Anda di halaman 1dari 19

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Pengetahuan

2.1.1 Pengertian Pengetahuan

Pengetahuan (knowledge) adalah hasil penginderaan manusia atau

hasil tahu seseorang terhadap obyek melalui indera yang dimilikinya

(mata, hidung, mulut dan sebagainya).Dengan sendirinya pada waktu

penginderaan sehingga menghasilkan pengetahuan tersebut sangat

dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap

obyek.Sebagian besar pengetahuan seseorang diperoleh melalui indera

pendengaran (telinga) dan indera penglihatan (mata) (Budiman, 2016).

2.1.2 Tingkat pengetahuan

Pengetahuan sesorang terhadap obyek mempunyai intesitas

atautingkat yang berbeda-beda, dimana pada setiap orang berbeda-

beda.Secara garis besar Budiman (2018), membagi tingakatan

pengetahuantersebut menjadi 6 tingkatan, diantaranya:

a. Tahu (Know)

Tahu diartikan hanya sebagai recall (memanggil) memori yang telah

ada sebelumya setelah mengamati sesuatu dan untuk mengetahui atau

mengukur bahwa orang tersebut tahu tentang sesuatu dan dapat

mengajukan beberapa pertanyaan. Jika ia sudah memiliki pengetahuan

maka dengan mudah ia akan menjawab pertanyaan tersebut.

6
7

b. Memahami (Comprehension)

Memahami suatu obyek bukan sekedar tahu tentang obyek tersebut,

tidak sekedar dapat menyebutkan, tetapi orang tersebut harus dapat

mengintrepretasikan secara benar tentang obyek yang diketahui

tersebut.

c. Aplikasi (Application)

Aplikasi diartikan apabila orang yang telah memahami obyek yang

dimaksud dapat menggunakan atau mengaplikasikan prinsip yang

diketahui sesuai dengan kondisi yang terjadi.

d. Analisis (Analysis)

Analisis adalah kemampuan seseorang untuk menjabarkan atau

memisahkan kemudian mencari hubungan antara komponenkomponen

yang terdapat dalam suatu masalah atau obyek yang diketahui.Indikasi

bahwa pengetahuan seseorang tersebut sudah sampai tingkat analisis

adalah bila seseorang sudah dapat membedakan atau memisahkan,

mengelompokkan dan membuat membuat diagram (bagan) dengan

menggunakan pengetahuan terhadap obyek tersebut.

e. Sintesis

Sintesis menunjukan suatu kemampuan seseorang untuk merangkum

atau meletakkan dalam satu hubungan yang dimiliki, dengan kata lain

sintesis adalah suatu kemampuan menyusun formulasi baru dari

formulasi-formulasi yang telah ada.


8

f. Evaluasi

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk

melakukanjustifikasi atau terhadap suatu obyek tertentu.penilaian ini

dengan sendirinya didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan

sendiriatau norma-norma yang berlaku.

2.1.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan

Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan menurut

Notoadmodjo (2014), adalah sebagai berikut:

a. Faktor internal

1) Pendidikan

Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang terhadap

perkembangan orang lain menuju kearah cita-cita tertentu yang

menentukan manusia untuk berbuat dan mengisikehidupannya

untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan.

2) Pekerjaan

Pekerjaan adalah keburukan yang harus dilakukan terutamauntuk

menunjang kehidupannya dan kehidupan keluarga.Pekerjaan

bukanlah sumber kesenangan tetapi lebih banyakmerupakan cara

mencari nafkah yang membosankan, berulangdan banyak

tantangan.

3) Usia

Usia adalah individu menghitung mulai usia sejak lahir

sampaiberulang tahun. Semakin cukup umur, tingkat kematangan


9

dan kekuatan seseorang lebih matang dalam berfikir dan

bekerja.Dari segi kepercayaan masyarakat seseorang yang lebih

dewasa dipercaya dari yang sebelum tinggi dewasanya.

b. Faktor eksternal

1) Faktor lingkungan

Lingkungan merupakan seluruh kondisi yang ada disekitar

manusia dan pengaruhnya yang dapat mempengaruhi

perkembangan dan perilaku orang atau kelompok.

