Anda di halaman 1dari 19

MENGGAGAS MODEL FAST-TRACK LEGISLATION

DALAM SISTEM PEMBENTUKAN UNDANG-UNDANG DI INDONESIA


(

Bayu Aryanto
Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran
E-mail: bayuaryanto3@gmail.com

Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran

Mei Susanto
Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran
E-mail: m.susanto@unpad.ac.id

Abstrak
-

Ada yang butuh waktu yang lama, namun ada juga yang dilakukan dengan cara cepat, tanpa kriteria yang jelas. Melalui

ini berkesimpulan bahwa masih terdapat permasalahan dalam pembentukan undang-undang di Indonesia khususnya
berkaitan dengan permasalahan waktu. Dengan begitu, untuk memperjelas status proses pembentukan undang-undang

ada 5 manfaat yang diharapkan,


, sebagai alat pemenuhan dalam merespon kebutuhan masyarakat. , guna memberikan pedoman kepada
para pembentuk undang-undang. , guna mengurangi penggunaan Perppu oleh Presiden. , guna membantu
badan peradilan dalam melakukan pengujian formil. Lima manfaat tersebut menjadi alasan yang membuat gagasan model

Kata Kunci: , pengaturan, undang-undang

Abstract

Keywords

187
Volume 10 Nomor 2, Agustus 2021

A. Pendahuluan Korupsi (UU KPK), Undang-Undang No. 7


Tahun 2020 tentang Perubahan Ketiga atas
Di negara hukum yang demokratis,
Undang-Undang No. 24 Tahun 2003 tentang
undang-undang memiliki peranan penting
Mahkamah Konstitusi (UU MK), dan Undang-
dalam rangka mencapai kemakmuran rakyat
Undang No. 11 Tahun 2020 tentang Cipta
oleh negara. Begitu pentingnya peranan
Kerja (UU Cipta Kerja).
tersebut sehingga undang-undang menjadi
Berkaitan dengan UU KPK, salah satu
instrumen vital dalam penyelenggaraan
masalah utamanya yakni dalam hal prosedur
negara hukum, khususnya menyangkut upaya
pembentukannya, yaitu cepatnya waktu
penataan kehidupan masyarakat dalam
tempuh pengesahan revisi undang-undang
rangka ketertiban dan keteraturan.1 Sebagai
yaitu hanya 12 hari.3 Proses pembentukan
negara yang menerapkan prinsip supremasi
UU Cipta Kerja menimbulkan beragam
hukum, maka pembentukan undang-undang
kontroversi, selain penggunaan metode
merupakan hal yang perlu untuk diperhatikan
drafting yakni yang tidak dikenal
dan diatur dengan baik agar terbentuknya
oleh hukum Indonesia. Di sisi lain pembahasan
produk hukum sebagaimana atas kehendak
RUU seakan-akan dipaksakan di tengah
serta kebutuhan masyarakat.
kondisi pandemi yang dapat berimplikasi pada
Pada praktiknya, pembentukan undang-
aspek keterbukaan serta partisipasi secara
undang di Indonesia yang melibatkan DPR
umum. Jangka waktu 167 hari adalah waktu
dan Presiden telah memperlihatkan proses
yang dibutuhkan untuk membentuk undang-
legislasi yang cukup cepat serta terburu-
undang yang menggunakan metode
buru dan dianggap tidak memiliki kualitas
tersebut. Jika dilihat dari RUU Cipta Kerja yang
yang baik.2 Fenomena legislasi kilat tersebut
bermuatan 1.203 pasal dan merupakan revisi
dapat ditemukan dalam proses perubahan
dari 79 undang-undang yang beragam maka
ataupun pembentukan suatu undang-undang
167 hari adalah jangka waktu yang cukup
yang setidaknya dapat dilihat dari tiga kasus
singkat.4 Sementara itu UU MK dibahas secara
kontemporer, yakni Undang-Undang No.
tertutup dengan hanya menempuh total
19 Tahun 2019 tentang Perubahan Kedua
waktu sepekan untuk mendapat pengesahan.
atas Undang-Undang No. 30 Tahun 2002
Hal menarik yang dapat menjadi catatan ialah
tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana
revisi UU MK merupakan hasil dari usulan
1
Yahya Ahmad Zein, ”Reformasi Regulasi Melalui Penataan Jenis Peraturan Perundang-Undangan di Luar Hirarkhi
Berdasarkan UU No.12 Tahun 2011 Tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan” (Prosiding Forum

Jurnal Penelitian Hukum De Jure


124.
3
UU KPK direvisi dalam waktu tempuh yang cukup cepat yakni 12 hari serta dianggap minim partisipasi publik.
Lihat Lulu Anjarsari, ”Ketika Konstitusionalitas Revisi UU KPK Dipertanyakan” (Majalah Konstitusi, No 160, edisi

4
Cantika Adinda Putri, ”1.200 Pasal Omnibus Law Selesai Lewat 64 Kali Rapat” https://www.cnbcindonesia.com/

Maret 2021).

188 Jurnal RechtsVinding, Vol. 10 No. 2, Agustus 2021 hlm. 187–205


Ketua Badan Legislasi DPR, yang seharusnya tahapan tersebut wajib dipenuhi dalam
perlu mendapatkan deliberasi yang cukup5 membentuk suatu undang-undang, namun
mengingat revisi tersebut merupakan usulan tidak ada batasan yang jelas mengapa serta
tunggal.6 kapan suatu rancangan undang-undang dapat
Fenomena pembentukan undang-undang dibentuk dalam jangka waktu cepat atau
yang terburu-buru namun tidak adanya tidak. Semuanya bergantung pada kehendak
alasan yang jelas untuk mempercepat DPR Dan Presiden, sehingga dapat dikatakan
pembentukannya dianggap dapat memper- membentuk undang-undang itu ”semaunya”
buruk proses legislasi di Indonesia.7 Hal itu penguasa saja.
sejalan dengan diajukannya undang-undang Beberapa negara lain telah mengenal dan
tersebut ke meja Mahkamah Konstitusi guna mengatur suatu mekanisme pembentukan
dilakukan pengujian baik pengujian formil undang-undang secara singkat yang biasa
maupun materiil.8 Membentuk undang- disebut dengan mekanisme
undang dengan cepat dan tergesa-gesa tanpa (FTL) atau istilah lainnya.9
adanya aturan dan landasan yang menaungi, Penggunaan mekanisme FTL membuat
merupakan hal yang membahayakan. Hal para pembentuk undang-undang memiliki
tersebut dikarenakan pembentukan undang- kesempatan untuk lebih efisien tanpanya
undang merupakan fungsi utama lembaga mengurangi kualitas undang-undang. Di
perwakilan dalam sistem demokrasi, sehingga Indonesia beberapa kali memperlihatkan
membentuk undang-undang memerlukan kesan yang terburu-buru serta cepat dalam
prosedur yang baik dan berkualitas agar membentuk undang-undang, namun sistem
menciptakan hukum yang berkualitas pula. hukum Indonesia saat ini belum mengenal
Tahapan pembentukan undang-undang di dan mengatur mekanisme FTL tersebut.
Indonesia saat ini terdiri dari lima tahapan yakni Dengan begitu, hadir gagasan untuk
perencanaan, penyusunan, pembahasan, mengatur mekanisme FTL dalam sistem
pengesahan dan pengundangan sebagaimana hukum Indonesia sebagai solusi agar proses
yang tercantum dalam Undang-Undang legislasi tidak semaunya saja namun sesuai
No. 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan koridor hukum yang ada. Berdasarkan hal
Peraturan Perundang-Undangan jo Undang- tersebut maka menarik untuk mengkaji
Undang No. 15 Tahun 2019 (UU P3). Seluruh gagasan model FTL, sebagai alternatif

