Awal berdirinya Vietnam Selatan dilatarbelakangi oleh keinginan Perancis untuk mendirikan negara-
negara boneka di Indocina pada Perang Dunia ke II. Vietnam yang tadinya berdiri sebagai satu negara
merdeka dan utuh, terpecah menjadi dua kubu. Pecahnya negara ini menjadi Vietnam Selatan dan Utara
membuat Ho Chi Minh marah dan terjadilah peperangan. Pada tahun 1946 sampai 1954 Perang
Indocina I dimulai dengan melibatkan Vietnam Selatan yang didukung Perancis dan Vietnam Utara
mendapat dukungan dari Tiongkok. Dalam Perang Indocina I, Perancis bersama Vietnam Selatan
berusaha melawan Viet Minh, Ho Chi Minh, dan Vo Nguyen Giap. Perang ini terus terjadi selama
bertahun-tahun dengan merelakan banyak tentara dari Vietnam dan negara pendukungnya maju di
medan pertempuran. Pada tanggal 31 Januari tahun 1950, Vietnam yang saat itu masih di bawah
kepemimpinan Ho Chi Minh mendapatkan pengakuan dari negara Rusia dan Tiongkok. Di samping itu,
Vietnam Selatan pada masa kepemimpinan Bao Dai juga diakui Amerika Serikat dan Inggris pada 7
Februari 1950. Meskipun keduanya sama-sama sudah diakui oleh negara maju, namun sebagian besar
rakyat Vietnam tidak mau menerima perpecahan tersebut. Sampai akhirnya Perang Indocina I berhenti
pada 21 Juli 1954 dengan dikeluarkannya Perjanjian Jenewa.
Keruntuhan Vietnam Selatan tidak bisa dipisahkan dari Perang Indocina ke II yang terjadi pada tahun
1957 sampai 1975. Peristiwa ini menjadi bagian dari Perang Dingin yang melibatkan dua ideologi besar,
yakni Komunis dan SEATO. Meskipun perang ini sebenarnya terjadi antara Republik Vietnam atau
Vietnam Selatan dengan Republik Demokratik Vietnam atau Vietnam Utara, tapi ada juga keterlibatan
negara lain, lho. Bahkan, Perang Indocina II juga mengakibatkan banyak sekali kerugian, mulai dari
kerugian secara materil hingga ketidakstabilan kondisi sosial masyarakat. Saat terjadi Perang Indocina
ke II, Ho Chi Minh memulai penyerangan ke Vietnam Selatan dan mendapatkan bantuan dari kubu Uni
Soviet. Akibat serangan tersebut, akhirnya Amerika Serikat turun tangan untuk membantu Vietnam
Selatan berperang melawan Vietnam Utara. Perang yang terjadi antara Vietnam Selatan vs Vietnam
Utara mengakibatkan banyaknya korban jiwa. Kedua belah pihak kemudian sepakat untuk berunding
dan mengadakan gencatan senjata di tahun 1970. Dalam perundingan tersebut, melibatkan negara
Amerika Serikat yang masih punya kepentingan. Namun, sayangnya perundingan yang sudah mencapai
mufakat tersebut dilanggar oleh Vietnam Utara dengan melakukan penyerangan terhadap Vietnam
Selatan. Akhirnya, perang kembali terjadi dan mengakibatkan jatuhnya jutaan korban jiwa. Setelah
Vietnam Utara kembali menyerang, maka peperangan tidak dapat dihindari lagi. Pada akhirnya dalam
peperangan yang berlangsung selama hampir 20 tahun ini, mengakibatkan Vietnam Selatan kalah. Nah,
supaya mudah memahami proses keruntuhan Vietnam Selatan simak rangkuman berikut:
Sebenarnya, terjadinya segala pertempuran yang membuat Vietnam jadi terbagi dalam dua kubu
merupakan bagian dari kepentingan Blok Barat dan Blok Timur. Namun untungnya peperangan tersebut
berakhir dan Vietnam kembali bersatu menjadi negara yang utuh. Adapun dampak :
