Anda di halaman 1dari 17

TUGAS STATISTIK

TABEL T DAN CHI – KUADRAT

NAMA : AGUSTINA TRI DAMAYANTI


KELAS : MTJ 1.6
NOTAR : 2202013

POLITEKNIK TRANSPORTASI DARAT INDONESIA ( PTDI – STTD BEKASI )


D – III MANAJEMEN TRANSPORTASI JALAN
2023/2024
TABEL T

A. PENGERTIAN
Tabel T adalah jenis tabel distribusi yang digunakan apabila menggunakan statistik uji
T sebagai perbandingannya. Fungsi dari tabel ini adalah untuk menentukan hipotesis.
Pemakaian uji t ini sangat bervariasi. Bisa digunakan pada objek studi berpasangan
ataupun tidak berpasangan.

B. CARA MEMBACA T TABEL


Mengutip buku Statistika Non-Parametrik untuk Bidang Kesehatan tulisan Norfai, t
tabel dapat ditentukan jika t hitung sudah didapatkan. Jika sudah, nilai tabel
ditentukan dengan cara membaca t tabel sebagai berikut:

1) Menentukan level of significance (batas kemaknaan). Misalnya nilai alpha (α)


sebesar 5% (0,05) dengan hipotesis dua arah (two tailed), maka nilai batas
kemaknaan atau nilai alpha sebesar 0,05 dibagi 2 menjadi 0,025.

2) Menentukan degree of freedom atau derajat kebebasan (df) pada alpha 0,05.
Derajat kebebasan dihitung dengan N-1 untuk one tail dan N-2 untuk two tail,
di mana N adalah jumlah sampel.

3) Berdasarkan degree of freedom atau derajat kebebasan (df), lakukan


perhitungan untuk menentukan nilai t tabel.

4) Untuk menentukan nilai t tabel, dilakukan dengan cara melihat nilai degree of
freedom (df) atau derajat kebebasan (dk) secara vertikal dan nilai batas
kemaknaan berdasarkan hipotesis dua arah (two tailed) secara horizontal.

Jika hasil perhitungan t hitung lebih kecil dari t tabel, maka Ho atau hipotesis
diterima. Dengan begitu, dapat disimpulkan bahwa variabel independen tidak
berpengaruh terhadap variabel dependen.
C. CARA MENCARI NILAT T TABEL
Terdapat beberapa hal yang wajib diketahui dalam melihat table t:
1) Jumlah variabel penelitian (k)
2) Jumlah observasi atau data atau responden (n)
3) Signifikasi menggunakan dua sisi (sign)
4) Rumus mencari degree of freedom atau derajat bebas (Df = n – k)
Tabel t ini bisa digunakan untuk menguji rata-rata hitung populasi di dalam sampel
yang kecil. Proses pengujian untuk mencari nilai tabel t bisa menggunakan langkah-
langkah cara mencari t tabel berikut ini.
 Merumuskan Hipotesa Nol & Hipotesa Alternatif
Langkah pertama cara mencari nilai tabel t statistik adalah dengan
menentukan hipotesa nol (H0) dan hipotesa alternatifnya (Ha). Langkah ini
menjadi langkah yang berperan signifikan dalam proses keseluruhan.
 Tentukan Nilai Alpha
Jika sudah, langkah selanjutnya adalah menentukan nilai alpha atau nilai
taraf nyata. Tahap ini bertujuan untuk menentukan apakah nilai alphanya 1%,
5% atau berada pada taraf lain. Selain itu juga untuk menentukan titik kritis
berdasarkan distribusi nilai t tabel.
 Tentukan Uji Statistik
Setelah mengetahui nilai alphanya, langkah selanjutnya adalah menentukan
uji statistik. Langkah ini bisa dilakukan dengan menggunakan rumus t tabel
secara manual. Rumusnya adalah

Df = n-k

Dimana :

Df = degree of freedom

n = jumlah responden atau data

k = jumlah variabel penelitian.

