Anda di halaman 1dari 13

Analisis Kebutuhan Pelatihan Pada Pelatihan Teknis Statistik Sektoral Pembina

100 Desa Cinta Statistik (CANTIK)


(Arezia Magdalyn)

ANALISIS KEBUTUHAN PELATIHAN


PADA PELATIHAN TEKNIS STATISTIK SEKTORAL PEMBINA
100 DESA CINTA STATISTIK (CANTIK)

TRAINING NEEDS ANALYSIS


IN THE TECHNICAL TRAINING OF SECTORAL STATISTICS
BUILDING OF 100 STATISTIC LOVE VILLAGES
Arezia Magdalyn
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Badan Pusat Statistik
Jl. Raya Jagakarsa 70, Lenteng Agung, Jakarta 12620
email: arezia.magdalyn@gmail.com

(Diterima 6 Juni 2021, Direvisi 17 November 2021, Disetujui 29 November 2021)

Abstrak

Analisis kebutuhan pelatihan merupakan bagian awal dari suatu perencanaan program pelatihan pembina
100 desa cantik dalam mengidentifikasi kesenjangan kompetensi yang dimiliki saat ini dengan kompetensi
yang seharusnya dimiliki oleh aparat desa. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan jenis pelatihan
beserta desain kurikulum pelatihan yang sesuai dan tepat sasaran bagi pembina aparat desa. Metode analisis
ini menggunakan pendekatan kualitatif yaitu melalui kajian studi literatur dan Focus Group Discussion (FGD).
Penulis menyusun kondisi bisnis tiga sampel desa (Maduretno, Andongsili, Lipursari) dan penyebab kesenjangan
kompetensi aparat desa berdasarkan hasil FGD yang dilaksanakan pada tahap awal perencanan suatu program
pelatihan. Hasil dari kajian ini adalah jenis pelatihan yang dibutuhkan beserta dengan kurikulum pelatihan yang
dapat dilaksanakan dalam menutup kesenjangan (gap) yang ada. Program pelatihan yang dibutuhkan dapat
dilakukan dengan melaksanakan pengelompokkan materi pelatihan yang dibagi menjadi dua tahap agar pelatihan
calon pembina 100 Desa Cantik lebih fokus, terarah, tepat sasaran serta dilakukan secara efektif dan efisien.
Tahap pertama pelatihan difokuskan pada materi pelatihan yang berkaitan dengan teknik komunikasi, sedangkan
tahap kedua lebih fokus kepada materi pelatihan terkait dengan tata kelola desa cantik.

Kata kunci: Analisis Kebutuhan pelatihan, Kondisi Bisnis, Penyebab Kesenjangan, desa cinta statistik

Abstract
Training needs analysis is the initial part of planning a training program for the coaches of 100 statistical love
villages in identifying competency gaps that currently exist with the competencies that village officials should
have. The purpose of this research is to determine the type of training along with the design of the appropriate
and targeted training curriculum for village officials. This analysis method uses a qualitative approach, namely
through a literature study and Focus Group Discussion (FGD). The author compiled the business conditions of
three sample villages (Maduretno, Andongsili, Lipursari) and the causes of the competency gaps of village officials
based on the results of FGDs carried out in the early stages of planning a training program. The result of this study
is the type of training needed along with the training curriculum that can be implemented in closing the existing
gap. The required training program can be carried out by grouping the training materials into two stages so that
the training for the prospective supervisors of 100 statistical love villages is more focused, directed, on target
and carried out effectively and efficiently. The first phase of the training focused on training materials related to
communication techniques, while the second phase focused more on training materials related to statistical love
villages governance

Keywords: Training Need Analysis, The State of The Business, Gap Causes, Statistic Love Villages

35
Civil Service VOL. 15, No.2, November 2021 : 35 - 47

PENDAHULUAN Berdasarkan latar belakang diatas


maka dapat dirumuskan permasalahan
Latar Belakang yang berkaitan dengan analisis ini, yaitu
Badan Pusat Statistik (BPS) masih rendahnya kapasitas desa dalam
sebagai pembina statistik sektoral melalui melakukan perannya pada pengelolaan dan
Pusdiklat memiliki peran dalam pembinaan pemanfaatan data. Perihal tersebut berkaitan
statistik sektoral termasuk di tingkat Desa. dengan tingkat level pendidikan aparatur
Berdasarkan Undang-undang No.16 tahun desa, dimana lebih dari 60% aparatur desa di
1997 tentang Statistik, BPS melakukan kerja Indonesia hanya lulusan SMA, sekitar 19%
sama dengan instansi pemerintah dan unsur berpendidikan sarjana dan lebih dari 21%
masyarakat dalam melakukan pembinaan aparatur desa tidak lulus pendidikan formal/
yang berkaitan dengan penyelenggaraan tidak ikut pendidikan formal/hanya lulusan
kegiatan statistik agar dapat meningkatkan SD dan SMP (Nursalikah, 2019). Selain itu,
kontribusi serta apresiasi masyarakat berdasarkan data yang ada tingkat pendidikan
terhadap statistik, mengembangkan Sistem para kepala desa di seluruh Indonesia
Statistik Nasional (SSN), dan berperan memiliki latar belakang yang berbeda-
dalam pembangunan nasional (UU Statistik, beda. Untuk jenjang pendidikan doktoral
1997). (S3) sebanyak 0.01%, jenjang magister (S2)
Salah satu upaya yang dilakukan sebanyak 0.5%, sarjana (S1) 15%, SMA
BPS yaitu dengan menyusun program 62%, SMP 16% serta sebanyak 4% adalah
Desa Cinta Statistik (Desa Cantik), yang lulusan SD (Amelia Rahma, 2021). Terlihat
sejalan dengan tujuan Satu Data Indonesia. bahwa latar belakang pendidikan kepala
Berdasarkan Peraturan Presiden No 39 tahun desa di seluruh Indonesia didominasi oleh
2019 tentang Satu Data Indonesia (SDI), lulusan SMA dan SMP. Tingkat pendidikan
disebutkan bahwa pengaturan SDI bertujuan berpengaruh terhadap perilaku dan pola
untuk mengatur penyelenggaraan tata kelola hidup seseorang terutama dalam memotivasi
data baik yang dihasilkan oleh Instansi Pusat seseorang dalam melakukan perannya
maupun Instansi Daerah dalam mendukung (Budiarti, Anjaya dan Girsang, 2021)
perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan Latar belakang pendidikan menjadi isu
pengendalian pembangunan. Selain dari utama pentingnya pelatihan terhadap para
untuk mengatur tata kelola data, pengaturan aparatur desa melalui para pembina desa
SDI juga memiliki tujuan dalam ketersediaan cinta statistik. Pelatihan merupakan bagian
data yang akurat, mutakhir, terpadu, dapat utama dari suatu kegiatan manajemen pada
dipertanggungjawabkan serta mudah diakses Sumber Daya Manusia (SDM), pelatihan
(Perpres SDI, 2019). harus dilakukan karena lebih dipusatkan
Desa Cinta Statistik (Cantik) juga kepada peningkatan kemampuan SDM dalam
merupakan bagian dari salah satu Quick Win melakukan pekerjaan yang lebih spesifik
BPS sebagai pembina statistik sektoral. Dalam (Budiarti, Anjaya and Girsang, 2021).
rangka mendukung program Desa Cantik, Aspek pelatihan juga memiliki pengaruh
BPS melalui Pusdiklat menyelenggarakan yang positif terhadap kinerja dari aparat
pelatihan bagi calon pembina 100 Desa pemerintah desa yang merupakan bagian
Cantik di tahun 2021. Perihal tersebut dari kompetensi kerja (Ulumudin, 2021).
sejalan dengan Rencana Strategis (Renstra) Selain itu, Pendidikan dan Pelatihan adalah
Pusdiklat BPS periode 2020 sampai dengan kegiatan yang dilakukan dalam memperbaiki
2024 yang menyebutkan bahwa sasaran kemampuan kerja dan membantu dalam
strategis dari tujuan pusdiklat BPS adalah memahami suatu pengetahuan yang praktis
terwujudnya layanan pendidikan dan dan menerapkannya (Perka BKN AKD,
pelatihan Statistik Sektoral dalam kerangka 2011). Oleh karena itu, penyelenggaraan
Satu Data Indonesia (Renstra Pusdiklat BPS, pelatihan bagi calon pembina 100 Desa
2021). Cantik menjadi sangat penting dilakukan

