Anda di halaman 1dari 8

ABSTRAK

Program Studi Pendidikan Ners Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Jayapura

KIAN, Juli 2023

Ester Nero1, Fathia F Inayati Said2

PENERAPAN LATIHAN UNTUK MENURUNKAN FREKUENSI RESIKO


PERILAKU KEKERASAN PADA Tn. F DI RUANG KRONIS PRIA II RSJD
ABEPURA

Latar Belakang: Perilaku kekerasan merupakan salah satu respon terhadap streesor
yang dihadapi oleh seseorang, respon ini dapat menimbulkan kerugian baik kepada
diri sendiri, orang lain, maupun lingkungan. Seseorang yang mengalami perilaku
kekerasan sering menunjukan perubahan perilaku seperti mengancam, gaduh, tidak
bisa diam, mondar-mandir, gelisah, intonasi suara keras, ekspresi tegang, bicara
dengan semangat, agresif, nada suara tinggi dan bergembira secara berlebihan. Pada
seseorang yang mengalami resiko perilaku kekerasan mengalami perubahan adanya
penurunan kemampuan dalam memecahkan masalah, orientasi terhadap waktu,
tempat dan orang serta gelisah. Tujuan: Tujuan umum dari penelitian ini adalah
menerepakan latihan verbal asertif pada pasien gangguan jiwa dengan resiko
perilaku kekerasan di Rumah Sakit Jiwa Abepura. Hasil: disimpulkan bahwa
penerapan teknik verbal asertif dapat mengurangi frekuensi terjadinya resiko
perilaku kekerasan. Kesimpulan: disimpulkan bahwa penerapan teknik verbal asertif
dapat mengurangi frekuensi terjadinya resiko perilaku kekerasan.

Kata Kunci: Resiko Perilaku Kekerasan, Latihan Verbal Asertif, Skizofrenia


ABSTRACT

Nursing Education Study Program at the High School of Health Sciences (STIKES)
Jayapura

KIAN, July 2023

Esther Nero1, Fathia F Inayati Said2

APPLYING ASSERTIVE VERBAL EXERCISES IN PATIENTS WITH


MENTAL DISORDERS WITH THE RISK OF VIOLENT BEHAVIOR
AT ABEPURA MENTAL HOSPITAL

Background: Violent behavior is a response to stressors faced by someone, this response


can cause harm to oneself, others, and the environment. Someone who experiences violent
behavior often shows changes in behavior such as threatening, rowdy, unable to keep quiet,
pacing, restlessness, loud intonation, tense expressions, speaking with enthusiasm,
aggressiveness, high tone of voice and excessive joy. In someone who is at risk of violent
behavior, there is a change in the ability to solve problems, orientation to time, place and
people, and anxiety. Purpose: The general objective of this study was to apply assertive
verbal training to mental patients with a risk of violent behavior at the Abepura Mental
Hospital. Results: it was concluded that the application of assertive verbal techniques can
reduce the frequency of occurrence of the risk of violent behavior.
Conclusion: it was concluded that the application of assertive verbal techniques can reduce
the frequency of occurrence of the risk of violent behavior.