Deliberasi yang cukup ialah berkaitan dengan proses pembahasan yang proper atau layak, guna memenuhi hal
tersebut tentunya diperlukan waktu yang tidak sedikit.
6
Haryanti Puspa Sari, ”Revisi UU MK Diajukan Ketua Baleg DPR sebagai Pengusul Tunggal” https://nasional.
kompas.com/read/2020/04/13/15433351/revisi-uu-mk-diajukan-ketua-baleg-dpr-sebagai-pengusul-tunggal

7
Haryanti Puspa Sari, ”Revisi UU MK Diajukan Ketua Baleg DPR sebagai Pengusul Tunggal” https://nasional.
kompas.com/read/2020/04/13/15433351/revisi-uu-mk-diajukan-ketua-baleg-dpr-sebagai-pengusul-tunggal

9
rapid
legislation, accelerated procedure, instant legislation, expedited legislation, urgency motions. Lihat House of Lords
Select Committee on the Constitution, ”Fast-track Legislation: Constitutional Implications and Safeguards—
Volume I: Report

189
Volume 10 Nomor 2, Agustus 2021

serta kebutuhan pembentukan undang- perbandingan hukum yang disebutkan oleh


undang secara cepat di Indonesia melalui Peter De Cruz12 yakni ”
transplantasi hukum dari berbagai negara. ”, maka
Berangkat pada uraian permasalahan di atas penting untuk mengetahui perbandingan
maka terdapat dua identifikasi masalah yang legislasi antar negara guna mencari proses
dirumuskan dalam tulisan ini, , apa dan mekanisme yang lebih baik. Hal itu agar di
problematika pembentukan undang-undang tatanan praktik dapat dimungkinkan adanya
di Indonesia? Mengapa diperlukan model transplantasi hukum.
sebagai solusi penyelesaian Sedangkan, Pendekatan kasus yakni
problem pembentukan undang-undang di dengan menelaah kasus yang berkaitan
Indonesia? dengan isu hukum yang dijadikan topik
pembahasan dalam sebuah penulisan.13
B. Metode Penelitian Pada penelitian ini ialah berkaitan dengan
Berdasarkan permasalahan yang telah proses pembentukan atau perubahan UU
diuraikan sebelumnya, maka penulisan ini KPK, UU MK, dan UU Cipta Kerja. Penelitian
menggunakan metode penelitian kualitatif ini menggunakan data sekunder yang terdiri
melalui pendekatan perundang-undangan dari bahan hukum primer dan bahan hukum
( ), pendekatan konseptual sekunder. Pengumpulan bahan hukum
( ), pendekatan dilakukan melalui studi kepustakaan dan
perbandingan ( ) pencarian berita mengenai mekanisme
dan pendekatan kasus ( ). dalam proses pembentukan
Pendekatan perundang-undangan dilakukan hukum. Penelitian ini juga menggunakan
melalui penelaahan dan mengidentifikasi metode analisis data kualitatif yang diolah dan
peraturan perundang-undangan yang disajikan secara deskriptif dan komprehensif.
berkaitan dengan rumusan masalah.10 Pada
pendekatan konseptual beranjak dari doktrin C. Pembahasan
atau pandangan yang berkembang dalam ilmu 1. Problematika Pembentukan Undang-
hukum khususnya hukum tata negara yang Undang di Indonesia
berkaitan dengan pembentukan peraturan Sebelumnya, telah dibahas terkait
perundang-undangan.11 Pendekatan per- kondisi pembentukan undang-undang di
bandingan yakni dengan melihat dan Indonesia, khususnya berkaitan dengan
memperbandingkan pengaturan dan waktu pembentukan. DPR dan Presiden
penerapan FTL dari beberapa negara yakni dalam membentuk undang-undang kerap kali
United Kingdom, Selandia Baru, dan Ekuador. dianggap ”ugal-ugalan” dalam membentuk
Hal tersebut sesuai dengan salah satu fungsi undang-undang. Bahkan, dapat dikatakan

10
Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, (Jakarta: UI Press, 2007), hlm. 93.
11
Johnny Ibrahim, Teori & Metodologi Penelitian Hukum Normatif, (Malang: Bayumedia Publishing, 2007), hlm.
306.
12
Peter de Cruz, Comparative Law in A Changing World, (London: Cavendish Publishing Limited, 1999), hlm. 18..
13
Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum

190 Jurnal RechtsVinding, Vol. 10 No. 2, Agustus 2021 hlm. 187–205


bahwa tidak ada batasan yang jelas frasa ”kegentingan yang memaksa”, sehingga
seperti apakah suatu rancangan undang- bersifat , membuka peluang
undang layak dibahas secara cepat atau yang terlalu besar dan tidak mengandung
tidak. Hal tersebut hanya bergantung pada ukuran kepastian.16 Perppu ini bahkan dapat
keinginan para pembentuk undang-undang dikatakan sebagai .
belaka. Mekanisme atau prosedur suatu Walaupun Mahkamah Konstitusi telah
pembentukan undang-undang secara cepat memberikan kejelasan mengenai frasa
masih belum banyak dibahas di Indonesia, tersebut namun tetap tidak mengubah bahwa
namun topik bahasan terkait praktik legislasi Perppu menjadi suatu hal yang sering kali
dalam membentuk undang-undang yang menimbulkan kontroversi. Bahkan, seringkali
terkesan semaunya yakni cepat dan tidaknya muncul pameo di masyarakat bahwa Perppu
dalam membentuk hukum cukup sering umumnya dibentuk bukan karena adanya
dibahas di Indonesia. Hal itu dapat dilihat dari kegentingan yang memaksa, melainkan
beberapa undang-undang yang sebelumnya karena adanya kepentingan yang memaksa.17
telah disebutkan. Salah satu Perppu yang menjadi
Saat ini pembentukan hukum dengan perdebatan yakni Perppu No. 1 Tahun 2020
waktu cepat hanya dapat ditemukan dalam tentang Kebijakan Keuangan Negara dan
pembentukan Peraturan Pemerintah Stabilitas Sistem Keuangan untuk Penanganan
Pengganti Undang-Undang (Perppu) 14 yang Pandemi Covid-19 dan atau Dalam Rangka
muatannya disamakan dengan materi muatan Menghadapi Ancaman yang Membahayakan
undang-undang.15 Selain itu, pembentukan Perekonomian Nasional dan atau Stabilitas
beberapa Perppu dianggap tidak tepat serta Sistem Keuangan (Perppu Covid) yang saat
masih menjadi pemasalahan dan perdebatan. ini telah menjadi undang-undang.18 Perppu
Kajian yang telah dilakukan berbagai kalangan merupakan produk yang dikeluarkan oleh
telah menemukan beberapa kelemahan Presiden (eksekutif), sehingga produk hukum
Perppu. Salah satu kelemahannya yakni tanpa yang dihasilkan tidak bersifat demokratis
adanya limitasi sejauh mana presiden dapat layaknya pembentukan undang-undang yang
mengeluarkan Perppu, yaitu hanya melalui dikeluarkan bersama dengan DPR sebagai

14

16

dan Prinsip Negara Hukum”, Padjadjaran Jurnal Ilmu Hukum, 4:2, (2017), hlm. 238.
17
Nur Rohim, ”Kontroversi Pembentukan Perppu Nomor 1 Tahun 2013 Tentang Mahkamah Konstitusi Dalam
Ranah Kegentingan Yang Memaksa”, Jurnal Cita Hukum, 2:1, (2014), hlm. 124.
18
Perppu Covid cukup menuai polemik dibuktikan dengan sedikitnya ada tiga permohonan uji materi (Lihat

yang berasal dari Perppu ini pun tetap mendapatkan permohonan pengujian di Mahkamah Konstitusi (Lihat

Perppu tersebut dianggap mencampuri fungsi kekuasaan lain yakni kekuasaan yudikatif. Hal itu bertentangan
dengan prinsip negara hukum yaitu perlunya pemisahan kekuasaan. Hal tersebut diungkapkan oleh Susi Dwi
Harijanti bahwa Perppu seharusnya tidak mengatur kompetensi cabang kekuasaan kehakiman. Dalam Hukum

