Anda di halaman 1dari 9

Tugas P-4 Filsafat Ilmu

Putu Dyah Candra Agustina

Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut.

1. Apa hakikat Pengetahuan Subyektif dan Pengetahuan Objektif?


Pengetahuan subyektif dan pengetahuan obyektif adalah dua jenis pengetahuan yang
berbeda dalam hal sumber, validitas dan kebenaran.
Pengetahuan subjektif adalah pengetahuan yang bersumber dari pengalaman,
perasaan dan pendapat pribadi seseorang. Pengetahuan ini bersifat relative dan tidak
dapat diverifikasi secara empiris. Pengetahuan subyektif sering digunakan dalam
bidang seni, sastra, agama, dan etika.
Pengetahuan objektif adalah pengetahuan yang bersumber dari fakta, data dan bukti
yang dapat diukur, diuji dan dibandingkan. Pengetahuan ini bersifat universal dan dapat
diterima oleh semua orang. Pengetahuan objektif sering digunakan dalam bidang sains,
matematika, logika dan hukum.
Hakekat pengetahuan subyektif dan pengetahuan obyektif adalah bahwa keduanya
merupakan hasil dari usaha manuasia untuk mengetahui kebenaran tentang dunia.
Namun keduanya memiliki Batasan dan kelemahan masing-masing. Pengetahuan
subyektif dapa dipengaruhi oleh bias, emosi, dan nila-nilai pribadi. Pengetahuan
objektif dapat dipengaruhi oleh paradigma, metode dan asumsi-asumsi ilmiah.
Oleh karena itu, tidak ada pengetahuan yang sepenuhnya subyektif atau objektif.
Keduanya saling berkaitan dan saling melengkapi. Pengetahuan subyektif dapat
memberikan makna, nilai dan tujuan kepada pengetahuan objektif. Pengetahuan
objektif dapat memberikan kriteria, standar dan verifikasi kepada pengetahuan
subyektif.

2. Bagaimana cara menembus Ruang dan Waktu?

Menembus ruang dan waktu dari segi filsafat adalah sebuah topik yang sangat menarik
dan kompleks. Filsafat ruang dan waktu adalah cabang filsafat yang mempelajari
hakikat, sifat, dan hubungan antara ruang dan waktu dengan realitas. Ada banyak
pandangan dan teori yang dikemukakan oleh para filsuf tentang cara menembus ruang
dan waktu, seperti berikut ini:

• Filsafat idealisme. Filsafat idealisme adalah pandangan yang menganggap bahwa


ruang dan waktu adalah konstruksi mental atau ide-ide yang dibentuk oleh

Angkatan VII Program Studi Magister Manajemen USB YPKP Bandung 9 September 2023
Tugas P-4 Filsafat Ilmu
Putu Dyah Candra Agustina

kesadaran manusia. Menurut pandangan ini, ruang dan waktu tidak ada secara
objektif di luar pikiran manusia, melainkan tergantung pada cara manusia
mempersepsikan dan menginterpretasikan dunia. Oleh karena itu, untuk menembus
ruang dan waktu, manusia harus mengubah atau melampaui kesadaran mereka
sendiri. Contoh filsuf yang menganut pandangan ini adalah Immanuel Kant, George
Berkeley, dan Edmund Husserl.
• Filsafat realisme. Filsafat realisme adalah pandangan yang menganggap bahwa
ruang dan waktu adalah entitas nyata yang ada secara mandiri dari pikiran manusia.
Menurut pandangan ini, ruang dan waktu memiliki sifat-sifat tertentu yang dapat
diketahui dan diukur oleh ilmu pengetahuan. Oleh karena itu, untuk menembus
ruang dan waktu, manusia harus menggunakan metode-metode ilmiah atau
teknologi yang dapat memanipulasi atau mengubah sifat-sifat ruang dan waktu.
Contoh filsuf yang menganut pandangan ini adalah Isaac Newton, Albert Einstein,
dan Bertrand Russell.
• Filsafat dialektika. Filsafat dialektika adalah pandangan yang menganggap bahwa
ruang dan waktu adalah hasil dari interaksi dinamis antara materi dan kesadaran.
Menurut pandangan ini, ruang dan waktu bukanlah entitas statis atau absolut,
melainkan berubah-ubah sesuai dengan perkembangan sejarah dan sosial. Oleh
karena itu, untuk menembus ruang dan waktu, manusia harus berpartisipasi dalam
proses-proses revolusioner atau kreatif yang dapat menciptakan kondisi-kondisi
baru bagi kehidupan manusia. Contoh filsuf yang menganut pandangan ini adalah
Georg Wilhelm Friedrich Hegel, Karl Marx, dan Friedrich Engels.