2) Sosial Budaya

Sistem sosial budaya yang ada pada masyarakat dapat

mempengaruhi dari sikap dalam menerima informasi.

3) Kriteria tingkat pengetahuan

Menurut Wawan dan Dewi (2016) yang dikutip dari Arinkunto,

2006 bahwa Pengetahuan seseorang dapat diketahui dan

diinprestasikan dengan skala yang bersifat kualitatif yaitu:

a) Baik : hasil presentasi 76% - 100%

b) Cukup : hasil presentase 56% - 75 %

c) Kurang : hasil presentase <56 %

2.2 Konsep Keputihan

2.2.1 Pengertian Keputihan

Keputihan adalah secret putih yang kental yang keluar dari vagina

maupun rongga uterus baik berbau atau tidak berbau dan disertai rasa gatal

pada daerah kewanitaan (Aini, 2019).


10

Keputihan juga dapat diartikan keluarnya cairan berlebihan dari

liang senggama (vagina) yang terkadang disertai rasa gatal, nyeri, rasa

terbakar dibibir kemaluan, kerap disertai bau busuk, dan menimbulkan rasa

nyeri sewaktu buang air kecil atau bersenggama (Aini, 2019).

Keputihan (Leukorea, Flour Albus) merupakan gejala awal suatu

penyakit dengan adanya cairan yang dikeluarkan dari alat -alat genetal yang

bukan berupa darah (Sukamto, 2019). Gejala keputihan yang paling sering

dijumpai pada penderita ginekologi adanya gejala ini diketahui oleh

penderita karena terdapatnya secret yang mengkotori celananya (Ayu,

2019).

2.2.2 Etiologi Keputihan

a. Keputihan fisiologis

Menurut Joseph (2016), keputihan fisiologis disebabkan oleh:

1) Pengaruh sisa estrogen dari plasenta terhadap uterus dan vagina

janin sehingga bayi baru lahir sampai berumur 10 hari mengeluarkan

keputihan.

2) Pengaruh estrogen yang meningkat pada saat menarche.

3) Rangsangan saat koitus.

4) Adanya peningkatan produksi kelenjar-kelenjar pada mulut rahim

saat masa ovulasi.

5) Mukus servik yang padat pada masa kehamilan, fungsinya untuk

mencegah kuman masuk ke rongga uterus.


11

b. Keputihan patologis

Penyebab utama keputihan patologis ialah infeksi (jamur, kuman,

parasit, dan virus). Selain penyebab utama, keputihan patologis dapat

juga disebabkan karena kurangnya perawatan remaja putri terhadap alat

genitalia seperti mencuci vagina dengan air yang tergenang di ember,

memakai pembilas secara berlebihan, menggunakan celana yang tidak

menyerap keringat, jarang mengganti celana dalam, tak sering

mengganti pembalut (Aulia, 2016).

Menurut Joseph (2016), keputihan patologis disebabkan oleh:

1. Infeksi

a. Jamur

Jamur yang sering menyebabkan keputihan adalah Kandida

albican. Biasanya disebut juga dengan Kandidiasis genetalia.

Penyakit ini tidak selalu akibat PMS dan dapat terjadi pada

perempuan yang belum menikah. Beberapa faktor pencetusnya

antara lain pemakaian obat antibiotika dan kortikostiroid yang

lama, kehamilan, kontrasepsi hormonal, kelainan endokrin seperti

diabetes melitus. Selain itu bisa disebabkan karena menurunnya

kekebalan tubuh seperti penyakit-penyakit kronis, serta selalu

memakai pakaian dalam yang ketat dan terbuat dari bahan yang

tidak menyerap keringat.

Keluhan yang biasa ditimbulkan adalah rasa gatal atau panas

pada alat kelamin, lendir kental dan berwarna putih, bergumpal


12

seperti butiran tepung. Kadang disertai rasa nyeri waktu senggama

dan keluarnya cairan pada masa sebelum menstruasi. Vulva terlihat

merah pada saat pemeriksaan klinis, kadang-kadang disertai erosi

karena garukan.

b. Bakteri

1) Gonokokus

Penyakit ini disebut juga dengan Gonorrhoe, sering terjadi

akibat hubungan seksual (PMS). Gonokokus yang purulen

mempunyai silia yang dapat menempel pada sel epitel urethra

dan mukosa vagina. Pada hari ketiga bakteri tersebut sudah

mencapai jaringan ikat di bawah epitel dan terjadi reaksi

radang.

