memeriksa dan mengevaluasi
akitivitas organisasi sebagai pemberian jasa kepada organisasi, pelaksanaan audit internal bertujuan untuk meyakinkan
keandalan (reliabilitas dan integritas) informasi, kesesuaian dengan berbagai kebijaksanaan, rencana, prosedur, dan
ketentuan perundang-undangan. Direktorat Jenderal Bina Marga dalam pelaksanaan penyelenggaraan jalan
menggunakan standar pedoman sistem Manajeman Mutu, Keselamatan dan Kesehatan Kerja, dan Lingkungan.
Pelaksanaan kegiatan audit internal SMMK3L dan Mutu Konstruksi ini mengacu pada Manual Sistem Terintegrasi
(Mutu, Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan) Ditjen Bina Marga nomor MMK3L/DJBM/2016 tanggal 01
Juli 2016 dan SOP Audit Internal nomor SOP/UPM/DJBM-03 tanggal 01 Juli 2016, serta peraturan dan persyaratan
teknis terkait lainnya. Pada audit SMM didapatkan hasil temuan berupa masih masih terdapatnya format yang belum
lengkap dan tidak sesuai dengan SOP pada dokumen RMK, RK3K, dan RKPPL Kontraktor Pelaksana, sedangkan pada
dokumen RMK Konsultan supervisi masih menjadi satu dengan RMK paket kontrak pengawasan yang lain.. Pada audit
K3L didapatkan hasil temuan bahwa penerapan K3L pada proyek belum dilaksanakan secara maksimal sesuai aturan,
sehingga nilai GAP Analysis untuk pelaksanaan penerapan K3L secara keseluruhan mendapat bobot 37,50 % (kondisi
Tidak Aman). Pada audit Quantity didapatkan hasil temuan bahwa dokumen proyek seperti kajian teknis lapangan
(MC-0), addendum kontrak belum ada, dan sertifikat pembayaran (MC), back up kuantitas dan kualitas, serta laporan
bulanan, mingguan, dan harian untuk bulan Maret dan Juni belum lengkap. Sedangkan pada pekerjaan lapangan
terdapat perbedaan top elevasi U-Ditch DS 3a, dimana tinggi saluran U-Ditch DS 3a tidak sama, dapat disebabkan oleh
proses pembuatan yang tidak baik atau pada saat proses pemasangan yang tidak presisi, dan terakhir pada audit Quality
didapatkan hasil temuan bahwa laporan Job Mix Formula (JMF) untuk item pekerjaan LPA Klas A, AC-Base, AC-BC,
AC-WC, Beton f’c 10, f’c 20, f’c 30 MPa dan adukan semen (mortar), serta back up data quality untuk MC bulan
Maret sampai Juni belum ada.
Kata Kunci: Audit Internal, SMMK3L dan Mutu Konstruksi, Ruas Jalan Sudirman (Praya)
PENDAHULUAN
Audit Internal
Audit internal didefinisikan sebagai suatu proses kegiatan konsultansi independen dan obyektif
yang dirancang untuk memberikan nilai tambah dan meningkatkan kegiatan operasi organisasi.
Sedangkan menurut (Sukrisno, 2012 dalam Utari, 2017) audit internal adalah suatu fungsi penilaian
independen yang ada dalam organisasi untuk memeriksa dan mengevaluasi akitivitas organisasi
sebagai pemberian jasa kepada organisasi.
Audit atau pemeriksaan dalam arti luas bermakna evaluasi terhadap suatu organisasi, sistem,
proses, atau produk. Audit dilaksanakan oleh pihak yang kompeten, objektif, dan tidak memihak
yang disebut auditor. Tujuan audit adalah untuk melakukan verifikasi bahwa subjek dari audit telah
diselesaikan dan berjalan sesuai standar, regulasi, dan praktik yang telah disetujui dan dapat
diterima. Selain itu, agar audit terlaksana dengan benar dan sesuai standar maka perlu dilakukan
evaluasi terhadap suatu informasi (auditing) guna memastikan kebenaran dari informasi tersebut
untuk menunjang hasil audit yang valid dan dapat dipertanggungjawabkan.
Menurut (Mulyadi, 2002 dalam Kusuma, 2008) fungsi audit internal adalah sebagai kontrol
manajemen, dikarenakan manajemen membutuhkan kepastian bahwa semua kebijakan yang telah
ditetapkan tidak akan dilaksanakan secara menyimpang. Sedangkan tujuan dari pelaksanaan audit
internal adalah meyakinkan keandalan (reliabilitas dan integritas) informasi, kesesuaian dengan
berbagai kebijaksanaan, rencana, prosedur, dan ketentuan perundang-undangan, perlindungan
terhadap harta/barang milik organisasi, penggunaan sumber daya yang ekonomis dan efisien, serta
tercapainya berbagai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan.