3. Apakah setiap pertanyaan mempunyai jawaban?

• Pendapat yang mengatakan bahwa setiap pertanyaan mempunyai jawaban.


Pendapat ini didasarkan pada keyakinan bahwa ada suatu realitas objektif yang
dapat diketahui oleh akal budi manusia. Menurut pendapat ini, setiap pertanyaan
adalah sebuah tantangan atau masalah yang dapat diselesaikan dengan
menggunakan metode-metode rasional, logis, dan ilmiah. Pendapat ini sering dianut
oleh para filsuf yang menganut aliran realisme, empirisme, dan rasionalisme.
• Pendapat yang mengatakan bahwa tidak semua pertanyaan mempunyai
jawaban. Pendapat ini didasarkan pada kesadaran bahwa ada batas-batas

Angkatan VII Program Studi Magister Manajemen USB YPKP Bandung 9 September 2023
Tugas P-4 Filsafat Ilmu
Putu Dyah Candra Agustina

pengetahuan manusia yang tidak dapat dilewati oleh akal budi manusia. Menurut
pendapat ini, ada beberapa pertanyaan yang bersifat paradoks, absurd, atau tidak
relevan yang tidak dapat dijawab dengan cara apapun. Pendapat ini sering dianut
oleh para filsuf yang menganut aliran skeptisisme, agnostisisme, dan
eksistensialisme.
• Pendapat yang mengatakan bahwa setiap pertanyaan mempunyai banyak
jawaban. Pendapat ini didasarkan pada pengakuan bahwa ada banyak perspektif
dan interpretasi yang dapat diberikan terhadap suatu realitas. Menurut pendapat ini,
setiap pertanyaan adalah sebuah kesempatan untuk mengeksplorasi berbagai
kemungkinan dan alternatif yang dapat diterima oleh berbagai pihak. Pendapat ini
sering dianut oleh para filsuf yang menganut aliran relativisme, pragmatisme, dan
pluralisme.

4. Bagaimana kedudukan Objek Filsafat (yang Ada dan yang mungkin Ada) dalam
konteks Spiritualitas?

Objek filsafat adalah segala sesuatu yang menjadi bahan kajian atau refleksi filsafat.
Objek filsafat dapat dibedakan menjadi dua, yaitu objek material dan objek formal.
Objek material adalah hal-hal yang riil atau konkret yang ada di dunia, seperti manusia,
alam, masyarakat, sejarah, dan lain-lain. Objek formal adalah hal-hal yang abstrak atau
ideal yang mungkin ada di dunia, seperti kebenaran, keindahan, kebaikan, nilai, makna,
dan lain-lain.

Spiritualitas adalah kesadaran tentang diri dan kesadaran individu tentang asal, tujuan,
dan nasib. Spiritualitas juga dapat diartikan sebagai sikap hidup yang berorientasi pada
hal-hal yang transenden atau melebihi batas-batas empiris. Spiritualitas sering dikaitkan
dengan agama, tetapi tidak selalu identik dengan agama.

