Training Needs Analysis in The Technical Training of Sectoral Statistics Building of 100 Statistic Love Villages
Training Needs Analysis in The Technical Training of Sectoral Statistics Building of 100 Statistic Love Villages
Abstrak
Analisis kebutuhan pelatihan merupakan bagian awal dari suatu perencanaan program pelatihan pembina
100 desa cantik dalam mengidentifikasi kesenjangan kompetensi yang dimiliki saat ini dengan kompetensi
yang seharusnya dimiliki oleh aparat desa. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan jenis pelatihan
beserta desain kurikulum pelatihan yang sesuai dan tepat sasaran bagi pembina aparat desa. Metode analisis
ini menggunakan pendekatan kualitatif yaitu melalui kajian studi literatur dan Focus Group Discussion (FGD).
Penulis menyusun kondisi bisnis tiga sampel desa (Maduretno, Andongsili, Lipursari) dan penyebab kesenjangan
kompetensi aparat desa berdasarkan hasil FGD yang dilaksanakan pada tahap awal perencanan suatu program
pelatihan. Hasil dari kajian ini adalah jenis pelatihan yang dibutuhkan beserta dengan kurikulum pelatihan yang
dapat dilaksanakan dalam menutup kesenjangan (gap) yang ada. Program pelatihan yang dibutuhkan dapat
dilakukan dengan melaksanakan pengelompokkan materi pelatihan yang dibagi menjadi dua tahap agar pelatihan
calon pembina 100 Desa Cantik lebih fokus, terarah, tepat sasaran serta dilakukan secara efektif dan efisien.
Tahap pertama pelatihan difokuskan pada materi pelatihan yang berkaitan dengan teknik komunikasi, sedangkan
tahap kedua lebih fokus kepada materi pelatihan terkait dengan tata kelola desa cantik.
Kata kunci: Analisis Kebutuhan pelatihan, Kondisi Bisnis, Penyebab Kesenjangan, desa cinta statistik
Abstract
Training needs analysis is the initial part of planning a training program for the coaches of 100 statistical love
villages in identifying competency gaps that currently exist with the competencies that village officials should
have. The purpose of this research is to determine the type of training along with the design of the appropriate
and targeted training curriculum for village officials. This analysis method uses a qualitative approach, namely
through a literature study and Focus Group Discussion (FGD). The author compiled the business conditions of
three sample villages (Maduretno, Andongsili, Lipursari) and the causes of the competency gaps of village officials
based on the results of FGDs carried out in the early stages of planning a training program. The result of this study
is the type of training needed along with the training curriculum that can be implemented in closing the existing
gap. The required training program can be carried out by grouping the training materials into two stages so that
the training for the prospective supervisors of 100 statistical love villages is more focused, directed, on target
and carried out effectively and efficiently. The first phase of the training focused on training materials related to
communication techniques, while the second phase focused more on training materials related to statistical love
villages governance
Keywords: Training Need Analysis, The State of The Business, Gap Causes, Statistic Love Villages
35
Civil Service VOL. 15, No.2, November 2021 : 35 - 47
36
Analisis Kebutuhan Pelatihan Pada Pelatihan Teknis Statistik Sektoral Pembina
100 Desa Cinta Statistik (CANTIK)
(Arezia Magdalyn)
Pusdiklat BPS di tahun 2021 ini. Melalui dengan tingkat keahlian atau kemampuan
pelatihan ini diharapkan para calon pembina dan pengetahuan pada sumber daya
Desa Cantik dapat melakukan pembinaan manusia pada suatu organisasi, sehingga
dan pendampingan kepada aparatur desa di pelatihan yang diselenggarakan dapat lebih
wilayah desa/kelurahan binaannya. difokuskan kepada pengisian kesenjangan
Pada tahap awal perencanaan program yang terjadi (Wulandari, 2005). AKP
pelatihan calon pembina 100 Desa Cantik juga merupakan mekanisme yang dapat
diperlukan kegiatan Analisis Kebutuhan digunakan dalam suatu organisasi dalam
Pelatihan (AKP). Berdasarkan Peraturan mengidentifikasi kebutuhan dalam mencapai
Kepala Badan Kepegawaian Negara suatu tujuan. Selain itu, proses yang tepat
Nomor 17 Tahun 2011, Analisis Kebutuhan dalam menganalisis kebutuhan pelatihan
Pelatihan merupakan bagian awal dari dapat meningkatkan kemajuan pada suatu
tahapan perencanaan program pelatihan organisasi serta memberikan kontribusi
yang dibutuhkan dalam menghubungkan yang positif dalam peningkatan kemampuan
kesenjangan antara kompetensi yang dan kompetensi yang dimiliki.
