Anda di halaman 1dari 11

ANALISIS ISU INSTANSI

CABANG DINAS PENDIDIKAN KOTA SIANTAR


PROVINSI SUMATERA UTARA

Disusun oleh:
Ester Ledyana, S.Psi
Pangkat / Golongan: Penata Muda / IIIa
NIP. 198703012020122009

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA


PROVINSI SUMATERA UTARA
MEDAN, 2021
Latar Belakang
Seiring dengan misi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk mewujudkan
pendidikan yang relevan dan berkualitas tinggi, merata dan berkelanjutan, didukung oleh
infrastruktur dan teknologi, penulis menganggap penting adanya penguatan mutu dan
relevansi pendidikan yang berpusat pada perkembangan peserta didik. Salah satu penguatan
mutu pendidikan yang dimaksud adalah penguatan mutu pada perangkat Sekolah dan Dinas
Pendidikan sebagai perangkat yang secara langsung terlibat.

Penulis merupakan CPNS yang bekerja di Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Utara
Cabang Dinas Siantar. Sesuai dengan tugas pokok dan fungsi penulis sebagai Analis
Kelembagaan Pembinaan Pendidikan Seksi SMK pada Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera
Utara Cabang Dinas Siantar. Selama pelaksanaan tugas penulis melihat terdapat beberapa
permasalahan yang berkaitan dengan peningkatan mutu layanan dan pengawasan pada
Sekolah dan Dinas Pendidikan.

Pertama, Kurangnya kompetensi Kepala Sekolah pada jenjang SMK di Dinas


Pendidikan Provinsi Sumatera Utara Cabang Dinas Siantar. Terdapat Kepala Sekolah
yang belum memiliki Sertifikat Kompetensi Kepala Sekolah dari Lembaga Pengembangan
dan Pemberdayaan Kepala Sekolah.

Gambar 1. 1. Pie Chart Persentase Kompetensi Kepala Sekolah SMK

Persentase Kompetensi Kepala


Sekolah SMK

Memiliki Sertifikat

Belum Bersertifikat
50% 50%

Total Kepala Sekolah SMK :


78 Orang

Sumber: Dinas Pendidikan Provsu Cabdis Siantar, data diolah (2021)

1
Data menunjukkan bahwa terdapat 39 orang Kepala Sekolah SMK (50%) dari total
keseluruhan 78 orang Kepala Sekolah SMK yang belum memiliki sertifikat kompetensi
Kepala Sekolah. Sumber data berasal dari Dinas Pendidikan Provsu Cabang Dinas Siantar
berupa Nomor Registrasi Kepala Sekolah (NRKS) yang diterbitkan oleh Lembaga
Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah. Menurut penulis hal ini disebabkan
kurangnya koordinasi antara Dinas Pendidikan dengan pihak SMK tentang pentingnya
Diklat Kompetensi Kepala Sekolah dan keterbatasan penyelenggaraan Diklat Kompetensi
Kepala Sekolah selama masa pandemi COVID-19.

Berdasarkan data diatas, Kepala Sekolah SMK sebagai pengelola sekolah diharapkan
memiliki kompetensi sesuai dengan standar nasional pendidikan yang telah ditetapkan oleh
peraturan perundang-undangan yang berlaku demi terwujudnya pelayanan pendidikan yang
berkualitas. Mengingat pentingnya hal diatas Dinas Pendidikan Provsu Cabdis Siantar
sebagai fasilitator diharapkan berperan aktif dalam rangka pengusulan Diklat Kompetensi
Kepala Sekolah.

Kedua, Kurangnya kompetensi Guru pada jenjang SMK di Dinas Pendidikan


Provinsi Sumatera Utara Cabang Dinas Siantar. Terdapat Guru SMK yang belum
memiliki Sertifikat Pendidik.

Gambar 1. 2. Pie chart Persentase Kompetensi Guru SMK

Persentase Kompetensi Guru SMK

Memiliki Sertifikat
49% 51% Belum Bersertifikat
Total Guru SMK : 2041 Orang

Sumber: Dinas Pendidikan Provsu Cabdis Siantar, data diolah (2021)

2
Data menunjukkan bahwa terdapat 997 orang Guru SMK (49%) dari total
keseluruhan 2041 orang Guru SMK belum memiliki sertifikat pendidik. Sumber data berasal
dari aplikasi Data Pokok Pendidikan (Dapodik) diakses tanggal 19 Juni 2021. Menurut
penulis hal ini disebabkan kurangnya sosialisasi yang diselenggarakan oleh Dinas
Pendidikan Provsu Cabdis Siantar kepada Guru tentang Program Pendidikan Profesi Guru
(PPG) dan keterbatasan penyelenggaran PPG yang terhambat selama masa pandemi
COVID-19.

