Anda di halaman 1dari 20

BAHAN AJAR

PEMELIHARAAN SASIS KENDARAAN RINGAN

ATP :
Menerapkan cara perawatan poros propeler
Merawat berkala poros propeller

SMK N JATENG

Sutriyono, S.Pd
BAB I

SISTEM POROS PROPELER

A. Deskripsi Singkat

Pada bab Sistem Poros Propeler ini merupakan bagian dari kompetensi dasar
Pemeliharaan Sasis Kendaraan Ringan. Adapun beberapa materi pembelajaran yang
dapat dipelajari sesuai dengan indikator kompetensi yaitu menjelaskan fungsi,
komponen dan cara kerja poros propeler. Kesesuaian materi dengan kompetensi dasar
merupakan bentuk mempermudah mencapai kompetensi dasar

B. Tujuan Pembelajaran

Setelah dihadapkan dengan masalah peserta didik diharapkan dapat menjelaskan


fungsi komponen dan cara kerja unit poros propeller dengan benar dan santun.

C. Materi

1) Jenis-jenis Sistem Penggerak Kendaraan


Kendaraan dapat berjalan/ bergerak karena ada sistem yang
memindahkantenaga/momen/putarandarimesinke roda-roda.Kendaraan ditinjau dari
sistem pemindah tenaganya dikelompokkanmenjadi beberapa tipe/ jenis, yaitu :

a) Front Engine Rear Drive (FR)

Kendaraan dengan mesin di depan dan menggerakkan roda belakang


dinamakan tipe Front Engine Rear Drive (FR).Komponen-komponen sistem
pemindah tenaga meliputi : kopling(clutch), transmisi (transmission), drive shaft/
propelershaft, differential, rear axle dan roda (wheel).

POROS PROPELER 2
Gambar1.Sistem pemindah tenaga pada kendaraan tipe FR

b) Front Engine Front Drive (FF)

Kendaraan dengan mesin di depan dan menggerakkan roda depan dinamakan


tipe Front Engine Front Drive (FF). Komponen-komponen system pemindah tenaga
meliputi : kopling (clutch), transmisi (transmission), differential, front axle
dan roda (wheel).

Gambar2.SistempemindahtenagapadakendaraantipeFF

c) Rear Engine Rear Drive (RR)

Kendaraan dengan mesin di belakang dan menggerakkan roda belakang


dinamakan tipe Rear Engine Rear Drive (RR). Pemindah tenaga kendaraan tipe
ini sama dengan tipe Front Engine Front Drive (FF). Komponen-komponen system
pemindah tenaga meliputi : kopling (clutch), transmisi (transmissions), differential,
rear axle dan roda (wheel)

POROS PROPELER 3
d) Four Wheel Drive (FWD)

Kendaraan dengan mesin menggerakkan roda depan dan roda belakang


dinamakan tipe Four Wheel Drive atau All Wheel Drive (FWD atau 4WD atau
AWD). Komponen-komponen system pemindah tenaga meliputi : kopling (clutch),
transmisi (transmission), transfer, dan terbagi menjadi dua. Pertama ke front drive
shaft (front propelershaft), front differential, front axle dan roda depan(front wheel),
sedangkan yang kedua ke rear drive shaft, rear differential, rear axle dan roda
belakang (rear wheel).

Gambar3.Sistem pemindah tenaga pada kendaraan tipe FWD

Pada bahan ajar ini drive shaft yang akan dibahas adalah poros propeler. Untuk
komponen drive shaft yang lain akan dibahas pada bahan ajar selanjutnya.

2) Propeler Shaft
Pada kendaraan tipe FR (front engine rear drive) dan FWD/AWD (four wheel
drive), untuk memindahkan tenaga mesin dari transmisi ke differential, diperlukan
propeller shaft atau sering juga disebut sebagai drive shaft. Panjang pendeknya
propeler shaft tergantung dari panjang kendaraan. Pada kendaraan yang panjang,
propeler dibagi menjadi beberapa bagian untuk menjamin supaya tetap dapat
bekerja dengan baik.

