Anda di halaman 1dari 2

GMIT Tiberias O’oylah Kokar

Meditasi Reflektif Peserta Katekisasi


Kamis, 23 Desember 2021

Persiapan diri: (Instrumen pembuka)


(Peserta Sidi memasuki ruang meditasi dengan membawa lilin. Lilin dibakar
tepat di depan tempat berlutut)
Petugas 1: Saudara, mari sejenak kita melepaskan segala beban pikiran yang
sementara membelenggu hidup, menyerahkan segala ketakutan yang membuat
kita ‘tak bisa terlelap saat malam, serta setiap kegelisahan yang sudah
menunggu saat kita membuka mata di pagi hari. Saat ini, berdiam dirilah
dihadapan Tuhan, Ia tahu kebahagiaanmu, Ia pun tahu kesedihanmu. Ia tahu
senyumanmu, Ia pun tahu air matamu. Rasakanlah keteduhan kasih Allah saat
ini, sebab hanya Tuhan yang paling mengerti setiap kata yang ‘tak terucap, rasa
yang ‘tak tersampaikan bahkan kasih yang ‘tak berbalas. Marilah, masing-
masing kita mengambil saat teduh pribadi.
Menyanyi KJ 454:1 “Indahnya saat yang teduh”
Perenungan Diri (instrumen Ya, Tuhan Tiap Jam)
Baca bersama: Yosua 1:8-9: Janganlah engkau lupa memperkatakan kitab
Taurat ini, tetapi renungkanlah itu siang dan malam, supaya engkau bertindak
hati-hati sesuai dengan segala yang tertulis di dalamnya, sebab dengan
demikian perjalananmu akan berhasil dan engkau akan beruntung. Bukankah
telah Kuperintahkan kepadamu: Kuatkan dan teguhkanlah hatimu? Janganlah
kecut dan tawar hati, sebab TUHAN, Allahmu, menyertai engkau, ke mana pun
engkau pergi. (Perenungan diri: . . . .)
Menyanyi: Ku tak dapat jalan sendiri
Ku tak dapat jalan sendiri, Tuhan tolong padaku, biarlah sinarMu menerangiku,
s’bab ku ‘tak dapat jalan sendiri
Peserta Sidi diberikan kesempatan untuk merenungkan firman Tuhan, dan
menyadari setiap pikiran, perbuatan, dan perkataan yang seringkali dilakukan
menyakiti hati orang tua, pendeta, pengajar, teman-teman dan terlebih hati
Tuhan.
(Masing-masing peserta sidi menuliskan hal yang harus ditinggalkan sebelum
memikul Salib untuk dibakar pada lilin, dan tuliskan harapan pada secarik kertas
untuk disimpan di ALKITAB)
Menyanyikan lagu KJ. 26 : 1, “Mampirlah Dengar Doaku”
Peserta Sidi: Bapa, inilah pemberian diriku. Dengan tentram aku mau meletakan
keraguanku dalam iman kepadaMu; lakukanlah kepadaku apa yang Bapa
kehendaki. Apa pun yang Bapa lakukan, aku mengucap syukur. Aku siap
segalanya, aku menerima segalanya. Biarlah hanya kehendakMu yang jadi
bagiku. Ya Allah, sebab hanya Engkau yang mengerti. Kami percaya sekali pun
banyaklah rancangan di hati manusia, tetapi keputusan Tuhanlah yang
terlaksana. Tuhan, inilah aku, utuslah aku.
Petugas 2: Untuk segala sesuatu ada masanya, untuk apa pun di bawah langit
ada waktunya. Ada waktu untuk berdiam diri, ada waktu untuk berbicara; ada
waktu untuk mengasihi, ada waktu untuk membenci; ada waktu untuk perang,
ada waktu untuk damai, ada waktu untuk menangis, ada waktu untuk tertawa;
ada waktu untuk meratap; ada waktu untuk menari; ada waktu untuk memeluk,
ada waktu untuk menahan diri dari memeluk; tak ada yang abadi di dunia ini. Tak
ada. Betapa pun beratnya beban hidup yang harus dipikul, ingatlah semuanya
tak ada yang abadi. Hanya kasih Allah yang tetap sama, selamanya.
Menyanyikan “Bukan dengan barang fana”
Bukan dengan barang fana, Kau membayar dosaku dengan darah yang mahal
tiada noda dan cela. Bukan dengan emas perak, Kau menebus diriku, oleh
segenap kasih dan pengorbananMu. Ku telah mati dan tinggalkan, cara hidupku
yang lama, semuanya sia-sia dan ‘tak berarti lagi. Hidup ini kuletakan, pada
mesbahMu, ya, Tuhan. Jadilah padaku seperti yang Kau ingini.
Berkat: Sebab Tuhan, Dia sendiri yang akan berjalan didepanmu, Dia sendr
akan menyerta engkau, Da tdak akan membarkan engkau dan tdak akan
mennggalkan engkau; janganlah takut dan janganlah patah hat, Dalah
kekuatanmu mula saat n sampai selama-lamanya. Amin.

Anda mungkin juga menyukai