Keywords: Risk of Violent Behavior, Assertive Verbal Training, Schizophrenia


PENDAHULUAN dalam hal ini terapi terbaik adalah
bentuk dukungan keluarga dalam
Sehat jiwa ialah keadaan
mencegah kambuhnya penyakit
dimana emosi, psikologis, konsep diri
skizofrenia (Pitayanti, & Hartono,
positif dan emosi stabil (Ariwidiyanto,
2020).
2020). Berdasarkan Standar Diagnosis
Keperawatan Indonesia (SDKI, 2017) Tanda dan gejala yang timbul
Resiko perilaku kekerasan ialah akibat skizofrenia berupa gejala positif
tindakan yang beresiko mencelakai dan negatif seperti perilaku kekerasan.
baik secara fisik, emosi atau seksual Resiko perilaku kekerasan merupakan
terhadap diri sendiri maupun orang salah satu respon marah yang
lain. Dalam penanganan klien perilaku diekspresikan dengan melakukan
kekerasan perawat melakukan cara ancaman, mencederai diri sendiri
teknik verbal meminta dan menolak maupun orang lain. Pada aspek fisik
dengan baik. Ambarwati (2020). Sehat tekanan darah meningkat, denyut nadi
Jiwa adalah suatu kondisi yang dan pernapasan meningkat, marah,
memungkinkan perkembangan fisik, mudah tersinggung, mengamuk dan
intelektual dan emosional yang bisa mencederai diri sendiri.
optimal dari seseorang dan Perubahan pada fungsi kognitif,
perkembangan itu berjalan selaras fisiologis, afektif, hingga perilaku dan
dengan keadaan orang lain. sosial hingga menyebabkan resiko
perilaku kekerasan. Berdasarkan data
Menurut Ambarwati (2020)
tahun 2017 dengan resiko perilaku
gangguan jiwa adalah pola perilaku
kekerasan sekitar 0,8% atau dari
atau psikologis yang ditunjukkan oleh
10.000 orang menunjukkan resiko
individu yang menyebabkan distress,
perilaku kekerasan sangatlah tinggi
disfungsi, dan menurunkan kualitas
(Cakrawedana, 2020).
kehidupan. Gangguan jiwa yang
ditandai oleh gangguan menilai Perilaku kekerasan merupakan
realistis disebut psikosis. Psikosis salah satu respon terhadap streesor
terdiri dari beragam jenis antara lain yang dihadapi oleh seseorang, respon
yaitu skizofrenia, skizoafektif, ini dapat menimbulkan kerugian baik
gangguan waham menetap, bipolar kepada diri sendiri, orang lain,
dengan ciri psikotik, depresi dengan maupun lingkungan. Seseorang yang
ciri psikotik. mengalami perilaku kekerasan sering
menunjukan perubahan perilaku
Salah satu gangguan jiwa
seperti mengancam, gaduh, tidak bisa
yang terberat adalah, dimana
diam, mondar-mandir, gelisah,
Skizofrenia merupakan gangguan jiwa
intonasi suara keras, ekspresi tegang,
yang dapat berakhir dengan hilangnya
bicara dengan semangat, agresif, nada
dengan nyawa seseorang. Dalam
suara tinggi dan bergembira secara
penanganan penyakit ini karena jiwa
berlebihan.
yang terganggu maka di butuhkan
adalah terapi, rehabilitasi serta dengan Prevalensi gangguan jiwa di
konseling. Upaya terbesar untuk seluruh dunia terdapat 264 juta orang
penanganan penyakit gangguan jiwa mengalami depresi,45 juta orang
terletak pada keluarga dan masyarakat, menderita gangguang bipolar, dan 50
juta orang mengalami demensia, serta bentuk fisik antara lain mata merah,
20 jutaorang mengalami skizofrenia tangan mengepal, ekspresi tegang.
(WHO,2019) Tanda emosional seperti perasaan
marah, jengkel, bicara kasar dan tanda
Prevalensi di Indonesia sosial seperti bermusuhan yang
berdasarkan databKemenkes 2019 di dialami saat terjadi perilaku
urutan pertama Provinsi Bali 11,1% kekerasan. Hal tersebut dikarenakan