Pada umumnya propeller shaft terdiri dari satu batang (dengan joint). Untuk
propeller shaft yang panjang digunakan 2 batang dengan 3 joint, hal ini dimaksudkan
untuk mencegah timbulnya getaran yang besar, propeller shaft mudah melentur dan
jalannya kendaraan tidak nyaman. Sehingga pada umumnya apabila propeller shaft
terlampau panjang, dibagi menjadi 2 atau 3 bagian dengan3 atau 4 joint

POROS PROPELER 4
Tipe 2 joint

Gambar 4. Poros Propeler Tipe 2 Joint

Tipe 3 joint

Gambar 5. Poros Propeler Tipe 3 Joint

a. Konstruksi Propeler

Suspensi kendaraan mengakibatkan posisi deferensial selalu berubah-ubah


terhadap transmisi, sehingga propeller harus dapat menyesuaikan perubahan sudut
dan perubahan jarak, agar tetap mampu meneruskan putaran dengan lancar.
Mekanisme atau komponen tersebut adalah universal joint atau sering disebut U-joint
Propeller shaft umumnya terbuat dari pipa besi, karena profil pipa lebih tahan
terhadap puntiran. Dimensi poros propeller akan menentukan beban putaran yang
diizinkan

POROS PROPELER 5
Gambar 6. Konstruksi Poros Propeler

3) Universal joint
Kondisi jalan mempengaruhi kerja suspensi dan berakibat pada posisi
differential selalu berubah-ubah terhadap transmisi. Universal joint dipakai untuk
mengatasi kondisi tersebut agar poros selalu dapat berputar dengan lancar, sehingga
universal joint harus mempunyai syarat : dapat mengurangi resiko kerusakan
propeller saat poros bergerak naik/ turun, tidak berisik atau berputar dengan
lembut, konstruksinya sederhana dan tidak mudah rusak.

Dilihat dari konstruksinya, universal joint dibagi dalam beberapa jenis, yaitu :

a) Hook Joint

Gambar 7. Konstruksi Hook Joint

POROS PROPELER 6
Pada umumnya poros propeler menggunakan konstruksi tipe ini, karena selain
konstruksinya yang sederhana tipe ini juga berfungsi secara akurat dan konstan.
Konstruksi hook joint adalah seperti gambar. 5 di atas. Ada dua tipe hook joint yaitu
shell bearing cup type dan solid bearing cup type. Pada tipe shell bearing cup universa
ljoint tidak bisa dibongkar sedangkan pada tipe solid bearing cup bisa dibongkar.
Ilustrasi konstruksi kedua tipe universal joint tersebut dapat dilihat pada gambar berikut :

Gambar8.Konstruksi hook joint tipe shell bearing cup

Gambar9. Konstruksi hook joint tipe solid bearing cup

b) Flexible Joint

Gambar 10. Konstruksi Flexible Joint

POROS PROPELER 7
Konstruksi dari universal joint model flexible joint dapat dilihat pada gambar 7 di atas. Model ini
mempunyai keuntungan tidak mudah aus, tidak berisik dan tidak memerlukan minyak/ grease.

c) Trunion Joint

Model ini berusaha menggabungkan tipe hook joint dan slip joint, namun hasilnya masih
dibawah slip joint sendiri, sehingga jarang digunakan. Konstruksinya dapat dilihat pada gambar 8
di bawah ini.

Gambar 11. Konstruksi Flexible Joint

d) Uniform Velocity Joint

Model ini dapat membuat kecepatan sudut yang lebih baik, sehingga dapat mengurangi getaran
dan suara bising. Konstruksinya dapat dilihat pada gambar 9 di bawah ini.

