A. Simpulan
1. Peran Sekolah Polisi Negara Polda Jateng Purwokerto dalam mendidik
calon Bintara untuk mewujudkan Polri yang Promoter yaitu berperan
mempersiapkan calon Bintara Polri yang memiliki mental dan perilaku
sebagai insan Bhayangkara bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;
Menghayati dan mengamalkan nilai/norma Pancasila, UUD 1945, Tribrata
dan Catur Prasetya, kode etik dan disiplin Polri serta peraturan perundangan
yang mengatur sikap dan perilaku anggota Polri dalam rangka mewujudkan
Bhineka Tunggal Ika; Memberikan rasa aman dan keadilan yang substantif
dalam menjalankan tugas pemeliharaan keamanan dan ketertiban
masyarakat, sehingga dapat diharapkan mampu melaksanakan tugas Polri
yang Promoter (Profesional – Modern - Terpercaya).
2. Kendala Sekolah Polisi Negara Polda Jateng Purwokerto dalam mendidik
calon Bintara untuk mewujudkan Polri yang Promoter yaitu :
a. Struktur hukum
Aspek struktur hukum yaitu masih adanya tenaga kependidikan
yang belum memiliki kualifikasi mengajar, sehingga dalam proses
pembelajaran menjadi kurang maksimal. Di samping itu masih ada tenaga
kependidikan (Gadikan) anggota Polri dan PNS Polri yang mengabdikan
diri dan diangkat untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan Polri,
mempunyai tugas rangkap (sebagai staf, sebagai pembina/pengasuh dan
sebagai pengajar).
b. Budaya hukum
Aspek budaya yaitu pandangan masyarakat terhadap Sekolah
Polisi Negara (SPN), bahwa untuk bisa diterima menjadi siswa didik
calon Bintara Polri di Sekolah Polisi Negara (SPN) harus mengeluarkan
sejumlah dana dan masih adanya Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme
(KKN), untuk penempatan, penugasan pertama Bintara Polri dapat diatur
sesuai keinginan dari peserta didik, orang tua atau wali dengan
mengeluarkan sejumlah dana.
114
115
B. Saran
1. Agar dapat meningkatkan kualitas tenaga pendidik, maka dapat dengan
mengikutsertakan seminar yang berhubungan dengan materi hukum dan
perundang-undangan yang berkaitan dengan kurikulum yang ada baik yang
diadakan di instansi Kepolisian sendiri maupun instansi lain.
2. Untuk mendukung Polri yang Promoter harus meningkatkan SDM (Sumber
Daya Manusia) tenaga pendidik dengan cara mengikuti pendidikan yang
lebih tinggi. Dengan demikian tenaga pendidik akan memiliki pengetahuan
yang optimal sehingga dalam menyampaikan materi pelajaran akan lebih
berkualitas dan akan menghasilkan output sesuai yang diharapkan menjadi
Bintara Polri berkualitas samapta bhayangkara yang profesional.
3. Sehubungan dengan pandangan masyarakat terkait dengan penerimaan
penerimaan peserta didik calon Bintara di SPN, maka dari pihak lembaga
pendidikan (Sekolah Polisi Negara) memberikan pemahaman atau
sosialisasi tentang penerimaan peserta didik calon Bintara di SPN dengan
melakukan penyuluhan yang dapat menimbulkan kepercayaan bagi
masyarakat terhadap Sekolah Polisi Negara dan dalam upaya meningkatkan
kesadaran hukum masyarakat.
116
DAFTAR PUSTAKA
A. Literatur
Faal, M., 1991. Penyaringan Perkara Pidana Oleh Polisi (Diskresi Polisi).
Pradnya Paramita, Jakarta.
Horton, Paul B., dan Cester L. Hunt, 1993. Sosiologi Jilid I, (Alih Bahasa :
Aminuddin Ram, Tita Sobari), Erlangga, Jakarta.
Prayitno, Kuat Puji, 2008. Sistem Peradilan Pidana (Criminal Justice System),
Materi Kuliah Pascasarjana Ilmu Hukum, Universitas Jenderal
Soedirman, Purwokerto.
Rahardjo, Satjipto, dan Anton Tabah, 1993. Polisi Pelaku dan Pemikir.
Gramedia Pustaka Umum, Jakarta.
Suwarni, 2009. Perilaku Polisi. Studi Atas Budaya Organisasi dan Pola
Komunikasi. Cetakan I, Nusa Media, Bandung.
Tabah, Anton, 1991. Menatap Dengan Mata Hati Polisi Indonesia. Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta.
Peraturan Kepala Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Polri No. 03 Tahun 2009
tentang Pelaksanaan Pembinaan Peningkatan Kemampuan Tenaga
Pendidik di Lembaga Pendidikan Polri;
C. Kamus, Jurnal :
Riswandi, Tabloit Hukum dan Kriminal, Edisi No. 293 Tahun VI 03-09 Juli
2006.