36
Analisis Kebutuhan Pelatihan Pada Pelatihan Teknis Statistik Sektoral Pembina
100 Desa Cinta Statistik (CANTIK)
(Arezia Magdalyn)

Pusdiklat BPS di tahun 2021 ini. Melalui dengan tingkat keahlian atau kemampuan
pelatihan ini diharapkan para calon pembina dan pengetahuan pada sumber daya
Desa Cantik dapat melakukan pembinaan manusia pada suatu organisasi, sehingga
dan pendampingan kepada aparatur desa di pelatihan yang diselenggarakan dapat lebih
wilayah desa/kelurahan binaannya. difokuskan kepada pengisian kesenjangan
Pada tahap awal perencanaan program yang terjadi (Wulandari, 2005). AKP
pelatihan calon pembina 100 Desa Cantik juga merupakan mekanisme yang dapat
diperlukan kegiatan Analisis Kebutuhan digunakan dalam suatu organisasi dalam
Pelatihan (AKP). Berdasarkan Peraturan mengidentifikasi kebutuhan dalam mencapai
Kepala Badan Kepegawaian Negara suatu tujuan. Selain itu, proses yang tepat
Nomor 17 Tahun 2011, Analisis Kebutuhan dalam menganalisis kebutuhan pelatihan
Pelatihan merupakan bagian awal dari dapat meningkatkan kemajuan pada suatu
tahapan perencanaan program pelatihan organisasi serta memberikan kontribusi
yang dibutuhkan dalam menghubungkan yang positif dalam peningkatan kemampuan
kesenjangan antara kompetensi yang dan kompetensi yang dimiliki.
seharusnya dimiliki dengan kompetensi
yang dimiliki dalam melaksanakan tugas
dan jabatannya (Perka BKN AKD, 2011). PEMBAHASAN
Perencanaan diawali dengan tahapan
identifikasi kebutuhan dalam suatu program Tinjauan Pustaka
pelatihan dan dalam program pengembangan 1. Pelatihan
SDM (Sumber Daya Manusia) pada suatu Pelatihan merupakan serangkaian
organisasi dalam rangka meningkatkan dari kegiatan yang dirancang dalam
kemampuan kompentensi SDM. rangka meningkatkan keahlian, penge-
Selain itu, AKP juga merupakan tahuan, pengalaman maupun perubahan
langkah awal pada suatu proses siklus sikap pada seseorang. Pelatihan juga
pelatihan yang berperan dalam strategi merupakan cara dalam menghilangkan
pelatihan di suatu organisasi maupun atau memperkecil kesenjangan antara
kelompok profesional, siklus AKP diawali kondisi yang diharapkan dengan kondisi
dengan konsultasi sistematis dalam ril yang saat ini terjadi. Pelatihan
mengidentifikasi kebutuhan pembelajaran dilakukan untuk pemenuhan suatu
yang perlu dipertimbangkan, diikuti dengan jenis dan level kompetensi maupun
perencanaan pelatihan, penyampaian kompetensi pada bidang tertentu,
materi dan evaluasi (Gould et al., 2004). dengan adanya pelatihan diharapkan
AKP merupakan komponen penting dari pengetahuan, keterampilan, kinerja dan
sistem pembelajaran karena keberhasilan perilaku individu, kelompok maupun
dari perencanaan, pelaksanaan, dan organisasi dapat terus meningkat
evaluasi pelatihan di lingkungan organisasi (Santoso, 2010).
bergantung pada kualitas informasi yang Secara struktural pelatihan merupakan
dihasilkan dalam tahapan AKP (Ferreira, bagian dari sub sistem dari suatu sistem
Abbad dan Mourão, 2014). organisasi, fungsi dari program pelatihan
Tujuan dari AKP adalah untuk adalah dapat memberikan konsep the
menentukan jenis pelatihan beserta desain right skills at the right time pada suatu
kurikulum pelatihan yang sesuai dan organisasi dalam mencapai tujuannya.
tepat sasaran, dalam hal ini dipastikan Penyusunan pada program pelatihan
bahwa pelatihan yang diberikan sudah merupakan suatu kegiatan yang
sesuai dengan solusi dari suatu masalah. terstruktur dan harus dapat memberikan
Penilaian pada kebutuhan pelatihan sangat kontribusi pada nilai tambah suatu
penting untuk dilakukan karena dapat organisasi, serta diharapkan dapat
menyediakan informasi yang berkaitan mengatasi permasalahan tertentu yang

