Psikologi hk.1
Psikologi hk.1
Psikologi Hukum
Oleh Wahdatunnisa_B011211104
Dalam Pasal 183 Undang-undang Nomor 8 tahun 1981 dinyatakan : “hakim tidak
boleh menjatuhkan pidana kepada seseorang kecuali apabila dengan
sekurang-kurangnya dua alat bukti yang sah memperoleh keyakinan bahwa suatu
tindak pidana benar-benar terjadi dan terdakwah yang melakukannya” dalam
pasal 184 KUHAP menyatakan :
a. keterangan saksi;
b. keterangan ahli;
c. surat;
d. petunjuk;
e. keterangan terdakwa.
Salah satu alat bukti yang ditentukan dalam Pasal 184 KUHAP adalah keterangan
seorang saksi, yaitu dalam suatu sidang pidana sebagai alat bukti berupa
keterangan tentang perkara pidana yang didengar atau dilihatnya sendiri dan yang
menjelaskannya. alasan untuk itu. untuk kasus pidana. pengetahuan Selain itu,
Pasal 1 (28) KUHAP dengan jelas menyatakan bahwa pendapat ahli adalah
keterangan yang diberikan oleh seseorang yang mempunyai pengetahuan khusus
yang diperlukan untuk penyidikan suatu perkara. Pengetahuan ahli tidak tersedia
bagi semua orang, karena pada hakikatnya merupakan milik individu tertentu.
Jika peran psikolog forensik dikaitkan dengan § 184(1)(b) KUHAP, maka hal
tersebut dapat dijadikan acuan untuk mencari aspek positif dari kasus pidana yang
ada saat ini. Karena kepiawaian psikolog dalam memeriksa kondisi penyerang dan
korban, maka menganalisis penampilan dan perilaku psikologis korban dan
penyerang selama penyelidikan dapat dijadikan alat bukti yang sangat kuat.
Analisis psikolog forensik dapat dijadikan sebagai ahli, karena dalam hal ini
psikolog forensik menggunakan analisis terhadap orang-orang yang menjadi
korban atau tersangka kejahatan untuk mencari aspek positifnya sehingga hakim
dapat menentukan siapa adalah siapa. . siapa pelakunya dan siapa sebenarnya
korbannya. Korban diidentifikasi dengan keahlian psikolog forensik yang
diketahui memiliki keahlian di bidang psikologi forensik untuk memudahkan
pelaksanaan tes.
Referensi