Gambar 12. Konstruksi Uniform Velocity Joint

e) Slip Joint

Bagian ujung propeller yang dihubungkan dengan poros out-put transmisi terdapat alur-alur
untuk pemasangan slip joint. Hal ini memungkinkan panjangnya propeller shaft sesuai dengan

POROS PROPELER 8
jarak output transmisi dengan differential. Konstruksinya dapat dilihat pada gambar 10 di bawah
ini

4) Center Bearing
Merupakan unit yang dipasang pada ujung propeller shaft depan (intermediate
shaft) dan menempel pada body melalui bracket. Center bearing berfungsi sebagai
tumpuan antara pada poros propeller yang panjang (3-joint type) untuk mengurangi
kemungkinan poros propeller melengkung/bengkok, untuk meredam bunyi dan getaran
pada saat propeler shaft bekerja.

Gambar13.Konstruksi Center Bearing

D. Rangkuman

1. Jenis kendaraan yang menggunakan Poros Propeler yaitu jenis kendaraan tipe FR
dan FWD. kedua tipe kendaraan ini membutuhkan Poros Propeler untuk
menghubungkan dan meneruskan putaran mesin dari transmisi ke diferensial.

2. Komponen-komponen yang mendukung pada poros propeler sebagai pemindah


tenaga dari transmisi ke diferensial diantaranya yaitu poros propeler, universal
joint, center bearing intermediate shaft, sleeve yoke, wheight balance.

3. Jenis poros propeler biasanya dibedakan oleh jenis universalnya. Macam-macam


universal joint yaitu hook joint, flexible joint, trunion joint, uniform velocity joint
dan slipjoint

4. Pada poros propeler yang panjang atau yang terdiri dari 3jointatau lebih, sebagai
tumpuan antara dipasangkan center bearing untuk mencegah getaran dan bunyi
serta mengurangi kemungkinan poros propeler bengkok

POROS PROPELER 9
E. Latihan Soal

1. Jelaskan kendaraan tipe FR dan FWD!

2. Jelaskan fungsi poros propeler dalam kendaraan tipe FWD!

3. Mengapa pada sistem pemindah tenaga poros propeler dilengkapi universal joint?

4. Mengapa dibutuhkan Center bearing?

5. Bagaimana cara kerja poros propeler!

F. Portofolio

1. Jelaskan jenis poros propeler

POROS PROPELER 10
BAB II

PERAWATAN POROS PROPELER

A. Deskripsi Singkat

Pada bab Sistem Poros Propeler ini merupakan bagian dari kompetensi dasar
Pemeliharaan Sasis Kendaraan Ringan. Adapun beberapa materi pembelajaran yang dapat
dipelajari sesuai dengan indikator kompetensi yaitu menjelaskan fungsi, komponen dan
cara kerja poros propeler. Kesesuaian materi dengan kompetensi dasar merupakan bentuk
mempermudah mencapai kompetensi dasar

B. Tujuan Pembelajaran

Disediakan peralatan perawatan poros propeler peserta didik diharapkan dapat meniru
dan melakukan perawatan poros propeler sesuai dengan SOP.

C. Materi

1. Pemeriksaan dan Perawatan Poros Propeler

Pemeriksaan terhadap getaran dan bunyi pada poros propeler harus dilaksanakan
secara teliti dan cermat, dengan mengangkat roda penggerak, dan menghidupkan mesin
pada posisi gigi transmisi masuk. Naikkan putaran mesin secara bertahap dan amati
getaran dan bunyi dari poros propeler. Jika ditemukan adanya getaranatau bunyi dari
poros propeler maka lakukan pemeriksaan baut –baut pengikat dan atau lepaskan unit
propeller dan lakukan pemeriksaan komponen.

Pemeriksaan komponen dilakukan dengan melepas unit propeller, yakni dengan


melepas baut pengikat flange yokekedifferential dan melepaskan center bearing (pada
propeller 3joint). Setelah propeller terlepas lakukan pemeriksaan.