dan nomor dua disusul oleh Provinsi pasien masih terpengaruh oleh terapi
Yogyakarta 10,4%, NTB 9,6%, farmakologi yang dibuktikan dengan
Provinsi Sumatera Barat 9,1%, pasien mengkonsumsi obat salah
Provinsi Sulawesi Selatan 8,8%, satunya adalah Chlorpromazine yang
Provinsi Aceh 8,7%, Provinsi Jawa berfungsi untuk menghambat zat
Tengah 8,7%, Provinsi Sulawesi kimia di otak sehingga dapat
Tengah 8,2%, Provinsi Sumatera mengurangi gejala psikosis seperti
perilaku agresif yang membahayakan
Selatan 8%, Provinsi Kalimantan
diri sendiri maupun orang lain.
Barat 7,9%. Sedangkan Provinsi
Penelitian yang dilakukan oleh
Sumatera Utara berada pada posisi ke Ali (2022) menyebutkan bahwa
21 dengan prevalensi 6,3% perilaku kekerasan merupakan salah
(KEMENKES, 2019). satu gejala yang menjadi alasan bagi
Berdasarkan Jumlah ODGJ di keluarga untuk merawat klien di
rumah sakit jiwa karena beresiko
Papua menurut Riskesda (2018)
membahayakan bagi diri dan orang
sebesar 0.11% dari 3.371.302 orang,
lain dan lingkungan.
estimasi gangguan sebanyak 3.708 Diagnosa keperawatan
orang. Namun dari total jumlah merupakan kesimpulan yang diperoleh
tersebut yang dirawat di RSJD dari hasil analisa data. Diagnosa
Abepura Provinsi Papua pada tahun keperawaatn merupakan penilaian
2017 mencapai 738 orang dari klinis terhadap pengalaman/respon
populasi jumlah penduduk sebanyak individu, keluarga, atau komunitas
3.2 juta jiwa. Jumlah ini mengalami pada masalah kesehatan (SDKI,
peningkatan sebesar 126 dibandingkan 2017).
tahun 2016 yang berjumlah 612 orang, Menurut (Yusuf, 2018),
dan sebesar 89 dibandingkan tahun diagnosa keperawatan ditetapkan
2015 yang berjumlah 523 (Data sesuai dengan data yang didapat,
Rekam Medik RSJD Abepura, 2019). walaupun saat dirawat Pasien tidak
Dari beberapa kasus gangguan jiwa melakukan perilaku kekerasan tetapi
pasien pernah memiliki riwayat
yang ada di Rumah Sakit Jiwa Daerah
perilaku kekerasan. Pada pohon
Abepura khususnya ruang Kronis Pria masalah yang terdapat dikasus diatas
2 klien yang di rawat dengan diagnosa core problem dari kasusnya
Resiko Perilaku kekerasan bulan merupakan perilaku kekerasan Dalam
Januari-Juni 2023 berjumlah 18 orang menegakan diagnosa keperawatan
klien. penulis menegakan diagnose
HASIL
keperawtan sesuai dengan standar
SDKI. Penulis tidak mencantumkan
Pada tahap pengkajian yang kode diagnosa utama, seharusnya
dilakukan, penulis tidak menemukan penulis mencantumkan kode diagnosa
tanda- tanda perilaku kekerasan yang D.0132 untuk diagnosa perilaku
muncul dari pasien baik tanda dalam kekerasan. Perilaku kekerasan
merupakan suatu bentuk perilaku yang cara spiritual untuk mencegah perilaku
bertujuan untuk melukai seseorang kekerasan.
secara fisik maupuun psikologis. Intervensi yang diberikan yaitu
Berdasarkan definisi ini maka perilaku SP 1: jelaskan sebab terjadi PK,
kekerasan dapat dilakukan secara identifikasi jenis PK, jelaskan akibat
verbal dan fisik. PK, latihan fisik tarik nafas dalam ,
Diagnosa yang ditegakan susun jadwalharian. SP 2 latihan fisik
menggunakan standar SDKI yaitu pukul bantal, SP 3 secara bicara
perilaku kekerasan dengan kode verbal, SP 4 tindakan spiritual, dan SP
D.0132. perilaku kekerasan adalah 5 rutin minum obat.
kemarahan yang diekspresikan secara Berikut implementasi yang
berlebihan dan tidak terkendali secara dilakukan penulis pada 3 Juli 2023
verbal sampai dengan mencedrai dalam strategi pelaksanaan yang