 Menentukan Daerah Keputusan

Jika sudah, langkah cara menghitung t tabel berikutnya adalah menentukan


daerah keputusan. Maksudnya adalah menentukan daerah yang tidak
menolak Hipotesa nol (H0) dan daerah mana yang menolak hipotesa nol.

 Membandingkan Nilai Alpha dan Nilai Uji

Tahap terakhir adalah mengambil keputusan apakah menolak ataukah


menerima. Cara mengambil keputusannya adalah dengan membandingkan
nilai alphanya dengan nilai hasil uji t. Barulah setelah itu akan didapatkan
nilai tabel t.

Berikut ini adalah perhitungannya :


1) Pertama yang harus dilakukan yaitu menentukan nilai degree of
freedom (df) memakai rumus (df = n - k). Dari data yang ada bisa
diperoleh nilai df = 15 - 2 = 13. Sehingga nilai. df = 13. Kemudian
kamu harus mencari taraf signifikansi untuk dua sisi sebesar 0,025.
Untuk selanjutnya yaitu mencari nilai tabel t dengan melihat tabel
berikut.
2) Kita harus menarik garis lurus dari nilai signifikan dan nilai degree of
fredoom (df) seperti yang terlihat pada tabel berikut.

Hasil perhitungan menggunakan t tabel dengan jumlah variabel dua


sisi dan jumlah data sebanyak 15. Taraf
signifikasi dua sisi sebesar 0,025 yaitu 2,16037.

D. CONTOH SOAL MENCARI NILAT T TABEL

1. Misalkan kita ingin mencari titik kritis distribusi t pengujian satu arah degan alpha
= 0,05 dan derajat kebebsan DK sebesar 19, maka ikuti langkah-langkah berikut ini:
 Carilah angka 15 pada kolom df yang berada di paling kiri table
 Carilah kolom dengan nilai alpha = 0,05
 Tarik garis dari angka 15 di kolom df ke arah kanan dan dari kolom dengan
nilai alpha = 0,05 tarik garis ke bawah. Tentukan titik perpotongan keduanya.
 Titik perpotongan darikedua garis adlah nilai titik kritis dari distribusi t yang
di cari, dalam kasus ini adalah 1,753050

METODE UJI T

Metode uji t pertama kali dikembangkan oleh William Selly Gosset dalam publikasi
artikel ilmiahnya. Namun, dalam artikelnya William menggunakan nama
pena student sehingga metode ini lebih dikenal dengan nama uji t-student
Metode t-student ini dapat digunakan untuk sampel kecil maupun besar. Pasalnya,
pada jumlah sampel di atas 30 (n ≥ 30) hasil distribusinya akan mendekati distribusi
normal. Selain itu, uji t juga dapat digunakan untuk data yang berpasangan maupun
tidak berpasangan.

Metode ini menggunakan tabel t sebagai acuan untuk menarik kesimpulan dari sebuah
data. Berikut merupakan tabel t yang digunakan dalam penarikan kesimpulan :
Sebelum mulai membaca tabel, kita perlu mengetahui dasar-dasar dalam mengambil
kesimpulan. Pada metode ini, diperlukan sebuah hipotesis awal sebelum
menyimpulkan data. Hipotesis awal ini seringkali menggunakan hubungan antara dua
variabel (variabel bebas dan terikat). Contohnya adalah

Ho : variabel 1 = variabel 2

Ha : variabel 1 ≠ variabel 2

Selanjutnya, kita dapat memilih tingkat kepercayaan data yang hendak kita olah.
Tingkatan kepercayaan data tersebut disimbolkan dengan alfa (α) pada tabel t.
Semakin kecil nilai α maka tingkat kepercayaan terhadap datanya juga semakin
tinggi. Namun, nilai α juga berbeda tergantung dengan jenis uji t yang dilakukan.