191
representasi lembaga perwakilan rakyat. Oleh dan Korban (UU PSK) juga dibentuk dalam
karenanya, Perppu tidak dapat dikualifikasikan proses pembahasan yang cukup cepat21
sebagai mekanisme FTL sebagaimana yang namun mendapatkan respon yang cukup baik
telah disinggung di awal karena bergantung sebagai pemenuhan atas hak asasi manusia.
pada subjektivitas presiden walaupun pada DPR seharusnya juga fokus dalam
akhirnya akan mendapat objektivitas oleh mengatasi pandemi Covid-19, namun DPR
DPR dengan pengujian pada rapat berikutnya. justru memberikan perhatian terhadap RUU
Di sisi lain, sebenarnya para pembentuk yang ada kaitannya dengan pandemi. DPR
undang-undang yakni DPR dan Presiden bahkan memberikan persetujuan terkait
beberapa kali telah memperlihatkan praktik Perppu Covid yang dianggap kontroversi
pembentukan undang-undang yang cukup menjadi undang-undang.22 Dengan begitu,
cepat sebagaimana telah disampaikan DPR tidak memberikan pembatasan kekuasaan
di awal yakni terhadap UU KPK19, UU MK yang baik dalam mengawasi pemerintah,
dan UU Cipta Kerja. Ketiga produk hukum sehingga seakan-akan DPR hanya pemberi
tersebut dianggap tidak membutuhkan ”stempel” terhadap kekuasaan eksekutif.
waktu yang cepat namun memerlukan waktu Langkah-langkah strategis yang diambil DPR
yang lebih lama. Hal tersebut didasari atas seharusnya hanya yang berkaitan langsung
pentingnya produk hukum tersebut dalam dengan pandemi.23 Hal itu didasari atas
penyelenggaraan negara. Khusus UU Ciptaker besarnya dampak yang terjadi akibat wabah
yang dibentuk dengan metode mematikan tersebut, baik dalam ekonomi,
seharusnya diperlukan pembahasan serta pendidikan, kesehatan, maupun sosial. Oleh
pengkajian yang tidak sebentar. Bahkan suatu karenanya, beberapa aspirasi yang seharusnya
produk hukum yang dibentuk melalui metode dapat dipenuhi oleh pembentuk undang-
lebih tepat jika tidak dibentuk dengan undang yakni berkaitan dengan penanganan
waktu yang cepat.20 Hal tersebut berkaitan Covid-19, tidak dapat dipenuhi sehingga DPR
dengan banyaknya produk hukum yang perlu seolah berjalan sendiri tidak kontekstual
diharmonisasikan antara satu dengan lainnya. dengan apa yang dirasakan oleh masyarakat,
Berbeda dengan lainnya, Undang-Undang No. muncul kesan bahwa DPR sengaja mengambil
31 Tahun 2014 tentang Perlindungan Saksi

19

yang disepakati. Pada tanggal 12 September 2019 DPR dan Presiden melakukan pembahasan dan diakhiri.
20
Ibnu Sina, Op. Cit., hlm. 137.
21

Laporan akhir Panja pada tanggal 23 September 2014, dan pada akhirnya disetujui bersama pada tanggal 24
September 2014. Sehingga, dapat dikatakan UU PSK dibentuk dalam kurun waktu kurang dari satu bulan. Artikel

2021).
22

Konstitusi.
23
Fitria Chusna Farisa, ”DPR Diminta Tak Ambil Keputusan Strategis Selama Pandemi Covid-19” https://nasional.

192
kesempatan dalam keterbatasan situasi kebutuhan untuk mengakomodasi
pandemi.24 pembentukan undang-undang secara cepat di
Praktik membentuk undang-undang Indonesia.
dalam waktu singkat oleh DPR dan Presiden
seharusnya dapat juga dilakukan untuk Sebagai Solusi
membentuk peraturan yang berkaitan dengan Pembentukan Undang-Undang Di
penanganan maupun dampak dari pandemi
Indonesia
Covid-19. Namun, hal tersebut tidak dapat Beragam istilah disematkan dalam
dipenuhi, justru menggunakan Perppu yang menamai suatu mekanisme membentuk
menimbulkan beragam kontroversi dan hukum secara cepat, mulai dari FTL hingga
membentuk undang-undang yang dianggap yang merupakan prosedur
tidak memiliki alasan untuk dibentuk secara membentuk hukum dengan waktu yang
cepat sebagaimana telah diuraikan di atas. cukup singkat.26 Beragam istilah tersebut juga
Permasalahan tersebut menjadi bukti didampingi dengan beragam pengaturan dan
adanya perbedaan keinginan antara publik praktik yang dilakukan oleh berbagai negara.
dan pembentuk undang-undang dalam Mekanisme menghasilkan produk hukum
menentukan cepat tidaknya suatu produk dalam waktu singkat ini menjadi sebuah cara
hukum dibuat. Beberapa hal yang seharusnya maupun prosedur yang diatur sesuai dengan
dapat menjadi prioritas dalam membentuk kebutuhan suatu negara guna mengatasi
undang-undang namun tidak dilakukan. sebuah permasalahan atau menciptakan
Hal menarik lainnya dalam praktik efisiensi waktu. Penggunaan prosedur kilat
pembentukan undang-undang di Indonesia dalam membentuk undang-undang dilakukan
ialah terkait pengesahan perjanjian dengan berbagai pertimbangan dan dasar
internasional menjadi undang-undang. hukum yang jelas. Oleh karenanya, perlu
Wicipto Setiadi dalam diskusi terbuka melihat berbagai negara mengatur dan
memaparkan bahwa dalam satu tahun mempraktikan prosedur tersebut sebagai
rata-rata lebih dari satu RUU Pengesahan khazanah keilmuan dalam ikhtiar memperbaiki
Perjanjian Internasional tertentu disahkan dan menata legislasi.
menjadi undang-undang. Lebih lanjut, Beberapa negara yang layak
Wicipto memberikan contoh pada tahun 2019 diperbandingkan yakni United Kingdom,
terdapat delapan RUU Perjanjian Internasional Selandia Baru, dan Ekuador telah mengatur
yang dilegitimasi menjadi undang-undang.25 dan mempraktikan mekanisme khusus
Oleh karenanya, secara tidak langsung para tersebut. Berdasarkan pengertian dan
pembentuk undang-undang dalam momen pengaturan beberapa negara diatas memiliki
tertentu telah mempraktikan pembentukan definisi yang berbeda-beda namun memiliki
dengan waktu yang cukup cepat. Realitas esensi yang sama.
di atas telah menunjukan bahwa terdapat United Kingdom
24
Ibid.
Wicipto Setiadi, ”Fast-Track Legislation sebagai Bentuk Peningkatan Supremasi Hukum” (materi disampaikan
dalam diskusi terbuka FH Unpad, 17 Desember 2020), hlm. 11.
26
House of Lords Select Committee on the Constitution, Op. Cit., hlm. 7.

