Anda di halaman 1dari 4

Materi Psikologi Kepribadian

TEORI ALLPORT

kepribadian adalah suatu organisasi dinamis didalam diri individu sebagai sistem psychophysis yaitu,
menentukan cara khas dalam menyesuaikan diri dan lingkungan sekitar

Allport menyampaikan gagasan bersifat dinamis karena perilaku itu ekspresif sekaligus adaptif. Orang
tidak hanya menyesuaikan diri dengan lingkungannya, tetapi juga merenungkannya dan berinteraksi
dengannya sedemikian rupa sehingga menyebabkan lingkungan mereka menyesuaikan diri dengan
mereka.
Allport menekankan bahwa pengaruh keberadaan seseorang di dalam teori kepribadiannya ada dalam
pandangan motivasinya. Allport juga menjelaskan proses dari kepribadian itu dalam sebuah
konsepnya, “functional autonomy”. Konsep ini menjelaskan bahwa motif kematangan, kesehatan
emosional seseorang tidak terhubung secara fungsional kepada pengalamannya di masa lalu sejak ia
lahir. Dari konsep tersebut dapat diketahui bahwa allport berpendapat bahwa motivasi dari tiap individu
itu bersifat independent dan tidak terikat atau terhubung dengan hal yang lainnya

Allport menekankan tentang pentingnya motivasi kesadaran. Orang dewasa yang sehat pada umumnya
menyadari atas apa yang mereka lakukan dan alasannya melakukan itu. Bagaimanapun juga, Allport tidak
menolak keberadaan atau kepentingan proses ketidaksadaran. Ia menyadari fakta bahwa beberapa
motivasi didorong oleh gerakan tersembunyi dan dorongan yang disublimasi.
KARATERISTIK DALAM TEORI ALLPORT
Gordon Allport berhipotesis secara mendalam tentang ciri kepribadian yang matang.
manusia yang matang secara psikologis ditandai dengan perlaku proaktif
kepribadian yang matang lebih cenderung termotivasi oleh proses yang disadari daripada orang-orang
yang terganggu, yang memungkinkan mereka untuk menjadi lebih fleksibel dan mandiri daripada orang
yang tidak sehat, yang tetap didominasi oleh motif tidak sadar yang muncul dari pengalaman masa kecil.
karakteristik individu ini sebagai Personal Disposition (disposisi pribadi).
Allport mengidentifikasikan enam kriteria kepribadian yang matang
1. Extension of the sense of the self.
2. Membangun hubunga yang hangat dengan orang lain
3. Menjaga emosi dan bisa menerima diri
4. manusia yang psikologisnya sehat juga memiliki persepsi yang realistis terhadap lingkungan
mereka
5. Memiliki humor
6. Memiliki filosofi hidup
2 jenis sifat allport Individu (individual Traits): keunikan seseorang dalam menunjukkan karakternya,
umum (Common Traits): perilaku yang ditunjukkan oleh sejumlah orang, seperti para anggota budaya
Personal Disposition
Personal Dispositions merupakan perilaku yang tidak memiliki intensitas dan signifikasi yang sama
Sifat adalah Cardinal traits, central traits dan secondary traits. Cardinal traits begitu meresap dan
berpengaruh dalam setiap aspek kehidupan seseorang.
central traits yang merupakan sifat yang lebih umum dan khas yang menonjol dari perilaku individu
itu sendiri.
Secondary traits merupakan sifat yang lebih spesifik dan tidak terlalu nampak kecuali orang-orang
terdekat kita yang mengetahuinya. Sifat ini berfungsi lebih terbatas, khusus pada respon dan
rangsangan tertentu
TEORI EYSENCK
 Teori Eysenck didasari oleh faktor-faktor fisiologi dan genetik
 Menganggap bahwa perbedaan kepribadian berasal dari warisan genetik dan hal ini yang
mendasarinya dengan teori temperament
 jumlah total pola tindakan aktual atau potensial individu yang ditentukan oleh hereditas dan
lingkungan
 Dasar umum sifat-sifat kepribadian berasal dari keturunan dalam bentuk tipe dan trait

Kepribadian individu baik yang aktual maupun yang potensial ditentukan oleh heriditas dan lingkungan.
Pola tingkah laku ini merupakan hasil interakasi dari dari 4 aspek yaitu kognitif (Intelligence), konatif,
(character), afektif (temperament), dan somatik (constitution)