seharusnya dimiliki dengan kompetensi
yang dimiliki dalam melaksanakan tugas
dan jabatannya (Perka BKN AKD, 2011). PEMBAHASAN
Perencanaan diawali dengan tahapan
identifikasi kebutuhan dalam suatu program Tinjauan Pustaka
pelatihan dan dalam program pengembangan 1. Pelatihan
SDM (Sumber Daya Manusia) pada suatu Pelatihan merupakan serangkaian
organisasi dalam rangka meningkatkan dari kegiatan yang dirancang dalam
kemampuan kompentensi SDM. rangka meningkatkan keahlian, penge-
Selain itu, AKP juga merupakan tahuan, pengalaman maupun perubahan
langkah awal pada suatu proses siklus sikap pada seseorang. Pelatihan juga
pelatihan yang berperan dalam strategi merupakan cara dalam menghilangkan
pelatihan di suatu organisasi maupun atau memperkecil kesenjangan antara
kelompok profesional, siklus AKP diawali kondisi yang diharapkan dengan kondisi
dengan konsultasi sistematis dalam ril yang saat ini terjadi. Pelatihan
mengidentifikasi kebutuhan pembelajaran dilakukan untuk pemenuhan suatu
yang perlu dipertimbangkan, diikuti dengan jenis dan level kompetensi maupun
perencanaan pelatihan, penyampaian kompetensi pada bidang tertentu,
materi dan evaluasi (Gould et al., 2004). dengan adanya pelatihan diharapkan
AKP merupakan komponen penting dari pengetahuan, keterampilan, kinerja dan
sistem pembelajaran karena keberhasilan perilaku individu, kelompok maupun
dari perencanaan, pelaksanaan, dan organisasi dapat terus meningkat
evaluasi pelatihan di lingkungan organisasi (Santoso, 2010).
bergantung pada kualitas informasi yang Secara struktural pelatihan merupakan
dihasilkan dalam tahapan AKP (Ferreira, bagian dari sub sistem dari suatu sistem
Abbad dan Mourão, 2014). organisasi, fungsi dari program pelatihan
Tujuan dari AKP adalah untuk adalah dapat memberikan konsep the
menentukan jenis pelatihan beserta desain right skills at the right time pada suatu
kurikulum pelatihan yang sesuai dan organisasi dalam mencapai tujuannya.
tepat sasaran, dalam hal ini dipastikan Penyusunan pada program pelatihan
bahwa pelatihan yang diberikan sudah merupakan suatu kegiatan yang
sesuai dengan solusi dari suatu masalah. terstruktur dan harus dapat memberikan
Penilaian pada kebutuhan pelatihan sangat kontribusi pada nilai tambah suatu
penting untuk dilakukan karena dapat organisasi, serta diharapkan dapat
menyediakan informasi yang berkaitan mengatasi permasalahan tertentu yang
37
Civil Service VOL. 15, No.2, November 2021 : 35 - 47
38
Analisis Kebutuhan Pelatihan Pada Pelatihan Teknis Statistik Sektoral Pembina
100 Desa Cinta Statistik (CANTIK)
(Arezia Magdalyn)
Sosial Pemberdayaan Masyarakat dan Desa program Diklat Teknis Manajemen PNS.
(Dinsos Permasdes), Badan Perencanaan Tujuan dan Manfaat dari dilakukannya
Pembangunan Daerah (Bappeda), Dinas Analisis Diklat yang tercantum pada Perka
Komunikasi dan Informatika (Diskominfo), tersebut adalah sebagai dasar penyusunan
Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil program Diklat Teknis dan untuk memenuhi
(Disdukcapil), dan Badan Pengelolaan kebutuhan kompetensi.
Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD). Selain itu, agar program pelatihan
Program Desa Cantik BPS Kabupaten yang dilaksanakan sesuai dengan
Wonosobo dilakukan dengan Bimbingan kebutuhan pengembangan kompetensi
Teknis (Bimtek) Sektoral kepada aparatur yang seharusnya. Kajian dilakukan untuk
desa yang terbagi menjadi Bimtek yang memperoleh kesenjangan antara kompetensi
berkaitan dengan Pentingnya Direktori yang seharusnya dimiliki dengan kompetensi
Data Desa, Pelatihan Petugas Pengumpulan yang dimiliki dalam melaksanakan tugas
Data, Evaluasi Pelaksanaan Pendataan dan dan jabatan aparat desa (Perka BKN AKD,
Pengolahan Data Statistik, serta Pembuatan 2011). Hasil dari identifikasi kesenjangan
Publikasi Statistik Desa. Melalui program kompetensi (gap) diselaraskan dengan
ini diharapkan nantinya terdapat publikasi strategi dari suatu organisasi yang bertujuan
maupun sistem informasi yang dapat untuk memberikan pelatihan (Manna, Singh
menjelaskan secara lebih detail kondisi and Sharma, 2016). Dengan demikian dapat
yang ada di setiap desa yang sesuai dengan diperoleh jenis pelatihan dan kurikulum
kondisi terakhir (update), sehingga Sistem pelatihan yang dibutuhkan dalam menutup
Informasi Desa berbasis masyarakat yang kesenjangan tersebut.