193
Volume 10 Nomor 2, Agustus 2021

(UK) mendefinisikan FTL sebagai:27 ”


(untuk
menjaga komitmen UK dalam mematuhi
komitmen internasionalnya);

”. Bills dalam arti kajian ini ialah (untuk melakukan perubahan


RUU yang diproses dalam waktu yang singkat dalam anggaran);
oleh parlemen. (untuk
Secara sederhana dapat dipahami bahwa mengatasi krisis ekonomi);
FTL merupakan istilah yang diberikan pada
suatu RUU yang dipercepat melalui masing- (untuk menerapkan langkah-langkah
masing tahap legislatif yang disyaratkan melawan terorisme);
untuk membuatnya menjadi undang-undang
dalam waktu yang jauh lebih singkat daripada
biasanya.28 Mekanisme tersebut untuk (untuk mempertahankan kesatuan UK);
memenuhi respon kebutuhan masyarakat (untuk
akan hukum yang dianggap sebagai kebutuhan menanggapi protes publik).
segera sehingga dibutuhkan undang-undang
Selain alasan tersebut, penggunaan FTL
maupun solusi yang cepat. Penggunaan
di UK juga harus memperhatikan prinsip
mekanisme FTL dapat dilakukan dengan
konstitusional dalam penerapannya yakni
syarat-syarat yang ketat serta batasan-batasan
yang telah diidentifikasi oleh
tertentu. UK merupakan salah satu negara
antara
yang memiliki mekanisme tersebut untuk 30
lain:
merespon bencana alam atau kedaruratan,
beberapa alasan standar yang mendasari
penggunaan FTL antara lain:29 . (prinsip pengawasan harus
(untuk
tetap efektif di setiap situasi);
memperbaiki kesalahan dalam membentuk
perundang-undangan);

(prinsip untuk selalu mempertahankan


(untuk menanggapi putusan pengadilan);
kualitas hukum yang baik);

(untuk memastikan
undang-undang berlaku terhadap momen
tertentu);
. (Pentingnya

27
Ibid., hlm. 11.
28
Ibid., hlm. 7.
29
Ibid., hlm. 10.
30
Ibid., hlm. 8.

194 Jurnal RechtsVinding, Vol. 10 No. 2, Agustus 2021 hlm. 187–205


memberikan kesempatan kepada badan diperdebatkan dan dibentuk dalam hitungan
yang berkepentingan dan organisasi yang tidak lebih dari 30 hari.31 Pada penerapan FTL di
terkena dampak untuk mempengaruhi dan UK juga dikenal yakni berkaitan
berpatrtisipasi dalam proses legislatif); dengan jangka waktu keberlakuan hukum
tersebut. Hal itu dilakukan guna menjamin
hak asasi manusia. Sebagai contoh, UK pada
Maret 2020, membentuk
melalui mekanisme FTL guna menyelesaikan
(prinsip permasalahan Covid-19 sebagai bentuk
pembentukan undang-undang yang respon cepat untuk mengatasi persoalan
proporsional); kesehatan dan ekonomi yang muncul.32
Sementara itu,
(prinsip transparansi). merupakan istilah dari Selandia Baru yang
diatur pada tahun 1903, melalui revisi
Di negara Ratu Elizabeth tersebut, ketika
prosedural oleh
pengajuan RUU yang akan melalui proses FTL
serta dicantumkan dalam
maka pengaju harus menjelaskan sepenuhnya
.33 Mekanisme
mengapa FTL diperlukan. Hal tersebut
telah diterapkan selama lebih dari satu abad
agar FTL tidak digunakan oleh Pemerintah
serta menjadi bagian dari lanskap legislatif
untuk mengatasi masalah hukum yang telah
dan secara bertahap telah dibatasi dengan
diketahui sejak lama. Pembentukan undang-
perubahan, yang terakhir pada 2011 oleh
undang secara normal di Parlemen biasanya
.34 Mekanisme
membutuhkan waktu berminggu-minggu atau
ini menjadi alat yang sering dipraktikkan
berbulan-bulan karena diperdebatkan dan
Parlemen Selandia Baru, yakni sebanyak
berjalan melalui berbagai tahap di
230 kali antara tahun 1987 hingga 2010.35
dan kemudian melalui tahap yang
Akademisi di Victoria University of Wellington
sama di . Hal tersebut berbeda
mengidentifikasi alasan penggunaan dari
dengan pembentukan undang-undang
ke dalam empat kategori
melalui mekanisme FTL yang biasanya akan
36
yakni:

31
Ibid
32

kepada pemerintah agar memperlambat penyebaran virus, mengurangi sumber daya dan beban administrasi
pada badan publik, untuk membatasi dampak potensi kekurangan staf pada penyediaan layanan publik, artikel

33
Urgency motions merupakan mekanisme yang memperpanjang jam duduk Parlemen Selandia Baru untuk
mempercepat RUU tertentu dari urusan legislatif, mekanisme ini menjadi alat yang sering dipraktikan Parlemen
Selandia Baru. Mekanisme urgency motion telah diterapkan selama lebih dari satu abad. Lihat Claudia Geiringer,
(et.al), ”What’s the hurry? Urgency in the New Zealand Legislative Process 1987–2010”, (Wellington: Victoria
University Press, 2011), hlm. 22.
34
Ibid.
Ibid., hlm. 1.
36
Ibid

195
Volume 10 Nomor 2, Agustus 2021

Seiring dengan pengalaman tersebut beragam


(untuk mempercepat respon terkait menjadi
suatu undang-undang tertentu, yakni pembahasan dan perhatian serius hingga saat
suatu kondisi parlemen dituntut untuk ini. Selandia Baru juga membentuk undang-
menangani suatu permasalahan tertentu undang guna mengatasi permasalahan pasca
secepat mungkin termasuk keadaan meredanya Covid-19.39
tidak terduga, memperbaiki kesalahan Selanjutnya, Ekuador juga mengenal
dalam membentuk hukum, atau bahkan prosedur membentuk hukum yang cepat.
berkaitan dengan kepastian ekonomi); Mekanisme tersebut tercantum dalam
(untuk 140 2008.40 Norma
menyelesaikan daftar antrian legislasi); tersebut menyatakan bahwa Presiden dapat
(alasan mengajukan RUU yang dianggap sebagai
taktis dalam menangani keadaan mendesak guna merespon krisis
ataupun politik praktis); ekonomi. diberi waktu
(berkaitan dengan 30 hari untuk mengadopsi, mengubah, atau
anggaran negara). menolak RUU tersebut. Jika hal tersebut tidak
dapat dipenuhi oleh maka
bukanlah mekanisme
RUU tersebut berlaku menjadi suatu dekrit
yang mempersingkat waktu pembahasan
Presiden. Pada praktiknya, mekanisme FTL
maupun mempersingkat waktu perdebatan.
juga digunakan untuk menangani hal penting
Namun, memberikan batasan terhadap
lainnya, yaitu dalam kasus kontemporer
perdebatan yang diperkenankan dalam
terhadap Undang-Undang Ekonomi41 dan
berbagai tahap pembahasan.37 Pada kasus
Undang-Undang Perlindungan Data Pribadi.42
tertentu, seluruh tahapan legislasi dapat
Kedua undang-undang tersebut dibentuk
dilalui menggunakan namun
dengan mekanisme FTL karena adanya
di kasus lain mekanisme ini hanya dilakukan
kebutuhan hukum yang harus segara dipenuhi.
pada beberapa tahapan dari suatu RUU.38
Selandia Baru memiliki pengalaman yang Dari ketiga negara di atas maka dapat
cukup banyak dalam membentuk undang- diketahui bahwa pada praktiknya proses
undang dalam waktu yang cukup singkat. FTL merupakan cara yang baik untuk

37
Ibid., hlm. 32.
38
Ibid.
39

Hal tersebut dimaksudkan untuk segera mendorong pertumbuhan lapangan kerja, artikel dalam https://www.

40
Lihat Pasal 10 Ecuador’s Constitution of 2008.
41

RUU tersebut bermaksud untuk meningkatkan pendapatan lebih dari US $ 700 juta pada tahun 2020, http://
country.eiu.com/article.aspx?articleid=398612423&Country=Ecuador&topic=Economy&subtopic=Forecastsub
subtopic=Policy+trends (diakses 14 April 2021).
42

2021).