37
Civil Service VOL. 15, No.2, November 2021 : 35 - 47

ada dalam mencapai suatu tujuan AKP berfungsi sebagai fundamen


(Kurniadi dan Irianto, 2007). informasi bagi pengelola SDM dalam
Pusat Pendidikan dan Pelatihan BPS me ne ta pka n pr ogr a m pe la tiha n
sebagai penyelenggara pelatihan bagi dengan segala formatnya (Kurniadi
calon pembina 100 Desa Cantik di and Irianto, 2007). Hasil dari AKP
tahun 2021, harus dapat mendesain dan memudahkan penyelenggara atau
mengembangkan program pelatihan pengelola pelatihan dalam menentukan
yang sejalan dengan visi dan misi dari program pelatihan yang dibutuhkan
Pusdiklat BPS. Visi dari Pusdiklat BPS oleh unit kerja pengguna pelatihan,
yaitu sebagai pusat pengembangan proses pada identifikasi kebutuhan
kompetensi SDM yang unggul dan adaptif. pelatihan merupakan suatu proses yang
Sedangkan, misi dari Pusdiklat BPS yaitu mutlak harus dilakukan (Ngindana dan
mengembangkan sistem pendidikan Hermawan, 2019). Manfaat dari adanya
dan pelatihan yang terintegrasi dan AKP adalah sebagai penyedia informasi
berkesinambungan dalam mewujudkan yang akurat sebagai dasar penyusunan
BPS Corporate University, mengelola program pelatihan yang diinginkan,
dan mengembangkan kompetensi SDM sehingga dapat meningkatkan efek-
yang relevan dengan kebutuhan terkini, tivitas dan efisiensi dalam mencapai
serta mengelola dan mengembangkan suatu tujuan organisasi.
layanan pendidikan dan pelatihan serta
sarana prasarana yang modern dan Metode Analisis
akuntabel (Renstra Pusdiklat BPS, 2021) Untuk memperoleh profil desa dan
2. Analisis Kebutuhan Pelatihan kesenjangan kompetensi yang dimiliki
Pelaksanaan pelatihan harus berdasarkan oleh aparatur desa dilakukan Focus Group
pada kebutuhan yang sangat berkaitan Discussion (FGD) dengan narasumber
erat dengan kebutuhan pembelajaran, aparat Desa dari tiga Desa terpilih yaitu
kebutuhan tersebut dapat diartikan Desa Maduretno, Kelurahan Andongsili,
sebagai kesenjangan antara kemampuan dan Desa Lipursari. Pemilihan desa tersebut
kompetensi yang telah dimiliki sebagai narasumber dikarenakan tiga desa
dengan kemampuan kompetensi yang tersebut merupakan benchmark desa yang
seharusnya dimiliki (Kamil, 2003). ada di Kabupaten Wonosobo, Provinsi
Dalam Perka BKN Nomor 17 Tahun Jawa Tengah. Pembinaan statistik sektoral
2011 tentang Pedoman Pelaksanaan kepada aparatur desa telah dilakukan oleh
Analisis Kebutuhan Pendidikan dan BPS Kabupaten Wonosobo pada tahun 2020
Pelatihan (Diklat) Teknis Manajemen Melalui Program “Desa Cinta Statistik”,
PNS disebutkan bahwa penentuan dengan dimotori oleh Integrasi Agen
diklat teknis dapat dilihat dengan proses Perubahan, Birokrasi dan Statistisi (ABS).
identifikasi kesenjangan kompetensi Fokus program Desa Cinta Statistik
yang akan dikembangkan (Perka oleh BPS Kabupaten Wonosobo adalah
BKN AKD, 2011). Selain itu, Analisis optimalisasi pada Sistem Informasi Desa
Kebutuhan Diklat merupakan proses yang berbasis masyarakat, sehingga desa
perbandingan antara kemampuan dapat menyusun dan menghasilkan data
kompetensi yang diharapkan dengan yang bersifat mikro dengan by name, by
kemampuan kompetensi yang dimiliki address sehingga perencanaan pembangunan
saat ini atau disebut juga dengan proses Desa dapat dilaksanakan dengan lebih tepat
identifikasi kesenjangan kemampuan sasaran. Pada pelaksanaannya diawali
kompetensi. dengan koordinasi dan konsolidasi BPS
Analisis kebutuhan pelatihan meru- Kabupaten Wonosobo dengan Satuan
pakan bagian penting pada tahap Kerja Perangkat Daerah (SKPD) terkait
awal perencanaan program pelatihan, Pengelolaan Statistik dan Desa yaitu Dinas

38
Analisis Kebutuhan Pelatihan Pada Pelatihan Teknis Statistik Sektoral Pembina
100 Desa Cinta Statistik (CANTIK)
(Arezia Magdalyn)

Sosial Pemberdayaan Masyarakat dan Desa program Diklat Teknis Manajemen PNS.
(Dinsos Permasdes), Badan Perencanaan Tujuan dan Manfaat dari dilakukannya
Pembangunan Daerah (Bappeda), Dinas Analisis Diklat yang tercantum pada Perka
Komunikasi dan Informatika (Diskominfo), tersebut adalah sebagai dasar penyusunan
Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil program Diklat Teknis dan untuk memenuhi
(Disdukcapil), dan Badan Pengelolaan kebutuhan kompetensi.
Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD). Selain itu, agar program pelatihan
Program Desa Cantik BPS Kabupaten yang dilaksanakan sesuai dengan
Wonosobo dilakukan dengan Bimbingan kebutuhan pengembangan kompetensi
Teknis (Bimtek) Sektoral kepada aparatur yang seharusnya. Kajian dilakukan untuk
desa yang terbagi menjadi Bimtek yang memperoleh kesenjangan antara kompetensi
berkaitan dengan Pentingnya Direktori yang seharusnya dimiliki dengan kompetensi
Data Desa, Pelatihan Petugas Pengumpulan yang dimiliki dalam melaksanakan tugas
Data, Evaluasi Pelaksanaan Pendataan dan dan jabatan aparat desa (Perka BKN AKD,
Pengolahan Data Statistik, serta Pembuatan 2011). Hasil dari identifikasi kesenjangan
Publikasi Statistik Desa. Melalui program kompetensi (gap) diselaraskan dengan
ini diharapkan nantinya terdapat publikasi strategi dari suatu organisasi yang bertujuan
maupun sistem informasi yang dapat untuk memberikan pelatihan (Manna, Singh
menjelaskan secara lebih detail kondisi and Sharma, 2016). Dengan demikian dapat
yang ada di setiap desa yang sesuai dengan diperoleh jenis pelatihan dan kurikulum
kondisi terakhir (update), sehingga Sistem pelatihan yang dibutuhkan dalam menutup
Informasi Desa berbasis masyarakat yang kesenjangan tersebut.
dihasilkan dapat dioptimalkan secara
maksimal (Rahmat, 2020). Hasil dan Pembahasan
Metode FGD digunakan dalam 1. Profil Desa
memperoleh profil desa dan kesenjangan a. Desa Maduretno
kompetensi yang dimiliki oleh aparatur Desa Maduretno berada di wilayah
desa, metode ini dilakukan karena lebih kecamatan Kalikajar dengan luas
efektif dalam mendorong percakapan yang sebesar 9 Km2 dan berada di lereng
lebih mengarah kepada mekanisme umpan sebelah Barat Gunung Sumbing.
balik dan memacu percakapan yang lebih Desa Maduretno memiliki 5 dusun
lanjut. FGD digunakan dalam penelitian yang terdiri dari dusun Larangan,
awal karena dapat memanfaatkan kekuatan Kebon dalem, Madusari, Ngabean
dinamika kelompok dalam mendorong dan Tempelsari. Penduduk di Desa
percakapan yang lebih spesifik dan Maduretno bersikap heterogen,
umpan balik. Manfaat dari FGD dapat meskipun berada di daerah
dimaksimalkan dengan perhatian lebih pedesaan namun tidak semua mata
terhadap permasalahan dari desain suatu pencaharian penduduknya di sektor
penelitian, metode ini memungkinkan untuk pertanian. Sebagai contoh di dusun
memberikan lebih banyak keterlibatan Tempelsari yang memiliki lokasi
yang fokus kepada responden (Morgan, yang berdekatan dengan pasar
2003) kertek, hampir sebagian besar
Analisis ini juga menggunakan penduduknya bermata pencaharian
kajian studi literatur pada Perka BKN di bidang industri pengolahan tahu
Nomor 17 Tahun 2011 tentang Pedoman dan tempe. Sedangkan, jumlah
Pelaksanaan Analisis Kebutuhan Pendidikan penduduk Desa Maduretno terbagi
dan Pelatihan (Diklat) Teknis Manajemen atas laki-laki sebanyak 2953 jiwa
PNS. Perka BKN Nomor 17 Tahun 2021 dan perempuan sebanyak 2765 jiwa.
disusun dalam rangka penguatan Lembaga Sedangkan, aparat pemerintah yang
Penyelenggara Diklat serta pengembangan berada di desa maduretno terdiri dari