dihasilkan dapat dioptimalkan secara
maksimal (Rahmat, 2020). Hasil dan Pembahasan
Metode FGD digunakan dalam 1. Profil Desa
memperoleh profil desa dan kesenjangan a. Desa Maduretno
kompetensi yang dimiliki oleh aparatur Desa Maduretno berada di wilayah
desa, metode ini dilakukan karena lebih kecamatan Kalikajar dengan luas
efektif dalam mendorong percakapan yang sebesar 9 Km2 dan berada di lereng
lebih mengarah kepada mekanisme umpan sebelah Barat Gunung Sumbing.
balik dan memacu percakapan yang lebih Desa Maduretno memiliki 5 dusun
lanjut. FGD digunakan dalam penelitian yang terdiri dari dusun Larangan,
awal karena dapat memanfaatkan kekuatan Kebon dalem, Madusari, Ngabean
dinamika kelompok dalam mendorong dan Tempelsari. Penduduk di Desa
percakapan yang lebih spesifik dan Maduretno bersikap heterogen,
umpan balik. Manfaat dari FGD dapat meskipun berada di daerah
dimaksimalkan dengan perhatian lebih pedesaan namun tidak semua mata
terhadap permasalahan dari desain suatu pencaharian penduduknya di sektor
penelitian, metode ini memungkinkan untuk pertanian. Sebagai contoh di dusun
memberikan lebih banyak keterlibatan Tempelsari yang memiliki lokasi
yang fokus kepada responden (Morgan, yang berdekatan dengan pasar
2003) kertek, hampir sebagian besar
Analisis ini juga menggunakan penduduknya bermata pencaharian
kajian studi literatur pada Perka BKN di bidang industri pengolahan tahu
Nomor 17 Tahun 2011 tentang Pedoman dan tempe. Sedangkan, jumlah
Pelaksanaan Analisis Kebutuhan Pendidikan penduduk Desa Maduretno terbagi
dan Pelatihan (Diklat) Teknis Manajemen atas laki-laki sebanyak 2953 jiwa
PNS. Perka BKN Nomor 17 Tahun 2021 dan perempuan sebanyak 2765 jiwa.
disusun dalam rangka penguatan Lembaga Sedangkan, aparat pemerintah yang
Penyelenggara Diklat serta pengembangan berada di desa maduretno terdiri dari
39
Civil Service VOL. 15, No.2, November 2021 : 35 - 47
14 perangkat desa, 1 kepala desa dan perlu pemahaman dalam konsep dan
3 karyawan diluar perangkat desa. definisi pengelolaan statistsik data di
Desa Maduretno mengikuti program kelurahan Andongsili.
Desa Cinta Statisik dilatarbelakangi c. Desa Lipursari
oleh desa yang belum mempunyai data Aparatur desa di Desa Lipursari hanya
yang valid dan independen di bidang terdiri dari kepala desa, sekretaris
data kependudukan, data kemiskinan, desa, kepala urusan (kaur keuangan),
data pendidikan, data kesehatan, data kaur umum dan perencanaan,
kesejahteraan masyarakat, dan data kepala seksi (kasi) pelayanan,
perekonomian masyarakat. Selain kasi kesejahteraan rakyat, kasi
itu, Desa Maduretno juga memiliki pemerintah, kepala dusun (kadus) I,
motivasi dalam mencapai satu data kadus II, kadus III, admin I dan II.
desa yang independen, valid dan Sumber daya teknologi informasi
dapat di pertanggungjawabkan di desa Lipursari mencakup papan
sebagai salah satu bentuk upaya infografis, aplikasi excel, komputer,
dari pemerintah desa dalam laptop dan jaringan internet yang
mengelola pemerintahan desa agar baik. Selain itu, informasi berkaitan
terlaksananya pembangunan desa dengan Desa Lipursari juga tersedia
yang menyeluruh. dalam platform media informasi
b. Kelurahan Andongsili berupa facebook, instagram dan web.