Terdapat dua buah metode uji t yang dapat dilakukan, yang pertama adalah uji t
berpasangan dan kedua adalah uji t tidak berpasangan.
Metode Uji T Tidak Berpasangan

Metode ini biasanya digunakan apabila hipotesis awal kita lebih mempercayai jika variabel
satu dengan lainnya tidak saling berhubungan. Untuk pengolahannya kita perlu melakukan
peritungan nilai t sebagai pembanding. Rumus yang digunakan adalah :

Keterangan :

Standar deviasi dihitung dengan persamaan

Setelah menentukan nilai alfa untuk one-tail, maka langkah selanjutnya adalah kita
menentukan nilai t dari tabel. Caranya melihat data ke berapa yang harus kita ambil
kita menggunakan persamaan :

Metode Uji T Berpasangan

Lain halnya dengan metode uji t tidak berpasangan, metode ini digunakan ketika hipotesis
awal kita lebih meyakini variabel satu dengan yang lainnya memiliki sebuah hubungan.

Nilai t dari perhitungan juga berbeda dengan uji t tidak berpasangan. Kita perlu membuat
sebuah data selisih dari kedua variabel yang akan dibandingkan. Selisih data tersebut
disimbolkan dengan (D).
Kemudian untuk menghitung nilai t, dapat digunakan rumus :

Contoh Soal

Berikut merupakan contoh soal dari metode uji t

Uji t tidak berpasangan

Berikut merupakan tabel hubungan antara jenis pupuk nitrogen terhadap hasil padi :

Dengan tingkat kepercayaan 95%, ambil kesimpulan dari data tersebut.

Jawab :

Hipotesis awal
Nilai t hitungan

Menentukan t table

pada data ke 22 dalam tabel t, dengan nilai alfa 0.025 untuk kolom one-tail nilai t-nya
adalah 2.074.

Terima H, jika thit| < t table, sebaliknya


Tolak H, alias terima HA, jika thit| > t table
Karena nilai t hitungan (nilai mutlak/mengabaikan negatif) lebih tinggi dari t tabel
maka Ho ditolak, sehingga pupuk A tidak sama dengan pupuk B, dan hasil padi pupuk
B lebih tinggi dibandingkan dengan pupuk A.
Uji t berpasangan

Berikut merupakan data dari penggunaan metode pembelajaran baru :


dengan nilai alfa 0.05, tentukan kesimpulan dari data tersebut

JAWAB :

Hipotesis

Selisih nilai D
Menghitung t

Menentukan t tabel

t table = t α/2 (df) = t0.05/2 (n-1)=t0.025(15-1)= t0.025(14)= 2.145

pada kolom alfa = 0.025 dan data ke-14, nilai t adalah 2.145.

Terima H, jika thit| < t table, sebaliknya


Tolak H, alias terima HA, jika thit| > t table
Karena nilai t perhitungan lebih tinggi daripada t tabel, maka Ho ditolak sehingga nilai pre-
tesr tidak sama dengan nilai post-test. Serta nilai post test lebih tinggi daripada nilai pre-test.
CHI – KUADRAT

A. PENGERTIAN CHI- KUADRAT


Chi-kuadrat (bahasa Inggris: Chi-square distribution) adalah pengujian hipotesis
mengenai perbandingan antara frekuensi observasi atau yang benar-benar terjadi atau
aktual dengan frekuensi harapan. Yang dimaksud dengan frekuensi harapan adalah
frekuensi yang nilainya dapat di hitung secara teoritis (e). Sedangkan dengan
frekuensi observasi adalah frekuensi yang nilainya di dapat dari hasil percobaan (o).
Dalam statistik, distribusi chi square termasuk dalam statistik nonparametrik.
Distribusi nonparametrik adalah distribusi dimana besaran-besaran populasi tidak
diketahui. Distribusi ini sangat bermanfaat dalam melakukan analisis statistik jika kita
tidak memiliki informasi tentang populasi atau jika asumsi-asumsi yang
dipersyaratkan untuk penggunaan statistik parametrik tidakterpenuhi.