Manual SMMK3L Direktorat Jenderal Bina Marga menyatakan secara umum ketetapan-ketetapan
pada setiap proses yang diamanatkan yakni :
a. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang perlindungan dan pengelolaan Lingkungan
Hidup;
b. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 04/PRT/M/2009 tentang Sistem Manajemen Mutu
Departemen Pekerjaan Umum;
c. Peraturan Menteri Pekerjaan umum Nomor 05/PRT/M/2014 tentang pedoman Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja;
d. Sistem Manajemen Mutu SNI ISO 9001:2015;
e. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja OHSAS 18001:2007;
f. Sistem Manajemen Lingkungan SNI ISO 14001:2015; dan
g. Panduan Audit Sistem Manajemen SNI 19011:2011
Dalam melaksanakan setiap kegiatan baik fisik maupun non fisik, pimpinan Unit Kerja/Unit
Pelaksana perlu merencanakan proses yang mencakup kegiatan utama dan kegiatan pendukung,
baik yang dilaksanakan sendiri maupun yang dilakukan melalui Penyedia Barang/Jasa.
Perencanaan kegiatan pada masing-masing Unit Kerja/Unit Pelaksana Kegiatan dituangkan dalam
dokumen Rencana Mutu Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lingkungan, yang terdiri dari:
a. Rencana Mutu Pelaksanaan (RMP), dokumen rencana mutu yang disusun oleh Unit Pelaksana
Kegiatan.
b. Rencana Mutu Kontrak (RMK), dokumen rencana mutu yang disusun oleh Penyedia
Barang/Jasa.
c. Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL), dokumen yang memuat upaya-upaya untuk
mencegah, mengendalikan dan menanggulangi dampak penting lingkungan hidup yang
bersifat negatif serta memaksimalkan dampak positif yang terjadi akibat rencana suatu
kegiatan yang disusun oleh pemrakarsa.
d. Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL), dokumen yang memuat program-program
pemantauan untuk melihat perubahan lingkungan yang disebabkan oleh dampak-dampak yang
berasal dari rencana kegiatan yang disusun oleh Pemrakarsa.
e. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL), dokumen yang berisi telaahan
secara cermat terhadap dampak penting dari suatu rencana kegiatan yang disusun oleh
Pemrakarsa.
f. Rencana Keselamatan dan Kesehatan Kerja (RK3), dokumen rencana penyelenggaraan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang dibuat oleh penyedia Barang/Jasa dalam mengajukan
penawaran.
PIMPINAN PUNCAK
KEPALA BALAI PELAKSANAAN JALAN
NASIONAL
Gambar 1. Bagan Struktur Organisasi Pengelola SMMK3L Balai Pelaksanaan Jalan Nasional Tipe B
(Manual Sistem Mutu Terintegrasi Ditjen Bina Marga, 2016)
Penjelasan bagan struktur organisasi Pengelola SMMK3L pada Balai Pelaksanaan
Jalan Nasional Tipe B :
a. Penjamin Sistem Manajemen Mutu, K3 dan Lingkungan pada Balai Pelaksanaan Jalan
Nasional Tipe B terdiri dari seorang Sekretariat SMMK3L dan seorang Pengendali Dokumen,
serta Pengelola Audit SMMK3L terdiri dari Koordinator Audit SMMK3L dan Auditor-Auditor
SMMK3L.
b. Penjamin SMMK3L adalah Kepala Subbagian Tata Usaha sebagai Sekretariat SMMK3L.
c. Pengendali Dokumen adalah Kepala Seksi Pembangunan dan Preservasi.
d. Pengelola Audit SMMK3L terdiri dari Koordinator dan sekurang-kurangnya 2 (dua) orang
auditor yang mewakili di Lingkungan Balai Pelaksanaan Jalan Nasional.
e. Sekretariat SMMK3L, Pengendali Dokumen, Koordinator Audit SMMK3L dan Auditor-
Auditor SMMK3L yang ditunjuk dan ditetapkan oleh pimpinan puncak unit kerja Eselon lll.
Tabel 1. Data Teknis Paket Pelebaran Jalan Menambah Lajur Jalan Sudirman (Praya)
FOTO DOKUMENTASI
2) Audit Quantity
a. Gambar kerja (shop drawing) belum dilengkapi dengan lembar pengesahan, nomor halaman
dan jumlah halaman pada gambar.
b. Belum ada dokumen Addendum kontrak.
c. Dokumen kajian teknis (MC-0) belum lengkap ditanda tangani.
d. Untuk data request belum ada laporan.
e. Pada sertifikat bulanan belum dilengkapi dengan MC-01 (Maret), MC-04 (Juni) dan belum
lengkap ditandatangani.
f. Dokumen back up data quantity belum ada.
g. Laporan harian, mingguan dan bulanan belum dilengkapi untuk laporan bulan Juni. Pada
laporan mingguan dan bulanan belum lengkap ditanda tangani.
h. Dokumentasi pelaksanaan pekerjaan belum ada.
i. Penempatan Material saluran berbentuk U Precast dan Gorong – Gorong Pipa Beton
memenuhi sebagian badan jalan, akibatnya pengguna jalan sedikit terhambat dan terganggu
akan kondisi tersebut.
j. Terdapat perbedaan Top Elevasi U-Ditch DS 3a, Tinggi saluran U-Ditch DS 3a tidak sama,
dapat disebabkan oleh proses pembuatan yang tidak baik atau pada saat proses pemasangan
yang tidak presisi.
k. Elevasi penempatan dan perletakan U-Ditch DS 3a pada saluran, agar dicermati dan
disesuaikan dengan elevasi kemiringan saluran yang sudah dibentuk. Bila hal ini tidak
diindahkan, akan terjadi keretakan dan kebocoran pada sambungan U-Ditch DS 3a, akibat
tekanan debit air yang mengalir.