39
Civil Service VOL. 15, No.2, November 2021 : 35 - 47

14 perangkat desa, 1 kepala desa dan perlu pemahaman dalam konsep dan
3 karyawan diluar perangkat desa. definisi pengelolaan statistsik data di
Desa Maduretno mengikuti program kelurahan Andongsili.
Desa Cinta Statisik dilatarbelakangi c. Desa Lipursari
oleh desa yang belum mempunyai data Aparatur desa di Desa Lipursari hanya
yang valid dan independen di bidang terdiri dari kepala desa, sekretaris
data kependudukan, data kemiskinan, desa, kepala urusan (kaur keuangan),
data pendidikan, data kesehatan, data kaur umum dan perencanaan,
kesejahteraan masyarakat, dan data kepala seksi (kasi) pelayanan,
perekonomian masyarakat. Selain kasi kesejahteraan rakyat, kasi
itu, Desa Maduretno juga memiliki pemerintah, kepala dusun (kadus) I,
motivasi dalam mencapai satu data kadus II, kadus III, admin I dan II.
desa yang independen, valid dan Sumber daya teknologi informasi
dapat di pertanggungjawabkan di desa Lipursari mencakup papan
sebagai salah satu bentuk upaya infografis, aplikasi excel, komputer,
dari pemerintah desa dalam laptop dan jaringan internet yang
mengelola pemerintahan desa agar baik. Selain itu, informasi berkaitan
terlaksananya pembangunan desa dengan Desa Lipursari juga tersedia
yang menyeluruh. dalam platform media informasi
b. Kelurahan Andongsili berupa facebook, instagram dan web.
Kelurahan Andongsili telah me- Motivasi desa dalam mengikuti
miliki jaringan internet yang cukup desa cantik adalah dalam rangka
bagus, dan memiliki fasilitas mewujudkan data yang tepat, valid,
komputer maupun laptop yang dan satu data. Selain itu, diharapkan
memadai. Akan tetapi, SDM yang juga terlaksananya pengendalian
dapat mengelola data desa belum ada pembangunan desa melalui data
dan belum memiliki aplikasi yang yang akurat serta terwujudnya keter-
dapat mengolah data dengan baik. paduan perencanaan pembangunan
Perangkat SDM di pemerintahan desa. Aparat desa Lipursari me-
kelurahan Andongsili terdiri dari 2 nyadari bahwa data itu sangat
orang Aparatur Sipil Negara, 3 orang penting dan sangat dibutuhkan
Pekerja Harian Lepas (PHL), dan 5 dalam perencanaan dan pengambilan
orang mantan perangkat desa. Latar keputusan yang berkaitan dengan
belakang dari mengikuti program kemajuan desa.
Desa Cantik adalah karena tidak 2. Analisis Kebutuhan
tersedianya data profil kelurahan Berdasarkan hasil FGD dengan aparat
serta data dasar penduduk kelurahan desa dalam memperoleh profil desa dan
Andongsili. kesenjangan kompetensi yang dimiliki
Dengan mengikuti program desa oleh aparatur desa, dapat disimpulkan
cantik diharapkan perencanaan gambaran kondisi desa Maduretno,
pembangunan pada kelurahan kelurahan Andongsili, dan desa Lipursari
Andongsili dapat dilakukan dengan sebagai berikut ini:
baik, tata kelola data administrasi
pemerintahan kelurahan yang
memadai, dapat mengevaluasi laju
pertumbuhan penduduk, dan dapat
membantu dalam menentukan
dengan cepat serta tepat sasaran
dalam mengelola dana bantuan.
Selain itu, aparat setempat masih

40
Analisis Kebutuhan Pelatihan Pada Pelatihan Teknis Statistik Sektoral Pembina
100 Desa Cinta Statistik (CANTIK)
(Arezia Magdalyn)

1. The State of The Business Desa Maduretno


No Permasalahan Kondisi Ideal Kompetensi yang dimiliki saat ini Kompetensi yang harus dimiliki
Data yang tidak valid dan independen Terciptanya satu data desa yang Petugas lapangan masih belum menguasai tehnik Petugas lapangan menguasai tehnik
1 independen dan valid probing yang baik probing yang baik
Belum memahami tata kelola data yang baik Memahami tata kelola data yang baik
Perbedaan hasil data dari berbagai Hasil data yang sama dari berbagai Petugas lapangan masih memiliki pemahaman Petugas lapangan masih memahami
2
sumber yang berbeda sumber data konsep dan definisi yang berbeda konsep dan definisi dengan baik
Belum terdapat peta kondisi Terdapat peta kondisi masyarakat Perangkat desa belum dapat melakukan analisis Perangkat desa dapat memetakan kondisi
3
masyarakat desa desa sederhana dari hasil data yang diperoleh masyarakat desa
Pelayanan kepada masyarakat yang Pelayanan kepada masyarakat yang Perangkat desa belum memahami cara menyajikan Perangkat desa memahami cara
belum mudah mudah, cepat, dan akurat data (tabulasi sederhana) yang memudahkan dalam menyajikan data (tabulasi sederhana)
4
pelayanan masyarakat yang memudahkan dalam pelayanan
masyarakat
Belum dapat melaksanakan prioritas- Dapat melaksanakan prioritas- Perangkat desa belum memahami indikator- Perangkat desa memahami indikator-
prioritas pengunaan dana desa dengan prioritas pengunaan dana desa dengan indikator strategis yang dibutuhkan dalam indikator strategis yang dibutuhkan dalam
5
baik dalam pengentasan kemiskinan baik dalam pengentasan kemiskinan mengukur kemiskinan mengukur kemiskinan