196 Jurnal RechtsVinding, Vol. 10 No. 2, Agustus 2021 hlm. 187–205


mengatasi situasi yang pada pelaksanaannya Negara-negara di atas telah mapan
membutuhkan kehadiran suatu undang- mengatur dan menerapkan mekanisme FTL,
undang. Selain itu, FTL di beberapa negara sehingga penting bagi Indonesia melakukan
juga memberikan kriteria RUU seperti apa perbandingan hukum dengan negara tersebut
saja yang dapat diproses dengan cepat dalam mengadopsi konsep mekanisme FTL.
sehingga tidak semaunya saja. Mekanisme Hal tersebut dikarenakan dapat menemukan
FTL adalah prosedur yang perlu dilakukan aspek-aspek persamaan antara berbagai
pada kondisi-kondisi tertentu, yang sistem pembentukan peraturan perundang-
mengharuskan pembentuk hukum memenuhi undangan guna mendapatkan ” ”
kebutuhan hukum di masyarakat secara dari berbagai variasi hukum, yang karenanya
cepat. Penerapan FTL juga tidak hanya terkait hukum yang lebih baik ( ) dapat
dengan namun atas dikreasi atau ditransplantasi sedemikian rupa
kebutuhan hukum segera. Contoh tersebut dalam masyarakat di Indonesia.43
dapat terlihat di UK yakni penggunaan Wicipto Setiadi menjelaskan bahwa
untuk menjaga komitmen internasional, hukum positif di Indonesia44, belum mengatur
menanggapi putusan pengadilan, perubahan secara khusus mengenai mekanisme FTL.
anggaran dan hal lainnya yang membutuhkan Walaupun terdapat sifat atau kondisi yang
kehadiran hukum dalam waktu cepat. darurat, namun tetap melalui proses biasa
Ketiga negara di atas juga mencatumkan (tanpa prosedur khusus).45 Prosedur lain
pengaturan mekanisme tersebut mulai dari yang menjadi penelaahan berkaitan dengan
tingkat tertinggi yakni melalui konstitusi mekanisme FTL ialah terkait daftar kumulatif
hingga tingkatan terendah yakni peraturan terbuka.46 Mekanisme tersebut tidak dapat
internal badan legislatif. Penggunaan dikatergorikan sebagai FTL seperti di negara
mekanisme FTL yang dapat mempersingkat lain. Hal itu karena mekanisme tersebut
jangka waktu pembentukan juga diharapkan hanya mempercepat suatu RUU untuk masuk
tidak mengurangi kualitas dari produk hukum ke dalam prolegnas bukan mempercepat
yang dibentuk. Oleh karenanya, negara- pembentukannya hingga selesai.47
negara yang memiliki mekanisme legislasi Jika memperbandingkan jangka waktu
kilat ini mengatur dan memberikan pedoman praktik di Indonesia dengan negara lain
yang jelas dalam pelaksanaannya sehingga terhadap beberapa undang-undang maka
tujuan mempercepat pembentukan undang- pembahasan serta pembentukan yang
undang dapat dicapai, bukan justru menjadi dilakukan oleh DPR dan Presiden merupakan
permasalahan baru. salah satu ciri mekanisme FTL yakni

43
Ratno Lukito, ”Perbandingan Hukum: Perdebatan antara Teori dan Metode”, (Yogyakarta: UGM Press, 2016) hlm.

44
Penelaahan berkaitan dengan mekanisme fast track legislation
Undang Nomor 17 Tahun 2014 tentang Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan
Perwakilan Daerah, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (UU MD3), ataupun Peraturan Tata Tertib DPR.
Wicipto Setiadi, Op. Cit., hlm. 2.
46

47
Wicipto Setiadi, Op

197
Volume 10 Nomor 2, Agustus 2021

dibentuk tidak lebih dari 30 hari. Meskipun hukum dalam pembentukan undang-undang
terdapat kesamaan antara FTL dan Perppu di Indonesia. DPR dan Presiden beberapa kali
terkait adanya kriteria kemendesakan dan telah mempraktikan pembentukan undang-
pembentukan yang cepat, namun keduanya undang dalam tempo waktu yang cukup cepat.
adalah hal yang berbeda. Dengan begitu, Tindakan tersebut tidak memiliki dasar hukum
saat ini belum ada pengaturan pembentukan sedangkan Simorangkir mengatakan bahwa
undang-undang secara cepat di Indonesia negara hukum diartikan sebagai suatu negara
layaknya FTL di beberapa negara di atas. yang menerapkan prinsip legalitas, yakni
Pada bagian sebelumnya, telah diuraikan segala tindakan negara melalui, berdasarkan
bahwa FTL merupakan mekanisme yang cukup dan sesuai dengan hukum.48 Dengan begitu,
baik dalam merespon cepat suatu kondisi. Saat asas kepastian hukum merupakan bagian yang
ini di Indonesia dalam membentuk undang- tidak terpisahkan dari sistem negara hukum.
undang tidak ada batas waktu terkait dengan Mengatur secara komprehensif mekanisme
cepat atau tidaknya sehingga pembentukan pembentukan secara cepat menjadi momen
undang-undang terkesan selera penguasa saja. penting saat ini guna mewujudkan kepastian
Tidak adanya pengaturan terkait pembentukan hukum dalam penyelenggaraan negara.
hukum secara cepat di Indonesia pada Selain itu, dengan diaturnya mekanisme
praktiknya menghasilkan kesempatan bagi khusus dalam membentuk undang-undang
para pembentuk hukum untuk membentuk cepat dapat menjadi kontrol kepatuhan
hukum dengan dasar keinginannya saja. Hal penyelenggara negara dalam menjalankan
tersebut berpeluang melanggar hak atas fungsi legislasinya. Hal tersebut tidak terlepas
kepastian hukum dalam proses legislasi. Oleh dari ketiadaan pengaturan jangka waktu yang
karena itu, untuk memperjelas status proses jelas kapan suatu pembentukan undang-
pembentukan undang-undang yang dilakukan undang dapat dikatakan cepat atau lambat.
dengan cepat, maka model FTL perlu diatur Menyediakan pengaturan mekanisme
dan diterapkan, yakni model yang tidak FTL merupakan cara mewujudkan kepastian
mengurangi setiap proses legislasi, melainkan hukum untuk melepaskan kepentingan
hanya mempercepat setiap proses legislasi subjektif yang tidak memihak kepada
tersebut. Hal itu agar membentuk undang- kepentingan rakyat. Hal tersebut dikarenakan
undang tetap memenuhi seluruh prinsip- kepastian hukum berpedoman kepada
prinsip pembentukan undang-undang yang pemberlakuan hukum yang jelas, tetap dan
baik. konsisten yakni pelaksanaannya tidak dapat
Setidaknya ada lima alasan yang membuat dipengaruhi oleh keadaan-keadaan yang
pengaturan model FTL tersebut layak bersifat subjektif.49 Sudikno Mertokusumo
untuk dipertimbangkan sebagai alternatif juga memperjelas bahwa kepastian hukum
permasalahan legislasi akhir-akhir ini. merupakan hal yang penting, bahkan menjadi
Pertama, guna menjamin asas kepastian salah satu syarat yang wajib dipenuhi dalam
48
R. Tony Prayogo, ”Penerapan Asas Kepastian Hukum dalam Peraturan Mahkamah Agung Nomor 1 Tahun 2011

Jurnal Legislasi Indonesia, 13:02, (2016), hlm.192.