Kelurahan Andongsili telah me- Motivasi desa dalam mengikuti
miliki jaringan internet yang cukup desa cantik adalah dalam rangka
bagus, dan memiliki fasilitas mewujudkan data yang tepat, valid,
komputer maupun laptop yang dan satu data. Selain itu, diharapkan
memadai. Akan tetapi, SDM yang juga terlaksananya pengendalian
dapat mengelola data desa belum ada pembangunan desa melalui data
dan belum memiliki aplikasi yang yang akurat serta terwujudnya keter-
dapat mengolah data dengan baik. paduan perencanaan pembangunan
Perangkat SDM di pemerintahan desa. Aparat desa Lipursari me-
kelurahan Andongsili terdiri dari 2 nyadari bahwa data itu sangat
orang Aparatur Sipil Negara, 3 orang penting dan sangat dibutuhkan
Pekerja Harian Lepas (PHL), dan 5 dalam perencanaan dan pengambilan
orang mantan perangkat desa. Latar keputusan yang berkaitan dengan
belakang dari mengikuti program kemajuan desa.
Desa Cantik adalah karena tidak 2. Analisis Kebutuhan
tersedianya data profil kelurahan Berdasarkan hasil FGD dengan aparat
serta data dasar penduduk kelurahan desa dalam memperoleh profil desa dan
Andongsili. kesenjangan kompetensi yang dimiliki
Dengan mengikuti program desa oleh aparatur desa, dapat disimpulkan
cantik diharapkan perencanaan gambaran kondisi desa Maduretno,
pembangunan pada kelurahan kelurahan Andongsili, dan desa Lipursari
Andongsili dapat dilakukan dengan sebagai berikut ini:
baik, tata kelola data administrasi
pemerintahan kelurahan yang
memadai, dapat mengevaluasi laju
pertumbuhan penduduk, dan dapat
membantu dalam menentukan
dengan cepat serta tepat sasaran
dalam mengelola dana bantuan.
Selain itu, aparat setempat masih
40
Analisis Kebutuhan Pelatihan Pada Pelatihan Teknis Statistik Sektoral Pembina
100 Desa Cinta Statistik (CANTIK)
(Arezia Magdalyn)
Belum dapat mengangkat potensiDapat mengangkat potensi lokal desa Perangkat desa belum memiliki kemampuan dalam Perangkat desa memiliki kemampuan
lokal desa dengan hasil analisis sederhana dari melakukan analisis secara sederhana yang dalam melakukan analisis secara
6
data yang dihasilkan berkaitan dengan potensi lokal desa (ikon khusus sederhana yang berkaitan dengan potensi
desa) lokal desa (ikon khusus desa)
Kurangnya keterbukaan masyarakat Masyarakat lebih terbuka dalam Petugas lapangan belum memiliki teknik probing Petugas memiliki teknik probing yang
7 dalam memberikan data yang memberikan data yang diperlukan yang baik baik
diperlukan
Keakuratan data desa yang belum Data desa yang akurat Petugas lapangan belum memiliki kemampuan Petugas lapangan memiliki kemampuan
8 baik dalam memahami konsep dan definisi yang sesuai dalam memahami konsep dan definisi
yang sesuai
Data NIK yang belum valid berkaitan Data NIK yang valid dan berkaitan Perangkat desa belum memahami cara mengolah Perangkat desa memahami cara
dengan dana bansos data NIK dengan baik, belum mencakup informasi mengolah data NIK dengan baik
9
apakah masyarakat layak atau tidak dengan dana
bansos.
Pemilihan petugas lapangan yang Pemilihan petugas lapangan yang Belum terdapat kriteria pemilihan petugas Terdapat kriteria pemilihan petugas
10
belum tepat tepat lapangan yang tepat lapangan yang tepat
41
Civil Service VOL. 15, No.2, November 2021 : 35 - 47
42
Analisis Kebutuhan Pelatihan Pada Pelatihan Teknis Statistik Sektoral Pembina
100 Desa Cinta Statistik (CANTIK)
(Arezia Magdalyn)
43
Civil Service VOL. 15, No.2, November 2021 : 35 - 47
Pada tabel 2 terlihat bahwa per- hasil data dari sumber yang berbeda,
masalahan yang dihadapi oleh aparat belum adanya peta kondisi masyarakat
desa sampel adalah data yang belum desa, belum maksimalnya pelayanan
valid dan independen, perbedaan aparat desa kepada masyarakat, belum
44
Analisis Kebutuhan Pelatihan Pada Pelatihan Teknis Statistik Sektoral Pembina
100 Desa Cinta Statistik (CANTIK)
(Arezia Magdalyn)
45
Civil Service VOL. 15, No.2, November 2021 : 35 - 47
46
Analisis Kebutuhan Pelatihan Pada Pelatihan Teknis Statistik Sektoral Pembina
100 Desa Cinta Statistik (CANTIK)
(Arezia Magdalyn)
47