orang lain dan merusak lingkungan. dilaksanakan: Saat pasien sudah mulai
Tanda dan gejala: mengancam, percaya pada perawat langkah
mengumpat dengan kata-kata kasar, selanjurnya yaitu mengajari pasien
suara keras, dan bicara ketus, dari untuk mengontrol emosi dengan tarik
tanda dan gejala diatas penulis nafas dalam dan mukul bantal. Setelah
memperoleh data subjek pasien selesai diajari untuk SP 1 dan SP 2
berbicara dngan nada yang lebih tinggi pasien dicoba untuk melakukannya
saat dilakukan wawancara. Data sendiri dan diberikan jadwal harian
objek: menyerang orang lain, mulakai untuk latihan mengontrol emosi
diri sendiri, merusak lingkungan, mata menggunakan SP 1 dan SP 2 fisik.
melotot atau pandamgan tajam, tangan Untuk rencana tindak lanjut yang
mengepal, rahang mengantup, wajah diberikan pada pasien yaitu
memerah, postur tubuh kaku. Dan mengevaluasi hasil dari SP 1 dan SP 2
penulis memperoleh data objektif dari yang diajarkan dan dilanjutkan dengan
pasien: pandangan tajam, dan postur mengajari pasien SP 3 yaitu secara
tubuh kaku. verbal, dan pasien diminta untuk
Menurut Herni (2020) selalu mecatatan kegiatan dan jadwal
intervensi yang diberikan pada pasien yang diberikan untuk melakukan
dengan diagnosis risiko perilaku terapi secara mandiri.
kekerasan adalah strategi pelaksanaan Untuk terapi hari kedua 4 Juli,
(SP) untuk mengendalikan perasaan sebelum dilanjutkan SP 3 dilakukan
marah pasien. Aktivitas dalam strategi pertama evalusai bagaimana hasil dari
pelaksanaan tersebut yaitu identifikasi terapi hari pertama, setelah diilakukan
penyebab perilaku kekerasan, evaluasi selanjutnya dilakukan terapi
identifikasi tanda dan gejala perilaku SP 3 dengan verbal. Untuk rencana
kekerasan, identifikasi perilaku tindak lanjutnya akan dilakukakan
kekerasan yang dilakukan, identifikasi evaluasi dari hasil terapi yang
akibat perilaku kekerasan, identifikasi diajarkan sebelumnnya dan dilakukan
cara mengontrol perilaku kekerasan, terapi SP 4 spiritual dan SP 5. Untuk
bantu pasien mempraktekkan latihan terapi hari ketiga 5 Juli 2023,
cara mengontrol fisik (latihan Tarik dilakukan evalasi ulang untuk terapi
napas dalam, memukul bantal dan hari pertama dan kedua setelah
kasur), berikan pendidikan kesehatan dilakukan evalusi selanjutnya
tentang penggunaan obat secara menyarankan pasien sebalum
teratur, melatih pasien menggunakan melakukan sesuatu supaya diawali
verbal (meminta dan menolak sesuatu) dengan doa dan selalu menjaga ibadah
secara baik, latih pasien menggunakan sesuai dengan keyakinan, dan selalu
mengingatkan pasien untuk minum Perilaku Kekerasan di RS. Jiwa
obat secara teratur, dan melakukan Lampung, menjelaskan bahwa hasil
mencatat kegiatan yang dilakukan. evaluasi pemberian terapi verbal
Evaluasi merupakan tahan terhadap pasien dengan resiko
untuk mengkaji respon pasien setelah perilaku kekerasan dapat membantu
dilakukan intervensi keperawatan dan menurunkan tanda dan gejala RPK
mengkaji ulang asuhan keperawatan pada subjek penelitian
yang telah diberikan. Evaluasi yang
dilakukan penulis menggunakan KESIMPULAN
SOAP (subjektif, objektif, analisis,
Berdasarkan paparan fokus studi
dan perencanaan). Dalam melakukan
dan pembahasan tentang penerapan
evaluasi penulis sudah melakukan
terapi teknik latihan verbal asertif
sesuai dengan konsep teori yaitu
pada Tn. F untuk mengontrol perilaku
dengan SOAP.
kekerasan pada pasiendengan
Evaluasi pertama yang
diagnosa resiko perilaku kekerasan.