49
Ibid., hlm. 194.

198 Jurnal RechtsVinding, Vol. 10 No. 2, Agustus 2021 hlm. 187–205


penegakan hukum. Hal itu merupakan hukum yang baik. Hal itu sebagaimana yang
terhadap tindakan sewenang- disampaikan oleh Claudia Geiringer, Polly
wenang, yang berarti bahwa sesorang akan Higbee dan Elizabeth McLeay yakni ”
dapat memperoleh sesuatu yang diharapkan
dalam keadaan tertentu.50 Dengan begitu, ”.51 Pemahaman
pengaturan mekanisme membentuk undang- tersebut memberikan jalan untuk mengatur
undang dengan cepat akan memberikan mekanisme FTL, yakni ketika parlemen harus
jaminan kepastian hukum terhadap tindakan sanggup membentuk hukum dengan cepat
penyelenggara negara. Legitimasi yang dalam kondisi darurat. Kondisi kedaruratan
dihasilkan juga akan semakin kuat jika adalah hal yang ditekankan dalam prinsip
adanya pengaturan terhadap mekanisme tersebut mengingat mekanisme membentuk
mempercepat pembentukan hukum. Hal undang-undang secara cepat adalah salah
tersebut dikarenakan adanya kepastian satu alat untuk mengatasi kebutuhan tertentu
hukum di dalamnya. dengan segera. Dengan begitu, legislator hanya
Kedua, sebagai alat pemenuhan dalam menggunakan mekanisme FTL untuk situasi
merespon kebutuhan masyarakat. Pemenuhan yang benar-benar memerlukan penanganan
kebutuhan masyarakat merupakan hal penting cepat atau adanya kebutuhan hukum segera.
dalam pembentukan undang-undang. Hal Selain daripada itu penggunaan prosedur
tersebut tidak terlepas dari peran DPR sebagai biasa merupakan hal yang wajib dilakukan
lembaga perwakilan masyarakat. Ada kalanya oleh pembentuk hukum dalam menjalankan
suatu kondisi ketika kebutuhan masyarakat tugasnya. Hal tersebut untuk memastikan
memerlukan penangangan yang cukup agar produk hukum yang dibentuk merupakan
cepat serta memerlukan instrumen hukum sebuah kebutuhan masyarakat.
yakni undang-undang, maka mekanisme FTL Ketiga, guna memberikan pedoman
merupakan jalan keluar yang tepat untuk ( ) kepada para pembentuk undang-
memenuhi kebutuhan tersebut. Pandemi undang. Gagasan untuk mengatur mekanisme
Covid-19 merupakan salah satu contoh FTL akan memberikan sebuah pedoman
kondisi tersebut, para pemangku kebijakan dalam proses legislasi yang lebih baik. Hal
dituntut untuk bergerak cepat dalam itu dilatarbelakangi oleh adanya aturan main
mengatasi masalah serius dari virus yang yang jelas dan tidak serampangan. Mengatur
membahayakan. Penyelenggaraan negara prosedur pembentukan undang-undang yang
dalam menangani suatu kondisi memerlukan cepat agar para pemangku kebijakan paham
dasar hukum, prosedur pembentukan atas tindakan yang akan diambil sesuai dengan
undang-undang dengan tempo waktu yang pedoman yang telah ditentukan. Sebelumnya,
cepat dapat mengakomodir kondisi tersebut. telah disebutkan pentingnya kepastian
Penyediaan prosedur dalam membentuk hukum dalam penyelenggaraan negara. Hal
undang-undang secara cepat merupakan tersebut agar tidak kehilangan makna serta
ikhtiar dalam penguatan prinsip pembentukan tetap menjadi pedoman prilaku bagi semua

Ibid.
Claudia Geiringer, (et.al), Op. Cit., hlm. 19.

199
Volume 10 Nomor 2, Agustus 2021

orang dalam hal ini ialah pembentuk undang- dengan kebutuhan rakyat. Hal itu dikarenakan
undang. Pedoman dalam proses pembentukan arah dan tujuan pembentukan undang-undang
undang-undang secara cepat akan menjadi secara cepat telah sesuai dengan pedoman
pemahaman yang baru bagi para legislator, yang ada dan bukan sekedar kehendak bebas
melihat hingga saat ini tidak ada dasar acuan para penguasa.
yang jelas dalam membentuk undang-undang Keempat, guna mengurangi penggunaan
dengan cepat. Pembentukan hukum cepat Perppu oleh Presiden. Sebelumnya, telah
yang dipraktikkan terkesan hanya sebatas diuraikan beberapa permasahan Perppu yang
mengejar kepentingan tertentu karena tidak hingga saat ini masih menjadi perdebatan
adanya pedoman yang jelas. terkait praktik penggunaannya. Bagir Manan
Jika dianalogikan, pada suatu jalan raya menyatakan bahwa kriteria diterbitkannya
maka tidak semua orang dapat mengendarai Perppu melalui presiden yaitu dikeluarkan
kendaraannya dengan kecepatan tinggi di dalam hal ikhwal kegentingan yang memaksa,
jalan raya tersebut, kecuali orang-orang tidak mengatur mengenai hal-hal yang diatur
tertentu yang telah diatur dalam peraturan dalam UUD 1945, tidak mengatur mengenai
perundang-undangan. Jika kita pahami hal keberadaan dan tugas wewenang lembaga
tersebut, dengan mengatur mekanisme FTL negara, dan juga tidak dibenarkan ada Perppu
dalam hukum positif di Indonesia maka secara yang dapat menunda dan menghapuskan
jelas akan memberikan terhadap kewenangan lembaga negara, hanya dapat
hal mana saja dan apa saja yang dapat mengatur ketentuan undang-undang
dikehendaki untuk dilakukan mekanisme FTL. yang berkaitan dengan penyelenggaraan
Bahkan, orang-orang tertentu sesuai aturan pemerintahan.52 Selaras dengan pendapat
dapat menerobos peraturan lalu lintas, maka tersebut, bahwa konsep Perppu yang dapat
53
dalam konteks ini, boleh ada terobosan membatasi menghasilkan
terhadap prosedur yang ada. Dengan kontradiksi dengan jaminan yang diatur
begitu, penggunaan mekanisme FTL dan konstitusi. Meskipun terdapat kesamaan
tindakan pembentuk undang-undang yang adanya kriteria kemendesakan antara FTL dan
menghendaki percepatan dalam membentuk Perppu, namun keduanya adalah hal yang
hukum tetap berada pada pedoman yang jelas berbeda sebagaiman yang telah dijelaskan
serta tidak menyampingkan prinsip-prinsip sebelumnya. Dengan demikian, penggunaan
konstitusionalitas yang ada. Jika pembentuk Perppu diusahakan untuk dikurangi apalagi
undang-undang telah melakukan tugasnya melihat beberapa praktik penggunaannya
dengan pedoman yang baik maka bukanlah yang menimbulkan kontroversi karena
hal yang tidak mungkin untuk menghasilkan dianggap tidak tepat dan inkonsitusional.
produk hukum yang berkualitas dan sesuai

Bagir Manan dan Kuntana Magnar, ”Beberapa Masalah Hukum Tata Negara Indonesia”, (Bandung: Alumni, 1997),

menyebutkan Perppu sebagai instrumen yang membatasi derogable rights. Dengan begitu, Perppu memiliki
kelemahan sebagai alat membatasi derogable rights karena Perppu dibentuk tanpa melalui prosedur parlemen
dalam Victor Imanuel, ”Asas Contarius Actus pada Perpu Ormas: Kritik dalam Perspektif Hukum Administrasi
Negara dan Hak Asasi Manusi”, Padjadjaran Jurnal Ilmu Hukum