Keikutsertaan Guru dalam Program Pendidikan Profesi Guru diharapkan mampu


meningkatkan kualitas Guru dalam mengajar yang secara langsung dapat meningkatkan
mutu pendidikan, Mengingat pentingnya hal tersebut Dinas Pendidikan Provsu Cabdis
Siantar sebagai fasilitator diharapkan berperan aktif dalam rangka sosialisasi dan pengusulan
Program Pendidikan Profesi Guru (PPG).

Ketiga, “Kurang optimalnya pemuktahiran data melalui laporan bulanan pada


Seksi SMK di Dinas Pendidikan Provsu Cabdis Siantar”.

Gambar 1. 3. Rancangan Alur Pemuktahiran Database

Sumber: Olahan Penulis (2021)

Database merupakan kumpulan data yang terorganisasi dan dihubungkan satu


dengan lainnya untuk dapat memberikan informasi yang dibutuhkan. Seiring dengan
perkembangan teknologi informasi, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah
menciptakan Sistem Data Pokok Pendidikan (Dapodik) yang ditujukan untuk menjaring
semua data terkait data kelembagaan dan kurikulum sekolah, data siswa, data guru dan

3
karyawan serta data sarana prasarana sekolah. Dapodik yang telah menjadi satu-satunya
acuan data pendidikan tentunya sangat membutuhkan pemuktahiran data yang baik dan
benar.
Selama pelaksanaan tugas pada Dinas Pendidikan Provsu Cabdis Siantar, penulis
menemukan kesulitan dalam rangka penyajian data karena tidak tersedianya data yang
muktahir di seksi SMK dan tidak adanya operator dapodik di seksi SMK. Hal ini
mengakibatkan setiap adanya permintaan data dari Dinas Pendidikan Provsu maupun
permintaan dari Cabdis sendiri, data harus dihimpun kembali dari seluruh SMK di Cabdis
Siantar yang akan membutuhkan waktu lama. Salah satu cara untuk menghimpun data dan
memutakhirkan data secara berkesinambungan adalah dengan adanya laporan bulanan
sekolah namun dikarenakan oleh kurang tertibnya administrasi laporan bulanan sekolah,
kurangnya koordinasi antara Dinas Pendidikan dan pihak SMK tentang pentingnya
pelaporan kondisi sekolah secara berkesinambungan, dan kurangnya kegiatan evaluasi
laporan kondisi sekolah antara Dinas Pendidikan dan pihak SMK menjadi kendala dalam
melakukan pemutakhiran data pada Seksi SMK di Dinas Pendidikan Provsu Cabdis Siantar.

Gambar 1. 4. Grafik Pelaksanaan Pemuktahiran data pada Seksi SMK

PELAKSANAAN PEMUKTAHIRAN DATA


Berdasarkan Laporan Bulanan SMK Tahun 2021
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
Penyampaian Administrasi Disposisi Disposisi Kasi Analis Arsip
Kepala Database

MARET APRIL Total

Sumber: Dinas Pendidikan Provsu Cabdis Siantar, data diolah (2021)

Pada gambar grafik diatas, penulis menggambarkan data yang bersumber dari hasil
pemantauan administrasi laporan bulanan yang disampaikan oleh pihak SMK kepada Dinas
Pendidikan Provsu Cabdis Siantar. Pada grafik menunjukan penghitungan setiap tahap pada
alur pemuktahiran data. Laporan bulan Maret terdapat sebanyak 5 laporan yang diterima
4
Dinas Pendidikan dari total keseluruhan 78 laporan tanpa dilakukannya pengadministrasian
dan pemuktahiran data. Laporan bulan April terdapat sebanyak 6 laporan yang diterima dari
total keseluruhan 78 laporan tanpa dilakukan pengadministrasian dan pemuktahiran data.

Berdasarkan hal diatas, Dinas Pendidikan Provsu Cabdis Siantar seharusnya


menerapkan alur pemuktahiran data diatas, sehingga data yang terhimpun pada sistem
Dapodik adalah data mutakhir dan dapat digunakan untuk penyajian data terkini dan sebagai
bahan penyusunan kebijakan teknis pelayanan dan pengawasan pendidikan khususnya di
wilayah kerja Dinas Pendidikan Provsu Cabdis Siantar.

Keempat, Kurang optimalnya pemanfaatan media publikasi layanan pada


Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Utara Cabang Dinas Siantar.