Kedudukan objek filsafat dalam konteks spiritualitas adalah sebagai berikut:

• Objek material filsafat dapat menjadi sumber atau media untuk mengembangkan
spiritualitas. Misalnya, manusia dapat menghayati spiritualitas melalui pengalaman
hidupnya sendiri, alam dapat menjadi wahyu atau tanda-tanda Tuhan, masyarakat
dapat menjadi tempat untuk beribadah dan beramal.

Angkatan VII Program Studi Magister Manajemen USB YPKP Bandung 9 September 2023
Tugas P-4 Filsafat Ilmu
Putu Dyah Candra Agustina

• Objek formal filsafat dapat menjadi tujuan atau arah untuk mengembangkan
spiritualitas. Misalnya, kebenaran dapat menjadi cita-cita tertinggi bagi pencari
ilmu, keindahan dapat menjadi inspirasi bagi pencipta seni, kebaikan dapat menjadi
motivasi bagi pelaku moral.

5. Bagaimana hubungan antara Wadah dan Isi?

Secara filsafat, hubungan antara wadah dan isi dapat dipahami dari berbagai aliran atau
perspektif yang berbeda-beda. Berikut adalah beberapa contoh aliran filsafat yang dapat
digunakan untuk menganalisis hubungan antara wadah dan isi:

• Filsafat idealisme. Filsafat idealisme adalah aliran filsafat yang menganggap


bahwa realitas di dunia akan dapat dipahami dengan jiwa atau ruh. Menurut aliran
ini, wadah dan isi adalah konstruksi mental atau ide-ide yang dibentuk oleh
kesadaran manusia. Oleh karena itu, hubungan antara wadah dan isi adalah
hubungan antara ide-ide yang saling mempengaruhi dan mencerminkan satu sama
lain. Contoh filsuf yang menganut aliran ini adalah Immanuel Kant, George
Berkeley, dan Edmund Husserl.
• Filsafat realisme. Filsafat realisme adalah aliran filsafat yang menganggap bahwa
dunia ini hanya dapat dipahami menggunkan akal sehat. Menurut aliran ini, wadah
dan isi adalah entitas nyata yang ada secara mandiri dari pikiran manusia. Oleh
karena itu, hubungan antara wadah dan isi adalah hubungan antara fakta-fakta yang
dapat diketahui dan diukur oleh ilmu pengetahuan. Contoh filsuf yang menganut
aliran ini adalah Isaac Newton, Albert Einstein, dan Bertrand Russell.
• Filsafat pragmatisme. Filsafat pragmatisme adalah aliran filsafat yang
menekankan bahwa kebenaran dari suatu hal berdasar pada manfaat yang diberikan
oleh hal tersebut. Menurut aliran ini, wadah dan isi adalah hal-hal yang berkaitan
dengan tindakan manusia dalam menghadapi situasi-situasi konkret. Oleh karena
itu, hubungan antara wadah dan isi adalah hubungan antara tujuan-tujuan yang
harus dicapai dengan cara-cara yang paling efektif dan efisien. Contoh filsuf yang
menganut aliran ini adalah William James, John Dewey, dan Richard Rorty.

Angkatan VII Program Studi Magister Manajemen USB YPKP Bandung 9 September 2023
Tugas P-4 Filsafat Ilmu
Putu Dyah Candra Agustina

6. Bagaimana Filsafat mampu menjelaskan Hukum Sebab-Akibat?

Hukum sebab-akibat adalah sebuah prinsip yang menyatakan bahwa setiap peristiwa
atau fenomena memiliki penyebab dan akibat yang tertentu. Hukum sebab-akibat sering
digunakan dalam ilmu pengetahuan untuk menjelaskan hubungan kausalitas antara
berbagai fakta atau data.

Filsafat adalah sebuah bidang ilmu yang mempelajari hakikat, sifat, dan nilai dari segala
sesuatu yang ada. Filsafat juga berusaha untuk mencari jawaban atas pertanyaan-
pertanyaan mendasar tentang keberadaan, pengetahuan, etika, estetika, dan logika.