200 Jurnal RechtsVinding, Vol. 10 No. 2, Agustus 2021 hlm. 187–205


Mekanisme pembentukan undang-undang dan UU Cipta Kerja sebanyak 9 perkara.54
secara cepat dapat disebut prosedur yang lebih Meningkatnya kecenderungan pengujian
demokratis dibandingkan dengan Perppu. formil tersebut merupakan residu dari
Hal tersebut didasari adanya keterlibatan proses pembentukan undang-undang yang
DPR dari awal proses pembentukannya, tidak partisipatif, tidak transparan, tergesa-
sehingga dengan mengatur mekanisme FTL gesa, dan tidak deliberatif.55 Pengujian
dapat mengurangi penggunanaan Perppu formil adalah pengujian yang berkenaan
oleh Presiden (eksekutif). Namun, yang dengan pembentukan produk hukum yang
menjadi tantangan ialah peran aktif DPR akan menguji bagaimana tahapan prosedur
untuk melakukan tugasnya secara sebagai tersebut telah terpenuhi dengan benar.
penguatan sistem demokrasi di Indonesia Salah satu cara untuk menilai, apakah suatu
melalui pembatasan kekuasaan dalam produk hukum dibentuk secara tergesa-
membentuk undang-undang. Saat ini dapat gesa atau bahkan hanya memformalitaskan
dikatakan bahwa terdapat koalisi yang cukup prosedur, akan terlihat dalam jangka waktu
besar yang dikuasai oleh Presiden dan kondisi pembentukannya.
lemahnya opisisi, sehingga menjadi tantangan Pengaturan mekanisme FTL dalam hukum
dalam mengatur secara komprehensif positif di Indonesia akan memberikan tolak
mekanisme FTL di Indonesia. Padahal hal ukur suatu undang-undang dibentuk dengan
tersebut diperlukan agar pengaturan undang- cepat. Dengan begitu, mekanisme FTL dapat
undang secara cepat tetap menjadi alat membantu badan peradilan dalam melakukan
untuk kepentingan negara, bukan sebatas pengujian formil. Dasar hukum mekanisme
alat yang menjadi jalan untuk kepentingan tersebut menjadi indikator untuk mengetahui
pihak tertentu yang dapat membahayakan suatu produk hukum yang diuji telah sesuai
demokrasi Indonesia. dengan prosedur atau tidak terkait dengan
Kelima, guna membantu badan peradilan jangka waktu dan kesan terburu-buru. Salah
dalam melakukan pengujian formil. satu tantangan dalam proses pengujian formil
menjadi hal yang cukup sering di Mahkamah Konstitusi ialah terkait dengan
dilakukan akibat dari pembentukan undang- penggunaan batu uji yang masih terbatas.56
undang yang dianggap tidak sesuai dengan Mengatur mekanisme FTL merupakan salah
prosedur yang ada, hal itu diartikan sebagai satu ikhtiar dalam mengatasi tantangan
pelanggaran terhadap hak konstitusional. tersebut. Norma yang dibentuk ketika
Data dari Kode Inisiatif menyebutkan bahwa mekanisme FTL diatur dalam hukum positif
pengujian formil terhadap beberapa undang- akan menjadi alat bantu badan peradilan dalam
undang cukup banyak, yakni UU KPK sebanyak menjaga konstitusionalitas produk hukum.
1 perkara, UU MK sebanyak 2 Perkara, Selain itu, uji formil juga merupakan upaya

Violla Reininda, ”PR Pengujian Undang-Undang di Mahkamah Konstitusi”, (Jakarta: KoDe Inisiatif 18 April 2021),
hlm. 2.
Ibid., hlm. 4.
Bivitri Susanti dan Nurul Fazrie, ”Tantangan Pengujian Proses Legislasi di Mahkamah Konstitusi” STH Indonesia

(diakses 20 April 2021).

201
Volume 10 Nomor 2, Agustus 2021

hukum untuk menjaga agar pembentukan undang secara cepat yang dibentuk dan
undang-undangan tidak dilakukan dengan dikonsepsikan secara komprehensif serta
semaunya oleh pembentuknya, sehingga menutup celah agar tidak digunakan sebagai
uji formil perlu diperkuat dengan berbagai alat yang merusak sistem demokrasi. Dian Kus
cara salah satunya ialah dengan pengaturan Pratiwi menjelaskan beberapa isu yang perlu
pembentukan undang-undang secara cepat di diperhatikan dan dipertimbangkan jika ingin
Indonesia. mengatur mekanisme FTL di Indonesia, isu-
Kelima alasan tersebut menjadi dasar isu tersebut antara lain ialah: 59
perlunya mengadopsi FTL sehingga a. Syarat ataupun alasan pengunaan FTL;
memungkinkan pembentukan undang- b. Prosedur, yakni berkaitan dengan timeline,
undang yang lebih pasti dan berkualitas mekanisme pembicaraan/pembahasan
serta dapat memberikan kemanfaatan bagi RUU;
masyarakat. Perlu diakui bahwa keadaan c. Partisipasi publik dan transparansi;
kemendesakan tertentu harus direspon d. Memperhatikan hak asasi manusia dan
dan diatasi secara cepat oleh pemerintah, hak konstitusional;
namun hal itu sering menimbulkan dampak e. Penyesuaian dengan sistem pembentukan
bagi publik, seperti undang-undang yang peraturan perundang-undangan;
dibentuk tidak mendapatkan pengawasan f. Memperhatikan perlu tidaknya
maupun kajian yang baik.57 Lebih lanjut keberlakuan dari undang-undang yang
Ibnu sina memaparkan setidaknya ada dibentuk melalui FTL;
tiga kemungkinan dampak buruk dalam g. Jalur pengawasan undang-undang yang
penggunaan mekanisme FTL yakni58 , dibentuk dengan mekanisme FTL.
terbatasinya pengawasan legislatif. Hal itu
Wicipto menambahkan hal yang perlu
tidak terlepas dari berkurangnya kelonggaran
disepakati dan diperhatikan jika ingin
untuk mengawasi dan membahas secara
mengatur mekanisme FTL, yakni berkaitan
mendalam suatu rancangan undang-undang
dengan materi muatan undang-undang apa
karena terbatasnya waktu. , proses
saja yang prosesnya ditempuh melalui FTL,
FTL akan memberikan tekanan ( )
selain itu juga berkaitan dengan prosedur
yang berlebih dalam proses pembahasannya,
dan lamanya waktu yang diperlukan.60 Oleh
sehingga menghasilkan asumsi proses karenanya penting untuk memperbanyak
pembahasan menjadi tersandera oleh kajian serta penelitian terkait dengan gagasan
prosedur. penggunaan mekanisme pengaturan FTL di Indonesia. Hal itu agar
FTL untuk rancangan undang-undang yang pengapdopsiannya ke dalam sistem hukum
kriteria tidak mendesak ( ). Indonesia tidak serampangan.
Kekhawatiran di atas dapat diakomodasi Tawaran solusi ini bukan berarti
melalui pengaturan pembentukan undang- memberikan jaminan bahwa setiap RUU

Ibid., hlm. 1.
Ibnu Sina, Op. Cit
Dian Kus Pratiwi, Fast Track Legislation dan Tantangan Pembentukan Undang-Undang di Indonesia, (materi