2) Klamidia trakomatis

Sering menyebabkan penyakit mata trakoma dan penyakit

menular seksual.

3) Grandnerella

Menimbulkan peradangan pada vagina, menghasilkan asam

amino yang akan diubah menjadi senyawa amin, berbau amis,

berwarna keabu-abuan. Biasanya gejala fluor albus yang

berlebihan, berbau dan disertai rasa tidak nyaman di bagian

bawah perut.
13

c. Parasit

Jenis Trikomonas vaginalis adalah parasit yang paling sering

menyebabkan keputihan. Penularan yang paling sering adalah lewat

koitus, biasanya parasit ini kalau pada pria terdapat di uretra dan

prostat. Gejala yang ditimbulkan adalah Fluor albus encer sampai

kental, kekuningan dan agak berbau disertai rasa gatal dan panas.

d. Virus

Jenis virusnya adalah Human papiloma virus (HPV) dan

Herpes simpleks, ditandai dengan kondiloma akuminata, cairan

berbau, tetapi tidak disertai rasa gatal.

2. Kelainan alat kelamin didapat atau bawaan

Seperti rektovaginalis atau fistel vesikovaginal, cedera persalinan

dan radiasi kanker genetalia atau kanker itu sendiri.

3. Benda asing

Misalnya pesarium untuk penderita hernia, tertinggal kondom atau

prolaps uteri dapat mengakibatkan keluarnya sekret vagina yang

berlebihan.

4. Neoplasma jinak

Tumor jinak yang ada pada lumen akan mengakibatkan peradangan

dan akhirnya mengalami keputihan.


14

5. Kanker

Pada penyakit kanker sel akan cepat tumbuh secara abnormal dan

mudah mengalami kerusakan, gejala yang ditimbulkan ialah cairan yang

berbau busuk dan banyak disertai darah tak segar.

6. Fisik

Akibat adanya tampon, penggunaan alat kontrasepsi IUD dan

kejadian trauma pada alat genetalia. Gejala pada keputihan tergantung

pada jenis kuman yang menyerang. Keputihan yang disebabkan oleh jamur

kandida, sekret yang dikeluarkan seperti susu dan mengakibatkan gatal

pada vagina. Kondisi ini biasa terjadi pada kehamilan, penderita diabetes

dan akseptor pil KB. Keputihan yang disebabkan oleh infeksi trikomonas

atau ada benda asing di vagina, sekret yang dikeluarkan berwarna putih

kehijauan dan kekuningan dan berbau tidak sedap. Jika infeksi sudah

sampai pada organ dalam rongga panggul biasanya gejala keputihan

disertai rasa nyeri perut di bagian bawah dan atau nyeri panggul bagian

belakang. Sedangkan infeksi yang disebabkan Gonorrhoe, sekret sedikit

atau banyak berupa nanah dan rasa sakit dan panas pada saat kencing atau

berhubungan seksual. Keputihan yang disebabkan erosi pada mulut rahim,

sekret berwarna kecokelatan (darah) dan terjadi pada saat senggama. Pada

kejadian kanker serviks, sekret bercampur darah dan berbau khas akibat

sel-sel yang mati (Kusmiran, 2012).


15

2.2.3 Patologis Keputihan

Didalam vagina terdapat berbagai bakteri, 95% adalah bakteri

lactobacillus dan selebihnya bakteri patogen (bakteri yang menyebabkan

penyakit). Dalam keadaan ekosistem vagina yang seimbang, bakteri patogen

tidak akan mengganggu. Peran penting bakteri dan flora vaginal adalah

untuk menjaga derajat keasaman (pH) agar tetap pada level normal yaitu

sekitar 3,5–4,5. Dengan tingkat keasaman tersebut, lactobacillus akan

tumbuh subur dan bakteri patogen akan mati. Pada kondisi tersebut kadar

pH bisa berubah menjadi lebih tinggi atau lebih rendah dari normal. Jika pH

vagina naik menjadi lebih tinggi dari 4,5 (kurang asam), maka jamur akan

tumbuh dan berkembang. Akibatnya lactobacillus akan kalah dari bakteri

patogen sehingga menimbulkan keputihan (Sibagariang, 2016).