Filsafat mampu menjelaskan hukum sebab-akibat dengan beberapa cara, seperti berikut
ini:

• Filsafat memberikan landasan rasional dan logis bagi hukum sebab-akibat. Filsafat
mengajukan argumen-argumen yang mendukung atau menentang validitas dan
kebenaran dari hukum sebab-akibat. Filsafat juga menguji asumsi-asumsi dan
implikasi-implikasi dari hukum sebab-akibat.
• Filsafat memberikan perspektif kritis dan kreatif bagi hukum sebab-akibat. Filsafat
menawarkan berbagai aliran atau pandangan yang berbeda-beda tentang hukum
sebab-akibat, seperti idealisme, realisme, pragmatisme, dan lain-lain. Filsafat juga
mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang menantang atau memperluas cakupan dan
makna dari hukum sebab-akibat.
• Filsafat memberikan konteks historis dan kultural bagi hukum sebab-akibat. Filsafat
menelusuri perkembangan dan perubahan dari hukum sebab-akibat sepanjang
sejarah pemikiran manusia. Filsafat juga membandingkan dan menyelaraskan
hukum sebab-akibat dengan berbagai tradisi dan budaya yang ada di dunia.

7. Apa persamaan dan perbedaan antara Ilmuwan dan Filsuf?

Ilmuwan dan filsuf adalah dua profesi yang berhubungan dengan pengetahuan dan
kebenaran. Ilmuwan adalah orang yang menggunakan metode ilmiah untuk mengamati,
menguji, dan menjelaskan fenomena alam atau sosial. Filsuf adalah orang yang

Angkatan VII Program Studi Magister Manajemen USB YPKP Bandung 9 September 2023
Tugas P-4 Filsafat Ilmu
Putu Dyah Candra Agustina

menggunakan akal budi untuk merenungkan, menganalisis, dan menafsirkan hakikat,


sifat, dan nilai dari segala sesuatu yang ada.

Persamaan antara ilmuwan dan filsuf adalah sebagai berikut:

• Keduanya sama-sama mencari kebenaran tentang dunia dengan menggunakan rasio


atau logika.
• Keduanya sama-sama menghasilkan pengetahuan yang bersifat sistematis, rasional,
dan terorganisir.
• Keduanya sama-sama berkontribusi dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan
budaya manusia.

Perbedaan antara ilmuwan dan filsuf adalah sebagai berikut:

• Ilmuwan lebih fokus pada fakta-fakta yang dapat diamati, diukur, dan diverifikasi
secara empiris. Filsuf lebih fokus pada ide-ide yang bersifat abstrak, ideal, dan
spekulatif.
• Ilmuwan lebih mengandalkan pengalaman inderawi, eksperimen, dan teknologi
untuk mendapatkan data atau bukti. Filsuf lebih mengandalkan intuisi, argumentasi,
dan imajinasi untuk mendapatkan wawasan atau pemahaman.
• Ilmuwan lebih terbatas oleh paradigma, metode, dan standar ilmiah yang berlaku di
bidangnya. Filsuf lebih bebas untuk mengeksplorasi berbagai pandangan,
perspektif, dan aliran filsafat yang ada.

8. Apa saja sumber-sumber Ilmu dan bagaimana pembenarannya?

Sumber-sumber ilmu adalah segala sesuatu yang dapat memberikan pengetahuan atau
informasi kepada manusia. Sumber-sumber ilmu dapat dibedakan menjadi beberapa
jenis, seperti berikut ini:

• Alam semesta. Alam semesta adalah sumber ilmu yang paling luas dan paling
nyata. Alam semesta mencakup segala fenomena alam atau sosial yang dapat
diamati, diukur, dan diverifikasi secara empiris. Contoh sumber ilmu dari alam