Pemanfaatan media publikasi sebagai upaya penting untuk menyampaikan informasi


yang diharapkan memudahkan masyarakat mengenal suatu organisasi dan mengetahui
layanan yang disediakan demi peningkatan kualitas layanan yang diselenggarakan oleh suatu
organisasi. Selama pelaksanaan tugas di Dinas Pendidikan Provsu Cabdis Siantar, penulis
melihat kurang optimalnya penyampaian informasi layanan yang disediakan. Hal ini dilihat
dari tidak tersedianya banner maupun pada website https://www.kacabdisdik-siantar.com/
tentang informasi layanan yang diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan Provsu Cabdis
Siantar.

Gambar 1. 5. Foto tampak depan Kantor Dinas Pendidikan Provsu Cabdis Siantar

5
Gambar 1. 6. Foto dalam ruangan Kantor Dinas Pendidikan Provsu Cabdis Siantar.

Melihat pentingnya manfaat media publikasi dalam peningkatan kualitas layanan


pendidikan diharapkan Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Utara Cabang Dinas Siantar
mengoptimalkan media publikasi dalam rangka peningkatan kualitas layanan.

Adapun kegiatan yang dilakukan untuk memecahkan masalah sebagaimana


dimaksud diatas, Dinas Pendidikan Provsu Cabdis Siantar:
1. Melakukan sosialisasi terhadap Kepala Sekolah yang belum memiliki sertifikat
Kepala Sekolah, dan merekomendasikan kepada LPPKS untuk mengadakan
Diklat.
2. Melakukan sosialisasi dan merekomendasikan Guru yang belum memiliki
sertifikat pendidik untuk segera mengikuti Program Pendidikan Profesi Guru;
3. Membuat standarisasi pengisian, waktu dan media penyampaian laporan
bulanan yang menjadi bahan pemuktahiran data;
4. Mengadakan pembuatan video tutorial, banner dan media infomasi lainnya yang
berisi tentang informasi layanan.

6
Analisis Isu dan Penetapan Isu Terpilih
Pada bagian ini penulis melakukan analisis isu dengan melakukan analisis isu dengan
metode APKL dan untuk menetapkan isu prioritas digunakan metode USG. Metode APKL
(Aktual, Problematik, Kekhalayakan dan Kelayakan) merupakan salah satu metode yang
digunakan untuk menguji kelayakan suatu isu untuk dicarikan solusinya dalam kegiatan
aktualisasi.
Aktual, artinya isu atau pokok persoalan sedang terjadi atau akan terjadi dan sedang
menjadi pembicaraan orang banyak. Problematik, artinya isu yang menyimpang dari kondisi
yang seharusnya, standar ketentuan yang menimbulkan kegelisahan yang perlu dicari
penyebab dan pemecahannya. Kekhalayakan, artinya isu yang secara langsung menyangkut
hajat hidup orang banyak. Kelayakan, artinya isu bersifat logis dan patut dibahas sesuai
dengan tugas dan tanggungjawab.

Untuk menentukan isu yang memenuhi kriteria APKL dari 4 isu atau permasalahan
yang telah diidentifikasi, dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2. 2. Menentukan Isu yang Memenuhi dengan Metode APKL

KRITERIA APKL
No. ISU (PERMASALAHAN) A P K L KETERANGAN
1 Kurangnya kompetensi V V V X Tidak Memenuhi
Kepala Sekolah pada jenjang
SMK di Dinas Pendidikan
Provinsi Sumatera Utara
Cabang Dinas Siantar
2 Kurangnya kompetensi Guru V V V X Tidak Memenuhi
pada jenjang SMK di Dinas
Pendidikan Provinsi Sumatera
Utara Cabang Dinas Siantar

7
KRITERIA APKL KETERANGAN
No. ISU (PERMASALAHAN) A P K L
3 Kurang optimalnya V V V V Memenuhi
pemuktahiran data melalui
laporan bulanan pada Seksi
SMK di Dinas Pendidikan
Provsu Cabdis Siantar
4 Kurang optimalnya V V V V Memenuhi
pemanfaatan media publikasi
layanan pada Dinas
Pendidikan Provinsi
Sumatera Utara Cabang
Dinas Siantar

Berdasarkan hasil analisis metode APKL di atas, dari 4 (empat) isu atau
permasalahan yang ada, dapat dikatakan bahwa isu atau permasalahan nomor 1 (satu) dan
nomor 2 (dua) tidak memenuhi kriteria APKL karena tidak mengandung unsur kelayakan
yaitu isu kurangnya kompetensi Kepala Sekolah pada jenjang SMK dan kurangnya
kompetensi Guru pada jenjang SMK di Dinas Pendidikan Provsu Cabang Dinas Siantar. Hal
ini dikarenakan ketidaksesuaian isu dengan tugas dan tanggung jawab penulis sebagai Analis
kelembagaan pembinaan pendidikan seksi SMK.

