Bab Ii
Bab Ii
id
BAB II
KERANGKA PIKIR
A. Kajian Pustaka
peneliti, terdapat beberapa penelitian terdahulu yang sejenis dengan penelitian ini,
tetapi yang peneliti gunakan sebagai kajian pustaka hanya yang paling relevan.
dilakukan oleh Nur & Syah (2017) yang mengkaji bentuk tuturan direktif dan
strategi kesantunan dalam acara “Satu Jam Lebih Dekat” di tvOne. Tuturan yang
dikaji adalah tuturan pembawa acara, narasumber, dan mistery guest pada rentang
bulan Januari−Mei 2016. Hasil dari penelitian tersebut adalah ditemukannya enam
subtindak tutur direktif dan empat strategi kesantunan yang terdiri dari strategi
Hasil lain dari penelitian Nur & Syah (2017) adalah strategi kesantunan dan
tindak tutur direktif yang digunakan dalam talk show “Satu Jam Lebih Dekat”
mendukung keefektifan komunikasi talk show dari segi afektif, kognitif, dan
konteks berupa jenis kelamin dari peserta tutur tidak disinggung lebih mendalam.
Hal tersebut disebabkan konteks tuturan yang dikaji Nur & Syah (2017) diambil
secara bebas dan hanya berfokus pada rentang unggah Januari−Mei 2016.
14
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
15
tuturan direktif dan strategi kesantunan dalam acara “Debat Final Pemilihan
Presiden” yang terdapat di YouTube. Tuturan yang dikaji adalah tuturan moderator.
tujuh bentuk tuturan direktif moderator dalam debat, yaitu 45 tindak tutur direktif
30 tindak tutur direktif melarang, 1 tindak tutur direktif bertanya, 40 tindak tutur
berupa jenis kelamin dari peserta tutur juga tidak disinggung. Konteks tuturan yang
dikaji pada penelitian tersebut dipilih secara bebas, tanpa pertimbangan jenis
kelamin moderator.
mengkaji bentuk tuturan direktif dan strategi kesantunan dalam acara “Obrolan
Sehat Mental” yang disiarkan kanal YouTube Adjie Santosoputro. Tuturan yang
dikaji adalah tuturan pembawa acara dan narasumber rentang Juni−Desember 2020.
Acara debat tersebut bersuasana santai. Hasil penelitian tersebut adalah delapan
jenis tindak tutur direktif, meliputi tindak tutur meminta; tindak tutur menyarankan;
tindak tutur bertanya; tindak tutur mengajak; tindak tutur melarang; tindak tutur
16
diketahui bahwa permasalahan aspek konteks berupa jenis kelamin dari peserta
tutur juga tidak disinggung secara lebih mendalam. Hal tersebut disebabkan konteks
tuturan yang dikaji Maulitania (2021) diambil secara bebas dan hanya berfokus
Tuturan yang dikaji ialah tuturan meminta mahasiswa dari suku Jawa, Sumba,
Flores, Dayak, dan Madura. Tuturan meminta yang dikaji dimisalkan apabila
bertemu dengan orang yang dihormati namun akrab, orang yang dihormati namun
tidak akrab, dan teman sebaya yang akrab. Penuturan tuturan meminta yang
penggunaan bentuk berpagar yang dipakai, dan penyesuaian dengan tingkat tutur
bertutur. Pada aspek cara bertutur langsung dan tidak langsung, di tiga ranah
begitu pula dalam aspek honorifik. Penggunaan bentuk berpagar lebih banyak
digunakan dalam ranah kampus, yakni saat bertemu orang yang dihormati namun
tidak akrab. Sementara itu, dalam aspek tingkat tutur, hanya mahasiswa Jawa dan
17
permasalahan aspek konteks berupa jenis kelamin dari peserta tutur juga tidak
disinggung secara lebih mendalam. Hal tersebut disebabkan konteks tuturan yang
dikaji Hadiwijaya et al. (2021), yakni tuturan seratus mahasiswa berbeda suku
kelamin.
strategi kesantunan yang dikaitkan dengan situasi pandemi juga sudah pernah
penelitian ini. Perbedaan terletak baik dari segi objek, teori, maupun konteks.