Angkatan VII Program Studi Magister Manajemen USB YPKP Bandung 9 September 2023
Tugas P-4 Filsafat Ilmu
Putu Dyah Candra Agustina

semesta adalah benda-benda langit, hewan, tumbuhan, iklim, geografi, sejarah,


budaya, dan lain-lain.
• Akal. Akal adalah sumber ilmu yang paling penting dan paling utama. Akal adalah
kemampuan manusia untuk berpikir secara rasional, logis, dan kritis. Contoh
sumber ilmu dari akal adalah konsep-konsep, prinsip-prinsip, teori-teori, hukum-
hukum, dan argumen-argumen yang dibentuk oleh akal manusia.
• Hati. Hati adalah sumber ilmu yang paling dalam dan paling halus. Hati adalah
kesadaran manusia tentang diri sendiri dan hubungannya dengan Tuhan. Contoh
sumber ilmu dari hati adalah intuisi, ilham, wahyu, iman, dan nilai-nilai yang
dirasakan oleh hati manusia.
• Ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan adalah sumber ilmu yang paling sistematis
dan paling terorganisir. Ilmu pengetahuan adalah hasil dari usaha-usaha manusia
untuk mengembangkan dan menata pengetahuan dengan menggunakan metode-
metode ilmiah. Contoh sumber ilmu dari ilmu pengetahuan adalah buku-buku,
jurnal-jurnal, artikel-artikel, dan media-media yang berisi pengetahuan ilmiah.

Pembenaran ilmu adalah proses untuk membuktikan atau menunjukkan kebenaran atau
validitas dari suatu pengetahuan. Pembenaran ilmu dapat dilakukan dengan beberapa
cara, seperti berikut ini:

• Empiris. Pembenaran empiris adalah pembenaran yang didasarkan pada


pengalaman inderawi atau data empiris. Pembenaran empiris sering digunakan
dalam ilmu-ilmu alam atau sosial yang bersifat kuantitatif. Contoh pembenaran
empiris adalah pengujian hipotesis dengan menggunakan eksperimen atau
observasi.
• Rasional. Pembenaran rasional adalah pembenaran yang didasarkan pada akal budi
atau logika. Pembenaran rasional sering digunakan dalam matematika atau logika
yang bersifat deduktif. Contoh pembenaran rasional adalah pembuktian teorema
dengan menggunakan aksioma atau aturan-aturan logis.
• Intuitif. Pembenaran intuitif adalah pembenaran yang didasarkan pada hati atau
perasaan. Pembenaran intuitif sering digunakan dalam seni atau agama yang
bersifat subjektif. Contoh pembenaran intuitif adalah apresiasi estetik atau
keyakinan religius.

Angkatan VII Program Studi Magister Manajemen USB YPKP Bandung 9 September 2023
Tugas P-4 Filsafat Ilmu
Putu Dyah Candra Agustina

9. Bagaimana hubungan antara Etik-Etik dan Estetika-estetika yang ada di seluruh Dunia?

Etik dan estetika adalah dua cabang filsafat yang berbeda. Etik membahas masalah
tingkah laku perbuatan manusia (baik dan buruk) dan panduan manusia untuk
bertingkah laku. Sedangkan estetika membahas tentang keindahan, baik itu keindahan
jasmani dan keindahan rohani, keindahan alam dan keindahan seni.

