Anda di halaman 1dari 27

Metode Eksperimental dalam Struktur TSI-517

I. PENDAHULUAN

Teknik Sipil
Universitas Andalas Dr. Ruddy Kurniawan
Metode Penelitian di Bidang Struktur

 Studi Eksperimental
 Studi Numerik

 Studi Analitis
Studi Eksperimental
 Melakukan pengujian di laboratorium terhadap
suatu benda uji
 Karena keterbatasan kapasitas alat lab, benda uji
dapat dibuat dengan skala kecil dari model
prototipe yang akan diuji
 Output: hasil pengukuran dititik titik tertentu:
 Beban  loading equipment
 Perpindahan  LVDT

 Regangan  strain gauge


Studi Eksperimental
6
5,0
5
4 3,5
3 2,75
2,0
2 1,50
1,0

Drift Ratio (%)


1 0,45 0,67
0,07 0,10 0,15 0,20 0,30
0
-1
-2
-3
-4
-5
-6
Step Pembebanan

Riwayat Pembebanan Siklis Benda Uji

Benda Uji Hubungan Pelat-Kolom

Hasil Pengujian Pola Retak Pelat Hasil Pengujian Beban Perpindahan (Drift)
Studi Numerik
 Menggunakan metode pendekatan, seperti Metode
Elemen Hingga.
 Biasanyan menggunakan software, karena
perhitungan yang sangat kompleks
 Hasilnya dianggap berupa pendekatan
 Output:
 Beban
 Perpindahan

 Distribusi tegangan

 Distribusi regangan
Studi Analitik
 Menggunakan metode matematis yang lebih eksak
 Biasanya membuat sendiri softwarenya dengan
suatu Bahasa pemograman
 Hasilnya dianggap lebih eksak
 Output:
 Beban
 Perpindahan

 Tegangan

 Regangan
Mengapa diperlukan Pengujian Struktur ?

 Suatu usulan model atau metoda desain struktur /


komponen struktur selalu didasarkan atas pengetahuan
tentang perilaku struktur atau komponen struktur tsb.

Pengetahuan terhadap perilaku material, struktur secara parsial


(komponen struktur) dan struktur secara keseluruhan

Penyusunan model analitis atau formulasi desain


Mengapa diperlukan Pengujian Struktur ?

 Pengetahuan tentang perilaku struktur dapat diperoleh dari hasil


pengujian struktur / komponen struktur secara eksperimental di
laboratorium dan atau dengan analisis numerik dengan menggunakan
atau membuat software tertentu .

Pengujian material, komponen struktur dan struktur

Pengetahuan terhadap perilaku material, struktur secara parsial


(komponen struktur) dan struktur secara keseluruhan

Penyusunan model analitis atau formulasi desain


Mengapa diperlukan Pengujian Struktur ?

 Pengetahuan tentang perilaku struktur dapat diperoleh dari hasil


pengujian struktur / komponen struktur secara eksperimental di
laboratorium dan atau dengan analisis numerik dengan menggunakan
atau membuat software tertentu .

Pengujian material, komponen struktur dan struktur

Pengetahuan terhadap perilaku material, struktur secara parsial


(komponen struktur) dan struktur secara keseluruhan

Penyusunan model analitis atau formulasi desain


Mengapa diperlukan Pengujian Struktur ?

 Setelah teruji secara ilmiah, model analitis atau formulasi desain tsb
diadopsi ke dalam bentuk code (peraturan)