Penelitian pertama dilakukan oleh Safitri et al. (2021) yang mengkaji bentuk
maksim kesantunan dan tindak ilokusi pada media sosial Twitter Anies Baswedan
di masa pandemi Covid-19. Data pada penelitian tersebut berupa tulisan. Simpulan
tindak tutur yaitu, 4 tuturan dengan tindak tutur representatif, 23 tuturan dengan
tindak tutur direktif, 11 tuturan dengan tindak tutur ekspresif, 9 tuturan dengan
status sosial, 1 skala kesantunan tindak tutur, 16 skala kesantunan untung dan rugi,
bahwa objek penelitian Safitri et al. (2021) adalah maksim kesantunan dalam tindak
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
18
tutur ilokusi dengan teori Searle dan teori kesantunan Leech. Konteks jenis kelamin
Penelitian kedua dilakukan oleh Herliana & Tazkiyah (2021) yang mengkaji
bentuk tindak tutur ilokusi dan strategi kesantunan pada akun media sosial Ridwan
Kamil di Twitter dan Instagram yang berisi sosialisasi vaksin Covid-19. Data pada
penelitian tersebut berbentuk tulisan. Hasil penelitian Herliana & Tazkiyah adalah
ditemukannya 155 data yang memenuhi enam maksim prinsip kesantunan yaitu
kerendahan hati, maksim persetujuan dan maksim kesimpatian. Selain itu, hasil
direktif, fungsi komisif, fungsi ekspresif dan fungsi deklaratif. Objek penelitian
tersebut adalah kesantunan dan tindak tutur ilokusi. Teori yang dipakai dalam
ini adalah tindak tutur direktif dan strategi kesantunan. Fokus tuturan yang dikaji
dalam penelitian ini adalah tuturan pembawa acara dan narasumber dengan profesi
berbeda dan berjenis kelamin perempuan. Data diperoleh dari acara Live Corona
Update kanal YouTube Kumparan. Teori yang dipakai dalam penelitian ini adalah
teori tindak tutur direktif Searle dan strategi kesantunan Brown & Levinson.
dan penelitian sebelumnya yang sudah dipaparkan. Oleh karena itu, tindak tutur
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
19
direktif dan strategi kesantunan dalam acara Live Corona Update kanal YouTube
B. Landasan Teori
1. Pragmatik
atas konteks pada saat tuturan dibuat, sedangkan semantik mengkaji makna
studi pragmatik berhubungan dengan analisis antara apa yang dimaksud orang
dan tuturan-tuturannya, daripada dengan makna terpisah dari kata atau frasa
yang digunakan dalam tuturan itu sendiri. Kedua, pragmatics is the study of
pragmatics is the study of how more gets communicated than is said, bermaksud
cukup dengan kata singkat, tetapi maksud dan makna yang dimaksudkan penutur
dapat tersampaikan secara utuh kepada petutur. Terakhir, pragmatics is the study
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
20
konteks. Konteks menjadi pokok penentu terkait ujaran yang dituturkan dapat
Hymes dalam teorinya yang disebut “Model of Speaking”. Berikut 8 aspek yang
b. Participants
Participants ialah seluruh pihak yang terlibat dalam sebuah peristiwa tutur.
c. Ends
Ends ialah tujuan atau maksud yang ingin dicapai dalam sebuah peristiwa tutur.
d. Acts
Acts ialah bentuk tuturan yang berkaitan dengan kata-kata yang digunakan,
pembicaraan.
e. Key
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
21
Key ialah ekspresi penutur dan petutur saat peristiwa tutur terjadi.
f. Instrumentality
Instrumentality ialah gaya bahasa yang dipakai saat bertutur. Baik gaya bahasa
g. Norms
Norms ialah norma atau aturan yang dipakai saat bertutur. Aturan-aturan ini
membatasi apa yang harus dituturkan dan apa yang tidak perlu dituturkan serta
h. Genres
2. Situasi Ujar
satu acuan yang dipakai untuk membedakan kedua fenomena tersebut adalah
situasi ujar (Leech, 2011:19-20). Situasi ujar yang dipaparkan Leech terbagi
juga petutur, yaitu orang yang disapa atau menjadi sasaran tuturan.