Belum dapat mengangkat potensiDapat mengangkat potensi lokal desa Perangkat desa belum memiliki kemampuan dalam Perangkat desa memiliki kemampuan
lokal desa dengan hasil analisis sederhana dari melakukan analisis secara sederhana yang dalam melakukan analisis secara
6
data yang dihasilkan berkaitan dengan potensi lokal desa (ikon khusus sederhana yang berkaitan dengan potensi
desa) lokal desa (ikon khusus desa)
Kurangnya keterbukaan masyarakat Masyarakat lebih terbuka dalam Petugas lapangan belum memiliki teknik probing Petugas memiliki teknik probing yang
7 dalam memberikan data yang memberikan data yang diperlukan yang baik baik
diperlukan
Keakuratan data desa yang belum Data desa yang akurat Petugas lapangan belum memiliki kemampuan Petugas lapangan memiliki kemampuan
8 baik dalam memahami konsep dan definisi yang sesuai dalam memahami konsep dan definisi
yang sesuai
Data NIK yang belum valid berkaitan Data NIK yang valid dan berkaitan Perangkat desa belum memahami cara mengolah Perangkat desa memahami cara
dengan dana bansos data NIK dengan baik, belum mencakup informasi mengolah data NIK dengan baik
9
apakah masyarakat layak atau tidak dengan dana
bansos.
Pemilihan petugas lapangan yang Pemilihan petugas lapangan yang Belum terdapat kriteria pemilihan petugas Terdapat kriteria pemilihan petugas
10
belum tepat tepat lapangan yang tepat lapangan yang tepat

Gap Causes Desa Maduretno


No Permasalahan Deskripsi Gap
Belum terdapat pelatihan perangkat desa (petugas) berkaitan
dengan teknik wawancara lapangan yang baik (tata cara
1 Data yang tidak valid dan independen pendataan)
Belum terdapat pelatihan berkaitan dengan tata kelola data
yang mudah dipahami perangkat desa
Perbedaan hasil data dari berbagai sumber Belum terdapat pelatihan berkaitan dengan konsep dan
2
yang berbeda definisi yang mudah dipahami oleh petugas lapangan
Belum terdapat peta kondisi masyarakat Belum terdapat pelatihan berkaitan dengan analisis sederhana
3
desa dari hasil data yang disajikan
Pelayanan kepada masyarakat yang belum Belum terdapat pelatihan berkaitan dengan cara menyajikan
4
mudah data yang baik dengan tabulasi sederhana
Belum dapat melaksanakan prioritas- Belum terdapat pelatihan berkaitan dengan identifikasi
5 prioritas pengunaan dana desa dengan indikator strategis pada level desa
baik dalam pengentasan kemiskinan
Belum dapat mengangkat potensi lokal Belum terdapat pelatihan berkaitan dengan analisis sederhana
6
desa terhadap potensi lokal desa (ikon khusus desa)
Kurangnya keterbukaan masyarakat Belum terdapat pelatihan berkaitan dengan teknik wawancara
7
dalam memberikan data yang diperlukan probing yang baik
Keakuratan data desa yang belum baik Belum terdapat pelatihan berkaitan dengan konsep dan
8
definisi yang mudah dipahami oleh petugas lapangan
Data NIK yang belum valid berkaitan Belum terdapat pelatihan berkaitan dengan pemahaman
9
dengan dana bansos konsep dan definisi rumah tangga.
Pemilihan petugas lapangan yang belum Belum terdapat kriteria pemilihan petugas lapangan yang tepat
10
tepat

41
Civil Service VOL. 15, No.2, November 2021 : 35 - 47

2. The State of The Business Kelurahan Andongsili


No Permasalahan Kondisi Ideal Kompetensi yang dimiliki saat ini Kompetensi yang harus dimiliki
Aplikasi data desa cantik yang Terdapat aplikasi yang Belum terdapat aplikasi yang terintegrasi Terdapat aplikasi yang terintegrasi antar data
1
belum terintegrasi terintegrasi antar data
Data kelurahan yang tidak Data yang update dan akurat Aparat pemerintah setempat belum Aparat pemerintah setempat memahami tata
2
update memahami tata cara update data yang baik cara update data yang baik
Akses aplikasi data profil desa Akses aplikasi data profil desa Perangkat desa belum memahami tata cara Perangkat desa memahami tata cara akses
3 yang belum bisa diakses mudah diakses akses aplikasi data profil desa aplikasi data profil desa
Belum terdapat nara sumber Terdapat nara sumber data Perangkat desa belum ada yang mampu Perangkat desa mampu untuk menjadi
4
data kelurahan. kelurahan. untuk menjadi narsum data kelurahan. narsum data kelurahan.
Data NIK yang belum valid Data NIK yang valid berkaitan Perangkat desa belum memahami cara Perangkat desa memahami cara mengolah
5
mengolah data NIK dengan baik data NIK dengan baik
Keakuratan data desa yang Data desa yang akurat Pemahaman konsep dan definisi petugas Pemahaman konsep dan definisi petugas
6
belum baik yang belum baik yang baik
Pembangunan desa yang Pembangunan desa terlaksana Aparat desa belum memahami indikator- Aparat desa memahami indikator-indikator
7
belum maksimal dengan baik, dan tepat indikator pembangunan desa pembangunan desa

Gap Causes Kelurahan Andongsili


No Permasalahan Deskripsi Gap
Aplikasi data desa cantik yang belum Belum terdapat apliksdi data yang terintegrasi
1
terintegrasi DISDUKCapil
Belum terdapat pelatihan berkaitan dengan tata cara akses
2
Data kelurahan yang tidak update aplikasi data profil desa
Akses aplikasi data profil desa yang belum Belum terdapat pelatihan berkaitan dengan tata kelola data
3
bisa diakses
Belum terdapat nara sumber data
4
kelurahan. Belum terdapat pelatihan berkaitan dengan teknik komunikasi
Belum terdapat pelatihan berkaitan dengan pemahaman
5 Data NIK yang belum valid
konsep dan definisi rumah tangga.
Keakuratan data desa yang belum baik Belum terdapat pelatihan berkaitan dengan konsep dan
6
definisi yang mudah dipahami oleh petugas lapangan
7 Pembangunan desa yang belum maksimal Belum terdapat pelatihan terkait konsep dan definisi indikator-
indikator pembangunan desa (indikator SDGs)

3. The State of The Business Desa Lipursari


No Permasalahan Kondisi Ideal Kompetensi yang dimiliki saat ini Kompetensi yang harus dimiliki
Belum terdapat aplikasi satu Terdapat aplikasi yang Belum terdapat aplikasi yang terintegrasi Terdapat aplikasi yang terintegrasi
1
data terintegrasi antar data antar data
Belum terdapat pemahaman Terdapat pemahaman akan Aparat belum memahami pentingnya data Aparat desa memahami pentingnya
2 akan pentingnya data pentingnya data data