60
Wicipto Setiadi, Op. Cit., hlm. 13.

202 Jurnal RechtsVinding, Vol. 10 No. 2, Agustus 2021 hlm. 187–205


melalui mekanisme FTL akan selalu berkualitas. pembentukan undang-undang secara cepat,
Hal tersebut bergantung pada peran legislator hanya menggunakan mekanisme Perppu
yang membentuk maupun peran publik dalam yang masih menghasilkan kontroversi
turut serta membentuk dan mengawasi maupun perdebatan, Perppu juga tidak dapat
pembahasan melalui mekanisme FTL. Bahkan, dikualifikasi sebagai mekanisme FTL. ,
bukan tidak mungkin mekanisme FTL menjadi FTL adalah salah satu solusi melengkapi
pintu masuk diselundupkannya pembahasan sistem pembentukan undang-undang di
banyak RUU yang dibutuhkan secara cepat Indonesia. Setidaknya terdapat lima alasan
dengan alasan kedaruratan/kebutuhan yang untuk keberadaan FTL: untuk menjamin
dibuat-buat. Untuk itu, perlu diingat nasihat kepastian hukum, sebagai alat pemenuhan
Bagir Manan, bahwa sebaik apapun aturan dalam merespon kebutuhan masyarakat,
maupun proses yang ada, jika pelaku-nya guna memberikan pedoman kepada para
tidak baik, maka proses tersebut dapat saja pembentuk undang-undang, guna mengurangi
menjadi alat pembenaran untuk kepentingan penggunaan Perppu oleh Presiden, serta untuk
kekuasaan semata.61 Lebih lanjut Bagir Manan membantu badan peradilan dalam melakukan
mengingatkan perlunya etika penyelenggara pengujian formil. Sebagai perbandingan,
negara yang menjadi kontrol internal dalam beberapa negara seperti United Kingdom,
penyelenggaraan pemerintahan.62 Di sinilah Selandia Baru, dan Ekuador telah mengatur
tawaran FTL hanya salah satu tawaran alternatif dan menerapkan mekanisme FTL sebagai alat
solusi atas persoalan yang mengemuka dan maupun cara untuk mengatasi kebutuhan
bukan satu-satunya solusi yang paling efektif. segera atas hukum dalam menangani suatu
FTL menjadi serpihan pelengkap dalam sistem permasalahan.
pembentukan undang-undang (legislasi) di Oleh karena hal itu, penulis memberikan
Indonesia. saran kepada kepada pembentuk undang-
undang untuk mengatur pembentukan
D. Penutup undang-undang secara cepat sebagai salah
Berdasarkan pemaparan di atas, maka dapat satu upaya penataan regulasi serta tata
ditarik dua kesimpulan yakni , sistem kelola pembentukan hukum di Indonesia
pembentukan undang-undang di Indonesia untuk mencapai legislasi yang berkeadilan.
masih memiliki permasalahan, khususnya Namun, dalam pengaturannya memerlukan
berkaitan dengan tidak jelasnya kriteria cepat kajian yang mendalam serta komprehensif.
atau tidaknya suatu undang-undang dibentuk. Selain itu, diperlukan penelitian lebih lanjut
Pembentuk undang-undang pada praktiknya guna mengkaji bagaimana prosedur
memperlihatkan pembentukan hukum yang dapat diberlakukan dalam sistem
cepat namun tidak disertai dengan prosedur ketatanegaraan Indonesia. Dengan demikian,
yang jelas. Hal tersebut dikarenakan Indonesia pengadopsian secara formal mekanisme
belum memiliki instrumen yang mengatur percepatan pembentukan undang-undang

61
Bagir Manan, ”Komentar terhadap Gagasan Pengaturan Fast Track Legislation di Indonesia”, (nasihat dalam
diskusi terbuka FH Unpad, 17 Desember 2020).
62
Ibid.

203
memiliki ukuran serta syarat-syarat yang jelas Presiden, ,
dan tepat sehingga mematuhi prinsip-prinsip 21:1, (2021).
Anjarsari, Lulu, ”
pembentukan undang-undang yang baik. ” (Majalah Konstitusi,
No 160, edisi Juni 2020).
Daftar Pustaka Rohim, Nur, ”Kontroversi Pembentukan Perppu
Nomor 1 Tahun 2013 Tentang Mahkamah
Buku Konstitusi Dalam Ranah Kegentingan Yang
Manan, Bagir dan Kuntana Magnar, Memaksa”, , 2:1, (2014).
, Prayogo, R. Tony, ”Penerapan Asas Kepastian
(Bandung: Alumni, 1997). Hukum dalam Peraturan Mahkamah Agung
Geiringer, Claudia, (et.al), Nomor 1 Tahun 2011 tentang Hak Uji Materiil
dan Dalam Peraturan Mahkamah Konstitusi
, (Wellington: Victoria Nomor 06/PMK/2005 tentang Pedoman
University Press, 2011). Beracara dalam Pengujian Undang-Undang”,
House of Lords Select Committee on the , 13:02 (2016).
Constitution, Imanuel, Victor, ”Asas Contarius Actus pada
, Perpu Ormas: Kritik dalam Perspektif Hukum
(United Kingdom: The Stationery Office Ltd., Administrasi Negara dan Hak Asasi Manusi”,
2009). , 4:2, (2017).
Ibrahim, Johnny, Reininda, Violla, ”
, (Malang: Bayumedia ”, (Jakarta: KoDe Inisiatif
Publishing, 2007). 18 April 2021).
Peter de Cruz, Setiadi, Wicipto, ”
, (London: Cavendish Publishing Limited, ”
1999). (materi disampaikan dalam diskusi terbuka FH
Marzuki, Peter Mahmud, , Unpad, 17 Desember 2020).
(Jakarta: Penerbit Kencana, 2005). Ahmad Zein, Yahya, ”
Lukito, Ratno,
, (Yogyakarta: UGM
Press, 2016).
Soekanto, Soerjono, , ” (Prosiding
(Jakarta: UI Press, 2007). Forum Akademik Kebijakan Reformasi
Regulasi, Jakarta, 2019).

Internet
Manan, Bagir dan Susi Dwi Harijanti, ”Peraturan
Adinda Putri, Cantika, ”
Pemerintah Pengganti Undang-Undang dalam
” https://www.
Ajaran Konstitusi dan Prinsip Negara Hukum”,
cnbcindonesia.com/news/20201006154706-
, 4:2, (2017).
4-192288/dpr-top-1200-pasal-omnibus-law-
Manan, Bagir ”
selesai-lewat-64-kali-rapat (diakses 25 Maret
2021).
”, (nasihat dalam diskusi terbuka FH
Chusna Farisa, Fitria, ”
Unpad, 17 Desember 2020)
Pratiwi, Dian Kus,
” https://nasional.kompas.com/
read/2020/04/13/14274261/dpr-diminta-tak-
, (materi dalam diskusi terbuka FH
ambil-keputusan-strategis-selama-pandemi-
Unpad, 17 Desember 2020).
covid-19 (diakses 27 April 2021)
Chandranegara, Ibnu Sina, Pengadopsian
Ekuador dalam https://pubkgroup.
Mekanisme Fast-Track Legislation dalam
com/cyber/ecuador-fast-tracks-data-
Pengusulan Rancangan Undang-Undang oleh

204
protection-law-in-wake-of-massive-breach/ www.jentera.ac.id/publikasi/tantangan-
(diakses 15 April 2021). pengujian-proses-legislasi-di-mahkamah-
Hukum Online, https://www.hukumonline.com/ konstitusi/. (diakses 20 April 2021).
berita/baca/lt5ea53f38e7f9a/komentar-dua- TheEconomist,http://country.eiu.com/article.asp
guru-besar-atas-perppu-penanganancovid- x?articleid=398612423&Country=Ecuador&to
19?page=3, (diakses 16 April 2021). pic=Economy&subtopic=Forecastsubsubtopic
ICJR http://icjr.or.id/kpsk-apresiasi-disahkannya- =Policy+trends (diakses 14 April 2021).
revisi-uu-perlindungan-saksi-dan-korban/
(diakses 17 April 2021). Peraturan
IFG UK dalam https://www.
instituteforgovernment.org.uk/explainers/ Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
coronavirusact (diakses 05 April 2021]. Tahun 1945
Parliament New Zealand https://www.parliament. Undang-Undang No 15 tahun 2019 tentang
nz/en/pb/bills-and-laws/bills-proposed-laws/ Perubahan Atas Undang-Undang N0. 12
document/BILL_99143/covid-19-recovery- Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan
fast-track-consenting-bill (diakses 10 April Perundang-Undangan
2021). Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2014 tentang
Parliament UK https://services.parliament.uk/ Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan
bills/2019-21/coronavirus.html (diakses 05 Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah,
April 2021). Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.
Puspa Sari, Haryanti, ”Revisi UU MK Diajukan Undang-Undang No.12 Tahun 2011 tentang
Ketua Baleg DPR sebagai Pengusul Peraturan Pembentukan Perundang-
Tunggal” Undangan.
Peraturan DPR No. 1 Tahun 2020 tentang Tata
Tertib
(diakses 25 Maret 2021). 2008
Susanti, Bivitri, dan Nurul Fazrie, ”

” STH Indonesia Jantera, https://

205

Anda mungkin juga menyukai