Secara umum, hubungan antara etik dan estetika dapat dipahami dari beberapa aspek,
seperti berikut ini:

• Aspek historis. Etik dan estetika memiliki sejarah yang panjang dan saling terkait
dalam perkembangan pemikiran manusia. Sejak zaman kuno hingga modern,
banyak filsuf yang mencoba menghubungkan antara etik dan estetika dalam
karyanya. Misalnya, Plato menganggap bahwa keindahan adalah salah satu bentuk
dari kebaikan. Aristoteles menganggap bahwa seni adalah salah satu cara untuk
mencapai kebahagiaan. Kant menganggap bahwa penilaian etis dan estetis memiliki
dasar yang sama, yaitu rasionalitas.
• Aspek kultural. Etik dan estetika memiliki variasi yang besar di antara berbagai
budaya yang ada di dunia. Setiap budaya memiliki nilai-nilai, norma-norma, dan
standar-standar etis dan estetis yang berbeda-beda. Misalnya, dalam budaya Barat,
etik sering dikaitkan dengan hak asasi manusia, demokrasi, dan universalisme.
Sedangkan dalam budaya Timur, etik sering dikaitkan dengan kewajiban sosial,
harmoni, dan relativisme. Demikian pula dengan estetika, setiap budaya memiliki
konsep-konsep tentang keindahan yang berbeda-beda.
• Aspek praktis. Etik dan estetika memiliki dampak yang nyata dalam kehidupan
sehari-hari manusia. Etik dan estetika mempengaruhi bagaimana manusia
berperilaku, berpikir, berkomunikasi, berkarya, dan bersikap terhadap diri sendiri
dan lingkungannya. Misalnya, etik mempengaruhi bagaimana manusia menentukan
apa yang benar dan salah, baik dan buruk, serta apa yang harus atau tidak harus
dilakukan. Estetika mempengaruhi bagaimana manusia mengekspresikan diri
melalui seni, musik, sastra, mode, arsitektur, dan lain-lain.

Angkatan VII Program Studi Magister Manajemen USB YPKP Bandung 9 September 2023
Tugas P-4 Filsafat Ilmu
Putu Dyah Candra Agustina

10. Bagaimana hubungan antara Psikologi dan Filsafat?

Psikologi dan filsafat adalah dua bidang ilmu yang berhubungan dengan pengetahuan
dan kebenaran. Psikologi adalah ilmu yang mempelajari tentang gejala-gejala kejiwaan
manusia. Filsafat adalah ilmu yang merenungkan, menganalisis, dan menafsirkan
hakikat, sifat, dan nilai dari segala sesuatu yang ada.

Hubungan antara psikologi dan filsafat adalah sebagai berikut:

• Hubungan historis. Psikologi berasal dari filsafat sebagai salah satu cabangnya.
Sejak zaman kuno hingga modern, banyak filsuf yang membahas tentang konsep
jiwa dan perilaku manusia, seperti Plato, Aristoteles, Descartes, Locke, Hume,
Kant, Hegel, dan lain-lain. Psikologi modern mulai terpisah dari filsafat sejak abad
ke-19 dengan munculnya aliran-aliran seperti strukturalisme, fungsionalisme,
behaviorisme, psikoanalisis, gestalt, humanistik, dan kognitif.
• Hubungan metodologis. Psikologi dan filsafat sama-sama menggunakan akal budi
atau logika sebagai alat untuk mencari kebenaran. Namun, psikologi lebih
mengutamakan metode ilmiah yang didasarkan pada pengalaman inderawi,
eksperimen, dan data empiris. Sedangkan filsafat lebih mengutamakan metode
rasional yang didasarkan pada intuisi, argumentasi, dan spekulasi.
• Hubungan tematik. Psikologi dan filsafat sama-sama membahas tentang berbagai
topik yang berkaitan dengan manusia dan dunia. Misalnya, psikologi kognitif dan
filsafat pikiran membahas tentang proses-proses mental seperti persepsi, memori,
belajar, berpikir, bahasa, dan kesadaran. Psikologi sosial dan filsafat sosial
membahas tentang interaksi dan pengaruh antara individu dan kelompok dalam
konteks sosial. Psikologi kepribadian dan filsafat etika membahas tentang sifat-sifat
karakteristik individu dan nilai-nilai moral yang mendasari perilaku manusia.

Angkatan VII Program Studi Magister Manajemen USB YPKP Bandung 9 September 2023

Anda mungkin juga menyukai