POROS PROPELER 11
a. Kebengkokan poros propeler depan dan belakang

Dengan menggunakan V-blok


dan dial tester indikator ukurlah
run-out poros (kebengkokan).
Run-outmax.= 0.8 mm

Gambar14.Pemeriksaan
kebengkokan poros propeler

b. Keausan dan kekocakan bantalan spider

Putar spider dan


pastikan bahwa tidak
ada hambatan saat
berputar. Periksa juga
kebebasan aksial
spider bearing oleh
Gambar15.Pemeriksaan keausan dan kekocakan bantalan
putaran yoke ketika
spider
tertahan poros dengan
kuat. Kebebasan axial
max.0.05mm

c. Periksa clearance antara universal joint spider dan needle roller bearing

Gambar16.Pengukuran clearance spider bearing

POROS PROPELER 12
d. Keausan dan kerusakan center support bearing
Periksalah bahwa bearing dapat berputar dengan bebas tanpa hambatan namun tidak
longgar/ goyang/kocak.

Gambar17.Pemeriksaan keausan center support bearing

e. Pemeriksaan keausan alur-alur sleeve yoke


Lakukan pengamatan secara visual terhadap kondisi spline. Lakukan pengujian dengan
memasangkan sleeve yoke keporos lalu putar bolak-balik sleeve yoke dan gerakkan
maju-mundur (axial). Pastikan tidak terjadi kekocakan yang berlebihan tetapi bisa
bergerak maju- mundur dengan lancar.

Gambar18.Pemeriksaan keausan alur-alur sleeve yoke

f. Pemeriksaan keausan alur-alur ujung propeller depan terhadap flange maupun yoke
propeler belakang. Menggunakan metode yang sama dengan di atas lakukan

POROS PROPELER 13
pengecekan alur-alur ujung propeller depan terhadap flange maupun yoke propeler
belakang.

Gambar19. Pemeriksaan keausan alur-alur ujung propeler

g. Pemeriksaan karet bushing maupun penutup debu pada center bearing.


Lakukan pengamatan terhadap kondisi karet bushing maupun karet penutup debu pada
center bearing.

h. Pemeriksaan keseimbangan/ balance poros propeler.


Menggunakan alat khusus (roller instrument) lakukan pengecekan ketidak seimbangan
poros propeler. Bila ditemukan tidak seimbang (un-balance) maka lakukan balancing
dengan memasang bobot pemberat tertentu.
Setelah pemeriksaan dan penyebab kesalahan atau kerusakan ditemukan maka
segera dilakukan perbaikan atau penggantian dengan pembongkaran. Pada saat sebelum
melakukan pembongkaran poros propeller sebaiknya diberikan tanda pada bagian-
bagian yang berpasangan. Pemasangan poros propeller setelah dilakukan pembongkaran
harus memperhatikan tanda-tanda yang telah dibuat atau dengan memperhatikan pola
pemasangan poros propeller yang terdapat pada buku manual dari kendaraan tersebut.

POROS PROPELER 14
Gambar20. Pemasangan U-joint model 2joint

Gambar 21. Pemasangan U-joint model 3joint

Gambar22. Tanda pemasangan yang harus diperhatikan

POROS PROPELER 15
2. Perawatan komponen dilakukan dengan melepas unit propeler, dengan prosedur
sebagai berikut :

a. Berilah pelumas secukupnya saja dengan pelumas khusus pada spider dan
bearing-nya.

Gambar 23. Melumasi spider bearing

b. Setel masing- masing bearing sehingga celah snapring pada maksimum dan lebarnya
sama.

Gambar 24. Penyetelan celah snapring

c. Pasangkan snapring dengan ketebalan yang sama dengan kebebasan axial max.0.05
mm. Jangan menggunakan snap ring bekas.

Gambar 25.Memasang snapring

POROS PROPELER 16
d. Periksa dan pastikan spider bearing dapat bergerak dengan lembut. Kebebasan axial
maksimal 0.05mm.