2.2.4 Jenis Keputihan

Menurut Sarmila (2019) keputihan dibagi menjadi 2, yaitu keputihan

fisiologi (normal) dan keputihan patologi (abnormal).

a. Keputihan Fisiologi Keputihan dikatakan normal bila tanpa adanya gejala

dan tanda lain yang menunjukkan kemungkinan adanya kelainan. Vagina

yang normal terdapat secret yang diproduksi oleh kelenjar pada leher

rahim (serviks). Adapun cairan yang keluar berwarna jernih atau

kekuningan dan tidak berbau. Selain itu, keputihan jenis ini tidak disertai

rasa gatal dan perubahan pada warna (Manuaba, 2015). Keputihan

fisiologis biasanya ditemukan pada:


16

1. Kira – kira sampai 10 hari umur kelahiran bayi baru lahir, keadaan ini

disebabkan karena pengaruh hormon esterogen dari plasenta yang

berpengaruh terhadap uterus dan vagina janin.

2. Waktu sebelum dan sesudah menarche, hal ini disebabkan karena

pengaruh perubahan peningkatan hormon estrogen.

3. Pada wanita dewasa yang mendapatkan rangsangan seksual

4. Waktu sekitar terjadinya menstruasi, hal ini disebabkan pada saat

terjadinya ovulasi secret dari kelenjar-kelenjar servik uteri mengalami

menjadi lebih encer dan sekresinya bertambah.

2.2.5 Dampak Keputihan

Keputihan akan menimbulkan kuman yang dapat menimbulkan

infeksi pada daerah yang mulai dari muara kandung kemih, bibir kemaluan

sampai uterus dan saluran indung telur sehingga menimbulkan penyakit

radang panggul, infertilitas dan dapat menyebabkan kanker leher Rahim

sebagai salah satu penyakit pembunuh nomor satu bagi wanita (Bahari,

2016). Menurut Aulia (2016) dampak dari keputihan yang mengakibatkan

infeksi pada alat genital antara lain:

a. Vulvitis sebagian besar dengan gejala keputihan dan tanda infeksi local.

Penyebab secara umum jamur vaginitis.

b. Vaginitis merupakan infeksi yang sebagian besar terjadi karena

hubungan seksual. Tipe vaginitis yang sering dijumpai adalah vaginitis

karena jamur.
17

c. Serviksitis merupakan infeksi dari servik uteri. Infeksi servik sering

terjadi karena luka kecil bekas persalinan yang tidak dirawat dan infeksi

karena hubungan seksual.

d. Penyakit radang panggul (Pelvic Inflamatory Discase) penyakit ini dapat

bersifat akut atau menahun atau akhirnya menimbulkan berbagai penyulit

yang berakhir dengan terjadinya perlekatan sehingga dapat menyebabkan

kemandulan. Tanda-tandanya yaitu nyeri menusuk-nusuk, mengeluarkan

keputihan bercampur darah.

2.2.6 Pencegahan Keputihan

Hal-hal yang bisa dilakukan untuk mencegah keputihan yaitu:

a. Bersihkan organ intim dengan pembersih yang tidak mengganggu

kestabilan keasaman di sekitar vagina (Misni, 2015). Vagina memiliki

pH yang asam yaitu 4,5 hal ini menjaga kesehatan vagina dengan

menghambat pertumbuhan bakteri (Rahayu, 2017).

b. Gunakan produk pembersih yang terbuat dari bahan dasar susu, karena

produk seperti ini mampu menjaga keseimbangan pH sekaligus

meningkatkan pertumbuhan flora normal dan menekan pertumbuhan

bakteri yang tak bersahabat (Rahayu, 2017).

c. Hindari pemakaian bedak pada organ kewanitaan dengan tujuan agar

vagina harum dan kering sepanjang hari. Bedak memiliki partikel- 20

partikel halus yang mudah terselip di sana-sini dan akhirnya

mengundang jamur dan bakteri bersarang di tempat itu (Rahayu, 2017).