1. Adanya korban jiwa, sebagai pemicu perang indocina II
2. Banyak warga yang mengalami cacat fisik, dan berkembangnya paham komunis.
Apartheid adalah istilah dalam bahasa Afrikaans yang berarti "pemisahan" atau "terpisah". Sistem ini
didasarkan pada ideologi rasisme dan diskriminasi yang memisahkan orang kulit putih dari orang kulit
hitam dan orang kulit campuran di semua aspek kehidupan, termasuk di bidang sosial, ekonomi, dan
politik. Sejarah politik apartheid dimulai tahun 1948 pada saat Partai Nasionalis, partai yang dipimpin
oleh orang kulit putih, memenangkan pemilihan umum di Afrika Selatan dan mulai menerapkan
kebijakan apartheid. Sistem politik apartheid digagas oleh Hendrik Frensch Verwoerd dari Partai
Nasional. Verwoerd adalah seorang politisi Afrika Selatan yang menjabat sebagai Perdana Menteri
Afrika Selatan dari 1958 hingga 1966. Ia dikenal sebagai arsitek utama kebijakan apartheid yang
dilakukan oleh pemerintahnya.Politik apartheid adalah politik pemisahan penduduk berdasarkan ras
kulit putih dan kulit hitam. Politik apartheid di afrika selatan dilaksanakan secara ketat setelah Partai
Nasional memenangi pemilihan umum di tahun 1948. Beberapa undang-undang diskriminatif yang
dikeluarkan antara lain Undang-Undang Pemisahan Kelompok Rasial pada tahun 1950, yang memaksa
orang kulit hitam dan kulit campuran untuk hidup terpisah dari orang kulit putih. Ada pula Undang-
Undang Keamanan Internal pada tahun 1950, yang memberikan kekuasaan besar kepada pemerintah
dalam menekan perlawanan politik terhadap apartheid. Selama beberapa dekade, pemerintah Afrika
Selatan menerapkan kebijakan diskriminatif yang keras terhadap orang kulit hitam dan kulit campuran,
termasuk pembatasan akses ke pendidikan, pekerjaan, tempat tinggal, dan fasilitas umum lainnya.
Orang kulit hitam dan kulit campuran juga dilarang memiliki hak suara dan terbatas dalam kebebasan
berbicara, berkumpul, dan berekspresi.
Dampaknya yaitu :
1. Pembagian Sosial dan Rasial
2. Diskriminasi Sistematis
3. Penganiayaan dan Pelanggaran HAM
4. Isolasi Internasional
5. Perubahan Sosial dan Politik
Runtuhnya USSR
Awalnya Uni Soviet mulai berdiri karena anggota Partai Bolshevik yang dipimpin oleh Vladimir Lenin
bergabung dalam pasukan Soviet ketika Revolusi Rusia pada tahun 1917 dan Perang Sipil Rusia.
Pasukan tersebut didominasi oleh pekerja dan tentara yang ingin mendirikan negara berbasis sosialis.
Akhirnya Uni Soviet didirikan pada 30 desember tahun 1922 dengan seluruh tingkat pengendalian
pemerintahannya diserahkan kepada Partai Komunis dan Politbiro. Partai ini membuat kebijakan pusat
dan mendirikan badan pelaksana dalam semua urusan negara. Di masa kejayaannya, Uni Soviet berhasil
menjadi kesatuan dari gabungan beberapa negara dan Republik, misalnya seperti Rusia, Georgia,
Uzbekistan, Latvia, Lithuania, serta negara lainnya. Meskipun begitu Uni Soviet ternyata gagal dalam
menyatukan negara-negara di dalamnya. Kegagalan inilah yang menjadi latar belakang runtuhnya Uni
Soviet. Sementara itu, Amerika Serikat dan sekutunya justru terus berkembang dan berhasil menguasai
banyak negara. Kondisi tersebut akhirnya membuat presiden Mikhail Gorbachev mengeluarkan
beberapa gagasan reformasinya, yakni:
1. Glasnost atau keterbukaan sebagai untuk membuka dialog dalam pembasahan masalah politik,
ekonomi dan sosial dengan diberikannya kebebasan berpendapat.
2. Perestroika atau rekonstruksi untuk membaharui struktur ekonomi, politik, sosial, dan budaya.
3. Democratyzatsia untuk membangun desentralisasi sistem politik.
4. Zokonost sebagai proses peradilan dan penegakkan hukum yang adil, bebas, serta terbuka.