Gap Causes Desa Lipursari


No Permasalahan Deskripsi Gap
Belum terdapat aplikasi satu Belum terdapat aplikasi data
1
data yang terintegrasi
Belum terdapat pemahaman Belum terdapat pelatihan
2 akan pentingnya data berkaitan dengan pemahaman
arti penting data statistik

Sehingga dapat disimpulkan analisis dengan menggunakan pengembangan


kesenjangan (gap) yang terdapat pada instrumen Perka BKN Nomor 17 Tahun
tiga desa terpilih secara garis besar 2011 sebagai berikut:

42
Analisis Kebutuhan Pelatihan Pada Pelatihan Teknis Statistik Sektoral Pembina
100 Desa Cinta Statistik (CANTIK)
(Arezia Magdalyn)

Tabel 1. Formulir Analisis Kesenjangan (Gap) Kompetensi


No Kondisi Ideal Kompetensi yang dimiliki saat ini Kompetensi yang seharusnya dimiliki
Terciptanya satu data desa yang Petugas lapangan masih belum menguasai tehnik Petugas lapangan menguasai tehnik probing
1 independen dan valid probing yang baik yang baik
Belum memahami tata kelola data yang baik Memahami tata kelola data yang baik
Hasil data yang sama dari berbagai Petugas lapangan masih memiliki pemahaman konsep Petugas lapangan memahami konsep dan
2
sumber data dan definisi yang berbeda definisi dengan baik
Terdapat peta kondisi masyarakat Perangkat desa belum dapat melakukan analisis Perangkat desa dapat memetakan kondisi
3
desa sederhana dari hasil data yang diperoleh masyarakat desa
Pelayanan kepada masyarakat yang Perangkat desa belum memahami cara menyajikan Perangkat desa memahami cara menyajikan
4 mudah, cepat, dan akurat data (tabulasi sederhana) yang memudahkan dalam data (tabulasi sederhana) yang memudahkan
pelayanan masyarakat dalam pelayanan masyarakat
Dapat melaksanakan prioritas- Perangkat desa belum memahami indikator-indikator Perangkat desa memahami indikator-
5 prioritas pengunaan dana desa dengan strategis yang dibutuhkan dalam mengukur kemiskinan indikator strategis yang dibutuhkan dalam
baik dalam pengentasan kemiskinan mengukur kemiskinan
Dapat mengangkat potensi lokal desa Perangkat desa belum memiliki kemampuan dalam Perangkat desa memiliki kemampuan dalam
dengan hasil analisis sederhana dari melakukan analisis secara sederhana yang berkaitan melakukan analisis secara sederhana yang
6
data yang dihasilkan dengan potensi lokal desa (ikon khusus desa) berkaitan dengan potensi lokal desa (ikon
khusus desa)
Masyarakat lebih terbuka dalam Petugas lapangan belum memiliki teknik probing yang Petugas memiliki teknik probing yang baik
7
memberikan data yang diperlukan baik
Data desa yang akurat Petugas lapangan belum memiliki kemampuan dalam Petugas lapangan memiliki kemampuan dalam
8 memahami konsep dan definisi yang sesuai memahami konsep dan definisi yang sesuai
Data NIK yang valid dan berkaitan Perangkat desa belum memahami cara mengolah data Perangkat desa memahami cara mengolah
9 NIK dengan baik, belum mencakup informasi apakah data NIK dengan baik
masyarakat layak atau tidak dengan dana bansos.
Terdapat nara sumber data kelurahan. Perangkat desa belum ada yang mampu untuk menjadi Perangkat desa mampu untuk menjadi
10
narsum data kelurahan. narsum data kelurahan.
Pembangunan desa terlaksana dengan Aparat desa belum memahami indikator-indikator Aparat desa memahami indikator-indikator
11
baik, dan tepat pembangunan desa pembangunan desa
Terdapat pemahaman akan pentingnya Aparat belum memahami pentingnya data Aparat desa memahami pentingnya data
12
data

Tabel 1 menjabarkan kesenjangan adalah kemampuan dalam teknik


kompetensi yang dimiliki oleh aparat komunikasi probing yang baik dalam
desa saat ini dengan kompetensi yang menggali informasi dari masyarakat
seharusnya dimiliki oleh aparat desa kelurahan, pemahaman dalam tata kelola
berdasarkan kondisi masing-masing data, pemahaman pada konsep definisi
desa sampel. Pemetaan kompetensi variabel-variabel indikator strategis,
dibutuhkan dalam mengetahui sejauh pemahaman dalam pemetaan kondisi
mana kemampuan yang dimiliki oleh masyarakat kelurahan, kemampuan
aparat desa. Selanjutnya dilakukan dalam menyajikan data (tabulasi
identifikasi kesenjangan kompetensi sederhana), kemampuan dalam analisis
yang dikembangkan dari hasil pemetaan sederhana potensi desa, kemampuan
kompetensi sehingga dapat dilakukan narasumber dalam penyampaian infor-
penentuan jenis pelatihan yang sesuai, masi data kelurahan, pemahaman
dibutuhkan dan tepat sasaran. akan indikator pembangunan desa dan
Kompetensi yang seharusnya dimiliki pentingnya data (tabel 1).
dan ideal dimiliki oleh aparat desa

43
Civil Service VOL. 15, No.2, November 2021 : 35 - 47

3. Rekomendasi Pelatihan 2003). Berdasarkan Formulir Analisis


Tujuan akhir dari Analisis Kebutuhan Kesenjangan (Gap) Kompetensi pada
Pelatihan yaitu mengidentifikasi per- tabel 1 dapat diperoleh deskripsi
syaratan pelatihan dalam memenuhi kesenjangan (gap) kompetensi yang
kebutuhan yang telah di-identifikasi, dapat mengidentifikasi pelatihan yang
setelah itu dapat ditentukan mata dibutuhkan dengan menggunakan
pelatihan yang diperlukan dalam pengembangan instrumen Perka BKN
memenuhi kebutuhan (McConnell, Nomor 17 Tahun 2011 sebagai berikut:

Tabel 2 Formulir Penentuan Kebutuhan Pelatihan


No Permasalahan Belum terdapat pelatihan perangkat
Deskripsi Gap desa (petugas) Pelatihan yang Dibutuhkan
Data yang tidak valid dan Berkaitan dengan teknik wawancara lapangan yang Teknik Wawancara, Komunikasi Efektif, Taktik-
independen baik (tata cara pendataan) taktik Komunikasi, Teknik Pengumpulan Informasi,
Praktek Teknik Komunikasi, Perubahan Mindset
1
Belum terdapat pelatihan berkaitan dengan tata Manajemen Kualitas Data, GSBPM, Pengolahan
kelola data yang mudah dipahami perangkat desa Data, Tata Kelola Data Desa, Stakeholder
mapping
Perbedaan hasil data dari Belum terdapat pelatihan berkaitan dengan konsep Konsep dan definisi variabel yang menjadi inventory
2 berbagai sumber yang berbeda dan definisi yang mudah dipahami oleh petugas data strategis desa, Identifikasi Indikator
lapangan kemiskinan/strategis
Belum terdapat peta kondisi Belum terdapat pelatihan berkaitan dengan analisis Analisis dan Penyajian Data, Konsep Statistik
3
masyarakat desa sederhana dari hasil data yang disajikan Deskriptif untuk Pemula, Statistik Dasar
Pelayanan kepada masyarakat Belum terdapat pelatihan berkaitan dengan cara Analisis dan Penyajian Data, Konsep Statistik
4 yang belum mudah menyajikan data yang baik dengan tabulasi Deskriptif untuk Pemula, Statistik Dasar
sederhana
Belum dapat melaksanakan Belum terdapat pelatihan berkaitan dengan Konsep dan definisi variabel yang menjadi inventory
prioritas-prioritas penggunaan identifikasi indikator strategis pada level desa data strategis desa, Identifikasi Indikator
5
dana desa dengan baik dalam kemiskinan/strategis, Pemanfaatan data untuk
pengentasan kemiskinan pembangunan
Belum dapat mengangkat Belum terdapat pelatihan berkaitan dengan analisis Analisis dan Penyajian Data, Pemanfaatan data untuk
6 potensi lokal desa sederhana terhadap potensi lokal desa (ikon khusus pembangunan
desa)
Kurangnya keterbukaan Belum terdapat pelatihan berkaitan dengan teknik Teknik Wawancara, Komunikasi Efektif, Taktik-
7 masyarakat dalam memberikan wawancara probing yang baik taktik Komunikasi, Teknik Pengumpulan Informasi,
data yang diperlukan Praktek Teknik Komunikasi
Keakuratan data desa yang Belum terdapat pelatihan berkaitan dengan konsep Konsep dan definisi variabel yang menjadi inventory
belum baik dan definisi yang mudah dipahami oleh petugas data strategis desa, Identifikasi Indikator
8 lapangan kemiskinan/strategis, Pemanfaatan data untuk
pembangunan, Ekonomi dan Perdagangan, Pertanian
dan Pertambangan.
Data NIK yang belum valid Belum terdapat pelatihan berkaitan dengan Konsep dan definisi Sosial dan Kependudukan
9
berkaitan dengan dana bansos pemahaman konsep dan definisi rumah tangga.
Belum terdapat nara sumber Belum terdapat pelatihan berkaitan dengan teknik Komunikasi Publik, Komunikasi Efektif, Taktik-
10 data kelurahan. komunikasi taktik Komunikasi, Teknik Komunikasi, Strategi
Perencanan Komunikasi, Perubahan Mindset
Pembangunan desa yang belum Belum terdapat pelatihan terkait konsep dan definisi Konsep dan definisi variabel yang menjadi inventory
11 maksimal indikator-indikator pembangunan desa (indikator data strategis desa, Identifikasi Indikator
SDGs) kemiskinan/strategis, Indikator SDGs
Belum terdapat pemahaman Belum terdapat pelatihan berkaitan dengan Pemanfaatan data untuk pembangunan,
12
akan pentingnya data pemahaman arti penting data statistik Stakeholders Mapping

Pada tabel 2 terlihat bahwa per- hasil data dari sumber yang berbeda,
masalahan yang dihadapi oleh aparat belum adanya peta kondisi masyarakat
desa sampel adalah data yang belum desa, belum maksimalnya pelayanan
valid dan independen, perbedaan aparat desa kepada masyarakat, belum

44
Analisis Kebutuhan Pelatihan Pada Pelatihan Teknis Statistik Sektoral Pembina
100 Desa Cinta Statistik (CANTIK)
(Arezia Magdalyn)

dapat melaksanakan prioritas-prioritas tahap agar pelatihan calon pembina 100


penggunaan dana desa dengan baik Desa Cantik lebih fokus, terarah, tepat
dalam pengentasan kemiskinan, sasaran serta dilakukan secara efektif
belum dapat mengangkat potensi dan efisien. Pada pelatihan tahap pertama
lokal desa, kurangnya keterbukaan dapat mencakup materi pelatihan yang
masyarakat dalam memberikan data berkaitan dengan teknik komunikasi dan
yang diperlukan, keakuratan data desa probing, sedangkan pelatihan pembina
yang belum baik, data NIK yang belum desa cinta statistik tahap kedua lebih
valid, belum terdapat narasumber data difokuskan kepada materi pelatihan yang
kelurahan yang qualified, pembangunan lebih teknis seperti Manajemen Kualitas
desa yang belum maksimal, serta belum Data, GSBPM, Pengolahan Data, Tata
terdapat pemahaman akan pentingnya Kelola Data Desa, Stakeholder mapping,
data statistik. Konsep dan definisi variabel yang menjadi
Berdasarkan analisis dari deskripsi inventory data strategis desa, Identifikasi
gap yang ada terdapat rekomendasi Indikator kemiskinan/strategis, Analisis dan
mata pelatihan yang secara garis besar Penyajian Data, Konsep Statistik Deskriptif
berkaitan dengan teknik komunikasi untuk Pemula, Statistik Dasar, Pemanfaatan
dan probing yang dibutuhkan oleh Data untuk Pembangunan, Ekonomi dan
calon pembina desa 100 Desa Cantik Perdagangan, Pertanian dan Pertambangan,
yang terdiri dari Teknik Wawancara, Sosial dan Kependudukan, serta Indikator
Komunikasi Efektif, Taktik-taktik SDGs.
Komunikasi, Teknik Pengumpulan Selain itu, penggunaan teknologi
Informasi, Praktek Teknik Komunikasi, pembelajaran juga sangat berperan
Komunikasi Publik, Strategi Perencanan penting dalam pelaksanaan pembelajaran.
Komunikasi, dan Perubahan Mindset. Learning Management System (LMS)
Selain itu, dibutuhkan juga mata pelatihan atau aplikasi pembelajaran berbasis web
yang berkaitan dengan Manajemen dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin
Kualitas Data, tahapan General Statistics dalam rangkaian proses pembelajaran
Busines Process Model (GSBPM), yang dilakukan secara daring (online).
Pengolahan Data, Tata Kelola Data Media pembelajaran statistik digital
Desa, Stakeholder mapping, Konsep lainnya juga dapat digunakan seperti
dan definisi variabel yang menjadi aplikasi pada smartphone dalam perangkat
inventory data strategis desa, Identifikasi berbasis android, yang mencakup materi
Indikator kemiskinan/strategis, Analisis pembelajaran secara digital, knowledge
dan Penyajian Data, Konsep Statistik management system dan shared learning.
Deskriptif untuk Pemula, Statistik Dasar,
Pemanfaatan Data untuk Pembangunan, Saran
Ekonomi dan Perdagangan, Pertanian Berdasarkan hasil analisis dalam artikel
dan Pertambangan, Sosial dan Kepen- ini, maka dapat disampaikan saran yaitu
dudukan, serta Indikator SDGs. perlu adanya pembelajaran praktek teknik
komunikasi pada saat pelaksanaan pelatihan
calon pembina 100 Desa Cantik agar
PENUTUP nantinya para pembina desa dapat menggali
apa saja kebutuhan desa yang akan dicapai.
Kesimpulan Selain itu, dengan adanya praktek pada
Berdasarkan analisis diatas, penulis materi pelatihan teknik komunikasi efektif
dapat menarik kesimpulan bahwa program diharapkan pembina desa dapat memberikan
pelatihan yang dibutuhkan dapat dilakukan pendampingan dan pengarahan terhadap
dengan melaksanakan pengelompokkan aparat desa dalam melakukan wawancara
materi pelatihan yang dibagi menjadi dua responden pada tahap pengumpulan data.