18

d. Gunakan celana dalam yang kering. Seandainya basah atau lembab,

usahakan cepat mengganti dengan yang bersih dan belum dipakai

(Marmi, 2015).

e. Gunakan celana dalam yang bahannya menyerap keringat, seperti katun.

f. Tidak dianjurkan memakai celana jeans karena pori-porinya sangat

rapat. Pilihlah seperti rok atau celana bahan non-jeans agar sirkulasi

udara di sekitar organ intim bergerak leluasa.

g. Ketika haid, sering-seringlah berganti pembalut. Gunakan panty liner

disaat perlu saja. Jangan terlalu lama. Misalkan saat bepergian ke luar

rumah dan lepaskan sekembalinya di rumah (Marmi, 2015).

2.2.7 Pengobatan Keputihan

a. Pengobatan modern

Pengobatan atau penatalaksanaan leukorea atau keputihan

tergantung dari penyebab infeksi seperti jamur, bakteri atau parasit.

Obat-obatan yang digunakan dalam mengatasi keputihan biasanya

berasal dari golongan flukonazol untuk mengatasi infeksi candida dan

golongan metronidazol untuk mengatasi infeksi bakteri dan parasite

(Misni, 2015).

b. Pengobatan Tradisional

1) Kunyit

Kunyit dipercaya bisa mengobati berbagai penyakit, salah

satunya keputihan. Kunyit mempunyai pengaruh yang nyata

terhadap zona hambat jamur Candida Albicans. Kunyit mengandung


19

kurkumin, desmetoksikurkumin, bidesmetoksikurkum inoleoresin

dan minyak atsiri dimana dalam minyak atsiri terdapat fenol alami

yang mempunyai daya antiseptik yang sangat kuat dalam mematikan

jamur Candida Albicans sebagai penyebab keputihan tersering

(Pulungan, 2017).

2) Daun Sirih

Pada pengobatan tradisional india, daun sirih dikenal sebagai

zat aromatic yang mengahangtkan, bersifat antiseptic. Daun sirih

mengandung minyak atsiri dimana komponen utamanya terdiri atas

fenol dan senyawa turunannya seperti kavikol, cavibetol, carvacrol,

eugenol dan allipyrocatechol. Selain minyak atsiri, daun sirih juga

mengandung karoten, tiamin, riboflavin, asam nikotinat, vitamin C,

tannin, gula, pati dan asam amino (Zahid, 2015).

2.2.8 Pengertian Vulva Hygiene

Vulva hygiene adalah perilaku memelihara alat kelamin bagian luar

(vulva) guna mempertahankan kebersihan dan kesehatan alat kelamin,

serta untuk mencegah terjadinya infeksi. Perilaku tersebut seperti

melakukan cebok dari arah vagina ke arah anus menggunakan air bersih,

tanpa memakai antiseptik, mengeringkannya dengan handuk kering atau

tisu kering, mencuci tangan sebelum membersihkan daerah kewanitaan

(Darma, 2019). Menurut Mumpuni (2020) menyatakan bahwa organ

reproduksi perempuan memang membutuhkan perhatian khusus.

Bentuknya yang terbuka, memudahkan masuknya kuman melalui mulut


20

vagina. Tubuh dan organ intim yang sehat dapat pula memicu kepercayaan

diri seseorang.

Manfaat vulva hygiene Menurut Andira (2018), perawatan vagina

mempunyai beberapa manfaat diantaranya :

a. Menjadikan vagina tetap dalam keadaan bersih dan nyaman.

b. Dapat mencegah munculnya keputihan, gatal-gatal, dan bau tak sedap.

c. Dapat menjaga pH vagina dalam kondisi normal (3,5 – 4,5).

2.3 Konsep Remaja

2.3.1 Pengertian Remaja

Remaja atau asolescene berasal dari bahasa latin “adolescere” yang

berarti “tumbuh” atau “tumbuh menjadi dewasa”, mempunyai arti yang

cukup luas mencakup kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik.

(Proverawati, 2016). Remaja yang dalam bahasa aslinya disebut

adolescence, berasal dari bahasa latin adolescere yang artinya tumbuh

kembang untuk mencapai kematangan. Fase remaja merupakan segmen

perkembangan individu yang sangat penting, yang diawali dengan

matangnya organ-organ fisik (seksual) sehingga mampu bereproduksi

(Yusuf, 2017).

Remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju

masa dewasa, di mana pada masa itu terjadi pertumbuhan yang pesat

termasuk fungsi reproduksi sehingga memengaruhi terjadinya perubahan-

perubahan perkembangan, baik fisik, psikologis, maupun peran sosial (Ayu,

2019).
21

2.3.2 Karakteristik Remaja

Menurut (Ayu, 2019), karakteristik remaja berdasarkan umur adalah

a. Masa remaja awal (10-12 tahun) Masa remaja awal karateristiknya lebih

dekat dengan teman sebaya, ingin bebas, lebih banyak memperhatikan

keadaan tubuhnya, mulai berpikir abstrak.

b. Masa remaja pertengahan (13-15 tahun) Masa remaja pertengahan

karateristiknya adalah mencari identitas diri, timbul keinginan untuk

berkencan, mempunyai rasa cinta yang mendalam, mengembangkan

kemampuan berpikir abstrak dan berkhayal tentang aktivitas seks.

c. Remaja akhir (17-21 tahun) Remaja akhir karateristiknya adalah

pengungkapan kebebasan diri, lebih selektif dalam mencari teman

sebaya, mempunyai citra tubuh (body image) terhadap dirinya sendiri

dan dapat mewujudkan rasa cinta.

2.3.3 Perubahan Fisik dan Kejiwaan pada Remaja

Tanda-tanda seks primer merupakan tanda yang berhubungan

langsung dengan organ seks yang terdiri atas terjadinya menstruasi pada

remaja putri. Tanda-tanda seks sekunder ditandai dengan pinggul melebar,

32 pertumbuhan rahim dan vagina, payudara membesar, tumbuhnya rambut

di ketiak dan sekitar kemaluan (pubis) (Ramadhani, 2019). Perubahan

proses kejiwaan terdiri dari perubahan emosi yang ditandai dengan sensitif

(mudah menangis, cemas, frustasi dan tertawa), agresif dan mudah bereaksi

terhadap rangsangan luar yang berpengaruh.


22

2.3.4 Kesehatan Reproduksi Remaja

Kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan sehat mental, fisik dan

kesejahteraan sosial secara utuh pada semua hal yang berhubungan dengan

system dan fungsi serta proses dan bukan kondisi yang bebas dari penyakit

dan kecacatan (Marmi, 2015)

2.3.5 Hak-hak Reproduksi Remaja

Hak-hak reproduksi yang harus dipenuhi remaja adalah mendapat

informasi dan pendidikan kesehatan reproduksi, pelayanan dan kesehatan

reproduksi, kebebasan dalam pelayanan kesehatan reproduksi, bebas dari

penganiayaan dan perlakuan buruk yang menyangkut kesehatan reproduksi,

mendapatkan manfaat dari hasil kemajuan ilmu pengetahuan di bidang

kesehatan reproduksi dan kebebasan dari segala bentuk diskriminasi dalam

kesehatan reproduksi (Ayu, 2019).

2.3.6 Tumbuh Kembang Remaja Putri

Remaja putri memiliki tumbuh kembang (Joseph, 2016), yaitu:

1) Pertumbuhan

Pertumbuhan adalah perubahan yang menyangkut segi kuantitatif

yang ditandai dengan peningkatan dalam ukuran fisik dan dapat diukur.

Fungsi patologis dipengaruhi oleh kondisi lingkungan dan gizi.

Pertumbuhan dipengaruhi oleh dua organ penting, yaitu: kelenjar

gondok, kelenjar anak ginjal, kelenjar organ reproduksi.


23

2) Perkembangan

Terdapat dua konsep perkembangan remaja yaitu nature dan

nurture. Konsep nature mengatakan bahwa masa remaja adalah masa

badai dan tekanan. Periode perkembangan ini individu banyak

mengalami gejolak dan tekanan karena perubahan yang terjadi dalam

dirinya. Sedangkan konsep nurture mengatakan tidak semua remaja

mengalami badai dan tekanan, hal tersebut tergantung pada pola asuhan

dan lingkungan dimana remaja itu tinggal.


