Disusun oleh:
Ester Ledyana, S.Psi
Pangkat / Golongan: Penata Muda / IIIa
NIP. 198703012020122009
Penulis merupakan CPNS yang bekerja di Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Utara
Cabang Dinas Siantar. Sesuai dengan tugas pokok dan fungsi penulis sebagai Analis
Kelembagaan Pembinaan Pendidikan Seksi SMK pada Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera
Utara Cabang Dinas Siantar. Selama pelaksanaan tugas penulis melihat terdapat beberapa
permasalahan yang berkaitan dengan peningkatan mutu layanan dan pengawasan pada
Sekolah dan Dinas Pendidikan.
Memiliki Sertifikat
Belum Bersertifikat
50% 50%
1
Data menunjukkan bahwa terdapat 39 orang Kepala Sekolah SMK (50%) dari total
keseluruhan 78 orang Kepala Sekolah SMK yang belum memiliki sertifikat kompetensi
Kepala Sekolah. Sumber data berasal dari Dinas Pendidikan Provsu Cabang Dinas Siantar
berupa Nomor Registrasi Kepala Sekolah (NRKS) yang diterbitkan oleh Lembaga
Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah. Menurut penulis hal ini disebabkan
kurangnya koordinasi antara Dinas Pendidikan dengan pihak SMK tentang pentingnya
Diklat Kompetensi Kepala Sekolah dan keterbatasan penyelenggaraan Diklat Kompetensi
Kepala Sekolah selama masa pandemi COVID-19.
Berdasarkan data diatas, Kepala Sekolah SMK sebagai pengelola sekolah diharapkan
memiliki kompetensi sesuai dengan standar nasional pendidikan yang telah ditetapkan oleh
peraturan perundang-undangan yang berlaku demi terwujudnya pelayanan pendidikan yang
berkualitas. Mengingat pentingnya hal diatas Dinas Pendidikan Provsu Cabdis Siantar
sebagai fasilitator diharapkan berperan aktif dalam rangka pengusulan Diklat Kompetensi
Kepala Sekolah.
Memiliki Sertifikat
49% 51% Belum Bersertifikat
Total Guru SMK : 2041 Orang
2
Data menunjukkan bahwa terdapat 997 orang Guru SMK (49%) dari total
keseluruhan 2041 orang Guru SMK belum memiliki sertifikat pendidik. Sumber data berasal
dari aplikasi Data Pokok Pendidikan (Dapodik) diakses tanggal 19 Juni 2021. Menurut
penulis hal ini disebabkan kurangnya sosialisasi yang diselenggarakan oleh Dinas
Pendidikan Provsu Cabdis Siantar kepada Guru tentang Program Pendidikan Profesi Guru
(PPG) dan keterbatasan penyelenggaran PPG yang terhambat selama masa pandemi
COVID-19.
3
karyawan serta data sarana prasarana sekolah. Dapodik yang telah menjadi satu-satunya
acuan data pendidikan tentunya sangat membutuhkan pemuktahiran data yang baik dan
benar.
Selama pelaksanaan tugas pada Dinas Pendidikan Provsu Cabdis Siantar, penulis
menemukan kesulitan dalam rangka penyajian data karena tidak tersedianya data yang
muktahir di seksi SMK dan tidak adanya operator dapodik di seksi SMK. Hal ini
mengakibatkan setiap adanya permintaan data dari Dinas Pendidikan Provsu maupun
permintaan dari Cabdis sendiri, data harus dihimpun kembali dari seluruh SMK di Cabdis
Siantar yang akan membutuhkan waktu lama. Salah satu cara untuk menghimpun data dan
memutakhirkan data secara berkesinambungan adalah dengan adanya laporan bulanan
sekolah namun dikarenakan oleh kurang tertibnya administrasi laporan bulanan sekolah,
kurangnya koordinasi antara Dinas Pendidikan dan pihak SMK tentang pentingnya
pelaporan kondisi sekolah secara berkesinambungan, dan kurangnya kegiatan evaluasi
laporan kondisi sekolah antara Dinas Pendidikan dan pihak SMK menjadi kendala dalam
melakukan pemutakhiran data pada Seksi SMK di Dinas Pendidikan Provsu Cabdis Siantar.
Pada gambar grafik diatas, penulis menggambarkan data yang bersumber dari hasil
pemantauan administrasi laporan bulanan yang disampaikan oleh pihak SMK kepada Dinas
Pendidikan Provsu Cabdis Siantar. Pada grafik menunjukan penghitungan setiap tahap pada
alur pemuktahiran data. Laporan bulan Maret terdapat sebanyak 5 laporan yang diterima
4
Dinas Pendidikan dari total keseluruhan 78 laporan tanpa dilakukannya pengadministrasian
dan pemuktahiran data. Laporan bulan April terdapat sebanyak 6 laporan yang diterima dari
total keseluruhan 78 laporan tanpa dilakukan pengadministrasian dan pemuktahiran data.
Gambar 1. 5. Foto tampak depan Kantor Dinas Pendidikan Provsu Cabdis Siantar
5
Gambar 1. 6. Foto dalam ruangan Kantor Dinas Pendidikan Provsu Cabdis Siantar.
6
Analisis Isu dan Penetapan Isu Terpilih
Pada bagian ini penulis melakukan analisis isu dengan melakukan analisis isu dengan
metode APKL dan untuk menetapkan isu prioritas digunakan metode USG. Metode APKL
(Aktual, Problematik, Kekhalayakan dan Kelayakan) merupakan salah satu metode yang
digunakan untuk menguji kelayakan suatu isu untuk dicarikan solusinya dalam kegiatan
aktualisasi.