Teori kepribadian Eysenck menekankan pada herediter sebagai faktor penentu dalam perolehan trait
ekstraversi, neurotisme dan psikotisme (juga kecerdasan). Eysenck juga berpendapat bahwa semua
tingkah laku yang tampak pada individu termasuk juga tingkah laku neurosis dipelajari dari lingkungan.
Eysenck berpendapat bahwa inti dari fenomena neurosis adalah reaksi takut yang dipelajari (dikondiskan)
Struktur Kepribadian Eysenck
 Hirarki tertinggi: Tipe, kumpulan dari trait, yang mewadahi kombinasi trait dalam suatu dimensi
yang luas.
 Hirarki kedua: Trait, kumpulan kecenderungan kegiatan, koleksi respon yang saling berkaitan
atau mempunyai persamaan tertentu. Ini adalah disposisi kepribadian yang penting dan permanen.
 Hirarki ketiga: Kebiasaan tingkah laku atau berfikir, kumpulan respon spesifik,
tingkahlaku/fikiran yang muncul kembali untuk merespon kejadian yang mirip.
 Hirarki terendah: Respon spesifik, tingkah laku yang secara aktual dapat diamati, yang berfungsi
sebagai respon terhadap suatu kejadian.
Dimensi Kepribadian
 Ekstraversi (E) ; sosiabel (sociable), lincah (lively), aktif (active), asertif (assertive), mencari
sensasi (sensation seeking), riang (carefree), dominan (dominance), bersemangat (surgent), berani
(venture some).
 Neurotisisme (N) ; cemas (anxious), tertekan (depressed), berdosa (guild feeling), harga diri
rendah (low selfesteem), tegang (tension), irasional (irrational), malu (shy), murung (moody),
emosional (emotional).
 Psikotisme (P) ; agresif (aggressive), dingin (cold), egosentrik (egocentric), takpribadi
(impersonal), impulsif (impulsive), antisosial (antisocial), tak empatik (tak empatik), kreatif
(creative), keras hati (tough-minded).
 Masing-masing tipe merupakan kumpulan dari 9 trait, sehingga semuanya ada 27 trait. Masing-
masing dimensi saling asing, sehingga dapat berlangsung kombinasi antar dimensi secara bebas
Tipe Dasar Kpribadian
• Tinggi N dan Rendah E = tipe melankolis (cenderung diam dan pemikir)
• Tinggi N dan Tinggi E = tipe koleris (suka berorientasi pada sasaran)
• Rendah N dan Tinggi E = tipe sanguinis (mempunyai energi yang besar, suka bersenang-senang
dan supel)
• Rendah N dan Rendah E = tipe plegmatis (kepribadian yang seimbang, stabil, merasa diri cukup,
dan tidak merasa perlu merubah dunia)
TEORI KEPRIBADIAN McCrae
Sejarah Lima Faktor Kepribadian
 Menyetujui pendapat Eysenck bahwa sifat dari kepribadian merupakan bipolar dan mengikuti
distribusi lonceng yang berarti banyak orang berada di titik tengah dan sedikit yang berada pada
skor ekstrem
 Dalam menentukan kepribadian berdasarkan sifat-sifat yang ada di dalam dimensi kepribadian
berdasarkan skor
 Awalnya hanya membagi dimensi kepribadian berdasarkan 2 yaitu E dan N dan kemudian
menambahkan O sehingga sering disebut 3 dimensi kepribadian E,N dan O
 Tahun 1985 mulai menemukan 2 dimensi baru yaitu A dan C dan sering disebut menjadi Lima
Faktor.
Definisi kepribadian
gaya berpikir yang menimbulkan ekspresi emosional dan perilaku yang ditampilkannya akan
membuatnya berbeda dengan individu yang lainnya. Sifat-sifat tersebut cenderung stabil dan akan
mewakili kepribadian individu dan hal tersebut yang membuat orang lain akan mengetahui bagaimana
dirinya.
O, C, E, A, N
O (openness): orang yang secara konsisten mencari pengalaman yang berbeda dan bervariasi. orang yang
memiliki skor tinggi pada dimensi ini cenderung imajinatif, kreatif, inovatif, penasaran dan lebih memilih
variasi.
C (Conscientiousness): sejauh mana individu memiliki kesadaran dalam mencapai suatu tujuan tertentu.
orang yang tinggi pada dimensi ini biasanya pekerja keras, berhati-hati, tepat waktu, teratur, ambisius,
gigih, dan terfokus pada pencapaian.
E (extraversion): Menilai kuantitas dan intensitas interaksi interpersonal, level aktivitasnya, kebutuhan
untuk didukung, kemampuan untuk berbahagia. Dimensi ini menunjukkan tingkat kesenangan seseorang
akan hubungan. Orang yang memiliki skor tinggi pada dimensi ini cenderung penuh kasih sayang, ceria,
senang berbicara, senang berkumpul dan menyenangkan.
A (Agreeableness): dimensi ini membedakan antara orang yang berhati lembut dengan orang yang berhati
kejam. orang yang memiliki skor tinggi pada dimensi ini biasanya orang yang dermawan, toleran,
kooperatif dan bersahabat.
N (Neuroticism): dimensi ini menilai kestabilan dan ketidakstabilan emosi. orang yang memiliki skor
tinggi pada dimensi ini cenderung penuh kecemasan, temperamental, mengasihani diri sendiri,
eemosional dan rentan dengan gangguan yang berhubungan dengan stress.
Mengukur Skala Kepribadian
Melakukan perbandingan skor setiap tipe kepribadian subjek dengan skor maksimal pada dimensi
kepribadian tersebut. setelah diketahui masing-masing proporsi nilai pada masing-masing tipe, maka akan
dilakukan perbandingan antar semua tipe. Nilai terbesar yang dimiliki subjek diantara limah aspek
kepribadian tersebut menunjukkan subjek berada pada tipe tersebut.

Anda mungkin juga menyukai