Penggunaan kedua istilah tersebut tidak terbatas pada bahasa lisan saja.
22
istilah tujuan karena istilah tersebut dinilai lebih netral dibanding istilah
maksud. Istilah tujuan dianggap tidak membebani pemakai dan lebih umum
d. Tindak ujar
Tata bahasa berkaitan dengan unsur yang statis dan abstrak, misalnya,
berhubungan dengan tindak verbal yang muncul dalam situasi dan kondisi
bahasa dalam tingkatan yang lebih konkret dibanding tata bahasa itu sendiri.
berupa tanda atau sebuah kalimat. Namun, suatu tuturan bukan berarti sebuah
3. Rating Power
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
23
dengan seorang rektor tidak akan memakai bahasa bertipe sama. Sang karyawan
apabila bertutur dengan seorang rektor pasti menggunakan tutur kata sopan dan
menghormati sang rektor. Kondisi seperti itulah yang disebut rating power saat
bertutur.
kedudukan tapi memakai bahasa yang bertipe sama ketika bertemu. Contohnya,
karyawan dan rektor di suatu kampus yang bertutur dengan gaya bahasa non
formal. Hal tersebut dapat terjadi apabila keduanya sudah kenal atau berteman
akrab maka konsep rating power tidak akan muncul karena sudah tidak ada
24
4. Tindak Tutur
Konsep tindak tutur bermula dari pandangan seorang filsuf Inggris, yaitu
melakukan sesuatu atau terdapat sebuah tindakan dibalik apa yang dituturkan.
Teori tindak tutur Austin diawali oleh adanya tuturan konstatif dan
atau keliru (Austin, 1962:1–5). Sementara itu, tuturan performatif adalah tuturan
yang apabila diujarkan oleh seseorang maka secara tidak langsung, orang
tersebut juga dinilai telah melakukan suatu tindakan. Tuturan performatif terbagi
menjadi tiga macam, yaitu ilokusi, lokusi, dan perlokusi (Austin, 1962:108).
tuturan yang ditujukan untuk tindakan atau maksud tertentu. Terakhir, tindak
lima macam: asertif, direktif, komisif, ekspresif, dan deklarasi. Asertif adalah
bentuk tuturan yang berisi kebenaran apa adanya dari konten. Penutur tindak
25
penuturnya untuk melakukan suatu tindakan di masa depan sesuai dengan apa
ungkapan sikap dan perasaan yang dinilaikan penuturnya. Contoh tindak tutur
ucapan duka cita (condole), dan penyesalan (lament). Terakhir, deklarasi adalah
suatu hal yang baru. Tindak tutur deklarasi hanya dapat dituturkan oleh
tindak tutur langsung dan tindak tutur tidak langsung. Tindak tutur dapat
Sebaliknya, tindak tutur tidak langsung terjadi apabila tidak ada relasi antara
26
kata kerja bahasa Inggris menjadi 26 macam : (1) direct ‘mengarahkan’; (2)
request ‘meminta’; (3) ask ‘meminta/bertanya’; (4) urge ‘mendesak’ ; (5) tell
sangat’; (22) beseech ‘memohon’; (23) implore ‘memohon dengan sangat’; (24)
pray ‘berdoa’; (25) dare ‘menantang’; dan (26) invite ‘mengajak’. Pendefinisian
a. Mengarahkan (direct)
adalah tindak tutur yang bertujuan untuk memberi arahan. Pada tindak tutur
ini, pendengar memiliki opsi untuk menolak atau menerima apa yang
diarahkan oleh penutur. Berikut contoh tuturan yang tergolong tindak tutur
mengarahkan.
27
b. Meminta (request)
c. Bertanya (ask)
tindak tutur bertanya tidak hanya sekadar bertanya, namun juga memiliki
iya atau tidak yang bermaksud meminta petutur untuk mengafirmasi atau
28
d. Mendesak (urge)
situasi sedang terdesak. Tindak tutur ini cenderung lebih kuat daripada
tindak tutur meminta, tidak di atas tindak tutur memerintahkan, tetapi juga
tidak selemah tindak tutur memohon. Berikut contoh tuturan yang tergolong
e. Mengatakan (tell)
Vanderveken (1985) adalah tindak tutur yang tergolong asertif dan direktif.