Chi-kuadrat ini digunakan untuk mengadakan pendekatan dari beberapa vaktoratau


mngevaluasi frekuensi yang diselidiki atau frekuensi hasil observasi denganfrekuensi
yang diharapkan dari sampel apakah terdapat hubungan atauperbedaan yang
signi$kan atau tidak
Dikutip dari buku Pengantar Statistika, Usman, H. & R. Purnomo Setiady Akbar,
Bumi Aksara, 2000, Uji Chi Square biasanya digunakan untuk mengetahui hubungan
dua variabel nominal kemudian mengukur kekuatan hubungan antara dua variabel
yang dimaksud. Skala data kedua variabel adalah nominal. Apabila dari 2 variabel,
ada 1 variabel dengan skala nominal maka dilakukan uji Chi Square dengan merujuk
bahwa harus digunakan uji pada derajat yang terendah.
Uji chi square bisa dilakukan hanya pada sampel berukuran besar. Uji ini dilakukan
dengan mentabulasikan variabel ke dalam kategori-kategori lalu dihitung statistik Chi
Square nya.
B. SYARAT UJI CHI SQUARE
Syarat umum uji Chi Square adalah: frekuensi responden atau sampel yang digunakan
besar, sebab ada beberapa syarat Chi Square dapat digunakan yaitu:
 Tidak ada cell dengan nilai frekuensi kenyataan atau disebut juga Actual
Count (F0) sebesar 0 (Nol).
 Apabila bentuk tabel kontingensi 2 X 2, maka tidak boleh ada 1 cell saja yang
memiliki frekuensi harapan atau disebut juga expected count (“Fh”) kurang
dari 5.
 Apabila bentuk tabel lebih dari 2 x 2, misak 2 x 3, maka jumlah cell dengan
frekuensi harapan yang kurang dari 5 tidak boleh lebih dari 20%.

C. KARAKTERISTIK CHI SQUARE

 Nilai Chi‐Square selalu positip.

 Terdapat beberapa keluarga distribusi Chi‐Square, yaitu


 Distribusi Chi‐Square dengan DK=1, 2, 3, dst.

 Bentuk distribusi Chi‐Square adalah menjulur positip

D. FUNGSI CHI SQUARE

Untuk menguji hubungan atau pengaruh dua buah variabel nominal dan mengukur
kuatnya hubungan antara variabel yang satu dengan variabel nominal lainnya (C =
Coefisien of contingency).
Pada dasarnya, jika Anda adalah seorang peneliti maka perlu rasanya untuk
mempelajari rumus Chi Square harus anda pelajari agar dapat mengerti makna
sesungguhnya dari uji chi square. Sehingga dapat memanfaatkan rumus tersebut
dalam kegiatan analisis, terutama saat melakukan uji kumparatif pada data dengan
skala data nominal. (DNR)

E. RUMUS CHI SQUARE

Dimana :
2
x : Nilai chi-kuadrat
f e: Frekuensi yang diharapkan
f 0: Frekuensi yang diperoleh/diamati

F. CONTOH SOAL CHI SQUARE


Peneliti ingin mengetahui apakah terdapat hubungan antara jenis kelamin dengan
hobi? Data: Laki‐laki yang suka olah raga 27
Perempuan yang suka olah raga 13
Laki‐laki yang suka otomotif 35
Perempuan yang suka otomotif 15
Laki‐laki yang suka Shopping 33
Perempuan yang suka Shopping 27
Laki‐laki yang suka komputer 25
Perempuan yang suka komputer 25

Penyelesaian :
Langkah – langkah Pengujian :
1. Tulis Hipotesis Ha dan Ho
Ho : χ = 0, Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara jenis kelamin
dengan hobi. y Ha : χ ≠ 0, Terdapat hubungan yang signifikan antara jenis
kelamin dengan hobi.
2. Buat Tabel Kontingensi
Tabel kontingensi berbentuk 2x4 (2 baris dan 4 kolom). Setiap kotak disebut
sel, setiap sebuah kolom berisi sebuah subvariabel, setiap sebuah baris berisi
sebuah subvariabel.

3. Cari nilai Frekuensi yang Diharapkan ( f e)

4. Isikan Nilai f e ke Dalam Tabel Kontingensi

5. Hitung nilai Chi‐Square


.

Anda mungkin juga menyukai