Aktual, artinya isu atau pokok persoalan sedang terjadi atau akan terjadi dan sedang
menjadi pembicaraan orang banyak. Problematik, artinya isu yang menyimpang dari kondisi
yang seharusnya, standar ketentuan yang menimbulkan kegelisahan yang perlu dicari
penyebab dan pemecahannya. Kekhalayakan, artinya isu yang secara langsung menyangkut
hajat hidup orang banyak. Kelayakan, artinya isu bersifat logis dan patut dibahas sesuai
dengan tugas dan tanggungjawab.
Untuk menentukan isu yang memenuhi kriteria APKL dari 4 isu atau permasalahan
yang telah diidentifikasi, dapat dilihat pada tabel berikut:
KRITERIA APKL
No. ISU (PERMASALAHAN) A P K L KETERANGAN
1 Kurangnya kompetensi V V V X Tidak Memenuhi
Kepala Sekolah pada jenjang
SMK di Dinas Pendidikan
Provinsi Sumatera Utara
Cabang Dinas Siantar
2 Kurangnya kompetensi Guru V V V X Tidak Memenuhi
pada jenjang SMK di Dinas
Pendidikan Provinsi Sumatera
Utara Cabang Dinas Siantar
7
KRITERIA APKL KETERANGAN
No. ISU (PERMASALAHAN) A P K L
3 Kurang optimalnya V V V V Memenuhi
pemuktahiran data melalui
laporan bulanan pada Seksi
SMK di Dinas Pendidikan
Provsu Cabdis Siantar
4 Kurang optimalnya V V V V Memenuhi
pemanfaatan media publikasi
layanan pada Dinas
Pendidikan Provinsi
Sumatera Utara Cabang
Dinas Siantar
Berdasarkan hasil analisis metode APKL di atas, dari 4 (empat) isu atau
permasalahan yang ada, dapat dikatakan bahwa isu atau permasalahan nomor 1 (satu) dan
nomor 2 (dua) tidak memenuhi kriteria APKL karena tidak mengandung unsur kelayakan
yaitu isu kurangnya kompetensi Kepala Sekolah pada jenjang SMK dan kurangnya
kompetensi Guru pada jenjang SMK di Dinas Pendidikan Provsu Cabang Dinas Siantar. Hal
ini dikarenakan ketidaksesuaian isu dengan tugas dan tanggung jawab penulis sebagai Analis
kelembagaan pembinaan pendidikan seksi SMK.
Untuk itu isu-isu yang terpenuhi kriteria APKL adalah isu nomor 3 (tiga) yaitu
Kurang optimalnya pemuktahiran data melalui laporan bulanan pada Seksi SMK di Dinas
Pendidikan Provsu Cabdis Siantar. Hal ini dikarenakan isu masih terjadi hingga saat ini
(Aktual), jika tidak diatasi maka tidak tersedia data yang update mengenai data sekolah
(Problematik), Dinas pendidikan Provsu Cabdis Siantar tidak dapat menyajikan data
sebagai bahan rekomendasi dan evaluasi untuk meningkatkan kualitas sekolah
(Kekhalayakan) serta masalah ini penting untuk dituntaskan segera sesuai dengan tupoksi
penulis sebagai Analis (Layak).
8
Isu nomor 4 (empat) yaitu Kurang optimalnya pemanfaatan media publikasi layanan
pada Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Utara Cabang Dinas Siantar memenuhi kriteria
APKL, dimana isu masih terjadi hingga saat ini (Aktual), pemanfaatan media sebagai
pemberi informasi merupakan hal yang sangat dibutuhkan pada zaman sekarang
(Problematik), dengan pengoptimalan media publikasi akan memudahkan masyarakat luas
untuk mengakses informasi layanan di Dinas Pendidikan Cabdis Siantar (Kekhalayakan)
serta masalah ini perlu dituntaskan segera untuk meningkatkan kualitas layanan publik.
(Layak)
Langkah selanjutnya untuk menetapkan isu terpilih dilakukan analisis isu dengan
metode USG (Urgency, Seriousness dan Growth). Metode USG adalah salah satu alat untuk
menyusun urutan prioritas isu yang harus diselesaikan. Caranya dengan menentukan tingkat
urgensitas masalah, tingkat keseriusan dan tingkat pertumbuhan masalah dengan
menentukan skala 1-5 yaitu (1) tidak mendesak/serius/berdampak, (2) kurang mendesak/
serius/berdampak, (3) cukup mendesak/serius/berdampak, (4) mendesak/serius/berdampak
dan (5) sangat mendesak/serius/berdampak. Isu yang memiliki total skor tertinggi
merupakan isu prioritas. Untuk menentukan isu yang menjadi prioritas, dapat dilihat pada
tabel berikut ini:
9
No ISU/PERMASALAHAN JLH PRIO
U S G
2 Kurang optimalnya pemanfaatan media 12 12 12 36 II
publikasi layanan pada Dinas Pendidikan
Provinsi Sumatera Utara Cabang Dinas
Siantar
• Biaya pembuatan media 4 4 4
• Waktu pembuatan media 4 4 4
• Pengetahuan pembuatan media 4 4 4
Berdasarkan hasil analisis metode USG di atas, dari 2 (dua) isu atau permasalahan
yang ada, dapat dikatakan bahwa isu atau permasalahan nomor nomor 1 (satu) merupakan
isu prioritas karena memiliki skor tertinggi yang sebesar 41 dengan rincian 15 (Urgen), 13
(Keseriusan), dan 13 (Perkembangan Isu). Untuk itu, isu yang terpilih adalah “Kurang
optimalnya pemuktahiran data melalui laporan bulanan pada Seksi SMK di Dinas
Pendidikan Provsu Cabdis Siantar”.
10