Gambar26. Memeriksa kebebasan spider bearing

e. Berilah pelumasan pada alur poros intermediate dengan gemuk khusus.


f. Gunakan SST untuk menahan flange, pres bearing sehingga tepat pada posisinya,
dengan mengeraskan mur yang baru dengan momen 1.850 kg-cm
g. Kendorkan lagi mur,kemudian keraskan dengan momen 450 kg-cm

Gambar27. Mengeraskan mur penahan center bearing

h. Gunakan palu dan pahat untuk mengunci mur.

POROS PROPELER 17
Gambar 28.Mengunci mur penahan
D. Rangkuman

1. Prosedur pemeriksaan yang dilakukan pada unit propeler shaft pada kendaraan:
a. Kebengkokan poros propeler depan dan belakang. Run-out max. = 0.8 mm
b. Keausan dan kekocakan bantalan spider.
Kebebasan axial max. 0.05 mm.
c. Periksai clearance antara universal joint spider dan needle roller bearing
d. Keausan dan kerusakan center support bearing. Ganti jika longgar/ goyang/ kocak.
e. Pemeriksaan keausan alur-alur sleeve yoke :
ganti jika kocak
f. Pemeriksaan keausan alur-alur ujung propeler depan terhadap flange maupun yoke
propeler belakang.
g. Pemeriksaan karet bushing maupun penutup debu pada center bearing.
h. Pemeriksaan keseimbangan/ balance poros propeler

2. Prosedur Perawatan komponen dilakukan dengan melepas unit propeler, dengan prosedur
sebagai berikut :

a. Berilah pelumas secukupnya saja dengan pelumas khusus pada spider dan
bearing-nya.
b. Setel masing-masing bearing sehingga celah snap ring pada maksimum dan
lebarnya sama.
c. Pasangkan snap ring dengan ketebalan yang sama dengan kebebasan axial
max. 0.05 mm. Jangan menggunakan snap ring bekas.

POROS PROPELER 18
d. Periksa dan pastikan spider bearing dapat bergerak dengan lembut. Kebebasan
axial maksimal 0.05 mm.
e. Berilah pelumasan pada alur poros intermediate dengan gemuk khusus.
f. Gunakan SST untuk menahan flange, pres bearing sehingga tepat pada
posisinya, dengan mengeraskan mur yang baru dengan momen 1.850 kg-cm
g. Kendorkan lagi mur, kemudian keraskan dengan momen 450 kg-cm
h. Gunakan palu dan pahat untuk mengunci mur.penggunaan peralatan bengkel
otomotif (workshop equipmet) dalam melepas roda
3. Pemasangan poros propeler setelah pembongkaran harus memperhatikan tanda
pembongkaran yang telah dibuat

E. Latihan Soal

1. Jelaskan prosedur perawatan poros propeler

2. Bagaimana cara menentukan keolengan poros propeler?

3. Mengapa perlu dilakukan perawatan poros propeler?

4. Baggaimana cara memeriksa dan perawatan sleeve yoke.?

F. Portofolio

1. Jelaskan bagaimana prosedur perawatan dan pemeriksaan poros propeler!

POROS PROPELER 19
DAFTAR PUSTAKA

Farid, M. 2013. Pemeliharaan Chasis dan Pemindah Tenaga Kendaraan Ringan XI 2. Jakarta:
Kementrian Pendidikndan Kebudayaan Republik Indonesia
(E-book K13)
Team UNY. 2004. Pemeliharaan/Servis Poros Penggerak Roda. Yogyakarta : Direktorat
Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan (Modul OPPKR 30-013B)
https://www.teknik-otomotif.com/2017/04/fungsi-dan-komponen-poros-propeller.html
http://psbtik.smkn1cms.net/otomotif/teknik_mekanik_otomotif/pemeliharaan_servis_poros_pengg
erak_roda.pdf

POROS PROPELER 20

Anda mungkin juga menyukai