45
Civil Service VOL. 15, No.2, November 2021 : 35 - 47

Metode analisis melalui FGD Nursing Studies, 41(5), pp. 471–486.


dilakukan pada saat pandemi Covid-19, Kamil, M. (2003) Model-Model Pelatihan.
sehingga dilakukan secara virtual melalui Bandung: Universitas Pendidikan
zoom meeting. Seharusnya pelaksanaan FGD Indonesia.
akan lebih efektif jika dilakukan dalam satu Kurniadi, D. and Irianto, J. (2007) Prinsip
ruangan secara offline untuk membangun Prinsip Dasar Manajemen Pelatihan
suasana agar penyamaan persepsi dapat (Dari Analisis Kebutuhan sampai
lebih mudah dicapai. Akan tetapi, mitigasi Evaluasi Program Pelatihan).
resiko yang dilakukan dalam mengatasi Bandung: Universitas Pendidikan
perihal tersebut adalah dengan menerapkan Indonesia.
teknik-teknik probing pada saat diskusi FGD Manna, R., Singh, A. and Sharma, P. (2016)
berlangsung. Teknik tersebut diterapkan Does Training Need Analysis Help
kepada aparat desa sehingga arah jalannya to Minimize Competency Gap: An
diskusi tetap terarah dan dapat mendorong Investigation. AJTD ADMAA Amity
aparat desa dalam mengemukakan Journal of Training and Development,
pendapatnya. 1(1), pp. 109–131.
Analisis selanjutnya diperkuat dengan McConnell, J.H. (2003) How to Identify
pelaksanaan Indepth Study ke desa-desa Your Organization’s Training Needs:
tertentu, sehingga informasi yang diperoleh A Pratical Guide To Needs Analysis.
dapat digali lebih dalam lagi. Selain itu, New York: Amacom.
dilakukan juga sosialisasi kepada aparatur Morgan, D.L. (2003) Focus Groups.
desa tentang minat dan pengetahuan statistik https://doi.org/10.1146/annurev.
di desa-desa terpilih. Dengan dilakukan soc.22.1.129, 22, pp. 129–152.
sosialisasi tersebut diharapkan dapat Ngindana, R. and Hermawan, R. (2019)
meningkatkan kontribusi dan apresiasi Analisis Kebutuhan Diklat Pegawai
aparat desa akan pentingnya data stastistik Negeri Sipil Berbasis Kesenjangan
sebagai bagian dari pembangunan nasional. Kerja Unit Kerja di Lingkungan
Pemerintah Kota Mojokerto. Jurnal
Inovasi Ilmu Sosial dan Politik
DAFTAR PUSTAKA (JISoP), 1(1), pp. 1–11.
Nursalikah, A. (2019) 60 Persen Aparatur
Amelia Rahma, Y. (2021) Tingkat Pendidikan Desa Hanya Lulusan SMA | Republika
Kades di Indonesia Berbeda-beda, Online. Available from : https://www.
Mendagri Support Adanya Pembinaan republika.co.id/berita/q17oj6366/60-
Aparatur Desa - Pikiran Rakyat persen-aparatur-desa-hanya-lulusan-
Depok. Available from : https://depok. sma.
pikiran-rakyat.com/nasional/pr- Pendidikan, P.T. et al. (2021) Pengaruh
091417520/tingkat-pendidikan-kades- Tingkat Pendidikan, Kualitas
di-indonesia-berbeda-beda-mendagri- Pelatihan, Pengalaman Kerja Dan
support-adanya-pembinaan-aparatur- Pemahaman Akuntansi Aparatur
desa. Desa Terhadap Pemahaman Laporan
Ferreira, R.R., Abbad, G. da S. and Mourão, Keuangan Desa (Studi Kasus Pada
L. (2014) Training Needs Analysis at Kecamatan Rimbo Ilir Kabupaten
Work. The Wiley Blackwell Handbook Tebo). Jurnal Ilmiah Akuntansi Dan
of the Psychology of Training, Bisnis, 1(1), [Online] Available from:
Development, and Performance https://ojs.umb-bungo.ac.id/index.
Improvement, pp. 32–49. php/JIAB/article/view/486 [Accessed
Gould, D. et al. (2004) Training needs 05/12/2021].
analysis. A literature review and Perka BKN AKD, R.I. (2011) Peraturan
reappraisal. International Journal of Kepala Badan Kepegawaian Negara

46
Analisis Kebutuhan Pelatihan Pada Pelatihan Teknis Statistik Sektoral Pembina
100 Desa Cinta Statistik (CANTIK)
(Arezia Magdalyn)

Nomor 17 Tahun 2011 tentang


Pedoman Pelaksanaan Analisis
Kebutuhan Pendidikan dan Pelatihan
Teknis Manajemen Pegawai Negri
Sipil.
Perpres SDI, R.I. (2019) Peraturan Presiden
Nomor 39 Tahun 2019 tentang Satu
Data Indonesia.
Rahmat, Y. (2020) InfoPublik - Belum
Optimal, BPS Wonosobo Dorong Desa
Aktif Memutakhirkan Data. Available
from : https://infopublik.id/kategori/
nusantara/469571/belum-optimal-
bps-wonosobo-dorong-desa-aktif-
memutakhirkan-data.
Renstra Pusdiklat BPS, R.I. (2021) Reviuw
Rencana Strategis Pusat Pendidikan
dan Pelatihan Badan Pusat Statistik
periode 2020-2024.
Santoso, B. (2010) Skema dan Mekanisme
Pelatihan, Panduan Penyelenggaraan
Pelatihan - Google Play Buku.
[Online] Yayasan Terumbu Karang
Indonesia (Terangi). Available from
: https://play.google.com/books/

47

Anda mungkin juga menyukai