Pengujian material, komponen struktur dan struktur

Pengetahuan terhadap perilaku material, struktur secara parsial


(komponen struktur) dan struktur secara keseluruhan

Penyusunan model analitis atau formulasi desain

Code (peraturan)
Tujuan Pengujian Struktur
Contoh Pengujian Struktur dgn Tujuan untuk
mengembangkan metoda/model analitis yg baru
Contoh Pengujian Struktur dgn Tujuan:
Memahami perilaku dasar bentuk-bentuk struktur yg kompleks
Contoh Pengujian Struktur dgn Tujuan:
Memahami perilaku dasar bentuk-bentuk struktur yg kompleks
Contoh Pengujian Struktur dgn Tujuan:
Memahami perilaku dasar material baru
Contoh Pengujian Struktur dgn Tujuan:
Memahami perilaku dasar material baru
Contoh Pengujian Struktur dgn Tujuan
untuk memverifikasi sistem struktur yg baru
Contoh Pengujian Struktur dgn Tujuan
untuk memverifikasi sistem struktur yg baru
Contoh Pengujian Struktur dgn Tujuan:
Memahami perilaku dasar material baru
Tugas I
Buat resume suatu paper dari jurnal yang bereputasi.
Paper yang dipilih sebaiknya sesuai dengan rencana
thesis anda nanti. Resume tersebut meliputi deskripsi
singkat tentang:
• Latar Belakang
• Tujuan Pengujian
• Variabel Pengujian
• Metodologi Pengujian
• Hasil Pengujian
• Review Hasil Pengujian

Resume + Jurnal dikirim ke email:


ruddysipil@gmail.com
CONTOH
Latar Belakang (Motivasi melakukan pengujian)
Robertson dan Johnson (2006) melakukan studi pada flat slab yang mempunyai
tulangan lentur tidak menerus di daerah pertemuan pelat-kolom dan tanpa
tulangan geser. Disain flat slab seperti ini merupakan tipikal disain flat slab
sebelum tahun 1970-an yang bangunannya masih banyak digunakan sampai
sekarang.
Tujuan Pengujian
Untuk menentukan pengaruh beban gravitasi terhadap perilaku seismic
hubungan pelat-kolom eksterior.

Variabel Pengujian

Terdapat 6 spesimen yang diuji dengan memvariasikan rasio tulangan lentur.


Salah satu benda uji menggunakan tulangan lentur bawah yang dibengkokkan ke
bagian atas di daerah kritis geser pelat. Mutu beton berkisar antara 18,8 – 39,2
MPa.
Metodologi Pengujian

Benda uji diberi beban lateral siklik dan beban gravitasi yang ditingkatkan secara
bertahap. Hasil pengujian dikomparasi dengan rekapitulasi pengujian terdahulu
dari beberapa literatur.

Hasil Pengujian
Robertson dan Johnson (2006) mengusulkan batasan rasio simpangan antar
lantai (drift ratio) yang diizinkan pada hubungan pelat-kolom sebelum terjadi
keruntuhan punching shear akibat beban gravitasi dan unbalanced moment
(gambar dibawah).
Hasil Pengujian

Kurva trilinier yang diusulkan merupakan batas bawah dari hampir


semua hasil pengujian yang dievaluasi, yaitu:

dimana Gravity Shear Ratio (GSR) adalah rasio antara beban


gravitasi dengan kapasitas geser beton (Vg/Vc) berdasarkan ACI
31805 yang identik dengan ACI 318 – 11 pasal 21.13.6 atau ACI
318-14 pasal 18.14.5.1.
Hasil Pengujian
Kesimpulan dari studi ini adalah:
 Peningkatan beban gravitasi akan menurunkan secara signifikan
kapasitas punching shear pelat saat diberi beban siklik lateral.
 Diskontinuitas tulangan lentur di daerah hubungan pelat kolom tidak
menurunkan kapasitas punching shear pelat, tapi dapat menyebabkan
keruntuhan total secara progresif setelah keruntuhan punching shear
terjadi.
 Peningkatan jumlah tulangan lentur dapat memperbesar kapasitas
beban lateral pelat, namun juga akan meningkatkan transfer gaya
geser eksentrik sehingga mengakibatkan keruntuhan punching shear
yang lebih awal.
 Pembengkokkan tulangan bawah ke atas di daerah hubungan pelat
kolom dapat mencegah keruntuhan total setelah keruntuhan punching
shear terjadi.
Review Hasil Pengujian
Studi Robertson dan Johnson (2006) masih terbatas pada beton mutu
normal. Semua benda uji masih mengalami keruntuhan secara
progresif dengan energi disipasi yang rendah. Peningkatan mutu beton
akan menurunkan gravity shear ratio, sehingga pelat dengan mutu
beton lebih tinggi akan memberikan drift ratio yang lebih besar untuk
beban gravitasi yang sama. Oleh karena itu, perlu kajian lanjutan
mengenai batas rasio simpangan yang diizinkan untuk hubungan pelat
kolom yang menggunakan material beton mutu tinggi dengan daktilitas
yang besar seperti beton RPC.

Anda mungkin juga menyukai