29
f. Mengharuskan/menuntut (require/demand)
kekuatan lebih besar dari meminta. Berikut contoh tuturan yang tergolong
Vanderveken (1985) adalah tindak tutur yang diujarkan oleh penutur yang
30
memiliki hireraki lebih tinggi dari tindak tutur mengatakan ‘tell’. Tindak
Memerintah
Menyuruh
h. Melarang (forbid/prohibit)
(1985) adalah tindak tutur yang berisi larangan agar petutur tidak melakukan
sesuatu. Pembeda antara forbid dan prohibit terletak pada sifat larangannya.
31
tindak tutur melarang yang bersifat formal. Formal yang dimaksud adalah
larangan yang dibuat oleh badan resmi sehingga tuturan yang diujarkan
j. Mengizinkan (permit)
32
k. Menyarankan (suggest/insist)
daya ilokusi berbeda. Tindak tutur insist memiliki daya kekuatan lebih
tinggi dibanding suggest. Berikut contoh tuturan yang tergolong tindak tutur
menyarankan.
33
nasihat dan memiliki implikasi hal positif apabila dilakukan. Berikut contoh
Memperingatkan
(14) Konteks :Tuturan terjadi antara seorang ibu dan anak di dalam
kamar mandi. Setelah selesai menggosok gigi, sang ibu
melihat anak perempuannya yang masih SD tidak menggosok
gigi melainkan hanya buang air kecil dan mencuci kaki. Ibu
tidak suka kebiasaan tersebut, lalu si Ibu memperingatkan sang
anak untuk tidak lupa menggosok gigi.
Menasihati
m. Merekomendasikan (recommend)
rekomendasi sesuatu yang baik kepada petutur. Berikut contoh tuturan yang
34
n. Mengemis (beg)
adalah tindak tutur yang diujarkan oleh penutur dengan meminta secara
rendah hati dan dengan kemauan yang kuat. Biasanya tindak tutur ini
(17) Konteks :Tuturan terjadi antara Ibu Ana dan Ibu Rosa, mereka
bertetangga. Ibu Rosa terkenal sebagai salah seorang
pengusaha kaya di kampung X. Pada suatu ketika, anak Ibu
Ana tertabrak mobil di jalan dan harus segera dioperasi. Ibu
Ana kebingungan, ia beusaha meminjam pada Ibu Rosa tapi
tidak kunjung diberi. Kemudian, Ibu Ana bersujud dan
menangis di depan Ibu Rosa sambil mengemis-ngemis agar
diberi bantuan oleh Ibu Rosa.
o. Memohon (beg/supplicate/entreat/implore/beseech)
memohon ialah tindak tutur yang diujarkan oleh penutur dengan penuh
kesopanan atau kerendahan hati dalam hal meminta sesuatu kepada petutur.
Tindak tutur ini terbagi ke dalam beg, supplicate, entreat, implore, dan
beseech. Ketiga kata kerja tersebut sama-sama memiliki arti memohon. Beg
35
dengan keinginan kuat dan sangat sopan. Berikut contoh tuturan yang
p. Berdoa (pray)
tindak tutur memohon yang ditujukan kepada Tuhan atau entitas lain yang
bersifat sakral. Berikut contoh tuturan yang tergolong tindak tutur berdoa.
tindak tutur direktif. Kedua tindak tutur tersebut digolongkan direktif karena
36
dan mengajak.
Menantang
Mengajak
Strategi Brown & Levinson berawal dari konsep muka yang dipaparkan
oleh Goffman tahun 1967 dan dari istilah di masyarakat Inggris. Konsep muka
Brown & Levinson (1988:62) terbagi menjadi dua yaitu muka positif dan muka
negatif. Muka negatif berkaitan dengan keinginan seseorang agar tidak dihalangi
pada saat bertindak, sedangkan muka positif berkaitan dengan keinginan agar
Pada saat melakukan tindak tutur, baik muka petutur maupun penutur
37
Threatening Act (FTA) atau dalam bahasa Indonesia dapat disebut tindak
menasihati.
pujian, ekspresi negatif pada petutur seperti marah, benci, atau cemburu.
suasana, dan secara jelas menunjukkan sikap tidak ingin bekerja sama.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
38
& Levinson. Kelima strategi dibuat dengan tujuan untuk mengurangi tingkat
lugas, dituturkan secara terus terang, dan strategi yang lebih mementingkan
berikut.