3) Audit Quality
a. Tidak dilakukan pengujian takaran pemakaian Lapis Perekat pada pelaksanaan overlay AC-
WC pekerjaan Rehabilitasi Mayor Jalan Sulin-Sp. Penujak Km. 24+276 (Kanan).
b. Pembatas tiap fraksi agregat pemasok agregat dingin (cold bin) pada AMP mengalami
kerusakan, ketinggian pembatas tiap fraksi agregat pada pemasok agregat dingin (cold bin)
tidak memadai. Terdapat kotoran organik pada material pasir alam yang ditampung pada
pemasok agregat dingin (cold bin).
c. Terdapat bagian yang retak pada gorong-gorong pipa beton bertulang pekerjaan duckting.
d. Terdapat bagian yang keropos pada saluran U-ditch DS 3 dan tutupnya, penempatan saluran
yang dikirim dilapangan sebelum pemasangan tidak tertata rapi (tumpang tindih dan saling
bersinggungan).
e. Pada dokumen Job Mix Design (JMD) LPA Klas A, AC-Base, AC-BC, AC-WC terdapat
lembar yang belum dibubuhi tanda tangan serta cap/stempel petugas berwenang dari Balai
Pengujian Material Konstruksi.
f. Back up data quality sebagai kelengkapan data pendukung pembayaran sertifikat bulanan
(MC) bulan Maret – Juli belum ada.
g. Penyedia jasa belum mengajukan pengujian sifat-sifat (properties) aspal keras yang akan
digunakan.
h. Dokumen Job Mix Formula (JMF) untuk item pekerjaan LPA Klas A, AC-Base, AC-BC,
AC-WC, Beton f’c 10, f’c 20, f’c 30 MPa dan Adukan Semen (mortar) belum ada.
Saran
1. Melengkapi dokumen RMK, RK3K, dan RKPPL kontraktor pelaksana dan menyesuaikan
dengan format sebagaimana ketentuan dalam SOP, serta RMK konsultan supervisi agar dibuat
per paket kegiatan pengawasan.
2. Memaksimalkan pelaksanaan penerapan K3L dalam rangka menuju safety and zero accident
proyek dengan melakukan upaya pengelolaan keberlanjutan lingkungan hidup, penggunaan Alat
pelindung diri (APD) para pekerja, rambu-rambu, dan perlengkapan K3 lainnya di seluruh lokasi
terkait proyek.
3. Dokumen administrasi proyek agar segera dibenahi dan dilengkapi, serta memperbaiki
perbedaan ketinggian elevasi pada saluran precast U-ditch DS 3a.
4. Melengkapi dokumen-dokumen laporan back up quality sebagai data pendukung pembayaran
sertifikat bulanan (MC), dan laporan Job Mix Formula (JMF) terkait.
DAFTAR PUSTAKA
Balai Pelaksanaan Jalan Nasional IX, 2018. Rencana Mutu Pelaksanaan Kegiatan (RMP) Seksi
Pembangunan dan Preservasi. Seksi Pembangunan dan Preservasi. Mataram.
Balai Pelaksanaan Jalan Nasional IX, 2018. Laporan Hasil Audit Internal SMMK3L dan Mutu
Konstruksi. Seksi Pembangunan dan Preservasi. Mataram.
Departemen Pekerjaan Umum, 2009. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 04/PRT/M/2009
Tentang Sistem Manajemen Mutu Departemen Pekerjaan Umum. Departemen Pekerjaan Umum.
Jakarta.
Direktorat Jenderal Bina Marga, 2016. Manual Sistem Manajemen Terintegrasi (Mutu, Keselamatan
dan Kesehatan Kerja, dan Lingkungan) Direktorat Jenderal Bina Marga (MMK3L/DJBM/2016).
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Jakarta.
Direktorat Jenderal Bina Marga, 2016. Prosedur Audit Internal Direktorat Jenderal Bina Marga.
Direktorat Jenderal Bina Marga. Jakarta.
Kementerian Pekerjaan Umum, 2014. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 05/PRT/M/2014
Tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi Bidang
Pekerjaan Umum. Kementerian Pekerjaan Umum. Jakarta.
Kementerian Keuangan, 2018. Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Balai Pelaksanaan Jalan
Nasional IX Mataram. Kementerian Keuangan. Jakarta.
Kusuma, HB., 2008. Peran Audit Internal Yang Berbasis Resiko. Universitas Katolik Widya
Mandala. Surabaya.
Utari, DD., 2017. Etika Dalam Auditing (Materi Audit Internal). Universitas Gunadarma. Jakarta.