dilakukan dari tanggal 3Juli 2023
Setelah dilakukan intervensi maka
adalah maslaah belum teratasi
dapat disimpulkan bahwa penerapan
dikarenakan masih terlihat pandangan
teknik verbal asertif dapat mengurangi
tajam dan postur tubuh kaku. Dengan
frekuensi terjadinya resiko perilaku
adanya data subjektif pasiem masih
kekerasan.
merasa emosi saat mengingat kejadian
sebelumnya dan berantuasian untuk
DAFTAR PUSTAKA
diajarkan terapi SP 1 dan SP 2. Data
Ali, Mochamad., Titin, A., & Lilik, S.
objektif pasien terlihat pandangan
(2022). Pengaruh Latihan
masih terlihat tajam saat dilakukan
Asertif Dalam
wawancara lebih mendalam dan
Memperpendek Fase Intesif
postur tubuh kaku. Analisa masalah
Dan Menurunkan Gejala
belum teratasi. Planning : berikan
Perilaku Kekerasan Di
latihan fisik SP 1 dan SP 2 untuk
Ruang Intensive Psychiatric
mengurangi rasa emosi, dan SP 3
Care Unit (IPCU) RSJ. Dr.
verbal, dan memberi jadwal rutin
Radjiman Wedioningrat
untuk mengendalikan emosi
Lawang. (2): 169-173.
menggunakan SP yang diajari
Evaluasi tanggal 4-7 Juli 2023 Ariwidiyanto, Dedy. (2020).
diperoleh data subjektif: pasien sudah Hubungan Antara Persepsi
bisa melakukan SP 1 dan SP 2 secara Perawat Tentang Perilaku
mandiri dan berantusias untuk Agresif Dengan Sikap
melakukan SP selanjutnya. Data Perawat Pada Pasien
objektif: pasien terlihat sudah bias Skizofrenia Di Ruang Akut
melakukan SP yang diajarkan dan RS Jiwa Darah Surakarta.
subah berbicara verbal tetapi Skripsi tidak dipublikasi.
pandnagan pasien masih terlihat tajam Surakarta: Program Studi S1
dan nada tinggi. Analisa: masalah Keperawatan, Stikes Kusuma
belum teratasi. Planning: melanjutkan Husada.
SP 4 dan SP5.
Hasil tersebut sejalan dengan Ambarwati, N. & Susilaningsih, I.
hasil penelitian yang dilakukan oleh (2020). Penerapan Teknik
Alin Sukma (2023) dengan judul Verbal Asertif Untuk
penelitian “Terapi Musik Klasik Pada Menurunkan Kemarahan
Pasien Skizofrenia Dengan Resiko Pada Pasien Perilaku
Kekerasan. Jurnal Perilaku Kekerasan Di
Keperawatan Karya Bhakti, Bangsal Maintenance Rsj
(Online), Vol. 6 No. 2, Grhasia Yogyakarta.
(http://ejournal.akperkbn.ac.i Disertasi Ini Tidak
d/index.php/jkkb/article/view/ Diterbitkan. Yogyakarta :
70, Diakses 19 Desember Jurusan Keperawatan
2020). Politeknik Kesehatan
Kementrian Kesehatan
Cakrawedana, F., Paladeng, H. & Yogyakarta.
Karundeng, M. (2020).
Hubungan Persepsi Perawat Lisa, J., & Nengah, S. (2019).
Dengan Tindakan Asertif Narkoba, Psikotropika dan
Pada Klien Perilaku Gangguan Jiwa Tinjauan
Kekerasan Agresif Di Rumah Kesehatan dan Hukum.
Sakit Jiwa Prof Dr. V.L. Yogyakarta : Nuha Medika
Ratumbuysang Manado.
ejournal Keperawatan (e-Kp)
Ghasanny, A. D., Sugiarto, A.,
Suyanta., & Erawati, E.,
(2020). Asuhan Keperawatan
Klien Skizofrenia Fokus
Studi Risiko Perilaku
Kekerasan Dengan
Mengekspresikan Marah
Secara Verbal. Disertasi tidak
diterbitkan. Magelang :
Poltekkes Kemenkes
Semarang.
Hassanah, N. U. & Solikhah, M. M.
(2019). Asuhan Keperawatan
Jiwa Pada Pasien Dengan
Resiko Perilaku Kekerasan.
Repository Universitas
Kusuma Husada,(Online),
(
http://eprints.ukh.ac.id/id/epri
nt/41, Diakses 19 Desember
2020).
Herni, R. (2020). Hubungan Antara
Perilaku Asertif Dengan
Kepercayaan Diri Pada
Mahasiswa. Skripsi tidak
dipublikasikan. Jakarta:
Fakultas Psikologi
Universitas Gunadarma
Kusumaningtyas, K.P.(2018).
Penerapan Tindakan Asertif
Pada Pasien Dengan Resiko