39
Pemuda: “Sembunyi!”
seorang teman yang memiliki hubungan baik, dan sebagai seseorang yang
needs, goods))
yang terjadi pada diri petutur, sesuatu hal yang dimilikinya, atau segala
sebagai berikut
40
strategi melebih-lebihkan.
interest to H)
41
identity markers.)
Oleh karena itu, penutur membuat topik yang mungkin disetujui oleh
42
sikap bahwa penutur tidak setuju akan sesuatu. Cara yang ditempuh
43
berkelakar.
44
dan kerja sama baik antara penutur dan petutur. Berikut contoh tuturan
sama melalui menawarkan atau berjanji terhadap petutur akan suatu hal
45
ini.
12) Strategi melibatkan penutur dan petutur dalam suatu kegiatan (include
petutur dalam segala kegiatan agar terjadi suatu kesatuan antara penutur
kita pada saat tuturan diujarkan. Berikut contoh tuturan yang memuat
strategi ini.
13) Strategi memberi atau meminta alasan (give or ask for reasons)
46
14) Strategi 14: menyatakan pertukaran atau hal yang bersifat timbal balik
(assume/assert reciprocity)
kooperasi alias kerja sama. Kerja sama yang terjalin di antara penutur
cooperation)
47
indirect)
yang konteksnya jelas dan tidak ambigu. Berikut contoh tuturan yang
strategi ini.
48
petutur terkait suatu hal yang diminta oleh penutur. Berikut contoh
49
ini.
penutur, petutur, aku, dan pengunaan kata kamu agar tidak mengancam
50
8) Strategi menyatakan FTA sebagai hal yang umum (state the FTA as a
general rule)
ini.
51
ini dibuat agar petutur menafsirkan sendiri tuturan yang telah diujarkan
oleh penutur, karena penutur tidak ingin mengambil risiko atas TPM
52
53
strategi ini.
di balik apa yang telah dituturkan. Berikut contoh tuturan yang memuat
strategi ini.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
54
55
menuturkan ujaran yang bersifat tidak jelas maksud dan untuk siapa
ini.
56
menuturkan sesuatu hal yang bersifat umum atau suatu aturan yang
strategi ini.
57
ancaman muka petutur sangat tinggi. Strategi ini dilakukan dengan diam
kesantunan. Ketiga variabel itu ialah faktor jarak sosial, faktor kekuasaan,
dan faktor tingkat tutur dalam suatu budaya (1988:74). Faktor jarak sosial
antara penutur dan petutur atau the sosial distance between speaker and
antara penutur dan petutur atau the relative power between speaker and
particular culture. Variabel ini berkaitan dengan tindak tutur pada budaya
dan situasi tertentu yang dinilai tidak terlalu mengancam muka (1988:77).
58
yang memiliki jarak kedekatan yang erat atau sudah akrab tuturan yang
sama sekali.
C. Kerangka Pikir
Kerangka pikir adalah uraian cara kerja yang mengonstruksikan pola dan
proses analisis masalah dalam penelitian ini. Penelitian ini berporos pada fenomena
tindak tutur direktif dan strategi kesantunan seputar pandemi obrolan Live Corona
Update kanal YouTube Kumparan. Data yang terdapat dalam penelitian ini
tindak tutur direktif dan strategi kesantunan seputar pandemi yang terdapat dalam
Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori tindak tutur direktif
Searle dan strategi kesantunan Brown & Levinson. Adapun data dalam penelitian
ini dikumpulkan dengan metode simak, lalu diikuti teknik simak bebas libat cakap
analisis kontekstual. Hasil analisis yang diperoleh berupa realisasi tindak tutur
direktif dan strategi kesantunan pada obrolan Live Corona Update kanal YouTube
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
59
Kumparan. Berikut adalah bagan kerangka pikir yang memuat pola rancangan
penelitian ini.
60