24

2.4 Kerangka Teori

Pengetahuan (Knowledge)
Dampak Keputihan Remaja
1. Tahu (know)
2. Memahami 1. Vulvitis
(comprehension) 2. Vaginitis
3. Aplikasi (application) 3. Serviksitis
4. Analisis (analysis) 4. Penyakit radang 1) Baik : hasil
5. Sintesis panggul (Pelvic presentasi 76% -
6. Evaluasi Inflamatory Discase) 100%
2) Cukup : hasil
presentase 56% -
75 %
3) Kurang : hasil
presentase <56 %

Sumber; Agus (2015), Ayu (2019), Aulia (2019)

Anda mungkin juga menyukai

  • Surat Permohonan Untuk Menjadi
    Surat Permohonan Untuk Menjadi
    Dokumen1 halaman
    Surat Permohonan Untuk Menjadi
    Mita Frelly
    Belum ada peringkat
  • Manuskrip Ester
    Manuskrip Ester
    Dokumen8 halaman
    Manuskrip Ester
    Mita Frelly
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Dokumen2 halaman
    Daftar Pustaka
    Mita Frelly
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Dokumen6 halaman
    Bab Iii
    Mita Frelly
    Belum ada peringkat
  • MANUSKRIP
    MANUSKRIP
    Dokumen7 halaman
    MANUSKRIP
    Mita Frelly
    Belum ada peringkat
  • Bab Iv
    Bab Iv
    Dokumen8 halaman
    Bab Iv
    Mita Frelly
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Dokumen15 halaman
    Bab Iii
    Mita Frelly
    Belum ada peringkat
  • Lengkap Fiks
    Lengkap Fiks
    Dokumen62 halaman
    Lengkap Fiks
    Mita Frelly
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen6 halaman
    Bab I
    Mita Frelly
    Belum ada peringkat
  • Lampiran 1
    Lampiran 1
    Dokumen6 halaman
    Lampiran 1
    Mita Frelly
    Belum ada peringkat
  • BAB I Fix
    BAB I Fix
    Dokumen4 halaman
    BAB I Fix
    Mita Frelly
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen5 halaman
    Bab I
    Mita Frelly
    Belum ada peringkat
  • Sakri Punya
    Sakri Punya
    Dokumen4 halaman
    Sakri Punya
    Mita Frelly
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen5 halaman
    Bab I
    Mita Frelly
    Belum ada peringkat
  • Pengertian Sikap
    Pengertian Sikap
    Dokumen5 halaman
    Pengertian Sikap
    Mita Frelly
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Dokumen2 halaman
    Daftar Pustaka
    Mita Frelly
    Belum ada peringkat
  • Lampiran 1
    Lampiran 1
    Dokumen9 halaman
    Lampiran 1
    Mita Frelly
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Dokumen3 halaman
    Daftar Pustaka
    Mita Frelly
    Belum ada peringkat
  • Pengertian Perilaku
    Pengertian Perilaku
    Dokumen11 halaman
    Pengertian Perilaku
    Mita Frelly
    Belum ada peringkat
  • Laporan TB
    Laporan TB
    Dokumen19 halaman
    Laporan TB
    Mita Frelly
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Dokumen2 halaman
    Daftar Pustaka
    Mita Frelly
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Dokumen7 halaman
    Bab Iii
    Mita Frelly
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen26 halaman
    Bab Ii
    Mita Frelly
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Dokumen10 halaman
    Bab Iii
    Mita Frelly
    Belum ada peringkat
  • B Pengkajian
    B Pengkajian
    Dokumen7 halaman
    B Pengkajian
    Mita Frelly
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen19 halaman
    Bab Ii
    Mita Frelly
    Belum ada peringkat
  • BAB III Metodologi Penelitian
    BAB III Metodologi Penelitian
    Dokumen9 halaman
    BAB III Metodologi Penelitian
    Mita Frelly
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen8 halaman
    Bab I
    Mita Frelly
    Belum ada peringkat
  • Lampiran
    Lampiran
    Dokumen5 halaman
    Lampiran
    Mita Frelly
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen6 halaman
    Bab I
    Mita Frelly
    Belum ada peringkat