Anda mungkin juga menyukai

  • MANUSKRIP
    MANUSKRIP
    Dokumen7 halaman
    MANUSKRIP
    Mita Frelly
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen20 halaman
    Bab Ii
    Mita Frelly
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Dokumen4 halaman
    Daftar Pustaka
    Mita Frelly
    Belum ada peringkat
  • Surat Permohonan Untuk Menjadi
    Surat Permohonan Untuk Menjadi
    Dokumen1 halaman
    Surat Permohonan Untuk Menjadi
    Mita Frelly
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Dokumen6 halaman
    Bab Iii
    Mita Frelly
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Dokumen15 halaman
    Bab Iii
    Mita Frelly
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen6 halaman
    Bab I
    Mita Frelly
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen5 halaman
    Bab I
    Mita Frelly
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen5 halaman
    Bab I
    Mita Frelly
    Belum ada peringkat
  • Pengertian Sikap
    Pengertian Sikap
    Dokumen5 halaman
    Pengertian Sikap
    Mita Frelly
    Belum ada peringkat
  • Lengkap Fiks
    Lengkap Fiks
    Dokumen62 halaman
    Lengkap Fiks
    Mita Frelly
    Belum ada peringkat
  • Bab Iv
    Bab Iv
    Dokumen8 halaman
    Bab Iv
    Mita Frelly
    Belum ada peringkat
  • BAB I Fix
    BAB I Fix
    Dokumen4 halaman
    BAB I Fix
    Mita Frelly
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen19 halaman
    Bab Ii
    Mita Frelly
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Dokumen2 halaman
    Daftar Pustaka
    Mita Frelly
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen5 halaman
    Bab I
    Mita Frelly
    Belum ada peringkat
  • Sakri Punya
    Sakri Punya
    Dokumen4 halaman
    Sakri Punya
    Mita Frelly
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Dokumen3 halaman
    Daftar Pustaka
    Mita Frelly
    Belum ada peringkat
  • Pengertian Perilaku
    Pengertian Perilaku
    Dokumen11 halaman
    Pengertian Perilaku
    Mita Frelly
    Belum ada peringkat
  • Lampiran 1
    Lampiran 1
    Dokumen6 halaman
    Lampiran 1
    Mita Frelly
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Dokumen2 halaman
    Daftar Pustaka
    Mita Frelly
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Dokumen7 halaman
    Bab Iii
    Mita Frelly
    Belum ada peringkat
  • Lampiran
    Lampiran
    Dokumen5 halaman
    Lampiran
    Mita Frelly
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen8 halaman
    Bab I
    Mita Frelly
    Belum ada peringkat
  • Lampiran 1
    Lampiran 1
    Dokumen9 halaman
    Lampiran 1
    Mita Frelly
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen26 halaman
    Bab Ii
    Mita Frelly
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Dokumen10 halaman
    Bab Iii
    Mita Frelly
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Dokumen2 halaman
    Daftar Pustaka
    Mita Frelly
    Belum ada peringkat
  • BAB III Metodologi Penelitian
    BAB III Metodologi Penelitian
    Dokumen9 halaman
    BAB III Metodologi Penelitian
    Mita Frelly
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen6 halaman
    Bab I
    Mita Frelly
    Belum ada peringkat