Untuk itu isu-isu yang terpenuhi kriteria APKL adalah isu nomor 3 (tiga) yaitu
Kurang optimalnya pemuktahiran data melalui laporan bulanan pada Seksi SMK di Dinas
Pendidikan Provsu Cabdis Siantar. Hal ini dikarenakan isu masih terjadi hingga saat ini
(Aktual), jika tidak diatasi maka tidak tersedia data yang update mengenai data sekolah
(Problematik), Dinas pendidikan Provsu Cabdis Siantar tidak dapat menyajikan data
sebagai bahan rekomendasi dan evaluasi untuk meningkatkan kualitas sekolah
(Kekhalayakan) serta masalah ini penting untuk dituntaskan segera sesuai dengan tupoksi
penulis sebagai Analis (Layak).

8
Isu nomor 4 (empat) yaitu Kurang optimalnya pemanfaatan media publikasi layanan
pada Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Utara Cabang Dinas Siantar memenuhi kriteria
APKL, dimana isu masih terjadi hingga saat ini (Aktual), pemanfaatan media sebagai
pemberi informasi merupakan hal yang sangat dibutuhkan pada zaman sekarang
(Problematik), dengan pengoptimalan media publikasi akan memudahkan masyarakat luas
untuk mengakses informasi layanan di Dinas Pendidikan Cabdis Siantar (Kekhalayakan)
serta masalah ini perlu dituntaskan segera untuk meningkatkan kualitas layanan publik.
(Layak)

Langkah selanjutnya untuk menetapkan isu terpilih dilakukan analisis isu dengan
metode USG (Urgency, Seriousness dan Growth). Metode USG adalah salah satu alat untuk
menyusun urutan prioritas isu yang harus diselesaikan. Caranya dengan menentukan tingkat
urgensitas masalah, tingkat keseriusan dan tingkat pertumbuhan masalah dengan
menentukan skala 1-5 yaitu (1) tidak mendesak/serius/berdampak, (2) kurang mendesak/
serius/berdampak, (3) cukup mendesak/serius/berdampak, (4) mendesak/serius/berdampak
dan (5) sangat mendesak/serius/berdampak. Isu yang memiliki total skor tertinggi
merupakan isu prioritas. Untuk menentukan isu yang menjadi prioritas, dapat dilihat pada
tabel berikut ini:

Tabel 2. 3. Menentukan Isu Prioritas dengan Metode USG

No ISU/PERMASALAHAN JLH PRIO


U S G
1 Kurang optimalnya pemuktahiran data 15 13 13 41 I
melalui laporan bulanan pada Seksi SMK
di Dinas Pendidikan Provsu Cabdis
Siantar
• Kelengkapan Laporan 5 5 5
• Waktu pengumpulan data 5 4 4
• Pengetahuan dan kesadaran sekolah 5 4 4

9
No ISU/PERMASALAHAN JLH PRIO
U S G
2 Kurang optimalnya pemanfaatan media 12 12 12 36 II
publikasi layanan pada Dinas Pendidikan
Provinsi Sumatera Utara Cabang Dinas
Siantar
• Biaya pembuatan media 4 4 4
• Waktu pembuatan media 4 4 4
• Pengetahuan pembuatan media 4 4 4

Berdasarkan hasil analisis metode USG di atas, dari 2 (dua) isu atau permasalahan
yang ada, dapat dikatakan bahwa isu atau permasalahan nomor nomor 1 (satu) merupakan
isu prioritas karena memiliki skor tertinggi yang sebesar 41 dengan rincian 15 (Urgen), 13
(Keseriusan), dan 13 (Perkembangan Isu). Untuk itu, isu yang terpilih adalah “Kurang
optimalnya pemuktahiran data melalui laporan bulanan pada Seksi SMK di Dinas
Pendidikan Provsu Cabdis Siantar”.

Penetapan Gagasan dan Kegiatan Kreatif


Berdasarkan hasil analisis dengan metode USG, telah diperoleh atau terpilih isu
prioritas, maka dapat ditetapkan beberapa gagasan kegiatan untuk mendukung pemecahan
masalah yaitu: “Kurang optimalnya pemuktahiran data melalui laporan bulanan Sekolah
pada Seksi SMK di Dinas Pendidikan Provsu Cabdis Siantar”.

Kegiatan yang dilakukan berupa:

1. Membuat format laporan bulanan Sekolah pada SMK Cabdis Siantar


2. Berdiskusi dengan pihak sekolah mengenai alur dan format baku laporan bulanan
3. Melakukan pengumpulan laporan bulanan melalui google form
4. Merekap semua data dari laporan bulanan sekolah melalui format excel ke dalam
satu nama file
5. Melakukan verifikasi kebenaran dan kesesuaian data yang diinput sekolah dengan
data di sistem dapodik Dinas Pendidikan

10

Anda mungkin juga menyukai